TAHUN BARU CINA antro individu

TAHUN BARU CINA

Ucapan selamat

:

1. 恭喜发财,万事如意~
gōngxǐ fācái, wànshì rúyì ~
恭喜发财, Gōngxǐ fācái, ~ artinya selamat/semoga rezekinya berlimpah
万事如意~ wànshì rúyì, artinya semoga segala masalah akan sesuai dengan yang
dikehendaki atau semoga beruntung
Jadi kalimat 恭喜发财, Gōngxǐ fācái artinya bukan Selamat Tahun Baru Imlek yaa… hanya
saja, kalimat ini selalu diucapkan pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
2. 新年快乐,祝你健康长寿,祝你好运
Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn
==> Selamat Tahun Baru, Semoga sehat selalu dan panjang umur, semoga sukses/beruntung
3. Selain itu ada juga yang memberi ucapan Tahun Baru dengan bentuk puisi seperti ini:
祝福的话语,书中有无限. 心中的思念,一遍又一遍,新年来眼前,送去我祝愿:快乐开心
每一天,生活美满又团圆,平安吉祥福运连!
Zhùfú de huàyǔ, shū zhōng yǒu wúxiàn. Xīnzhōng de sīniàn, yībiàn yòu yībiàn. Xīnnián lái
yǎnqián, sòng qù wǒ zhùyuàn: Kuàilè kāixīn měi yītiān, shēnghuó měimǎn yòu tuányuán,

píng’ān jíxiáng fú yùn lián!
==> Ucapan Doa, di dalam buku tiada habisnya. Tahun baru sudah di depan mata, saya pun
mengharapkan: Semoga anda bahagia dan gembira setiap hari, Hidup anda indah, lengkap,
damai dan selalu dipenuhi keberuntungan.
4. 新年第一天,愿你蛇年一心一意发大财,做事一锤定音,干活一举两得,一份温暖
祝福,愿朋友新年好!
Xīnnián dì yī tiān, yuàn nǐ shé nián yīxīnyīyì fā dà cái, zuòshì yīchuídìngyīn, gàn huó
yījǔliǎngdé, Yī fèn wēnnuǎn zhùfú, yuàn péngyǒu xīnnián hǎo!
==> Di hari pertama tahun baru, saya mendoakan semoga di tahun ular air ini rezeki anda
berlimpah, Pekerjaan anda sukses dan produktif, terimalah doa hangatku ini untuk
mengucapkan selamat Tahun Baru kawan…

5. 蛇年到了,愿你:快乐在心间荡漾,幸福在心田盛开,如意在心中徘徊,喜悦在心
坎猛涨,蛇年愿你心想事成,日子比蜜甜。

Shé nián dàole, yuàn nǐ: Kuàilè zài xīnjiān dàngyàng, xìngfú zài xīntián shèngkāi, rúyì zài
xīnzhōng páihuái, xǐyuè zài xīnkǎn měng zhǎng, huānlè zài xīnlǐ fāyá, shé nián yuàn nǐ xīn
xiǎng shì chéng, rìzi bǐ mì tián.
==>Tahun ular telah tiba, semoga kegembiraan senantiasa singgah dalam ruang hati anda,
Kebahagiaan selalu merekah di padang hati anda, keberuntungan silih berganti di tengahtengah hati anda, sukacita selalu meluap di hati anda dan semoga di tahun ular ini setiap

keinginan anda terwujud dan hari-hari anda akan lebih manis dari madu.

PROPERTI

Tulisan Fu [福]
Fu [福] adalah tulisan Mandarin yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah
Bahagia. Tulisan Fu menandakan harapan untuk hidup bahagia di Tahun yang baru ini. Ada
juga yang menempelkan Huruf “Fu” secara terbalik. Sebutan Mandarin, Terbalik adalah Dao
[倒], Dao ini memiliki nada yang sama dengan Dao [到] yang artinya adalah tiba. Dengan
Tulisan Fu yang terbalik, Warga Tionghoa mengharapkan Tibanya kebahagian di Tahun Baru
ini.

Tulisan Chun [春]
Chun [春] adalah tulisan Mandarin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
Musim Semi. Musim Semi adalah Musim terbaik diantara 4 Musim yang ada, sehingga
bunga bermekaran dengan cantik, pemandangan terindah di musim semi. Di Musim Semi,
semua aktivitas menjadi Normal kembali, petani mulai bercocok tanam sehingga berharapan
untuk mendapatkan panen yang lebih baik. Tahun Baru Imlek juga disebut sebagai Festival
Musim Semi atau Chun Jie [春节].


Sepasang Puisi (Dui Lian [对联])
http://www.chinapage.com/duilian/chunlian0.html

https://www.travelchinaguide.com/essential/holidays/new-year/spring-festivalcouplets.htm
Sepasang Puisi atau Dui Lian atau juga Chun Lian [春联] yang artinya Puisi Musim Semi
adalah Tulisan-tulisan puisi yang penuh kebahagian dan biasanya ditempelkan di sisi kanan
dan kiri pintu. Sama halnya dengan Tulisan-tulisan ucapan selamat, Dui Lian merupakan
harapan dan doa warga Tionghoa untuk masa depan dan kehidupan yang lebih baik di tahun
yang akan datang. Selain itu, juga menandakan suka cita warga Tionghoa dalam merayakan
Hari Raya Tahun Baru Imlek.

Gambar Ikan
Pasti ada yang bertanya, apa pula kaitan Ikan dengan Hari Raya Imlek. Mengapa setiap
merayakan Hari Raya Imlek pasti ada gambar Ikan sebagai pernak-pernik Imlek. Nah, ini
penjelasannya.
Ikan merupakan makanan favorit warga Tionghoa, namun Ikan juga merupakan lambang
keberuntungan dalam Tradisi Tionghoa. Kata Ikan dalam mandarin adalah “Yu [鱼]”, kata
tersebut memiliki nada yang sama dengan Yu [余] yang artinya adalah lebih. Setiap warga
Tionghoa mengharapkan Rezeki yang berlebihan, hidup yang lebih sehat dan bahagia serta
usaha yang lebih lancar.


Gambar Dewa Rezeki (Cai Shen [财神])
Menurut kepercayaan warga Tionghoa, Dewa Rezeki adalah Dewa yang bertugas untuk
membagikan rezeki kepada umat manusia. Oleh karena itu, kedatangan Dewa Rezeki
merupakan hal yang paling diharapkan sehingga sering kita temukan gambar-gambar maupun
patung-patung dewa rezeki di rumah-rumah warga Tionghoa saat merayakan Hari Raya
Imlek.
Baca juga : Dewa Rezeki dalam Tradisi Tionghoa

Mercon / Petasan “Bian Pao [鞭炮]”
Menurut kepercayaan warga Tionghoa, Mercon atau Petasan yang memiliki suara ledakan ini
dapat mengusir makhluk halus dan juga berbagai ketidakberuntungan sehingga di tahun yang
akan datang penuh dengan keberuntungan serta kebahagiaan. Mercon atau Petasan ini pada
mulanya digunakan untuk mengusir Hewan Buas yang memakan manusia yaitu Hewan Nian
(Nian Shou [年兽])》
Baca juga : Cerita tentang Raksasa Nian

Barongsai dan Singa
Barongsai adalah tarian Tradisional Tionghoa dengan menggunakan Sarung yang menyerupai
Singa. Singa yang merupakan raja hewan ini melambangkan kegagahan, keberanian dan

keberuntungan. Singa juga dipercayai dapat mengusir segala ketidakberuntungan serta
mengusir makluk-makhluk halus yang menganggu kehidupan manusia. Oleh karena itu,
Tahun Baru Imlek sering dimeriahkan dengan adanya tarian Barongsai yang bermaksud

untuk mengusir segala ketidakberuntungan sehingga Tahun yang baru ini dapat hidup dengan
lancar dan bahagia. Barongsai dalam bahasa Mandarin disebut dengan “Wu Shi [舞狮]”
Selain Barongsai, Singa juga sering ditempel di dinding dalam bentuk Sticker besar dan juga
patung-patung miniatur Singa yang dijadikan sebagai pajangan di lemari dan meja.

Lampion/Lentera Merah
Dalam mata masyarakat Tionghoa, Lampion atau Lentera merah memiliki arti kebersamaan,
persatuan, bisnis yang lancar dan sukses, keberuntungan, semangat, kebahagiaan dan yang
terpenting adalah penerangan hidup. Oleh karena itu, kita sering melihat Lampion atau
Lentera merah yang digantungkan di hampir setiap rumah warga Tionghoa yang merayakan
Hari Raya Imlek. Selain Rumah, di Jalan Raya, pusat perbelanjaan maupun restoran juga
sering ditemukan Lampion atau Lentera merah ini.

Gambar 12 shio
Gambar Shio juga merupakan salah satu pernak-pernak yang terpenting dalam merayakan
Tahun Baru Imlek. Shio adalah Simbol Hewan yang digunakan untuk melambangkan Tahun

dalam Astrologi Tionghoa sesuai dengan kalender Imlek. Setiap Tahun diwakili oleh satu
shio. Shio dalam Tradisi Tionghoa berjumlah 12 (Duabelas) sehingga siklus shio juga 12
tahunan. Biasanya Tahun Baru Imlek juga menandakan pergantian Shio sehingga Shio
ditahun sebelumnya akan ditinggalkan dan menyambut kedatangan Shio yang baru. Oleh
karena itu, masyarakat Tionghoa menghiasi rumahnya dengan pernak-pernik Shio Tahun
Baru dengan harapan Shio baru tersebut dapat memberikan keberuntungan dan kebahagian
bagi mereka.
Baca juga : Urutan 12 Shio dalam Tradisi Tionghoa

Jeruk
Mungkin banyak akan bertanya, apa kaitan Jeruk dengan Hari Raya Imlek. Jeruk dalam
bahasa mandarin adalah Ju [桔]. Ju memiliki nada yang hampir sama dengan Ji [吉]. Tulisan
mandarinnya Ju [桔] juga sangat mirip dengan Ji [吉]. Ji [吉] dapat diartinya sebagai
keberuntungan sehingga dengan adanya Jeruk berarti kita dapat mendapatkan keberuntungan
sepanjang tahun.

Angpao
Mungkin semua kita sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Saat ini, pemberian Angpao
tidak hanya dilakukan saat merayakan hari raya Imlek, tapi Angpao juga dapat ditemukan
dalam berbagai kegiatan yang sifatnya bahagia dan suka cita seperti memberikan Angpao saat

ulang tahun dan menikah. Memberikan Angpao kepada generasi yang lebih muda seperti
anak-anak kecil dan muda-mudi yang belum menikah dalam Tahun Baru Imlek adalah
sebagai harapan atau ucapan selamat si pemberi Angpao kepada si penerima Angpao. Saat
memberikan Angpao, si pemberi Angpao biasanya akan mengucapkan berbagai ucapan
selamat dan harapannya kepada penerima Angpao. Contohnya seperti Semoga anda mencapai
kemajuan dalam belajar, Semoga anda Sehat selalu, Semoga karir anda semakin baik dan lain
sebagainya.

1. Angpau

Angpao
Kalau diterjemahkan, angpau berarti amplop merah. Warna merah dipercaya dapat menangkal
pengaruh jahat. Karenanya hadiah uang tahun baru pun dimasukkan ke dalam angpau (dialek
Hokkian) atau Hongbao (bahasa Han). Di atas angpau biasanya dituliskan aksara-aksara
keberuntungan. Angpau diberikan mereka yang lebih tua kepada saudara yang belum
menikah atau kepada yang dituakan, seperti kakek dan nenek. Bagi yang memberikan,
angpau merupakan simbol berbagi rejeki. Bagi yang menerima, angpau dilambangkan
sebagai pembawa kebahagiaan untuk satu tahun ke depan.
2. Pohon Mei Hua


Pohon Mei Hua
Mei artinya cantik dan hwa artinya bunga, jadi mei hwa bunga yang cantik. Karena
kecantikannya, bunga asli dari Tiongkok ini dijadikan sebagai bunga nasional Tiongkok. Ciri
khas lain pada perayaan Imlek adalah bunga mei hua. Warnanya cantik, yaitu merah muda
dengan sedikit keputih-putihan. Biasanya keluarga menghias pohon mei hua dengan angpau,
lampion kecil, dan aksesoris berwarna emas. Pohon mei hua melambangkan keuletan,
kebahagiaan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, orang percaya ketika bunga mei hwa mekar,
harapan, kehidupan dan keberuntungan baru akan muncul.
3. Kue Keranjang

Kue keranjang
Kue berwarna cokelat bulat ini dibuat dari tepung ketan dan gula. Disebut kue keranjang
karena dibuat dalam cetakan berbentuk keranjang. Bentuk bulat dari kue ini memiliki arti
agar keluarga yang menikmati hidangan kue keranjang bisa hidup bersama, penuh tekad dan
rukun selalu dalam satu tahun mendatang.
4. Lampion

Lampion
Lampion merupakan simbol kebahagiaan dan pengharapan karena itu setiap penggantian
tahun mereka akan mengganti lampionnya dengan yang baru. Tidak diketahui dengan pasti

kapan dan bagaimana lampion mulai digunakan. Sebuah sumber menyebutkan penggunaan
lampion telah ada sejak sekitar tahun 250 sebelum masehi sebagai alternatif penerangan yang
lebih baik. Sumber lain menyebutkan, lampion digunakan untuk keperluan spiritual dan
militer. Pahlawan perang Zhu Geliang disebutkan menggunakan lampion terbang untuk
memberi tahu datangnya musuh.
Tradisi memajang lampion di rumah-rumah, tempat umum seperti jalan, lorong atau taman
sebagai simbol kebahagiaan. Kehadiran lampion yang terbuat dari kertas dimulai sejak
Tiongkok menemukan teknik pembuatan kertas oleh Cailun pada zaman Dinasti Han Timur.
5. Barongsai

Barongsai
Barongsai sering disalah artikan oleh orang awam. Kerap kali orang menganggap barongsai
itu sama dengan tarian naga, padahal sebenarnya sangat berbeda. Dari jumlah orang yang
memainkannya saja sudah jelas. Di utara Tiongkok Barongsai biasanya ditarikan oleh 2 orang
sedangkan di selatan oleh 3 orang. Para penari biasanya adalah para pelatih kungfu. Diiringi
bunyi gendang dan tambur, seorang di antaranya memegang bola sutera atau alat lain untuk
memadu tarian singa barongsai.
Barongsai yang mirip singa itu melakukan bermacam atraksi, seperti menggaruk-garuk
badannya, telinganya, melompat-lompat serta berguling-guling. Di selatan bahkan ada atraksi
melompat tinggi. Sang barongsai dapat melompat sampai 2 atau 3 lantai tingginya, sambil

mencaplok angpau yang digantungkan dari ujung sebatang galah.
Konon tarian barongsai berawal dari zaman Sam Kok alias Tiga Kerajaan. Di zaman dinasti
Selatan Utara (Nan Bei), barongsai sudah popular. Kala itu pasukan dari Raja Song Wen Di
kewalahan berperang dengan pasukan gajah dari Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang
panglima perang Song bernama Zhong Que berkata: “Semua hewan takut pada singa, kalau
begitu mengapa tidak kita coba menggunakan singa tiruan menghadapi mereka?” Lalu para
prajurit diperintahkan meniru singa, lalu di medan laga digali lubang jebakan yang cukup
lebar dan dalam.
Ketika singa-singa tiruan itu berjalan menerkam pasukan gajah, para gajah yang ketakutan
lari tunggang-langgang, satu per satu jatuh ke dalam parit jebakan yang telah dibuat. Hasilnya
pasukan Song menang besar. Sejak itu tarian barongsai melegenda di masyarakat.
6. Petasan

Petasan imlek
Petasan memiliki simbol yang dikaitkan dengan cerita rakyat yang berkembang pada waktu
itu. Berdasarkan sejarah, Imlek digunakan oleh para petani untuk menyambut musim semi.
Namun, pada saat musim semi itu konon datang binatang buas yang disebut nian dari gunung
atau laut yang sering mengganggu manusia. Cerita lain menyebutkan makhluk tersebut
dengan nama makhluk gunung. Makhluk gunung dipercaya tinggal di atas rumpun pohon
bamboo dan hidup berkelompok dengan ciri fisik bertubuh pendek dan memiliki satu kaki.

Selain memiliki wujud yang menakutkan, makhluk tersebut sering merebut hasil tanam para
penduduk desa di sekitarnya. Untuk membuatnya takut dan pergi menjauh, para penduduk
akhirnya membuat suara-suara keras dan mengejutkan. Berdasarkan legenda tersebut,
masyarakat Tionghoa percaya bahwa setiap hari menjelang pergantian tahun akan muncul
binatang buas yang memangsa apa saja. Dengan menyalakan petasan, tahun yang akan datang
diharapkan bebas dari aura negatif dan jahat.

http://www.kompasiana.com/vau-g/tahun-baru-imlek-festival-musimsemi_56ab7768137b61ff0a19dc38
warna merah emas
http://lanangindonesia.com/readarticle.php?id=644
Latar belakang imlek https://cvastro.com/sejarah-tahun-baru-imlek-di-indonesia.htm

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

Mekanisme pengajuan klaim produk individu asuransi jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah

6 85 87

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45