Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum dari Kabupaten Balige Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number)
Lampiran 1.Tabel Hasil Percobaan Sampel Nomor
Sampel
Tes
Pendugaan
Tes
penegasan
MPN
Air Minum Isi Ulang
(2)
Lampiran 2.Flowsheet
Pembuatan Media Lactose Broth Single
←Ditimbang seksama media Lactose BrothSebanyak 13gr. ← Dimasukkan ke dalam beker gelas,
← Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. ← Dimasukkanmagnetic stirrer.
← Dipanaskan diatas hot plate sampai larut
← Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang Berisi tabung durham masing-masing 10 ml
← Disterilkan di dalan oven dengan tekanan 1 atm pada suhu1210C Selama 15 menit
← Setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.
(3)
Pembuatan Media Lactose Broth Double
←Ditimbang seksama media Lactose Brot Sebanyak 26 gr.
← Dimasukkan ke dalam beker gelas,
← Dilarutkan dalam 500 ml aquadest. ← Dimasukkanmagnetic stirrer.
← Dipanaskan diatas hot plate sampai larut ← Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang Berisi tabung durham masing-masing 5 ml
← Disterilkan di dalan oven dengan tekanan atm padasuhu 1210C selama 15 menit.
← Setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering. Hasil
(4)
Pembuatan Media Brilliant Green Lactose Broth Single
←Ditimbang seksama media Brilliant Green Lactose Broth sebanyak 40 gr.
← Dimasukkan ke dalam beker gelas. ← Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. ← Dimasukkanmagnetic stirrer.
← Dipanaskan diatas hot plate sampai larut.
← Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 mL.
← Disterilkan di dalan oven dengan tekanan 1 atm pada suhu 1210C selama 15 menit.
← Setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.
(5)
Pembuatan Media Tryptone
←Ditimbang seksama media Tryptone sebanyak 15 gr. ← Dimasukkan ke dalam beker gelas.
← Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. ← Dimasukkan magnetic stirrer.
← Dipanaskan diatas hot plate sampai larut.
← Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 mL.
← Disterilkan di dalan oven dengan tekanan atm pada suhu 1210C selama 15 menit.
← Setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.
(6)
Uji Pendugaan
←Pada tes Pendugaan digunakan media Lactose broth. Tes pendugaan dilakukandengan 2 cara :single dan double ← Single :
← 13 gram Lactose Broth dalam 1000 ml aquadest
← Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung Durham dengan posisi terbalik. 10 tabung diisi dengan masing
masing 10 ml media. ← Double :
← 26 gram Lactode Broth dalam 500 ml aquadest.
← Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabungdurham dengan posisi terbalik. 5 tabung diisi dengan masing-masing 5ml.
(7)
Sampel
←Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing tabung LB.
← Tabung lalu di goyang-goyang agar homogen. ← Inkubasikan pada inkubator pada suhu 350
C selama 2x24 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk gas dalam tabung durham. ← Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan.
(8)
Sampel
←Tabung yang dinyatakan positif pada uji pendugaan, diinokulasikan
ke dalam tabung yang berisi media Tryptone. Masing-masing diisi satu sampai dua ose yang pengerjaannya dilakukan secara aseptis. ← Diinkubasi pada suhu 440C selama 2x24 jam
← Setalah 48 jam, ditambahkan larutan kovaks sebanyak 0.5 ml dan Dinyatakan positif jika terbentuk cincin merah
←Tabung yang positif dicocokan dengan tabel MPN
(9)
(10)
(11)
(12)
Lampiran 4.Tabel Perkiraan Terdekat (MPN) Tabel MPN
Nilai MPN dan LK (Limit Kepercayaan) 95% untuk kombinasi 5 tabung 10 ml, 5 tabung 1 ml, dan 5 tabung 0,1 ml
5 Tabung
MPN/g
Batas
Kepercayaan 5 Tabung MPN/g
Batas Kepercayaan 10 1 0.1 Bawah Atas 10 1 0.1 Bawah Atas 0 0 0 <1.8 – 6.8 4 0 2 21 6.8 40 0 0 1 1.8 0.09 6.8 4 0 3 25 9.8 70 0 1 0 1.8 0.09 6.9 4 1 0 17 6 40 0 1 1 3.6 0.7 10 4 1 1 21 6.8 42 0 2 0 3.7 0.7 10 4 1 2 26 9.8 70 0 2 1 5.5 1.8 15 4 1 3 31 10 70 0 3 0 5.6 1.8 15 4 2 0 22 6.8 50 1 0 0 2 0.1 10 4 2 1 26 9.8 70 1 0 1 4 0.7 10 4 2 2 32 10 70 1 0 2 6 1.8 15 4 2 3 38 14 100 1 1 0 4 0.7 12 4 3 0 27 9.9 70 1 1 1 6.1 1.8 15 4 3 1 33 10 70 1 1 2 8.1 3.4 22 4 3 2 39 14 100 1 2 0 6.1 1.8 15 4 4 0 34 14 100 1 2 1 8.2 3.4 22 4 4 1 40 14 100 1 3 0 8.3 3.4 22 4 4 2 47 15 120 1 3 1 10 3.5 22 4 5 0 41 14 100 1 4 0 11 3.5 22 4 5 1 48 15 120 2 0 0 4.5 0.79 15 5 0 0 23 6.8 70 2 0 1 6.8 1.8 15 5 0 1 31 10 70 2 0 2 9.1 3.4 22 5 0 2 43 14 100 2 1 0 6.8 1.8 17 5 0 3 58 22 150 2 1 1 9.2 3.4 22 5 1 0 33 10 100 2 1 2 12 4.1 26 5 1 1 46 14 120 2 2 0 9.3 3.4 22 5 1 2 63 22 150 2 2 1 12 4.1 26 5 1 3 84 34 220 2 2 2 14 5.9 36 5 2 0 49 15 150 2 3 0 12 4.1 26 5 2 1 70 22 170 2 3 1 14 5.9 36 5 2 2 94 34 230 2 4 0 15 5.9 36 5 2 3 120 36 250 3 0 0 7.8 2.1 22 5 2 4 150 58 400 3 0 1 11 3.5 23 5 3 0 79 22 220 3 0 2 13 5.6 35 5 3 1 110 34 250 3 1 0 11 3.5 26 5 3 2 140 52 400 3 1 1 14 5.6 36 5 3 3 180 70 400 3 1 2 17 6 36 5 3 4 210 70 400 3 2 0 14 5.7 36 5 4 0 130 36 400
(13)
3 2 1 17 6.8 40 5 4 1 170 58 400 3 2 2 20 6.8 40 5 4 2 220 70 440 3 3 0 17 6.8 40 5 4 3 280 100 710 3 3 1 21 6.8 40 5 4 4 350 100 710 3 3 2 24 9.8 70 5 4 5 430 150 1,100 3 4 0 21 6.8 40 5 5 0 240 70 710 3 4 1 24 9.8 70 5 5 1 350 100 1100 3 5 0 25 9.8 70 5 5 2 540 150 1700 4 0 0 13 4.1 35 5 5 3 920 220 2600 4 0 1 17 5.9 36 5 5 4 1600 400 4600
(14)
Lampiran 5.Gambar Media
Media Lactose Broth (LB) Media Tryptone Water
(15)
(16)
Lampiran 7.Gambar Alat Inkubator
Inkubator Suhu 35ºC
(17)
Lampiran 8.Gambar Alat Sterilisasi
Autoklaf
(18)
Lampiran 9.Gambar Hasil Uji Pendugaan dan Uji Penegasan
Media Lactose Broth sebelum ditambahkan sampel untuk uji pendugaan.
Hasil uji penegasan sebelum ditambahkan pereaksi kovacs.
(19)
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino, J. G. dan Sherman, N. (2013).Manual Laboratorium Mikrobiologi. Edisi VIII. Jakarta: EGC. Hal: 111, 112, 117, 313, 329, 331, dan 332. Fardiaz.S. (1993). Analis Mikrobiologi Pangan I PT.Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta.Hal . 74-76
Lim, D, (1998) Microbiology 2nd_edition.United States of America, McGraw Hill
Nugroho, Astri. (2006). Bioindikator Kualitas Air, Jakarta: Universitas Trisakti. Jakarta. Hal. 18-19,21-23.
Pelczar, J., E.C.S Chan. (1988). Dasar – Dasar Mikrobiologi, Jakarta: UI Press.Hal :447-448, 867-868.
Purwana, Rachmadi. (2013). Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan dalam Kejadian Bencana. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sembiring, FY. (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Kota. USU Digital Library
Slamet, J.S (2004).Kesehatan Lingkungan Yogyakarta : Gadjah Mada University, Hal: 124
Suriawiria. U. (1996),Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Bunangan Secara Biologis, Bandung: Alumni.Hal: 5-6, 74-75, 79-80.
Volk, W.A., dan Wheeler, M.F., (1989). Mikrobiologi Dasar, Edisi Kelima, Jilid Kedua ,Jakarta: Erlangga. Hal: 259-260
Waluyo, Lud. (2009). Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang Hal:116-118, 135-137
(21)
BAB III
METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat
Analisis bakteri Escherichia Coli pada air minum dilakukan di Laboratorium yang bertempat Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) yang bertempat di Jalan K.H Wahid Hasyim No.15 Medan.
3.2 Sampel, Alat, dan Bahan 3.2.1 Sampel
Sampel dengan kode 216/B/AM adalah air minum dari Kabupaten Balige. 3.2.2 Alat
1. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan media terdiri dari autoklafolabtech, beaker glass, hot plateolabtech, magnetic strirer, neraca analitispioneer, pipa volum , petri dan spatula.
2. Peralatan yang digunakan untuk pengujian terdiri dari bola karet, inkubator 350CIncucell, inkubator 440CImperial III, jarum ose, lampu Bunsen,
ovenMemmert, pipet volume, rak tabung, tabung durham dan tabung reaksi. 3.2.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari aquadest, Media Brilliant Green Lactose Broth, Lactose Broth, Media Tryptone
(22)
3.3 Prosedur
3.3.3 Pembuatan Media
1. Pembuatan Media Lactose Broth Single
Ditimbang seksama media Lactose Broth sebanyak 13 gr. Dimasukkan kedalam Beaker glass, dilarutkan kedalam akuades sebanyak 1 liter.Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada suhu 1210C selama 15 menit, setalh dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.
2. Pembuatan Media Lactose Broth Double
Ditimbang seksama media Lactose Broth sebanyak 26 gr. Dimasukkan kedalam beaker glass, dilarutkan kedalam akuades sebanyak 500ml. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada suhu 1210C selama 15 menit, setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.
3. Pembuatan Media Brilliant Green Lactose Broth
Ditimbang seksama Brillian green lactose Broth sebanyak 40 gr. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada suhu 1210C selama 15 menit, setalh dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering. 4. Pembuatan Media Tryptone
(23)
Ditimbang seksama media Tryptone sebanyak 15 gr. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada suhu 1210C selama 15 menit, setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.
3.4 Uji Pendugaan
1. Disiapkan sebanyak 5 tabung reaksi yang berisi media Lactose Broth double dan sebanyak 10 tabung reaski yang telah berisi media Lactose broth single. 2. Tabung kemudian disusun pada rak tabung, masing-masing diberi tanda sebagai berikut:
a. Nomor Sampel b. Volume Sampel
3. Sampel dikocok terlebih dahulu agar homogen.
4. Dimasukkan sampel dengan cara dipipet seibanyak 10 ml kedalam tabung berisi Lactose Broth tebal. Kemudian 1 mL kedalam tabung Lactose broth tipis sebanyak 5 tabung, dan sisianya 0,1 mL atau 2 tetes.
5. Dimasukkan seluruh tabung kedalam inkubator pada suhu 350C selama 2 x 24 jam.
6. Selanjutnya diamati pembentukan gas yang terjadi di dalam tabung durham. 7. Dicatat tabung yang dinyatakan positif dengan terbentuknya gas. Selanjutnya
(24)
3.4.1 Uji Penegasan
1. Tabung yang dinyatakan positif pada uji pendugaan , diinokulasikan kedalam tabung yang berisi media Tryptone masing-masing satu ose dan dilakukan secara aseptis.
2. Diinokulasi pada suhu 440C selama 2 x 24 jam.
3. Selanjutnya setelah 48 jam, ditambahkan larutan kovaks sebanyak 0,5ml dan dinyatakan terbentuk positif jika cincin merah.
4. Pembacan hasil dilakukan dengn menghitung jumlah tabung yang positif angka yang diperoleh dicocokan dengan tabel MPN.
3.5 Persyaratan
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:492/MENKES/PER/IV/2010 bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter bakteri Escherichia Coli pada air minum adalah 0 koloni/ 100ml.
(25)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Bakteri Escherichia Coli
Jenis sampel
Kode sampel
Uji pendugaan Uji penegasan
NILAI MPN LB LB LB TB TB TB
10 ml 1 ml 0,1 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml Air Minum
Isi Ulang 216/B/AM 5 3 0 3 0 0 7.8* Keterangan:
*) Tidak memenuhi persyaratan Permenkes RI No.492/Menkes/Per/2010 LB: Lactose Broth
TB: Tryptone Broth 4.2 Pembahasan
Dalam uji kualitas air, parameter baik fisika, kimia maupun biologi diperlukan. Parameter biologis yang dipergunakan dalam uji kualitas air ini terutama adalah kadar fekal koliform atau untuk lebih spesifik adalah kehadiran bakteri E.Coli jika di dalam air tanah tersebut terdapat bakteri E.Coli maka virus, bakteri, parasit dan amoeba lainnya bisa saja ada di dalam air tersebut. Hal inilah yang menyebabkan E.Coli dapat digunakan sebagai parameter biologis pada uji kualitas air.
Pemeriksaan uji kualitas air minum menggunakan sampel air minum isi ulang yang diperoleh dari Kabupaten Balige dengan etiket 216/B/AM. Diperoleh MPN (Most Probable Number) 7.8 dimana menurut PERMENKES No. 492
(26)
Tahun 2010 yaitu jumlah E.Coli dalam air minum adalah 0/100 ml. Namun pada sampel ini ditemukannya E.Coli hal ini mungkin disebabkan oleh tempat pengambilan sampel yang dekat dengan pembuangan tinja ataupun sampel tersebut telah tercemar. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel air minum isi ulang Kabupaten Balige tidak memenuhi syarat karena melebihi batas maksimum yang diperbolehkan untuk parameter E.coli pada air minum adalah 0/100ml..
Berdasarkan SK MENKES defenisi air minum adalah air yang bias langsung diminum, sedangkan AMIU lebih tepat disebut air bersihatau air baku untuk diminum yang harus diolah (dimasak) kembali hingga layak dikonsumsi. Ada beberapa penyebab AMIU terkontaminasi diantaranya bersumber dari air baku, wadah tempat distribusi tidak memenuhi standard hygiene dan sanitasi depot AMIU, juga proses filtrasi dan desinfektan dengan teknologi yang rendah. Disamping itu banyak depot yang mengkalim bahwa sumber air baku berasal dari mata air pegunungan dengan anggapan bahwa air permukaan tersebut sudah terjamin kualitasnya dan sudah memenuhi persyaratan air minum. Namun kenyataannya tidak demikian.Buktinya telah banyakditemukan air minum isi ulang yang berasal dari depot yang mengandung zat-zat kimia berbahaya.
(27)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan bakteri Escherichia Coli pada air minum isi ulang, diketahui bahwa air minum isi ulang yang diuji mengandung bakteri Escherichia Coli dengan MPN (Most Probable Number) 7.8 , maka dapat disimpulkan bahwa air minum isi ulang yang di uji tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492 Tahun 2010 bahwa kadar maksimun yang diperbolehkan untuk parameter E.coli pada air minum adalah 0/100 ml.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya di lakukan sterilisasi ruangan sebelum menganalisis bakteri Escherichia Coli pada sampel. Hal ini dilakukan agar tidak tercemar oleh bakteri lain sehingga hasil yang didapatkan akurat.
Bagi instansi kesehatan agar lebih memperhatikan dan selalu mengawasi bagaimana cara pembersihan serta pengolahan Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang berada di Kabupaten Baligedan juga sering melakukan pemeriksaan bakteriologis pada Air Minum Isi Ulang (AMIU).
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi,baik di sungai maupaun di laut. Kegunaan air seperti tersebut dimuka termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari sember permukaan seperti sungai, kali, dan danau. Persediaan air semacam itu,terutama kali dan sungai,kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian dan industri (Pelczar, 1998).
Dengan meningkatnya industrialisasi,sumber-sumber air yang tersedia untuk konsumsi dan rekreasi telah tercemari oleh limbah industri serta kotoran manusia dan hewan.Akibatnya, air kini menjadi faktor penyebab penyakit yang tidak dapat diabaikan.Air yang tercemar mengandung sejumlah besar bahan yang merupakan sumber nutrisi yang sangat baik bagi partumbuhan dan perkembangbiakan mikrooragnisme.Keberadaan organisme nonpatogen tidak menjadi fokus utama, tetapi kontaminan intestinal yang berasal dari fesef (kotoran manusia/hewan).Patogentersebut dapat menyebabkan infeksi saluran cerna,seperti disentri basiler, demam tifoid, kolera, dan demam paratifoid (Cappucino,2013).
(29)
2.1.1 Sumber Air
1. Air permukaan air yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk permukaan.Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.Pengotoran tersebut misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daunan, kotoran industri, dan lain sebagainya.Secara umum air permukaan dibagi menjadi air sungaidan air rawa atau danau.Air sungai pada umunya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Dalam penggunaannya sebagai air minum harus melalui proses panjang. Sedangkan pada air danau kebanyakan berwarna yang disebabkan oleh zat-zat organik yang telah membusuk.
2. Air tanah secara umum terbagi menjadi Air tanah dangkal air yang terjadi akibat proses penyerapan airdari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air tanah dangkal terlihat jernih tetapi banyak mengandung zat-zat kimia (garam-garam larut) karena melalui lapisan tanah yang memiliki unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisantanah. Lapisan tanah berfungsi sebagai saringan. Setelah mengalami penyaringan, setelah menemui kedap air atau rapat air, maka air tanah akan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.
3. Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pada umumnya kualitas air tanah dalam lebih baik daripada air tanah dangkal, karena penyaringan yang lebih sempurna terutama untuk bakteri.
4. Mata Air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam.Hampir terpengaruh oleh musim dan memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam.
(30)
5. Air Atmosfir keadaan murni, sangat bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikanair hujan sebgai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan (korosi). Air hujan juga memilki sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
6. Air laut mempunyai sifat asin,karena mengandung berbagai garam, misalnya NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut lebih kurang 3%. Oleh karena itu air laut tanpa di olah terlebih dahulu tidak memenuhi syarat untuk air minum (Waluyo,2009).
2.1.2 Kriteria Kualitas Air
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hati sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih.Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan air minumadalah air yang melalui proses pengolahan atau tahap proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri kesehatan Republik Indonesia melalui Kepmenkes RI Nomor 907/menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002. Jenis-jenis air minum seperti yang yang dimaksud adalah meliputi:
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga. 2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
(31)
3. Air kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan untuk masyarakat.
5. Persyaratan kesehatan untuk air bersih dan air minum meliputi persyaratan bakteriologis,kimiawi,radioaktif,dan fisik.
1. Persyaratan bakteriologik
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin tuerhadap air untuk menentukan aman tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-uji yang digunakan hanya terhadap adanya (terisolasinya) mikroorganisme patogenik karena alasan:Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporasdis,tetapi karena tidak dapat bertahan hidup lama maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.
1. Terdapat jumlah yang amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratoris yang digunakan.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahaui setelah 24 jam lebih. Apabila ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan telah tereskspositerhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi (Waluyo.2013).
Persyaratan bakteriologik pada kriteria air minum terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan teknologi.Pada beberapa Negara juga memiliki pedoman atau kriteria yang berbeda-beda. Tetapi sebgaian besar kriteria memiliki persamaan antar lain adalah dengan pengukuran bakteri koli, terutama fekal koli (Koliform Tinja).
(32)
Air yang mengandung Koliform tinja berat air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Parameter biologi atau mikrobiologik lain yang dipakai untuk penetuan kualitas adalah hitung koloni sebelum disenfeksi harus mencapai < 100 ml atau setelah disenfeksi mencapai < 20 ml pada suhu inkubasi 200C dan 360C (pemerintah Jerman, 1990 dalam Harjani,1994)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih sebagai air yang dapt dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualiatasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Parameter koliform total harus mencapai 50/100 ml untuk air bukan perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan.
2. Persyaratan Kimia
Persyaratan kimia untuk air minum memiliki parameter yang paling banyak dibandingkan parameter bakteriologi, radioaktif, dan parameter fisik.
Persyaratan kimia menurut Kepmenkes RI Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002:
1. Bahan bahan kimia inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan).
2. Bahan-bahan kimia inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen).
3. Bahan-bahan kimia organik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan).
4. Bahan-bahan kimia organik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen).
(33)
5. Pestisida.
6. Disenfektan dan hasil sampingnya (Waluyo, 2009) 2.1.3 Pencemaran Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tidak berasa, tetapi tidak aman untuk diminum.Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan.Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori : kimiawi, fisik, dan hayati. Patogen yang paling sering dipindah sebarkan melalui air adalah yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.Organisme penyebab penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita infeksi dan ketika dibuang dapat memasuki kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai air minum (Waluyo, 2013).
Penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan kimia yang beracun atau organime patogen tetapi masih jernih dan cemerlang dalam keadaan seperti itu, air dikatakan sebagai air terkontaminasi. Air tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi atau mempunyai penampilan atau rasa yang tidak dikehendaki, sedangkan air yang layak umtuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak menyenangkan) dikatakan sebagai dapat diminum (Volk,1989).
Menurut Fardiaz (1993), sumber pencemaran air dapat dibagai menjadi beberapa kelompok yaitu
(34)
1. Padatan
Berdasarkan besar partikelnya padatan yang mencemari air dapat berupa padatan terendap (sedimen) padatan tersuspensi dan koloid dan padatan terlarut.
2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen.
Bahan-bahan ini terdiri dari bahan yang mudah membusuk atau dipecah oleh bakteri dengan adanya oksigen. Polutan semacam ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia,tanaman yang mati atau sampah organik,bahan dari industri pengolhan pangan,pabrik kertas, pabrik penyamak kulit.
3. Mikrooganisme dalam air.
Mikroorganisme yang terdapat dalam air seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit.Mikroorganimse ini dapat bersal dari limbah rumah tangga, rumah sakit, pertanian dan pada umumnya menjadi penyebab utama terjadinya water borne disease.
4. Komponen organik sintetik
Seperti detergen, pestisida, larutan pembersih dan masih banyak lagi bahan organic sintetik terlarut yang sering digunakan oleh manusia.
5. Nutrient tanaman
Sumber pencemaran ini dapat berasal dari pengunaan pupuk nitrogen dan fosfat pada lahan pertanian.
6. Minyak
Pencemaran air olehminyak dapat berupa tumpahan minyak di perairan, pengeboran minyak dan dari sumber lain misalnya buangan pabrik.
(35)
7. Senyawa anorganik dan mineral
Senyawa ini beruapa asam,garam dan bahan toksik logam yang berdampak buruk bagi kehidupan organisme sekaligus peralatan manusia
8. Bahan radioaktif
Aktivitas yang menjadi sumber bahan radioaktif dalam air antara lain peleburan dan pengolahan logam, pembuatan senjata nuklir, pembangkit tenaga nuklir, pengobatan, industri dan penelitian.
9. Panas
Air yang digunakan sebagai medium pendingin dalam proses industi menyebabkan naiknya suhu badan air penerima.
2.2 Perlindungan kualitas Air 1. Perlindungan sumber air
Perlindungan sumber air merupakan hal penting dalam memperoleh air minum yang aman. Sebelum sumber air baru dicari atau dipilih, maka hal penting untuk endapatkan kualitas air yang memuaskan atau dapat diminum,serta memiliki jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, permintaan harian, variasi musim, dan proyeksi pertumbuhan penduduk dimana sumber air itu digunakan.
Sumber air harus dilindungi dari aktivitas manusia.Hal yang dilakukan antaralain pemisahan polutan,control polutan, dengan mengurangi limbah-limbah berbahaya, mengurangi pengunaan pupuk dan pestsida, dan pembatasan serta regulasi atktivitas rekreasi.Sarana air bersih adalah sarana yang dapat menghasilkan air bersih seperti sumur gali, penampungan air hujan,perlindungan
(36)
mata air, sistem perpipaan.Salah satu kurang baiknya sarana air bersih karena tidak terlindung dari pencemaran.
2. Perbaikan kualitas air
Perbaikan kualitas air dengan perbaikan lingkungan di sekitar saran air bersih. Pencemaran dapat berasal dari air buangan, jamban, sampah, kandang hewan, dll. Perbaikan kualitas air dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengendalian pencemaran air dari jamban 2. Pengendalian pencemaran air dari sampah.
3. Pengendalian pencemaran air dari kandang hewan.
4. Pengendalian pencemaran air dengan perbaikan tingkah laku atau kebiasaan. 5. Air bersih yang tersedia dari sarana air bersih sampai menjadi air minum
melalui beberapa tahap. Masing-masing tahap tersebut mempunyai resiko pencemaran kembali (rekontaminasi). Pencemaran kembali amat tergamtung pada tingkah laku atau kebiasaan masyrakat atau orang dalm penanganan air bersih. (waluyo. 2009)
2.2.1 Asal Air
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga. 2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
3. Air Kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan adan minuman yang disajikan kepada masyarakat.
Menurut Slamet (2004) syarat-syarat air minum adalah berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.Air minum pun seharusnya tidak mengadung kuman psq atogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia.Tidak mengandung zat
(37)
kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan.
2.2.2 Penyakit Melalui Air
Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia,karena air merupakan salah satu media dalam berbagai macam penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang terhubung dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi:
1. Transmisi infeksi bawaan air (water borne)
Transmisi terjadi karena sumber air tercemar kuman patogen dan air menghantar kuman patogen ke dalam tubuh melalui mulut sehingg terjadi infeksi atau kuman masuk dan berkembang di dalam tubuh.Cara transmisi ini termasuk kategori fecces-oral (oro-fecal) yaitu infeksi kuman patogen yang dihantarjan dari tinja lalu tertelan ke dalam mulut. Tinja mengandung kuman patogen yang ditularkan melalui air minum seperti bakteri patogen, virus, dan parasit. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.
2. Transmisi Infeksi Bilasan Air (Water-Washed)
Transmisi infeksi bilasan air ini timbul akibat kurangnya atau langkanya air bersih dan aman untuk higiene terutama perorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penulran, yaitu:
1. Infeksi melalui alat pencernaan,seperti diare pada anak-anak. 2. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.
(38)
3. Peneluran melalui bintang pengerat seperti penyakit leptospirosis. Penularan penyakit ini lebih ditentukan oleh kuantitas tersedianya air bersih yang aman untk keperluan kebersihan.
3. Transmisi Infeksi Berbasis Air (Water-Based)
Mekanisme infeksi terjadi jika manusia kontak langsung dengan air yang menjadi basis penularan. Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya Skistosomiasis dan penyakit akibat Dracumlus Medimensis.
4. Transmisi infeski oleh Vektor Insekta yang Terkait Air (Water-related Insect Vector)
Transmisi ini terjadi Karena agen penyakit ditularkan melaluigigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada dalam lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi insekta untuk berkembang biak. Beberapa penyakit infeki vector yang perlu diwaspadai adalah demam berdarah dengue, filariasis, malaria, dan demam kuning. (Purwana,2013)
2.3 Air minum
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK) maupun depot iar minum.Selain itu, air tanah dangkal dari sumur-sumur gali atau pompa serta air hujan oleh penduduk menjadiair minum setelah dimasak terlebih dahulu.Di Negara-negara maju, air PAM aman untuk langsung diminum, sedang sumber air minum lainnya harus lebih dahulu disaring, atau melakukan fluoridasi
(39)
dengan flour. Seiring berkembangnya zaman, untuk memenuhi kebutuhan akan air minum kebanyakan masyarakat beralih pada air minum isi ulang. Harganya yang murah dan sifatnya yang praktis Karena tanpa harus dimasak lagi, membuat air minum isi ulang telah banyak diminati masyarakat. (Depkes RI, 2006).
2.3.1 Air Kemasan
Air kemasaan merupakan bisnis baru di Indonesia dalam waktu yang singkat dapat merebut pasaran luas di masyarakat.Orang awam mengatakan bahwa air kemasan dinamakan air mineral,sebagai produk baru kemunculan air kemasan bersaing dengan beberapa produk minuman ringan, terutama pada masyarakat perkotaan.Pada saat ini muncul istilah air isi ulang yang harganya jauh lebih murah daripada air kemasan. Penilaian air kemasan apakah baik atau tidak oleh, pengguna yang awam,sangat perlu dibuat semacam panduan sederhana,singkat tetapi jelas sebagai cara pendahuluan yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, dibuatkan semacam panduan yang dibuat berdasarkan kriteria yang ada khusunya yang berkaitan peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan), Departemen Kesehatan,serta lembagha lain seperti APHA (American Public Health Association), IBWA, dan WHO.
Air mineraladalah air yang mengadung mineral alami dan kandungan mineralnya kurang dari 50 ppm. Kemungkinan besar bahwa kemunculan air kemasan memilki ciri khas yang tidak dapat disaingi oleh jenis air lainya. Keistimewaan air kemasan antara lain karena rasa, bau, dan warna tidak berubah rasa, warna, dan bau alami. Walaupun selama proses terhadap bahan baku air (air yang diambil dari sumbernya) kemudian ditambahkan beberpa zat kimia untuk
(40)
membunuh mikrooganisme yang mungkin ada dan membahayakan kesehatan manusia (Waluyo,2009).
Salah satu air kemasan yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak ditawar-tawar lagi.Harga yang relative tinggi pada awal produk ini diuncurkan bila dibandingkan air dri PAM/PDAM,sekarang ternyata sudah dianggap biasa.
2.3.2 Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang adalah suatu usaha yang menyediakan air minum yang di isi ulang. Menurut keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot Air Minum proses produksinya:
1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade, harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:
1. Khusus digunakan untuk air minum
2. Mudah dibersihkan serta disenfektan dan diberi pengaman 3. Harus mempunyai manhole
4. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
5. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.
(41)
2. Penyaringan bertahap terdiri :
1. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalahmenyaring partikel-partikel yang kasar.
2. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau,rasa,warna, sisa klor dari bahan organik. 3. Saringan/filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran
maksimal 10.
2.4 Desinfeksi pada air minum 1. Ozonisasi
Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen,termasuk virus. Kandungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di keamasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif di samping sangat aman (Sembiring,2008) gen di udara, diambil dan dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan berubah menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan ke dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung dalam air ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan yang penuh dengan ozon, sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati.
1. UV (ultraviolet)
Salah satu metode pengolahan air adalah dengan penyinaran sinarultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki daya anti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan absorbs oleh asam nukleat tanpa
(42)
menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi ultraviolet.
Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensistas dan waktunya cukup, tidakada residuatau hasil samping dari proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif, lampu ultraviolet (UV) harus dibersihkan secara teratur dan harus diganti paling lam satu tahun. Air yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui fiilter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, Fe atau Mn jika konsentrasinya cukup tinggi (Sembiring, 2008).
2. Reserved Osmosis (RO)
Menurut Syafran (dalam Sembiring.2008) Reversed Osmosis (RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui membran semipermeabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). membran reversed osmosis menghsilkan air murni 99.99%, fungsinya adalah untuk menyaring mikroorganisme seperti bakteri maupun virus. Analogi proses RO adalah: air yang akan disaring ditekan dengan tekanan tinggi melewati membran semipermeable sehingga yang menembus hanya air murni sedang kandungan cemaran yang semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau dibuang.
Bakteri E.colidapat mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) karena
1. Air PDAM diduga telah tercemar bakteri E.colidandapat jugamencemariAir Minum Isi Ulang (AMIU) jika pengolahannya kurang baik.
2. Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang dikonsumsi oleh penghuni Kos Smart Center hanya menggunakan pengolahan ultraviolet sederhana.
(43)
3. Galon air minum yang hanya dicuci dengan menggunakan air PDAM bukan dengan air yang telah diproses terlebih dahulu bisa saja telah mengandung bakteri E.coliyang kemudian dipakai untuk pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU)(Radji,2006).
2.4.1 Cara Pengolahan Air Minum Isi Ulang
1. Air baku dialirkan ke tabung l filter (pori-pori 0,1 mikron) guna memisahkan dari partikel fisik (debu, karat, dan lumpur) kemudian dialirkan ke granul karbon aktif guna menyerap zat kimia.
2. Air dialirkan ke blok karbon aktif (menyempurnakan fungsi granul karbon aktif) atau resin dalam air sasin (menyerap kapur dan
magnesium dalam air sadah), lalu air dialirkan ke membrane dengan bantuan popma penguat. Pada membrane ini, air mengalami reserve osmosis, yakni pemisahan air dari polutan terlarut melalui membrane berpori-pori 10-4 mikron dan membuang residu dan polutan
terlarutnya, kemudian air tersaring dialirkan ke biokeramik 3. Pada biokermik, terjadi pemecahan molekul air dengan sinar
far-infrared agar memiliki bioenergi guna meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuh.
4. Air dari biokeramik dialirkan ke magnetic-energy, tempat penyusunan molekul air supaya dihasilkan air heksagonal aktif untuk
meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuh.
5. Air dialirkan ke pascakarbon untuk menyerap bau, mengembalikan rasa, dan menghambat pertumbuhan mikrooganisme, lalu air dialirkan melalui kran angsa (F)dan siap dikonsumsi (Nesca, 2006).
(44)
2.5 Bakteri Escherichia coli
Escherichia coli mula-mula ditemukan pada 1885 dari feses seorang bayi.Hasil penelitannya membukikan bahwa Escherichia coli juga banyak ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420C, dari sekitar 100-150 gram feses yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternayata di dalamnya mengandung sekitar 3x1011(300 milyar) sel bakteri Coli. Kelompok Escherichia coli dikenal dengan sebutan kelompok bakteri Fekal (Fecal Koliform Bacteriall/FCB). Pada suatau kadar tertentu bakteri Escherichia coli terbukti dapat menyebabkan berabagai infeksi, anara lain diare, infeksi pada saluran kencing dan meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho,2006).
Escherichia coli merupakan termasuk golongan bakteri koliform, yaitu hidup di dalam saluran pencernaaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indicator keberadaan patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri koliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.Penentuan koliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positifdengan keberadaan bakteri patogen. Selainvitu mendeteksi koliform jauh lebih murah, cepat,dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri koliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Jadi koliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan koliform, artinya kualitas air semakin baik.
(45)
Terdapat tiga jenis E.coli, yaitu: E.coli enterotoksigenik (enterotoxsigenic E.coli (ETEC), E.coli Enteropatogenik (Enteropatogenic E.coli (EPEC), E.coli enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli ditemukan sekitar tahun 1970 dari srain-strain yang ada hubungannya dengan penyakit diare.starin enterotoksigenik dari E.Coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia.Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin labil (labile toxsin, LT) dan toksin stabil (stable toxin, ST).
Kondisi jumlah bakteri E.coli suatu air yang tercemar dapat diketahui karena bakteri tersebut merupakn indikator pencemaran. Level maksimum E.coli yang diperbolehkan berdasarkan Kep-02 / MENKLH/I/1988, baku mutu air laut untuk pariwisata dan rekreasi (mandi,renang dan selam) adalah < 1000rcfu/100ml. sedangkan kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran baktri E.coli di dalamnya. Kandungan bakteri E.coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1997), air untuk rekreasi jumlah maksimum yang diperkenankan setiap100ml adalah 1000 koloni, air untuk kolam renang 20 koloni, dan air minum 0 koloni. Standar jumlah total bakteri E.coli yang sesuai dengan Permenkes No. 414/PERMENKES/PER/IX/1990 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 10 koloni total bakteri E.coli. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya, dimaksudkan untuk mengetahui adaa tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit, penghasi tpenyakit, penghasil toksin, dan penyebab pencemaran air (Suriawiria, 1996). 2.5.1 Metode Most Probable Number (MPN)
(46)
Metode Most Probable Number (MPN) telah dibuktikan sangat baik untuk memperkirakan pupulasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang sangat sedikit dalam makanan at air. Selain E.coli, metode MPN juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroba salmonella, staphylococcus, dan fecal koliform lainnya. Metode MPN didasarkan pada pembagian sampel menjadi pengenceran.Lazimnya digunakan 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap pengenceran. Akan baik jika diperoleh semua tabung dengan pengenceran rendah menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan pengenceran tinggi menunjukkan adanya pertumbuhan (Nugroho,2006).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).Dalam uji tahap pertama, keberadaan Koliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan.Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Koliform dalam sampel (Lim, 1998).
Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan sampel air harus dilakukan dengan cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Pengunaan alat-alat, media dan reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan bakteri yang ditentukan.Pengenceran sampel dengan menggunakan MPN identik dengan prosedur untuk perhitungn koloni.Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/ 100ml ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN.
Jumlah sel yang sebenarnya/ml sampel, dengan rumus
Nilai MPN X 10
(47)
Jika tersedia table MPN maka secara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penentuan nilai MPN/100 ml (Nugroho,2006):
jumlah tabung hasil positf x 100
(jumlah ml tabung hasil negatif)x (jumlah ml seluruh tabung digunakan)
1. Uji Perkiran
Tabung uji medium harus yang mengandung laktosa diinokulasi bersama cuplikan air yang jumlahnya telah diukur.Tabung ini juga berisi tabung kecil yang terbalik untuk menangkap gas yang terjadi dan indikator asam basa untuk memperlihatkan apakah terbentuk asam. Karena E.coli dapat memfermentasi laktosa, adanya asam dan gas dalam tabung yang terinokulasi setalah 48 jam inkubasi pada suhu 350C adalah suatu bukti perkiraan untuk adanya E.coli dan, dengan demikian kontaminasi kotoran. Jika laktosa tidak difermentasi, diasumsi bahwa E.coli tidak ada dan, berarti, air itu bebas dari kontaminasi kotoran. Akan tetapi fermentasi laktosa mungkin terjadi karena organisme nonenterik; oleh karena itu perlu mengidentifikasi E.coli secara pasti apakah ada dalam laktosa yang difermentasi.
Dapat diperoleh ukuran semikuantitatif jumalah organisme yang memfermentasi laktosa dengan jalan, untuk setiap cuplikan air, 5 tabung laktosa diinokulasi dengan 0,1 ml cuplikan, 5 lainnya dengan 1,0 ml, dan 5 lainnya 10,0 ml cuplikan air. Berdasarkan berpa banyak masing-masing laktosa menunjukkan pembentukan asam dan gas setelah 48 jam. (Volk,1989)
Untuk analisis dalam uji perkiraan digunakan Lactose Broth, sedangkan untuk contoh lainnya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, digunakan Brilliant Green Bile Broth (BGLB). Bakteri asam laktat dapat memfermpementasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan
(48)
pembacaan uji positf yang salah.Brilliant Green Bile Broth (BGLB) merupakan medium selektif yang mengandung garam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram negatif termasuk koliform (Fardiaz, 1992)
2. Uji Penegasan
Semua tabung yang mengandung gas dalam laktosa harus diperikasa ulang untuk meyakinkan bahwa gas itu dihasilakan fermentasi laktosa oleh organisme enteric.Hal ini dilakukan dengan memindahkan medium sebanyak satu lingkaran dari tabung dalam uji perkiraan yang menunjukkam gas ke dalam tabumg fermentasi yang berisi laktosa yang hijau berkilauan. Zat warna hijau akan menghambat perumbuhan organismegram positif dan, akibatnya, memilih unuk pertumbuhan organisme enteric. Tabung lalu diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam, dan pembentukan gas dalam jumlah berapa saja dalam tabung terbalik dari tabung fermentasi memastikan adnya koliform (Volk, 1989).
Dengan menggunakan jarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing=masing diinokulasikan pada agar dengan cara goresan (Fardiaz, 1992).
Terbentuknya gas dalam Lactose broth tidak selalu menunjukkan jumlah bakteri koli karena mikroba lainnya juga ada yang memfermentasi lactose dengan membentuk gas, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan uji pelengkap pada agar EMBA (eosin methylene blue agar) dengan menggunakan jarum ose contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing diinokulasikan pada agar cawan EMBA dengan cara goresan kuadran. Semua cawan
(49)
masing-masing pengenceran yang menunjukkan adanya koliform dihitung (Sembiring,2008).
3. Uji Pelengkap
Uji pelengkap setiap tabung laktosa hijau berkilauan yang menunjukkan pembentukan gas digoreskan pada cawan.Endo atau eosin biru metilen untuk memberikan koloni terisolasi yang nyata.Dari suspens bakteri tersebut diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose kedalam tabung berisi lactose broth dan tabung durham dan digoreskan pada agar miring Nutrien Agar (NA). Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C, koloni yang kelihatannya koliform dipindahkan kemiringan dan fermentasi laktosa. Koloni koliform yang khas akan berwarna hijau metalik; akan tetapi koloni mukoid yang berwarna merah jambu juga harus dipindahkan. Pembentukan gas dalam laktosa dan demonstrasi Batang gram negatif yang tidak membentuk spora pada miringan agar merupakan uji koliform positif untukkehadiran bakteri koliform.Koloni yang menunjukkan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang dan membentuk gas di dalam lactose broth merupakan uji lengkap adanya koliform (Volk, 1989).
(50)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman, hewan maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan air bersih terutama air minum. Selama ini kebutuhan akan air dipenuhi dari berbagai sumber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegunungan dan air laut yang diolah sedemikian rupa dan ditawarkan sebagai bahan baku air. Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk. Masalah utama yang harus di-hadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Radji,2006).
Pentingnya persedian air layak minum (air minum) tidak dapat dikesampingkan.Dengan meningkatnya industrilisasi, sumber-sumber air yang tersedia untuk konsumsi dan rekreasi telah tercemari oleh limbah industri serta kotoran manusia dan hewan.Akibatnya, air kini menjadi faktor penyebaran penyakit yang tidak dapat diabaikan.Air yang tercemar mengandung bahan yang merupakan sumber sejumlah besar bahan yang merupakan sumber nutrisi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.Keberadaan organisme nonpatogen tidak menjadi fokus utama, tetapi kontaminan yang berasal dari feses (kotoran manusia/hewan).Analisa
(51)
sampel air secara rutin tidak mungkin dapat dilakukan untuk semua patogen yang mungkin ada, pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya Escherichia Coli,bakteri yang mengindikasikan pencemaran oleh feses (kotoran manusia/hewan)(Cappucino,2013).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan.Hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia.Penyakit asal-air terjadi karena meminum air tercemar, sebenarnya sumber infeksi itu bukan airnya, melainkan tinja yang berasal dari manusia (atau hewan) yang telah mencemari air tersebut.Tinja tersebut mengandung patogen entirik bila berasal dari orang sakit atau penular penyakit.Pemindahan organisme penyakit asal-air dapat terjadi secara langsung. Misalanya pemindahan organisme dapat terjadi dari elstral penderita mulut orang lain lewat tangan atau benda-benda yang secara potensial tercemari mikroorganisme patogenik (Pelczar,1998).
Escherichia coli banyak di temukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa atau hewan-hewan berdarah panas.Bila dalam sumber air ditemukan bakteri E.colimaka dapat menjadi indikasi bahwa air telah mengalami pencemran oleh feses manusia atau hewan-hewan berdarah panas. Pencemaran materi fekal sangat tidak diharapkan, pada suatu kadar tertentu, bakteri E.coli dapat menyebabkan berbagai infeksi, antara lain diare, infeksi pada saluran kencing meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho, 2006).
(52)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis Escherichia Coli pada air minum isi ulang adalah untuk mengetahui apakah air minum isi ulang yang diperiksa memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pemeriksaan bakteri Escherichia Coli pada air minum ulang adalah agar dapat mengetahui bahwa air minum isi ulang yang diperiksa memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.
(53)
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia Coli PADA AIR MINUM ISI DARI KABUPATEN BALIGE MENGGUNAKA METODE MPN (MOST
PROBABLE NUMBER) ABSTRAK
Air materi esensial di dalam kehidupan.Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Penyebaran penyakit dapat melalui air.Pencemaran air dapat disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang.Menurutbeberapapenelitiansebelumnya, banyak depot air minumisi
ulang yang memproduksi air tidaksesuaidenganpersyaratansecaramikrobiologitersebut.Pengujianinibertujuanun
tukmengetahuibakteriEscherichia Coli yang mencemari air minumisiulangdariKabupaten BALIGE masihmemenuhi persyaratan air minumatautidak.JumlahEscherichia Coli yang terdapatpada air minumisiulang yang di periksa di BTKLPP Medan.Hasil analisa menunjukkan bahwa air minum isi ulang yang diperiksa mengandung bakteriEscherichia Coli dengan MPN (Most Probable Number)7.8.Hasilinitidakmemenuhihasil persyaratankarenamelewati batas yang diperbolehkanPeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 492/MENKES/IV 2010 bahawakadarmaksimum yang di perbolehkanoleh parameter Escherichia Coli pada air minumadalah 0.
Kata kunci :AirMinum Isi Ulang,bakteri Escherichia Coli, MPN (Most Probable Number).
(54)
PEMERIKSAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR
MINUM DARI KABUPATEN BALIGE MENGGUNAKAN
METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER)
TUGAS AKHIR
OLEH:
CHRISSILLIA TERESA
NIM 132410021
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(55)
(56)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunian-Nya agar penulis dapat menyelesaikan tugasa khir ini yang berjudul “Pemeriksaan bakteri Escherichia Coli pada Air Minum dari Kabupaten Balige Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number).
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analisis Farmasi danMakanan.Tugas akhir ini disusun berdasarkan apa yang penulis lakukan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Medan.
Dalam penulisan TugasAkhir ini, penulis banyak mendapatkan arahan, bimbingan, saran maupun petunjuk dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Masfria M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Imam Bagus Sumantri, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan.
4. Ibu Dr. Dra. Indah Anggraini, M.Si. selaku kepala BTKL PP Kelas I Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL
(57)
5. Ibu Rumanti Siahaan, SKM., M.Kes. beserta seluruh Staf dan Pegawai Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL & PP) Kelas I Medan.
6. Buat abang dan kakak tersayang yaitu Paulus bernandes, Debbie Jessica Sary
7. Buat teman-teman seangkatan Diploma III Analis Farmasi dan Makanan 2013 yang berjuang bersama dari awal hingga saat ini.
8. Sahabat-sahabat semasa kuliah penulis yaitu Delapan Gadis (Wirda, Uta, Esti, Lano, Dila, Novita, Dwi), Nova Rani, Naldo. Afif, Dan Edy Suranta Sihaloho, Maria sembiring, Lia Brahmana, geng next Holiday.
Terakhir dan teristimewa, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yaitu Ayah anda tercinta Drs. Kasta Brahmana dan tersayang AniSary Purba yang paling berpedoman kuat dalam hidup penulis sampai saat ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih karena kedua orang tua memberikan pengaruh, dukungan, doa dan semangat yang besar serta memberikan materil yang sangatl uar biasa sehingga penulis semangat untuk menyelesaikan tugas ini dan akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
Semoga kebaikan dan kemurahan hati Bapak/ibu dan saudara/I sekalian yang telah meluangkan waktu dan pemikiran serta memberikan motivasi kepada kami mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
(58)
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, penulis ucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2016 Penulis,
CHRISSILLIATERESA NIM 132410021
(59)
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia Coli PADA AIR MINUM ISI DARI KABUPATEN BALIGE MENGGUNAKA METODE MPN (MOST
PROBABLE NUMBER) ABSTRAK
Air materi esensial di dalam kehidupan.Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Penyebaran penyakit dapat melalui air.Pencemaran air dapat disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang.Menurutbeberapapenelitiansebelumnya, banyak depot air minumisi
ulang yang memproduksi air tidaksesuaidenganpersyaratansecaramikrobiologitersebut.Pengujianinibertujuanun
tukmengetahuibakteriEscherichia Coli yang mencemari air minumisiulangdariKabupaten BALIGE masihmemenuhi persyaratan air minumatautidak.JumlahEscherichia Coli yang terdapatpada air minumisiulang yang di periksa di BTKLPP Medan.Hasil analisa menunjukkan bahwa air minum isi ulang yang diperiksa mengandung bakteriEscherichia Coli dengan MPN (Most Probable Number)7.8.Hasilinitidakmemenuhihasil persyaratankarenamelewati batas yang diperbolehkanPeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 492/MENKES/IV 2010 bahawakadarmaksimum yang di perbolehkanoleh parameter Escherichia Coli pada air minumadalah 0.
Kata kunci :AirMinum Isi Ulang,bakteri Escherichia Coli, MPN (Most Probable Number).
(60)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Air ... 4
2.1.1 Sumber Air ... 4
2.1.2 KriteriaKualitas Air ... 6
2.1.3 Pencemaran Air ... 9
2.2 PerlindunganKualitas Air ... 11
2.2.1 Asal Air ... 12
2.2.2 PenyakitMelalui Air ... 13
2.3 Air MInum ... 14
2.3.1 Air Kemasan... 15
2.3.2 Air Minum Isi Ulang ... 16
2.4 Desinfeksipada Air Minum ... 17
(61)
2.5 BakteriEscherichia Coli ... 20
2.5.1 MetodeMost Probable Number ... 21
BAB III METODE PENGUJIAN ... 26
3.1 Tempat... 26
3.2 Sampel, Alat, danBahan ... 26
3.2.1 Sampel ... 26
3.2.2 Alat ... 26
3.2.Bahan ... 26
3.3 Prosedur ... 27
3.3.1 Pembuatan Media ... 27
3.4 UjiPendugaan ... 28
3.4.1 UjiPenegasan ... 28
3.5 Persyaratan ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Hasil ... 30
4.2 Pembahasan ... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
4.1 Kesimpulan ... 32
4.1 Saran ... 32
(62)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
(63)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Flowsheet ... 35
2 Permenkes RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 ... 42
3 Tabel MPN ... 45
4 Gambar Media ... 47
5 Gambar Sampel ... 48
6 Gambar Alat ... 49
7 Gambar Alat Sterilisasi ... 50
8 Gambar Hasil Uji ... 50
(1)
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, penulis ucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2016 Penulis,
CHRISSILLIATERESA NIM 132410021
(2)
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia Coli PADA AIR MINUM ISI DARI KABUPATEN BALIGE MENGGUNAKA METODE MPN (MOST
PROBABLE NUMBER) ABSTRAK
Air materi esensial di dalam kehidupan.Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Penyebaran penyakit dapat melalui air.Pencemaran air dapat disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang.Menurutbeberapapenelitiansebelumnya, banyak depot air minumisi
ulang yang memproduksi air tidaksesuaidenganpersyaratansecaramikrobiologitersebut.Pengujianinibertujuanun
tukmengetahuibakteriEscherichia Coli yang mencemari air
minumisiulangdariKabupaten BALIGE masihmemenuhi persyaratan air minumatautidak.JumlahEscherichia Coli yang terdapatpada air minumisiulang yang di periksa di BTKLPP Medan.Hasil analisa menunjukkan bahwa air minum isi ulang yang diperiksa mengandung bakteriEscherichia Coli dengan MPN (Most Probable Number)7.8.Hasilinitidakmemenuhihasil persyaratankarenamelewati batas yang diperbolehkanPeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 492/MENKES/IV 2010 bahawakadarmaksimum yang di perbolehkanoleh parameter Escherichia Coli pada air minumadalah 0.
Kata kunci :AirMinum Isi Ulang,bakteri Escherichia Coli, MPN (Most Probable Number).
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Air ... 4
2.1.1 Sumber Air ... 4
2.1.2 KriteriaKualitas Air ... 6
2.1.3 Pencemaran Air ... 9
2.2 PerlindunganKualitas Air ... 11
2.2.1 Asal Air ... 12
(4)
2.5 BakteriEscherichia Coli ... 20
2.5.1 MetodeMost Probable Number ... 21
BAB III METODE PENGUJIAN ... 26
3.1 Tempat... 26
3.2 Sampel, Alat, danBahan ... 26
3.2.1 Sampel ... 26
3.2.2 Alat ... 26
3.2.Bahan ... 26
3.3 Prosedur ... 27
3.3.1 Pembuatan Media ... 27
3.4 UjiPendugaan ... 28
3.4.1 UjiPenegasan ... 28
3.5 Persyaratan ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Hasil ... 30
4.2 Pembahasan ... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
4.1 Kesimpulan ... 32
4.1 Saran ... 32
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Flowsheet ... 35
2 Permenkes RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 ... 42
3 Tabel MPN ... 45
4 Gambar Media ... 47
5 Gambar Sampel ... 48
6 Gambar Alat ... 49
7 Gambar Alat Sterilisasi ... 50
8 Gambar Hasil Uji ... 50