Konsep Ketuhanan dalam Islam (1)

KONSEP KETUHANAN
DALAM ISLAM
Oleh:
MUHAMAD HIMAWAN L
(3215100021)
RUDAT ILAINA
(1215100058)
SAVIRA ARSAH PUTRI
(1115100107)
NITA YUNIATI
(3515100038)
CINDY MULYA ARISTA
(1115100049)

PEND
AHU
LUAN

Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab
‫ب‬
(‫) ر‬dalam bahasa Arab yang merujuk pada interpretasi

ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang
didalamnya termaktum kalimat Ilah (‫االا ه‬
) (Tuhan)

Berasal dari kata

(‫)اااله‬
Artinya:
yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadaNya

merendahkan

mengharapkanNya,,

diri

kepadaNya

dihadapanNya,
tempat


berserah

dan
ketika

dalam kesusahan, berdo’alah dan bertawakal kepadaNya
untuk kemashlahatan diri, meminta perlindungan dariNya
dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut
kepada Nya.

IBN
TAYMIYYA

I
I

SEJARAH PEMIKIRAN
MANUSIA TENTANG TUHAN


{

Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik
melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik
yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman bathin.

A. Pemikiran Barat
• Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat
berangkat dari teori Evolusionisme yang
pada awal mulanya dikemukakan oleh Max
Muller, EB. Taylor, Robertson Smith,
Lubbock dan Jevens. Menurut teori ini
konsep Ketuhanan berangkat dari
kepercayaan :

Dinamisme
Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya kekuatan yang maha dahsyat yang
berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam bendabenda.

Animisme
merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh gaib yang diyakini memiliki
peran besar dalam kehidupan manusia.
Politeisme
yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa
Henoteisme
yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak puasan atas keberadaan dewadewa yang jumlahnya banyak sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa
saja
Monoteisme
yaitu Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan.

B. Pemikiran Islam
• Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan
ilmu kalam, ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin
dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi
Muhammad Saw. Aliran-aliran tersebut ada yang
bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara
keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai
sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (teologi) dalam
Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:


Muktazilah



adalah kelompok
rasionalis dikalangan orang
Islam, yang sangat
menekankan penggunaan
akal dalam memahami
semua ajaran Islam. Dalam
menganalisis masalah
ketuhanan, mereka memakai
bantuan ilmu logika guna
mempertahankan keimanan.

Qodariyah






adalah kelompok yang
berpendapat bahwa
manusia memiliki

kebebasan berkehendak
dan berbuat. Manusia
berhak menentukan
dirinya kafir atau mukmin
sehingga mereka harus
bertanggung jawab pada
dirinya. Jadi, tidak ada
investasi Tuhan dalam
perbuatan manusia.

Jabariyah




adalah kelompok yang
berpendapat bahwa
kehendak dan

perbuatan manusia
sudah ditentukan Tuhan.
Jadi, manusia dalam hal
ini tak ubahnya seperti
yang dilakukan manusia
tidak ada gunanya.



wayang. Ikhtiar dan doa

Asy’ariyah &
Maturidiyah




adalah kelompok yang

mengambil jalan tengah
antara Qodariyah dan
Jabariyah. Manusia
wajib berusaha
semaksimal mungkin.
yang menentukan
hasilnya.



Akan tetapi, Tuhanlah

‫اال(ا‬
‫)ه‬

Konsep Ketuhanan Menurut Islam

Konsep Ketuhanan

(?)
diartikan sebagai kecintaan, pemujaan terhadap
sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret).
Eksistensi atau keberadaan Allah disampaikan oleh
Rasul melalui wahyu kepada manusia



‫اال(ا‬
‫)ه‬

Informasi melalui wahyu
tentang keimanan kepada
Allah


Al-Anbiya’ : 25
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku





Al-Maidah : 72
Dan Al masih berkata; Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya orang yang
mempersekutukan Allah, maka Allah pasti mengharamkan



baginya surga dan tempatnya adalah neraka.


Al-Baqarah : 163
Dan Tuhamu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan
kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.





Al-Ikhlas:1-4
Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tiada



beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.

‫اال(ا‬
“‫)ه‬



Ayat-ayat di atas
menegaskan bahwa
Allah Swt adalah
Tuhan yang mutlak
keesaannya. Lafadz
Allah swt adalah isim
jamid, personal nama,
atau isim a’dham yang
tidak dapat
diterjemahkan,
digantikan atau
disejajarkan dengan
yang lain

{

pembuktian

wujud
tuhan

Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa Neraka.

QS. Ali Imron : 190-191

PENDEKATAN ASTRONOMI

al-A’raf :54
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masingmasing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam

PENGERTIAN IMAN
• Secara bahasa iman berasal dari kata

‫ايمنا امن‬

‫ياائمنو‬

yang artinya percaya. Sedangkan secara istilah para ulama
mendifinisikan iman dengan
 ‫بالركان‬ ‫وعمل‬ ‫بالسان‬ ‫وقول‬ ‫بالقلب‬ ‫تصديق‬
3

2

“Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan”
• Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan
adalah ;
a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam

hati)

b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)
c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)

1

Apakah manusia mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja)
mengatakan
“Aku
beriman”
sedang mereka tidak diuji
(Q.S. Al-Ankabut : 2)

TANDA-TANDA ORANG BERIMAN

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan/ditunjukkan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal (Q.S. Al-Anfaal : 2)

TANDA-TANDA ORANG BERIMAN

• Dalam al-Qur’an S. Al-Anfal :2-3 di atas dinyatakan
bahwa tanda-tanda orang beriman adalah :
idza dzukkirallahu wujilat qulubuhum : bergetar
hatinya
tatkala disebut nama Allah SWT
Idza tuliyat alaihim ayatuhu zadathum imanan :
bertambah keimanannya tatkala dibacakan ayat
al- Qur’an
wa ala rabbihim ya tawakkalun: dan hanya pada
Allahlah mereka bertawakal
yuqimunas sholah : mendirikan sholat
razaqnahum yungfiqun : menafkahkan sebagian
rizkinya

Wujud Iman

PENGERTIAN TAQWA
• Secara bahasa taqwa berasal dari kata ‫ وقى يااقىوقيه‬yang
artinya memelihara. Sedangakan secara istilah para ulama
mendifinisikan taqwa dengan

‫امتثال اوامرالله عزوجل واجتناب نواهيه‬
“ imtisalul awamirillah” : Melaksanakan seluruh perintahperintah-Nya
“wajtinabu nawahiyah” : Menjauhi segala larangan-Nya.

TANDA-TANDA ORANG BERTAQWA
Dalam al-Qur’an S. al-Baqarah :2-4 yang berbunyi :

‫( الدين يؤمنون بالغيب ويقيمون‬2) ‫دلك الكتب لريب فيه هدى للمتقين‬
‫( والدين يؤمنون بما انزل اليك وما‬3) ‫الصلوة ومما رزقنهم ينفقون‬
(4-2 : ‫انزل من قبلك وبالخارة هم يو قينون )البقرة‬
dinyatakan bahwa tanda orang bertaqwa adalah :
-

al ladzina yukminuna bil ghaib : orang yang beriman

(percaya)

terhadap alam ghaib

-

yuqimunas shalah : mendirikan sholat

-

Razaqna yungfiqun : menafkahkah sebagian rizkinya

-

yukminuna bima unzila ilaika : meyakini (percaya) pada al-

Qur’an dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya

PROSES TERBENTUKNYA IMAN
BAPAK

SEL SPERMA

SEL TELUR (OVUM)

PEMBUAHAN
Fase pembentukan
janin

IBU

‫في قرار مكين‬:

Tempat
Yang kokoh (rahim ibu)

- ‫ علقة‬: segumpal darah
- ‫ م ضغ ة‬: segumpal daging
-‫ عظام‬: tulang

LAHIR

‫ كل مولود يلد على الفطرة‬:

setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam
keadaan suci. Dari proses ini pula iman hakekatnya terbentuk sejak manusia
dalam kandungan yang ditandai oleh pengakuan manusia pada Allah SWT sebagai
Tuhan seperti dalam S. al-A’raf : 172
.......‫الست بربكم قالوا بلى شهدنا‬.....

RELASI IMAN DAN TAQWA

Tauhid/keimanan
Tauhid teoritis

Tauhid praksis

Menyatakan pada Pengakuan KeberadaanImplementasi Dari Tauhid Teoritis
Allah dan ke-Esaan Allah SWT
yang Berkaitan dengan Amal ibadah manusia
(melaksanakan perintah dan menjauihi
Larangan)

Keimanan
Ketaqwaan