MAKALAH STUDI KASUS PENYIMPANGAN PANCASI
MAKALAH
BENTUK PENYIMPANGAN PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI
Dosen Pembimbing:
Siti Mutmainnah
Oleh:
Ni’matul Zahro (17030194057)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,
kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan
maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak
sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuk
saran dan kritiknya yang membangun.
Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima
kasih. Ingatlah pepatah “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, artinya
teruslah berlatih dan belajar. Jangan mudah menyerah.
Surabaya, 10 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Korupsi
Sebagai
Bentuk
Penyimpangan
Ideologi
Pancasila .................................................................................................
............. 2
B. Upaya untuk Memberantas Korupsi .................................................... 3
BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 6
1.
Kesimpulan ..................................................................................... 6
2.
Saran .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup
berbangsa
dan
bernegara
Indonesia.
Berdasarkan
Tap.
MPR
No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan
bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agamaagama bangsa Indonesia. sehingga dapat diartikan bahwa pancasila mencerminkan
kepribadian dan karakteristik bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan sekarang, nilai-nilai pancasila mengalami pelemahan. Hal
ini disebabkan kurangnya rasa kesadaran dan nasionalisme pada diri warga
Indonesia. Dampak dari melemahnya nilai-nilai pancasila menjadikan jatuhnya
martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Salah satunya adalah korupsi. Korupsi
sudah menjadi fenomena yang banyak ditemui dalam permasalahan negeri ini. Hal
ini bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Masalah korupsi ini sangat
berbahaya karena dapat mengikis moral bangsa yang telah terbentuk sejak lama
dapat dilihat dari segi kehidupan sosial yaitu terkikisnya budaya malu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana dampak korupsi sebagai bentuk penyimpangan dari
pancasila sebagai ideologi?
2.
C.
Bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dampak penyimpangan dari ideologi pancasila.
2.
Untuk mengetahui solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia akibat melemahnya nilai pancasila sebagai ideologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Korupsi Sebagai Bentuk Penyimpangan Ideologi Pancasila
Salah satu bentuk penyimpangan pancasila sebagai ideologi yakni korupsi
dana negara yang mengakibatkan ketidakstabilan dana prasarana negara. Selain
itu, korupsi yang merajalela merusak karakteristik bangsa Indonesia. Menjadikan
nama Indonesia dikenal buruk di mata dunia.
Setiap tahunnya Koalisi Anti Korupsi Internasional, Transparency
International merilis survei tahunan mereka akan negara yang paling korup di
dunia. Menurut Transparency International, Indonesia menduduki peringkat 90
dari 176 negara di dunia. Dalam kurun waktu 6 bulan mulai 1 Januari hingga 30
Juni 2017, Indonesia Corupption Watch (ICW) mencatat ada 226 kasus korupsi.
Kasus dengan jumlah tersangka 587 orang itu merugikan negara Rp 1,83 triliun
dan nilai suap Rp 118,1 miliar. 226 kasus korupsi tersebut ditangani 3 aparat
penegak hukum yakni Kejaksaan, Kepolisian dan KPK. Ada sebanyak 135 kasus
ditangani Kejaksaan, 109 kasus kepolisian, dan 21 kasus ditangani KPK. ICW
menemukan paling banyak kasus tersebut bermodus pungutan liar dengan jumlah
55 kasus. Kasus ini, yang paling rentan adalah lembaga pemerintah daerah. 121
kasus korupsi dilakukan di lembaga Pemda mulai dari tingkat Kabupaten/Kota
hingga Provinsi.
Pada tanggal 07 Oktober 2017, KPK menahan dua tersangka dugaan suap
kepala pengadilan tinggi manado. Adapun keduanya adalah (Ketua Pengadilan
Tinggi Manado) dan (Anggota DPR RI Komisi XI periode 2014 – 2019).
Tersangka pertama diduga sebagai penerima, disangkakan melanggar pasal 12
huruf a atau huruf b atau huruf c atau pasal 6 ayat (2) atau pasal 5 ayat (2) atau
pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001. Sedangkan, tersangka kedua diduga sebagai pemberi disangkakan
melanggar asal 6 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau
pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.
Pada tanggal 16 September 2017, dunia maya dihebohkan dengan
beredarnya salah satu adegan “Girlboss” yang dianggap telah menyindir
Indonesia. Adegan itu bermula saat salah satu pemain perempuan di serial itu
berada di sebuah toko. Dia berencana membeli buku tentang menjalankan bisnis,
namun karena harganya mahal, dia malah mencurinya. Agar tak ketahuan, dia
menuju ke kasir untuk membeli benda lain yang lebih murah dan meminta resi.
Dia juga meminta tas dengan alasan tempat penyimpanan bukunya penuh. Dia
mengaku suaminya tak suka bila dia membaca buku.
Selesai 'bertransaksi', si perempuan langsung pergi meninggalkan kasir. Saat
hendak meninggalkan toko, dia ternyata dikejar oleh petugas keamanan. Petugas
itu memintanya berhenti untuk menanyakan buku yang dibawa oleh di
perempuan.
"Hey miss, aku lihat buku itu. Kamu mencurinya," kata petugas keamanan.
Si perempuan terus berjalan namun si petugas tidak berhenti mengejarnya. "Aku
yakin kamu tidak membayarnya," kata petugas itu lagi.
"Aku membayarnya," kata perempuan itu.
"Aku ingin lihat resinya," kata si petugas.
Karena kesal, si perempuan itu lalu berhenti. " Aku muak selalu dicurigai karena
aku mirip orang Indonesia," ujarnya.
Adegan dalam film tadi bisa saja dibuat tanpa ada maksud tertentu. Namun
pelajaran yang diambil yakni apakah seburuk itu moral bangsa Indonesia di mata
dunia? Karakter bangsa Indonesia sudah seharusnya dipertanyakan. Hal ini tentu
saja menjadi alasan bangsa Indonesia untuk menginteropeksi diri jika memang
Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju dan bersaing di kancah internasional.
B.
Upaya untuk Memberantas Korupsi
1.
Memberantas budaya korupsi
Memberantas korupsi tidak hanya dari sisi represif saja, akan tetapi
dapat dilakukan dari sisi budaya hukum, yaitu meniadakan budaya hukum
untuk tidak berkorupsi. Kita lihat bersama korupsi telah berakar di kalangan
masyarakat, bahkan dapat dijadikan sebagai bahan legitimasi persoalan,
dengan cara dilakukan korupsi meskipun kecil-kecilan, namun perbuatan ini
sudah membudaya, tentu tidak dapat ditoleransi. Masyarakat harus dibangun
sedemikian rupa budaya hukum yang tidak sehat itu jangan diberi
kesempatan. Dapat dilakukan secara sistemik dengan kesepakatan bersama,
melalui jalur agama, seni, etiket good governance dan cleant govermen
maupun good corporate governance, dimanapun sistem sosial dilakukan
oleh masyarkat. KPK membangun image dalam benak masyarakat, bahwa
korupsi itu adalah perbuatan terkutuk, berdosa, merusak pembangunan.
Budaya hukum yang sehat dapat mengurangi budaya korupsi di masyarakat.
2.
Sistem penggajian
Harus ada reformasi dari sistem penggajian di kalangan pegawai
pemerintah, terutama di kalangan penegak hukum, karena pendapatan
adalah gantungan hidup. Ini harus dilakukan segera, KPK harus
memberikan saran tersebut kepada Pemerintah dan Legislatif. Mengingat
tingkat kesejahteraan pegawai sangat rendah, terutama pegawai pemerintah
termasuk dalam hal ini para penegak hukum. Jangan sampai untuk menutupi
kebutuhan kesejahteraan, para pegawai itu, mereka melakukan perbuatan
menyimpang ketika melakukan pelayanan. Kata Susan Rose-Ackerman,
dalam buku seri tejemahan berjudul ”Korupsi & Pemerintahan” penerbit
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2006, cetakan pertama, pada halaman 101
mengatakan ”Jika gaji pemerintah rendah, maka korupsi menjadi andalan
untuk bertahan hidup”.
3.
Sistem Pengawasan yang efektif
Sistem pengawasan ini juga haruslah direformasi dan menjadi bagian
rencana aksi dari KPK untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektip
baik secara internal dan eksternal. Sistem pengawasan yang selama ini
terjadi bersifat hangat-hangat tahi ayam, tidak efektip, seadanya. Sistem
pengawasan sebagian besar tidak begitu disukai, dan tidak merupakan dari
bagian menejemen kelembagaan, metodanya tidak up to date, terutama di
kalangan pemerintahan. Diutamakan reformasi itu adalah pengawasan
internal, sebab pengawasan internal dapat mendeteksi secara dini, atas
penyimpangan tugas, pokok dan fungsi menejemen.
4.
Penegakan Hukum yang serius
Penegakan
hukum
dibidang
Tindak
Pidana
Korupsi,
adalah
memerlukan tangan-tangan yang trampil dan profesional, sehingga norma
dapat dilakukan dengan baik. Namun di beberapa tempat masih terdapat
penegakan hukum yang tidak serius, yang disebabkan oleh sikap KKN,
intervensi dari berbagai kalangan, yang menyebabkan penegak hukum tidak
berdaya, sehingga penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.
KPK sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh UU no 30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat menjadi
motivator, fasilitator penegakan hukum korupsi, sehingga turunnya KPK di
kalangan penegakan hukum, tidak hanya dalam hal pengawasan
pelaksanaan penyidikan dan penuntutan, tetap juga melakukan pengawasan
di sistem pengadilan. Juga memberikan sistem pelatihan dan dengan petugas
KPK sendiri, sehingga mencapai mampu dan trampil di dalam melakukan
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan kasus Tipikor. Regulasi juga harus
serius di dalam memberikan dampak positip, hukumannya harus diperberat,
baik pidana maupun perdatanya. Karena pola penghukuman masih
dipandang ringan oleh para pelaku, sehingga tidak memberikan efek jera
yang serius.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dampak utama dari penyimpangan pancasila sebagai ideologi adalah
terkikisnya moral bangsa. Karakteristik bangsa yang ideologinya sudah tidak
diterapkan, perlu ditanyakan kembali. Upaya untuk melakukan tindakan
pencegahan penyimpangan ideologi pancasila adalah menanamkan nilai-nilai
pancasila kepada setiap generasi agar tumbuhlah rasa tanggung jawab
menjalankan pancasila sebagai ideologi. Setelah itu, penerapan pancasila sebagai
ideologi bisa dilaksanakan secara maksimal baik dalam konteks sosial, hukum,
maupun ekonomi.
B.
Saran
Setiap hal tergantung pada individu masing-masing. Jika individu tersebut
bersikap acuh pada pancasila, meski sudah diberi pemahaman berkali-kali maka
akan sia-sia. Oleh karena itu diharapkan setiap warga negara merasa memiliki
tanggung jawab untuk memahami nilai-nilai pancasila dan menerapkannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
KPK. 07 Oktober 2017. KPK Tahan Dua Tersangka Dugaan Suap Kepala Pengadilan
Tinggi Manado. KPK. https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/4082-kpktahan-dua-tersangka-dugaan-suap-kepala-pengadilan-tinggi-manado.
Diakses
pada 10 Oktober 2017
Muliana, Vina A. 25 Januari 2017. Daftar Negara Paling Korup se-Asia Pasifik,
RI
Nomor
Berapa?.
Liputan6.com.
http://bisnis.liputan6.com/read/2836949/daftar-negara-paling-korup-se-asiapasifik-ri-nomor-berapa. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
Yunita, Ken. 16 September 2017. Ini Adegan Soal Indonesia di 'Girlboss' yang Bikin
Netizen Heboh. DetikHOT. https://hot.detik.com/tv-news/d-3646244/ini-adegan-soal-indonesiadi-girlboss-yang-bikin-netizen-heboh. Diakses pada 10 Oktober 2017
Pribadi, Slamet.
Korupsi dan Upaya Strategis Pemberantasanya.
https://slametpribadi99.wordpress.com/2011/12/14/9/. Diakses paa tanggal 10
Oktober 2017
LAMPIRAN
BENTUK PENYIMPANGAN PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI
Dosen Pembimbing:
Siti Mutmainnah
Oleh:
Ni’matul Zahro (17030194057)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,
kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan
maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak
sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuk
saran dan kritiknya yang membangun.
Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima
kasih. Ingatlah pepatah “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, artinya
teruslah berlatih dan belajar. Jangan mudah menyerah.
Surabaya, 10 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Korupsi
Sebagai
Bentuk
Penyimpangan
Ideologi
Pancasila .................................................................................................
............. 2
B. Upaya untuk Memberantas Korupsi .................................................... 3
BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 6
1.
Kesimpulan ..................................................................................... 6
2.
Saran .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup
berbangsa
dan
bernegara
Indonesia.
Berdasarkan
Tap.
MPR
No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan
bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agamaagama bangsa Indonesia. sehingga dapat diartikan bahwa pancasila mencerminkan
kepribadian dan karakteristik bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan sekarang, nilai-nilai pancasila mengalami pelemahan. Hal
ini disebabkan kurangnya rasa kesadaran dan nasionalisme pada diri warga
Indonesia. Dampak dari melemahnya nilai-nilai pancasila menjadikan jatuhnya
martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Salah satunya adalah korupsi. Korupsi
sudah menjadi fenomena yang banyak ditemui dalam permasalahan negeri ini. Hal
ini bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Masalah korupsi ini sangat
berbahaya karena dapat mengikis moral bangsa yang telah terbentuk sejak lama
dapat dilihat dari segi kehidupan sosial yaitu terkikisnya budaya malu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana dampak korupsi sebagai bentuk penyimpangan dari
pancasila sebagai ideologi?
2.
C.
Bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dampak penyimpangan dari ideologi pancasila.
2.
Untuk mengetahui solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia akibat melemahnya nilai pancasila sebagai ideologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Korupsi Sebagai Bentuk Penyimpangan Ideologi Pancasila
Salah satu bentuk penyimpangan pancasila sebagai ideologi yakni korupsi
dana negara yang mengakibatkan ketidakstabilan dana prasarana negara. Selain
itu, korupsi yang merajalela merusak karakteristik bangsa Indonesia. Menjadikan
nama Indonesia dikenal buruk di mata dunia.
Setiap tahunnya Koalisi Anti Korupsi Internasional, Transparency
International merilis survei tahunan mereka akan negara yang paling korup di
dunia. Menurut Transparency International, Indonesia menduduki peringkat 90
dari 176 negara di dunia. Dalam kurun waktu 6 bulan mulai 1 Januari hingga 30
Juni 2017, Indonesia Corupption Watch (ICW) mencatat ada 226 kasus korupsi.
Kasus dengan jumlah tersangka 587 orang itu merugikan negara Rp 1,83 triliun
dan nilai suap Rp 118,1 miliar. 226 kasus korupsi tersebut ditangani 3 aparat
penegak hukum yakni Kejaksaan, Kepolisian dan KPK. Ada sebanyak 135 kasus
ditangani Kejaksaan, 109 kasus kepolisian, dan 21 kasus ditangani KPK. ICW
menemukan paling banyak kasus tersebut bermodus pungutan liar dengan jumlah
55 kasus. Kasus ini, yang paling rentan adalah lembaga pemerintah daerah. 121
kasus korupsi dilakukan di lembaga Pemda mulai dari tingkat Kabupaten/Kota
hingga Provinsi.
Pada tanggal 07 Oktober 2017, KPK menahan dua tersangka dugaan suap
kepala pengadilan tinggi manado. Adapun keduanya adalah (Ketua Pengadilan
Tinggi Manado) dan (Anggota DPR RI Komisi XI periode 2014 – 2019).
Tersangka pertama diduga sebagai penerima, disangkakan melanggar pasal 12
huruf a atau huruf b atau huruf c atau pasal 6 ayat (2) atau pasal 5 ayat (2) atau
pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001. Sedangkan, tersangka kedua diduga sebagai pemberi disangkakan
melanggar asal 6 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau
pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.
Pada tanggal 16 September 2017, dunia maya dihebohkan dengan
beredarnya salah satu adegan “Girlboss” yang dianggap telah menyindir
Indonesia. Adegan itu bermula saat salah satu pemain perempuan di serial itu
berada di sebuah toko. Dia berencana membeli buku tentang menjalankan bisnis,
namun karena harganya mahal, dia malah mencurinya. Agar tak ketahuan, dia
menuju ke kasir untuk membeli benda lain yang lebih murah dan meminta resi.
Dia juga meminta tas dengan alasan tempat penyimpanan bukunya penuh. Dia
mengaku suaminya tak suka bila dia membaca buku.
Selesai 'bertransaksi', si perempuan langsung pergi meninggalkan kasir. Saat
hendak meninggalkan toko, dia ternyata dikejar oleh petugas keamanan. Petugas
itu memintanya berhenti untuk menanyakan buku yang dibawa oleh di
perempuan.
"Hey miss, aku lihat buku itu. Kamu mencurinya," kata petugas keamanan.
Si perempuan terus berjalan namun si petugas tidak berhenti mengejarnya. "Aku
yakin kamu tidak membayarnya," kata petugas itu lagi.
"Aku membayarnya," kata perempuan itu.
"Aku ingin lihat resinya," kata si petugas.
Karena kesal, si perempuan itu lalu berhenti. " Aku muak selalu dicurigai karena
aku mirip orang Indonesia," ujarnya.
Adegan dalam film tadi bisa saja dibuat tanpa ada maksud tertentu. Namun
pelajaran yang diambil yakni apakah seburuk itu moral bangsa Indonesia di mata
dunia? Karakter bangsa Indonesia sudah seharusnya dipertanyakan. Hal ini tentu
saja menjadi alasan bangsa Indonesia untuk menginteropeksi diri jika memang
Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju dan bersaing di kancah internasional.
B.
Upaya untuk Memberantas Korupsi
1.
Memberantas budaya korupsi
Memberantas korupsi tidak hanya dari sisi represif saja, akan tetapi
dapat dilakukan dari sisi budaya hukum, yaitu meniadakan budaya hukum
untuk tidak berkorupsi. Kita lihat bersama korupsi telah berakar di kalangan
masyarakat, bahkan dapat dijadikan sebagai bahan legitimasi persoalan,
dengan cara dilakukan korupsi meskipun kecil-kecilan, namun perbuatan ini
sudah membudaya, tentu tidak dapat ditoleransi. Masyarakat harus dibangun
sedemikian rupa budaya hukum yang tidak sehat itu jangan diberi
kesempatan. Dapat dilakukan secara sistemik dengan kesepakatan bersama,
melalui jalur agama, seni, etiket good governance dan cleant govermen
maupun good corporate governance, dimanapun sistem sosial dilakukan
oleh masyarkat. KPK membangun image dalam benak masyarakat, bahwa
korupsi itu adalah perbuatan terkutuk, berdosa, merusak pembangunan.
Budaya hukum yang sehat dapat mengurangi budaya korupsi di masyarakat.
2.
Sistem penggajian
Harus ada reformasi dari sistem penggajian di kalangan pegawai
pemerintah, terutama di kalangan penegak hukum, karena pendapatan
adalah gantungan hidup. Ini harus dilakukan segera, KPK harus
memberikan saran tersebut kepada Pemerintah dan Legislatif. Mengingat
tingkat kesejahteraan pegawai sangat rendah, terutama pegawai pemerintah
termasuk dalam hal ini para penegak hukum. Jangan sampai untuk menutupi
kebutuhan kesejahteraan, para pegawai itu, mereka melakukan perbuatan
menyimpang ketika melakukan pelayanan. Kata Susan Rose-Ackerman,
dalam buku seri tejemahan berjudul ”Korupsi & Pemerintahan” penerbit
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2006, cetakan pertama, pada halaman 101
mengatakan ”Jika gaji pemerintah rendah, maka korupsi menjadi andalan
untuk bertahan hidup”.
3.
Sistem Pengawasan yang efektif
Sistem pengawasan ini juga haruslah direformasi dan menjadi bagian
rencana aksi dari KPK untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektip
baik secara internal dan eksternal. Sistem pengawasan yang selama ini
terjadi bersifat hangat-hangat tahi ayam, tidak efektip, seadanya. Sistem
pengawasan sebagian besar tidak begitu disukai, dan tidak merupakan dari
bagian menejemen kelembagaan, metodanya tidak up to date, terutama di
kalangan pemerintahan. Diutamakan reformasi itu adalah pengawasan
internal, sebab pengawasan internal dapat mendeteksi secara dini, atas
penyimpangan tugas, pokok dan fungsi menejemen.
4.
Penegakan Hukum yang serius
Penegakan
hukum
dibidang
Tindak
Pidana
Korupsi,
adalah
memerlukan tangan-tangan yang trampil dan profesional, sehingga norma
dapat dilakukan dengan baik. Namun di beberapa tempat masih terdapat
penegakan hukum yang tidak serius, yang disebabkan oleh sikap KKN,
intervensi dari berbagai kalangan, yang menyebabkan penegak hukum tidak
berdaya, sehingga penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.
KPK sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh UU no 30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat menjadi
motivator, fasilitator penegakan hukum korupsi, sehingga turunnya KPK di
kalangan penegakan hukum, tidak hanya dalam hal pengawasan
pelaksanaan penyidikan dan penuntutan, tetap juga melakukan pengawasan
di sistem pengadilan. Juga memberikan sistem pelatihan dan dengan petugas
KPK sendiri, sehingga mencapai mampu dan trampil di dalam melakukan
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan kasus Tipikor. Regulasi juga harus
serius di dalam memberikan dampak positip, hukumannya harus diperberat,
baik pidana maupun perdatanya. Karena pola penghukuman masih
dipandang ringan oleh para pelaku, sehingga tidak memberikan efek jera
yang serius.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dampak utama dari penyimpangan pancasila sebagai ideologi adalah
terkikisnya moral bangsa. Karakteristik bangsa yang ideologinya sudah tidak
diterapkan, perlu ditanyakan kembali. Upaya untuk melakukan tindakan
pencegahan penyimpangan ideologi pancasila adalah menanamkan nilai-nilai
pancasila kepada setiap generasi agar tumbuhlah rasa tanggung jawab
menjalankan pancasila sebagai ideologi. Setelah itu, penerapan pancasila sebagai
ideologi bisa dilaksanakan secara maksimal baik dalam konteks sosial, hukum,
maupun ekonomi.
B.
Saran
Setiap hal tergantung pada individu masing-masing. Jika individu tersebut
bersikap acuh pada pancasila, meski sudah diberi pemahaman berkali-kali maka
akan sia-sia. Oleh karena itu diharapkan setiap warga negara merasa memiliki
tanggung jawab untuk memahami nilai-nilai pancasila dan menerapkannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
KPK. 07 Oktober 2017. KPK Tahan Dua Tersangka Dugaan Suap Kepala Pengadilan
Tinggi Manado. KPK. https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/4082-kpktahan-dua-tersangka-dugaan-suap-kepala-pengadilan-tinggi-manado.
Diakses
pada 10 Oktober 2017
Muliana, Vina A. 25 Januari 2017. Daftar Negara Paling Korup se-Asia Pasifik,
RI
Nomor
Berapa?.
Liputan6.com.
http://bisnis.liputan6.com/read/2836949/daftar-negara-paling-korup-se-asiapasifik-ri-nomor-berapa. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
Yunita, Ken. 16 September 2017. Ini Adegan Soal Indonesia di 'Girlboss' yang Bikin
Netizen Heboh. DetikHOT. https://hot.detik.com/tv-news/d-3646244/ini-adegan-soal-indonesiadi-girlboss-yang-bikin-netizen-heboh. Diakses pada 10 Oktober 2017
Pribadi, Slamet.
Korupsi dan Upaya Strategis Pemberantasanya.
https://slametpribadi99.wordpress.com/2011/12/14/9/. Diakses paa tanggal 10
Oktober 2017
LAMPIRAN