Laporan Praktikum Profil Tanah Indonesia

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia
dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan
induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah
campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan
cair. Jadi, tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu
mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology,
tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan
dengan pertumbuhan tanaman.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses
pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi
bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa
tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan
tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian
atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali
lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat
fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon
tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut
biasa disebut profil tanah.
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh

tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah
sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain
dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga
terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan pengamatan profil tanah
dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah. Dari pengambilan
sampel tanah yang dilakukan pada berbagai lapisan tanah tersebut kita dapat
mengetahui karakteristik tanah, tekstur, warna, dan pH tanah.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

1

1.2.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pengamatan profil tanah ini adalah untuk mengetahui tekstur tanah,
konsistensi tanah dan pH tanah pada tiap lapisan horizon tanah. Sedangkan
kegunaan dari praktikum ini adalah untuk menjadi bahan acuan dalam

pelaksanaan analisa sampel tanah di laboratorium dan sebagai bahan informasi
dalam penggunaan suatu lahan.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan
cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai
dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative
terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan
jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara.
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth, 1984).

Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi
symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan
horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003). Horizon
yang diberi simbol huruf besar dan kombinasi huruf tersebut merupakan simbol
untuk horizon peralihan, sedangkan lapisan tanah yang terbentuk bukan karena
proses pembentukan tanah (misalnya kerena proses pengendapan) diberi simbol
angka romawi (I,II,III, dst)
Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral
volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Henry D Foth,
1984).
Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk
meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral
lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti
pasir (Henry D Foth, 1985).
Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna merah
atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985).
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh prosesproses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya (Henry D
Foth, 1985).

DASAR-DASAR ILMU TANAH


3

2.2.

Faktor Pembentukan Tanah

Faktor pembentukan tanah dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk
tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif. Faktor pembentuk
tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan
yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau
umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang
menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk
hidup (Hanafiah,2009).
Secara umum dikenal terdapat 5 faktor pembentuk tanah, yaitu iklim,
organisme, bahan induk, topografi dan waktu.


Iklim


Iklim juga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan tanah, secara
tidak langsung iklim juga menjadi penyebab atau menentukan vegetasi alami.
Sehingga tidaklah mengherankan juka terdapat beberapa penyebaran iklim,
vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan
menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.
Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya
rata-rata temperatur tanah.Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda
mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah (Foth. H. D, 1988).


Organisme ( Vegestasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1.

Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan
kimiawi.

2.


Membantu proses pembentukan humus.

3.

Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika.

4.

Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah.


Bahan Induk
Sifat dari barhan induk sangat mempengaruhi pembentukan pada tanah muda,
Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada
DASAR-DASAR ILMU TANAH

4


perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.
Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi
harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka.
Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan
kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi
laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat
berkembang dari batuan dasar ( Foth.H. D, 1988 ).
Topografi/Relief



Ada tiga cara topografi mengubah tanah menurut (Foth.H. D, 1988), yaitu:
o Mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah
sehingga sangat mempengaruhi kelembaban.
o Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi.
o Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah
yang satu ke daerah yang lain.


Waktu


Karakkter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda
masih mencerminkan struktur material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan
lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat
ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing
aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu
vulkanik, endapan glasial, atau sedimen
2.3.

Tanah Alfisol

Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah liat, dimana terdapat penimbunan liat di
horison bawah (Argilik) dan mempunyai kejenuhan basah (berdasar jumlah
kation) tinggi yaitu > 35 % pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.Liat
yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke
bawah bersama dengan gerakan air.Tanah-tanah yang bertekstur pasir
mempunyai luas permukaan yang luas permukaan yang kecil sehingga sulit
menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat mempunyai
luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan


DASAR-DASAR ILMU TANAH

5

unsur hara tinggi, tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada
tanah bertekstur kasar.
Tanah Alfisols merupakan morfologi yang khas dari Alfisols dicirikan oleh
horizon eluviasi dan iluviasi yang jelas, yang mana horizon permukaan umumnya
berwarna terang karena dipengaruhi oleh beberapa jenis mineral seperti kuarsa
yang dapat mempengaruhi warna tanah Alfisols lebih terang. Alfisosl diartikan
oleh horizon Argilik yaitu horizon B yang paling sedikit mengandung 1,2 kali liat
lebih besar daripada liat diatasnya. Horizon B utamanya memperlihatkan struktur
tersudut atau kubus, sedang sampai kuat.
Tanah Alfisols memiliki struktur tanah yang liat. Liat yang tertimbun di
horizon bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci kebawah bersama
dengan gerakan air. Dalam banyak Alfisols digambar adanya perubahan tekstur
yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal
Taksonomi Tanah sebagai Abrupat Tekstural Change (perubahan tekstur
tanahekstrim) (Buckman dan Brady, 1982).
2.4.


Struktur tanah

Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Ikatan
tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah

terbentuk akibat

penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik
dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium
elatif

sukar

terutama

dalam


mempertahankan

keasliannya

dari bentuk

agregatnya.
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel – partikel tanah
seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya
yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara
alami disebut ped. Struktur yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah
dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan
jasad hidup dan pengaruh permukaan air (Madjid, 2007).

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya
dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan
perubahan akar. Struktur lapisan dipengaruhi oleh praktis dan dimana aerasi dan
draenase membatasi pertumbuhan tanaman. System pertanaman yang mampu
menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi
produksi pertanian (Utomo, 2005).
2.5.

Tekstur Tanah

Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada
kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).
Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu metode
feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan
telunjuk) dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, metode pipet atau biasa
disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan
metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikelpartikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang
berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila
radius partikel bertambah secarakuadratik (Hardjowigeno, 2003).
Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas
tekstur menurut USDA. Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran,
plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan,
penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam
suatu wilayah geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).
Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak
kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Untuk membedakan masingmasing tekstur tanah dapat dilihat ciri–ciri dari ketiga tekstur tanah tersebut.
DASAR-DASAR ILMU TANAH

7

Selain itu, setiap tekstur tanah mempunyai karakteristiknya masing–masing.
(Hardjowigeno, 2003).
Karateristik tekstur pasir yaitu daya menahan air rendah, ukuran yang besar
menyebabkan ruang pori besar lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan
drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat
satu sama lain.
Karakteristik

tekstur

debu

yaitu pasir kecil,

yang

tanah

keringnya

menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu
mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
Karateristik tekstur liat yaitu berbentuk lempeng, punya sifat lekat yang tinggi
sehingga bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan
mengkerut yang besar.
2.6.

Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel –
partikel tanah. Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk yang diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Tanah – tanah yang mempunyai konsistensi yang
baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh
karena itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab dan kering maka
penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.
Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan memirit atau membuat bulatan atau
gulungan. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka
Atterberg.
Dalam mengetahui konsistensi tanah maka terdapat berbagai manfaat terutama
dalam bidang pertanian, yaitu dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik,
dapat menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat mengetahui kadar air
dalam tanah. (Guswono,1983)
Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka pengolahan pada tanah tersebut
akan makin sulit. Sama halnya sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur,
konsistensi tanah juga memengaruhi perakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat
DASAR-DASAR ILMU TANAH

8

pengolahan tanah. makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin terhambat
perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta makin sulit pengolahan pada
tanah. (Gliessman,2000)
2.7.

pH tanah

pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk menentukan tingkat
keasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak
langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk
tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi,
asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Sarwono, 2010).

DASAR-DASAR ILMU TANAH

9

III. METODOLOGI
3.1.

Waktu dan Tempat

Praktikum profil tanah dilakukan pada hari minggu, 26 oktober 2014 pukul 08.00
WITA sampai selesai. Bertempat di Teaching Farm, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar
3.2.

Keadaan Umum Lokasi

3.2.1. Letak Astronomis dan Geografis
Titik koordinat lokasi praktikum adalah 5o06′23″LS 119o29′12″BT
Letak geografis sebagai berikut ;
Sebelah utara

: Laboraturium Fakultas Peternakan UNHAS

Sebelah timur

: Taman buah naga UNHAS

Sebelah selatan : Perkebunan jati
Sebelah barat

: Pemukiman masyarakat

3.2.2. Iklim
Kondisi iklim yang terdapat pada lokasi pengamatan profil tanah ketika kita
melakukan praktikum yaitu sangat cerah dan panas.
3.2.3. Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada lokasi praktikum adalah semak belukar, pohon jati,
pohon pisang, pohon bambu, pohon mangga dan beberapa tanaman liar.
3.3.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sekop, cangkul, linggis, ring
sampel, cutter, meteran bar, GPS, kertas lebel, cutter, plastik gula, sendok semen,
botol rool foto dan pH indikator.
Bahan-bahan yang digunakan adalah air, sampel tanah utuh dan sampel tanah
terganggu.
3.4.

Prosedur kerja

3.4.1.

Penggalian Profil Tanah
 Menentukan lokasi penggalian profil tanah, sebaiknya yang berada
pada sisi yang menghadap datangnya sinar matahari
 Menggali profil tanah dengan ukuran 1.5 meter x 1 meter dengan
kedalaman antara 130 meter.
DASAR-DASAR ILMU TANAH

10

 Membuat tangga kecil hingga ke dasar lubang profil tanah disebelah
timur tangga agar tidak menghalangi ketika melakukan pengamatan
dan mempermudah pengamatan dengan bantuan sinar matahari.
3.4.2. Penentuan batasan lapisan tanah
 Mengamati perubahan warna pada dinding tanah yang langsung
terkena sinar matahari dan beri batasan pada setiap horizon tanah,
apabila pada dinding tanah tidak terlihat jelas perbedaan warna tiap
lapisan horizon, gunakan cutter garis vertical kebawah dari top tanah
tanah hingga ke dasar galian profil tanah dan rasakan perubahan tiap
lapisan tanah.
 Memberikan batasan setiap horizon tanah
3.4.3. Penentuan Tekstur Tanah
Mengambil sampel dari tiap-tiap horizon kemudian tambahkan air secukupnya
dan rasakan tekstur dari tanah ketika disentuh oleh tangan kita.
3.4.4. Penentuan Konsistensi Tanah
Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon lalu dibasahi dengan air
secukupnya, lalu buat bulatan agak panjang hingga ± 7,5 cm dan dekatkan kedua
ujung dari bulatan panjang tersebut.
3.4.5. Penentuan Perakaran Tanah
Mengamati perakaran yang ada pada masing-masing horizon, apakah kasar atau
halus. Dengan cara melihat pada kedalaman berapa perakaran akhir yang ada pada
tiap lapisan.
3.4.6. Penentuan pH Tanah
 Mengambil sampel tanah dari tiap lapisan horizon tanah
 Memasukkan sampel pada botol roll photo dengan perbandingan 1 : 3
Masukkan air pada botol yang sama dengan perbandingan 2 : 3 lalu
tutup dan kocok botol roll photo selama ± 15 – 20 menit
 Mencelupkan kertas pH indikator kedalam larutan tanah dan diamkan
selama satu menit lalu angkat catat pH larutannya, hal yang sama
dilakukan pada tiap sampel horizon tanah yang lain.
3.4.7. Pengambilan Sampel Tanah
DASAR-DASAR ILMU TANAH

11

3.4.7.1.

Pengambilan Sampel Tanah Utuh

 Membersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contoh
tanahnya
 Meletakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan tanah tersebut
 Menggali tanah disekeliling ring dengan hati-hati menggunakan
linggis
 Membersihkah kerat tanah disekeliling ring sampel dengan cutter
 Menutup tabung beserta tanah didalamnya dengan plastik untuk
mencegah penguapan dan gangguan selama dalam perjalanan.
3.4.7.2.

Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

 Mengambil sampel tanah pada masing-masing lapisan horizon tanah
dengan sendok semen atau cutter sesuai, mulailah dengan lapisan
paling bawah
 Masukkan dalam kantong plastik yang sebelumnya telah diberi label
atau kode

3.4.8.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan profil tanah yang dilakukan maka diperoleh hasil
pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah
Parameter
Pengamatan
Simbol lapisan
Nomor lapisan
Dalam lapisan
Batas lapisan
Tekstur
Konsistensi
pH lapang
Perakaran

I
L1
1
0 – 40 cm
1 cm
Pasir
Lose (l)
5
39 cm

Lapisan
II
L2
2
40 – 70 cm
1 cm
Lempung
Tuse (t)
4
67.5 cm

III
L3
3
70 – 130 cm
1 cm
Liat
Fine (f)
6
128 cm

Kasar banyak

Halus banyak

Halus banyak

Sumber: Data primer setelah diolah, 2014
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan profil pada tanah alfisol di lokasi, tanah tersebut
memiliki 2 lapisan. Lapisan I yaitu pada kedalaman 0 – 40 cm, lapisan II pada
kedalaman 40 – 70 cm dan lapisan III pada kedalamanan 70 – 130 cm. Warna
tanah makin kebawah makin berwarna terang. Hal ini terjadi karena tanah
dipengaruhi oleh kandungan bahan organic, drainase, kandungan air, dan aerasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1992) bahwa warna terang
ditimbulkan karena adanya warna mineral oksida besi, warna gelap tanah
disebabkan oleh bahan organik melapuk.
Tanah pada lapisan I bertesktur pasir yang jika diraba terasa kasar. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Nyakpa, 1989) yang mengatakan berdasarkan kelas
teksturnya maka tanah dapat digolongkan menjadi tanah bertekstur kasar atau
tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau pasir
berlempung. Lapisan II tanahnya tidak begitu kasar dan tidak licin, agak melekat
dan mengkilat. Jadi, dapat dikatakan tanah lapisan II memiliki tekstur lempung.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

13

Tanah pada lapisan III memiliki tekstur liat, dimana jika diraba terasa sangat
lengket,

halus

dan

juga

terlihat

mengkilat.

Hal

ini

dikemukakan

oleh (Hardjowigeno, 2003) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola
dengan baik, dan sangat lekat. Dan pendapat yang serupa dikemukakan oleh
(Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan
licin.
Hasil pengukuran pH pada setiap lapisan yaitu kurang dari 7 yang berarti
tanah tersebut bersifat masam. Hal ini disebabkan karena lapisan ini
mengandung bahan organik yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang
tercampur dengan bahan mineral tanah dan mengalami penguraian oleh
mikroba yang mengakibatkan terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal
ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), bahwa rombakan organik
diserang oleh sebagian besar mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme
akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang banyak.
Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat pada
alat pengolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan
kebalikannya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, lapisan tanah
yang memiliki konsistensi tanah yang baik pada keadaan basah adalah lapisan
tanah lapisan III.
Bila dilihat data pengamatan yang telah dilakukan banyaknya perakaran yang
terdapat dalam setiap lapisan tanah semakin ke bawah perakaran yang dapat
menembus tanah adalah akar yang halus Hal ini disebabkan oleh kemampuan akar
yang terbatas karena semakin kebawah lapisan, kandungan liat didalam tanah
semakin tinggi sehingga akar susah menembus lapisan tanah.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

14

V. PENUTUP
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
 Pada praktikum ini terdapat 3 lapisan horizon. Tiap-tiap lapisan horizon
tersebut mempunyai tekstur, konsistensi, dan pH yang berbeda-beda
 lapisan I memiliki tekstur pasir, lapisan II bertekstur lempung dan lapisan
III bertekstur liat.
 Dari segi konsistensinya, lapisan I adalah lapisan yang memiliki konsisten
paling baik diantara ke tiga lapisan yang ada. Dimana lapisan I
konsistensinya dikategorikan fine, sedangkan lapisan II konsistensinya
tuse, dan lapisan III konsistensinya lose.
 Dari segi perakaran semua lapisan memiliki banyak akar tapi lapisan I
perakarannya kasar sedangkan lapisan II dan lapisan III perakarannya
halus
 Berdasarkan pengukuran pH tanah, ketiga lapisan tersebut tanah memiliki
pH < 7 yang berarti tanah tersebut bersifat masam.

5.2.

Saran
Sebaiknya sebelum dilksanakan praktikum para praktikan telah diberikan
buku penuntun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para praktikan dalam
melaksanakan praktikum.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

15

DAFTAR PUSTAKA
Foth,

D
Henry.
1985. Dasar-dasar
University:Yogyakarta.

Ilmu

Tanah.

Gadjamadah

Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science. Fifth Ed. John
Waley & sons.
New York.
Gliessman, R.Stephen.2000. AGROECOLOGY
Ecological
Sustainable
Agriculture. CRC Press LLC., Florida

Processes in

Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Kanisus Yogyakarta.
Hakim, N.M.Y. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah, Kemas Ali,Dr,Ir.2007. Dasar-dasar
Findo Persada: Jakarta

Ilmu

Tanah.

PT.Rajagra

Hardjowigeno, sarwono. Ilmu tanah . sifat-sifat kimia tanah “ penetapan ph
tanah”. 2010. Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Madjid, Abdul. 2007. Biologi Tanah. Gramedia: Jakarta.
Nyakpa, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung: Lampung.
Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPT INTIM. Ujung
Pandang.
Tan, K.H.1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah (terjemahan). Gadja Mada Univ.
Press, Bulaksumur Yogyakarta.
Utomo, Dwiyono Hari. 2005. Bahan Ajar Geografi Tanah. Universitas Negeri
Malang: Malang

DASAR-DASAR ILMU TANAH

16

LAMPIRAN
 Gambar penampang profil tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

17

 Gambar segitiga tekstur

DASAR-DASAR ILMU TANAH

18