solusi keluarga sakinah keluarga tanpa
DOSEN
: Drs. H. DARWIS MUHDINA, M.Ag
AL – ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
MAKALAH
MEMBINA KELUARGA SAKINAH
NAMA
: MUHAMMAD KARWAPI,
A.MA
NIM
: K.10540494710
KELAS
:A
SEMESTER
: GENAP
ANGKATAN : 2010
PROGRAM PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN
HASIL BELAJAR
(PPKHB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh
Alhamdulillah
Ta’ala,
karena
kami
panjatkan
kepada
Allah
Subhanahu
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah
tentang
Wa
keluarga
sakinah
yang
kami
beri
ini
judul
membahas
: MEMBINA
KELUARGA SAKINAH.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
penyusunan
makalah
ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
membantu
dalam
penyusunan
makalah
ini.
pihak yang telah
Penulis
menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,
saran
yang
oleh
karena
itu
penulis
mengharapkan
kritik
dan
bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wabarokatuh
Wajo,
Sepetember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut undang-undang RI nomor 1 tahun 1974 pengertian
dan
tujuan
perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1
menetapkan bahwa “perkawinan adalah ikatan
lahir
batin
antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk
rumah
kekal
berdasarkan
Ketuhanan
jelas
bahwa
diantara
tangga,
keluarga
Yang Maha
tujuan
yang
Esa”.
pernikahan
bahagia
Dengan
adalah
dan
demikian
membentuk
sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan dari
beberapa keluarga. Apabila keluarga
bersih
dan
kukuh.
Namun
kukuh,
maka
apabila
masyarakat
rapuh,
akan
maka rapuhlah
masyarakat. Menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga
sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama
harus didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari
bangunan yang diinginkan. Demikian juga membangun keluarga sakinah,
terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. AlQur’an membangunkan sebuah keluarga yang sakinah dan
kuat untuk
membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan
Allah dalam kehidupan.
Aturan yang ditawarkan oleh Islam menjamin terbinanya keluarga
bahagia,
lantaran
nilai
kebenaran
yang
dikandunginya,
serta
keselarasannya yang ada dalam fitrah manusia. Hal demikianlah yang
mendasari
diuraikan
kami
menulis
tentang
makalah
ini.
Pada makalah
ini
akan
keluarga sakinah, dan konsep-konsep cara
membangun keluarga sakinah berdasarkan Al-Qur’an.
Rumusan Masalah
Makalah ini merupakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Apa pengertian keluarga?
Apa saja fungsi keluarga?
Apa pengertian keluarga sakinah?
Bagaimana ciri-ciri keluarga sakinah?
Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
6. Faktor
apa
saja
yang
berhubungan
dengan
pembentukan
keluarga sakinah?
Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, kami membatasi masalah mengenai keluarga
sakinah dan konsep membangun
Qur’an.
Hal
tersebut
keluarga
dimaksudkan
sakinah
berdasarkan
Al-
untuk mempertegas pembahasan
sehingga dapat terfokus pada masalah yang akan dibahas serta dapat
memberikan
gambaran
umum
tentang
isi
makalah
sehingga
pembaca lebih mudah dalam mempelajarinya.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam di STIE Wijaya
Mulya Surakarta. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah :
1. Memahami hakekat keluarga
2. Memahami fungsi-fungsi keluarga
3. Memberikan uraian tentang
konsep
keluarga
bagaimana cara membangun keluarga sakinah.
sakinah
dan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Keluarga
Keluarga secara sinonimnya ialah rumahtangga, dan keluarga
adalah satu institusi sosial yang
berasas karena
keluarga
menjadi
penentu (determinant) utama tentang apa jenis warga masyarakat.
Keluarga menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia yang
budiman, keluarga
yang
sejahtera
adalah
tiang
dalam
pembinaan
masyarakat (Sufean Hussin dan Jamaluddin Tubah, 2004 : 1).
Menurut Dr Leha dan Zaleha Muhamat (2005: 2), perkataan
‘keluarga’ ialah komponen masyarakat
yang
terdiri
daripada
suami,
istri dan anak-anak atau suami dan istri saja (sekiranya pasangan
masih belum mempunyai anak baik anak kandung/angkat atau pasangan
terus
meredhai
kehidupan
kehidupan
dengan
tanpa
dihiasi
dengan
anak-anak). Pengertian ini hampir sama dengan pengertian
keluarga yang dijelaskan oleh Zakaria Lemat (2003:
keluarga
merupakan
sekurang kurangnya
bapak
gelagat
dan
kelompok
dianggotai
anak-anak.
Ia
paling
oleh
kecil
suami
adalah
71)
dalam
dan
yaitu,
masyarakat,
istri
atau
ibu
asas pembentukan sebuah
masyarakat. Kebahagiaan masyarakat adalah bergantung kepada setiap
keluarga yang menganggotai masyarakat.
William J. Goode menjelaskan keluarga sebagai suatu unit sosial
yang
ekspresif
instrumental
atau emosional,
untuk
struktur
ia
bertugas
sosial
yang
sebagai
agensi
lebih besar, kesemua
institusi dan agensi lain bergantung kepada sumbangannya.
Misalnya,
tingkah laku peranan yang dipelajari dalam keluarga menjadi tingkah laku
yang diperlukan dalam segmen masyarakat lain.
Fungsi Keluarga
Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat
berarti
masyarakatnya
masyarakatnya
masyarakat
juga
sehat.
juga
bahagia.
tersebut,
keluarga
Jika
Selain
juga
keluarga
sebagai
mempunyai
lain dari sudut pandang yang berbeda, yaitu :
Fungsi Reproduksi
bahagia
penentu
beberapa
berarti
kondisi
fungsi
Keluarga
mempunyai fungsi produksi, karena keluarga dapat
menghasilkan keturunan secara sah.
Fungsi Ekonomi
Kesatuan ekonomi
anggota
keluarga
mendapatkan
dan membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan
Fungsi Protektif
Keluarga
harus
senantiasa
melindungi
anggotanya
dari
ancaman
satu
fisik,
anggota
mandiri,
ekonomis
merupakan
dan psiko
masalah
sosial.
Masalah
bersama
salah
seluruh
anggota
keluarga.
Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Kejenuhan
dapat dihilangkan ketika sedang berkumpul atau bergurau dengan
anggota keluarganya.
Fungsi Afektif
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian dan tolomg menolong
diantara anggota keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-
anaknya maupun sebaliknya.
Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan
kepada
kepada anak-anak agar anak-anak
tumbuh
mempunyai
budi
pekerti
anggotanya,
menjadi
luhur. Sehingga
terutama
anak
yang
keluarga merupakan
tempat pendidikan yang paling utama.
Pengertian Keluarga Sakinah
Menurut
kedamaian,
kaidah
bahasa
Indonesia,
ketentraman, ketenangan,
sakinah
mengandung makna keluarga
tentram,
juga. Jadi
keluarga
sakinah
sakinah mempunyai
kebahagiaan.
Jadi keluarga
yang diliputi rasa
adalah
kondisi
arti
damai,
yang
sangat
ideal dalam kehidupan keluarga.
Keluarga sakinah juga sering disebut sebagai keluarga yang
bahagia.
Menurut pandangan Barat, keluarga bahagia atau keluarga
sejahtera ialah keluarga yang memiliki dan menikmati
kemewahan
kesehatan
material.
yang
Anggota-anggota
baik
yang
keluarga
memungkinkan
tersebut
mereka
segala
memiliki
menikmati
limpahan kekayaan material.
Bagi
waktu
mencapai
ditumpukan
tujuan
ini,
kepada
seluruh
perhatian,
tenaga
dan
usaha merealisasikan kecapaian
kemewahan kebendaan yang dianggap sebagai perkara pokok dan
prasyarat kepada kesejahteraan (Dr. Hasan Hj. Mohd Ali, 1993 : 15).
Pandangan yang dinyatakan oleh Barat jauh berbeda dengan konsep
keluarga bahagia atau keluarga sakinah yang diterapkan oleh Islam.
Menurut Dr. Hasan Hj. Mohd Ali (1993: 18 – 19) asas
kepada
kesejahteraan
terletak
dan kebahagiaan
kepada ketaqwaan
bahagia
adalah
kepada
keluarga
Allah
keluarga
di dalam
Subhanahu
Wa
Islam
Ta’ala.
Keluarga
yang mendapat keredhaan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala ridha kepada mereka dan mereka
redha kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala: “Allah ridha kepada mereka dan mereka redha kepada- Nya, yang
demikian itu, bagi
orang yang takut kepada-Nya”. (Surah Al-Baiyyinah
[98] : 8).
Menurut Paizah Ismail (2003 : 147), keluarga bahagia ialah suatu
kelompok sosial yang terdiri dari suami istri, ibu bapak, anak pinak, cucu
cicit, sanak saudara yang sama-sama dapat merasa
satu
sama
lain
mempunyai
bersama,
dan
terhadap
objektif
hidup
senang
terhadap
sendiri dengan
gembira,
hidup baik secara
optimistik
individu
atau
secara
dan mempunyai keyakinan terhadap sesama
sendiri.
Dengan
demikian,
keluarga
sakinah
ialah
kondisi
sebuah
keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan
Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
Kebendaan
bukanlah
sebagai
ukuran
untuk
akhirat.
membentuk
keluarga
bahagia sebagaimana yang telah dinyatakan oleh negara Barat.
Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Pada
dasarnya,
merupakan
ditentukan
satu
oleh
keluarga
perkara
pasangan
sakinah
sukar
yang abstrak
yang
dan
berumahtangga.
diukur
karena
hanya
Namun,
boleh
terdapat
beberapa ciri-ciri keluarga sakinah, diantaranya :
a. Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Quran Dan Sunnah
Asas
yang
paling
penting
dalam
pembentukan
sebuah
keluarga
sakinah
ialah
rumah tangga yang dibina atas landasan
taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas dasar
cinta
semata-mata.
sekiranya
Ia
menjadi
panduan
kepada
suami
istri
menghadapi perbagai masalah yang akan timbul dalam
kehidupan berumahtangga. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam Surat An-Nisa’ [4] ayat 59 yang artinya :“Kemudian
kamu
selisih
faham
/
pendapat
tentang
sesuatu,
jika
maka
kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasulullah (Sunnah)”.
b. Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)
Tanpa
‘al-mawaddah’
dan
‘al-Rahmah’,
masyarakat
tidak
akan
dalam
dapat
hidup
institusi
dengan tenang
kekeluargaan.
dan
Dua
aman
perkara
ini
terutamanya
sangat-sangat
diperlukan kerana sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah
rumah tangga dapat melahirkan sebuah
masyarakat
bahagia,
mempercayai
saling
menghormati,
saling
yang
dan
tolong-menolong. Tanpa kasih sayang, perkawinan akan hancur,
kebahagiaan hanya akan menjadi angan-angan saja.
c. Mengetahui Peraturan Berumahtangga
Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang patut
dipatuhi oleh setiap ahlinya yang mana seorang istri wajib taat
kepada suami dengan tidak keluar rumah melainkan setelah
mendapat izin, tidak menyanggah pendapat suami walaupun si istri
merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar syariat, dan
tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain.
Anak
pula wajib taat kepada kedua orangtuanya selama perintah
keduanya
tidak bertentangan dengan larangan Allah.Lain
seorang
suami.
Suami
merupakan
pula
peranan
sebagai
ketua
keluarga
dan mempunyai tanggung jawab memastikan setiap ahli
keluarganya untuk mematuhi peraturan dan memainkan peranan
masing-masing dibentuk. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
Surat An-Nisa’ [4] : 34 yang artinya :“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan Karena mereka (laki-laki)
Telah menafkahkan
harta mereka. sebab itu Maka wanita
sebagian dari
yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian
jika
mencari-cari
mereka
jalan
mentaatimu,
Maka
janganlah
kamu
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar”.
d. Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak
Perkawinan
bukanlah
semata-mata
kehidupan kedua pasangan tetapi
kehidupan
keluarga
menghubungkan
ia
kedua
juga
belah
antara
melibatkan
pihak,
seluruh
terutamanya
hubungan terhadap ibu bapak kedua pasangan. Oleh itu, pasangan
yang ingin membina sebuah keluarga
menepikan
ibu
terutamanya
kedua
ibu
bapak
anak
dalam
lelaki.
bapaknya
tanggungjawabnya
Anak
sakinah
seharusnya
urusan
lelaki
pemilihan
perlu
tidak
jodoh,
mendapat
restu
karena perkawinan tidak akan memutuskan
terhadap kedua
ibu bapaknya. Selain
itu,
pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak supaya mendapat
keberkatan
untuk
mencapai
berumahtangga.Firman
menerangkan
Allah
kewajiban
kebahagiaan
Subhanahu
anak
Wa
kepada
dalam
Ta’ala
yang
ibu bapaknya dalam
Surah al-Ankabut [29] : 8 yang artinya :“Dan ka mi wajibkan
manusia (berbuat) kebaikan kepadadua orang ibu- bapanya. dan
jika
keduanya
dengan
memaksamu
sesuatu
yang
untuk
tidak
mempersekutukan
Aku
ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku khabarkan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan”
e. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar
Antara tujuan ikatan perkawinan
hubungan
kedua
keluarga
belah pihak
masalah
seperti
ialah
untuk
menyambung
kedua belah pihak termasuk saudara ipar
dan kerabat-kerabatnya. Karena
perceraian
timbul
disebabkan
biasanya
kerenggangan
hubungan dengan kerabat dan ipar.
Cara Membangun Keluarga Sakinah
Dalam
keluarga
kehidupan
yang
sehari-hari,
ternyata
upaya
mewujudkan
sakinah bukanlah perkara yang mudah, ditengah-tengah
arus kehidupan seperti ini,. Jangankan untuk mencapai bentuk keluarga
yang ideal, bahkan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga saja
sudah merupakan suatu prestasi tersendiri, sehingga sudah saat-nya
setiap keluarga perlu merenung
pada
koridor
ataukah
yang
mereka
diinginkan
justru
yang diinginkan oleh-Nya.
apakah
oleh
berjalan
mereka
Allah
bertolak
tengah
berjalan
dalam mahligai
tersebut,
belakang
dengan
apa
Islam
menjadi
mengajarkan
institusi
yang
agar
keluarga
dan
rumah
tangga
aman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli
keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan atau unit masyarakat
yang terkecil
yang berperan sebagai satu lembaga
yang menentukan
corak dan bentuk masyarakat. Institusi keluarga harus dimanfaatkan
untuk membincangkan semua hal Sama ada yang menggembirakan
maupun kesulitan yang dihadapi di samping menjadi tempat menjana
nilai-nilai kekeluargaan dan kemanusiaan.
Kasih sayang, rasa aman dan bahagia serta perhatian
yang
dirasakan oleh seorang ahli khususnya anak-anak dalam keluarga
akan memberi kepadanya keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri
untuk menghadapi berbagai persoalan
orang
pertama
yang
diharapkan
hidupnya.
dapat
Ibu
bapak
adalah
memberikan bantuan
dan
petunjuk dalam menyelesaikan masalah anak. Sementara seorang
ibu
adalah lambang kasih sayang, ketenangan dan juga ketenteraman.
Al-Qur’an
sakinah,
merupakan
dan
landasan
dari
terbangunnya
keluarga
mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga dan
masyarakat.
Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada lima, yaitu :
memiliki kecenderungan kepada agama
yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi
yang muda
sederhana dalam belanja
santun dalam bergaul dan
selalu introspeksi.
Sedangkan Konsep-konsep cara membangun keluarga sakinah adalah :
a. Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat
Agar terciptanya keluarga yang sakinah, maka dalam menentukan
kriteria suami maupun istri haruslah tepat.
Diantara
kriteria
tersebut misalnya beragama islam dan shaleh maupun shalehah;
berasal dari keturunan yang baik-baik;
berakhlak mulia,
sopan
santun dan bertutur kata yang baik; mempunyai kemampuan
membiayai kehidupan rumah tangga (bagi suami). Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Perempuan dinikahi karena
empat faktor: Pertama, karena harta; Kedua, karena kecantikan;
Ketiga,
kedudukan; dan
Keempat, karena agamanya. Maka
hendaklah engkau pilih yang taat beragama, engkau pasti bahagia.”
b. Dalam keluarga Harus Ada Mawaddah dan Rahmah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang
gebu
menggebu-
dan “nggemesi”, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang
lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai.
Rasa damai dan tenteram hanya dicapai dengan saling mencintai.
Maka rumah tangga muslim punya ciri khusus, yakni bersih lahir
bathin, tenteram, damai dan penuh hiasan ibadah. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala Surat Ar-Rum [30] : 21 yang artinya :
“Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang.
Sesungguhnya
pada
yang
demikian
itu
benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
c. Saling Mengerti Antara Suami-Istri
Seorang suami atau istri harus tahu latar belakang pribadi
masing-masing.
pribadi
masing-masing
komunikasi
atau
istri
hancur,
Karena pengetahuan
adalah
masing-masing.
tidak
Dan
sebagai
dari
akan memaksakan
disebabkan
oleh
sifat
terhadap
latar
dasar
sinilah
egonya.
egoisme.
Ini
belakang
untuk menjalin
seorang
Banyak
suami
keluarga
artinya seorang
suami tetap bertahan dengan keinginannya dan begitu pula istri.
Seorang suami atau istri hendaklah mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
Perjalanan hidup masing-masing
Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami istri
berbeda suku dan atau daerah)
Kebiasaan masing-masing
Selera, kesukaan atau hobi
Pendidikan
Karakter/sikap pribadi secara
proporsional
(baik
dari
masing-masing, maupun dari orang-orang terdekatnya,
seperti orang tua, teman ataupun saudaranya, dan yang
relevan dengan ketentuan yang dibenarkan syari`at.
d. Saling Menerima
Suami istri harus saling menerima satu sama lain. Suami istri itu
ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna
merah, si istri suka warna putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan
keridhaan dan saling pengertian, jika warna merah dicampur
dengan warna putih, maka aka terlihat keindahannya.
e. Saling Menghargai
Seorang suami atau istri hendaklah saling menghargai:
Perkataan dan perasaan masing-masing
Bakat dan keinginan masing-masing
Menghargai
keluarga
masing-masing.
menghargai
adalah
Sikap
saling
sebuah jembatan menuju terkaitnya
perasaan suami-istri.
f. Saling Mempercayai
Dalam berumahtangga seorang
istri
harus
percaya
kepada
suaminya, begitu pula dengan suami terhadap istrinya ketika ia
sedang berada di luar rumah. Jika diantara keduanya tidak adanya
saling
percaya,
berjalan
bahagia
tidak
dan
kelangsungan
seperti
rumah
tangga
yang dicita-citakan yaitu keluarga yang
sejahtera.
mempercayai,
kehidupan
maka
Akan
tetapi
kemerdekaan
jika
suami
dan
istri
saling
kemajuan
akan
meningkat, serta hal ini merupakan amanah Alloh.
g. Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing
Suami
mempunyai
kewajiban
mencari
nafkah
menghidupi
sebagai
keluarganya,
kepala
untuk
tetapi disamping itu ia juga berfungsi
rumah tangga atau pemimpin
dalam
rumah
tangga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hal ini berfirman: “Lakilaki adalah pemimpin bagi kaum
melebihkan
sebagian
dari
wanita,
mereka
karena
atas
Alloh
telah
sebagian
yang
lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta
mereka” (Qs. an-Nisaa’ [4]: 34). Menikah bukan hanya masalah
mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah
satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang
memeras keringat untuk
mencari
rezeki
ternyata
menjadi
pemimpin
Istri
anak
tidak
mampu
mempunyai
dan
kewajiban
taat
kepada
yang
halal
bagi keluarganya.
suaminya,
alasan.
Suami
langsung menghidupi
menjaga
mendidik
menjaga kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan
lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri
tanpa
tetapi
sebagai
pimpinan,
keluarga,
keselamatan
mereka
bukannya
bertanggung
melindungi
keluarga
jawab
dan
lahir-batin, dunia-akhirat.
Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada
Allah dan Rasul-Nya
dan
akhirat.
Istri
adalah
boleh
jalan
menuju
membangkang
surga
di
dunia
kepada suaminya jika
perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal :
disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.
h. Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian
Pertikaian adalah salah satu penyebab retaknya keharmonisan
keluarga,
bahkan
apabila
pertikaian
tersebut
terus
berkesinambungan
maka
dapat
menyebabkan
perceraian.
Sehingga baik suami maupun istri harus dapat menghindari
masalah-masalah yang dapat menyebabkan pertikaian
suami
dan
istri
menentukan
adalah
fakkor
paling
karena
utama
dalam
kondisi keluarga. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Laki-laki
yang
terbaik
dari
umatku
adalah
orang yang tidak menindas keluarganya, menyayangi dan tidak
berlaku zalim pada mereka.” (Makarim Al-Akhlaq : 216-217)
“Barangsiapa yang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah
akan memberinya pahala seperti yang Dia berikan kepada Nabi
Ayyub alaihi sallam yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian
Allah yang berat. (Makarim Al-Akhlaq : 213)
“Barangsiapa
yang
menampar pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan
malaikat penjaga
dengan
tujuh
neraka
puluh
untuk
kali
membalas
tamparan
di
tamparan
itu
neraka jahanam.”
(Mustadrak Al- Wasail 2 : 550)
i. Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan
Seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa
antum libasun lahunna (Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat : 187),
yaitu menutup aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, dan
sebagai perhiasan. Suami terhadap istri dan sebaliknya harus
menfungsikan diri
mempunyai
suatu
dalam
tiga
kekurangan,
hal
suami
tersebut.
Jika
istri
tidak menceriterakan
kepadaorang lain, begitu juga sebaliknya. Jika istri sakit, suami
segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga
sebaliknya. Istri harus selalu tampil membanggakan suami, suami
juga harus tampil membanggakan istri, jangan terbalik di luaran
tampil menarik orang banyak, di rumah “nglombrot” menyebalkan.
j. Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal
Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang
berasal
dari
makanan
haram,
cenderung
mendorong
pada
perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu
ila annar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian
dan lain-lainnya.
k. Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar
Akidah
yang
keliru
atau
sesat,
misalnya
kekuatan
dukun,
magic,
mempercayai
dan sebangsanya. Bimbingan dukun
dan sebangsanya bukan saja membuat langkah hidup tidak rasional,
tetapi juga bias menyesatkan pada bencana yang fatal. Membina
suatu
keluarga
yang
bahagia
memang
sangat
sangat
sulit.
Akan
tetapi
konsep
jika masing-masing
keluarga
sakinah
pasangan
seperti
yang
mengerti
konsep-
telah diuraikan di atas,
Insya Allah cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal
dalam aturan syari’at Islam, yang disebutkan dengan “Rumahku
adalah surgaku” akan terwujud.
Disamping konsep-konsep diatas masih ada beberapa resep yang
lain bagaimana menjadi keluarga sakinah, diantaranya :
Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan
yang akan kita lalui tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga
kebahagiaan tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan
duri.
Ketika
biduk
berlepas
rumah
tangga
tangan,
oleng,
janganlah
saling
tetapi sebaliknya justru semakin erat
berpegangan tangan.
Ketika kita belum dikaruniai anak, cintailai istri atau suami dengan
sepenuh hati.
Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami
atau istri dan anak-anak
cintailah
sepenuh hati.
Ketika ekonomi
pintu
suami-istri
rizki
dengan
beberapa
bagian
tetapi
dan anak-anak dengan masing-masing
keluarga
belum
membaik,
yakinlah
bahwa
akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat
ketaatan suami istri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan
hidup yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan
banyak terjadi disini, ketika hidup susah, suami selalu setia
namun ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup,
suami sering melirik yang lain dan bahkan berbagi cinta dengan
wanita yang lain)
Jika Anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat
kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah bangkit menjadi pria
perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan
pertolongan.
Jika Anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil cantik
dan gemulai serta lemah
lembut,
tetapi
harus
selalu
siap
menyelesaikan semua pekerjaan dengan sukses.
Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua
yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada
anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur
kepada anak.
Jika
anda
wanita,
cukuplah suami anda yang menjadi "obat".
Jika anda lelaki, ketika ada WIL, jangan pernah ajak berlayar
ketika
ada
PIL,
jangan
diminum,
sebiduk berdua ke samudra cinta, cukuplah istri anda sebagai
pelabuhan hati.
Faktor
yang
Berhubungan
dengan
pembentukan Keluarga
Sakinah
Membina
bukanlah
yang
sebuah
suatu
mendorong
keluarga
perkara
bahagia
yang mudah.
pasangan
suami
dalam
Terdapat
istri
boleh
rumahtangga
banyak
faktor
membentuk keluarga
bahagia yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah faktor suami istri, faktor keilmuan, faktor hubungan ahli
kerabat, dan faktor ekonomi.
a. Faktor Suami Istri
Suami istri merupakan penunjang utama dalam pembentukan sebuah
keluarga
bahagia.
Damainya
sebuah
institusi
perkawinan
bergantung kepada hubungan dan peranan suami istri
membentuk
keluarga
keluarga
masing-masing.
Ibu
bapak
itu
untuk
atau
kepala
perlu memainkan peranan terutamanya saling hormat-
menghormati di antara satu sama lain karena anak-anak akan mudah
terpengaruh dengan tingkah laku mereka. Walaupun ketenteraman
rumahtangga tanpa krisis dan kesepahaman merupakan materi
penyumbang kepada kebahagiaan rumahtangga, tetapi tanggung
jawab suami istri seharusnya tidak
menjalankan
tanggungjawab
sebagai
tanggung jawab bersama. Suami
yang
memainkan
sebuah
yang
keluarga
peranan
bahagia.
ditepikan.
Suami
suami,
merupakan
paling
Suami
penting
yang
istri
perlu
istri,
dan
kepala
keluarga
untuk membentuk
bahagia
ialah
suami
sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan keluarga
dan rumah tangga yaitu memberi makan makanan
untuk
pakaian
anak-anak
dan
istri,
menjaga
hak
yang
istri,
baik
memberi
yang bersesuaian dengan pakaian Islam, mendidik anak-
anak dan istri dengan didikan Islam yang benar serta memberi
tempat perlindungan. Istri solehah ialah istri yang tahu menjaga hak
suami, harta suami, anak-anak, menjaga maruah diri dan juga
maruah suami serta membantu menjalankan urusan keluarga dengan
sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa, amanah, dan bertanggungjawab.
Tanggungjawab istri terhadap ahli keluarganya amatlah besar dan ia
hendaklah taat terhadap segala perintah suaminya selagi tidak
b.
bertentangan dengan larangan Allah.
Faktor Keilmuan
Membentuk sebuah keluarga bahagia bukanlah bergantung kepada
pengalaman semata-mata.
mempunyai
aspek
dan
ilmu
pengetahuan
bukannya
semata-mata.
Setiap
hanya
Pasangan
pasangan
yang
kukuh
mengutamakan
hendaklah
dalam
ilmu
semua
perkawinan
perlu memahirkan diri dalam pelbagai
bidang ilmu antaranya ilmu ekonomi, materi, akhlak, ibadah dan
sebagainya.
Ilmu
pengetahuan
mampu
menyelesaikan
segala
masalah yang melanda dalam rumahtangga secara rasionalnya.
Membina
sebuah
terutamanya
menjadikan
keluarga
bahagia
dengan
dengan pengetahuan
individu
berfikir,
dan
asas
yang
kukuh
keagamaan
bertindak
dapat
sesuai
dengan
fitrah insaniah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Keluarga Islam harus selalu meningkatkan kualiti pemikiran Islam
c.
yang sebenarnya sesuai dengan perubahan zaman.
Faktor Ahli Keraba
Setiap pasangan yang telah menikah perlu menyesuaikan diri dengan
keadaan keluarga pasangan masing-masing. Perkara ini sangat
penting supaya tidak menimbulkan salah faham yang
mengeruhkan
Asas
yang
keharmonian
rumahtangga
yang
baru
dibentuk.
paling utama ialah mengadakan hubungan yang erat
dengan ibu bapak kedua belah pihak. Al-Imam
menjelaskan
bisa
bahwa
selain
ibu
bapak,
al-Nawawi
seorang
anak
juga
perlu menjaga hubungan kekeluargaan dengan kerabat-kerabat
sebelah ibu dan bapak. Al-Nawawi menjelaskan bahwa seorang anak
berbakti kepada ibu bapaknya jika dia menjaga hubungan yang baik
dengan kerabat-kerabat mereka (Kamarul Azmi Jasmi, 2004 : 11).
Islam juga turut menggalakkan supaya diutamakan kaum kerabat
terlebih dahulu sekiranya ingin memberikan sedekah karana melalui
cara
d.
ini
ia
akan
dapat
membantu
mengeratkan
hubungan
kekeluargaan disamping mendapat ganjaran pahala bersedekah.
Faktor Ekonomi
Pengurusan ekonomi dalam rumahtangga seharusnya tidak
dipandang remeh oleh setiap pasangan.
Mat
(1998
:
12),
kedudukan
Menurut
ekonomi
Dr.
yang
Johari
tidak
bin
stabil
menyebabkan masalah yang akan timbul dalam rumahtangga.
Masalah akan terjadi jika suami tidak dapat memberi nafkah yang
secukupnya, atau istri terlalu mementingkan aspek material di
kemampuan
harus
suami
atau
keluarga.
mengukur kemampuan
sampai
aspek
ekonomi
luar
Sebaiknya,
setiap
keluarga
masing-masing
agar
jangan
rumahtangga
menjadi penyebab
bergolaknya keluarga dan penghalang untuk membentuk sebuah
keluarga bahagia. Suami
menyusun,
mengatur,
dan
istri
sepatutnya
merancang
bijak
dalam
keuangan keluarga. Oleh
karena itu, pasangan perlu merancang setiap perbelanjaan dan
bukannya hanya mengikut
tuntutan
nafsu
yang
ingin
memenuhi kehidupan material. Perbelanjaan tanpa perancangan
menyebabkan kehidupan senantiasa terasa terhimpit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi
penentu utama tentang apa jenis warga masyarakat.
Apabila keluarga
kukuh, maka masyarakat akan bersih dan kukuh. Namun
maka
rapuhlah
masyarakat.
Begitu
pentingnya
apabila
rapuh,
keluarga
dalam
menentukan kualitas masyarakat, sehingga dalam pembentukan sebuah
keluarga harus benar-benar mengetahui pilar-pilar membangun sebuah
keluarga.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia.
keluarga sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai
kebahagiaan
di
dunia dan di akhirat.
Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk
membentuk
bahagia.
keluarga
tidaklah
mudah,
mereka
harus
banyak
mengetahui
Membangun
yang mengalami
konsep-konsep
keluarga
kesulitan.
sakinah
Dasarnya,
membangun keluarga
sakinah, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
Saling mengerti antara suami-istri
Saling menerima
Saling menghargai
Saling mempercayai
Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
Suami istri harus menghindari pertikaian
hubungan antara suami istri harus atas dasar saling membutuhkan
Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
Suami istri harus menjaga aqidah yang benar
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/3742938/LIMA-SYARAT-KELUARGA-
SAKINAH
http://syamsuri149.wordpress.com/2008/02/06/membangun-
keluarga-sakinah/
http://www.slideshare.net/road_to_khilafah/menuju-keluarga-sakinah
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?
aid=883
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1835163-tips-
keluarga-sakinah/
http://blog.belajarmenulis.com/memaknai-artikeluarga
http://gusuwik.info/2009/03/11/training-keluarga-sakinah-
mawaddah-wa-rahmah-samara/
http://mujahid.wordpress.com/2006/11/02/sakinah-mawaddah-wa-
rahmah/
http://utheyabdullah.multiply.com/journal/item/31
http://mubarok-institute.blogspot.com/
Karena makalah termasuk bagian dari karya ilmiah, jadi mari kita
ukur baik atau tidaknya makalah ini berdasarkan kaidah ilmiah.
Sistematis: - 1,5 line space
-margin: normal (top: 2,54 cm ; left: 2,54 cm ; bottom:
2,54 cm ; right: 2,54
cm)
- paper: custom size
- font type: calibri
- font size: 12
Rasional:
karena bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit-belit
maka makalah ini termasuk dalam kategori rasional.
Terukur:
penulis
membuat
makalah
ini
dengan
membenarkan
pendapat yang sudah ada.
Bertanggung jawab:
dengan
menurut
saya
adanya
daftar
makalah
ini
pustaka
dapat
yang
jelas,
dipertanggung
jawabkan karena sumber datanya jelas.
Setelah mengkategorikan dari semua kriteria kaidah ilmiah dan sudah
memenuhinya, maka menurut saya makalah ini adalah contoh makalah
yang terbaik dan layak dikonsumsi oleh pembaca untuk menambah
wawasan.
: Drs. H. DARWIS MUHDINA, M.Ag
AL – ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
MAKALAH
MEMBINA KELUARGA SAKINAH
NAMA
: MUHAMMAD KARWAPI,
A.MA
NIM
: K.10540494710
KELAS
:A
SEMESTER
: GENAP
ANGKATAN : 2010
PROGRAM PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN
HASIL BELAJAR
(PPKHB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh
Alhamdulillah
Ta’ala,
karena
kami
panjatkan
kepada
Allah
Subhanahu
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah
tentang
Wa
keluarga
sakinah
yang
kami
beri
ini
judul
membahas
: MEMBINA
KELUARGA SAKINAH.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
penyusunan
makalah
ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
membantu
dalam
penyusunan
makalah
ini.
pihak yang telah
Penulis
menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,
saran
yang
oleh
karena
itu
penulis
mengharapkan
kritik
dan
bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wabarokatuh
Wajo,
Sepetember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut undang-undang RI nomor 1 tahun 1974 pengertian
dan
tujuan
perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1
menetapkan bahwa “perkawinan adalah ikatan
lahir
batin
antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk
rumah
kekal
berdasarkan
Ketuhanan
jelas
bahwa
diantara
tangga,
keluarga
Yang Maha
tujuan
yang
Esa”.
pernikahan
bahagia
Dengan
adalah
dan
demikian
membentuk
sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan dari
beberapa keluarga. Apabila keluarga
bersih
dan
kukuh.
Namun
kukuh,
maka
apabila
masyarakat
rapuh,
akan
maka rapuhlah
masyarakat. Menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga
sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama
harus didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari
bangunan yang diinginkan. Demikian juga membangun keluarga sakinah,
terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. AlQur’an membangunkan sebuah keluarga yang sakinah dan
kuat untuk
membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan
Allah dalam kehidupan.
Aturan yang ditawarkan oleh Islam menjamin terbinanya keluarga
bahagia,
lantaran
nilai
kebenaran
yang
dikandunginya,
serta
keselarasannya yang ada dalam fitrah manusia. Hal demikianlah yang
mendasari
diuraikan
kami
menulis
tentang
makalah
ini.
Pada makalah
ini
akan
keluarga sakinah, dan konsep-konsep cara
membangun keluarga sakinah berdasarkan Al-Qur’an.
Rumusan Masalah
Makalah ini merupakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Apa pengertian keluarga?
Apa saja fungsi keluarga?
Apa pengertian keluarga sakinah?
Bagaimana ciri-ciri keluarga sakinah?
Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
6. Faktor
apa
saja
yang
berhubungan
dengan
pembentukan
keluarga sakinah?
Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, kami membatasi masalah mengenai keluarga
sakinah dan konsep membangun
Qur’an.
Hal
tersebut
keluarga
dimaksudkan
sakinah
berdasarkan
Al-
untuk mempertegas pembahasan
sehingga dapat terfokus pada masalah yang akan dibahas serta dapat
memberikan
gambaran
umum
tentang
isi
makalah
sehingga
pembaca lebih mudah dalam mempelajarinya.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam di STIE Wijaya
Mulya Surakarta. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah :
1. Memahami hakekat keluarga
2. Memahami fungsi-fungsi keluarga
3. Memberikan uraian tentang
konsep
keluarga
bagaimana cara membangun keluarga sakinah.
sakinah
dan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Keluarga
Keluarga secara sinonimnya ialah rumahtangga, dan keluarga
adalah satu institusi sosial yang
berasas karena
keluarga
menjadi
penentu (determinant) utama tentang apa jenis warga masyarakat.
Keluarga menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia yang
budiman, keluarga
yang
sejahtera
adalah
tiang
dalam
pembinaan
masyarakat (Sufean Hussin dan Jamaluddin Tubah, 2004 : 1).
Menurut Dr Leha dan Zaleha Muhamat (2005: 2), perkataan
‘keluarga’ ialah komponen masyarakat
yang
terdiri
daripada
suami,
istri dan anak-anak atau suami dan istri saja (sekiranya pasangan
masih belum mempunyai anak baik anak kandung/angkat atau pasangan
terus
meredhai
kehidupan
kehidupan
dengan
tanpa
dihiasi
dengan
anak-anak). Pengertian ini hampir sama dengan pengertian
keluarga yang dijelaskan oleh Zakaria Lemat (2003:
keluarga
merupakan
sekurang kurangnya
bapak
gelagat
dan
kelompok
dianggotai
anak-anak.
Ia
paling
oleh
kecil
suami
adalah
71)
dalam
dan
yaitu,
masyarakat,
istri
atau
ibu
asas pembentukan sebuah
masyarakat. Kebahagiaan masyarakat adalah bergantung kepada setiap
keluarga yang menganggotai masyarakat.
William J. Goode menjelaskan keluarga sebagai suatu unit sosial
yang
ekspresif
instrumental
atau emosional,
untuk
struktur
ia
bertugas
sosial
yang
sebagai
agensi
lebih besar, kesemua
institusi dan agensi lain bergantung kepada sumbangannya.
Misalnya,
tingkah laku peranan yang dipelajari dalam keluarga menjadi tingkah laku
yang diperlukan dalam segmen masyarakat lain.
Fungsi Keluarga
Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat
berarti
masyarakatnya
masyarakatnya
masyarakat
juga
sehat.
juga
bahagia.
tersebut,
keluarga
Jika
Selain
juga
keluarga
sebagai
mempunyai
lain dari sudut pandang yang berbeda, yaitu :
Fungsi Reproduksi
bahagia
penentu
beberapa
berarti
kondisi
fungsi
Keluarga
mempunyai fungsi produksi, karena keluarga dapat
menghasilkan keturunan secara sah.
Fungsi Ekonomi
Kesatuan ekonomi
anggota
keluarga
mendapatkan
dan membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan
Fungsi Protektif
Keluarga
harus
senantiasa
melindungi
anggotanya
dari
ancaman
satu
fisik,
anggota
mandiri,
ekonomis
merupakan
dan psiko
masalah
sosial.
Masalah
bersama
salah
seluruh
anggota
keluarga.
Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Kejenuhan
dapat dihilangkan ketika sedang berkumpul atau bergurau dengan
anggota keluarganya.
Fungsi Afektif
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian dan tolomg menolong
diantara anggota keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-
anaknya maupun sebaliknya.
Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan
kepada
kepada anak-anak agar anak-anak
tumbuh
mempunyai
budi
pekerti
anggotanya,
menjadi
luhur. Sehingga
terutama
anak
yang
keluarga merupakan
tempat pendidikan yang paling utama.
Pengertian Keluarga Sakinah
Menurut
kedamaian,
kaidah
bahasa
Indonesia,
ketentraman, ketenangan,
sakinah
mengandung makna keluarga
tentram,
juga. Jadi
keluarga
sakinah
sakinah mempunyai
kebahagiaan.
Jadi keluarga
yang diliputi rasa
adalah
kondisi
arti
damai,
yang
sangat
ideal dalam kehidupan keluarga.
Keluarga sakinah juga sering disebut sebagai keluarga yang
bahagia.
Menurut pandangan Barat, keluarga bahagia atau keluarga
sejahtera ialah keluarga yang memiliki dan menikmati
kemewahan
kesehatan
material.
yang
Anggota-anggota
baik
yang
keluarga
memungkinkan
tersebut
mereka
segala
memiliki
menikmati
limpahan kekayaan material.
Bagi
waktu
mencapai
ditumpukan
tujuan
ini,
kepada
seluruh
perhatian,
tenaga
dan
usaha merealisasikan kecapaian
kemewahan kebendaan yang dianggap sebagai perkara pokok dan
prasyarat kepada kesejahteraan (Dr. Hasan Hj. Mohd Ali, 1993 : 15).
Pandangan yang dinyatakan oleh Barat jauh berbeda dengan konsep
keluarga bahagia atau keluarga sakinah yang diterapkan oleh Islam.
Menurut Dr. Hasan Hj. Mohd Ali (1993: 18 – 19) asas
kepada
kesejahteraan
terletak
dan kebahagiaan
kepada ketaqwaan
bahagia
adalah
kepada
keluarga
Allah
keluarga
di dalam
Subhanahu
Wa
Islam
Ta’ala.
Keluarga
yang mendapat keredhaan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala ridha kepada mereka dan mereka
redha kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala: “Allah ridha kepada mereka dan mereka redha kepada- Nya, yang
demikian itu, bagi
orang yang takut kepada-Nya”. (Surah Al-Baiyyinah
[98] : 8).
Menurut Paizah Ismail (2003 : 147), keluarga bahagia ialah suatu
kelompok sosial yang terdiri dari suami istri, ibu bapak, anak pinak, cucu
cicit, sanak saudara yang sama-sama dapat merasa
satu
sama
lain
mempunyai
bersama,
dan
terhadap
objektif
hidup
senang
terhadap
sendiri dengan
gembira,
hidup baik secara
optimistik
individu
atau
secara
dan mempunyai keyakinan terhadap sesama
sendiri.
Dengan
demikian,
keluarga
sakinah
ialah
kondisi
sebuah
keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan
Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
Kebendaan
bukanlah
sebagai
ukuran
untuk
akhirat.
membentuk
keluarga
bahagia sebagaimana yang telah dinyatakan oleh negara Barat.
Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Pada
dasarnya,
merupakan
ditentukan
satu
oleh
keluarga
perkara
pasangan
sakinah
sukar
yang abstrak
yang
dan
berumahtangga.
diukur
karena
hanya
Namun,
boleh
terdapat
beberapa ciri-ciri keluarga sakinah, diantaranya :
a. Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Quran Dan Sunnah
Asas
yang
paling
penting
dalam
pembentukan
sebuah
keluarga
sakinah
ialah
rumah tangga yang dibina atas landasan
taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas dasar
cinta
semata-mata.
sekiranya
Ia
menjadi
panduan
kepada
suami
istri
menghadapi perbagai masalah yang akan timbul dalam
kehidupan berumahtangga. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam Surat An-Nisa’ [4] ayat 59 yang artinya :“Kemudian
kamu
selisih
faham
/
pendapat
tentang
sesuatu,
jika
maka
kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasulullah (Sunnah)”.
b. Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)
Tanpa
‘al-mawaddah’
dan
‘al-Rahmah’,
masyarakat
tidak
akan
dalam
dapat
hidup
institusi
dengan tenang
kekeluargaan.
dan
Dua
aman
perkara
ini
terutamanya
sangat-sangat
diperlukan kerana sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah
rumah tangga dapat melahirkan sebuah
masyarakat
bahagia,
mempercayai
saling
menghormati,
saling
yang
dan
tolong-menolong. Tanpa kasih sayang, perkawinan akan hancur,
kebahagiaan hanya akan menjadi angan-angan saja.
c. Mengetahui Peraturan Berumahtangga
Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang patut
dipatuhi oleh setiap ahlinya yang mana seorang istri wajib taat
kepada suami dengan tidak keluar rumah melainkan setelah
mendapat izin, tidak menyanggah pendapat suami walaupun si istri
merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar syariat, dan
tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain.
Anak
pula wajib taat kepada kedua orangtuanya selama perintah
keduanya
tidak bertentangan dengan larangan Allah.Lain
seorang
suami.
Suami
merupakan
pula
peranan
sebagai
ketua
keluarga
dan mempunyai tanggung jawab memastikan setiap ahli
keluarganya untuk mematuhi peraturan dan memainkan peranan
masing-masing dibentuk. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
Surat An-Nisa’ [4] : 34 yang artinya :“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan Karena mereka (laki-laki)
Telah menafkahkan
harta mereka. sebab itu Maka wanita
sebagian dari
yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian
jika
mencari-cari
mereka
jalan
mentaatimu,
Maka
janganlah
kamu
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar”.
d. Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak
Perkawinan
bukanlah
semata-mata
kehidupan kedua pasangan tetapi
kehidupan
keluarga
menghubungkan
ia
kedua
juga
belah
antara
melibatkan
pihak,
seluruh
terutamanya
hubungan terhadap ibu bapak kedua pasangan. Oleh itu, pasangan
yang ingin membina sebuah keluarga
menepikan
ibu
terutamanya
kedua
ibu
bapak
anak
dalam
lelaki.
bapaknya
tanggungjawabnya
Anak
sakinah
seharusnya
urusan
lelaki
pemilihan
perlu
tidak
jodoh,
mendapat
restu
karena perkawinan tidak akan memutuskan
terhadap kedua
ibu bapaknya. Selain
itu,
pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak supaya mendapat
keberkatan
untuk
mencapai
berumahtangga.Firman
menerangkan
Allah
kewajiban
kebahagiaan
Subhanahu
anak
Wa
kepada
dalam
Ta’ala
yang
ibu bapaknya dalam
Surah al-Ankabut [29] : 8 yang artinya :“Dan ka mi wajibkan
manusia (berbuat) kebaikan kepadadua orang ibu- bapanya. dan
jika
keduanya
dengan
memaksamu
sesuatu
yang
untuk
tidak
mempersekutukan
Aku
ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku khabarkan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan”
e. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar
Antara tujuan ikatan perkawinan
hubungan
kedua
keluarga
belah pihak
masalah
seperti
ialah
untuk
menyambung
kedua belah pihak termasuk saudara ipar
dan kerabat-kerabatnya. Karena
perceraian
timbul
disebabkan
biasanya
kerenggangan
hubungan dengan kerabat dan ipar.
Cara Membangun Keluarga Sakinah
Dalam
keluarga
kehidupan
yang
sehari-hari,
ternyata
upaya
mewujudkan
sakinah bukanlah perkara yang mudah, ditengah-tengah
arus kehidupan seperti ini,. Jangankan untuk mencapai bentuk keluarga
yang ideal, bahkan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga saja
sudah merupakan suatu prestasi tersendiri, sehingga sudah saat-nya
setiap keluarga perlu merenung
pada
koridor
ataukah
yang
mereka
diinginkan
justru
yang diinginkan oleh-Nya.
apakah
oleh
berjalan
mereka
Allah
bertolak
tengah
berjalan
dalam mahligai
tersebut,
belakang
dengan
apa
Islam
menjadi
mengajarkan
institusi
yang
agar
keluarga
dan
rumah
tangga
aman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli
keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan atau unit masyarakat
yang terkecil
yang berperan sebagai satu lembaga
yang menentukan
corak dan bentuk masyarakat. Institusi keluarga harus dimanfaatkan
untuk membincangkan semua hal Sama ada yang menggembirakan
maupun kesulitan yang dihadapi di samping menjadi tempat menjana
nilai-nilai kekeluargaan dan kemanusiaan.
Kasih sayang, rasa aman dan bahagia serta perhatian
yang
dirasakan oleh seorang ahli khususnya anak-anak dalam keluarga
akan memberi kepadanya keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri
untuk menghadapi berbagai persoalan
orang
pertama
yang
diharapkan
hidupnya.
dapat
Ibu
bapak
adalah
memberikan bantuan
dan
petunjuk dalam menyelesaikan masalah anak. Sementara seorang
ibu
adalah lambang kasih sayang, ketenangan dan juga ketenteraman.
Al-Qur’an
sakinah,
merupakan
dan
landasan
dari
terbangunnya
keluarga
mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga dan
masyarakat.
Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada lima, yaitu :
memiliki kecenderungan kepada agama
yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi
yang muda
sederhana dalam belanja
santun dalam bergaul dan
selalu introspeksi.
Sedangkan Konsep-konsep cara membangun keluarga sakinah adalah :
a. Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat
Agar terciptanya keluarga yang sakinah, maka dalam menentukan
kriteria suami maupun istri haruslah tepat.
Diantara
kriteria
tersebut misalnya beragama islam dan shaleh maupun shalehah;
berasal dari keturunan yang baik-baik;
berakhlak mulia,
sopan
santun dan bertutur kata yang baik; mempunyai kemampuan
membiayai kehidupan rumah tangga (bagi suami). Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Perempuan dinikahi karena
empat faktor: Pertama, karena harta; Kedua, karena kecantikan;
Ketiga,
kedudukan; dan
Keempat, karena agamanya. Maka
hendaklah engkau pilih yang taat beragama, engkau pasti bahagia.”
b. Dalam keluarga Harus Ada Mawaddah dan Rahmah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang
gebu
menggebu-
dan “nggemesi”, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang
lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai.
Rasa damai dan tenteram hanya dicapai dengan saling mencintai.
Maka rumah tangga muslim punya ciri khusus, yakni bersih lahir
bathin, tenteram, damai dan penuh hiasan ibadah. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala Surat Ar-Rum [30] : 21 yang artinya :
“Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang.
Sesungguhnya
pada
yang
demikian
itu
benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
c. Saling Mengerti Antara Suami-Istri
Seorang suami atau istri harus tahu latar belakang pribadi
masing-masing.
pribadi
masing-masing
komunikasi
atau
istri
hancur,
Karena pengetahuan
adalah
masing-masing.
tidak
Dan
sebagai
dari
akan memaksakan
disebabkan
oleh
sifat
terhadap
latar
dasar
sinilah
egonya.
egoisme.
Ini
belakang
untuk menjalin
seorang
Banyak
suami
keluarga
artinya seorang
suami tetap bertahan dengan keinginannya dan begitu pula istri.
Seorang suami atau istri hendaklah mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
Perjalanan hidup masing-masing
Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami istri
berbeda suku dan atau daerah)
Kebiasaan masing-masing
Selera, kesukaan atau hobi
Pendidikan
Karakter/sikap pribadi secara
proporsional
(baik
dari
masing-masing, maupun dari orang-orang terdekatnya,
seperti orang tua, teman ataupun saudaranya, dan yang
relevan dengan ketentuan yang dibenarkan syari`at.
d. Saling Menerima
Suami istri harus saling menerima satu sama lain. Suami istri itu
ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna
merah, si istri suka warna putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan
keridhaan dan saling pengertian, jika warna merah dicampur
dengan warna putih, maka aka terlihat keindahannya.
e. Saling Menghargai
Seorang suami atau istri hendaklah saling menghargai:
Perkataan dan perasaan masing-masing
Bakat dan keinginan masing-masing
Menghargai
keluarga
masing-masing.
menghargai
adalah
Sikap
saling
sebuah jembatan menuju terkaitnya
perasaan suami-istri.
f. Saling Mempercayai
Dalam berumahtangga seorang
istri
harus
percaya
kepada
suaminya, begitu pula dengan suami terhadap istrinya ketika ia
sedang berada di luar rumah. Jika diantara keduanya tidak adanya
saling
percaya,
berjalan
bahagia
tidak
dan
kelangsungan
seperti
rumah
tangga
yang dicita-citakan yaitu keluarga yang
sejahtera.
mempercayai,
kehidupan
maka
Akan
tetapi
kemerdekaan
jika
suami
dan
istri
saling
kemajuan
akan
meningkat, serta hal ini merupakan amanah Alloh.
g. Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing
Suami
mempunyai
kewajiban
mencari
nafkah
menghidupi
sebagai
keluarganya,
kepala
untuk
tetapi disamping itu ia juga berfungsi
rumah tangga atau pemimpin
dalam
rumah
tangga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hal ini berfirman: “Lakilaki adalah pemimpin bagi kaum
melebihkan
sebagian
dari
wanita,
mereka
karena
atas
Alloh
telah
sebagian
yang
lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta
mereka” (Qs. an-Nisaa’ [4]: 34). Menikah bukan hanya masalah
mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah
satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang
memeras keringat untuk
mencari
rezeki
ternyata
menjadi
pemimpin
Istri
anak
tidak
mampu
mempunyai
dan
kewajiban
taat
kepada
yang
halal
bagi keluarganya.
suaminya,
alasan.
Suami
langsung menghidupi
menjaga
mendidik
menjaga kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan
lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri
tanpa
tetapi
sebagai
pimpinan,
keluarga,
keselamatan
mereka
bukannya
bertanggung
melindungi
keluarga
jawab
dan
lahir-batin, dunia-akhirat.
Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada
Allah dan Rasul-Nya
dan
akhirat.
Istri
adalah
boleh
jalan
menuju
membangkang
surga
di
dunia
kepada suaminya jika
perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal :
disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.
h. Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian
Pertikaian adalah salah satu penyebab retaknya keharmonisan
keluarga,
bahkan
apabila
pertikaian
tersebut
terus
berkesinambungan
maka
dapat
menyebabkan
perceraian.
Sehingga baik suami maupun istri harus dapat menghindari
masalah-masalah yang dapat menyebabkan pertikaian
suami
dan
istri
menentukan
adalah
fakkor
paling
karena
utama
dalam
kondisi keluarga. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Laki-laki
yang
terbaik
dari
umatku
adalah
orang yang tidak menindas keluarganya, menyayangi dan tidak
berlaku zalim pada mereka.” (Makarim Al-Akhlaq : 216-217)
“Barangsiapa yang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah
akan memberinya pahala seperti yang Dia berikan kepada Nabi
Ayyub alaihi sallam yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian
Allah yang berat. (Makarim Al-Akhlaq : 213)
“Barangsiapa
yang
menampar pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan
malaikat penjaga
dengan
tujuh
neraka
puluh
untuk
kali
membalas
tamparan
di
tamparan
itu
neraka jahanam.”
(Mustadrak Al- Wasail 2 : 550)
i. Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan
Seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa
antum libasun lahunna (Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat : 187),
yaitu menutup aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, dan
sebagai perhiasan. Suami terhadap istri dan sebaliknya harus
menfungsikan diri
mempunyai
suatu
dalam
tiga
kekurangan,
hal
suami
tersebut.
Jika
istri
tidak menceriterakan
kepadaorang lain, begitu juga sebaliknya. Jika istri sakit, suami
segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga
sebaliknya. Istri harus selalu tampil membanggakan suami, suami
juga harus tampil membanggakan istri, jangan terbalik di luaran
tampil menarik orang banyak, di rumah “nglombrot” menyebalkan.
j. Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal
Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang
berasal
dari
makanan
haram,
cenderung
mendorong
pada
perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu
ila annar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian
dan lain-lainnya.
k. Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar
Akidah
yang
keliru
atau
sesat,
misalnya
kekuatan
dukun,
magic,
mempercayai
dan sebangsanya. Bimbingan dukun
dan sebangsanya bukan saja membuat langkah hidup tidak rasional,
tetapi juga bias menyesatkan pada bencana yang fatal. Membina
suatu
keluarga
yang
bahagia
memang
sangat
sangat
sulit.
Akan
tetapi
konsep
jika masing-masing
keluarga
sakinah
pasangan
seperti
yang
mengerti
konsep-
telah diuraikan di atas,
Insya Allah cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal
dalam aturan syari’at Islam, yang disebutkan dengan “Rumahku
adalah surgaku” akan terwujud.
Disamping konsep-konsep diatas masih ada beberapa resep yang
lain bagaimana menjadi keluarga sakinah, diantaranya :
Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan
yang akan kita lalui tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga
kebahagiaan tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan
duri.
Ketika
biduk
berlepas
rumah
tangga
tangan,
oleng,
janganlah
saling
tetapi sebaliknya justru semakin erat
berpegangan tangan.
Ketika kita belum dikaruniai anak, cintailai istri atau suami dengan
sepenuh hati.
Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami
atau istri dan anak-anak
cintailah
sepenuh hati.
Ketika ekonomi
pintu
suami-istri
rizki
dengan
beberapa
bagian
tetapi
dan anak-anak dengan masing-masing
keluarga
belum
membaik,
yakinlah
bahwa
akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat
ketaatan suami istri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan
hidup yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan
banyak terjadi disini, ketika hidup susah, suami selalu setia
namun ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup,
suami sering melirik yang lain dan bahkan berbagi cinta dengan
wanita yang lain)
Jika Anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat
kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah bangkit menjadi pria
perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan
pertolongan.
Jika Anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil cantik
dan gemulai serta lemah
lembut,
tetapi
harus
selalu
siap
menyelesaikan semua pekerjaan dengan sukses.
Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua
yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada
anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur
kepada anak.
Jika
anda
wanita,
cukuplah suami anda yang menjadi "obat".
Jika anda lelaki, ketika ada WIL, jangan pernah ajak berlayar
ketika
ada
PIL,
jangan
diminum,
sebiduk berdua ke samudra cinta, cukuplah istri anda sebagai
pelabuhan hati.
Faktor
yang
Berhubungan
dengan
pembentukan Keluarga
Sakinah
Membina
bukanlah
yang
sebuah
suatu
mendorong
keluarga
perkara
bahagia
yang mudah.
pasangan
suami
dalam
Terdapat
istri
boleh
rumahtangga
banyak
faktor
membentuk keluarga
bahagia yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah faktor suami istri, faktor keilmuan, faktor hubungan ahli
kerabat, dan faktor ekonomi.
a. Faktor Suami Istri
Suami istri merupakan penunjang utama dalam pembentukan sebuah
keluarga
bahagia.
Damainya
sebuah
institusi
perkawinan
bergantung kepada hubungan dan peranan suami istri
membentuk
keluarga
keluarga
masing-masing.
Ibu
bapak
itu
untuk
atau
kepala
perlu memainkan peranan terutamanya saling hormat-
menghormati di antara satu sama lain karena anak-anak akan mudah
terpengaruh dengan tingkah laku mereka. Walaupun ketenteraman
rumahtangga tanpa krisis dan kesepahaman merupakan materi
penyumbang kepada kebahagiaan rumahtangga, tetapi tanggung
jawab suami istri seharusnya tidak
menjalankan
tanggungjawab
sebagai
tanggung jawab bersama. Suami
yang
memainkan
sebuah
yang
keluarga
peranan
bahagia.
ditepikan.
Suami
suami,
merupakan
paling
Suami
penting
yang
istri
perlu
istri,
dan
kepala
keluarga
untuk membentuk
bahagia
ialah
suami
sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan keluarga
dan rumah tangga yaitu memberi makan makanan
untuk
pakaian
anak-anak
dan
istri,
menjaga
hak
yang
istri,
baik
memberi
yang bersesuaian dengan pakaian Islam, mendidik anak-
anak dan istri dengan didikan Islam yang benar serta memberi
tempat perlindungan. Istri solehah ialah istri yang tahu menjaga hak
suami, harta suami, anak-anak, menjaga maruah diri dan juga
maruah suami serta membantu menjalankan urusan keluarga dengan
sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa, amanah, dan bertanggungjawab.
Tanggungjawab istri terhadap ahli keluarganya amatlah besar dan ia
hendaklah taat terhadap segala perintah suaminya selagi tidak
b.
bertentangan dengan larangan Allah.
Faktor Keilmuan
Membentuk sebuah keluarga bahagia bukanlah bergantung kepada
pengalaman semata-mata.
mempunyai
aspek
dan
ilmu
pengetahuan
bukannya
semata-mata.
Setiap
hanya
Pasangan
pasangan
yang
kukuh
mengutamakan
hendaklah
dalam
ilmu
semua
perkawinan
perlu memahirkan diri dalam pelbagai
bidang ilmu antaranya ilmu ekonomi, materi, akhlak, ibadah dan
sebagainya.
Ilmu
pengetahuan
mampu
menyelesaikan
segala
masalah yang melanda dalam rumahtangga secara rasionalnya.
Membina
sebuah
terutamanya
menjadikan
keluarga
bahagia
dengan
dengan pengetahuan
individu
berfikir,
dan
asas
yang
kukuh
keagamaan
bertindak
dapat
sesuai
dengan
fitrah insaniah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Keluarga Islam harus selalu meningkatkan kualiti pemikiran Islam
c.
yang sebenarnya sesuai dengan perubahan zaman.
Faktor Ahli Keraba
Setiap pasangan yang telah menikah perlu menyesuaikan diri dengan
keadaan keluarga pasangan masing-masing. Perkara ini sangat
penting supaya tidak menimbulkan salah faham yang
mengeruhkan
Asas
yang
keharmonian
rumahtangga
yang
baru
dibentuk.
paling utama ialah mengadakan hubungan yang erat
dengan ibu bapak kedua belah pihak. Al-Imam
menjelaskan
bisa
bahwa
selain
ibu
bapak,
al-Nawawi
seorang
anak
juga
perlu menjaga hubungan kekeluargaan dengan kerabat-kerabat
sebelah ibu dan bapak. Al-Nawawi menjelaskan bahwa seorang anak
berbakti kepada ibu bapaknya jika dia menjaga hubungan yang baik
dengan kerabat-kerabat mereka (Kamarul Azmi Jasmi, 2004 : 11).
Islam juga turut menggalakkan supaya diutamakan kaum kerabat
terlebih dahulu sekiranya ingin memberikan sedekah karana melalui
cara
d.
ini
ia
akan
dapat
membantu
mengeratkan
hubungan
kekeluargaan disamping mendapat ganjaran pahala bersedekah.
Faktor Ekonomi
Pengurusan ekonomi dalam rumahtangga seharusnya tidak
dipandang remeh oleh setiap pasangan.
Mat
(1998
:
12),
kedudukan
Menurut
ekonomi
Dr.
yang
Johari
tidak
bin
stabil
menyebabkan masalah yang akan timbul dalam rumahtangga.
Masalah akan terjadi jika suami tidak dapat memberi nafkah yang
secukupnya, atau istri terlalu mementingkan aspek material di
kemampuan
harus
suami
atau
keluarga.
mengukur kemampuan
sampai
aspek
ekonomi
luar
Sebaiknya,
setiap
keluarga
masing-masing
agar
jangan
rumahtangga
menjadi penyebab
bergolaknya keluarga dan penghalang untuk membentuk sebuah
keluarga bahagia. Suami
menyusun,
mengatur,
dan
istri
sepatutnya
merancang
bijak
dalam
keuangan keluarga. Oleh
karena itu, pasangan perlu merancang setiap perbelanjaan dan
bukannya hanya mengikut
tuntutan
nafsu
yang
ingin
memenuhi kehidupan material. Perbelanjaan tanpa perancangan
menyebabkan kehidupan senantiasa terasa terhimpit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi
penentu utama tentang apa jenis warga masyarakat.
Apabila keluarga
kukuh, maka masyarakat akan bersih dan kukuh. Namun
maka
rapuhlah
masyarakat.
Begitu
pentingnya
apabila
rapuh,
keluarga
dalam
menentukan kualitas masyarakat, sehingga dalam pembentukan sebuah
keluarga harus benar-benar mengetahui pilar-pilar membangun sebuah
keluarga.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia.
keluarga sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai
kebahagiaan
di
dunia dan di akhirat.
Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk
membentuk
bahagia.
keluarga
tidaklah
mudah,
mereka
harus
banyak
mengetahui
Membangun
yang mengalami
konsep-konsep
keluarga
kesulitan.
sakinah
Dasarnya,
membangun keluarga
sakinah, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
Saling mengerti antara suami-istri
Saling menerima
Saling menghargai
Saling mempercayai
Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
Suami istri harus menghindari pertikaian
hubungan antara suami istri harus atas dasar saling membutuhkan
Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
Suami istri harus menjaga aqidah yang benar
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/3742938/LIMA-SYARAT-KELUARGA-
SAKINAH
http://syamsuri149.wordpress.com/2008/02/06/membangun-
keluarga-sakinah/
http://www.slideshare.net/road_to_khilafah/menuju-keluarga-sakinah
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?
aid=883
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1835163-tips-
keluarga-sakinah/
http://blog.belajarmenulis.com/memaknai-artikeluarga
http://gusuwik.info/2009/03/11/training-keluarga-sakinah-
mawaddah-wa-rahmah-samara/
http://mujahid.wordpress.com/2006/11/02/sakinah-mawaddah-wa-
rahmah/
http://utheyabdullah.multiply.com/journal/item/31
http://mubarok-institute.blogspot.com/
Karena makalah termasuk bagian dari karya ilmiah, jadi mari kita
ukur baik atau tidaknya makalah ini berdasarkan kaidah ilmiah.
Sistematis: - 1,5 line space
-margin: normal (top: 2,54 cm ; left: 2,54 cm ; bottom:
2,54 cm ; right: 2,54
cm)
- paper: custom size
- font type: calibri
- font size: 12
Rasional:
karena bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit-belit
maka makalah ini termasuk dalam kategori rasional.
Terukur:
penulis
membuat
makalah
ini
dengan
membenarkan
pendapat yang sudah ada.
Bertanggung jawab:
dengan
menurut
saya
adanya
daftar
makalah
ini
pustaka
dapat
yang
jelas,
dipertanggung
jawabkan karena sumber datanya jelas.
Setelah mengkategorikan dari semua kriteria kaidah ilmiah dan sudah
memenuhinya, maka menurut saya makalah ini adalah contoh makalah
yang terbaik dan layak dikonsumsi oleh pembaca untuk menambah
wawasan.