Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Happiness at Work

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki visi, misi, serta tujuannya masing-masing. Hal

  ini menjadi dasar bahwa setiap organisasi yang didirikan nantinya mempunyai harapan kelak akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup kegiatannya dan menginginkan terciptanya produktivitas yang tinggi di dalam pekerjaan. Namun pada masa krisis global seperti ini, banyak perusahaan mengalami kelesuan dalam menjalankan kehidupan berorganisasi terlebih karena perusahaan juga harus dihadapkan pada lingkungan bisnis yang terus berubah sehingga hal ini akan menjadi tantangan bagi perusahaan tersebut (Brahmasari & Siregar, 2009).

  Perusahaan yang selalu dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti ini disebabkan karena selalu terdapat perubahan selera dari para konsumen maupun kehadiran perusahaan lain yang dapat menjadi pesaing bagi perusahaan tersebut. Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem dalam perusahaan yang tidak lagi berupa sistem tertutup (closed-system) tetapi menjadikan perusahaan sebagai suatu sistem yang terbuka (opened system) yang harus dapat merespon dan mengakomodasi berbagai perubahan eksternal dengan cepat dan efisien (Brahmasari & Suprayetno, 2008).

  Oleh karena itu perlu adanya usaha dari dalam perusahaan untuk tetap mencapai berbagai tujuan organisasi dan mengembangkan diri serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan yang berdasarkan pada kekuatan modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia (Barney, 1991). Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah perusahaan harus mampu menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara bersama-sama (Brahmasari & Suprayetno, 2008).

  Gibson, Ivancevich, & Donnely (1997) mengemukakan bahwa kinerja organisasi bergantung pada kinerja individu, artinya perilaku anggota organisasi baik secara individu maupun kelompok memberikan kekuatan atas kinerja organisasi sebab motivasi individu akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

  Perilaku karyawan yang positif pada dasarnya akan memberikan kontribusi kinerja yang lebih baik kepada organisasi dan salah satu faktor pembentuk perilaku karyawan yang positif adalah karena ia memiliki emosi yang positif dan bahagia saat bekerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Boehm & Lyubormirsky (2008) ditemukan bahwa perasaan yang positif dapat membawa kesuksesan terhadap organisasi serta orang-orang yang bahagia akan merasa lebih puas terhadap pekerjaan mereka dan melaporkan memiliki otonomi yang lebih baik terhadap tugas mereka.

  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Fisher (2010) ditemukan juga bahwa individu merasa lebih bahagia ketika mereka percaya dapat memiliki performa kerja yang lebih baik daripada performa kerja mereka yang dianggap biasa. Karyawan yang merasa bahagia saat bekerja berhubungan dengan performa inti dan kontekstual, kepuasan pelanggan, rasa aman, kehadiran kerja yang tinggi, dan retensi. Terdapat juga hubungan yang kuat antara happiness at work dengan hasil kerja atau outcomes yang dihasilkan pekerja. Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang dikatakan Jones (2010) bahwa happiness at work secara kuat dan konstan berhubungan dengan produktivitas karyawan. Happiness at work tidak harus selalu berkaitan dengan senantiasa tersenyum, berpikir positif, atau mood positif yang permanen. Namun happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan meraih potensi mereka, yang dilakukan dengan menyadari tinggi rendahnya perasaan bahagia tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

  Happiness at work akan memberikan efek positif bagi organisasi antara

  lain dapat memiliki produktivitas yang lebih besar dan berperilaku selayaknya warga organisasi, dan lebih sedikit menarik diri dari pekerjaan (Lyubomirsky, King, & Diener, 2005). Estrada, Isen, & Young (1994) juga menyatakan bahwa karyawan yang bahagia juga memiliki outcome kerja yang luar biasa, mampu meningkatkan produktifitas perusahaan, dan memiliki kualitas kerja dan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan lain.

  Happiness at work tidak hanya terbentuk dari usaha karyawan semata

  namun adanya pengaruh dari organisasi sendiri seperti pemimpin, gaya komunikasi dalam organisasi, rekan kerja, maupun budaya organisasi dapat memberikan kontribusi dalam terciptanya rasa bahagia dalam diri karyawan (Jones, 2010). Budaya organisasi memiliki konsep yang sama dengan budaya perusahaan, dimana budaya perusahaan merupakan aplikasi dari budaya organisasi terhadap badan usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini sering dipergunakan untuk maksud yang sama secara bergantian (Ndraha, 2003).

  Membangun budaya perusahaan yang khas merupakan salah satu strategi menciptakan happiness at work pada diri karyawan yang perlu diperhatikan oleh para manajer, perusahaan harus mempromosikan budaya kerja yang kuat dimana pimpinan dan rekan kerja memiliku hubungan kerja yang kuat serta adanya budaya saling menghargai dan menghormati antar setiap bagian di perusahaan (Jones, 2010).

  Turner (1992) menyatakan bahwa suatu budaya merupakan perangkat yang sangat kuat yang akan mengarahkan perilaku para anggotanya, dimana suatu budaya organisasi yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota organisasi mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi.

  Sejalan dengan hal tersebut perilaku seluruh elemen individu di perusahaan yang kuat akan menunjang happiness at work pada karyawan.

  Teori “budaya kuat” menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat akan meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang, dengan teori ini diyakini bahwa kekuatan budaya organisasi berhubungan dengan kinerja perusahaan (Boejoeng, 1995). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Porter, Lawler, & Hackman (1975) bahwa budaya organisasi adalah seperangkat kebiasaan dan pola cara yang khas dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Kekuatan, kegunaan dan sifat organisasi, seperti nilai modal kepercayaan bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Budaya organisasi yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu setiap anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik (Turner, 1992).

  Budaya organisasi mengacu pada suatu sistem yang diselenggarakan oleh anggota-anggotanya yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi lain. Suatu organisasi yang memiliki sejarah telah mengembangkan semacam budaya, akan memiliki dampak yang penting dalam mencapai kesuksesan, dengan setiap upaya untuk mengubah atau memperbaiki organisasi menjadi lebih baik lagi (Porter, Lawler, & Hackman, 1975).

  Suatu budaya yang terdapat dalam perusahaan harus dapat berperan efektif bagi perusahaan sendiri dan seluruh elemen di dalam perusahaan. Hal ini dibutuhkan guna membuat perusahaan semakin solid dan mampu memelihara seluruh karyawan guna mengatasi segala perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis (Moeljono & Sudjatmiko, 2007). Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa karyawan akan merasa bahagia saat bekerja ketika adanya suatu budaya organisasi yang kuat dan efektif di dalam suatu perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar tujuan perusahaan dapat terwujud dan perusahaan dapat terus berkembang. Hal inilah yang akhirnya membuat peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara budaya organisasi dengan happiness at work .

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap happiness at work dan seberapa besar pengaruh budaya organisasi tersebut terhadap happiness at work yang dirasakan oleh para karyawan?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap happiness at work yang dirasakan karyawan dan seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap happiness at work yang dirasakan karyawan.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat:

  a. Menguji teori atau memberikan bukti empiris tentang budaya organisasi dan happiness at work pada diri karyawan dalam organisasi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya temuan di dalam ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai budaya organisasi dan happiness at work.

  c. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk dijadikan bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan budaya organisasi dan happiness at work.

  2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat:

  a. Pada pihak perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi pimpinan tentang gambaran budaya organisasi terhadap happiness at work yang dirasakan karyawan dan memberikan gambaran mengenai tingkat kuatnya budaya organisasi dalam perusahaan tersebut dan tingkat happiness at work yang dirasakan oleh karyawan selama bekerja di perusahaan tersebut.

  b. Pada penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan data empirik dari budaya organisasi dan happiness at work yang dirasakan karyawan sehingga penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Memuat landasan teori tentang budaya organisasi dan

  happiness at work .

  Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini dijelaskan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, jumlah sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan uji daya beda aitem, uji reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data penelitian.

  Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum dan karakteristik dari subjek penelitian serta cara analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa statistik dengan bantuan program SPSS versi 21.0 for windows. Selain itu, pada bab ini juga akan dibahas mengenai interpretasi data hasil penelitian beserta pembahasan.

  Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini kesimpulan dari hasil penelitian yang disusun berdasarkan analisa dan interpretasi data serta dilengkapi dengan saran-saran bagi perusahaan dan bagi peneliti lain berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.