Asas Kepentingan Nasional Dalam Perdagangan Luar Negeri Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan Berkaitan Dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam,
Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar) yang bergabung dalam The Association
of Southeast Asian Nation atau (ASEAN), yang bekerja sama di beberapa bidang
antara lain bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik keamanan. 1 Dasar
terbentuknya ASEAN Community di topang oleh tiga pilar utama, yaitu
Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN,
Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN. 2 Masyarakat Ekonomi ASEAN atau
ASEAN Economic Communtity adalah salah satu kesepakatan para pemimpin
ASEAN di Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala
Lumpur, Malaysia. Pada KTT ASEAN ini, para pemimpin memutuskan untuk
mentrasformasikan ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan berdaya
saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kesenjangan
sosial ekonomi dan kemiskinan yang semakin berkurang. 3 Pada Tahun 2003 di
Bali (Bali Concord II), Para pemimpin ASEAN membentuk Kawasan Ekonomi
ASEAN atau ASEAN Economic Community pada tahun 2020. Kemudian pada

1

Farikha Rachmawati, “Menyukseskan Indonesia dalam ASEAN Economic Community
2015” https://www.academia.edu/9070390/Asean_Economic_Community_2015 (diakses pada
tanggal 10 April 2016 pukul 14.00)
2
Andi Sitti Rohadatul Aisy, “Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”
https://www.scribd.com/doc/292576665/Menuju-Masyarakat-Ekonomi-Asean-2015 (diakses pada
tanggla tanggal 10 April 2016 pukul 16.37)
3
ASEAN Economic Blueprint, artikel 1

1

Universitas Sumatera Utara

2

Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, Menteri Ekonomi ASEAN sepakat
untuk menyusun suatu cetak biru yang terpadu untuk mempercepat pembentukan

MEA dari tahun 2020 menjadi 2015. Selanjutnya pada KTT ASEAN yang ke-12
para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi
ASEAN pada tahun 2015, sesuai dengan Bali Concord II dan menandatangani
Cebu Declaration on Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community
by 2015 untuk mentransformasikan kawasan ASEAN menjadi kawasan aliran
bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran modal yang
lebih bebas. Cetak biru Masyarakat ASEAN atau AEC Blueprint merupakan
pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN untuk mewujudkan AEC 2015.
AEC Blueprint juga menjadi arah panduan dan jadwal strategis tentang waktu dan
tahapan pencapaian dari masing-masing pilar.

4

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu bentuk integrasi
ekonomi yang disepakati oleh negara anggota-anggota ASEAN.

5

Masyarakat


Ekonomi ASEAN bertujuan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ASEAN,
menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan berbasis produksi serta kawasan ekonomi
yang berdaya saing, dimana terjadi arus bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga
kerja terampil serta aliran modal yang bebas.

6

Selain menjadi pasar tunggal dan

basis produksi, serta kawasan ekonomi yang berdaya saing, MEA juga bertujuan
menjadi kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan terintegrasi
penuh dengan ekonomi global.
4

Robby Aditya, S. Kajian Yuridis Terhadap Kedudukan Advokat Asing di Indonesia dengan
kebaradaan Masyarakat Ekonomi ASEAN.Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2015, hlm.3
5
Mutiara Pratiwi. Pengaruh MEA 2015 Terhadap Integrasi Ekonomi pada Sistem
Perdagangan di Indonesia. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2015, hlm. 18
6

Robby Aditya, S. Op.cit, hlm.1

Universitas Sumatera Utara

3

Negara-negara

anggota

ASEAN

kini

tengah

bersiap

menyongsong


pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. MEA merupakan
integrasi ekonomi yang fundamentalnya adalah “freedom”.

7

Yang artinya MEA

akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota ASEAN untuk
memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor dan
wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan dan memperbaiki fasilitas
perdagangan dan bisnis. 8 Sebab pada MEA 2015 nanti tidak akan ada batas-batas
tarif dan non-tarif masing-masing negara, sehingga setiap orang akan
berkompetisi dalam mendapat pekerjaan dan melakukan usaha di negara lain di
ASEAN. 9
Perdagangan bebas barang dapat diartikan sebagai suatu konsep ekonomi
yang mana tidak terdapat hambatan dalam perdagangan antara individu-individu
dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara berbeda. 10 Demikian pula
dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai pasar tunggal dan basis
produksi pada kegiatan perdagangan barang di kawasan ASEAN, kegiatan

perdagangan dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif

7

Amrina Rosyada, https://ideasforaec.wordpress.com/2015/10/18/undang-undang-nomor-7tahun-2014-bentuk-strategi-atau-bentuk-ketidakpercayaan-diri-dalam-menghadapi-aseaneconomic-community-2015/#more-135 (diakses pada tanggal 10 April 2016 pukul 20.05)
8
Anonim, “Wawasan 2020 ASEAN,” https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_2020_ASEAN
(diakses pada tanggal 10 April 2016 pukul 21.37)
9
Amrina Rosyada, https://ideasforaec.wordpress.com/2015/10/18/undang-undang-nomor-7tahun-2014-bentuk-strategi-atau-bentuk-ketidakpercayaan-diri-dalam-menghadapi-aseaneconomic-community-2015/#more-135 (diakses pada tanggal 10 April 2016 pukul 20.05)
10
Hasya Aghnia, https://www.academia.edu/9966244/pasar_bebas(diakses pada tanggal 12
April 2016 pukul 22.03)

Universitas Sumatera Utara

4

maupun non-tarif.


11

Kegiatan aliran bebas barang sendiri telah dimulai dari

ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk 6 negara (Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Filipina dan Thailand) dan pengurangan sekitar
98,96% tarif menjadi 0-5% untuk Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.
Meskipun dalam prakteknya masing-masing negara ASEAN diperbolehkan untuk
tetap mempertahankan tarifnya pada beberapa produk yang tergolong dalam
Sensitive List (SL), High Sensitive List (HSL), dan General Exception List
(GEL). 12
Setiap

negara

tentu

memiliki

standarnya


masing-masing

terhadap

pelaksanaan MEA 2015. Namun negara juga berkewajiban untuk bertindak adil
dan non-diskriminasi terhadap seluruh warga ASEAN. Indonesia menjadi salah
satu negara ASEAN yang menyetujui dan menandatangani MEA 2015 pada tahun
2013 di Pnom Pehn, Kamboja. Dengan meratifikasinya, maka Indonesia harus
turut serta dalam program integrasi ekonomi ASEAN dalam bentuk MEA 2015.
Hal yang tampak jelas dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menjembatani
masyarakat Indonesia

dalam MEA 2015 adalah dengan mengesahkan dan

melaksanakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
sebagai pengaturan nasional mengenai kegiatan perdagangan di Indonesia.
Undang-undang ini dibuat untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan
melindungi produk-produk dalam negeri. 13 Undang-undang ini didasari keinginan


11

Andi Azhadi Tonang, “Integrasi Ekonomi ASEAN : Tahap Implementasi Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015,” https://www.scribd.com/doc/249388249/Makalah-MEA-2015 (diakses
pada tanggal 12 April 2016 pukul 23.00)
12
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, “INTRA (Indonesia Trade Insight) :
Welcome Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).” (Edisi ke- VIII, 2014), hlm.10
13
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

5

untuk mendorong daya saing sektor perdagangan Indonesia di tengah integrasi
ekonomi dunia. Undang-undang perdagangan ini mencakup berbagai aspek
penting di bidang perdagangan baik perdagangan dalam negeri dan perdagangan
luar negeri. Undang-undang ini juga merupakan manifestasi dari keinginan untuk
memajukan sektor perdagangan yang dituangkan dalam kebijakan dengan

mengedepankan kepentingan nasional. Hal ini terlihat dalam Pasal 2 huruf (a)
yang menyatakan bahwa “kebijakan perdagangan disusun berdasarkan asas
kepentingan nasional”. Artinya setiap kebijakan perdagangan semata-mata
ditujukan untuk melindungi kepentingan bangsa, negara dan rakyat.

14

Kebijakan-

kebijakan perdagangan baik untuk perdagangan dalam negeri maupun
perdagangan luar negeri harus merujuk kepada kepentingan nasional. Bentuk
perlindungan terhadap kepentingan nasional dalam perdagangan luar negeri dapat
dilihat dalam Pasal 38 yaitu berupa perizinan, standar, larangan dan pembatasan
atas barang ekspor dan barang impor. Adanya larangan dan pembatasan sangat
berbanding terbalik dengan kebijakan yang ada pada Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015, dimana pada MEA sendiri dijelaskan bahwa tidak terdapat
lagi hambatan atau batasan untuk suatu barang ekspor dan barang impor pada
wilayah ASEAN sesuai yang dijelaskan dalam cetak biru MEA 2015.
Berdasarkan latar belakang di atas tertarik untuk memilih judul“Asas
Kepentingan Nasional Dalam Perdagangan Luar Negeri Menurut Undang-Undang

No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan Berkaitan Dengan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015 ”.
14

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia,“INTRA (Indonesia Trade Insight) :
Selamat Datang UU Perdagangan.” (Edisi Perdana 2014), hlm. 2-3

Universitas Sumatera Utara

6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, beberapa rumusan masalah dalam penelitian
skripsi ini adalah :
1.

Bagaimanakah konsep perdagangan bebas barang dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ?

2.

Bagaimanakah kebijakan perdagangan luar negeri dalam Undang- Undang
No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan ?

3.

Bagaimanakah Asas Kepentingan Nasional dalam perdagangan luar negeri
menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan berkaitan
dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.

Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah:
a.

Untuk mengetahui konsep perdagangan bebas barang di Mayarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

b.

Untuk mengetahui kebijakan perdagangan luar negeri dalam UndangUndang No. 7 tahun 2014 tentang Perdagangan.

c.

Untuk mengetahui asas kepentingan nasional dalam perdagangan luar
negeri menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Universitas Sumatera Utara

7

2.

Manfaat penulisan
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
1) Penulisan ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam
bidang hukum ekonomi, yang berkaitan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) khususnya tentang asas kepentingan nasional dalam perdagangan
luar negeri menurut Undang-undang

No. 7 Tahun 2014 tentang

Perdagangan berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015.
2) Penulisan ini dapat menambah literatur mengenai asas kepentingan
nasional dalam perdagangan luar negeri di Indonesia yang berkaitan
dengan MEA.
b. Manfaat Praktis
1) Penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi rekan mahasiswa
dalam penulisan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan asas
kepentingan nasional dalam perdagangan luar negeri menurut UndangUndang No. 7 tahun 2014 berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015.
2) Penulisan skripsi ini sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana hukum di Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

8

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di perpustakaan Universitas
Sumatera Utara diketahui bahwa skripsi yang berjudul: “Asas Kepentingan
Nasional Dalam Perdagangan Luar Negeri Menurut Undang-Undang No.7 Tahun
2014 Tentang Perdagangan Berkaitan Dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015 ” belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
Hasil pemeriksaan di perpustakaan Universitas Sumatra Utara juga ditemukan
bahwa ada karya tulis yang memiliki kemiripan dengan skripsi ini, yaitu skripsi
yang berjudul “Pengaruh MEA 2015 Terhadap Integrasi Ekonomi Pada Sistem
Perdagangan di Indonesia” yang ditulis oleh mahasiswi Fakultas Ekonomi
Pembangunan Sumatera Utara yang bernama Mutiara Pratiwi yang membahas
prediksi perkembangan ekspor impor dengan adanya pengaruh MEA 2015
terhadap integrasi ekonomi pada sistem perdagangan di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan pada skripsi yang berjudul “Asas Kepentingan
Nasional Dalam Perdagangan Luar Negeri Menurut Undang-Undang No.7 Tahun
2014 Tentang Perdagangan Berkaitan Dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015 ” secara khusus membahas tentang asas kepentingan nasional dalam
perdagangan luar negeri menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Penelitian skripsi ini berbeda dengan penelitianan skripsi dan tersebut yang
juga membahas tentang perdagangan luar negeri, karena terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai substansi pembahasan. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini

Universitas Sumatera Utara

9

merupakan hasil pemikiran sendiri tanpa ada meniru hasil karya orang lain yang
dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan demikian keaslian penulisan
skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan
1.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.
Definisi integrasi ekonomi ASEAN secara umum adalah pencabutan atau
penghapusan

hambatan-hambatan

ekonomi

(economic

frontier)

antara

perekonomian negara-negara ASEAN. Hambatan-hambatan ekonomi tersebut
meliputi semua pembatasan yang menyebabkan mobilitas barang, jasa, faktor
produksi, dan juga aliran komunikasi, secara aktual maupun potensial. Secara
operasional, integrasi ekonomi ASEAN dapat didefenisikan sebagai pencabutan
diskriminasi dan penyatuan politik (kebijakan) seperti norma, peraturan, serta
prosedur. Instrumen integrasi ekonomi ASEAN meliputi bea masuk, pajak, mata
uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi.
Tujuan integrasi ekonomi ASEAN adalah untuk meningkatkan volume
perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga kerja,
meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi produksi serta meningkatkan
daya saing produk yang dihasilkan. Indonesia dan sembilan negara anggota
ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian MEA atau ASEAN Economic
Community.

Universitas Sumatera Utara

10

Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asia
Nations / ASEAN) didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand
melalui Deklarasi ASEAN oleh Filipina, Indonesia, Singapura dan Thailand
(ASEAN Founding Fathers). Pada KTT ASEAN ke-9 tahun 2003, ASEAN
menyepakati BALI CONCORD II yang memuat 3 (tiga) pilar untuk mencapai
ASEAN Vision 2020 yaitu Ekonomi, Sosial Budaya dan Politik Keamanan.
Terkait dengan ekonomi, diwujudkan dalam bentuk MEA. Tanggal 20 November
2007 disepakati Piagam ASEAN dan menjadikan ASEAN organisasi berbadan
hukum dengan fokus perhatian pada proses integrasi ekonomi menuju MEA. Di
tahun ini juga, ASEAN sepakat mempercepat implementasi MEA dari tahun 2020
menjadi tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA 2015, dirumuskan AEC Blueprint,
yang memuat langkah-langkah strategis yang harus diambil setiap Negara
Anggota ASEAN mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan
cetak biru yang telah diadopsi oleh seluruh negara anggota ASEAN, kawasan
Asia Tenggara melalui pembentukan MEA akan ditransformasikan menjadi
sebuah pasar tunggal dan basis produksi. Sebuah kawasan yang sangat kompetitif;
sebuah kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata; dan sebuah
kawasan yang terintegrasi penuh dengan perekonomian global. Sebagai sebuah
pasar tunggal dan basis produksi, terdapat lima elemen inti yang mendasari MEA,
yaitu (1) pergerakan bebas barang; (2) pergerakan bebas jasa; (3) pergerakan
bebas investasi; (4) pergerakan bebas modal; dan (5) pergerakan bebas pekerja
terampil. Kelima elemen inti dalam MEA sebagai pasar tunggal dan basis
produksi ini dilengkapi lagi dengan dua komponen penting lainnya, yaitu sektor

Universitas Sumatera Utara

11

integrasi prioritas yang terdiri dari dua belas sektor (produk berbasis pertanian,
transportasi udara, otomotif, elektronik, perikanan, pelayanan kesehatan, logistik,
produk berbasis logam, tekstil, pariwisata, dan produk berbasis kayu) dan sektor
pangan, pertanian dan kehutanan. 15
2. Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional adalah perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas
dasar kesepakatan bersama.

16

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang

terjadi di luar negeri, kegiatan perdagangan luar negeri itu tergantung pada
keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi, masing masing pasar
yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan
ataupun kesempatan kerja. Perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya
perbedaan harga di berbagai negara. Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal
timbulnya perdagangan antar negara. Bukan hanya perbedaan harga tetapi juga
karena perbedaan pendapatan, serta selera permintaan akan sesuatu barang. Selera
dapat memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan akan sesuatu
barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di suatu negara
tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari
negara lain. Contohnya: mobil, pakaian, negara bisa saja menghasilkan barangbarang tersebut namun kemungkinan besar impor dari negara lain juga dapat

15

Robby Aditya, S. Op.cit, hlm.17-20
Anonim,
“Pengertian
perdagangan
luar
negeri,”
https://www.scribd.com/doc/293885478/Perdagangan-Luar-Negeri (diakses pada tanggal 12 April
2016 pukul 23.47)
16

Universitas Sumatera Utara

12

terjadi. Hal ini karena faktor selera, dimana penduduk negara tersebut menyukai
barang-barang buatan negara lain.
Ahli-ahli ekonomi yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh
belas, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber suatau
negara dapat mempertinggi kekayaan dengan cara menjual barang-barangnya
keluar negeri. 17
3.

Asas Kepentingan Nasional
Menurut terminologi, yang dimaksud dengan asas ada dua pengertian, yaitu

pertama dasar, alas, pedoman, dan yang kedua adalah suatu kebenaran yang
menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir atau berpendapat.

18

Asas hukum

dapat dikatakan sebagai “jantungnya” peraturan hukum. Maksudnya asas hukum
merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Asas
hukum juga layak disebut alasan lahirnya suatu peraturan hukum. Dengan adanya
asas hukum, hukum itu bukan sekedar kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan
melainkan hukum itu menjadi hidup, tumbuh dan berkembang, sebab asas itu
mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan masyarakatnya. 19
Kepentingan Nasional (National Interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin
dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal
yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan
sama diantara semua negara/bangsa adalah keamanan (mencakup kelangsungan
17

Marten wicahyao, “Perdagangan luar negeri, proteksi, dan globalisasi,”
https://www.academia.edu/3891512/PERDAGANGAN_LUAR_NEGERI (diakses pada tanggal
pukul 12 April 2016 pukul 00.30)
18
Anonim,
“Pengertian
asas
asas
hukum,”
http://makalahkomplit.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-asas-asas-hukum.html (diakses pada
tanggal 12 April 2016 pukul 01.20)
19
Satjipto Raharjo. Ilmu Hukum : cet. 7 (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2010), hlm. 45

Universitas Sumatera Utara

13

hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini
yaitu keamanan (security) dari kesejahteraan (prosperity). Kepentingan nasional
diidentikkan

dengan

dengan

“tujuan

nasional”.

Contohnya

kepentingan

pembangunan ekonomi, kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) atau kepentingan mengundang investasi asing
untuk mempercepat laju industrialisasi.Kepentingan nasional sering dijadikan
tolok ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan (decision makers)
masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau
tindakan. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri (Foreign Policy) perlu
dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta
melindungi apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai ”Kepentingan
Nasional”. 20
Menurut Morgenthau :
”Kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi,
dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara lain. Dari
tinjauan ini para pemimpin negara menurunkan kebijakan spesifik terhadap negara lain
yang sifatnya kerjasama atau konflik”. 21

Asas kepentingan nasional adalah dasar, alas, pedoman, dan menjadi tumpuan
berfikir atau berpendapat bagi suatu pembangunan ekonomi, sumber daya
manusia (SDM) atau pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang
mementingkan kepentingan negara, bangsa dan masyarakat.

20

Iwan, “Konsep kepentingan nasional,” https://iwansmile.wordpress.com/konsepkepentingan-nasional-national-interest/ (diakses pada tanggal 15 April 2016 pukul 20.02)
21
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

14

F. Metode Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian berupa:
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif
yakni penelitian yang dilakukan bersumberkan dari peraturan perundang
undangan tertulis, teori hukum, dan pendapat para sarjana hukum yang berkaitan
dengan skripsi serta lebih terarah untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan
jelas tentang permasalahan.
2. Jenis data
Data yang dipergunakan berupa data sekunder. Adapun data sekunder yang
dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, yang
mencakup:
a. Bahan hukum primer, yaitu ketentuan peraturan perundang-undangan di
Indonesia

yakni

Undang-Undang

Nomor

7

Tahun

2014

tentang

Perdagangan, Kesepakatan-kesepakatan Ekonomi ASEAN (MEA) meliputi
ASEAN Economic Community (AEC) blueprint ,Peraturan Pemerintah
tentang Perdagangan Luar Negeri dan peraturan-peraturan lainnya yang ada
dalam pembahasan.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang berkaitan dengan bahan hukum
primer yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer,
seperti buku-buku, hasil seminar, jurnal hukum, karya ilmiah, artikel
majalah maupun koran serta artikel-artikel yang di dapat di internet
mengenai tindakan pengamanan perdagangan.

Universitas Sumatera Utara

15

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya
kamus dan ensiklopedia yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.
3. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara studi kepustakaan (library research). Studi Kepustakaan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur,
peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil seminar, dan sumbersumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
Kemudian dipelajari dengan cara membaca, menafsirkan, membandingkan serta
menterjemahkan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tindakan
pengamanan perdagangan terhadap industri keramaik di Indonesia untuk
memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi ini.
4.

Analisis data
Data yang diperoleh dari studi kepustakaan, dianalisis dengan metode

kualitatif. Metode kualitatif yaitu data penelitian diolah dan dianalisis berdasarkan
kualitas dan kebenarannya lalu dideskripsikan dengan menggunakan kata-kata
sehingga diperoleh bahasan atau paparan dalam bentuk kalimat yang sistematis
dan dapat dimengerti yang kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara

16

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V (lima) bab yang masingmasing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang saling berkaitan satu sama lain.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I tentang pendahuluan. Bab ini memaparkan mengenai latar belakang,
rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penulisan skripsi,
mengenai keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Bab
ini menjelaskan tentang Masyakat Ekonomi ASEAN 2015 dan konsep
perdagangan bebas barang dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015,
serta perlindungan terhadap industri dalam negeri.
Bab III membahas tentang kebijakan luar negeri dalam Undang-Undang No.
7 Tahun 2014 tentang perdagangan yang didalamnya termasukEkspor dan Impor,
mengenai kebijakan perdagangan luar negeri, serta pengendalian perdagangan
luar negeri.
Bab IV membahas tentang kebijakan asas kepentingan nasional dalam
perdagangan luar negeri menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan dan harmonisasi kebijakan mengenai asas kepentingan nasional
tersebut serta eksistensi kebijakan mengenai asas kepentingan nasional tersebut
berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Bab V membahas tentang Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan
yang diambil dari bab-bab sebelumnya yang telah diuraikan dan terdapat saran-

Universitas Sumatera Utara

17

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam hal analisis
hukum terhadap asas kepentingan nasional dalam perdagangan luar negeri
berkaitan dengan MEA 2015.

Universitas Sumatera Utara