DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  Analisis Sosial Ekonomi dan BAB

  Lingkungan

4 Setiap pembangunan yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif maupun

  

negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik

masyarakat yang ada dilingkungan sekitar.Analisis Sosial Ekonomi dan lingkungan

dimaksudkan untuk menjadi acuan di dalam menanggulangi dampak langsung terkait dengan

pelaksanaan kegiatan yang didanai oleh sumber dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota.

  

Tujuan dilaksanakan sosial Ekonomi dan lingkungan ini adalah untuk meminimalisasi dampak sosial

dan lingkungan (dampak negatif) akibat adanya rencana program/ kegiatan investasi bidang

keciptakaryaan di Kabupaten Bengkulu Tengah baik pada saat pra konstruksi, konstruksi dan pasca

konstruksi.

  

Semua kegiatan investasi di bidang keciptakakaryaan yang diperkirakan menimbulkan dampak

besar dan penting terhadap lingkungan hidup memerlukan kajian lingkungan berupa Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Rencana kegiatan yang wajib AMDAL tertuang dalam

Peraturan Menter Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, maka pihak pemilik kegiatanipemrakarsa)

wajib melaksanakan studi AMDAL. Studi AMDAL akan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya

dampak penting terhadap lingkungan hidup, baik lingkungan alam maupun sosial di sekitar lokasi

kegiatan.

  

Sedangkan kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola

dengan teknologi yang tersedia tetap menyusun kajian lingkungan berupa Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai upaya dalam

pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh pemilik kegiatan (pemrakarsa). Pedoman

pelaksanaan UKL-UPL tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 86

tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup.

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun

UKL-UPL. Sedangkan kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan

lingkungan hidup sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan perundangan di bidang

lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL. Untuk kasus

seperti ini, kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang

Diwajibkan. Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana

kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-

kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Prinsip dasar dalam analisa sosial ekonomi dan lingkungan adalah menjamin bahwa program

investasi infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif

yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negative maka perlu

dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada

tahap perencanaan, persiapan maupun tahap pelaksanaannya.

Dalam pengkajian analisa sosial ekonomi dan lingkungan harus mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Kepmen

Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha

dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi

dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

  4.1 Komponen Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Komponen yang diperhatikan dalam analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan pembangunan infrastruktur. Faktor yang memberikan dampak pada

prakonstruksi, konstruksli dan pasca konstruksi. Faktor-faktor tersebut antara lain:  Pembebasan Lahan/Tanah Dalam perencanaan pembangunan dimungkinkan terdapat sebagian atau seluruhnya lahan/tanah milik perorangan atau kelompok (pemerintah/swasta) yang akan digunakan

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  sebagai tapak pembangunan infrastruktur sehingga dalam implementasinya akan dilaksanakan pembebasan terhadap lahan/tanah tersebut. Dalam proses pembebasan lahan/tanah tersebut dimunginkan akan menimbulkan dampak terjadinya perselisihan yang membutuhkan penanganan secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak terkait dengan suatu pendekatan dan cara yang manusiawi dan berkeadilan.  Konflik Sosial Adanya kepentingan dari orang tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari kegiatan pembangunan infrastrukstur. Kurangnya pemahaman masyarakat karena adanya kegiatan pembangunan dan kurangnya sosialisasi dari pemrakarsa kegiatan sehigga menimbulkan isu di masyarakat. Konflik horisontal terjadi karena terjadinya sikap pro dan kontra di masyarakat terhadap rencana pembangunan, selain itu karena terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh oknum ataupun kelompok kepentingan di dalam masyarakat itu sendiri.

   Sikap/Persepsi Negatif Masyarakat Sosialisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, aturan main yang sepenuhnya tidak ditegakkan, proses kegiatan pendampingan yang tidak optimal, akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif di masyarakat. Masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan. Potensi munculnya persepsi negatif masyarakat terutama apabila kegiatan proyek RPIJM menimbulkan dampak negatif terhadap aspek ekonomi, budaya, kesehatan dan lingkungan. Sikap/persepsi negatif yang berakumulasi dalam jangka waktu lama akan menimbulkan keresahan di masyarakat dan berpotensi menimbulkan konflik baik vertikal maupun horizontal.

   Marginalisasi Kelompok Perempuan dan Kelompok Rentan Lainnya Masih terdapat faktor sosial dan budaya yang menghambat kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya (lansia, janda, difabel, dan anak-anak) untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi. Sering kali, para perencana bekerja melalui para elite laki-laki, yang tidak akan mewakili komunitas keseluruhannya, khususnya kaum perempuan. Oleh karena itu diperlukan upaya-

upaya khusus untuk memastikan keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

   Lapangan Pekerjaan (Temporer) Tahapan kegiatan proyek RPIJM Bidang PU Cipta Karya Bengkulu Tengah yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap terbukanya kesempatan kerja dan usaha produktif bagi masyarakat adalah tahap pembangunan. Pada tahap ini terdapat kegiatan mobilisasi tenaga kerja yang membutuhkan sejumlah tenaga kerja baik tenaga kerja yang memiliki ketrampilan khusus maupun unskilled. Peluang kerja ini dapat diisi oleh penduduk yang tinggal di sekitar kegiatan pembangunan. Selain peluang kerja, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat menumbuhkan aktifitas usaha masyarakat baik formal maupun informal.

   Perubahan Pola Pemikiran dan Peningkatan Kapasitas SDM Kegiatan proyek RPIJM Bidan PU Cipta Karya berpotensi melahirkan dampak perubahan pola pemikiran dan peningkatan kapasitas SDM di masyarakat misalnya kegiatan PISEW dimana adanya pengorganisasian masyarakat dan penguatan kapasitas kelompok baik pada tahap persiapan, perencanaan maupun tahap pembangunan.

   Transparansi dan Akuntabilitas Penyusunan RPIJM Bidang PU Cipta Karya Bengkulu Tengah dari awal tahapan kegitan sampai akhir kegiatan merupakan hasil dari proses sebuah pendampingan atas pelaku-pelaku penentu keputusan di pemerintahan.Dikatakan transparan karena Tim SATGAS dan instansi terkait memberikan informasi sedetail-detailnya terhadap kebutuhan infrastruktur di wilayahnya. Dikatakan Akuntabel karena RPIJM memuat laporan keuangan tentang kemampuan dan pendapatan asli daerah sehingga mampu melaksanakan sebuah investasi pembangunan yang dianalisa dan diamati oleh konsultan pendamping. .

A. Komponen Sosial Ekonomi

  

Komponen sosial ekonomi menjabarkan tentang karakteristik yang ada di suatu wilayah yang

mempengaruhi jalannya kegiatan pelaksanaan pembangunan di wilayah tersebut. Rencana kegiatan

investasi infrastruktur yang akan dilaksanakan apakah mendapatkan keuntungan bagi masyarakat di

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

wilayah tersebut ataukah akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Karakteristik sosial

ekonomi, yaitu : Penguasaan Sumberdaya Lahan

   Usulan investasi di dalam RPIJM Bidang PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2017

  • – 2021 terhadap lahan yang akan digunakan sangat besar. Terutama di bidang Sanitasi membutuhkan lahan yang cukup luas, seperti pembnagunan Intalsasi Pengolahan Air Limbah (IPLT) dan Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Penguasaan sumberdaya lahan perlu dikaji didalam AMDAL bila pembangunan infrastruktur wajib AMDAL dan dokumen UPL/UKL bila tidak wajib AMDAL. Penguasaan lahan oleh masyarakat dan penggunaan lahan tersebut digunakan bagi pembangunan infrastruktur maka pembebasan lahan yang akan dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan trasparan.

   Pengukuran tingkat penghasilan penduduk didasarkan pada ukuran tingkat penghasilan yang digunakan. Kajian analisa social ekonomi dan lingkungan menjelaskan pendapatan penduduk dan mata pencahariannya sehingga rencana kegiatan investasi infrastruktur di wilayah tersebut dapat berguna di dalam peningkatan pendapatan penduduk di wilayah perencanaan pembangunan infrastruktur. Dan rencana kegiatan investasi infrastruktur tidak akan mengurangi pendapatan penduduk di wilayah pembangunan.

   Tingkat dan Sumber Pendapatan Penduduk

   Rencana kegiatan investasi infrastruktur di dalam wilayah terkena pembangunan harus meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha bagi penduduk yang ada di sekitarnya. Sehingga pencapaian pengurangan pengangguaran dapat tercapai dan tidak menimbulkan urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. Dengan adanya kesempatan kerja dan peluang usaha di wilayah pembangunan infrastruktur akan menambah pendapatan asli daerah dari sektor jasa dan pajak.

   Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  B. Komponen Sosial Budaya Komponen sosial budaya menjabarkan tentang karakteristik kependudukan, budaya, agama, fasilitas pendidikan, mobilitas penduduk, kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di wilayahnya. Komponen ini juga harus mengantisipasi konflik yang ada di masyarakat dan mengurangi dampak sosial yang akan terjadi akibat kegiatan rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur.

  C. Komponen Lingkungan Rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur tidak akan komponen lingkungan yaitu mengubah kualitas udara, iklim, kualitas air, fisiografi, geologi, tata ruang, tanah, flora, dan fauna yang ada di wilayah pembangunan. Kajian terhadap komponen lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan investasi pembangunan infrastruktur bertujuan untuk mengindentifikasi dampak yang timbul dan dapat memperkirakan seberapa besar dampak serta dapat mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak postif untuk pembangunan yang berkelanjutan.

4.2 Metoda Pendugaan Dampak

  

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisa sosial ekonomi dan lingkungan dalam

rencana kegiatan investasi pembangunan RPIJM Bidang PU Cipta Karya: a. Kajian Dokumen

  Dalam rangka melakukan Kajian Dampak Lingkungan proyek, perlu dilakukan kajian dokumen yakni dengan cara mempelajari dokumen perencanaan pembangunan yang telah disusun sebelumnya. Studi ini perlu dilakukan terutama untuk melihat berbagai potensi isu-isu lingkungan yang dimungkinkan muncul pada saat implementasi pembangunan.

  b. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan cara melihat secara langsung obyek yang menjadi point permasalahan (isu lingkungan) berdasarkan hasil kajian dokumen. Cara ini dilakukan untuk memastikan secara visual sejauh mana dampak yang diperkirakan muncul

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021 dapat atau tidak dapat diatasi.

  c. Wawancara Mendalam Selain observasi, wawancara dengan sumber-sumber terkait yang dianggap memahami point permasalahan (isu lingkungan) yang dihasilkan berdasarkan kajian dokumen yang telah dilakukan sebelumnya. Cara ini dilakukan untuk menggali pendapat dan pandangan warga terkait dengan dampak lingkungan yang diperkirakan muncul saat implementasi pembangunan.

  d. FGD Untuk mendapatkan input secara lebih mendalam guna merumuskan Kajian Dampak Lingkungan terhadap perencanaan pembangunan perlu dilakukan suatu kegiatan yang disebut Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan menghadirkan tokoh-tokoh lokal dan aparat setempat serta pihak-pihak lain yang dianggap berkompeten. FGD juga berguna untuk menjadi wadah pemecahan masalah jika dalam kajian dokumen, observasi dan wawancara ditemukan hal-hal yang penting untuk dirumuskan solusinya.

4.3 Kajian Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan

4.3.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

  

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang harus dipikirkan lebih jauh sebelum

menentukan pembangunan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui dampak-dampak

positif maupun negatif yang akan timbul dari sebuah usaha yang dilakukan. Dampak

Positif seperti Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang bertambah yang mana itu

dapat mengurangi tingkat pengangguran khususnya di lingkungan masyarakat tersebut.

Usulan kegiatan yang termuat dalam RPIJM Bidang Cipta Karya harus dikaji analisa aspek

lingkungan melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS adalah proses

mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip

keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis. KLHS berfungsi untuk

menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau program

pembangunan. KLHS menekankan pada aspek keberlanjutan pembangunan dan

pengelolaan sumberdaya. Karena itu KLHS merupakan suatu bentuk tindakan strategik

dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana

dan program.

Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan

program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, perumusan alternatif

penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi perbaikan untuk pengambilan

keputusan kebijakan dan program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan

berkelanjutan. KLHS sendiri menurut ketentuan harus memuat kajian mengenai kapasitas

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; perkiraan

mengenai dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup.

  • Tahapan Pelaksanaan KLHS

    Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam

    RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim,

    (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan

    intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran

    hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan

    alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau

    terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan

    risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria

    apakah rencana program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak

    terhadap isu-isu tersebut.

    Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari berbagai kegiatan utama, yakni: pentapisan

    awal sub proyek sesuai dengan kriteria persyaratan kajian lingkungan, evaluasi dampak

    lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari sub proyek yang

    diusulkan (lihat Tabel 4.1.), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-

    ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan. Prinsi-prinsip dasar pengamanan (safeguard) adalah sebagai berikut ini:

  

1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan dengan

baik dan konsisten kerangka pengamanan lingkungan dan sosial.

  

2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan kerangka

pengamanan dapat dilakukan secara lebih efektif.

  

3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas

kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek.

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan persiapan maupun tahapan pelaksanaannya.

  5. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP-Potentially Affected People ) warga terasing dan rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga yang terkena dampak pemindahan (DP-Displaced People), secara memadai.

  6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut: Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan denga kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

Tabel 4.1 Kategori Pendugaan Dampak Lingkungan Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

  Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang A buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ANDAL dan RKL/RPL* ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

  Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan B dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat UKL/UPL mungkin dilakukan

  Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak C

  Tidak ada mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air. Catatan: ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan UKL : Upaya Pengelolaan Lingkunga UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

  • Lihat lampiran bagian III: SK Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001;SK Menteri PU No. 17/KPTS?M/2003; UU No. 23/1997, Pasal 15(1); dan PP No.27/1999, pasal 5(1).

  7. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

8. Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan denga kerangka

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

  

Selain ketentuan terkait dengan penyediaan tanah/lahan, ketentuan/peraturan lain yang

menjadi persyaratan pelaksanaan pembangunan infrastruktur adalah adanya perlindungan/

pelestarian terhadap dampak lingkungan. Prinsip-prinsip dasar dalam penilaian kelayakan

lingkungan adalah :

1). Usulan yang diajukan sedapat mungkin menghindari atau mengurangi dampak negatif

terhadap lingkungan.

2). Usulan tersebut harus mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),

3). Usulan yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan, dilengkapi dengan

perencanaan pengelolaan dampak.

  

Ukuran dan standar keluarannya adalah : Ada/tidaknya kegiatan yang dibangun atau

bahan bangunan yang digunakan tidak termasuk dalam Daftar/List Negatif yang telah

ditetapkan; Ada/tidaknya Dampak negatif terhadap Lingkungan dari bangunan yang

dibangun; Tersedia atau tidaknya tindakan antisipasi/pengamanan dampak negatif sosial

dan lingkungan sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan.;

Prinsip dasar yang melandasi pengendalian dampak lingkungan dalam program ini adalah

meminimumkan efek negatif dan memaksimumkan dampak positif dari setiap kegiatan

konstruksi (termasuk dampak negatif atas pembebasan lahan). Oleh sebab itu, maka

pendekatan penanganan pengamaman dampak (safeguards) kegiatan, akan dilakukan

melalui : a). Desain perencanaan teknis bangunan yang mengacu pada kriteria

desain/standar teknis pembangunan infrastruktur yang telah ditetapkan instansi teknis

seperti Departemen Pekerjaan Umum; dan b). Pemeriksaan terhadap dampak lingkungan

kegiatan skala kecil/sederhana melalui prosedur khusus atau prosedur operasi standar/POS

untuk setiap kegiatan infrastruktur yang diusulkan, yaitu Daftar Periksa/Uji Identifikasi

Dampak Lingkungan.

  

Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan

kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera

dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang

  IV - DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  

dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang terdiri dari atas air

limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja

manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak

mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu

dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah,

disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-

lain.

  • AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

    Seluruh program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya yang diusulkan oleh

    Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut ini.

  

1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi dampak sub-

proyek, dirumuskan dalam bentuk: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan

  (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

  Standar Operasi Baku (SOP) Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

  

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL

atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub-proyek.

  

3. Sejauh mungkin, subproyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif

terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapidengan AMDAL.

  

4. Usulan program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya tidak dapat dipergunakan

mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau penggunaan: Bahan-bahan perusak ozon

  Bahan-bahan mengandung asbes.

  IV - DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  Bahan-bahan mengandung B3 Pestisida, herbisida, dan insektisida. Pembangunan bendungan. Perusakan kekuayaan budaya. Penebangan kayu.

Penjelasan UKL-UPL, Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH), Dokumen

Pemantauan Lingkungan Hidup (DPLH), Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan Hidup (DPPLH), Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH),

yang disampaikan oleh Tim Teknis AMDAL.

  

Kegiatan yang diprogramkan dapat menimbulkan dampak atau tidak, sebagai rujukan

didasarkan pada Lampiran Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Nomor : 17/KPTS/M/2003 Tanggal : 3 Februari 2003 seperti terlihat pada Tabel 4.3.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada

tabel 8.2 tersebut, klasifikasi kegiatan yang dapat menjadi potensi dampak serta upaya penanggulangan/mitigasi dapat dilakukan dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 4.4

  IV - DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

NO JENIS USAHA/KEGIATAN SKALA (BESARAN) DASAR PERTIMBANGAN ALASAN ILMIAH KHUSUS 1. BENDUNGAN/WADUK

DAERAH IRIGASI

  IV -

  Ha

  Perubahan system tata air, peningkatan frekuensi banjir dihilir

  500 Ha s/d <1000 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan. pengaruhnya terhadap pelestarian kawasan konservasi

  Perubahan ekosistem kawasan yang mempengaruhi sekitarnya Reklamasi Rawa Non Pasang Surut/lebak (luas areal)

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam atau pelindungan cagar budaya

  Reklamasi Rawa Pasang Surut (luas areal) 500 Ha s/d <1000 Ha

  Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya maupun lingkungan alami Perubahan pola tanam, konflik pemakaian air irigasi, peningkatan beban kerja P3A

  c. Pencetakan sawah (luas per kelompok/blok) 200 Ha s/d < 500 Ha

  Penurunan pasokan air, konflik pemakaian air, perubahan pola tanam dll Luas areal >1000 Ha Atau tambahan luas areal 500 Ha s/d < 1000

  13 Tabel 4.2

Ketentuan Pelaksanaan Amdal (Lampiran Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 17/KPTS/M/2003) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021 sumber daya alam atau perlindungan cagar budaya serta sosial ekonomi budaya

  Eksploitasi sumber daya air, pemanfaatannya menimbulkan pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam serta mempengaruhi lingkungan sosial budaya

  Perubahan ekosistem kawasan peningkatan pencemaran pestisida, peningkatan potensi erosi dan sedimentasi, peningkatan kebutuhan air irigasi, penurunan cadangan air baku irigasi b. Rehabilitasi dan Peningkatan daerah irigasi

  Perubahan bentang alam, bentuk lahan. eksploitasi sumber daya air, pemanfaatan SD-Air menimbul-kan pemborosan maupun kemerosotan sumber daya air serta mempengaruhi lingkungan sosial budaya

  a. Pembangunan Daerah Irigasi (Luas areal) 500 Ha s/d < 2000 Ha

  Gangguan pasokan air selama waduk dikeringkan, peningkatan keamanan bendungan Tinggi > 15m Atau Luas genangan > 200 Ha Atau daya tamping > 500.000 M3 2.

  b. Rehabilitasi Bendungan/waduk Proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya, penggunaan teknologi yang mempengaruhi lingkungan,

  50 Ha-< 200 Ha Atau daya tamping 100.000-500.000 M3

  Tinggi 6m-< 15m Atau Luas genangan

  Penurunan cadangan quarry, perubahan ekosistem di hulu dan hilir waduk, penggenangan lahan, property milik masyarakat, ketidak puasan atas kompensasi lahan

  a. Pembangunan Bendungan/waduk Perubahan bentang alam dan bentuk lahan dan eksploitasi sumber daya alam, penggunaan teknologi yang mempengaruhi lingkungan (aspek keamanan bendungan)

3. PENGEMBANGAN RAWA

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DAN PERBAIKAN MUARA SUNGAI

  a. Sejajar Pantai - tembok/sea wall/revetment Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, Penurunan stabilitas pantai bagian kiri dan kanan, > 1 Km

  (Panjang) pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya perubahan estetika, penurunan asset budaya

  4 Perubahan keseimbangan pantai yang cenderung

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan,

  b. Tegak Lurus - Groin, breakwater (Panjang) 10m s/d < 500 m merusak sekitamya, perubahan estetika pantai, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya penurunan nilai asset budaya

  NORMALISASI SUNGAI

  1 Km s/d < 5 Km

  a. Kota Besar/Metropolitan (panjang atau luas)

  1 Ha s/d 5 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, Perubahan keseimbangan alur sungai, perubahan 5.

  b. Kota Sedang (panjang sungai)

  3 Km s/d < 10 Km pengaruhnya terhadap lingkungan sosial ekonomi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lahannya budaya. pengaruh penerapan teknologi pada lingkungan terpotong proyek

  c. Perdesaan (panjang sungai)

  5 Km s/d<15Km Sodetan Semua Besaran

  KANALISASI / KANAL BANJIR

  a. Kota Besar/Metropolitan

  1 Km s/d < 5 Km Panjang kanal

  2 Ha s/d 5 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, Perubahan keseimbangan alur sungai, kestabilan dasar 6.

  Atau luas pembebasan lahan

  2 Ha s/d 5 Ha pengaruhnya terhadap lingkungan sosial ekonomi dan dan tebing sungai, perubahan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat yang lahannya terpotong kanal b. Kota Sedang (panjang kanal)

  3 Km s/d < 10 Km

  c. Perdesaan (panjang kanal)

  5 Km s/d < 15 Km

  JALAN TOL/LAYANG (FLYOVER)

  a. Pembangunan jalan layang dan sub way (panjang) < 2 Km

  b. Peningkatan jalan tol dengan pembebasan lahan Perubahan bentang a!am dan bentuk lahan, Bangkitan LHR, kemacetan lalu lintas, kebisingan,

  7 Semua Besaran

  (panjang) pengamhnya terhadap lingkungan fisik-kimia dan getaran, emisi gas buang, gangguan visual, ketidak biologi serta sosial ekonomi budaya puasan atas nilai kompensasi lahan c. Peningkatan Jalan tol tanpa pembebasan lahan

  >5 Km (panjang)

  JALAN RAYA

  a. Bangunan/peningkatan jalan dengan pelebaran diluar DAMIJA 8.

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, Bangkitan LHR, kebisingan, getaran, emisi gas buang, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimia dan gangguan visual, gangguan lalu lintas setempat, a-1. Kota Besar/Metropolitan

  • - IV DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  14 KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

  • Panjang 1 Km s/d <5 Km biologi serta sosial ekonomi budaya perubahan system aliran permukaan.
  • Atau luas

  2 Ha s/d < 5 Ha a-2. Kota Sedang

  • Panjang

  3 Km s/d <10 Km

  • Atau luas 5 ha s/d 10 Ha a-3. Perdesaan -inter urban (panjang)

  5 Km s/d <30 Km

  b. Peningkatan dengan pelebaran didalam DAMIJA b-1. Kota Besar/Metropolitan -Arteri/ kolektor > = 10 Km

  (panjang)

  JEMBATAN (Pembangunan Baru)

  Kota Besar (panjang) > = 20 m Gangguan terhadap pengaliran sungai, Bangkitan LHR, Perubahan bentang alam dan bentuk lahan.

  9.

  kemacetan lalu lintas, kebisingan, getaran, emisi gas pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi- buang, gangguan visual, ketidak puasan atas nilai

  Kota Sedang kebawah (panjang) > = 60 m biologi dan sosial ekonomi kompensasi lahan,

  PERSAMPAHAN

  a. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan system control landfill atau Sanitary landfill

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan. pengaruh Gangguan kesehatan, estetika, bau, asap pembakaran, penggunaan teknologinya terhadap lingkungan fisik-

  Luas < 10 Ha emisi bio gas (H2S, NOx. SOx.COx, dioxin), kimia dan sosial ekonomi budaya, introduksi jenis pencemaran air tanah maupun air permukaan oleh

  Kapasitas < 10.000 ton hewan b. TPA didaerah pasang surut 10.

  • Luas < 5 Ha - Kapasitas < 5.000 ton kedalam proses pembusukan, kecuali untuk lokasi yang

  b. Pembangunan Transfer Station (kapsitas leachate (air lindi), gangguan cacing), gangguan lalat,

  < 1000 ton/hari berada di bantaran sungai operasionai) keluhan penduduk sekitar terhadap keberadaan tempat

  Tidak dibangun di sekitar sungai / berbatasan langsung pembuangan sampah disekitar dll c. Pembangunan Incenerator Semua Ukuran dengan sungai d. Bangunan Komposting dan daur ulang (kapasitas > 4 ton/hari sampah baku) > 500 m2

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 11.

  a. Kota Metropolitan (luas)

  2 Ha s/d < 25 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi Perubahan tata guna lahan skala kawasan, pembahan dan pemanfaatan sumber daya alam. yang daya dukung dan tingkat pelayanan kota, bangkitan b. Kota Besar (luas)

  2 Ha s/d < 50 Ha

  IV - DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  15

PEREMAJAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

  Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum.ketidak puasan atas nilai kompensasi

  b. Pembangunan Saluran di Kota Sedang Drainase Utama (panjang) < 10 Km Drainase Sekunder dan Tertier (panjang)

  1 Km-5 Km

  Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum. ketidak puasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan kualitas air di bagian hilir saluran.

  a. Pembangunan saluran di Kota Besar & Metropolitan Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik- kimiawi. proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

  Kota Besar/ Metropolitan (luas Layanan) < 500 Ha Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungsn fisik-kimiawi, proses dan hasil kegiatannya memperngaruhi lingkungan

  IPAL < 3 Ha 14.

  Gangguan kesehatan, estetika, bau, pembahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar PILT/IPAL, pembahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar

  IPLT < 2 Ha Perubahan bentuk lahan, pengaruh proses teknologi terhadap Iingkungan fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya

  c. Revitalisasi kawasan (memfungsikan kembali kawasan) > = 1 Ha 13.

  b. Kota Sedang > = 2Ha

  Pembahan kepadatan penduduk. perubahan tingkat pelayanan prasarana & sarana kota. perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah

  a. Kota Metropolitan & Besar > = 1 Ha Perubahan bentuk lahan. pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

  LHR, bangkitan sampah dan limbah, pembahan tingkat konsumsi air bersih, pembahan koeffisien KDB & KLB, pembahan volume run-off, perubahan kawasan resapan air, kesenjangan sosial dengan masyarakat sekitar 12.

  2 Ha s/d < 100 Ha menimbulkan pemborosan & kemerosotan, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi, biologi, sosial ekonomi dan budaya

  c. Kota Sedang, kecil (luas)

  KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

PEMBANGUNAN SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH (SEWERAGE)

  • Drainase Utama (panjang) < 5 Km - Drainase Sekunder dan Tertier (panjang)

15. DRAINASE PERMUKIMAN PERKOTAAN

  • ) Pembangunan drainase sekunder dan tertier di kota sedang kemungkinan melewati pemukiman padat

  Meliputi apartemen / perkantoran dan Rumah Sakit Kelas A, B, C

  (luas lantai) < 10.000 m2 Perubahan bentuk lahan. proses teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik-kimia, hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi, budaya,

  Gangguan lalu lintas, kebisingan. kesehatan, getaran, gangguan genangan local (dewatering). gangguan cahaya, kebakaran. bangkitan LHR, Air limbah,

  c. Pembangunan Saluran di Kota Kecil (panjang) > 5 Km 16.

  2 Km -10 Km *)

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH

  16

  IV - KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021 flora fauna, penubahan intensitas bangunan gedung Sampan, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana terhadap lingkungan dan sarana perkotaan (air bersih, air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, peningkatan kaki lima (PKL), peningkatan emisi gas, bahan yang bersifat ozon

AIR BERSIH PERKOTAAN

  a. Pembangunan jaringan distribusi (luas layanan) 100 Ha s/d <500 Ha Gangguan lalu lintas, kecemburuan sosial antar konsumen air bersih, konflik pemakaian sumber daya b. Pembangunan Jaringan pipa transmisi (panjang)

  2 Km s/d <10 Km Penerapan teknotoginya mempengaruhi lingkungan air, perubahan pasokan air, penurunan muka tanah c. Pengambilan airbaku dan sungai, danau dan 50 l/dt s/d <250 fisik-kimiawi. proses dan hasilnya mempengafuhl

  (land subsident) akibat penyedotan air tanah yang

  17

  sumber air lainnya (debit) l/dt*) lingkungan sosial budaya, eksploitasi Sumber Daya berlebihan, intrusi air asin, perubahan kualitas air di Air yang pemanfaatannya berpotensi menimbulkan badan penerima limbah hasil proses pengolahan air d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan

  >50 l/dt pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam,

  • ) Skala Besaran wajib UKL/UPL untuk pengambilan dari

  pengolahan lengkap (debit) ekologi waduk mata air > 5 l/dt s/d < 50 l/dt (khususnya di P. Jawa dan pulau-

  pulau kecil lainnya)

  e. Pengambilan air tanah dalam (debit) > 5 l/dt dan < 50 l/dt

  • ) Sepanjang belum diatur oleh Instansi yang berwenang

  Pembangunan meliputi Permukiman, Perkantoran,

PEMBANGUNAN KAWASAN TERPADU

  pendidikan, Olah Raga, Kesehatan, Tempat Ibadah, Pusat Perdagangan & Perbelanjaan

  Luas lahan

  5 Ha Gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, genangan 18.

  Perubahan bentuk lahan. penerapan teknologinya local, bangkitan LHR, sampah, air limbah, peningkatan mempergaruhi lingkungan fisik-kimia, biologi, proses kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial. Atau luas lantai bangunan < 10.000 m2

  (air bersih, sanitasi, sampah, drainase, areal parker), ekonomi dan budaya perubahan KLB, KDB, peningkatan PKL

PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN UNTUK PEMINDAHAN PENDUDUK DAN ATAU PERMUKIMAN KEMBALI

  a.Jumlah penduduk yang dipindahkan

  50KK - 200KK Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidak puasan atas pemberian kompensasi penggantian dan bangunan, adaptasi dengan penduduk sekitar. perubahan ekosistem

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, kawasan, perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya 19. daya air, pertanian, kehutanan, perkebunan dll), mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi, budaya, perubahan koefisien run off, perubahan KDB, KLB penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan b. Atau luas lahan kawasan

  2 Ha - 100 Ha

  Catatan:

  fisik-kimia-biologi, mempengaruhi pelestarian

  • )Kedalam kegiatan ini termasuk kawasan yang dipersiapkan

  kawasan konservasi sumber daya alam

  untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana alam dan bencana sosial, dll.

  IV - DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH