hak berkomunikasi dalam politik dalam

UTS Sistem Komunikasi Indonesia
Hak – Hak Berkomunikasi dalam Wadah Kelompok Politik

Disusun Oleh:
Agnes Felicia S

1423012057

Fakultas Komunikasi
Universitas Katolik Widya Mandala
2012/2013

Sistem Komunikasi Indonesia
Hak – Hak Berkomunikasi dalam Wadah Kelompok Politik

Ketua KPU: Media Banyak Dikuasai
Politisi, Kampanye Bisa Picu Sengketa
Danu Damarjati - detikNews

Jakarta - Komisi I DPR RI mengadakan rapat dengar pendapat dengan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Ketua KPU Husni Kami Manik,

mengatakan penyiaran kampanye di media massa perlu diatur agar tak picu sengketa.
"Jika tidak ada pengaturannya maka sengketa Pemilu akan terjadi akibat rebutan parpol
dengan media yang sedikit. Apalagi media swasta dimiliki oleh para politisi," kata Ketua
KPU Husni Kamil Manik di Kantor DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (7/1/2013).
Husni menyatakan akan terjadi kelangkaan media sebagai wadah kampanye, karena media
akan mengiklankan kepentingan politis pemilik. Kelangkaan ini bisa memicu sengketa karena
parpol-parpol berebut media untuk kampanye.
"Kami sangat terbantu dengan kerjasama KPI. Tentu ini akan lebih tertib jika ada aturannya,"
ujar Husni.
Menurutnya, secara umum aturan kampanye sudah diatur dalam UU nomor 8 tahun 2012
juga dalam peraturan KPU (PKPU). Dalam PKPU bahkan lebih spesifik mengatur
penyelenggaraan kampanye di media massa.
Ketua KPI Mochamad Riyanto juga menyatakan telah membentuk desk penyiaran untuk
mengatur kampanye di media. Dari tanggal 31 Januari lalu KPI melakukan MoU, disepakati
membentuk desk penyiaran bersama dengan KPU dan Bawaslu.
"Kampanye dibolehkan selama 21 hari sebelum masa tenang, 3 hari sebelum Pemilu. Masa
tenang tidak boleh iklan media massa dan rapat umum," tutur Husni.
Sumber: http://news.detik.com/read/2013/02/07/161521/2164055/10/ketua-kpu-media-banyak-dikuasaipolitisi-kampanye-bisa-picu-sengketa?nd772204btr

Analisis:

Menjelang pemilihan presiden 2014 mulai banyak calon presiden (capres) yang melaukan
kampanye untuk menaikan popularitas maupun meningkatkan elektabilitas. Media TV
merupakan media yang favorit untuk digunakan untuk iklan politik, karena media TV dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik secara geografis maupun lapisan sosial. Biaya
iklan TV yang termasuk tinggi tidak menjadi masalah bagi partai – partai besar yang memang
memiliki dana untuk beriklan di TV.
Yang menarik dari pemilu 2014 kali ini adalah jumlah calon yang menyatakan ingin ikut
dalam pemilihan presiden. Memang tidak ada larangan untuk sesorang mencalon kan diri
sebagi calon presdiden asal memenuhi syarat yang sudah ditentukan, hal ini rupanya mulai
disadari oleh masyarakat, buktinya pemilu 2014 ini banyak dipenuhi oleh wajah- wajah baru
dalam ranah politik. Mulai dari yang berlatar blakang artis seperti Roma Irama, pengacara
dan mantan artis Farhat Abas

hinnga yang tidak jelas asal usulnya seperti Fadjroel

Rachman2. Tidak ketinggalan pula pemilik media televisi pun turut terjun dalam pesta
demokrasi ini, contohnya saja Aburizal Bakrie (ARB) pemilik dari Tvone dan ANTV, Hary
Tanoesoedibjo pemilik MNC group, Surya Paloh pemilik metro Tv. Melihat raksasa- raksasa
media tv ini turun dalam dunia politik tentu saja mengakibatkan monopoli iklan. Untuk
melebarkan sayapnya dalam beriklan di media tidak jarang pula para calon – calon ini

melakukan kualisi seperti yang dulu pernah dilakukan oleh Hary Tanoesoedibjo dan Surya
Paloh, dengan adanya koalisi ini mereka mulai melakukan pertukaran iklan, dengan demikian
semakin sempit kesempatan partai lain untuk beriklan di media tv. Tentu saja hal ini akan
menimbukan kesenjangan dalam berpolitik, partai yang tidak memiliki media besar seperti
TV kemungkinan popularitasnya akan jauh berbeda dengan partai yang memiliki media.
Tidak hanya berpengaruh pada iklan, tetapi terkadang berita yang ada dalam media tersebut
menjadi tidak objektif lagi, berita yang seharusnya dibahas secara objektif malah menjadi
berita yang subjektif dan lebih melihat pada siapa lawan dan siapa kawan, contohnya saja
dalam siaran berita di Tvone mengenai korban lumpur, meski membahas masalah korban
tetapi berita yang ditampilkan lebih mengarah pada berita positif dari hal tersebut. Hal ini
tentu saja juga dapat memicu sengketa antar politisi.
Media yang dipenuhi oleh politisi secara tidak langsung mulai kehilangan tanggung jawab
sosialnya ( social responsibility concept) terutama pada bagian fungsi informasi. Fungsi
informasi pada media politisi akan bersifat subjektif dan menjatuhkan lawannya. Contohnya

adalah akhir- akhir ini berita – berita mengenai partai Demokrat di stasiun- satsiun tv
berkonotasi negatif seperti kasus korupsi kader- kader demokrat, masalah konvrensi calon
presiden, melemahny ekonomi Indonesia dan sangat jarang mengeluarkan berita yang
berkonotasi positif. Padah sebenarnya apa yang dilakukan oleh partai Demokrat tidak selalu
negatif, contohnya adalah keberhasilan SBY dalam mengakhiri permasalah di Aceh serta

berhasil melakukan pembangunan Aceh dalam waktu singkat membuat beliau mendapatkan
gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 3. Selain itu program
jamkesmas sebenarnya termasuk dalam program yang berhasil diaksanakan oleh SBY tetapi
dalam berita- berita yang beredar tentu saja yang di sorot adalah bagian- bagian yang gagal.
Tetapi dalam keadaan seperti ini fungsi media sebagai pemicu kemajuan berhasil
dilaksanakan. Dalam rangka meningkatkan reting penonton maka masing - masing satsiun Tv
ini akan berusaha membuat acara- acara yang menarik. Contoh yang paling menonjol
dilakukan oleh TVOne yang membut talkshow berbau politik seperti Indonesia Lawyer Club
(ILC) yang membahas mengenai isue-isue yang sedang hangat diperbincangkan oleh
masyarakat dan melihat permasalahan tersebut dari berbagai segi tetapi lebih condong kearah
hukum. selain itu disaat pilkada sedang berlangsung TVOne memfasilitasi acara debat calon
kandidat bupati dan bekerja sama dengan lingkaran suvei Indonesia membuat quick count
hasil pemilihan tersebut, sehingga masayrakat dapat mengetahui hasil pemilu kebih cepat.
Pendidikan politik pada masyarakat pun dapat dilakukan melalui acara- acara ini dan dengan
demikian masayarakat semakin familyar dan peka dengan kondisi politik.
Berita- berita yang banyak berbau negatif dan bersifat menjatuhkan akibat persaingan politik
pemilik media ini berpangaruh negatif bagi masayarakat. Dengan beredarnya berita- berita
negatif mengenai pemerintahan membuat masyarakat menjadi antipati terhadap politik,
karena berita- berita yang ditayangkan hanya seputar suap, korupsi, dan kebobrokan
pemerintahan. Sedangkan sangat jarang sekali berita- berita positif di sampaikan. Tidak salah

bila masyarakat menjadi tidak mudah percaya pada pemerintah. Tetapi di balik pengaruh
negatif tentu saja ada pengaruh positif dalam hal ini meskipun tidak banyak. Salah satunya
adalah masyarakat Indonesia tidak mudah di hasut, masyarakat di sini adalah mereka yang
suka menonoton acara- acara politik, mereka akan lebih cenderung menelaah dan
menganalisis latensi isi dari berita – berita yang disampaikan dan tidak menerima bulat- bulat
isi suatu berita.

Tindakan KPI untuk membatasi pemilik media untuk beriklan politik merupakan tindakan
yang sudah tepat. Dengan pembatasan kampanye melalui media Tv tentu tindakan yang adil
bagi partai yang tidak memiliki media Tv. Tetapi sebaiknya tidak hanya membatasi kampanye
melalui media melainkan juga menghimbau para pemilik media untuk menyemimbangkan
berita yang ditayangkan di masyarakat agar berita negatif dan positif dapat berimbang.
Karena kembali lagi pada tujuan utama yaitu untuk mewujudkan stabilitas politik dengan
menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan kelompok. Bila berita- berita yang
ditayangkan tidak berimbang dan saling menjatuhkan maka lama kelamaan masayrakat tidak
akan percaya lagi pada pemerintah dan akan membuat negara ini menjadi seperti autopilot,
semua berjalan sendiri- sendiri sesuwai dengan kehendak masing- masing tanpa ada yang
peduli terhadap negara. Dengan melaukan tindakan ini sebenarnya KPI telah menegakan
supremacy of law, dengan mencegah kampanye politik di media politisi ini KPI telah
mencegah adanya kekuasaan yang sewenang – wenang dalam berpolitik.


Sumber:
1. http://www.kpud-diyprov.go.id/download/regulasi/UU_No_8_thn_2012.pdf
2. https://www.facebook.com/pages/FADJROEL-RACHMAN-FOR-PRESIDENT-INDEPENDENT3.

2014/125829664110008?id=125829664110008&sk=info
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/19/51748/sby_terima_gelar_doktor_h
c_dari_unsyiah_karena_selesaikan_konflik_aceh/