METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 5 )

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA
DESA PED KEC. NUSA PENIDA
TAHUN ANGGARAN 2016

METODE PELAKSANAAN
1) GEDUNG RUANG POLIKLINIK
1.1 LANTAI 1
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan harus sudah dilakukan sebelum 14 hari
terhitung setelah menerima surat SPMK
1)Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Secara garis besar seluruh pekerjaan harus dilakukan
pengukuran dan positioning terlebih dahulu. Jenis alat ukur
yang akan digunakan sebagai berikut:
 Theodolite
 Meteran panjang 50 – 100 m
 Meteran 5 m
 Waterpass
Tahapan Pekerjaan :
- Membersihkan area lokasi kerja dari rintangan yang akan

dilakukan pengukuran.
- Menyetel alat ukur pada titik yang sudah ditentukan .
- Membuat bouwplank dan patok – patok pembantu sebagai
pedoman pelaksanaan menjamin keteletian bentuk, posisi,
arah elevasi dan lain lain yang harus dipelihara keutuhan
letak dan ketinggian saat pekerjaan sedang berlangsung.
- Pekerjaan
bouwplank
biasanya
dilakukan
setelah
pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan bouwplank
dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana
Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya
dipakukan pada patok kayu 5/7 cm yang tertanam dalam
tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan
bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan
bouwplank harus di waterpass (horisontal & siku),
sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar

ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran
ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan
ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek

kembali. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan
pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan
dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu
ditancapkan kedalam tanah.
2)PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Menyediakan dan mengusahakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama Pemilik Proyek, Nama Proyek, Volume
pekerjaan/jangka waktu pelaksanaan, besarnya biaya proyek,
sumber dana dan nama rekanan (bila di subkontrakkan).
Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud
transparansi kegiatan kepada masyarakat. Papan nama
proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan mudah dilihat oleh
umum.
Langkah – langkah kerja:
 Kayu yang di pilih harus kayu yang kuat, tidak rapuh
(papan kayu kelas III)

 Ukuran dimensi yang digunakan proporsional dan terlihat
jelas
 Kayu papan dan kaso di potong sesuai ukuran tersebut
 Kayu papan di lapisi dengan cat minyak
 Setelah di cat, kemudian papan di mall (penulisan)
 Pemasangan papan proyek
II.

PEKERJAAN PASIR DAN TANAH
1)Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 1 meter
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan
dimana kedalaman galian yang diminta adalah 1 meter, jika
terdapat akar – akar pohon saat penggalian haruslah
dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan

untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus
permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya
tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup
kuat, min 0.5 kg/cm2.

 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus
diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang
cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih
lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa
bekerjanya.
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak
jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu
pekerjaan.
2)Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 2 meter
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan
dimana kedalaman galian yang diminta adalah 2 meter, jika

terdapat akar – akar pohon saat penggalian haruslah
dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan
untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus
permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya
tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup
kuat, min 0.5 kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus
diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang
cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih
lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa

bekerjanya.
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh
dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu
pekerjaan.
3)Pekerjaan Urugan Kembali
Pekerjaan urugan tanah kembali ini digunakan untuk
mengembalikan tanah yang telah digali kedalam tanah yang
telah digali tersebut. Pekerjaan ini dikerjakan setelah

pekerjaan pondasi dan sloof telah dilaksanakan. Pekerjaan ini
meliputi beberapa tahap pekerjaan:
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tanah dari galian tersebut dikembalikan ke dalam lubang
galian kembali setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah
selesai dikerjakan.
 Pengembalian
urugan
tanah
menggunakan
alat

cangkul,sekop dan alat bantu yang lainnya.
 Urugan tanah kembali dipadatkan dengan stamper sampai
tanah urugan benar–benar padat.
4)Pekerjaan Urugan Pasir (Bawah Lantai dan Pondasi)
Pekerjaan urugan pasir dipergunakan sebagai dasar galian
dan konstruksi bawah lainnya. Pasir urug yang digunakan
harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari lumpur,
kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya
yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
Urugan pasir dipadatkan dengan cara disiram air. Ketebalan
urugan pasir bawah pondasi, sloof & pondasi setapak
disesuaikan dengan gambar rencana.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Mengangkut material menuju lokasi dengan menggunakan
Dump Truck.
 Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan
dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
 Meratakan material sampai ketebalan yang direncanakan.
Sebagai panduan maka dipasang patok yang ditandai
sesuai dengan tinggi hamparan.

5)Pekerjaan Urugan Tanah Dipadatkan Peninggian Peil
Lantai
Tahap Pekerjaan :
 Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan
dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
 Urugan tanah kembali dipadatkan sampai tanah urugan
benar–benar padat sesuai dengan level.
III.

PEKERJAAN PONDASI DAN DINDING
1) Pekerjaan Pondasi Batu Kosong
Tahapan Pekerjaan :
 Pasangan batu kosong berfungsi demi menjaga stabilitas
bangunan dari guncangan apapun.

 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum
20 cm atau lebih lalu dipadatkan dengan pasir
selanjutnyapelaksanaan pasanga batu dapat dilaksanakan.
 Sebelum pasangan batu kosong penghamparan pasir
dibawahnya. Batu kali harus disusun sedemikian rupa

sehingga ddukannya kokoh serta terikat baik satu sama
lainnya lalu dipadatkan lagi dengan urugan pasir
diatasnya.
Tenaga dan bahan yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor
- Tukang - Batu

2)Pekerjaan Batu Kali 1 Pc : 5 psr
Pekerjaan pondasi batu kali adalah pekerjaan setelah
pekerjaan lantai kerja.Pekerjaan ini disesuaikan dengan
ukuran yang sudah dibatasi dengan bouwplank dan
disepakati bersama.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Setelah pekerjaan lantai kerja maka langkah selanjutnya
adalah pekerjaan pondasi batu kali.
 Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran yang telah diukur
dan ditandai dengan bouwplank yang telah disepakati
bersama.
Tenaga dan alat yang dibutuhkan :
- Pekerja

- Mandor
- Tukang
3)Pasangan Bata Merah 1 Pc : 5 Psr
Langkah-langkah pasangan bata untuk dinding adalah
sebagai berikut :
 Siapkan semua peralatan dan tempatkan pada posisi yang
benar;
 Siapkan bahan-bahan (bata dan adukan) yang akan
digunakan dalam kondisi siap pakai (bata telah direndam 2
– 8 menit);
 Pasang profl dan mistar pengukur lapisan bata, secara
tegak lurus, ukurlah dengan unting-unting;
 Pasang benang penarik horizontal dan ukurlah dengan alat
sifat datar (water pass atau slang air);

 Tentukan ketebalan lapisan arah vertikal pada mistar ukur
sesuai ketebalan bata ditambah tebal spesi (6 – 10 mm);
4) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Tembok)
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa

bagian (petak-petak).
 Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku
dengan kepala menonjol .± 3 cm dari bidang tembok,
untuk merentangkan benang.
 Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok
yang menempel pada benang, maka temboknya harus
dipahat dulu supaya didapat plester sama tebal dan rata.
 Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan
rentangan benang dibuat plester utama yang berhimpit
dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal
plester.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00
meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan
adukan, kemudian digores dengan penggaris besar dan
lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang
yang rata.
 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan
encer (kapur + semen merah + air) sambil digosok
dengan papan gosok supaya permukaan standar yang
rata, ini disebut mengaci.
 Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus
merupakan sudut siku (90°) dan ini harus diplester
dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya tahan benturanbenturan ringan.
5) Pekerjaan Mill Tembok
 Pelapisan penutup dinding bata/batako bidang paling luar
setelah bidang paling dalam tertutup oleh adukan yang
kemudian diratakan.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00
meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan
adukan, kemudian digores dengan penggaris besar dan
lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang
yang rata.

 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan
encer (kapur + semen merah + air) sambil digosok
dengan papan gosok supaya permukaan standar yang
rata, ini disebut mengaci.
6)Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Pondasi & Talang)
Cara pelaksanaan :
 Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site
di lokasi yang akan dikerjakan
 Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran
antara semen dan pasir yaitu 1 : 2
 Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih
dahulu kemudian semen denganperbandingan tersebut di
atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur.
Setelah dirasa sudah tercampur baru kemudian diberi air
bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi
concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan
spesi dituang ke kotak tempat spesi.
 Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang
batu dan pekerja sudah siap ditempat.
 Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang
sambungan diantara batu muka harus dikorek. Apabila
bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi dengan menggunakan air bersih
untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi
lamadengan spesi baru.
 Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan
sehingga terlihat indah.
 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan
dan dibuang
7)Pekerjaan Acian Semen (Pondasi & Talang)
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan :
 Persiapan bahan peralatan : air, semen, cetok, kertas
bekas zak semen dan bahan-bahan lainnya sesuai
kebutuhan.
 Menyiapkan tempat penampungan air : ember cor, ember
bekas cat atau tempat lainnya yang dapat digunakan
untuk menampung air.
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup
ditaburkan saja tidak boleh diaduk karena dapat

menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding
 Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga
basah agar nantinya dinding tidak meyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke
permukaan dinding dengan menggunakan cetok.
 Menghalusksan pekerjaan acian dengan kertas bekas
semen sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
IV.

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK DAN DINDING
1)Pekerjaan Lantai Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm,
Ruangan dan Tangga Samping
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan
warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air
selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman
selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam
ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan
horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting
terhadap ruangan
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa
memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan
adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor
nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan
keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.
2)Pekerjaan Lantai Keramik 20 x 20 cm, Anti Slip, KM
dan WC
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.

 Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran
dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air
selama ± 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman
selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam
ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada gambar kerja.
 Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan
horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting
terhadap ruangan,
 Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa
memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan
adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor
nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan
keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.
3)Pekerjaan Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm, Tangga
ke Lt. 2
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan
warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air
selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman
selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam
ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan
horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting
terhadap ruangan

 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa
memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan
adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor
nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan
keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.
4)Pekerjaan Granit Homogenus Tile Meja Wastafel 60 x
60 cm
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air
selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman
selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam
ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan
horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting
terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa
memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan
adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor
nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan
keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.
5)Pekerjaan Batu Andesit, tangga canopy
Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan
batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan
permukaan dinding batu andesit/batu templek yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.

 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang
nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada
permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu
andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu andesit/templek
yang rata.
 Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai
dengan ketinggian yang direncanakan,
6)Pekerjaan Plint Granit Homogenus Tile Lantai 10/60
cm
Tahapan pekerjaan :
 Dinding yang akan dipasang plint granit pada bagian
bawah jangan diplester + aci dahulu agar tidak ada
pekerjaan bobokan.
 Rendam plint gramit dalam air.
 Pasang plint granit pada dinding yang sudah di marking
dengan perekat menggunakan acian.
 Pada saat pemasangan, tekan plint granit atau pukul
dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan granit
yang rata.
 Cek kerataan pasangan plint granit dengan waterpass.
 Grouting/isi nat antara plint granit dengan semen khusus
grouting nat.
7)Pekerjaan Dinding Granit Homogenous Tile 60 x 60
Cm, Ruangan Poly
 Sebelum pekerjaan pasangan granit dikerjakan, pastikan
sparing ME sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan
didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding
bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan
granit yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam granit terlebih dahulu dalam air sampai jenuh
sebelum dipasang.
 Pasangan dinding granit untuk kepalaan pada tanda star
awal pemasangan dengan perekat menggunakan acian.
Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding granit lainnya
dengan acuan kepalaan pasangan granit yang telah
dibuat.

 Saat pemasangan, granit ditekan atau pukul dengan palu
karet agar mendapatkan permukaan yang rata.
 Acian perekat granit harus rata dan tidak berongga untuk
menghindarkan pasangan granit mudah pecah atau
terlepas.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding granit dengan
alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding granit selesai, biarkan
beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
adukan pasangan granit. Setelah itu baru dilanjutkan
pekerjaan grouting/ fnish garis siar/nat.
8)Pekerjaan Keramik Dinding 20 x 33 Cm (T = 1,8 M),
Km/Wc
 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan
sparing ME sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan
didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding
bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh
sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star
awal pemasangan dengan perekat menggunakan acian.
Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang
telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan
palu karet agar mendapatkan permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga
untuk menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik
dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan
beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
adukan pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan
pekerjaan grouting/ fnish garis siar/nat.
9)Pekerjaan Pasangan Batu andesit lantai kanopy
Tahapan pekerjaan :

 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan
batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan
permukaan dinding batu andesit/batu templek yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang
nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada
permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu
andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu andesit/templek
yang rata.
 Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai
dengan ketinggian yang direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu
andesit/templek.
 Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan
beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
adukan pasangan batu andesit/templek. Setelah itu baru
dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/fnish garis
siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan
pasangan batu andesit/templek dari sisa adukan semen

V. PEKERJAAN BETON
1)Pek. Beton Rabat 1Pc : 3 Psr : 5 Krl
Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan
harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila
sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan
merata harus memakai mesin Pengaduk beton/Concrete
mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis
campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr)
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting,
adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan

menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama
paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat
lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya
dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras
 Tebal rabat beton sesuai leveling dengan fnishing pukulan
sapu lidi/rol cat (jika ada).
Beton Mutu K225
2)Pek. Beton Rabat Bertulang dgn Pembesian 80 Kg/M3
(S1)
Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan
harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila
sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan
merata harus memakai mesin Pengaduk beton/Concrete
mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis
campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) atau memakai Ready Mix
(untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’
19 Mpa).
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting,
adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan
menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama
paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat
lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya
dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak
diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja
yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan
ketebalan minimum 5 cm.
3)Pek. Pondasi Borpile
Proses Pengeboran

 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah
di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara
memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter.
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang
ditentukan.
 Pengeboran
dengan
sistem
bor
basah
/ wash
borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor
cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing
sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu
dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang
dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah
yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan
berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah
terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi
sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih,
stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Pembersihan Lubang Bor
 Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari
lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan
dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai
dengan diameter lubang bor.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa
tremi
untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat
dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi
tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam
lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang
lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12
meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat
dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi
harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai

kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja
tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di
dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke
diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan
pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel
pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
Pengecoran Bore Pile
 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke
dalam lubang bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal
pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi
adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian
digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 1618cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh
bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh
bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong
lumpur
yang
ada
di
dalam
lubang
tremi.
Pengecoran dilakukan
secara
terus-menerus
untuk
menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem
tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam
beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada
tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton
didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakanhentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu
tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam
corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak
kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di
dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam
beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang
naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan
pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan
disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
4)Pondasi D 1,0 x 1,0 M dgn Pembesian 156 Kg/M3 (P1)
Proses Pengeboran

 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah
di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara
memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter.
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang
ditentukan.
 Pengeboran
dengan
sistem
bor
basah
/ wash
borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor
cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing
sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu
dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang
dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah
yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan
berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah
terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi
sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih,
stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa
tremi
untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat
dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi
tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam
lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang
lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12
meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat
dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi
harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai
kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja
tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di
dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke

diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan
pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel
pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
Pengecoran Bore Pile
 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke
dalam lubang bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal
pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi
adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian
digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 1618cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh
bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh
bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong
lumpur
yang
ada
di
dalam
lubang
tremi.
Pengecoran dilakukan
secara
terus-menerus
untuk
menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem
tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air/lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam
beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada
tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton
didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakanhentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu
tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam
corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak
kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di
dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam
beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang
naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan
pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan
disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
5)Pondasi D 0,6 x 0,6 M dgn Pembesian 154 Kg/M3 (P3)
Proses Pengeboran
 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah
di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara
memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter.

Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang
ditentukan.
 Pengeboran
dengan
sistem
bor
basah
/ wash
borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor
cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing
sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu
dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang
dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah
yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan
berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah
terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi
sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih,
stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa
tremi
untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat
dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi
tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam
lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang
lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12
meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat
dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi
harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai
kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja
tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di
dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke
diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan
pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel
pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile
 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke
dalam lubang bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal
pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi
adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian
digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 1618cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh
bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh
bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong
lumpur
yang
ada
di
dalam
lubang
tremi.
Pengecoran dilakukan
secara
terus-menerus
untuk
menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem
tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam
beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada
tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton
didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakanhentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu
tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam
corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak
kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di
dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam
beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang
naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan
pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan
disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
6)Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 280 Kg/M3 ( K1 )
Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan
sesuai dengan gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan
dengan menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan
pembesian telah selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking
dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan
balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar
kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran
dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan
benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar
maka segera dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting,
dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah
itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana
beton.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan
bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scafolding disambung dengan jack base dan
bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak
miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah
dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus
serta sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould
oil secara merata di seluruh permukaan
Pembesian pada kolom
 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah,
jarak dan diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu
penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan
perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom
Pengecoran kolom

 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan
menggunakan kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan
dicor untuk mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan
potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama
pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami
setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu
kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan
vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi
permukaan dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan
waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan
dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan
mengeras
7)Kolom 20 x 20 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K2 )
Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan
sesuai dengan gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan
dengan menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan
pembesian telah selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking
dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan
balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar
kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran
dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan
benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar
maka segera dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting,
dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah
itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana
beton.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan
bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scafolding disambung dengan jack base dan
bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak
miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah
dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus
serta sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould
oil secara merata di seluruh permukaan
Pembesian pada kolom
 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah,
jarak dan diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu
penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan
perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom
Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan
menggunakan kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan
dicor untuk mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan
potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama
pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami
setting

 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu
kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan
vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi
permukaan dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan
waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan
dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan
mengeras
8)Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K3 )
Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan
sesuai dengan gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan
dengan menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan
pembesian telah selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking
dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan
balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar
kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran
dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan
benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar
maka segera dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting,
dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah
itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana
beton.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan
bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm

 Kaki scafolding disambung dengan jack base dan
bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak
miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah
dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus
serta sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould
oil secara merata di seluruh permukaan
Pembesian pada kolom
 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah,
jarak dan diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu
penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan
perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom
Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan
menggunakan kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan
dicor untuk mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan
potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama
pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami
setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu
kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan
vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi
permukaan dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan
waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan
dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan
mengeras

9)Sloof Utama 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3
( S1 )
Pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan
sesuai dengan gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan
dengan menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan
pembesian telah selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking
dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan
balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar
kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran
dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan
benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar
maka segera dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting,
dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah
itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana
beton.
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Tukang batu
- Tukang besi
- Tukang kayu

- Kepala tukang
- Mandor

10)
Balok Induk 20 x 45 Cm dgn Pembesian 285 Kg/M3
( B1 )
Pemasangan bekisting balok:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan
bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scafolding disambung dengan jack base dan
bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak
miring

 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah
dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus
serta sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould
oil secara merata di seluruh permukaan
Pembesian pada balok
 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah,
jarak dan diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu
oenyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan
perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok
Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan
menggunakan kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan
dicor untuk mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan
potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama
pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami
setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu
kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan
vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi
permukaan dan mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan
waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan
dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan
mengeras

11)
Balok Induk 20 x 40 Cm dgn Pembesian 245 Kg/M3
( B2 )
Pemasangan bekisting balok:

 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan
bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scafolding disambung dengan jack base dan
bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak
miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah
dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus
serta sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould
oil secara merata di seluruh permukaan
Pembesian pada balok
 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah,
jarak dan diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu
oenyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan
perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok
Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan
menggunakan kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan
dicor untuk mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan
potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama
pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami
setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu
kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan
vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi
permukaan dan mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12