Strategic Management Net TV dalam Bertum

Strategic Management

TV dalam Bertumbuh dan

Berkembang di Lingkungan Kompetitif Industri TV di
Indonesia
Sebuah Paper sebagai Syarat Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Seminar Industri TV
Hiburan

Oleh:
Brahma Putra Pratama
NIM 1306348436

Program Pascasarjana
Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri pertelevisian di Indonesia saat ini sedang berkembang. Perkembangan ini
ditandai dengan munculnya stasiun-stasiun televisi nasional dan televisi lokal. Saat ini
jumlah televisi nasional di Indonesia ada 12. Televisi yang satu dan yang lainnya saling
berlomba menyuguhkan program siaran yang menarik sehingga dapat menarik penonton
dalam jumlah yang banyak dan di sisi lain pun pengiklan juga akan tertarik untuk beriklan
di televisi tersebut jika jumlah penontonnya banyak. Akan tetapi, terkadang suguhan acara
yang disiarkan hanya menarik dan menghibur penonton, tanpa memberikan edukasi dan
penciptaan nilai-nilai positif yang sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Salah satu TV yang sedang berkembang saat ini adalah NET. NET. yang memulai
siaran perdana pada bulan Mei 2013, memiliki idealisme untuk menciptakan nilai-nilai
positif dalam masyarat. NET. ingin mengedukasi masyarakat Indonesia agar tetap optimis
dalam menghadapi segala persoalan sosial, politik, dan budaya dengan melihat dan
mencari sisi positif dari situasi yang terjadi.
NET. sebagai stasiun televisi yang baru, tidak luput dari berbagai macam masalah
dan hambatan dalam mewujudkan idealismenya. Untuk menyebarkan siarannya ke seluruh
Indonesia, NET. harus berjuang dengan keras dengan acara mengakuisisi televisi-televisi
lokal karena NET. tidak mempunyai frekuensi siaran nasional seperti RCTI, MNC, SCTV,
TRANS TV, dsb. Hal ini pun telah diatur melalui UU no. 32 tahun 2012 tentang penyiaran.
Karena siarannya belum diterima secara nasional, jumlah penontonnya yang masih sedikit

dan ratingnya masih belum signifikan. Oleh karena itu, fokus dari managemen NET. adalah
memperluas jaringan siaran di kota-kota di Indonesia, sehingga semakin banyak orang
yang dapat menikmati tayangan-tayangan yang disuguhkan NET.. Selain itu, kualitas
program yang disiarkan pun turut diperhatikan. Konten yang menghibur dan mengedukasi,
platform yang digunakan dan penggunaan teknologi HD (High Definition) menjadi
andalan NET. dalam berkembang dan bertumbuh di lingkungan yang kompetitif di dunia
industri hiburan. Perkembangan teknologi dalam distribusi dan produksi meningkatkan
jumlah saluran yang tersedia dan menjadi pertarungan untuk mendapatkan perhatian
konsumen (Küng, 2008: 50). NET. ingin menunjukkan bahwa NET. lah wujud dari
“Televisi Masa Kini.”
1

B. Rumusan Masalah:
1.

Bagaimana bisnis model NET.?

2.

Bagaimana value chain NET.?


3.

Bagaimana NET. dalam memanajemen isu-isu strategis?

Tujuan:
1.

Mengetahui strategic management yang diterapkan NET. dalam menghadapi
persaingan di industri TV hiburan di Indonesia.

Signifikansi:
1.

2.

Bagi Akademisi:
a.

Menambah kajian terhadap industri TV hiburan


b.

Mempelajari lebih dalam analisis industri TV hiburan

Bagi Praktisi:
a.

Membantu menjelaskan tentang keadaan industri TV yang saat ini terjadi di
Indonesia

b.

Memberikan masukan bagi stasiun TV yang terkait demi kemajuan bersama.

2

BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Model Bisnis

1.

Advertising-Funded Television
NET. (News and Entertainment Television) sebagai stasiun TV yang baru di

Indonesia belum memiliki rating share yang signifikan. Selain itu, NET. juga memiliki
format, platform, teknologi yang berbeda dari televisi-televisi yang lain dan ini
mempengaruhi bisnis model yang diterapkan oleh NET. Strategi marketing yang dimiliki
NET. berbeda dari televisi-televisi yang lain.
Strategi marketing yang diterapkan oleh Net adalah “360 Degrees.” Jumlah iklan
yang ditayangkan di NET. tidak banyak karena memang iklannya masih sedikit dan
dibatasi. Jika TV-TV lain hanya menjual spot kepada advertiser, NET. menjual iklan
dengan paket “360 Degress.” Paket ini meliputi pengiklanan secara soft sale atau lewat
siaran program televisi dan promosi melalui off air dan digital juga. Misalnya, dalam salah
satu program NET., “Sarah Sechan” mengundang seorang artis cantik, menarik, dan
terkenal, yang menjadi brand ambassador produk atau brand klien. Dalam percakapan di
program tersebut, artis tersebut akan menyebutkan brand dari klien dan pada saat itu juga
akan muncul superimpose logo dari brand tersebut. Iti merupakan bentuk promosi secara
soft sale. Bentuk promosi off air dapat berupa event-event di kampus atau tempat umum
lainnya atau road show ke beberapa kota. Kemudian promo secara digital dapat melalui

twitter atau jejaring sosial lainnya dari program yang disiarkan. Ketika program sedang
disiarkan, akan muncul tweet yang menyebutkan brand klien sehingga para penonton yang
menjadi follower program tersebut akan membaca tweet promo brand tersebut.
NET. memiliki idealisme ingin membuat pemirsanya merasa nyaman saat
menonton siaran televisinya. Untuk mewujudkan idealisme itu, durasi iklan per program
dibatasi. Dalam setiap durasi iklan, maksimal per combre (commercial break) hanya sekitar
2-3 menit saja. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai TV yang baru dengan
rating share yang belum signifikan dan jumlah pemirsanya yang belum banyak, membuat
advertiser belum banyak yang tertarik untuk beriklan di NET. Namun demikian, marketing
yang dilakukan memang tidak terlalu gencar karena yang menjadi fokus dari manajemen
adalah meningkatkan awareness NET. di masyarakat. Karena awareness masyarakat yang

3

belum tinggi, maka target yang diberikan ke sales marketing pun masih sewajar ukuran
stasiun TV yang baru.
2.

Jaringan
NET. merupakan bagian dari Grup INDIKA Energi dengan Agus Lasmono


sebagai Presiden Direkturnya. INDIKA Group memiliki beberapa cabang dan salah
satunya adalah Indika Multimedia yang bergerak di bidang usaha Event Organizer,
Promotor, Broadcast Equipment, Production House (PH) dan Radio (Radio Indika FM). Di
mana banyak aliansi dibentuk, struktur jaringan muncul (Küng, 2008: 190). Berikut adalah
gambaran jaringan di bawah Indika Energy Tbk.
Indika Energy
Tbk.

Indika Group

PT. Net
Mediatama
Indonesia

PT Indika
Cipta Kreasi

PT. Indika
Multimedia


PT Indika Siar
Sarana

PT Indika
Cipta Mandiri
(Indika
Entertainment)

PT Radio
Indika Milenia
(Indika FM)

NET. berdiri karena Agus Lasmono (CEO Indika Group) memiliki passion di
bidang entertainment. Ketika Agus Lasmono bertemu dengan Wishnutama (Mantan Dirut
Trans TV), mereka merasa memiliki visi yang sejalan untuk konsep sebuah TV. Kemudian
mereka membuat TV dengan induknya adalah Indika Group. Akan tetapi, saat itu tidak ada
frekuensi TV nasional sehingga mereka memiliki alternatif untuk membeli TV jaringan di
semua daerah di Indonesia yang nantinya akan menjadi nasional. Secara kebetulan,
frekuensi Spacetoon available untuk diakuisisi.

Jaringan NET. sudah ada di beberapa kota di Indonesia. Dengan terakuisisinya
Spacetoon, makan jaringan Spacetoon di beberapa kota menjadi milik NET. Jaringan itu
4

meliputi kota Jakarta, Malang, Surabaya, Medan, dll. Kemudian, untuk semakin
memperluas jaringannya, NET. harus mengakuisisi televisi-televisi lokal. Contohnya
adalah NET. Bali yang semula adalah Alam TV dan NET. Padang yang semula adalah
Favorit TV. Selain kota-kota tersebut, NET. juga telah siaran di Makasar dan Banjarmasin.
Untuk kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang, siaran NET. masih on progress atau sedang
dalam proses. Pada saat ini, sudah ada siaran resmi NET. di 12 kota di Indonesia dan
targetnya pada akhir tahun 2014 bisa mencapi 20an kota.
Proses akuisisi adalah proses yang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena para
pengusaha TV lokal tidak akan menjual dengan mudah TVnya. Bagi mereka, TV mereka
adalah sebuah prestige. Selain itu, ada UU no. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang juga
mengatur proses akuisisi dan jaringan TV. Berkaitan dengan UU tersebut juga
menyebutkan bahwa TV yang diakuisisi juga harus menampilkan siaran lokal. NET. saat
ini telah memiliki biro Surabaya dan yang sedang dalam proses adalah biro Bali, biro
Bandung, dan biro Medan. Biro Surabaya telah memuat siaran lokal dan nanti siaran lokal
Surabaya akan on air juga di wilayah Madiun, Gresik, dan Kediri.
3.


Siaran Public Service
NET. dalam siarannya juga memuat PSA (Public Service Announcement). Sejauh

ini, NET. menyiarkan tentang kampanye. Selain itu juga ada penayangan iklan publik,
seperti iklan dari KPID, iklan KPU untuk Pemilu, dan iklannya Polri untuk kampanye
damai.
B. Value Chain NET.
Berdasarkan buku Strategic Management in the Media yang ditulis oleh Lucy Küng,
value chain dari industri TV (2008: 55) adalah sebagai berikut:

Content creation/
acquisition

Scheduling

Distribution platform/
Conduit

User Interface


Packaging/
Aggregatin
g

5

1.

Content creation/acquisition
Pembuatan konten siaran NET. dilakukan secara in-house (diproduksi sendiri) dan

akuisisi. Dari 100% program yang tayang di NET., hanya 20%an yang diakuisisi atau
dibeli dari luar. Contoh program yang diakuisisi adalah acara-acara kartun anak yang
tayang dari jam 1 siang sampai jam 4 sore dan K-Movie/K-Cinema yang menampilkan
film-film dari Korea. Untuk program kartun-kartun, bagian akuisisi dan programing NET.
memperolehnya dari luar negeri.
2.

Packaging/aggregating
Penyedia konten NET. juga in-house. Selain program in-house, NET. juga

mengakuisisi dari banyak pihak. Contohnya adalah program “Asian Next Top Model” dan
“Home of Badminton.” Per 2014, NET. menjadi TV badminton. Lisensi program “Home of
Badminton” yang menyajikan tayangan pertandingan bulu tangkis diperoleh dari BWF
(Badminton World Federation) dan program “Asian Next Top Model” diperoleh dari Fox
TV.
3.

Distribution platform/conduit
NET. menggunakan multiplatform dalam menyebarkan siarannya. Selain

beroperasi dengan one-to-many tansmission ke TV jaringan secara free-to-air, NET. juga
menayangkan siarannya di beberapa TV kabel, seperti di First Media, Orange TV, Big TV,
dan Telkomvision yang siarannya ada di Bandung. Siaran NET. juga dapat ditonton secara
streaming di website, di aplikasi Android dan Apple, dan secara tidak streaming di
Youtube. Youtube hanya live streaming jika ada special events, misalnya ulang tahun
media. Youtube ini memberikan kemudahan bagi para pemirsanya yang ketinggalan suatu
program/acara untuk bisa mengakses tayangan yang sudah tayang tersebut. Bagi
advertiser, Youtube juga memberikan keuntungan karena superimpose dalam tayangan
program itu dapat dilihat lagi oleh pemirsa.
Sebagai salah satu platform yang digunakan NET., Youtube dipilih sejak awal oleh
Wishnutama karena prospeknya yang bagus ke depannya. Wishnutama mempunyai visi
bahwa ke depannya, NET. ini akan jadi TV yang siarannya dibuat, diproses, dan
didistribukan secara digital. Beliau yang telah membuat perbandingan dengan studi
banding ke negara-negara lain menemukan bahwa live streaming dan demand orang yang
6

menonton Youtube ini tinggi sekali. Karena sekarang adalah era digital, hampir semua
orang punya smartphone dan semua orang bisa mengakses kalau ada wifi dan hal ini
dilihat sebagai peluang oleh Beliau. Setelah mencoba mengenal lebih dalam Youtube,
akhirnya muncul perjanjian kesepakatan dengan poin-poinnya.
4.

User Interface
Masyarakat dapat mengakses siaran NET. melalui berbagai peralatan dan layanan.

Selain melalui TV analog atau digital yang dipergunakan untuk menikmati siaran free-toair NET., publik dapat mengaksesnya melalui komputer, laptop, smartphone, iphone, ipad,
tablet dengan adanya layanan wifi atau Internet.
Masyarakat sekarang ini udah digitalized. Banyak orang sudah mempunyai
smartphone dan wifi sudah banyak dan mudah dijumpai. Dengan user interface yang bisa
mobile, orang menjadi tidak terikat waktu dan tempat. Misalnya di Jakarta yang macet,
publik masih dapat melihat tayangan NET. melalui jaringan data Internet dari provider
karta selular maupun dari wifi, sehingga siaran NET. dapat diakses di mana-mana, bahkan
sampai di luar negeri.

C. Isu-Isu Strategis
1.

Rating
Rating NET. di industri TV di Indonesia belum signifikan. Saat ini, rating NET.

sudah di atas B Channel dan TVRI. Terkadang rating NET. juga bersaing dengan Metro
TV. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena siaran ke kota-kota masih terbatas,
dibandingkan dengan televisi-televisi nasional yang sudah lama berdiri dan telah
mempunyai rating yang lebih tinggi. Kalau semisalnya jaringan siaran NET. sudah
nasional, di seluruh kota ada, maka NET. optimis dengan konsepnya yang beda dengan TV
lain. Akan tetapi, untuk saat ini, awareness masyaarakat masih menjadi kendala dan juga
jaringan siaran yang masih terbatas dan belum nasional.
2.

Kompetisi
NET. berbeda dengan televisi-televisi yang lain. Stasiun TV yang sepertinya

menyerupai NET. ialah KOMPAS TV yang siarannya sama-sama ada idealismenya, terus
mengusung budaya lokal, dan tidak ada sinetron.
7

Segmen target pasar menjadi tantangan bagi NET. dalam menyesuaikan jam
tayangnya sehingga dapat menarik perhatian dari publiknya. Küng (2008: 50) menyatakan
bahwa para penyiar perlu memastikan bahwa jadwal mereka harus menarik penonton yang
banyak. Frekuensi Spacetoon semula ditujukan untuk anak-anak, tetapi diubah menjadi
family. Tayangan yang ditujukan untuk family harus disesuaikan dengan jam menonton
setiap anggota keluarga. Misalnya, pagi hari adalah saat persiapan bapak-bapak dan ibu-ibu
berangkat ke kantor dan anak-anak pergi ke sekolah, maka NET. memberikan update berita
seperti NET 5 pada pukul 5.00 WIB dan Indonesia Morning Show (IMS) pada pukul 6.00
WIB. Kemudian siang hari akan ada berita yang lebih ringan, seperti Entertainment News
dan NET 12 yang lebih disesuaikan dengan ibu-ibu. Setelah itu sekitar pukul 13.00-16.00
WIB, anak-anak pulang sekolah dan NET. meyajikan film-film kartun.
3.

HDTV
NET. adalah TV pertama di Indonesia yang full HD dari hulu ke hilir. Hulu ke

hilir ini artinya adalah mulai dari proses produksi di lapangan sampai distribusi ke saluran.
Teknologi HD digunakan dari kamera di lapangan dan di news, lighting di studio yang
menggunakan LED, editing, fasilitas, alat-alat, equipment, komputer, dan server, bahkan
make up artist / presenter menggunakan make up HD. Karena kamera HD berbeda dengan
kamera biasa, orang/artis/presenter yang biasa cantik di kamera biasa, tetapi di depan
kamera HD belum tentu cocok karena bintik-bintiknya bisa terlihat. Control room NET.
juga sudah HD dan siaran di mana transmisi itu disiarkannya secara HD. Jadi gambar yang
diliat terlihat jelas dari rumah, walaupun TVnya bukan TV HD. Kemajuan teknologi
muncul dari adanya inovasi, kebijakan pemerintah, perilaku organisasi, dan pengaruh
sosial (Küng, 2008: 128-129).

8

Referensi:
Buku:
Küng, Lucy. (2008) Strategic Management in the Media. London: SAGE Publications Ltd.
Data Primer:
Wardani, Aditya. Public Relations Unit Head. PT. NET Mediatama Indonesia.
Online:
http://id.wikipedia.org/wiki/NET.
http://id.wikipedia.org/wiki/Grup_Indika
http://www.netmedia.co.id/about

9