Siapa yang diuntungkan dengan pembanguna

DISKUSI JUMATAN (2)
"Siapa yang menangguk Untung dari Pembangunan Jalan Tol yang melintasi Lampung?"

Rekan-rekan sekalian. Ditengah uforia pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), tetap
perlu dibahas secara detail tentang beberapa pengaruh pembangunan JTTS dan upaya
antisipasinya. Kajian pembangunan JTTS yang masih belum begitu detail bisa menimbulkan
masalah dikemudian hari. Jika tidak hati-hati, kebijakan yang diambil akan sporadis dan tidak
termanajemen dengan baik dan bisa jadi juga, tidak sustain. Namun, percepatan pembangunan
JTTS telah diputuskan. Dan seluruh elemen yang terkait dengan JTTS ini, harus mampu bekerja
cepat namun clearly. Kami membayangkan, harusnya ada semacam badan khusus di didirikan
dan beroperasi di Sumatera yang memanejemen seluruh pembangunan infrastruktur Sumatera,
semacam BRR Aceh yang dibangun oleh pemerintahan sebelumnya untuk memanejemen
pembangunan ulang Aceh dan sekitarnya pasca bencana. Diskusi ini bukan mempermasalahkan
JTTS karena sudah menjadi rencana lama dan tertuang dalam MP3EI dan sudah dibahas
dibanyak forum internasional. Bahkan dalam World Higways Forum yang CURS akses, juga
sudah dibahas masalah ini. Teman-teman di Infrastructure Asia dan juga lembaga pembiayaan
internasional, sudah melihat dan mengamati JTTS ini. Bukan hanya soal pembiayaan JTTS yang
mereka perhatiakn, terutama membahas soal berbagai peluang yang bisa mereka ambil dari
pembangunan JTTS.
Nah, ketika outsider dan kelompok elite melihat sisi peluangnya, dan mereka bersiap dengan
berbagai skenario investasinya, bagaimana kesiapan daerah dan masyarakat derah di Pulau

Sumatera dengan adanya JTTS ini? Bagimana dan apakah sudah ada upaya preventif untuk
memastikan keberadaan JTTS ini MENGUNTUNGKAN masyarakat daerah setempat? Bukan
menguntungkan kelompok penguasa dan pengusaha tertentu saja. Karena, mayoritas penduduk
Sumatera adalah kaum tidak berpunya. Ketimpangan di Pulau Jawa menunjukkan bahwa
masalah gap besar pasca projek infrastruktur dibangun, antara kelompok berpunya dan tidka
berpunya, terjadi secara nyata.
Terkait dengan hal itu, hari ini, hingga Senin besok, kita akan berbagi pendapat soal ini. Kepada
rekan-rekan sekalian, kami persilahkan untuk berbagi pendapat dan opininya soal ini. Dan besar
harapan kami, apapun komentar anda, jangan dihapus dan biarlah menjadi bahan diskusi bagi
kita disini.
Silahkan rekan-rekan sekalian. Dan diskusi ini akan dimoderatori oleh saya IB Ilham
Malik dan Erwin Octavianto.
IB Ilham Malik Sebagai pembuka, saya berharap bang Jauhari Zailani (sosial budaya), bang Yozi Rizal (DPRD
Prov Lampung), bang Yoke Muelgini(Ekonom) dan bang Ahmad Samti Anom (Pemprov Lampung) juga Ginta
Wiryasenjaya (Kadinda) bisa membuka memberikan pendapatnya tentang hal ini. Namun, anggota lain bisa tetap
dan memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya, apapun pandangannya tentang hal ini.
Like · Reply · 1 · December 4 at 4:04pm

Helmy Badar Nahdi Assalamualaikum wr wb. Selamat malam. Ijinkan saya berpendapat persoalaan Jalan Tol
Trans Sumatra (JTTS). Program JTTS ini dapat memperkecil kesenjangan antara pulau jawa dengan sumatra.

Bisa diibaratkan JTTS ini seperti jalan daendles. Setelah adanya jalan daendles ini perekonomian masyrakat
jawa semakin meningkat. Dan sampai saat ini masih digunakan, bahkan diperbanyak dengan jalur-jalur yang
baru.
Harapannya perekonomian disumatra semakin membaik. Berbicara kondisi lingkungan, masih banyak hutanhutan yang ada (kata kawan saya asal sumatra). Makin banyak hutan yang ditebang untuk JTTS ini. Konservasi
alam perlu digalakkan. Jangan jadikan JTTS ini untuk pembenaran merusak-merusak alam sekitar. Hanya untuk
keuntungan investor saja. Mengingat, perubahan iklim saat ini meningkat tajam.
Itu saja yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada salah kata. Terima Kasih.

Like · Reply · December 4 at 9:16pm

Ginta Wiryasenjaya Utk kami, jalur JTTS yg dibuat skrg kurang mendukung utk dunia usaha, sebaiknya jalur yg
kami harapkan dpt mendekati pelabuhan/pantai, kami berharap ada Pelabuhan Pengumpul utk daerah Tulang
Bawang & Lampung Timur shg kami dpt memanfaatkan transportasi air, krn handicap utama kami sampai saat
ini adalah transportasi darat yg mahal.
Like · Reply · December 5 at 12:41am

IB Ilham Malik Baik mas Helmy Badar Nahdi atas pendapatnya. Seperti yg kita tahu mmg JTTS ini masih belum
tahu kita apakah memiliki amdal yg komprehensif ataukah tidak. Kalau kita melihat cepatnya proses
pembangunannya tampaknya amdalnya belum ada. Atau ada tp komprehensifitasnya mgk mengkhawatirkan. Tp
bagaimanapun tentu kita berharap amdalnya baik dan memberikan dampak baik secara sosial ekonomi n

lingkungan. Semoga pak Ahmad Samti Anom bisa membantu kita melengkapi informasi soal ini...
Like · Reply · December 5 at 7:35pm

IB Ilham Malik Tampaknya masalah biaya transportasi logistik kita yg masih blm juga beres2 ya. Bisa jadi
tingginya biaya logistik ini bukan didominasi oleh panjangnya perjalanan barang pak Ginta Wiryasenjaya. Apakah
krn pungli dsb nya?
Like · Reply · December 5 at 7:37pm

Yoke Muelgini "Siapa yang menangguk Untung dari Pembangunan Jalan Tol yang melintasi Lampung?" Ini
jawaban partisipatif saya dengan maksud ikut brainstorming saja, karena belum dielaborasi secara mendalam
hahaha:
1. Penyandang dana
2. Pelaksana Proyek
3. Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten)
4. Para pengusaha yang mendapatkan konsesi
5. Para pengusaha yang melihat peluang bisnis yang semakin terbuka di sepanjang wilayah yang dilewati jalan
toll.
6. Pemilik lahan di wilayah di sepanjang wilayah yang dilalui jalan toll
7. Jalan toll membuat lahan yang semula kurang bernilai menjadi lebih memiliki akses ke system transportasi
nasional sehingga memperoleh rangsangan untuk dibangun

8. Ketersediaan reliabilitas waktu dalam kegiatan transportasi semakin baik, sehingga dapat menurunkan biaya
pergudangan dan meningkatkan efisiensi di sector pertanian dan industri manufaktur.
9. Jalan toll dapat menambah pilihan kepada para konsumen sehingga dapat meningkatkan kompetisi dalam
perdagangan barang2 eceran sehingga memberikan lebih banyak pilihan dan menurunkan harga
10. Merangsang penciptaan jaringan pasar yang lebih luas kepada perusahaan2 lokal .
11. dll
Like · Reply · December 5 at 9:52pm

Erwin Octavianto Maaf baru bergabung, terimakasih atas komentarnya bapak Yoke Muelgini , bapak Ginta
Wiryasenjaya dan bapak helmi Helmy Badar Nahdi, saya sendiri pernah menulis Opini ini di Lampung Post
dalam Judul Megaproyek dan Ekonomi Lampung, bukan saya pesimis terhadap Jalan Tol dan Rencana
Megaproyek lainnya, namun yang saya sayangkan adalah beberapa infrastruktur yang dibangun dan sebenarnya
memiliki "niat yang baik" dari Pemerintah Provinsi Lampung secara dominan "tidak memiliki multiplier efek"
terhadap adanya pembangunan tersebut. "Niat Baik" saja sebenarnya tidak cukup untuk membangun
infrastruktur... Karna benar kaya bapak Yoke Muelgini bahwa pembangunan infrastruktur harus memiliki
multiplier efek ke semua pihak baik pemerintah swasta maupun masyarakat. Mari kita hitung megaproyek yang
telah di bangun oleh pemerintah provinsi lampung yang memiliki multiplier efek utk Lampung... Terminal
agro ?operasional saat ini masih merugi... jembatan Timbang ? Nggak ngaruh... Kota baru ? Gak jadi dibangun...
KAIL ? Mati suri karna investor lebih suka berinvestasi di Kawasan Industri dan Pergudangan Panjang, dan
Kawasan Lampung Tengah... Dan beberapa proyek lainnya... yang "Niatnya Baik" tapi malah tidak memiliki

Multiplier Efek... Nah apakah nantinya Tol ini akan bernasib sama ??? Saya berharap tidak akan terjadi demikian
selama manajemen Resiko dan Rencana pengembangan sekitarnya juga di laksanakan dengan "Niat Baik" dan
perencanaan yang matang, dan tidak setengah2... Pa Ginta Wiryasenjayadalam beberapa waktu lalu menjadi
inisiator perencanaan pembangunan Infrastruktur dengan pendekatan Obligasi Daerah dan ini menarik bagi

kami, mungkin bisa di share di sini untuk menambah alternatif pembangunan infrastruktur Lampung yang
efektif... Monggo bapak2 sekalian...
Like · Reply · December 5 at 10:57pm

Ginta Wiryasenjaya Pembangunan jalan tol ada manfaatnya, cuma gak terlalu signifikan, krn klw hitung jarak
tdk jauh berbeda dg jalan negara yg eksisting, yg membedakan cuma ada/bisa menambah kecepatan kendaraan
krn bebas hambatan, dan juga bebas dari begal & pungli yg biasanya ada di jalan2 umum.
Like · Reply · December 6 at 12:22am

Ginta Wiryasenjaya Sebenarnya prinsip jalan tol itu adalah : memperpendek jarak & mempercepat waktu. Dan
tujuan jalan tol yg sekarang adalah menuju Palembang, lalu mengapa harus melintasi sisi tengah Lampung ?
Mengapa tdk melintasi sisi timur ? Ini mempunyai perbedaan jarak hampir 40 km lebih jauh.
Like · Reply · December 6 at 12:25am

Budisantoso Budiman Jalan tol salah satu alternatif pemecah kepadatan jalan lintas sumatera di

Lampung/Sumatera yang sangat padat dan sering rusak parah....serta mengurangi biaya tinggi karena pungutan
liar di jalan-jalan umum terutama untuk truk barang. Itu dampak positif yang paling gampang dilihat, selain
dampak ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitar area jalan tol yang akan berkembang lebih pesat dari
sebelumnya.
Like · Reply · 1 · December 6 at 12:26am

Ginta Wiryasenjaya Sesuai Program MP3EI mengenai koridor ekonomi Sumatera adalah disisi timur, dan juga
utk percepatan tol laut seharusnya dibangun pelabuhan pengumpul (atau bilang memungkinkan mungkin bisa
juga pelabuhan utama) di Tuba dan di Lamtim, di sinilah terjadi inkonsistensi RPJPN didaerah, shg
membingungkan pengusaha dlm melakukan investasi, memang idealnya fabrikasi manufaktur adalah dekat dg
pantai/pelabuhan.
Like · Reply · December 6 at 12:30am

Ginta Wiryasenjaya Pak Budi ysh, kepadatan jalan di Lpg blm Lah terlalu tinggi, krn msh disekitar an 6ribu kpj,
pdhal idealnya utk pembangunan jalan tol utk mencapai bep adalah 14ribu kpj, itulah makanya kmrn ada bbrp
investor pembangunan jalan tol yg mundur.
Like · Reply · December 6 at 12:33am

Ginta Wiryasenjaya Mas Erwin yss, utk obligasi daerah Sy siap diskusikan pd sessi berikutnya bila ada
kesempatan yg diberikan

Like · Reply · December 6 at 12:35am

Budisantoso Budiman Boleh jadi, jalan tol ini sekaligus mengantisipasi perkembangan pembangunan di
Sumatera--paling pesat setelah Jakarta/Jawa--apalagi jika jalur transportasi Jawa-Sumatera via Selat Sunda
makin lancar, penerbangan makin rapat, dan jalan darat kian diminati karena lancar, mulus dan tanpa
gangguan....memang dibandingkan jalan tol di Pulau Jawa, kepadatan kendaraan di Lampung/Sumatera akan
kalah, sehingga hitung hitungan ekonomis untuk investornya bisa lama kembalinya....
Like · Reply · December 6 at 12:37am

Ginta Wiryasenjaya Utk jalur yg dilewati jalan tol tdk ada efek langsung yg dirasakan secara ekonomi, kecuali
didaerah2 persimpangan/pintu tol, krn klw daerah pelintasan malah menjauhkan jarak, krn daerahnya di"belah"
oleh jalan tol.
Like · Reply · December 6 at 12:38am

Ginta Wiryasenjaya Om Budi, utk bep dan masa konsesi yg diberikan sangat unprofitable bagi investor,
makanya diambil alih oleh Pemerintah pusat (cq BUMN)
Like · Reply · December 6 at 12:41am

Ginta Wiryasenjaya Maaf temens, ini forum diskusi, mhn dikoreksi bila ada statement Sy yg kurang sempurna
agar kita mendptkan hasil diskusi yg optimal, trims.

Like · Reply · December 6 at 12:43am

Budisantoso Budiman Ya, cocok itu,,,memang tugas BUMN di situ, sehingga ketersediaan infrastruktur yang
dinilai strategis tapi kurang profitable bisa dikerjakan mereka. Itu juga bagian tugas negara/pemerintah yang
wajib dijalankan.
Like · Reply · December 6 at 12:44am

IB Ilham Malik Baik mas Ginta Wiryasenjaya. Toll road atau turnpike atau tollway pd dasarnya dibangun akibat
ketidakmampuan pemerintah menyediakan jalan yg representatif akibat keterbatan dana. Krn jalan raya
dibangun lewat pajak shg butuh wkt lama kumpulan dana lewat roadfund. Lalu dicari cara spy dana membuat
jalan bisa cash anf carry. Dibuatlan tollroad. Tiap yg lewat harus langsung bayar shg owner bs langsung pegang
uang. Dlm konsep urban transportnya dikenal dg road pricing. Seiring wkt tollroad semakin berkembang
orientasinya. Seperti JTTS ini akhirnya dipakai konsep PMN krn dianggap berdampak ekonomi besar shg
pemerintah yg invest. Swasta enggan krn tdk layak secara finansial. Jd nnt mmg ada pembedaan antara financial
benefit dg economic benefit. Rakyat byk yg diuntungkan tidak ya pak Yoke Muelgini? Hehehe
Like · Reply · December 6 at 1:08am

IB Ilham Malik Benar mas Budisantoso Budiman. Tinggal skg bgm daerah (pemda dewan masy dan perg tinggi)
tdk tergagap dg dampak yg dihasilkan oleh JTTS. Skg ini semua gejala yg muncul tdk dianggap krn masih belum
jelas wujud dampaknya. Misalnya soal alih milik lahan masy ke pengusaha. Dr satu sisi ini market oriented. Tp jk

disisi lain rakyat khilangan assetnya b harusnya pemerintah mampu menjaga n mengendalikan itu. Dari rekam
perkmbangan media massa, apakah dampak sosial ekonomi lingkungan dll sdh mulai terasa ya mas budisantoso
budiman?
Like · Reply · December 6 at 1:13am

Budisantoso Budiman Sudah ada dampaknya: mereka yang mangkel karena ganti rugi di bawah
perkiraan,,,,,ada juga yg 'ngenes' karena gagal jadi miliuner setelah peta jalan tol bergeser gagal dapat ganti
rugi,,,,yg dapat untung gede karena spekulasinya berhasil juga ada.....nilai dan harga tanah di sekitarnya pun
tiba-tiba melangit....ada juga banyak orang sudah ancang-ancang mau bikin sesuatu yang menguntungkan di
sekitar area jalan tol itu, dst...dst...
Like · Reply · December 6 at 1:20am

Ginta Wiryasenjaya Keuntungan masyarakat dari adanya jalan tol, sy coba dari sy pribadi saja, semisal nya sy
dari rumah pahoman mau ke bandara beranti, dari segi jarak hampir sama, dari segi waktu hampir sama krn Sy
akan mengalami kemacetan di sepanjang jalan gajah mada/kali balok/simpang legundi krn pintu tol yg terdekat
dari rumah nanti adalah yg di Sabah balau dekat IAIN atau yg di simpang susun dekat itera, dan dari segi biaya
akan penambahan krn hrs ada pembayaran di tol gate.
Like · Reply · December 6 at 1:32am

Ginta Wiryasenjaya Ok, nanti utk diskusi manfaat dari jalan tol ini insyaAllah akan kita bahas dlm acara Lpg

Economic Outlook 2016 di kantor BI tgl 21 Des nanti, hadir ya.....
Like · Reply · 1 · December 6 at 1:34am

Ginta Wiryasenjaya Iya om Budi, banyak spekulan tanah yg unpredictable mengenai penlok jln
tol...he..he....untung kita gak maen2 tanah ya om.
Like · Reply · 1 · December 6 at 1:37am

IB Ilham Malik Masalah serius lainnya adalah lampung masih masuk katagori sebagai daerah yg mayoritas
penduduknya miskin. Survey mengatakan bahwa lampung termiskin no 2 atau 3 se sumatera. Apa untungnya

bagi mayoritas pdd miskin ini hadirnya jalan tol? Bgm menurut mas Ginta Wiryasenjaya bangBudisantoso
Budiman dan apa juga yg sdh disiapkan oleh pemda bang Ahmad Samti Anom?
Like · Reply · 1 · December 6 at 12:06pm

IB Ilham Malik Bang Jauhari Zailani mohon beri pendapatnya soal ini bang....
Like · Reply · Yesterday at 1:10pm

IB Ilham Malik Terima kasih rekan-rekan sekalian. Diskusi kita tentang Jalan Tol kita tutup pada hari ini. Sampai
berjumpa pada diskusi online kita di tema yang lain. Sampai bertemu.
Like · Reply ·


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Preparasi dan Karaterisasi Nanopartikel Zink Pektinat Mengandung Diltiazem Hidroklorida dengan Metode Gelasi Ionik.

7 51 92

Aplikasi keamanan informasi menggunakan teknik steganografi dengan metode Least Significant Bit (LSB) insertion dan RC4

34 174 221