DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

  

P E N E T A P A N

  Nomor 4/Pdt.P/2018/PA.Kras

  

مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

  Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan penetapan sebagai berikut dalam perkara dispensasi kawin yang diajukan oleh:

  

Pemohon, tempat tanggal lahir Karangasem, 17 Maret 1978, Pendidikan SMA,

  agama Islam, pekerjaan buruh, tempat kediaman di Untung surapati No.XX, Lingkungan

  XX, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagai ” Pemohon”;

  Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah mendengar keterangan Pemohon, anak Pemohon, calon isteri anak Pemohon dan orang tua dari calon isteri anak Pemohon serta saksi-saksi di persidangan;

  Telah memeriksa alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;

DUDUK PERKARA

  Bahwa, Pemohon dengan surat permohonannya Nomor 4/Pdt.P/2018/PA.Kras tertanggal 17 September 2018 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem tanggal 17 September 2018 telah mengajukan permohonan dispensasi kawin bagi anak Pemohon dengan alasan/dalil-dalil sebagai berikut:

  1. Bahwa Pemohon hendak menikahkan anak kandung hasil perkawinan Pemohon yang beridenitas: Nama : Anak Pemohon Tempat/ Tanggal Lahir : xxx, xx Juli 2000 Pendidikan : SMA Agama : Islam Pekerjaan : -

  Alamat : xxxx klaer, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;

  Dengan Nama : Calon Istri anak Pemohon Tempat/ Tanggal lahir :19 tahun Pendidikan : SMA Agama : Islam Pekerjaan : -

  Karangasem, Kabupaten Karangasem; Yang akan dilaksanakan dan dicatatkan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem;

  2. Bahwa syarat-syarat untuk melaksanakan pernikahan tersebut baik menurut ketentuan hukum Islam maupun perundng-undangan yang berlaku telah terpenuhi kecuali syarat usia bagi anak Pemohon belum mencapai umur 19 tahun;

  3. Bahwa pernikahan tersebut sangat mendesak untuk dilangsungkan karena keduanya telah bertunangan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan hubungan mereka telah sedemikian eratnya, sehingga Pemohon telah melakukan hubungan suami istri;

  4. Bahwa untuk kepentingan prosespernikahan Pemohon dan keluarga calon istri anak Pemohon telah mengurus adnnistrasi dan pendaftaran rencana pernikahan anak Pemohon dengan calon istrinya ke instansi-instansi terkait akan tetapi pihak kantor Urusan agama kecamatan bebandem belum dapat menyelenggarakan pencatatan pernikahan dengan alasan umur anak

  Pemohon tidak memnuhi syarat minimum umur diizinkan untuk menikah karena yang bersangkutan baru berumur 18 tahun ;

  5. Bahwa antara anak Pemohon dengan calon istrinya tersebut tidak ada laranagn untuk melakukan pernikahan;

  6. Bahwa anak Pemohon berstatus jejaka dan telah akil baliq serta sudah siap untuk menjadi suami atau kepala rumah tangga;

  7. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Karangasem segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Primer:

  1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

  2. Memberi izin (dispensasi) kepada anak Pemohon (Anak Pemohon) untuk melangsungkan pernikahan dengan seorang perempuan bernama calon

  3. Membebankan biaya perkara ini sesuai hukum; Subsider: Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon penetapan yang seadil-adilnya;

  Bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Pemohon telah dipanggil dan telah datang menghadap sendiri di persidangan; Bahwa, Majelis Hakim telah berusaha menasehati Pemohon agar menunda pernikahan anak Pemohon hingga mencapai batas umur yang ditentukan undang-undang, namun tidak berhasil;

  Bahwa, selanjutnya dalam sidang dibacakan surat permohonan Pemohon tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

  Bahwa, Majelis Hakim telah mendengar keterangan dari anak Pemohon sebagai berikut:

  • Bahwa dia bernama anak Pemohon lahir tanggal xx xxxx 2000;
  • Bahwa dia sudah tamat SMA dan sudah bekerja di kantor Jasa Keuangan yang bergerak dalam bidang investasi di Denpasar;

  • Bahwa dia memiliki gaji bulanan sekitar Rp. 2.300.000,- (dua juta tiga ratus ribu rupiah);
  • Bahwa dia dengan calon istriya telah berhubungan dalam 4 tahun terakhir dan tidak mau pisah;
  • Bahwa calon istrinya bernama calon istri anak Pemohon;
  • Bahwa orang tua calon istrinya menyetujui hubungan dia dengan calon istri anak Penohon Bahwa, Majelis Hakim telah mendengar keterangan dari calon isteri anak

  Pemohon sebagai berikut:

  • Bahwa dia bernama calon istri anak Pemohon;
  • Bahwa dia telah memeluk agama Islam sekitar 1 bulan yang lalu tanpa ada paksaan;
  • Bahwa dia sudah pernah berhubungan badan dengan anak Pemohon dan kini telah hamil 3 bulan;
  • Bahwa dia sudah dilamar oleh keluarga anak Pemohon dan diterima oleh

  Bahwa untuk memperkuat dali-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti, berupa: Bukti surat: − Fotokopi Kartu Keluarga No. xxxxxxxxxxxxx atas nama kepala keluarga

  Pemohon, yang bermeterai cukup, stempel pos dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya (P.1); − Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor xxx/UM/2000 atas nama anak pemohon yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan

  Sipil Kabupaten Karangasem tanggal xx September 2000 yang bermeterai cukup, dicap pos dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya (P.2);

  − Surat Penolakan Pernikahan Nomor xxx/Kua.18.05.01/Pw.01/09/2018 tanggal xx September 2018 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem yang bermeterai cukup, dicap pos (P.3);

  − Foto copy pernyataan memeluk agama Islam tertanggal 21 Agustus 2018 dikeluarkan MUI Kabupaten Karangasem yang bermeterai cukup, dicap pos dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya (P.4);

  − Foto copy Hasil pemeriksaan kehamilan (USG) tertanggal 31 Juli 2018 yang bermeterai cukup, dicap pos dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya (P.5);

  − Foto copy surat keterangan bekerja yang dikeluarkan oleh xxxxx, tertanggal

  1 Agustus 2018, yang bermeterai cukup, dicap pos dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya (P.6);

  Bukti saksi:

  1. Saksi I, Tanggal lahir 26 Oktober 1969, agama Islam, pekerjaan security di xxx Denpasar, tempat tinggal di jalan Untung Surapati xx (belakang Polsek), Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem ; Saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: − Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi adalah kakak kandung Pemohon; − Bahwa anak Pemohon yang bernama anak Pemohon ingin menikah dengan seorang perempuan yang bernama calon istri anak Pemohon; − Bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dan kini calon istri anak

  Pemohon telah hamil 3 bulan; − Bahwa anak Pemohon dan Pemohon serta saksi telah melamar calon istri anak Pemohon dan telah diterima; − Bahwa calon istri anak pemohon dahulu beragama Hindu namun sekitar sebulan yang allu telah masuk Islam (muallaf) − Bahwa anak Pemohon dan anak calon sitrinya tidak memiliki hubungan darah, hubungan susuan atau halangan perkawinan lainnya;

  2. Saksi II, tempat tanggal lahir, Banyuwangi, 31 Desember 1980, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SMP, tempat tinggal di Jalan Lingga xxx/xC, RT.004 RW. 002, Dusun Banyuwangi, Desa Banyusari, Kecamatan Buleleng, Kota Buleleng, saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: − Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi adalah ibu kandung

  Pemohon; − Bahwa anak Pemohon yang bernama anak Pemohon ingin menikah anak saksi yang bernama calon istri anak Pemohon; − Bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dan telah melakukan hubungan badan dan kini calon istri anak Pemohon telah hamil 3 bulan; − Bahwa anak Pemohon dan Pemohon telah melamar saksi dan telah diterima; − Bahwa anak saksi dahulu beragama Hindu namun sekitar sebulan yang lalu telah masuk Islam (muallaf); − Bahwa setahu saksi anak Pemohon dan anak saksi tidak memiliki hubungan darah, hubungan susuan atau halangan perkawinan lainnya; − Bahwa anak Pemohon telah bekerja di kantor inventasi dengan gaji sekitar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah);

  Bahwa atas keterangan saksi tersebut Pemohon tidak mengajukan pertanyaan apapun dan tidak membantahnya; Bahwa, selanjutnya Pemohon menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap pada surat permohonannya dan mohon perkaranya diputus;

  Bahwa, hal-hal selengkapnya termuat di dalam berita acara persidangan perkara ini dan untuk mempersingkat uraian penetapan maka ditunjuk berita acara tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan penetapan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

  Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana terurai di atas; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan ternyata Pemohon telah datang menghadap sendiri di persidangan; Menimbang, bahwa selama proses persidangan Majelis Hakim telah berusaha menasihati Pemohon agar menunda pernikahan anak Pemohon hingga mencapai batas umur yang ditentukan undang-undang, namun usaha tersebut tidak berhasil sampai penetapan ini dijatuhkan; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini permohonan (voluntair), maka mediasi tidak perlu dilaksanakan, sebagaimana diatur dalam buku II halaman 85 yang didasari oleh PERMA No. 1 tahun 2016;

  Menimbang, bahwa permohonan Pemohon pada pokoknya mendalilkan bahwa Pemohon memohon dispensasi kawin untuk anak kandung Pemohon bernama Dani Yoga Adrian yang belum berumur 19 tahun karena Pemohon mengetahui hubungan anak Pemohon dengan calon isterinya sudah sangat erat dan mengaku telah melakukan hubungan layaknya suami isteri dan sekarang calon isteri anak Pemohon dalam keadaan hamil kurang lebih 3 (tiga) bulan;

  Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat-alat bukti, baik bukti tertulis maupun saksi;

  Menimbang, bahwa alat bukti P.1 dan P.2 yang berupa fotokopi Akta telah bermeterai sebagaimana ditentukan Undang-Undang Bea Meterai dan telah dicocokkan ternyata sesuai dengan aslinya sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil, maka berdasarkan Pasal 285 RBg. Majelis Hakim dapat menerima sepenuhnya sebagai alat bukti yang sempurna dan mengikat oleh karenanya terbukti bahwa Pemohon adalah ayah kandung dari Dani Yoga Adrian yang lahir pada tanggal 25 Juli 2000;

  Menimbang, bahwa alat bukti P.3 yang berupa Surat Penolakan Pernikahan dan surat pemberitahuan adanya kekurangan persyaratan perkawinan merupakan akta otentik yang masing-masing telah bermeterai sebagaimana ditentukan Undang-Undang Bea Meterai sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil, maka berdasarkan Pasal 285 RBg.

  Majelis Hakim dapat menerima sepenuhnya sebagai alat bukti yang sempurna dan mengikat oleh karenanya terbukti bahwa anak Pemohon telah melaporkan kehendak pernikahannya dengan calon isterinya yang bernama calon istri anak Pemohon di Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten

  Karangasem, akan tetapi pernikahan tersebut tidak dapat dilangsungkan (ditolak) karena umur calon suami (anak Pemohon) kurang dari 19 tahun ;

  Menimbang, bahwa alat bukti P.4 yang berupa pernyataan memeluk agama islam merupakan akta otentik yang masing-masing telah bermeterai sebagaimana ditentukan Undang-Undang Bea Meterai sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil, maka berdasarkan Pasal 285 RBg. Majelis Hakim dapat menerima sepenuhnya sebagai alat bukti yang sempurna dan mengikat oleh karenanya terbukti bahwa calon istri anak Pemohon telah beragama islam dan bisa menikah secara Islam; pasal 1868 KUH Perdata;

  Menimbang, bahwa alat bukti P.5 yang berupa hasil USG menurut majelis hakim adalah alat bukti yang tidak diatur dalam KUH Perdata maupun R.Bg namun dalam undang-undang No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik sebagaimana disebutkan pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 yakni: (1) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indoneisa;

  Menimbang, bahwa dengan demikian secara formil alat bukti tersebut dapat diterima majelis hakim namun dikarenakan hasil USG yang merupakan hasil cetak eletronik tersebut hanya bisa dibaca oleh yang ahli seperti dokter spesialis kandungan atau bidan sementara Pemohon tidak menghadirkan saksi ahli tersebut untuk bisa menguraikan maksud dari bukti tersebut maka majelis hakim menilai bahwa bukti tersebut dapat diketegorikan sebagai bukti permulaan (begin van bewijs) dan membutuhkan penguat dari bukti-bukti lainnya;

  Menimbang, bahwa terhadap alat bukti P.6 beruapa keterangan bekerja yang dikeluarkan oleh xxxxx, majelis hakim menilai bahwa bukti tersebut dapat diterima secara formil dan materil yang membuktikan bahwa anak Pemohon telah memiliki pekerjaan;

  Menimbang, bahwa Pemohon juga telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang masing-masing bernama Saksi I dan Saksi II, masing-masing di bawah sumpah telah memberikan keterangan yang pada pokoknya mengetahui bahwa anak kandung Pemohon yang bernama anak Pemohon dengan calon isterinya yang bernama calon istri anak Pemohon telah menjalin hubungan sangat erat dan saat ini sedang dalam keadaan hamil kurang lebih 3 (tiga) bulan. Kedua orang saksi tersebut mengetahui bahwa antara anak Pemohon dengan calon isterinya tidak ada hubungan darah atau susuan dan masing- masing belum pernah menikah dengan orang lain serta saksi mengetahui anak Pemohon telah melamar calon isterinya dan telah diterima oleh orang tua dari calon isterinya tersebut. Kedua orang saksi tersebut juga mengetahui bahwa anak Pemohon belum memiliki pekerjaan tetap;

  Menimbang, bahwa kedua orang saksi tersebut telah dewasa dan bukan orang yang dilarang untuk memberi kesaksian dalam perkara bidang perkawinan, kemudian setelah disumpah keduanya masing-masing secara terpisah di dalam persidangan memberi keterangan berdasarkan pengetahuannya sendiri serta keterangan kedua saksi tersebut ternyata antara karena itu keterangan kedua saksi tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil sebagaimana yang diatur dalam Pasal 171, Pasal 172, Pasal 175,

  Pasal 308 dan Pasal 309 RBg sehingga keterangan para saksi tersebut dapat diterima dan dipertimbangkan; Menimbang, bahwa terhadap keterangan dua saksi tersebut dan terkait dengan bukti P.5 yang dinilai sebagai bukti permulaan maka majelis hakim menilai bahwa bukti P.5 tersebut maka nilai bukti P.5 tersebut meningkat dan memenuhi nilai kekuatan pembuktian (bewijskracht) minimal sehingga dapat dipersamakan dengan akta otentik yang bersifat sempurna dan mengikat

  

(volledig en bindende bewijskracht) sebagaimana diatur dalam pasal 1875 KUH

  Perdata; Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi tersebut juga telah sesuai dengan keterangan anak Pemohon dan calon isteri anak Pemohon ; Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan tersebut di atas, telah diperoleh fakta dalam persidangan, yang pada pokoknya sebagai berikut:

  − Bahwa Pemohon hendak menikahkan anak kandung laki-lakinya yang bernama anak Pemohon dengan calon isteri bernama calon istri anak Pemohon akan tetapi ditolak oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, karena umur anak Pemohon belum mencapai 19 tahun;

  − Bahwa anak Pemohon yang bernama anak Pemohon memiliki hubungan yang erat dengan calon isterinya dan calon istrinya tersebut telah hamil sekitar 3 (tiga) bulan;

  − Bahwa calon istri anak Pemohon telah memeluk agama Islam − Bahwa antara anak Pemohon dengan calon isterinya tidak ada hubungan mahram dan tidak ada larangan untuk melangsungkan pernikahan; − Bahwa anak Pemohon telah memiliki pekerjaan tetap ;

  Menimbang, bahwa untuk melangsungkan perkawinan dan mencapai tujuan sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, yaitu membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia (sakinah, mawaddah wa

  

rohmah) dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa perlu kesiapan

  fisik, mental dan spiritual terutama bagi seorang laki-laki/calon suami; Menimbang, bahwa oleh karena itu Negara mengatur usia untuk melangsungkan perkawinan sebagaimana termuat dalam Pasal 7 ayat (1)

  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 15 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, yakni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 (sembilan belas) tahun;

  Menimbang, bahwa Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah mengatur dalam hal penyimpangan batas minimal usia untuk melangsungkan perkawinan yakni dengan permohonan dispensasi oleh orang tua calon mempelai kepada Pengadilan, in casu Pengadilan Agama;

  Menimbang, bahwa ketentuan tentang dispensasi atau keringanan usia perkawinan dinilai Majelis Hakim sebagai sebuah pengecualian dari ketentuan umum dengan tanpa menggeser atau menghilangkan tujuan perkawinan sebagaimana yang dimaksud oleh peraturan perundang-undangan;

  Menimbang, bahwa tujuan pembatasan usia perkawinan sebagaimana tercantum dalam penjelasan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yakni untuk menjaga kesehatan suami isteri dan keturunan. Majelis Hakim menilai bahwa kesehatan yang dimaksud tersebut adalah kesehatan jasmani dan rohani sebagai modal mencapai tujuan perkawinan, sedangkan kesehatan keturunan yang dimaksud adalah bagian dari implikasi atau akibat dari adanya perkawinan;

  Menimbang, bahwa, in casu, anak Pemohon dan calon isterinya telah terbukti bahwa keduanya ingin melaksanakan pernikahan atas keinginan mereka sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, dengan demikian bahwa kehendak anak Pemohon dan calon isterinya dinilai sebagai kematangan berpikir dimana kehendak dirinya bukan karena adanya pengaruh, bujukan atau tekanan dari orang lain termasuk juga dari Pemohon. Sehingga anak Pemohon dan calon isterinya dinilai sadar akan konsekwensi dari sebuah perkawinan;

  Menimbang, bahwa usia perkawinan anak Pemohon belum genap 19 calon suami. Kendati demikian Majelis Hakim menilai bahwa usia anak Pemohon bukan lagi masuk kategori usia anak yang dimaksud pasal 1 angka (1) Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yakni seseorang yang belum berusia 18 tahun yang masih butuh perlakuan khusus. Dengan demikian Majelis Hakim menilai bahwa anak Pemohon bukan lagi disebut anak-anak dan dinilai telah masuk usia dewasa sehingga memiliki kematangan jiwa dan raga serta layak untuk melaksanakan perkawinan;

  Menimbang, bahwa Pemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon menyatakan telah menyetujui pernikahan anak-anak mereka, telah melakukan lamaran dan kedua pihak;

  Menimbang, bahwa kehendak perkawinan anak Pemohon dan calon isterinya telah disetujui oleh orang tua masing-masing karena dilatarbelakangi calon isteri anak Pemohon telah hamil 3 (tiga) bulan. Fakta ini juga telah bersesuian dengan ketentuan pasal 53 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang menetukan bahwa seorang wanita hamil di luar nikah dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya, in casu, baik anak Pemohon dan calon isterinya menyatakan bahwa anak Pemohon yang menghamili calon isterinya tersebut bukan orang lain; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon juga telah sesuai dengan ketentuan pasal 53 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa perkawinan tersebut dalam ayat (1) tanpa harus menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya, in casu, calon isteri anak Pemohon masih hamil 3 (tiga) bulan;

  Menimbang, bahwa selain pertimbangan tentang anak Pemohon dan isterinya, in casu, Majelis Hakim juga perlu mempertimbangkan implikasi dari penetapan dispenasi kawin dengan mengetengahkan kaidah fiqhiyah yang tercantum dalam kitab al-Asbah wan Nadzoir halaman 62 yang kemudian diambil alih dan merupakan pendapat Majelis Hakim yang berbunyi sebagai berikut:

  ﺢﻠﺎﺻﻤﻟابﻟﺠﻰﻟﻋم د ﻗﻣ د ﺴﺎﻓﻣﻟ ا ﺀ رد

  Artinya ”Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan”; Menimbang, bahwa memberikan dispensasi keduanya untuk kawin bertujuan untuk menolak kerusakan/mafsadat yakni bagi anak Pemohon dan calon isterinya agar keduanya segera menikah dan tidak lagi mengulangi perbuatan yang pernah dilakukan anak Pemohon dengan calon isterinya yaitu melakukan hubungan layaknya suami isteri. Karena secara psikologi/kejiwaan, orang yang pernah melakukan hubungan suami isteri akan mencoba untuk mengulanginya lagi. Memberikan dispensasi kawin kepada anak Pemohon dan isterinya lebih utama daripada mencapai kemaslahatan dengan menunda perkawinan keduanya sampai memenuhi usia yang telah disyaratkan untuk kawin;

  Menimbang, bahwa menolak kerusakan/mafsadat lainnya adalah untuk menghindari anak Pemohon dan calon isterinya melakukan kawin bawah tangan atau kawin yang tidak tercatat di Kantor Urusan Agama. Dengan adanya kawin bawah tangan maka semakin besar mafsadat atau kerusakan hukumnya terutama bagi seorang isteri dan anak-anak yang lahir dari perkawinan bawah tangan, dimana hak-haknya dan status hukumnya terabaikan;

  Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan Pemohon untuk mendapatkan dispensasi bagi anak Pemohon untuk kawin dengan calon isterinya dapat dikabulkan;

  Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon;

  Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;

  M E N E T A P K A N

  1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

  2. Memberikan dispensasi kepada anak Pemohon (anak Pemohon) untuk anak Pemohon;

  3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 181.000- (seratus delapan puluh satu ribu rupiah);

  Demikian ditetapkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Kamis tanggal 18 Oktober 2018 M yang bertepatan dengan tanggal

  7 Shafar 1440 Hijriyah oleh Majelis Hakim yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Karangasem yang terdiri dari H. Ridwan Fauzi, S.Ag. sebagai Ketua Majelis dan Abdurrahman, S.Ag serta Nurul Laily, S.Ag., masing- masing sebagai Hakim Anggota, penetapan ini oleh Majelis Hakim tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dibantu oleh Siti Nurwahidah, S.H.I, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon;

  KETUA MAJELIS H. Ridwan Fauzi, S.Ag. HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA Abdurrahman, S.Ag. Nurul Laily, S.Ag

  PANITERA PENGGANTI Siti Nurwahidah, S.H.I

  Rincian Biaya Perkara: Pendaftaran : Rp 30.000,- Biaya Proses : Rp 50.000,- Biaya Panggilan : Rp 90.000,- Materai : Rp 6.000,- Jumlah : Rp 181.000,- (seratus delapan puluh satu ribu rupiah)