T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas V SD Negeri Ngemplak ecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Semester I Tahun Pelajaran 201620

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran IPS
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kata belajar selama
hidupnya karena belajar akan membuat setiap orang dapat menjadi lebih baik
dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Manusia terlahir dengan dikaruniai akal
dan pikiran yang dapat digunakan sebagai modal dalam menjalani
kehidupannya. Untuk mengembangkan akal dan pikiran yang dimilikinya,
manusia dapat melakukan banyak hal salah satunya belajar. Interaksi manusia
dengan lingkungan di sekelilingnya dapat dikategorikan sebagai proses
belajar.
Menurut Widiarto dan Suwarso (2007: 1) Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin,
konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Dalam IPS terdapat mata pelajaran
tentang kehidupan sosial yang berdasarkan bahan kajian geografi, ekonomi,
sosiologi dan antropologi. Sedangkan menurut Sumantri (2001 : 89) IPS
merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial (social scince) maupun ilmu pendidikan. Selain itu menurut
Suradisastra, dkk (1992 :4) mengemukakan bahwa IPS adalah kajian tentang

manusia dan dunia sekelilingnya. Berdasarkan uraian para ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program
pendidikan yang didalamnya mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu agar
siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia terhadap sesama, bertanggung
jawab, dan dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupannya.
Menurut Alma, Buchari (2010 : 6) tujuan utama IPS adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

7

sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun masyarakat. Sedangkan
menurut peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
standar isi, tujuan mata pelajaran IPS di SD supaya siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Berdasarkan uraian tujuan di atas dapat diketahui bahwa tujuan
pembelajaran IPS di sekolah dasar dalam penelitian ini adalah untuk
memperkaya dan mengembangkan potensi siswa, kemampuan berfikir kritis
dan logis dalam memecahkan suatu masalah, kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama dan berkompetisi dalam kehidupan masyarakat yang majemuk
serta menjadikan negaranya menjadi tempat hidup yang lebih baik.
Standar kompetensi IPS merupakan seperangkat kompetensi IPS yang
dibukukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam
pelajaran IPS. Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar beserta hasil
belajarnya,

indicator

dan


materi

pokok

untuk

setiap

aspeknya.

Pengorganisasian dan pengelompokkan materi pada materi didasarkan
menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan
yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan IPS yang dapat dimiliki oleh
kemampuan peserta didik yang standar dinamakan dengan Standar
Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Secara rinci
SK dan KD untuk mata pelajaran IPS yang ditujukan bagi siswa kelas V SD
disajikan melalui tabel 2.1 berikut ini.

8


Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai peninggalan 1.1 Mengenal makna peninggalandan tokoh sejarah yang berskala
peninggalan sejarah yang berskala
nasional pada masa Hindu-Budha
nasional dari masa Hindu-Budha
dan Islam, keragaman kenampakan
dan Islam di Indonesia.
alam dan suku bangsa, serta 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah
pada masa Hindu-Budha dan Islam
kegiatan ekonomi di Indonesia.
di Indonesia.
1.3 Mengenal keragaman kenampakan
alam dan buatan serta pembagian
wilayah waktu di Indonesia dengan
menggunakan peta/atlas/globe dan
lainnya.
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa

dan budaya di Indonesia.
1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Menghargai peranan tokoh pejuang 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para
dan
masyarakat
dalam
tokoh pejuang pada masa penjajahan
mempersiapkan
dan
Belanda dan Jepang.
mempertahankan
kemerdekaan 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh
Indonesia.
perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh
dalam
memproklamasikan
kemerdekaan,

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh
dalam
mempertahankan
kemerdekaan.

Sumber : Permendiknas No. 23 tahun 2006
2.1.2 Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Menurut Jumanta (2016:132) “pendekatan pembelajaran adalah suatu
pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan
atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai
dengan lebih efektif dan efisien”. Sedangkan Wilis (2011:97) mengatakan
bahwa “pendekatan pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan
guru sebagai acuan dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas”. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang digunakan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan proses

9

pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.

Penelitian ini memilih pendekatan pembelajaran inkuiri sebagai
pendekatan yang dapat digunakan untuk menjawab harapan dan tujuan dari
sebuah proses pembelajaran. Sebelum sampai pada pemaparan desain
pelaksanaan

pendekatan

pembelajaran

inkuiri

terlebih

dahulu

harus

mengetahui pengertian inkuiri itu sendiri. Sund dalam Trianto (2007: 135)
menyatakan bahwa “discovery adalah bagian dari inkuiri, atau inkuiri
merupakan perluasan proses discovery yang lebih mendalam. Inkuiri yang

berasal dari bahasa inggris inquiry

berarti pertanyaan, atau memeriksa,

penyelidikan”. Inkuiri dijadikan sebagai sarana oleh manusia dalam mencari
atau memahami informasi. Gulo (2002) dalam Trianto (2007: 135)
menyatakan bahwa “pendekatan pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penelitiannya dengan penuh rasa
percaya diri”. Serupa dengan Gulo, menurut Schmidt dalam Amri., dkk (2010:
85) menyatakan bahwa “inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis”.
Menurut Hamdayama (2016:132) “model pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan merumuskan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan”. Dapat dilihat secara umum, pendekatan
pembelajaran inkuiri adalah proses yang bervariasi dan meliputi kegiatankegiatan observasi, merumuskan masalah yang relevan, mengevaluasi buku

dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan
investigasi, mengingat apa yang telah di ketahui, melakukan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memeroleh data, menganalisis
dan menginterpretasi data, dan memprediksi serta mengkomunikasikan

10

hasilnya. Proses belajar mengajar dengan pendekatan pembelajaran inkuiri
menurut menurut Hamdayama (2016 : 132-133) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan; 2)
Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri sesuatu
yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3) Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Berdasarkan pada ciri-ciri yang dikemukakan oleh Hamdayama maka
guru sebagai seorang pendidik harus berusaha untuk melatih dan
membiasakan siswa untuk terampil berfikir karena mereka terlibat secara aktif
dalam setiap proses pembelajaran secara mental maupun fisik, seperti trampil

menggunakan alat, terampil merangkai peralatan percobaan dan sebagainya.
Menurut Amri dkk (2010 : 104) mengemukakan bahwa pelatihan dan
pembiasaan siswa untuk terampil berfikir dan trampil secara fisik merupakan
syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar yaitu
tercapainya ketrampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap ilmiah
disamping penguasaan konsep, prinsip, hukum dan teori.
Model pembelajaran ikuiri memiliki empat karakteristik utama siswa
Amri., dkk (2010 :105) yaitu 1) Secara aktif siswa selalu ingin tahu, 2)
Didalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan
idenya, 3) Dalam membangun atau mengkonstruksi siswa selalu ingin
membuat sesuatu, 4) siswa selalu I mengekspresikan seni. Dari pemaparan
karakteristik dan ciri-ciri diatas dapat dilihat bahwa pendekatan pembelajaran
inkuiri adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk berpartisipasi secara aktif dan mengkomunikasikan idenya dalam proses
pembelajaran. Sebuah model pembelajaran tentu memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, begitu juga dengan pendekatan pembelajaran
inkuiri. Menurut Hardini dan Puspita Sari (2012:33) pendekatan pembelajaran
inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan karena memiliki
beberapa kelebihan antara lain :


11

1) Menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga
pembelajaran ini dianggap lebih bermakna, 2) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka, 3) Merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar sebagai proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman, 4) Dalam melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelebihan model inkuiri juga memiliki beberapa kelemahan antara
lain: 1) Jika menggunakan model pembelajaran ini akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa, 2) Strategi ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa belajar, 3) Kadangkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang, 4)
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
mengenai

materi

pelajaran

maka

model

pembelajaran

ini

sulit

diimplementasikan oleh setiap guru. Dari uraian di atas mengenai kelebihan
dan kekurangan pembelajaran inkuiri, kelebihan yang utama adalah dapat
mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang
sehingga

pembelajaran

dianggap

lebih

bermakna.

Sehingga

dengan

pendekatan pembelajaran inkuiri siswa dapat belajar melalui pengalaman dan
pencarian. Sedangkan kelemahan yang paling utama adalah diperlukannya
waktu yang cukup panjang karena siswa tidak terbiasa belajar secara inkuiri
sehingga guru yang mendesain pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran inkuiri harus pandai mengatur waktu dan mengawasi siswa
sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Amri., dkk (2010 : 93) menyatakan bahwa langkah pendekatan
pembelajaran inkuiri merupakan suatu siklus yang dimulai dari, 1) Observasi
atau pengamatan terhadap berbagai fenomena, tahapan siswa untuk
mengamati berbagai fenomena yang ada di sekitar, 2) Mengajukan pertanyaan
tentang fenomena yang dihadapi, pada tahap ini siswa dibawa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki, 3) Mengajukan dugaan atau
kemungkinan jawaban,

pada tahap ini

siswa menentukan jawaban

sementaradari persoalan tentang suatu fenomena, 4) Mengumpulkan data yang
berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan, yaitu aktivitas menjaring

12

informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan, 5)
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data, tahap ini adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis.
Langkah-langkah pendekatan pembelajaran inkuiri menurut Eggen dan
Kauhack dalam Amri (2010 : 95) tahap pembelajaran inkuiri : 1) Merumuskan
pertanyaan dan permasalahan, 2) Merumuskan hipotesis, 3) Mengumpulkan
data, 4) Menguji hipotesis, 5) Membuat kesimpulan. Selain itu menurut Wina
(2006:196) menyatakan bahwa langkah pembelajaran inkuiri meliputi 1)
Membina suasana yang responsif di antara siswa, 2) Mengemukakan
permasalahan untuk ditemukan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya.
Kemudian mengajukan pertanyaan kea rah mencari, merumuskan, dan
memperjelas permasalahan dari cerita dan gambar, 3) Mengajukan pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan pertanyaan yang diajukan bersifat mencari, 4)
Merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban dari pertanyaan, 5) Menguji
hipotesis, guru mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data untuk
pembuktian hipotesis, 6) Pengambilan kesimpulan dilakukan gur dan siswa.
Dari pemaparan ahli di atas, dapat disimpulkan bahawa pendekatan
pembelajaranm inkuiri memiliki langkah-langkah yang diawali dengan
pengamatan,

merumuskan

pertanyaan,

mengemukakan

hipotesis,

megumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini sintak pembelajaran yang dipakai adalah yang
disampaikan oleh Eggen dan Kauhack dalam Amri (2010 : 95) adapun
langkah pertama adalah merumuskan pertanyaan dan permasalahan untuk
dipecahkan oleh siswa, pada tahap ini siswa dengan bimbingan guru
merumuskan permasalahan yang harus dipecahkan yang nantinya akan dicari
penyelesaiannya dengan mencari data dari berbagai sumber dengan berfikir
kritis dan logis. Kemudian langkah yang kedua adalah menetapkan hipotesis
atau dugaan sementara sebelum mencari penyelesaian permasalahan yang
sudah dirumuskan. Langkah ketiga siswa secara aktif mencari informasi, data,
dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis dari permasalahan,

13

dalam tahap ini guru memfasilitasi siswa dengan media atau sumber-sumber
untuk membantu siswa mencari sendiri penyelesaian dari masalah yang sudah
dirumuskan. Kemudian langkah keempat adalah menguji hipotesis, dalam
tahap ini siswa bersama guru menguji hipotesis yang telah dirumuskan
berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh dari sumber-sumber
ataupun media yang ada. Langkah terakhir menarik kesimpulan atas jawaban
atau generalisasi. Dalam tahap ini siswa dan guru mengambil kesimpulan dari
data ataupun informasi yang telah didapatkan dari berbagai sumber.
2.1.3

Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Abdurrahman (1999) dalam Asep Jihad dkk

(2013 : 14) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Dalam Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 dinyatakan bahwa
penilaian hasil belajar oleh peserta didik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, komepetensi pengetahuan, dan kompetensi
ketrampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran. Seperti yang dinyatakan dalam Permendikbud
Nomor 104 tahun 2014, Benyamin S. Bloom dalam Asep Jihad dkk (2013 :14)
mengemukakan ada tiga ranah atau domain hasil belajar yaitu kognitif, afektif
dan psikomotorik. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh setelah melakukan proses belajar. Untuk
mengetahui hasil belajar siswa, perlu dilakukan pengukuran. Dalam proses
pembelajaran guru juga harus melakukan pengukuran agar dapat mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah disampaikan. Agar
guru dapat mengetahui tujuan dari pembelajaran apakah sudah tercapai atau
belum.
Hasil belajar harus diidentifikasi melalui informasi hasil pengukuran
penguasaan materi melalui teknik tes maupun non tes. Penguasaan materi
yang dimaksud adalah derajat pencapaian kompetensi hasil belajar yang
dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku yang
terbagi dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Wardani, 2012 : 110).

14

Menurut Bloom dalam Wardani (2012 :110) tujuan belajar domain kognitif
dibagi menjadi enam kategori yaitu :
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Menghafal atau remember adalah menarik kembali informasi yang tersimpan dalam
memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah
tingkatannya.
Memahami atau understand adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki, tau mengintegrasikian pengetahuan yang baru ke dalam
skema yang telah ada dalam pemikiran pesera didik.
Mengaplikasikan atau apply mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan
masalah atau mengerjakan tugas. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu
menjalankan dan mengimplementasikan.
Menganalisis atau analyze adalah menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Ada
tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis yaitu menguraikan,
mengorganisir, dan menemukan pesan tersirat.
Mengevaluasi atau evaluate adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu
memeriksa dan mengkritik.
Membuat atau create yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk
kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu
membuat, merencanakan, dan memproduksi.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Glorius Agus tahun 2013 mengenai
upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing siswa kelas 4 SDN Salatiga 09
Semester II. Sebelum tindakan, 28 siswa (73.7%) dari 38 siswa belum tuntas
dalam KKM. Berdasarkan data ini maka perlu dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
pembelajaran IPA materi Kenampakan Benda Langit. Desain penelitian ini
adalah PTK, dilaksanakan dua siklus, masing-masing siklus dua pertemuan.
Variabel penelitian ini adalah variabel bebas (model pembelajaran inkuiri
termbimbing) dan variabel terikat (motivasi dan hasil belajar). Teknik
pengumpulan data dengan cara observasi, evaluasi dan angket. Instrumen
pengumpulan datanya adalah lembar observasi, lembar soal, dan lembar
angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif
yaitu perbandingan persentase motivasi dan hasil belajar sebelum tindakan,
siklus I dan siklus II. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% dari total
siswa di kelas mencapai KKM = 70.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa dengan menerapkan

15

model pembelajaran inkuiri terbimbing, berhasil. Hal ini dibuktikan dengan
analisis data sebelum dilakukan tindakan, siswa tuntas belajar 10 (36.3%) dari
38 siswa. Pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 25 siswa (65.8%). Pada
siklus II, siswa tuntas belajar menjadi 38 (100%). Dalam penelitian ini
terdapat kelebihan yaitu ada dua variabel terikat yang diteliti, namun pada
indikator kinerja yang ditetapkan masih rendah. Seharusnya dengan dua
variabel yang diteliti indikator kinerja yang ditetapkan dapat lebih tinggi lagi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rian Susanto pada tahun 2013
mengenai penerapan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Kalijambe Semester II.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan hasil bekajar IPA, hal ini dapat kita lihat pada pra
siklus yaitu sebelum diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri dari 28 siswa
terdapat 19 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM= 78) dan
hanya 9 siswa (32%) yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan setelah
dilakukan siklus I adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan sebanyak 14 siswa dengan persentasi 50%, sedangkan yang belum
mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 14 siswa dengan persentasi 50%.
Setelah dilakukan siklus I masih ada siswa yang belum mencapai (KKM= 78),
maka dilakukan untuk siklus II dan sebanyak 26 siswa dengan persentasi 92%
telah mencapai (KKM= 78) sedangkan yang belum tuntas ada 2 siswa dengan
persentasi 8% karena siswa tersebut memerlukan tambahan pelajaran atau
bimbingan khusus dalam pembelajaran IPA. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SD Negeri
Kalijambe. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh yaitu adanya
peningkatan yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini hanya meneliti satu variabel terikat saja, sebaiknya dalam
penelitian selanjutnya dapat ditambah dengan variabel lainnya seperti motivasi
belajar.

16

Penelitian yang dilakukan oleh Darma Makahube pada tahun 2016
mengenai implementasi strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 11
Kota Salatiga. Penelitian ini dilatarbelakangi atas kebutuhan akan kemampuan
memecahkan masalah baik di kelas atau di tengah-tengah masyarakat,
kemampuan mengatasi masalah yang dihadapinya, dan juga perlunya
kemampuan mengaplikasikan ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang
mereka dapatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Salatiga
dengan mengaplikasikan strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran
inkuiri ini meliputi langkah-langkah (1) orientasi, (2) merumuskan masalah,
(3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis (6)
merumuskan kesimpulan. Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini dengan nama penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil
penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbukti dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan skor ratarata motivasi siswa 37,4 dengan kriteria sedang, pada siklus I skor rata-rata
motivasi belajar siswa meningkat menjadi 42,2 dengan kriteria sedang dan
pada sikus II rata-rata motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan
kriteria tinggi (rata-rata skor 46,4). Sedangkan peningkatan nilai rata-rata hasil
belajar, yaitu sebelum tindakan nilai rata-rata kelas sebesar 65,45; siklus I naik
menjadi 72,15; dan pada siklus II naik menjadi 81,25. Pada tes pra siklus
ketuntasan belajar siswa 35%, pada siklus I ketuntasan siswa meningkat
menjadi 75% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai
85% siswa atau 17 siswa mencapai nilai di atas KKM (65). Dalam penelitian
ini sudah melakukan penelitian terhadap dua variabel terikat yaitu motivasi
dan hasil belajar siswa, namun pada KKM yang ditentukan masih tergolong
rendah. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan KKM yang
lebih tinggi lagi.

17

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan seperti yang ada di
atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri
karena dianggap cocok digunakan untuk pembelajaran siswa SD dan dengan
pendekatan ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide dan
pemikirannya. Kelebihan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPS,
sebagaimana diketahui penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri adalah
pada mata pelajaran IPA.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran IPS di SD Negeri Ngemplak 01 ecamatan
Kandangan siswa lebih cenderung banyak mendengarkan atau pasif. Selain itu
metode yang digunakan masih dominan menggunakan metode ceramah yakni
guru menjelaskan di depan kelas. Setelah guru menjelaskan kemudian siswa
diminta untuk mengerjakan latihan soal, menghafal materi yang telah
dipelajari, dan diberikan pekerjaan rumah (PR). Rancangan pembelajaran
seperti ini kurang bervariasi dan monoton yang menyebabkan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran kurang.
Dalam proses pembelajaran IPS guru dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk dapat menentukan pendekatan pembelajaran yang
digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran IPS. Karena pemilihan
pendekatan dan metode yang tidak sesuai dapat menyebabkan rendahnya
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang berdampak pada
hasil belajar IPS siswa. Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran salah satunya menggunakan pendekatan pembelajaran
inkuiri yang melibatkan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri ini siswa
dapat belajar secara individu dan kelompok. Dimana siswa diberikan sebuah
pertanyaan untuk dipecahkan, siswa diberikan kesempatan untuk menentukan
dugaan sementara dari pertanyaan yang telah diberikan sebelum mencari data
dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan. Dengan pendekatan

18

pembelajaran inkuiri mengajarkan siswa untuk dapat berpikir kritis, logis, dan
analitis untuk dapat merumuskan dan menjawab pertanyaan dari suatu
masalah. Sehingga dalam proses belajar diharapkan aktivitas siswa meningkat
yang akan berakibat terhadap prestasi siswa yang meningkat pula.

19

Pembelajaran
IPS berpusat
pada guru

Hasil belajar di
bawah KKM

KD 1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan
buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya.

Pendekatan pembelajaran
inkuiri.
Menerima pertanyaan

Menentukan hipotesis

Mengumpulkan informasi

Skor Tes

Hasil belajar IPS

Menguji hipotesis

Menyimpulkan

Tes

Gambar 2.1
Skema Kerangka Perpikir Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

20

2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah: “Peningkatan hasil belajar IPS diduga dapat
diupayakan melalui pendekatan pembelajaran inkuiri siswa kelas V SD Negeri
Ngemplak 01 Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung semester I
tahun pelajaran 2016/2017 ”.

21

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22