Analisis Kuantitatif Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number) Dari Kabupaten Tobasa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah materi esensial (yang paling penting) di dalam kehidupan.
Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel
hidup misalnya, baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun
oleh air, yaitu lebih 75% isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel
hewan, tersusun oleh air. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan
setelah udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga merupakan zat
yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang menyerang
manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakit-penyakit tersebut
merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air
(Suriawiria, 1996).
Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh
dari sumber permukaan seperti sungai, kali dan danau. Persediaan air alamiah
semacam itu, terutama kali dan sungai kemungkinan besar tercemar oleh sampah
domestik, pertanian, dan industri. Penyakit asal air terjadi karena meminum air
tercemar. Sebenarnya sumber infeksi itu bukanlah airnya, melainkan tinja yang
berasal dari manusia atau hewan yang telah mencemari air tersebut. Tinja tersebut
mengandung patogen-patogen enterik bila berasal dari orang sakit atau penular

penyakit. Bila air yang mengandung patogen tersebut mencemari makanan, maka
infeksi ini dapat pula merupakan infeksi asal-makanan (Pelczar, 1988).

1
Universitas Sumatera Utara

Pemindahan organisme-organisme penyakit asal air dapat terjadi secara
lebih langsung daripada ini. Misalnya pemindahan organisme dapat terjadi dari
ekskreta penderita ke mulut orang lain lewat tangan atau benda-benda yang secara
potensial tercemari mikroorganisme patogenik. Benda tercemar ini mungkin pula
dicemari oleh serangga, seperti lalat rumah umum yang sebelumnya telah hinggap
pada kotoran (Pelczar, 1988).
Air minum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari mikroba yang
berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan
jernih, tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak mengandung bahan
tersuspensi. Apabila air mengandung zat-zat organik, maka dapat dipastikan air
tersebut mengandung mikroba. Jenis dan jumlah mikroba dalam air tergantung
dari lingungannya. Mikroba yang paling umum digunakan sebagai petunjuk
adanya pencemaran oleh kotoran hewan atau manusia (tinja) adalah bakteri
Escherichia coli dan coliform (Nurwantoro, 1997).

Penyebaran kotoran yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat
menyebar pada lingkungan tanah, dan bahkan terbawa pada bahan makanan bagi
manusia. Lingkungan tercemar oleh bakteri coliform menentukan apakah kualitas
bahan berupa air, tanah, atau bahan makanan layak untuk dikonsumsi atau tidak.
Untuk mengujinya dapat menggunakan suatu test dengan metode jumlah
perkiraan terdekat atau Most Probable Number (MPN) (Suriawiria, 1996).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk memilih judul
“Analisa Kuantitatif Bakteri Escherichia coli pada Air Minum menggunakan
metode MPN (Most Probable Number)”, agar dapat diketahui apakah memenuhi

2
Universitas Sumatera Utara

persyaratan yang telah ditetapkan PERMENKES NO. 492 Tahun 2010 yaitu
jumlah koliform dan E.Coli dalam air minum adalah 0 mg/L.

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari analisa kuantitatif bakteri Escherichia coli pada air
minum adalah untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli yang akan

dianalisa dengan metode Most Probable Number (MPN) memenuhi persyaratan
atau tidak.
1.2.2 Manfaat
Sebagai sumber informasi apakah air minum yang dikonsumsi tersebut
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

3
Universitas Sumatera Utara