Upaya Pengembangan Laboratorium Berbasis SKKNI Di Jurusan Perhotelan D3 Undiksha

  

Upaya Pengembangan Laboratorium Berbasis SKKNI Di

Jurusan Perhotelan D3 Undiksha

a* b

  

Putu Indah Rahmawati , Ni Made Ary Widiastini ,

c

Nyoman Dini Andiani .

  a, b,c

  Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

  • *(putuindah@yahoo.co.id)

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengembangan laboratorium yang berbasis SKKNI

(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di Jurusan Perhotelan D3 Undiksha. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini membahas faktor faktor serta upaya apa saja

yang perlu dilakukan dalam melengkapi laboratorium Jurusan D3 Perhotelan Undiksha

sebagai wujud dari implementasi kurikulum berbasis SKKNI. Penelitian ini menggunakan

teknik analisis kebutuhan (need assessment). Penelitian ini menghasilkan produk capaian

berupa: database peralatan praktek serta mata kuliah yang berdasarkan kurikulum berbasis

SKKNI. Telah terdapat 4 ruang laboratorium untuk menunjang pembelajaran yaitu: Edutel

sebagai tempat praktik housekeeping dan front office, Ganesha tours and travel sebagai

tempat belajar reservasi tiket pesawat dan hotel, laboratorium komputer, ruang C1 sebagai

tempat praktik memasak dan menyajikan makanan. Namun dalam penyelenggaraannya masih

terdapat beberapa kendala terutama ketersediaan peralatan, perlengkapan dan bahan baku

untuk praktik. Strategi jangka pendek dan jangka panjang telah disiapkan oleh pengelola

jurusan untuk mencapai tujuan pendidikan vokasi yaitu terciptanya tenaga profesional di

bidang perhotelan.

  Kata kunci : peralatan praktek, kurikulum, kompetensi.

  tentang Kurikulum Inti Pendidikan

  PENDAHULUAN

  Tinggi. Implementasi KBK seharusnya Peraturan Pemerintah No. 17 telah terlaksana di seluruh perguruan

  Tahun 2010 pasal 97 menyatakan tinggi (PT) mulai akhir tahun 2002. bahwa kurikulum perguruan tinggi

  Namun pada kenyataannya belum dikembangkan dan dilaksanakan seluruh PT telah menerapkan KBK berbasis kompetensi (KBK). Pernyataan sesuai dengan Kepmendiknas No. ini telah menegaskan

  232/U/2000 dan No. 045/U/2002 kembaliKepmendiknas No. karena berbagai kendala antara lain

  232/U/2000 tentang Pedoman masih beragamnya pemahaman Penyusunan Kurikulum Pendidikan tentang makna KBK serta Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar implementasinya dalam pembelajaran. Mahasiswa, serta No.045/U/2002

  Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

  Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No . 12 tahun 2012Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Secara ringkas KKNI terdiri dari Sembilan level kualifikasi akademik SDM Indonesia. Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah,

  Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.

  Untuk mencapai kompetensi yang di harapkan maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi sangat penting. Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana pada Universitas dalam prodi Perhotelan D3, sesuai dengan pemaparan pada latar belakang penelitian, sarana adalah segala peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam proses praktek mahasiswa saat mengaplikasikan mata kuliah tertentu. Sedangkan prasarana adalah tempat atau lahan untuk menjangkau mahasiswa dalam melakukan praktek-praktek, misalkan: gedung dan ruang laboratorium.

  Keberadaan suatu laboratorium di suatu lembaga pendidikan, menjadi salah satu indicator penentu lahirnya lulusan yang handal di bidangnya. Khususnya bagi lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan vocational. Jurusan perhotelan adalah salah satu jurusan yang memberikan pendidika vokasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Perhotelan memiliki misi untuk melahirkan lulusan yang profesional di bidang perhotelan yang memiliki kompetensi untuk bekerja di dalam dan di luar negeri. Untuk mencapai misi tersebut, pengembangan laboratorium berbasis SKKNI di jurusan D3 Perhotelan haruslah mendapat perhatian yang khusus. Laboratorium perhotelan yang menjadi alat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu teori yang telah di dapat dengan praktek nya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apasajakah yang mendukung pengembangan laboratorium berbasis SKKNI, dan upaya yang perlu dilakukan dalam menyiapkan laboratorium Jurusan Perhotelan D3 yang disesuaikan dengan implementasi kurikulum berbasis SKKNI. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan terutama pada pembelian peralatan yang berdasarkan pada kurikulum berbasis SKKNI.

  Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 pasal 97 menyatakan bahwa kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi (KBK). Pernyataan ini telah menegaskan kembali Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan

  Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.Implementasi KBK seharusnya telah terlaksana di seluruh perguruan tinggi (PT) mulai akhir tahun 2002. Namun pada kenyataannya belum seluruh PT telah menerapkan KBK sesuai dengan Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 karena berbagai kendala antara lain masih beragamnya pemahaman tentang makna KBK serta implementasinya dalam pembelajaran. Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

  Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No . 12 tahun 2012Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Secara ringkas KKNI terdiri dari Sembilan level kualifikasi akademik SDM Indonesia.Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.

  Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kerjanya.Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

  Untuk mencapai kompetensi yang di harapkan maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi sangat penting. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin- mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung(KBBI,2014). Kedua hal tersebut, antara sarana dan prasarana sangat berkaitan erat. Karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan atau alat pendukung demi tercapainya tujuan dan cita-cita suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana pada Universitas dalam prodi Perhotelan D3, sesuai dengan pemaparan pada latar belakang penelitian, sarana adalah segala peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam proses praktek mahasiswa saat mengaplikasikan mata kuliah tertentu. Sedangkan prasarana adalah tempat atau lahan untuk menjangkau mahasiswa dalam melakukan praktek- praktek, misalkan: gedung dan ruang laboratorium.Sarana peralatan dan sarana praktek, seperti halnya laboratorium, worshop, studio, dan tempat praktek siswa merupakan elemen pendidikan yang sangat penting bagi mahasiswa di pendidikan vokasi.

  Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, maka ketersediaan laboratorium dan kelengkapannya harus lah memadai. Ketersediaan peralatan dan perlengkapan laboratorium perlu di monitor secara berkala untuk memastikan kebutuhan praktek mahasiswa terpenuhi. Untuk mencapai tujuan, maka penelitian ini menggunakan teknik analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah proses mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari kesenjangan untuk dipecahkan. Kaufman dan English (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses formal yang menentukan jarak antara produksi dan kebutuhan produksi. Selanjutnya Rossett dan Arwady (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah alat untuk membangun dalam menuju perubahan positif yang dilakukan secara cermat dan cepat dalam situasi krisis, tetapi rasional.Menganalisis kebutuhan sebuah institusi tidaklah mudah. terlebih dahulu harus mengidentifikasi kebutuhan pada institusi yang dianalisis. Setelah kita men-dapatkan daftar kebutuhan pada institusi ini, maka selanjutnya mensinkronkan daftar kebutuhan tersebut dengan dunia kerja(industri).

  METODE

  Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : (1) wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam, (2) observasi, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan, dan (3) studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada responden namun pada dokumen- dokumen yang berkaitan dengan peralatan praktek yang digunakan dalam proses belajar mengajar di jurusan perhotelan. Selama berlangsungnya pengumpulan data, maka peneliti dalam kapasitasnya sebagai instrumen penelitian, menggunakan beberapa alat bantu pengumpulan data, seperti; (1) pedoman wawancara, (2) format observasi, (3) lembar dokumentasi, dan (4) kamera photo sebagai alat dokumentasi, (5) Kuesioner. Berdasarkan prinsip human instrument yang dianut dalam penelitian ini, maka jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi; kata-kata, tindakan, situasi dan peristiwa, serta dokumen yang dapat diobservasi (Sadia, 2001). Sumber data dalam penelitian ini adalah kelompok subjek penelitian di atas yang dikembangkan secara sirkuler mulai dari awal hingga akhir penelitian.

  Jurusan Perhotelan telah menggunakanyang disesuaikan dengan sistem Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kompetensi lulusan yang dicanangkan dalam Kurikulum jurusan Perhotelan meliputi kompetensi utama, pendukung, dan lainnya. Kompetensi lulusan ini telah sesuai dengan misi dan visi Jurusan Perhotelan D3 yang berorientasi ke masa depan. Kompetensi utama lulusan Jurusan Perhotelan DIII pada Kurikulum 2012 adalah di bidang

  hospitality management dengan

  penjabaran sebagai berikut:

  1. Mampu menduduki posisi manajer atau supervisor pada departemen utama dalam operasional hotel yaitu

  Front Office Department, Housekeeping Departemen, Food and Beverage Department, dan Food Production.

  2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan pada departemen utama dalam operasional hotel yaitu Front

  Office Department, Housekeeping Departement, Food and Beverage Department, Food Production, serta

  prinsip-prinsip dasar akuntansi hotel.

  3. Mampu menangani masalah- masalah operasional hotel di keempat departemen utama dan departemen pendukung lainnya.

  4. Mampu menganalisa dan menyajikan laporan kegiatan operasional hotel seperti occupancy

  rate, average room rate, restaurant cover, forecasting, dan sebagainya.

  5. Mampu melihat dan menjawab peluang kewirausahaan di bidang

  hospitality melalui aplikasi prinsip-

  prinsip manajemen dan operasional hotel. Kompetensi pendukung yang diharapkan dimiliki lulusan Jurusan perhotelan Undiksha adalah:

  1. Memahami dan menguasai Hotel Information System 2. Memahami dan menguasai operasional spa, MICE, dan ticketing 3. Menguasai dan mampu menjalankan prinsip-prinsip dasar prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja.

  4. Mampu menjaga standar penampilan diri yang dalam hal ini adalah mampu memahami arti pentingnya pentingnya penampilan diri, dan mampu mengidetifikasikan standar penampilan diri sesuai dengan karakteristik dunia industri

  5. Mampu melaksanakan komunikasi lisan dan tertulis di tempat kerja dengan baik menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan/atau bahasa asing lainnya.

  6. Menerapkan konsep lingkungan sosial budaya di dunia industri yang dalam hal ini adalah mampu mengusai prinsip prinsip dasar lingkungan sosial budaya dalam dunia industri perhotelan dan pariwisata.

  7. Memberikan solusi pemecahan situasi konflik yang dalam hal ini adalah mengusai manajemen konflik sebagai dasar pengelolaan sumber daya manusia. Pelaksanaan praktikum untuk semua matakuliah yang ada, diselenggarakan pada laboratorium sendiri dan dilengkapi dengan modul praktikum yang memadai. Adapun daftar matakuliah praktikum yang diselenggarakan oleh program studi diuraikan sesuai tabel 1.

  Jurusan Perhotelan Undiksha memiliki 5 buah laboratorium untuk mendukung pembelajaran, yaitu: (1) Education Hotel sebagai laboratorium untuk praktek Front Office dan Housekeeping; (2) Ruang C1a sebagai ruang laboratorium Food and Beverage Service; (3) Ruang C1b sebagai ruang laboratorium Food and Beverage Production; (4) Ruang Ganesha tour and travel Undiksha untuk tempat praktik ticketing; dan (5) Laboratorium komputer untuk praktek pembelajaran computer.

  Prasarana dan sarana di lab front office Undiksha sudah dapat dikatakan memadai. Namun, perbaikan kualitas sudah seharusnya tetap dilanjutkan. Inventory barang di lab front office dilakukan secara berkala. Dari daftar inventory lab front office, diperoleh data mengenai perlengkapan yang masih diperlukan di Edutel, antara lain: LCD projector dan speaker pendanaan dari lembaga menjadi faktor untuk pembelajaran berbasis multi kunci dalam mendukung pelaksanaan media, printer dan scanner untuk praktik housekeeping di Edutel. Faktor keperluan praktik reservation, cash lainnya adalah komunikasi dan register untuk keperluan praktik koordinasi dengan pengelola Edutel akuntansi front office serta software sebagai partner dalam pelaksanaan hotel information system untuk praktik housekeeping dan front office di pembelajaran yang sesuai dengan Edutel. situasi di dunia kerja.

  Selain itu, office supplies yang memadai juga sangat penting untuk kegiatan pembelajaran. Dukungan dana dari lembaga menjadi faktor kunci tersedianya perlengkapan yang memadai di laboratorium.

  Edutel juga berfungsi sebagai laboratorium housekeeping bagi mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha. Perlengkapan dan peralatan housekeeping di Edutel juga sudah memadai. Namun, permasalahannya adalah peralatan yang berikan oleh lembaga bersifat barang-barang yang mudah rusak seperti lap pel, sapu, lap kaca, sapu bulu, ember, dll. Mudah rusak bukan berari dipakai langsung rusak, namun sifat barangnya yang memang hanya bisa bertahan maksimal 1 tahun. Housekeeping supplies juga sangat bersifat cepat habis. Oleh karena itu, inventarisasi barang-barang di housekeeping harus tetap dilakukan secara berkala. Faktor

  Tabel 1. Pelaksanaan Praktikum Untuk Semua Mata kuliah Nama Isi Praktikum/Praktek No.

  Tempat/Lokasi Praktikum/Praktek Praktikum/Praktek Judul/Modul Jam Pelaksanaan (1) (2) (3) (4) (5)

  1 Kantor Depan II Praktek Penanganan Check- 2 sks / 4 js Education Hotel Undiksha

  in dan Check-Out

  2 Tata Graha II Praktek Make Up Room dan 2 sks / 4 js Education Hotel Undiksha dan

  clean up public area Restaurant perhotelan ruang C1

  Fakultas Ekonomi Undiksha

  3 Tata Hidang II Praktek Teknik Penyajian 4 sks / 7 js Lab restaurant ruang C1 Fakultas makanan dan minuman Ekonomi Undiksha

  4 Pengenalan Praktek Pembuatan Paket 2 sks / 3 js Ganesha tour and travel Undiksha Penanganan Tour Tour dan cara penerimaan and Ticketing reservasi

  5 Tata Boga II Praktek teknik Dasar Tata 4 sks / 7 js Lab Kitchen ruang C1 Fakultas Boga

  Ekonomi Undiksha

  6 Pengenalan Praktek Membuat Hotel 2 sks / 4js PUSKOM Komputer Information System

  7 Manajemen Praktek Aplikasi Manajemen 3 sks /5js Lab Kitchen dan Restoran C1 Makanan dan Makanan dan Minuman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Minuman berupa pembuatan event yaitu themed luncheon

  8 Praktek Kerja Praktek kerja di industri 6 sks / 12 js Hotel Lapangan (PKL) (hotel)

  26 Tempat praktik tata hidang atau food and beverage service di Jurusan Perhotelan masih belum memadai. Saat ini, ruang C1 di jadikan sebagai restaurant tempat praktik mahasiswa. Ruang C1 sudah memiliki perlengkapan seperti: beberapa meja saji (round table), table cover, napkin, piring, gelas dan gelas wine yang sudah sesuai standar hotel. Jurusan Perhotelan memiliki daftar inventory barang yang selalu di monitor secara berkala. Mahasiswa Jurusan Perhotelan telah beberapa kali mampu menangani katering untuk event kampus seperti saat wisuda, yudisium, maupun saat event penting lainnya. Kemampuan mahasiswa mulai dari merencanakan menu, membeli bahan dan menyajikan sudah terasah dengan baik di bawah bimbingan dosen yang profesional.

  Namun, untuk keperluan praktik bartender, peralatan dan perlengkapan masih jauh dari memadai. Jurusan Perhotelan memerlukan ruang bartender dan perlengkapannya untuk bisa memenuhi standar kompetensi di bidang bartender. Permasalahan yang paling sering terjadi di dalam praktik food and beverage service adalah kendala pendanaan praktik. Harga minuman keras seperti Jack Daniel, Wine, dan spirit cukup mahal. Pendanaan biaya praktik berdasarkan jumlah mahasiswa secara tidak langsung mengurangi kemampuan Jurusan memberikan pelayanan maksimal. Selain harga minuman, harga barang-barang untuk keperluan praktik memasak juga cukup tinggi. Jurusan Perhotelan tidak memiliki ruangan khusus untuk stok barang makanan sehingga biaya operasional menjadi tinggi. Permasalahan kedua, suhu panas di kota Singaraja dan AC yang dipakai masih belum memadai untuk memberikan kenyamanan dalam praktik memasak di lab kitchen jurusan Perhotelan.

  Untuk keperluan perkuliahan komputer, saat ini Jurusan Perhotelan masih menggunakan lab komputer yang dikelola oleh Fakultas. Jumlah nya sudah cukup memadai. Untuk keperluan praktik komputer standar seperti Ms word, Ms Excel, Ms Power Point dan Adobe Reader sudah terpenuhi sesuai standar kompetensi. Namun, untuk keperluan praktik hotel information system masih belum memadai. Internet sudah terpasang untuk keperluan mahasiswa, akan tetapi sinyalnya masih terlalu sering down sehingga mengganggu aktivitas pembelajaran. Ruang Lab komputer belum dilengkapi dengan LCD projector sehingga menyulitkan untuk memberikan perkuliahan. Untuk mengatasi permasalahan LCD maka dosen pengajar membagikan bahan perkuliahan dalam bentuk photo copy sehingga perkuliahan masih tetap berjalan dengan baik walaupun tidak maksimal.

  Untuk keperluan praktik ticketing, ruang Ganesha tour and travel Undiksha dipakai sebagai laboratorium. Di tempat ini, mahasiswa belajar membuat paket tour dan melakukan pemesanan hotel maupun pesawat secara online. Kondisi ruangan, peralatan dan perlengkapan untuk praktik ticketing sudah memadai. Tidak ada kendala berarti dalam praktik ticketing selama ini.

  Dari pemaparan diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang mendukung perkuliahan di Jurusan Perhotelan Undiksha yaitu ketersediaan laboratorium front office, housekeeping, komputer, food and beverage service dan food and beverage production. Namun, peralatan dan perlengkapan yang tersedia belum sempurna, seperti misalnya belum tersedianya ruang praktek bartender dan perlengkapannya. Peralatan di ruang housekeeping dan F&B service yang mudah pecah atau rusak sehingga dukungan dana untuk selalu mengganti peralatan sangat penting. Faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan praktik di Jurusan Perhotelan adalah faktor biaya operasional. Tidak tersedianya ruang simpan untuk praktik memasak membuat biaya operasional menjadi tinggi karena pembelian bersifat eceran dan harganya sangat fluktuatif. Pakaian praktik untuk tata hidang dan tata boga juga cukup tinggi sehingga cukup membebani mahasiswa. Diharapkan kedepannya, mahasiswa dapat memakai seragam praktik yang memang disediakan oleh kampus. Pihak pengelola Jurusan Perhotelan telah melakukan upaya pengembangan laboratorium, antara lain dengan: (1) membiasakan mahasiswa menggunakan laboratorium sebagai tempat praktik dengan SOP yang sudah ditetapkan; (2) menggunakan SAP dan Silabus pengajaran praktik yang sesuai SKKNI; (3) membelikan peralatan praktik yang urgent harus di beli untuk kelancaran perkuliahan; (4) melakukan inventarisasi barang secara berkala; (4) memonitor kegiatan praktik mahasiswa sehingga tujuan pembelajaran benar- benar di capai; (5) mengelola dana bantuan biaya praktik dengan bijaksana dan transparan; (6) melakukan pendataan barang-barang yang diperlukan di laboratorium; (7) membuat road map pengembangan laboratorium berstandar nasional, seperti yang di sajikan dalam figure 1.

  Upaya pengembangan laboratorium di Jurusan Perhotelan yang bersifat jangka panjang adalah (1) menambah ruang laboratorium bartender dan laundry; (2) menambah perlengkapan di ruang laboratorium komputer, Kitchen dan Edutel, misalnya dengan LCD, speaker, printer, scanner, cash register, AC, dll. (3) mengupayakan pengadaaan kembali peralatan yang rusak atau pecah; (4) mengupayakan tersediakan pakaian praktik mahasiswa sehingga mengurangi beban finansial mahasiswa; (5) mengupayakan dana operasional pemeliharaan laboratorium dan pembelian bahan praktik yang memadai; (6) mengajukan proposal hibah untuk keperluan pengadaan barang dan peralatan praktik mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha. Berdasarkan road map yang disajikan dalam Figure 1, maka penelitian ini menghasilkan draft awal pengajuan pengadaan peralatan lab praktek yang dapat di lihat pada lampiran 1. Jurusan Perhotelan Undiksha telah berupaya untuk memberikan perkuliahan praktik yang sesuai dengan SKKNI. Telah terdapat beberapa laboratorium untuk menunjang pembelajaran yaitu: Edutel sebagai tempat praktik housekeeping dan front office, Ganesha tours and travel sebagai tempat belajar reservasi tiket pesawat dan hotel, laboratorium komputer, ruang C1 sebagai tempat praktik memasak dan menyajikan makanan. Beberapa upaya untuk menciptakan laboratorium sesuai SKKNI antara lain: : (1) membiasakan mahasiswa menggunakan laboratorium sebagai tempat praktik dengan SOP yang sudah ditetapkan; (2) menggunakan SAP dan Silabus pengajaran praktik yang sesuai SKKNI; (3) membelikan peralatan praktik yang urgent harus di beli untuk kelancaran perkuliahan; (4) melakukan inventarisasi barang secara berkala; (4) memonitor kegiatan praktik mahasiswa sehingga tujuan pembelajaran benar- benar di capai; (5) mengelola dana bantuan biaya praktik dengan bijaksana dan transparan; (6) melakukan pendataan barang-barang yang diperlukan di laboratorium. Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

  Tahap pertama:

Tahap Pertama Tahap Pertama

  Memahami kondisi riil Melakukan berbagai Menganalisis tentang peralatan lab praktek di revisi yang diperlukan matakuliah yang

  Jurusan Perhotelan D3 terhadap SOP yang menggunakan peralatan

  F.E UNDIKSHA yang dihasilkan pada praktek dapat dijadikan bahan penelitian tahap I. acuan dan pendukung dalam kegiatan pelaksanaan penelitian.

  Tahap kedua: Tahap Kedua Mengumpulkan data awal Menganalisis secara

  Tahap Kedua inventarisasi awal mendalam faktor – factor peralatan praktek Jurusan penyebabkurangnya serta

  Mengembangkan perhotelan. ketidaksesuaian alat model edukasi praktek berbasis teknologi tepat guna yang siap diterapkan kepada mahasiswa guna menciptakan lulusan

  Tahap Ketiga yang siap pakai dan berkualitas sebagai Mengembangkan SOP pelaku pariwisata penggunaan Lab, dan membuat draft awal pengajuan pengadaan peralatan lab praktek.

  Gambar 1. Road Map Pengembangan Laboratorium Berstandar Nasional

  KESIMPULAN,

  IMPLIKASI DAN scanner, cash register, AC, dll. (3)

KETERBATASAN PENELITIAN mengupayakan pengadaaan kembali

  Upaya pengembangan peralatan yang rusak atau pecah; (4) laboratorium di Jurusan Perhotelan mengupayakan tersediakan pakaian yang bersifat jangka panjang adalah (1) praktik mahasiswa sehingga menambah ruang laboratorium mengurangi beban finansial bartender dan laundry; (2) menambah mahasiswa; (5) mengupayakan dana perlengkapan di ruang laboratorium operasional pemeliharaan laboratorium komputer, Kitchen dan Edutel, dan pembelian bahan praktik yang misalnya dengan LCD, speaker, printer, memadai; (6) mengajukan proposal hibah untuk keperluan pengadaan barang dan peralatan praktik mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha.

  Database peralatan dan peralatan yang tersedia saat ini dan draft rancangan pengusulan penambahan peralatan dan perlengkapan telah dihasilkan dalam penelitian. Koordinasi dan komunikasi dengan lembaga di tingkat fakultas dan universitas harus tetap di lakukan agar laboratorium SKKNI berhasil di wujudkan. Pengembangan laboratorium di jurusan Perhotelan haruslah di imbangi dengan meningkatkan kualitas pengajarnya.

  Penelitian ini bersifat specifik untuk jurusan perhotelan Undiksha. Hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasi dan di aplikasikan secara langsung kepada jurusan lain. Namun, metode pengambilan data dan teknik analisis data masih dapat digunakan untuk keperluan penelitian serupa di jurusan lain.

  REFERENSI

  Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Pedoman Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Siswa, Direkrorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta. Filenya dapat di unduh di http://lpm.uinjkt.ac.id/wp- content/uploads/2017/07/SK-

  Kemendiknas-232-tahun-2000.pdf pada tanggal 28 September 2017. Departemen Pendidikan Nasional,

  2004, Standar Minimal Laboratorium, Workshop dan Studio

  Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jenjang S1, Direkrorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.

  Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2005, Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium

  Perguruan Tinggi Negeri, Makassar 14-16 Juni 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

  2014. file diunduh dari https://kbbi.web.id/prasarana di akses pada tanggal 20 Agustus 2017.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (KBBI).2014. file diunduh dari https://kbbi.web.id/sarana di akses pada tanggal 20 Agustus 2017.

  Kaufman, R., dan English, F.W,. 1987.

  Needs Assessment. New York:

  Educational Technology Publication Englewood Cliffs, New Jersey.

  Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232 tahun 2000. Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. File di unduh dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/K epmen232-U- 2000PenyusunanKurikulum.pdfdi akses pada tanggal 28 September 2017. Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/u/2002. Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. File di unduh dari http://sipma.ui.ac.id/files/dokum en/U_PENDIDIKAN_RISET_P2M/ MENDIKBUD_PENDD%20DAN%2

  0PJJ/Kepmendiknas%20nomor% 20045%20tahun%202002%20Kur ikulum%20Inti%20PT.pdf diakses pada tanggal 28 September 2017 .

  Peraturan Presiden Republik Indonesia no 8 tahun 2012. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. File diunduh dari http://kkni- kemenristekdikti.org/asset/pdf/p erpres_no_8_tahun_2012_ttg_kkni .pdfdiakses pada tanggal

  28 September 2017. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun

  2010. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. File di unduh dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/P P17-2010Lengkap.pdfdiakses pada tanggal 28 September 2017.

  Rossett, Allison & W. Arwady, Joseph.

  (1987). Training Needs Assesment. Educational Technology Publications Englewood Cliffs, New Jersey.

  Sadia, W, Suastra, I.W, Tika, K. 2003.

  Pengembangan Model Belajar Perubahan Konseptual di SMA.

  Laporan Penelitian. IKIP Negeri Singaraja.

  Undang-Undang Republik Indonesia no 12 tahun 2012. Pendidikan Tinggi.

  File diunduh dari http://risbang.ristekdikti.go.id/re gulasi/uu-12-2012.pdf diakses pada tanggal 28 September 2017.