Prevalensi Kista Ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2012 – Desember 2013 Chapter III VI
23
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:
Prevalensi:
Data Demografi
Usia Menarche
Paritas
Kista Ovarium
Penggunaan Kontrasepsi
Jenis
Histopatologi
Letak
Tata Laksana
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Defenisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Prevalensi Kista Ovarium
Prevalensi adalah proporsi subyek yang menderita kista ovarium pada suatu
waktu tertentu (kasus lama dan kasus baru).
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: Jumlah penderita kista ovarium
Skala Ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
24
3.2.2 Usia
Usia adalah umur pasien saat didiagnosis menderita kista ovarium yang
tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan dan
dinyatakan dalam tahun.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. 0-19 tahun
b. 20-51 tahun
c. >51 tahun
Skala ukur
: Ordinal
3.2.3 Usia Menarche
Usia menarche adalah umur pasien saat menstruasi pertama yang tercatat
dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan dan dinyatakan
dalam tahun.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. ≤ 14 tahun
b. ≥15 tahun
Skala ukur
: Ordinal
3.2.4 Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan bayi yang mampu
hidup diluar rahim dan tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam
Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Universitas Sumatera Utara
25
Hasil ukur
: a. Nullipara, yaitu wanita yang belum
pernah melahirkan sama sekali
b. Primipara, yaitu wanita yang telah
pernah melahirkan sebanyak satu kali
c. Multipara, yaitu wanita yang telah
melahirkan sebanyak 2-5 kali
d. Grandemultipara, yaitu wanita yang telah
melahirkan sebanyak enam kali/lebih
Skala ukur
: Ordinal
3.2 6 Penggunaan Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi adalah pemakaian obat pil oleh wanita sebagai
usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dan tercatat dalam data rekam medik
di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Menggunakan kontrasepsi
b. Tidak menggunakan kontrasepsi
Skala ukur
: Nominal
3.2.7 Jenis Kista Ovarium
Jenis kista ovarium adalah klasifikasi kista ovarium, yaitu neoplastik atau
non-neoplastik yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik
Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Kista ovarium fungsional
b. Kista ovarium patologis
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
26
3.2.8 Histopatologi Kista Ovarium
Histopatologi kista ovarium adalah diagnosis kista ovarium secara
mikroskopis sel dan jaringan yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji
Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Kista folikular
b. Kista teka lutein
c. Luteoma kehamilan
d. Kista korpus luteum
e. Kista endometriosis
f. Kista Stein-Leventhal
g. Kista dermoid
h. Kistadenoma ovarii musinosum
i. Kistadenoma ovarii serosum
j. Kistoma ovarii simpleks
k. Kista jenis lain
Skala ukur
: Nominal
3.2.9 Letak Kista Ovarium
Letak kista ovarium adalah lokasi ditemukaanya kista ovarium yang tercatat
dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Ovarium kiri
b. Ovarium kanan
c. Ovarium kiri dan kanan
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
27
3.2.10 Tatalaksana Kista ovarium
Tatalaksana kista ovarium adalah penanganan yang diberikan kepada pasien
dengan kista ovarium dan tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam
Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Watchful waiting
b. Pil kontrasepsi
c. Laparaskopi
d. Laparatomi
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif observasional
dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel bebas (faktor risiko) dan
variabel tergantung dinilai secara simultan pada suatu saat tertentu yang tidak
memerlukan
follow-up
(Sastroasmoro
&
Ismael,
2011).
Penelitian
ini
mendeskripsikan prevalensi kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2012 sampai Desember 2013.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai
dengan November 2014.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Penentuan
lokasi ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik
Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan wilayah
pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis kista
ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi yang didapat dari rekam medis sebagai data sekunder mulai dari
Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi
(Total Sampling).
Universitas Sumatera Utara
29
• Kriteria inklusi
: a. Diagnosis penyakit kista ovarium jinak.
b. Data rekam medis pada bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Desember 2013.
c. Data rekam medis yang lengkap.
• Kriteria eksklusi
: a. Diagnosis penyakit kista ovarium ganas (kanker
ovarium).
b. Data rekam medis yang tidak diantara bulan
Januari 2012 sampai bulan Desember 2013.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yaitu
data rekam medik dengan kasus kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2013.
4.5 Pengelolaan dan Analisis Data
Tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah:
a. Editing, yaitu mengkoreksi data yang tidak jelas agar bila terjadi
kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terihat dan segera
dilakukan perbaikan.
b. Coding, yaitu memberi kode pada check list sesuai data pada catatan
medik pasien.
c. Tabulating, yaitu memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam
tabel sesuai dengan kriteria.
Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program Statistical
Product for the Social Sciences (SPSS). Dalam penelitian ini, data adalah
berbentuk kategorik dan akan dianalisis secara deskriptif. Data akan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang
terletak di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan
Medan Tuntungan. Rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A
sejak tahun 1990 berdasarkan SK Menkes No. 335/ Menkes/ SK/ 7/ 1990. Selain
itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga ditetapkan sebagai pusat rujukan
wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera utara, Aceh, Sumatera
Barat, dan Riau sehingga pasien yang datang memiliki latar belakang dan riwayat
medis yang bervariasi. Sebagai rumah sakit kelas A dan pusat rujukan, rumah
sakit ini memiliki cukup banyak tenaga medis dan fasilitas penunjang yang cukup
lengkap. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki ruangan Instalasi Rekam
Medik sebagai unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan rekam medis. Di ruangan inilah peneliti
mengambil data penelitian.
Penelitian dilakukan terhadap 138 sampel yang didiagnosis awal menderita
kista ovarium dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Data
diperoleh dengan melihat rekam medis yang tersimpan di Instalasi Rekam Medis
RSUP Haji Adam Malik, Medan.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Individu
Jumlah sampel awal yang direncanakan dalam penelitian ini adalah 138
orang. Sampel dipilih dengan melihat rekam medis yang tertulis bahwa diagnosis
awal adalah kista ovarium. Tetapi, hanya 91sampel yang masuk dalam kriteria
inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu: diagnosis kista ovarium jinak
pada data rekam medis bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 dan
memiliki data yang lengkap. Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
31
Sampel Penelitian
Jumlah = 138
Memenuhi kriteria
Tidak memenuhi kriteria
1. Kista Ovarium Jinak
2. Data lengkap
Jumlah = 91 orang
1. Kanker ovarium (18
orang)
2. Data tidak lengkap
(29 orang)
Jumlah = 47 orang
Tidak dilanjutkan ke
penelitian
Dilanjutkan ke penelitian
Gambar 5.1 Alur Penghitungan Sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok usia, kelompok
usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok 20-51 tahun yaitu
sebanyak 65 orang (71,4%). Sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah
penderita kista ovarium adalah kelompok usia >51 tahun yaitu sebanyak 10 orang
(11%). Sementara itu, distribusi pasien kista ovarium berdasarkan pendidikan
terbanyak dijumpai pada SLTA/ sederajat sebanyak 39 orang (42,9%);
berdasarkan pekerjaan terbanyak dijumpai sebagai ibu rumah tangga, yaitu 40
orang (44,0%). Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan usia dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Data
Demografi
Data Demografi
Usia
0-19
20-51
>51
Pendidikan
Tidak Tamat SD
Tamat SD/ Sederajat
Tamat SLTP/ Sederajat
Tamat SLTA/ Sederajat
Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Lain- Lain
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16
65
10
17,6
71,4
11
1
20
22
39
9
1,1
22,0
24,2
42,9
9,9
40
19
10
3
4
44,0
20,9
11,0
3,3
4,4
5.1.3 Distribusi Pasien Kista Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko
5.1.3.1 Usia Menarche
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan usia menarche
dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Usia
Menarche
Kelompok Usia Menarche
(tahun)
Frekuensi (n)
Persentase (%)
≤14
75
82,4
≥15
16
17,6
Total
91
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan usia menarche, diperoleh
75 orang (82,4%) pasien kista ovarium mengalami menstruasi pertama
(menarche) pada usia ≤14 tahun, sedangkan 16 orang (17,6%) mengalaminya
pada usia lebih dari 14 tahun.
Universitas Sumatera Utara
33
5.1.3.2 Paritas
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan paritas dapat dilihat
pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Paritas
Paritas
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Nullipara
47
51,6
Primipara
11
12,1
Multipara
29
31,9
Grandemultipara
4
4,4
Total
91
100
Hasil penelitian berdasarkan paritas menunjukkan bahwa 47 orang (51,6%)
pasien dengan kista ovarium belum pernah melahirkan, 11 orang (12,1%)
melahirkan sekali, 29 orang (31,9%) telah melahirkan sebanyak dua sampai lima
kali, sementara hanya 4 orang (4,4%) pasien yang sudah melahirkan lebih dari lima
kali.
5.1.3.3 Penggunaan Kontrasepsi
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan penggunaan
kontrasepsi dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Penggunaan Kontrasepsi
Penggunaan Kontrasepsi
Ya
Tidak
Total
Frekuensi (n)
15
76
91
Persentase (%)
16,5
83,5
100
Hasil penelitian berdasarkan penggunaan kontrasepsi menunjukkan bahwa
sebanyak 76 orang (83,5%) pasien kista ovarium tidak pernah menggunakan
kontrasepsi sebelumnya, sedangkan 15 orang (16,5%) pernah atau sedang
menggunakan kontrasepsi.
Universitas Sumatera Utara
34
5.1.4 Distribusi Pasien Kista Ovarium Berdasarkan Status Kista Ovarium
5.1.4.1 Jenis Kista Ovarium
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan jenis kista ovarium
dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Jenis Kista Ovarium
Jenis Kista Ovarium
Fungsional
Patologi
Total
Frekuensi (n)
25
66
91
Persentase (%)
27,5
72,5
100
Hasil penelitian berdasarkan jenis kita ovarium menunjukkan bahwa 66
orang (72,5%) menderita kista ovarium patologi sedangkan 25 orang (27,5%)
mendapatkan kista ovarium yang fungsional.
5.1.4.2 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Histopatologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan histopatologi 33 orang
(36,3%) adalah kistadenoma ovarii serosum. Yang menempati urutan kedua
terbanyak adalah kistadenoma ovarii musinosum, yaitu sebanyak 25 orang
(27,5%) sedangkan yang paling sedikit adalah kista teka lutein sebanyak 3 orang
(3,3%). Pada penelitian ini, tidak dijumpai adanya kista korpus luteum, luteoma
kehamilan, dan kista Stein-Leventhal. Data mengenai distribusi frekuensi pasien
berdasarkan histopatologi dapat dilihat pada tabel 5.6.
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Histopatologi
Histopatologi
Kista folikular
Kista teka lutein
Kista endometriosis
Kista dermoid
Kistadenoma ovarii musinosum
Kistadenoma ovarii serosum
Kistoma ovarii simpleks
Total
Frekuensi (n)
4
3
18
4
25
33
4
91
Persentase (%)
4,4
3,3
19,8
4,4
27,5
36,3
4,4
100
5.1.4.3 Letak Kista Ovarium
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan letak kista ovarium
dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Letak Kista Ovarium
Letak Kista Ovarium
Kanan
Kiri
Bilateral
Total
Frekuensi (n)
44
38
9
91
Persentase (%)
48,4
41,8
9,9
100
Penelitian ini juga turut menilai letak kista di ovarium. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, kista ovarium terbanyak dijumpai di ovarium
kanan yaitu sebanyak 44 orang (48,4%) kemudian di ovarium kiri sebanyak 38
orang (41,8%) sedangkan yang paling sedikit dijumpai pada kedua ovarium
(bilateral) berjumlah 9 orang (9,9%).
Universitas Sumatera Utara
36
5.1.4.4 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Tatalaksana
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan tatalaksana kista
ovarium dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Tatalaksana Kista Ovarium
Tatalaksana
Watchful and waiting
Laparaskopi
Laparatomi
Total
Frekuensi (n)
9
32
50
91
Persentase (%)
9,9
35,2
54,9
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tatalaksana paling banyak yang
diberikan adalah laparatomi, yaitu sebanyak 50 orang (54,9%) sedangkan yang
paling sedikit adalah watchful and waiting sebanyak 9 orang (9,9%). Pemakaian
pil kontrasepsi sebagai tatalaksana tidak dijumpai pada penelitian ini.
5.1.5 Prevalensi Kista Ovarium Terhadap Seluruh Kasus Tumor Ovarium
Jumlah kasus kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan periode
Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 120 kasus.
Prevalensi kista ovarium terhadap seluruh kasus tumor ovarium di RSUP
Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2012 – Desember 2013:
Prevalensi
= x/y X 100%
= 120/985
X
100%
=12,18%
Keterangan :
x = jumlah kasus kista ovarium
y = jumlah kasus tumor ovarium
Sesuai dengan perhitungan diatas, maka prevalensi kista ovarium terhadap
seluruh kasus tumor ovarium di RSUP Haji Adam Malik, Medan Periode Januari
2012 – Desember 2013 adalah 12,18%.
Universitas Sumatera Utara
37
5.2 Pembahasan
5.2.1 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Data Demografi
Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kelompok usia yang
terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok 20-51 tahun yaitu sebanyak
65 orang (71,4%). Sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah penderita
kista ovarium adalah kelompok usia >51 tahun yaitu sebanyak 10 orang (11%).
Kista ovarium ditemukan paling banyak pada kelompok wanita usia subur dimana
organ reproduksi wanita seperti ovarium sudah matang dan dapat berfungsi
dengan baik. Hal ini juga tidak lepas dari peran hormon yang mempengaruhi
proses yang terjadi di ovarium seperti: pertumbuhan folikel, atresia folikel sampai
proses ovulasi. Kelainan yang terjadi pada tahapan-tahapan ini, seperti: folikel
graaf yang tidak ruptur, pembentukan berlebihan androgen, kadar LH yang tinggi,
kadar FSH yang rendah dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium.
Pada penelitian yang telah dilakukan di Departemen Patologi Universitas
King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia diperoleh data bahwa kelompok usia yang
terbanyak menderita kista ovarium jinak adalah kelompok usia 20-51 tahun yaitu
sebanyak 213 orang (76,6%), selanjutnya adalah kelompok usia >51 tahun yaitu
sebanyak 34 orang (12,2%), dan kelompok usia 0-19 tahun sebanyak 31 orang
(11,6%) (Abdullah dan Bondagji, 2012). Sementara itu, penelitian yang telah
dilakukan di Departemen Patologi Chitwan Medical College, Nepal diperoleh data
bahwa kelompok usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok
usia 21-50 tahun yaitu sebanyak 115 orang (76,67%) (Maharjan, 2013).
Distribusi kista ovarium berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah
tamat SLTA, SLTP, dan SD. Sedangkan berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah
ibu rumah tangga. Hal ini dikaitkan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang
kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
38
5.2.2 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko
5.2.2.1 Usia Menarche
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan usia menarche,
diperoleh 75 orang (82,4%) pasien kista ovarium mengalami menstruasi pertama
(menarche) pada usia ≤14 tahun, sedangkan 16 orang (17,6%) mengalaminya
pada usia lebih dari 14 tahun. Dalam tahapan pertumbuhan folikel, sel sel
granulosa di bawah pengaruh FSH akan menyintesis enzim aromatase yang
mengubah androstenedion yang dihasilkan oleh sel sel teka interna menjadi
estrogen. Estrogen ini kembali menuju stroma yang mengelilingi folikel,
memasuki pembuluh darah dan tersebar ke seluruh tubuh. Ketika kadar estrogen
tinggi di dalam sirkulasi, terjadi lonjakan kadar LH yang akan menstimulasi
ovulasi. Pada mereka dengan menarche yang lebih awal mengalami lebih banyak
tahapan pertumbuhan folikel dan ovulasi sehingga lebih rentan menderita kista
ovarium dibandingkan mereka dengan menarche >14 tahun.
Pada wanita usia remaja, faktor resiko seperti menstruasi pertama
(menarche) yang datang lebih awal, siklus menstruasi yang panjang atau
oligomenorrhea dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kista ovarium.
Kebalikannya, resiko akan turun jika menstruasi pertama muncul diatas usia 14
tahun, siklus pendek dan teratur (
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:
Prevalensi:
Data Demografi
Usia Menarche
Paritas
Kista Ovarium
Penggunaan Kontrasepsi
Jenis
Histopatologi
Letak
Tata Laksana
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Defenisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Prevalensi Kista Ovarium
Prevalensi adalah proporsi subyek yang menderita kista ovarium pada suatu
waktu tertentu (kasus lama dan kasus baru).
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: Jumlah penderita kista ovarium
Skala Ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
24
3.2.2 Usia
Usia adalah umur pasien saat didiagnosis menderita kista ovarium yang
tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan dan
dinyatakan dalam tahun.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. 0-19 tahun
b. 20-51 tahun
c. >51 tahun
Skala ukur
: Ordinal
3.2.3 Usia Menarche
Usia menarche adalah umur pasien saat menstruasi pertama yang tercatat
dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan dan dinyatakan
dalam tahun.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. ≤ 14 tahun
b. ≥15 tahun
Skala ukur
: Ordinal
3.2.4 Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan bayi yang mampu
hidup diluar rahim dan tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam
Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Universitas Sumatera Utara
25
Hasil ukur
: a. Nullipara, yaitu wanita yang belum
pernah melahirkan sama sekali
b. Primipara, yaitu wanita yang telah
pernah melahirkan sebanyak satu kali
c. Multipara, yaitu wanita yang telah
melahirkan sebanyak 2-5 kali
d. Grandemultipara, yaitu wanita yang telah
melahirkan sebanyak enam kali/lebih
Skala ukur
: Ordinal
3.2 6 Penggunaan Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi adalah pemakaian obat pil oleh wanita sebagai
usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dan tercatat dalam data rekam medik
di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Menggunakan kontrasepsi
b. Tidak menggunakan kontrasepsi
Skala ukur
: Nominal
3.2.7 Jenis Kista Ovarium
Jenis kista ovarium adalah klasifikasi kista ovarium, yaitu neoplastik atau
non-neoplastik yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik
Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Kista ovarium fungsional
b. Kista ovarium patologis
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
26
3.2.8 Histopatologi Kista Ovarium
Histopatologi kista ovarium adalah diagnosis kista ovarium secara
mikroskopis sel dan jaringan yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji
Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Kista folikular
b. Kista teka lutein
c. Luteoma kehamilan
d. Kista korpus luteum
e. Kista endometriosis
f. Kista Stein-Leventhal
g. Kista dermoid
h. Kistadenoma ovarii musinosum
i. Kistadenoma ovarii serosum
j. Kistoma ovarii simpleks
k. Kista jenis lain
Skala ukur
: Nominal
3.2.9 Letak Kista Ovarium
Letak kista ovarium adalah lokasi ditemukaanya kista ovarium yang tercatat
dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Ovarium kiri
b. Ovarium kanan
c. Ovarium kiri dan kanan
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
27
3.2.10 Tatalaksana Kista ovarium
Tatalaksana kista ovarium adalah penanganan yang diberikan kepada pasien
dengan kista ovarium dan tercatat dalam data rekam medik di RSUP. Haji Adam
Malik Medan.
Cara ukur
: Observasi data sekunder
Alat ukur
: Data rekam medis
Hasil ukur
: a. Watchful waiting
b. Pil kontrasepsi
c. Laparaskopi
d. Laparatomi
Skala ukur
: Nominal
Universitas Sumatera Utara
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif observasional
dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel bebas (faktor risiko) dan
variabel tergantung dinilai secara simultan pada suatu saat tertentu yang tidak
memerlukan
follow-up
(Sastroasmoro
&
Ismael,
2011).
Penelitian
ini
mendeskripsikan prevalensi kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2012 sampai Desember 2013.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai
dengan November 2014.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Penentuan
lokasi ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik
Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan wilayah
pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis kista
ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi yang didapat dari rekam medis sebagai data sekunder mulai dari
Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi
(Total Sampling).
Universitas Sumatera Utara
29
• Kriteria inklusi
: a. Diagnosis penyakit kista ovarium jinak.
b. Data rekam medis pada bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Desember 2013.
c. Data rekam medis yang lengkap.
• Kriteria eksklusi
: a. Diagnosis penyakit kista ovarium ganas (kanker
ovarium).
b. Data rekam medis yang tidak diantara bulan
Januari 2012 sampai bulan Desember 2013.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yaitu
data rekam medik dengan kasus kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2013.
4.5 Pengelolaan dan Analisis Data
Tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah:
a. Editing, yaitu mengkoreksi data yang tidak jelas agar bila terjadi
kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terihat dan segera
dilakukan perbaikan.
b. Coding, yaitu memberi kode pada check list sesuai data pada catatan
medik pasien.
c. Tabulating, yaitu memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam
tabel sesuai dengan kriteria.
Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program Statistical
Product for the Social Sciences (SPSS). Dalam penelitian ini, data adalah
berbentuk kategorik dan akan dianalisis secara deskriptif. Data akan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang
terletak di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan
Medan Tuntungan. Rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A
sejak tahun 1990 berdasarkan SK Menkes No. 335/ Menkes/ SK/ 7/ 1990. Selain
itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga ditetapkan sebagai pusat rujukan
wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera utara, Aceh, Sumatera
Barat, dan Riau sehingga pasien yang datang memiliki latar belakang dan riwayat
medis yang bervariasi. Sebagai rumah sakit kelas A dan pusat rujukan, rumah
sakit ini memiliki cukup banyak tenaga medis dan fasilitas penunjang yang cukup
lengkap. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki ruangan Instalasi Rekam
Medik sebagai unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan rekam medis. Di ruangan inilah peneliti
mengambil data penelitian.
Penelitian dilakukan terhadap 138 sampel yang didiagnosis awal menderita
kista ovarium dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Data
diperoleh dengan melihat rekam medis yang tersimpan di Instalasi Rekam Medis
RSUP Haji Adam Malik, Medan.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Individu
Jumlah sampel awal yang direncanakan dalam penelitian ini adalah 138
orang. Sampel dipilih dengan melihat rekam medis yang tertulis bahwa diagnosis
awal adalah kista ovarium. Tetapi, hanya 91sampel yang masuk dalam kriteria
inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu: diagnosis kista ovarium jinak
pada data rekam medis bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 dan
memiliki data yang lengkap. Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
31
Sampel Penelitian
Jumlah = 138
Memenuhi kriteria
Tidak memenuhi kriteria
1. Kista Ovarium Jinak
2. Data lengkap
Jumlah = 91 orang
1. Kanker ovarium (18
orang)
2. Data tidak lengkap
(29 orang)
Jumlah = 47 orang
Tidak dilanjutkan ke
penelitian
Dilanjutkan ke penelitian
Gambar 5.1 Alur Penghitungan Sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok usia, kelompok
usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok 20-51 tahun yaitu
sebanyak 65 orang (71,4%). Sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah
penderita kista ovarium adalah kelompok usia >51 tahun yaitu sebanyak 10 orang
(11%). Sementara itu, distribusi pasien kista ovarium berdasarkan pendidikan
terbanyak dijumpai pada SLTA/ sederajat sebanyak 39 orang (42,9%);
berdasarkan pekerjaan terbanyak dijumpai sebagai ibu rumah tangga, yaitu 40
orang (44,0%). Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan usia dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Data
Demografi
Data Demografi
Usia
0-19
20-51
>51
Pendidikan
Tidak Tamat SD
Tamat SD/ Sederajat
Tamat SLTP/ Sederajat
Tamat SLTA/ Sederajat
Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Lain- Lain
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16
65
10
17,6
71,4
11
1
20
22
39
9
1,1
22,0
24,2
42,9
9,9
40
19
10
3
4
44,0
20,9
11,0
3,3
4,4
5.1.3 Distribusi Pasien Kista Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko
5.1.3.1 Usia Menarche
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan usia menarche
dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Usia
Menarche
Kelompok Usia Menarche
(tahun)
Frekuensi (n)
Persentase (%)
≤14
75
82,4
≥15
16
17,6
Total
91
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan usia menarche, diperoleh
75 orang (82,4%) pasien kista ovarium mengalami menstruasi pertama
(menarche) pada usia ≤14 tahun, sedangkan 16 orang (17,6%) mengalaminya
pada usia lebih dari 14 tahun.
Universitas Sumatera Utara
33
5.1.3.2 Paritas
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan paritas dapat dilihat
pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan Paritas
Paritas
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Nullipara
47
51,6
Primipara
11
12,1
Multipara
29
31,9
Grandemultipara
4
4,4
Total
91
100
Hasil penelitian berdasarkan paritas menunjukkan bahwa 47 orang (51,6%)
pasien dengan kista ovarium belum pernah melahirkan, 11 orang (12,1%)
melahirkan sekali, 29 orang (31,9%) telah melahirkan sebanyak dua sampai lima
kali, sementara hanya 4 orang (4,4%) pasien yang sudah melahirkan lebih dari lima
kali.
5.1.3.3 Penggunaan Kontrasepsi
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan penggunaan
kontrasepsi dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Penggunaan Kontrasepsi
Penggunaan Kontrasepsi
Ya
Tidak
Total
Frekuensi (n)
15
76
91
Persentase (%)
16,5
83,5
100
Hasil penelitian berdasarkan penggunaan kontrasepsi menunjukkan bahwa
sebanyak 76 orang (83,5%) pasien kista ovarium tidak pernah menggunakan
kontrasepsi sebelumnya, sedangkan 15 orang (16,5%) pernah atau sedang
menggunakan kontrasepsi.
Universitas Sumatera Utara
34
5.1.4 Distribusi Pasien Kista Ovarium Berdasarkan Status Kista Ovarium
5.1.4.1 Jenis Kista Ovarium
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan jenis kista ovarium
dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Jenis Kista Ovarium
Jenis Kista Ovarium
Fungsional
Patologi
Total
Frekuensi (n)
25
66
91
Persentase (%)
27,5
72,5
100
Hasil penelitian berdasarkan jenis kita ovarium menunjukkan bahwa 66
orang (72,5%) menderita kista ovarium patologi sedangkan 25 orang (27,5%)
mendapatkan kista ovarium yang fungsional.
5.1.4.2 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Histopatologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan histopatologi 33 orang
(36,3%) adalah kistadenoma ovarii serosum. Yang menempati urutan kedua
terbanyak adalah kistadenoma ovarii musinosum, yaitu sebanyak 25 orang
(27,5%) sedangkan yang paling sedikit adalah kista teka lutein sebanyak 3 orang
(3,3%). Pada penelitian ini, tidak dijumpai adanya kista korpus luteum, luteoma
kehamilan, dan kista Stein-Leventhal. Data mengenai distribusi frekuensi pasien
berdasarkan histopatologi dapat dilihat pada tabel 5.6.
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Histopatologi
Histopatologi
Kista folikular
Kista teka lutein
Kista endometriosis
Kista dermoid
Kistadenoma ovarii musinosum
Kistadenoma ovarii serosum
Kistoma ovarii simpleks
Total
Frekuensi (n)
4
3
18
4
25
33
4
91
Persentase (%)
4,4
3,3
19,8
4,4
27,5
36,3
4,4
100
5.1.4.3 Letak Kista Ovarium
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan letak kista ovarium
dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Letak Kista Ovarium
Letak Kista Ovarium
Kanan
Kiri
Bilateral
Total
Frekuensi (n)
44
38
9
91
Persentase (%)
48,4
41,8
9,9
100
Penelitian ini juga turut menilai letak kista di ovarium. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, kista ovarium terbanyak dijumpai di ovarium
kanan yaitu sebanyak 44 orang (48,4%) kemudian di ovarium kiri sebanyak 38
orang (41,8%) sedangkan yang paling sedikit dijumpai pada kedua ovarium
(bilateral) berjumlah 9 orang (9,9%).
Universitas Sumatera Utara
36
5.1.4.4 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Tatalaksana
Data mengenai distribusi frekuensi pasien berdasarkan tatalaksana kista
ovarium dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pasien berdasarkan
Tatalaksana Kista Ovarium
Tatalaksana
Watchful and waiting
Laparaskopi
Laparatomi
Total
Frekuensi (n)
9
32
50
91
Persentase (%)
9,9
35,2
54,9
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tatalaksana paling banyak yang
diberikan adalah laparatomi, yaitu sebanyak 50 orang (54,9%) sedangkan yang
paling sedikit adalah watchful and waiting sebanyak 9 orang (9,9%). Pemakaian
pil kontrasepsi sebagai tatalaksana tidak dijumpai pada penelitian ini.
5.1.5 Prevalensi Kista Ovarium Terhadap Seluruh Kasus Tumor Ovarium
Jumlah kasus kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan periode
Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 120 kasus.
Prevalensi kista ovarium terhadap seluruh kasus tumor ovarium di RSUP
Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2012 – Desember 2013:
Prevalensi
= x/y X 100%
= 120/985
X
100%
=12,18%
Keterangan :
x = jumlah kasus kista ovarium
y = jumlah kasus tumor ovarium
Sesuai dengan perhitungan diatas, maka prevalensi kista ovarium terhadap
seluruh kasus tumor ovarium di RSUP Haji Adam Malik, Medan Periode Januari
2012 – Desember 2013 adalah 12,18%.
Universitas Sumatera Utara
37
5.2 Pembahasan
5.2.1 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Data Demografi
Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kelompok usia yang
terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok 20-51 tahun yaitu sebanyak
65 orang (71,4%). Sementara kelompok usia yang paling rendah jumlah penderita
kista ovarium adalah kelompok usia >51 tahun yaitu sebanyak 10 orang (11%).
Kista ovarium ditemukan paling banyak pada kelompok wanita usia subur dimana
organ reproduksi wanita seperti ovarium sudah matang dan dapat berfungsi
dengan baik. Hal ini juga tidak lepas dari peran hormon yang mempengaruhi
proses yang terjadi di ovarium seperti: pertumbuhan folikel, atresia folikel sampai
proses ovulasi. Kelainan yang terjadi pada tahapan-tahapan ini, seperti: folikel
graaf yang tidak ruptur, pembentukan berlebihan androgen, kadar LH yang tinggi,
kadar FSH yang rendah dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium.
Pada penelitian yang telah dilakukan di Departemen Patologi Universitas
King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia diperoleh data bahwa kelompok usia yang
terbanyak menderita kista ovarium jinak adalah kelompok usia 20-51 tahun yaitu
sebanyak 213 orang (76,6%), selanjutnya adalah kelompok usia >51 tahun yaitu
sebanyak 34 orang (12,2%), dan kelompok usia 0-19 tahun sebanyak 31 orang
(11,6%) (Abdullah dan Bondagji, 2012). Sementara itu, penelitian yang telah
dilakukan di Departemen Patologi Chitwan Medical College, Nepal diperoleh data
bahwa kelompok usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok
usia 21-50 tahun yaitu sebanyak 115 orang (76,67%) (Maharjan, 2013).
Distribusi kista ovarium berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah
tamat SLTA, SLTP, dan SD. Sedangkan berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah
ibu rumah tangga. Hal ini dikaitkan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang
kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
38
5.2.2 Distribusi Kista Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko
5.2.2.1 Usia Menarche
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan usia menarche,
diperoleh 75 orang (82,4%) pasien kista ovarium mengalami menstruasi pertama
(menarche) pada usia ≤14 tahun, sedangkan 16 orang (17,6%) mengalaminya
pada usia lebih dari 14 tahun. Dalam tahapan pertumbuhan folikel, sel sel
granulosa di bawah pengaruh FSH akan menyintesis enzim aromatase yang
mengubah androstenedion yang dihasilkan oleh sel sel teka interna menjadi
estrogen. Estrogen ini kembali menuju stroma yang mengelilingi folikel,
memasuki pembuluh darah dan tersebar ke seluruh tubuh. Ketika kadar estrogen
tinggi di dalam sirkulasi, terjadi lonjakan kadar LH yang akan menstimulasi
ovulasi. Pada mereka dengan menarche yang lebih awal mengalami lebih banyak
tahapan pertumbuhan folikel dan ovulasi sehingga lebih rentan menderita kista
ovarium dibandingkan mereka dengan menarche >14 tahun.
Pada wanita usia remaja, faktor resiko seperti menstruasi pertama
(menarche) yang datang lebih awal, siklus menstruasi yang panjang atau
oligomenorrhea dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kista ovarium.
Kebalikannya, resiko akan turun jika menstruasi pertama muncul diatas usia 14
tahun, siklus pendek dan teratur (