Kehidupan Masyarakat Indonesia pada masa

Kehidupan Masyarakat Indonesia pada
masa Demokrasi Liberal dan
Demokrasi Terpimpin
A A. MASA DEMOKRASI LIBERAL
1. Kehidupan Politik
a. Bentuk Dan Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia yang berdiri sebagai hasil dari KMB berbentuk negara federal dengan
nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara RIS didirikan di atas Undang-Undang Dasar
Sementara yang disahkan pada tanggal 14 Desember 1949. Negara federal RIS berdiri sejak
tanggal 27 Desember 1949 dan terdiri atas 16 negara bagian.
b. Perjuangan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdasarkan konstitusi RIS negara berbentuk federasi dan meliputi seluruh daerah
Indonesia sebagai berikut.
1. a. Negara Republik Indonesia
b. Negara Indonesia Timur
c. Negara Pasundan
d. Negara Sumatra Timur
e. Negara Sumatra Selatan
f. Negara Jawa Timur
2. Belitung, Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar,
Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.

3. Daerah-daerah Indonesia yang tidak termasuk daerah-daerah bagian
Dengan terbentuknya negara Republik Indonesia Serikat, maka timbul pertentangan antara
dua golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Golongan Unitaris adalah golongan yang menghendaki negara kesatuan, dipimpin oleh Moh.
Yamin.
2. Golongan federalis adalah golongan yang menghendaki negara serikat, dipimpin oleh
Sahetapy Engel.

Pertentangan dua golongan ini di menangkan oleh golongan unitaris. Pada tanggal 18
Maret 1950 Pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan
Undang-Undang Darurat No.11 Tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan
Kenegaraan RIS. Berdasarkan undang-undang tersebut satu-persatu negara bagian RIS
menggabungkan diri dengan Negara RI di Yogyakarta. Sehingga sampai bulan April 1950
negara RIS hanya terdiri dari tiga bagian, yaitu RI, Negara Sumatra Timur, dan Negara

Indonesia Timur. Dalam rangka usaha membangun gejolak rakyat indonesia, pemerintah RI
menganjurkan kepada pemerintah RIS agar mengadakan perundingan dengan Negara
Sumatra Timur serta Negara Indonesia Timur yang menyerahkan persoalan kepada
pemerintar RIS. Sementara itu pada bulan Mei 1950 pemerintah RIS dan pemerintah RI
mengadakan perundingan. Hasil perundingan berupa Piagam Persetujuan tgl 19 Mei 1950.

Isi pokok Piagam Persetujuan itu antara lain:
1) Kedua pemerintah berserikat membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan RI
berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945.
2) Presidennya adalah Soekarno, sedangkan jabatan wakil presiden akan dibicarakan lebih
lanjut.
Perjuangan mewujuangan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia akhirnya berhasil.
Setelah pada tgl 15 Agustus 1950 Presiden Soekarno menandatangani Rancangan UUDS
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tgl 17 Agustus 1950 Negara RIS dibubarkan dan
kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Alasannya:
1) Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus
1945.
2) Pada umumnya masyarakat Indonesia tidak puas dengan hasil KMB yang melahirkan negara
RIS, menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia.
3) Dengan sistem pemerintaha Federal berarti melindungi manusia indonesia
yang setuju
dengan penjajah Belanda.

a)
b)

c)
d)

a)
b)
c)

c. Penggantian Kabinet
1). Kabinet Natsir (6 September 1950)
Program kerja Kabinet Natsir
:
Meningkatkan keamanan negara dan ketertibanmasyarakat
Memperbaiaki susunan pemerintah
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Memperjuangkan masuknya Irian Barat ke dalam RI
2). Kabinet Sukiman (26 April 1951)
3). Kabinet Wilopo (30 Maret 1952)
Program kerja Kabinet Wilopo:
Mempersiapkan pemilihan umum
Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam RI

Meningkatkan keamanan, kesejahteraan, dan pendidikan

4). Kabinet Ali I (31 Juli 1953)
Program kerja kabinet Ali:
a) Menumpas pemberontakkan DI/TII diberbagai daerah

b) Melaksanakan pemilihan umum
c) Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
d) Menyelenggaarakan Konferensi Asia Afrika
5). Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955)
Prestasi yang menonjol dari kabinet Burhanudin Harahap adalah di selenggarakannya pemilu
pertama tahun 1955.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Gangguan keamanan dalam negeri
Pemberontakkan PKI Madiun (18 September 1948)
Pemberontakkan DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakkan DI/TII di Aceh
Pemberontakkan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Pemberontakkan DI/TII di Jawa Tengah
Pemberontakan Angkatan Peramg Ratu Adil (APRA)
Pemberontakan tersebut dilancarkan oleh:
a) Bekas tentara Belanda KNIL
b) Pelarian pasukan payung
c) Barisan pegawai Stroottroepen
d) Polisi Belanda
8. Pemberontakan Andi Azis di Makasar
9. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
10. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
11. Pemberontakan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
e.


Pemilihan Umum
Sesudah beberapa kali berganti kabinet pemerintah, akhirnya Kabinet Baharudin Harahap
dapat melaksanakan pemilu sukses. Pada tanggal 29 September 1955, diselenggarakan
pemilihan umum untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 pemilihan
untuk anggota konstituante { badan pembuat UUD}.
Sekitar 39juta rakyat Indonesia yang mempunyai hak pilih berduyung duyung menuju
tempat pemungutan suara untuk melaksanakan hak pilihnya. Setelah diadakan perhitungan
suara, muncul empat partai besar sebagai pengumpul suara terbanyak yaitu Partai Nasional
Indonesia (PNI) memperoleh 57 kursi, majelis Syuro Muslimin Indonesia {Masyumi}
memperoleh 57 kursi,Nahdatul Ulum {NU} memperoleh 45 kusi, dan Partai komunis
Indonesia{PKI} memperoleh 39 kursi.
Pemilihan umum tahap berikutnya untuk memilih anggota konstituante diadakan pada
tanggal 15 Desember 1955. Pemilu untuk anggota konstituante, hasilnya di antara empat
partai besar (PNI, Masyumi, NU, dan PKI) tetap berimbang.
Hasil pemilu pertama ternyata tidak memenuhi harapan rakyat. Rakyat menghendaki
pemerintahan yang stabil ternyata tidak terwujud. Wakil-wakil rakyat yang terpilih tetap
memperjuangkan kepentingan partainya sendiri. Pertentangan partai politik semakin hebat.

f.


1)
2)
3)
4)

a.

b.

c.

Dekret Presiden 5 juli 1959
Salah Satu hasil penting dari pemilu l (1955) adalah terbentuknya badan konstituante
yang bertugas menyusun UUD yang baru. Pada tanggal 20 November 1956, konstituante
mulai bersidang yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
Walaupun telah tiga tahun bersidang, namun konstituante belum menyelesaikan tugasnya
sebab setiap kali sidang selalu terjadi perdebatan sengit di antara anggotanya. Oleh karena
itu, pada tanggal 20 April 1959 Presiden Soekarno berpidato lagi di depan sidang konstituante
yang menganjurkan agar dalam rangka pelaksanaan demokrasi terpimpim, konstituante
menetapkan saja UUD 1945 menjadi UUD negara Republik Indonesia yang tetap.

Pada tanggal 3 juni 1959, konstituante mengadakan reses yang kemudian ternyata untuk
selamanya. Sehubungan dengan itu, maka KSAD Letjen A.H Nasution melarang anggota
konstituante melakukan kegiatan politik.
Berdasarkan hukum darurat perang maka pada hari Minggu 5 Juli 1959 pada jam 17.00,
dalam upacara resmi di istana negara, Presiden Soekarno mengumumkan Dekret Presiden
sebagai berikut :
Membubarkan Konstituante.
Memberlakukan kembali UUD 1945
Menyatakan UUDS 1950 tidak berlaku lagi
Akan segera dibentuk MPRS dan DPAS
2. Kehidupan Ekonomi
Setelah pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa Indonesia
menanggung beban ekonomi yang sangat berat akibat dari hasil KMB, antara lain berupa
utang luar negeri dan utang dalam negeri. Pada masa demokrasi liberal dikeluarkan beberapa
kebijakan ekonomi berikut ini :
Gunting Syafruddin
Guna mengatasi defisit anggaran dan mengurangi peredaran uang, pada tanggal 20
maret 1950 Menteri keuangan Syafruddin mengambil tindakan memotong uang dengan
memberlakukan setengahnya untuk mata uang yang bernilai Rp. 2,50,00 ke atas.
Nasionalisme de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia

Pada masa kabinet Sukiman, pemerintah berusaha untuk mengatasi krisis moneter
(keuangan). Salah satu upaya yang ditempuh adalah menasionalisasi de Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia. Lebih lanjut dalam rangka menaikkan pendapatan, pemerintah
berupaya menurunkan biaya ekspor dan melakukan penghematan secara drastis.
Sistem ekonomi Gerakan Benteng
Gerakan Benteng pada hakikatnya adalah suatu kebijakan untuk melidungi usaha
pribumi.Gerakan Benteng ini mengalami kegagalan karena para pengusaha indonesia lambat
dalam usahanya, bahkan ada yang menyalahgunakan bantuan pemerintah. Selain itu,
pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi dalam sistem
ekonomi liberal.

d. Sistem Ekonomi Ali-Baba
Tujuan sistem ekonomi Ali-Baba adalah untuk memajukan pengusaha pribumi. Ali
digambarkan sebagai pengusaha pribumi dan Baba sebagai pengusaha nonpribumi. Sistem
ekonomi Ali-Baba mengalami kegagalan karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman
dan hanya dijadikan alat oleh pengusaha nonpribumi untuk mendapatkan kredit dari
pemerintah.

B. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Kehidupan Politik

Dekret Presiden 5 Juli 1959 ternyata mendapat dukungan dari berbagai lapisan
masyarakat, di antaranya sebagai berikut.
a. KSAD mengeluarkan perintah harian yang ditunjukan kepada seluruh anggota TNI untuk
melaksanakan Dekret Presiden 5 Juli 1959
b. Mahkamah Agung membenarkan adanya Dekret Presiden tersebut.
c. DPR hasil pemilu tahun 1955 menyatakan kesediaannya untuk bekerja berdasarkan UUD
1945
Sebagai tindak lanjut dekret tersebut, maka pada tanggal 10 Juli 1959 pemerintah membentuk
sebuah kabinet yang disebut kabinet karya. Kabinet karya dipimpin langsung oleh Presiden.
Dengan demikian kabinet parlemen berganti dengan sistem kabinet presidensial, sedangkan
sistem demokrasi liberal diganti dengan sistem demokrasi terpimpin.
Kebijakan-kebijakan yang diambil pada masa demokrasi terpimpin antara lain sebagai berikut
:
a. Pembentukan DPR
Berdasarkan Penetapan Presiden no.1 Tahun 1959, yang dikeluarkan pada tanggal 22 Juli
1959 menyatakan bahwa sebelum terbentuk DPR menurut UUD 1945, maka DPR hasil
pemilu tahun 1959 atas dasar UU no. 7 Tahun 1953 tetap menjalankan tugasnya.
b. Pembentukan MPRS
Berdasarkan pasal 1 Ayat 1 dan pasal 2 Ayat 2 UUD 1945 lembaga tertinggi negara harus
dibentuk adalah MPR. Namun berhubung belum melaksanakan pemilu maka MPR dibentuk

berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959, Ketua MPR adalah Chaerul Saleh.
c. Pembentukan DPAS
Berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959 dibentuk Dewan Pertimbangan Agung
Sementara (DPAS)
d. Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappernas)
Pada bulan Agustus 1959 dibentuk dewan perancang nasional yang di ketuai oleh
Muh.Yamin. Pada Tahun 1963, Depernas diganti menjadi Badan Perancang Nasional
(Bappernas) yang dipimpin langsung oleh Presiden sendiri.
e. Pembentukan Front Nasional
Pada tanggal 31 Desember tahun 1959 dibentuk Front Nasional yang berfungsi sebagai
lembaga negara yang melaksanakan pembangunan semesta Indonesia.
f. Pembentukan DPR-GR

2.

3.
a.

1)
a)
b)
1.
2.
b.

c.

1.

Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955 karena DPR menolak Anggaran
Belanja Negara yang diajukan oleh Presiden.Kemudian Presiden membentuk DPR Gotong
Royong (DPR-GR) pada tanggal 24 Juni 1960.
Kehidupan Ekonomii
Sampai saat dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959, keadaan ekonomi Indonesia
Masih sangat suram akibat timbulnya pemberontakan PRRI/Permesta. Untuk Merencanakan
pembangunan di bawah kabinet karya, pada tanggal 15 Agustus 1959 maka dibentuk Dewan
Perancang Nasional (Depernas) yang dipmpin oleh Muh.Yamin.
Untuk memperbaiki keadaan ekonomi, pada tanggal 28 Maret 1963 pemerintah
mengeluarkan landasan ekonomi baru yang disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon). Tujuan
Dekon adalah menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokrasi, dan bebas dari sisasisa imperalisme mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Kebijakan Politik Luar Negri
Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia
Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah melaksanakan politik mercusuar. Politik
mercusuar adalah politik mencari kemegahan di mata dunia Internasional. Tindakan
pemerintah yang menyimpang dari pelaksanaan politik luar negri bebas aktif sebagai berikut :
Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua sebagai berikut :
Old Established Forces (Oldefo) terdiri atas negara-negara imperalis, negara kapitalis, dan
negara berkembang yang cenderung imperialis.
New Emerging Forces (Nefo) terdiri dari negara-negara berkembang anti imperalis, negara
sosialis, dan negara komunis.
Dalam rangka politik mercusuar, pemerintah RI menyelenggarakan pesta olahraga negaranegara Nefo pada tahun 1963. Kegiatan tersebut dinamakan Ganefo.
Pembentukan Jakarta-Peking. Kenyataan ini membuktikan bahwa Indonesia betul-betul
melibatkan diri pada salah satu blok, yaitu blok komunis.
Indonesia keluar dari PBB
Penyebab indonesia keluar dari PBB adalah diterimanya Malaysia menjadi anggota tetap
Dewan Keamanan PBB. Dengan masuknya malaysia menjadi anggota tidak tetap DK PBB,
maka presiden Soekarno menyampaikan pidato di depan sidang umum PBB dengan judul
“Membangun Dunia Kembali”. Indonesia mengancam jika Malaysia tetap diangkat menjadi
anggota dewan keamanan PBB, maka Indonesia akan keluar dari PBB.
Ternyata Malaysia tetap diangkat menjadi anggota Dewan keamanan PBB sehingga pada
tanggal 7 Januari 1965, Indonesia menyatakan keluar dari anggota PBB. Dengan keluarnya
Indonesia dari keanggotaan PBB, maka Indonesia semakin terpencil dari pergaulan dunia.
Konfrontasi dengan Malaysia
Presiden Soekarno beranggapan bahwa Federasi Malaysia adalah proyek neokolonialisme
imperialisme (nekolim) yang membahayakan revolusi Indonesia, maka Indonesia harus
mencegah berdirinya Malaysia. Untuk kepentingan tersebut, maka Presiden Soekarno
mengeluarkan komando yang dikenal dengan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang berisi
sebagai berikut :
Perhebatan ketahanan revolusi Indonesia.

2. Bantulah Perjuangan rakyat di Malaysia, Singapura, Sabah, dan Serawak.

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5