LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II (1)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II
OLEH :
KELOMPOK 3
1. AININ ARSYILINI
O111 10
2. DARMA
M.
O111 10
3. HASTIRA MAYHARAH
O111 10
4. DENY FAJAR BAYU
5. NANA JUNITA
O111 10 106
6.
MUH.
ASRAF
AS.
O111 10 135
7. FACHIRA ULFA
O111 10 280
8. MUHTADIN W.
O111 10 283
O111 10 105
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
A. Tujuan
1. Mempelajari, mengamati, mengetahui dan memahami cara membuat sediaan apus
darah dan mengamati bentuk-bentuk sel darah merah dan sel-sel darah putih yang
terdapat dalam preparat ulas darah perifer.
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung improved
neubauer yang digunakan dalam perhitungan jumlah eritrosit / leukosit.
3. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah dengan metode Sahli
B. Pendahuluan
1.
Latar belakang
Pada dasarnya darah merupakan cairan yang berada dalam tubuh manusia
maupunhewan yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh,
seperti O2, CO2,hormon, dan lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan
suatu faktor kehidupan.Tanpa darah didalam tubuh mahluk hidup (manusia
maupun hewan), maka mahluk hidup tersebut tidak akan mendapatkan energi
yang berasal dari Oksigen.
Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah
merahyang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin
merupakan zat yangmenentukan warna pada darah yang berhubungan dengan
nilai hematokrit, sel darah merah,dan sel darah putih. Darah yang merupakan
cairan dengan volume yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran
tubuh, dan umur yang setiap saat beredar ke seluruhbagian tubuh.
Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih sangat penting
untuk diketahui agar dapat mengetahui tingkat kekabalan seseorang yang
memiliki antibodi untuk melawan suatu jenis penyakit. Untuk lebih jelasnya
sehingga dilakukan praktikum tentangdarah untuk menentukan kadar hemoglobin
dalam darah, menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan sediaan
apus darah tepi.
2.
Tinjauan pustaka
A. Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah.
Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan darah
(plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3
macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan
keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk
dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan
carasentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti
pembekuan. Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna
merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel
darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma.(widayati,2010)
1. Jenis Sel Darah
a.
Eritrosit
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran
lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah
merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar
99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol
adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk
bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan
tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya
terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi
eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat
elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi
fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk
hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian
tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma
yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang
dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus
diperhatikan untuk mengungkapkan berbagaikondisi kesehatan tubuh. Misalnya
tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaaneritrosit dapat berbeda dari
normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal
dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut
dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya
dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan
makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah
yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya
sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang
pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosittersebut
dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang
memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. (Widayati, 2010)
b. Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah
putih. Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel
dari beberapa jenis.
Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur
khusus dalam sitoplasmanya.Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah
putih dapat dibedakan yaitu :
1. Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup
berupa tetesan setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai
bentuk inti yang bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler :
Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil)yang dapat dibedakan
dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.
2. Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen
dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit
agranuler yaitu : limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit
(sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).
c. Neutrofil
Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang
terbanyak yaitu sebanyak 6070% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per
mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi
perubahan bentuk intinya,sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentukbentuk yang masih dalam perkembangan.Dalam keadaan normal perbandingan
tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut
dapat
mencerminkan
kelainan.
Sel
netrofil
matang
berbentuk
bulat
dengandiameter 10-12 mikrometer. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan
berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkandapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan
berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah
oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin
padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh
karena
padatnya
inti,
maka
sukar
untuk
untuk
memastikan
adanya
nukleolus.Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti
netrofil yang tidal lainsesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel
wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan
menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakanuntuk menentukan
apakah jenis kelamin seseorang wanita.Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butirbutir ata granul yang berbeda dalam penampilannyadengan ukuran antara (0.3-0.8
mikrometer).Granul pada neutrofil tersebut yaitu : Azurofilik yang mengandung
enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam
sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.
Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan
telah kehilangan kemampuanmengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky
butiran ini tampak ungu kemerah-merahan. Granul spesifik lebih kecil
mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal(protein Kationik) yang
dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat
pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam
tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak
lebih banyak daripada butir azurofil. Neutrofil jarang mengandung retikulum
endoplasma granuler, sedikit mitokonria,apparatus Golgi rudimenter dan sedikit
granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap
invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Denganadanya asam
amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding
sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk
peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan
peroksida dan halida bekerja padamolekul tirosin dinding sel bakteri dan
menghancurkannya.Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin
toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan
proses pembengkakandiikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi
neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu
melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil
untuk hidup dalam lingkungan anaerobsangat menguntungkan, karena mereka
dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkandebris pada jaringan
nekrotik.
d. Eosinofil
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah
per mm3 darah.Ukurannya berdiameter 10-15 mikrometer, sedikit lebih besar dari
netrofil. Intinya biasanya hanya terdiriatas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti
yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak
begitu padat kalau
dibandingkan dengan inti netrofil.Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi,
karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringanyaang mengalami reaksi alergi.
Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih
selektif
dibanding neutrofil.
Eosinofil
memfagositosis
komplek
antigen
danantibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif
terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin,
diduga berperan mempertahankandarah dari pembekuan, khususnya bila keadaan
cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
e. Limfosit
Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada
pengamatan sediaan apus darahdibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8
mikrometer), limfosit sedang dan limfosit besar (12 mikrometer).Jumlah limfosit
menduduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah
atau20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat
paling banyak.Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang
bertakik sedikit. Intinya gelapkarena khromatinnya berkelompok dan tidak
nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikittampak mengelilingi inti sebagai
cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanyatidak jelas mungkin
karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah
92% dari seluruh limfosit dalam darah.Limfosit mempunyai kedudukan yang
penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-seltersebut tidak saja terdapat
dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid.
Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan darisumsum
tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami
differensiasilebih lanjut.
Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon
immunologik, makasel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel
limfosit imunokompeten dibedakanmenjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun
dalam sediaan apus kita tidak dapatmembedakannya. Limfosit T sebelumnya
mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus,sedangkan limfosit B dalam
jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringansumsum
tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi immunologiknya.Selsel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai
reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B
bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar
dalam peredaran darah danmengikat secara khusus dengan antigen asing yang
menyebabkan antigen asing tersalut antibody,kompleks ini mempertinggi
fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dariorganisme yang
menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan
ketikadiaktifkan oleh antigen.
f. Monosit
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel
ini merupakan sel yangterbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar
12-15 mikrometer. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau
tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebihhalus dan
tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma monosit terdapat
relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit,
sitoplasma monositmengandung butir-butir yang mengandung perioksidase
seperti yang diketemukan dalamnetrofil. Monosit mampu mengadakan gerakan
dengan jalan membentuk pseudopodia sehinggadapat bermigrasi menembus
kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat
monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan
sebagai selfagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri.
Selain berfungsifagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen
kepada limfosit untuk bekerjasamadalam sistem imun.
B. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk agak
bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnyarendah dan berukuran
kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volumesetiap trombosit antara 7
sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai antara150000 sampai 400000 per mm,
tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah 250000 per mm3. dinding trombosit bersifat
sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar seperti pada
pembuluh darah yang robek. Setelah banyak yangmelekat pada permukaan kasar,
trombosit kemudian mengalami aglutinasi.(Wulangi, 1993)
B. Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk menghitung jumlah sel-sel dalam darah.
Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan, yaitu:
1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
4. Hitung trombosit / platelet count
5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
A. Hemoglobin (Hb)
Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo
danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari
berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin
disebut juga sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam
mengangkut gas yang terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2.
Hemoglobin adalah pigmen respirasi yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas
Hem dan Globin yang berperan dalam mengikatO2 untuk warna darah merah.
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL,
wanita hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/
dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung,
COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis,
polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obatobatan: metildopa dan gentamisin. (Anonimb, 2011)
Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah
hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria
lebih banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah
merah pada wanita yakni ±4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel
darah merah, ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan
kadar Hemoglobin stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih
banyak dibandingkan dengan orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi
kesehatan individu dimana jumkah hemoglobin biasanya dibawah atau30 atau
sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi oleh diferensiasi zat besi gizi
tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang kurang, kekurangan
vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan anemia.
B. Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma
darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Menurut Sadikin (2001) bahwa hematokrid adalah persentase volume
seluruh SDMyang ada di dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk
tujuan ini, darahdiambil dengan semperit dalam suatu volume yang telah
ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit.
Untuk pengukuran hematokrit ini, darahtidak boleh dibiarkan menggumpal
sehingga harus diberi antikoagulan.setelah tabungtersebut dipusingi dengan
kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap.Hematokrid berfungsi
untuk memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDMseseorang cukup
atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia, kerap kali diperlukaninformasi lebih
lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin/SDM, bagaimanavolume
SDM, apak kecil (makrositik), biasa (normatik) atau lebih besar dari
biasa(makrositik).
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%.
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang
menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi /
diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya
adalah Ht
OLEH :
KELOMPOK 3
1. AININ ARSYILINI
O111 10
2. DARMA
M.
O111 10
3. HASTIRA MAYHARAH
O111 10
4. DENY FAJAR BAYU
5. NANA JUNITA
O111 10 106
6.
MUH.
ASRAF
AS.
O111 10 135
7. FACHIRA ULFA
O111 10 280
8. MUHTADIN W.
O111 10 283
O111 10 105
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
A. Tujuan
1. Mempelajari, mengamati, mengetahui dan memahami cara membuat sediaan apus
darah dan mengamati bentuk-bentuk sel darah merah dan sel-sel darah putih yang
terdapat dalam preparat ulas darah perifer.
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung improved
neubauer yang digunakan dalam perhitungan jumlah eritrosit / leukosit.
3. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah dengan metode Sahli
B. Pendahuluan
1.
Latar belakang
Pada dasarnya darah merupakan cairan yang berada dalam tubuh manusia
maupunhewan yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh,
seperti O2, CO2,hormon, dan lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan
suatu faktor kehidupan.Tanpa darah didalam tubuh mahluk hidup (manusia
maupun hewan), maka mahluk hidup tersebut tidak akan mendapatkan energi
yang berasal dari Oksigen.
Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah
merahyang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin
merupakan zat yangmenentukan warna pada darah yang berhubungan dengan
nilai hematokrit, sel darah merah,dan sel darah putih. Darah yang merupakan
cairan dengan volume yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran
tubuh, dan umur yang setiap saat beredar ke seluruhbagian tubuh.
Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih sangat penting
untuk diketahui agar dapat mengetahui tingkat kekabalan seseorang yang
memiliki antibodi untuk melawan suatu jenis penyakit. Untuk lebih jelasnya
sehingga dilakukan praktikum tentangdarah untuk menentukan kadar hemoglobin
dalam darah, menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan sediaan
apus darah tepi.
2.
Tinjauan pustaka
A. Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah.
Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan darah
(plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3
macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan
keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk
dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan
carasentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti
pembekuan. Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna
merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel
darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma.(widayati,2010)
1. Jenis Sel Darah
a.
Eritrosit
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran
lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah
merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar
99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol
adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk
bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan
tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya
terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi
eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat
elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi
fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk
hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian
tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma
yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang
dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus
diperhatikan untuk mengungkapkan berbagaikondisi kesehatan tubuh. Misalnya
tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaaneritrosit dapat berbeda dari
normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal
dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut
dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya
dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan
makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah
yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya
sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang
pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosittersebut
dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang
memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. (Widayati, 2010)
b. Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah
putih. Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel
dari beberapa jenis.
Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur
khusus dalam sitoplasmanya.Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah
putih dapat dibedakan yaitu :
1. Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup
berupa tetesan setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai
bentuk inti yang bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler :
Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil)yang dapat dibedakan
dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.
2. Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen
dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit
agranuler yaitu : limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit
(sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).
c. Neutrofil
Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang
terbanyak yaitu sebanyak 6070% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per
mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi
perubahan bentuk intinya,sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentukbentuk yang masih dalam perkembangan.Dalam keadaan normal perbandingan
tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut
dapat
mencerminkan
kelainan.
Sel
netrofil
matang
berbentuk
bulat
dengandiameter 10-12 mikrometer. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan
berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkandapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan
berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah
oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin
padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh
karena
padatnya
inti,
maka
sukar
untuk
untuk
memastikan
adanya
nukleolus.Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti
netrofil yang tidal lainsesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel
wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan
menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakanuntuk menentukan
apakah jenis kelamin seseorang wanita.Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butirbutir ata granul yang berbeda dalam penampilannyadengan ukuran antara (0.3-0.8
mikrometer).Granul pada neutrofil tersebut yaitu : Azurofilik yang mengandung
enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam
sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.
Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan
telah kehilangan kemampuanmengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky
butiran ini tampak ungu kemerah-merahan. Granul spesifik lebih kecil
mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal(protein Kationik) yang
dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat
pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam
tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak
lebih banyak daripada butir azurofil. Neutrofil jarang mengandung retikulum
endoplasma granuler, sedikit mitokonria,apparatus Golgi rudimenter dan sedikit
granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap
invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Denganadanya asam
amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding
sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk
peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan
peroksida dan halida bekerja padamolekul tirosin dinding sel bakteri dan
menghancurkannya.Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin
toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan
proses pembengkakandiikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi
neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu
melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil
untuk hidup dalam lingkungan anaerobsangat menguntungkan, karena mereka
dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkandebris pada jaringan
nekrotik.
d. Eosinofil
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah
per mm3 darah.Ukurannya berdiameter 10-15 mikrometer, sedikit lebih besar dari
netrofil. Intinya biasanya hanya terdiriatas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti
yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak
begitu padat kalau
dibandingkan dengan inti netrofil.Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi,
karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringanyaang mengalami reaksi alergi.
Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih
selektif
dibanding neutrofil.
Eosinofil
memfagositosis
komplek
antigen
danantibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif
terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin,
diduga berperan mempertahankandarah dari pembekuan, khususnya bila keadaan
cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
e. Limfosit
Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada
pengamatan sediaan apus darahdibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8
mikrometer), limfosit sedang dan limfosit besar (12 mikrometer).Jumlah limfosit
menduduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah
atau20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat
paling banyak.Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang
bertakik sedikit. Intinya gelapkarena khromatinnya berkelompok dan tidak
nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikittampak mengelilingi inti sebagai
cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanyatidak jelas mungkin
karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah
92% dari seluruh limfosit dalam darah.Limfosit mempunyai kedudukan yang
penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-seltersebut tidak saja terdapat
dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid.
Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan darisumsum
tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami
differensiasilebih lanjut.
Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon
immunologik, makasel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel
limfosit imunokompeten dibedakanmenjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun
dalam sediaan apus kita tidak dapatmembedakannya. Limfosit T sebelumnya
mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus,sedangkan limfosit B dalam
jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringansumsum
tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi immunologiknya.Selsel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai
reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B
bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar
dalam peredaran darah danmengikat secara khusus dengan antigen asing yang
menyebabkan antigen asing tersalut antibody,kompleks ini mempertinggi
fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dariorganisme yang
menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan
ketikadiaktifkan oleh antigen.
f. Monosit
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel
ini merupakan sel yangterbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar
12-15 mikrometer. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau
tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebihhalus dan
tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma monosit terdapat
relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit,
sitoplasma monositmengandung butir-butir yang mengandung perioksidase
seperti yang diketemukan dalamnetrofil. Monosit mampu mengadakan gerakan
dengan jalan membentuk pseudopodia sehinggadapat bermigrasi menembus
kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat
monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan
sebagai selfagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri.
Selain berfungsifagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen
kepada limfosit untuk bekerjasamadalam sistem imun.
B. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk agak
bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnyarendah dan berukuran
kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volumesetiap trombosit antara 7
sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai antara150000 sampai 400000 per mm,
tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah 250000 per mm3. dinding trombosit bersifat
sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar seperti pada
pembuluh darah yang robek. Setelah banyak yangmelekat pada permukaan kasar,
trombosit kemudian mengalami aglutinasi.(Wulangi, 1993)
B. Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk menghitung jumlah sel-sel dalam darah.
Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan, yaitu:
1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
4. Hitung trombosit / platelet count
5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
A. Hemoglobin (Hb)
Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo
danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari
berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin
disebut juga sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam
mengangkut gas yang terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2.
Hemoglobin adalah pigmen respirasi yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas
Hem dan Globin yang berperan dalam mengikatO2 untuk warna darah merah.
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL,
wanita hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/
dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung,
COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis,
polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obatobatan: metildopa dan gentamisin. (Anonimb, 2011)
Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah
hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria
lebih banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah
merah pada wanita yakni ±4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel
darah merah, ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan
kadar Hemoglobin stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih
banyak dibandingkan dengan orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi
kesehatan individu dimana jumkah hemoglobin biasanya dibawah atau30 atau
sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi oleh diferensiasi zat besi gizi
tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang kurang, kekurangan
vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan anemia.
B. Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma
darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Menurut Sadikin (2001) bahwa hematokrid adalah persentase volume
seluruh SDMyang ada di dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk
tujuan ini, darahdiambil dengan semperit dalam suatu volume yang telah
ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit.
Untuk pengukuran hematokrit ini, darahtidak boleh dibiarkan menggumpal
sehingga harus diberi antikoagulan.setelah tabungtersebut dipusingi dengan
kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap.Hematokrid berfungsi
untuk memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDMseseorang cukup
atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia, kerap kali diperlukaninformasi lebih
lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin/SDM, bagaimanavolume
SDM, apak kecil (makrositik), biasa (normatik) atau lebih besar dari
biasa(makrositik).
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%.
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang
menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi /
diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya
adalah Ht