pajak daerah retribusi daerah1
AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
Azas
Sentralisasi
:
Penyelenggaraan
kewenangan
pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah pusat sendiri
tidak didelegasikan kepada pemerintah daerah.
Azas Desentralisasi: Terjadi pendelegasian atau penyerahan
kewenangan
untuk
penyelenggaraan
urusan-urusan
pemerintahan tertentu kepada daerah atau tingkat
pemerintahan yang lebih rendah sehingga urusan tersebut
kemudian sepenuhnya menjadi urusan rumah tangga daerah
yang bersangkutan dan tidak lagi menjadi kewenangan
pemerintah pusat atau tingkatan pemerintahan yang lebih
tinggi.
AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
Azas Dekonsentrasi : Dengan Azas ini berarti urusan-urusan
yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam
pelaksanaannya ditangani oleh aparat pusat yang berada
didaerah, instansi vertical.
Azas Tugas Perbantuan : Dalam Azas Tugas perbantuan
berarti pelaksanaan urusan-urusan tertentu yang seharusnya
menjadi urusan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi
dilakukan oleh tingkat pemerintahan yang berada
dibawahnya.
Konsep Desentralisasi erat kaitannya dengan
penyelenggaraan system pemerintahan dan
pelaksanaan proses pembangunan. Pelaksanaan
desentralisasi yang berwujud pada otonomi
daerah
merupakan
gejala
yang
tidak
terhindarkan dan diimplementasikan oleh
hamper seluruh negara di dunia dengan segala
variasinya sesuai kondisi dan karakteristiknya
Konsepsi Otonomi Daerah
UU No. 32 Thn 2004
Otonomi Daerah :
kewenangan Daerah Otonom untuk
mengatur & mengurus
kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dg Peraturan Per-UU-an
Daerah Otonom (Daerah) :
kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai batas Daerah tertentu
berwenang mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
ikatan NKRI
Pendekatan yang Memadukan Pembagian
Fungsi Pemerintahan dan Sumber Pembiayaan
Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan terlebih
dahulu baru berdasarkan sumber-sumber keuangan yang telah
dimilikinya kepada daerah diserahkan fungsi-fungsi atau
tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan ( function follow
money)
Fungsi-Fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih
dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumbersumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu ( Money
Follow Function)
Pembagian Daerah di Indonesia :
1.Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam
daerah Propinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota yang
bersifat Otonom.
2.Dalam rangka pelaksanaan azas Desentralisasi dibentuk dan
disusun Daerah Provinsi, Daerah Kota dan Daerah Kabupaten
yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa sendiri berdasarkan
apresiasi masyarakat.
Beberapa Jenis Alokasi Keuangan Pusat-Daerah
Alokasi Anggaran
Penambahan Modal
Bagi Hasil Pajak
Pinjaman
Hibah atau Bantuan
Pendapatan Transfer Antar Pemerintahan di
Indonesia
Transfer Pemerintah Pusat : 1. Dana Perimbangan 2. Dana
Otonomi Khusus 3. Dana Keistimewaan 4. Dana Desa
Transfer Antar daerah : Pendapatan Bagi Hasil , Bantuan
Keuangan.
Daerah
( UU No. 32 & 33 Thn 2004 )
PENERIMAAN DAERAH
PENDAPATAN DAERAH
PAD.
Dana Perimbangan.
Lain Pendapatan.
2
PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Daerah.
Penerimaan Pinjaman
Daerah.
Dana Cadangan Daerah.
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan.
Komponen Pendapatan
Daerah
PAD
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan
Lain-lain PAD yg sah :
> Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg tdk
Dipisahkan.
> Jasa Giro.
> Pendapatan Bunga.
> Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah thd Mata
Uang Asing.
> Komisi, Potongan, ataupun bentuk lain sbg akibat
dari
Penjualan dan/atau Pengadaan Barang
Dana
Perimbangan
dan/atau
Jasa oleh
Daerah).
Lain2 Pendapatan
Dana Bagi Hasil
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Bersumber dari Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pajak Penghasilan
Bersumber dari Sumber Daya Alam
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan Minyak, Gas Alam dan Panas Bumi
DANA BAGI HASIL
DANA
DANAYANG
YANGBERSUMBER
BERSUMBERDARI
DARIPENDAPATAN
PENDAPATAN
APBN
APBNYANG
YANGDIALOKASIKAN
DIALOKASIKANKEPADA
KEPADA
DAERAH
DAERAHBERDASARKAN
BERDASARKANANGKA
ANGKA
PERSENTASE
PERSENTASEUNTUK
UNTUKMENDANAI
MENDANAI
KEBUTUHAN
KEBUTUHANDAERAH
DAERAHDALAM
DALAMRANGKA
RANGKA
PELAKSANAAN
PELAKSANAANDESENTRALISASI
DESENTRALISASI
100
SUATU
SUATUSISTEM
SISTEMKEUANGAN
KEUANGANPEMERINTAHAN
PEMERINTAHANDALAM
DALAM
NEGARA
NEGARAKESATUAN,
KESATUAN,YANG
YANGMENCAKUP
MENCAKUPPEMBAGIAN
PEMBAGIAN
KEUANGAN
KEUANGANANTARA
ANTARAPEMERINTAH
PEMERINTAHPUSAT
PUSATDAN
DAN
PEMERINTAH
PEMERINTAHDAERAH
DAERAHSECARA
SECARAPROPORSIONAL,
PROPORSIONAL,
DEMOKRATIS,
DEMOKRATIS,ADIL,
ADIL,TRANSPARAN
TRANSPARANDENGAN
DENGAN
MEMPERHATIKAN
MEMPERHATIKANPOTENSI,
POTENSI,KONDISI
KONDISIDAN
DANKEBUTUHAN
KEBUTUHAN
DAERAH,
DAERAH,SEJALAN
SEJALANDENGAN
DENGANKEWAJIBAN,
KEWAJIBAN,PEMBAGIAN
PEMBAGIAN
KEWENANGAN
KEWENANGANDAN
DANTANGGUNG
TANGGUNGJAWAB
JAWABSERTA
SERTATATA
TATA
CARA
CARAPENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAANKEWENANGAN
KEWENANGANTERSEBUT
TERSEBUT
93
SKEMA BAGI HASIL PAJAK (TAX
SHARING)
I. PBB
I. PBB
II. BPHTB
II.
BPHT
B
III. PPh
III. PPh
10%
10%
PUSAT
PUSAT
90%
90%
DAERAH
DAERAH
20%
20%
PUSAT
PUSAT
80%
80%
DAERAH
DAERAH
80%
80%
PUSAT
PUSAT
20%
20%
DAERAH
DAERAH
PP. NO.16
TAHUN 2000
UU NO. 21
TAHUN 1997
JO
UU. NO.20
TAHUN 2000
PP.
PP.NO.115
NO.115TAHUN
TAHUN
2000
Khusus
2000 Khusus
Wajib
WajibPajak
PajakOrang
Orang
Pribadi
Dalam
Pribadi Dalam
Negeri
Negeridan
dan
Karyawan
Karyawan
SKEMA BAGI HASIL SUMBER
DAYA ALAM
I. SDA. SEKTOR :
KEHUTANAN
PERTAMBANGAN
UMUM
PERIKANAN
20%PUSAT
80%
DAERAH
II. SDA SEKTOR :
PERTAMBANGAN
MINYAK
85%
PUSAT
15% DAERAH
III. SDA SEKTOR :
PERTAMBANGAN
GAS ALAM
70%
PUSAT
30% DAERAH
DANA ALOKASI UMUM
DEFINISI :
DANA
YANG
BERSUMBER
DARI
PENDAPATAN APBN YANG DIALOKASIKAN
DENGAN
TUJUAN
PEMERATAAN
KEMAMPUAN KEUANGAN ANTAR DAERAH
UNTUK MENDANAI KEBUTUHAN DAERAH
DALAM
RANGKA
PELAKSANAAN
DESENTRALISASI.
DANA ALOKASI UMUM
Jumlah Keseluruhan DAU Ditetapkan 26% Dari
Pendapatan Dalam Negeri Netto.
Proporsi DAU Antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
Dihitung Perbandingan Antara Bobot Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
Apabila Proporsi Belum Dapat Dihitung Secara
Kuantitatif, Maka Ditetapkan 10% Untuk Provinsi dan
90% Untuk Kabupaten/Kota.
FORMULA DANA ALOKASI UMUM
DAU DIALOKASIKAN BERDASARKAN
CELAH FISKAL DAN ALOKASI DASAR.
CELAH FISKAL, SELISIH ANTARA
KEBUTUHAN FISKAL DAN KAPASITAS
FISKAL.
JUMLAH PENDUDUK
LUAS WILAYAH
INDEKS KEMAHALAN
KONTRUKSI
PDRB PERKAPITA
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
PAD
DANA BAGI HASIL
DANA ALOKASI KHUSUS
DEFINISI :
DANA YANG BERSUMBER DARI PENDAPATAN
APBN DAN DIALOKASIKAN KEPADA DAERAH
TERTENTU
DENGAN
TUJUAN
UNTUK
MEMBANTU MENDANAI KEGIATAN KHUSUS
YANG MERUPAKAN URUSAN DAERAH DAN
SESUAI DENGAN PRIORITAS NASIONAL
Dasar Hukum Pajak Daerah/Retribusi Daerah
UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah
PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
NO
JENIS
PERATURAN
1
KETENTUAN UMUM PAJAK DAERAH
Perda Nomor 4 Tahun 2002
2
PKB
Perda Nomor 4 Tahun 2003
3
BBN-KB
Perda Nomor 3 Tahun 2003
4
PBB-KB
Perda Nomor 7 Tahun 2002
5
P. HOTEL
Perda Nomor 7 Tahun 2003
6
P. RESTORAN
Perda Nomor 8 Tahun 2003
7
P. HIBURAN
Perda Nomor 6 Tahun 2003
8
P. REKLAME
Perda Nomor 2 Tahun 2004
9
P. PENERANGAN JALAN
Perda Nomor 9 Tahun 2003
10
P. AIR BAWAH TANAH
Perda Nomor 1 Tahun 2004
11
P. PARKIR
Perda Nomor 6 Tahun 2002
12
RETRIBUSI DAERAH
Perda Nomor 1 Tahun 2006
Salah Satu Instrumen
Penyelesaian
Tantangan & Permasalahan
Rp
Anggaran : APBD
(Pendapatan Daerah)
Kemandirian
Sumber Pendanaan Penyelenggaraan
Pemerintahan & Pembangunan Masyarakat di Daerah
Pajak Daerah & Retribusi Daerah
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2000
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997
TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
PAJAK DAERAH
PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 65 TAHUN 2001
TENTAN PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 66 TAHUN 2001
TENTAN RETRIBUSI
DAERAH
PAJAK DAERAH
PAJAK PEMERINTAH
PROPINSI
• Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air;
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air;
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
• Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
• Pajak Rokok.
PAJAK PEMERINTAH
KABUPATEN DAN KOTA
•
•
•
•
•
•
•
•
Pajak Hotel;
Pajak Restoran;
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C;
Pajak Parkir.
Pajak Bumi dan Bangunan
Definisi Pajak Daerah
(PP Nomor 65 Tahun 2001)
“Iuran Wajib Yang Dilakukan Oleh Orang Pribadi
Atau Badan Kepada Daerah Tanpa Imbalan
Langsung Yang Seimbang, Yang Dapat
Dipaksakan Berdasarkan Peraturan Perundangundangan Yang Berlaku, Yang Digunakan Untuk
Membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Dan Pembangunan Daerah”
Cara Pemerintah Daerah Memperoleh
Pajak Daerah
1.
2.
3.
Pungutan yang dikumpulkan oleh pemda
sendiri, sebagai refleksi desentralisasi
Pungutan Tambahan atas pajak pemerintah
daerah atasan
Bagi Hasil Pajak
Kriteria Pajak Daerah Yang Baik
1.
2.
3.
That easy to administer locally
That are imposed solely or mainly on local
resident
That do not raise problem of harmonization or
comptetion between sub national government
or between sub national and national
government.
Sistem Perpajakan daerah Menurut
Undang-Undang No 28 Tahun 2009
1.
2.
Daerah dilarang memungut pajak selain jenis
yang telah ditetapkan dalam undang-undang
( closed list system)
Jenis pajak yang tertera dalam undang-undang
dapat tidak dipungut apabila potensinya kurang
memadai dan atau disesuaikan dengan
kebijakan daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
1.
Kecukupan ( Adequacy) : Pajak yang dipungut
harus dapat membiayai pengeluaran daerah
untuk membiayai masyarakat. Yield atau hasil
Pendapatan yang diperoleh harus besar, stabil
dan dapat diprediksi sedangkan cost of
collectionnya rendah perbandingan antara hasil
pajak dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memungut.
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
2. Keadilan ( Equity ) : Beban Pengeluaran
pemerintah yang harus dipikul oleh seluruh
masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
(Vertical Equity, Horizontal Equity, Geographical
Equity)
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
3. Daya Guna Ekonomi :
1.Mendorong
Pendayagunaan
Sumberdaya
Ekonomi Secara Efisien tidak menghambat
perekonomian
2.Tidak Mempengaruhi Pola Konsumsi dan
Produksi
3.Tidak Mengurangi Motivasi Menabung.
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
4. Kemampuan Melaksanakan
Administratif berkaitan dengan kemampuan
aparat melaksanakan administrasi perpajakan
sedangkan secara politis artinya diterima dan
disetujui oleh masyarakat
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
5. Suitable as a local revenue source
a.Harus jelas kepada daerah mana pajak tersebut
harus dibayarkan
b.Tidak mudah dihindari
c.Tidak menimbulkan beban berat bagi penataan
administrasi
d.Tidak mempertajam disparitas daerah
Daerah Provinsi :
>
>
>
>
Ta
x
PKB & Kendaraan di Atas Air (5%).
BBN-KB & Kendaraan di Atas Air (10%).
PBB-KB (5%).
Pajak PPABT-AP (20%).
Daerah Kabupaten/Kota :
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
(20%).
Hotel (10%).
Restoran (10%).
Hiburan (35%).
Reklame (25%).
Penerangan Jalan (10%).
Pengambilan Bahan Galian Gol. C
PERSENTASE BAGI HASIL PENERIMAAN
PAJAK DAERAH
NO
JENIS PAJAK DAERAH
PROVINSI
KABUPATEN/ KOTA
1
PKB
70%
30%
2
BBN-KB
70%
30%
3
PBB-KB
70%
30%
4
PABT
30%
70%
KABUPATEN/ KOTA
DESA
NO
JENIS PAJAK DAERAH
1
PAJAK HOTEL
90%
10%
2
PAJAK RESTORAN
90%
10%
3
PAJAK HIBURAN
90%
10%
4
PAJAK REKLAME
90%
10%
5
PAJAK PENERANGAN JALAN
90%
10%
6
PAJAK PENGAMBILAN BAHAN
GALIAN GOL C
90%
10%
7
PAJAK PARKIR
90%
10%
Fungsi Pajak
Fungsi Budgetair :
Pemungutan Pajak berfungsi sebagai sarana memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke dalam Kas Negara/Daerah.
Fungsi Regulerend :
Pemungutan Pajak berfungsi sebagai sarana untuk mengatur
Definisi Retribusi Daerah
(PP Nomor 66 Tahun 2001)
“Pungutan Daerah Sebagai Pembayaran Atas
Jasa Atau Pemberian Izin Tertentu Yang
Khusus Disediakan Dan/Atau Diberikan
Oleh Pemerintah Daerah Untuk Kepentingan
Orang Pribadi Atau Badan”
Golongan Retribusi Daerah
1. Retribusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Jasa Umum
“Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan”
Retribusi Jasa Usaha
“Retribusi atas Jasa Usaha
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
dengan mengaut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh
sektor Swasta”
Retribusi Perizinan Tertentu
“Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada Orang Pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentimngan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan ”
RD
Retribusi
Jasa
Kependudukan,
Umum,
antara
Retribusi
lain
Pelayanan
Retribusi
Kesehatan,
Pelayanan
Retribusi
Pelayanan Kebersihan, dll.
Retribusi Jasa Usaha, antara lain Retribusi Pelayanan Perparkiran,
Retribusi
Pelayanan
Perindustrian,
Retribusi
Pelayanan
Peternakan, dll.
Retribusi Perizinan Tertentu, antara lain Retribusi Pelayanan Izin
Undang-Undang
Gangguan
(UUG),
Retribusi
Pelayanan
Pengawasan Pembangunan Kota, Retribusi Pelayanan Lalu
Lintas & Angkutan Jalan, dll.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan :
LU
D
Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah :
*)
PDAM Jaya, PD. Dharma Jaya, PD. Pasar Jaya
PD. Pembangunan Sarana Jaya dll.
**) Penyertaan Moda pada Pihak Ke Tiga.
PT. Pembangunan Jaya Ancol, PT. Bank DKI, PT.
Jakarta Propertindo, PT. Kawasan Berikat Nusantara dll.
***) Badan Pengelola :
BP THR Lokasari, BP. Trans Jakarta dll.
Komponen Lain-lain PAD yg Sah :
LU
D
Sisa Uang yg harus dipertanggung jawabkan (UUDP),
meliputi Sisa UUDP Rutin tahun lalu, Sisa UUDP
Pembangunan & Sisa UUDP Pembangunan Tahun Lalu.
Hasil Penjuaan Kekayaan Daerah.
Jasa Giro, Pendapatan Bunga.
Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata
Uang Asing.
BAGI HASIL PAJAK PROPINSI
BAGIAN KAB/KOTA
• Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air;
• Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air;.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
• Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan.
MINIMUM 30%
MINIMUM 70%
MINIMUM 70%
KETENTUAN TARIF MAKSIMUM
PAJAK PROPINSI
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air 5%
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air 10%
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5%
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan 20%
KETENTUAN TARIF MAKSIMUM
PAJAK KAB/KOTA
Pajak Hotel
10%
Pajak Restoran
10%
Pajak Hiburan
35%
Pajak Reklame
25 %
Pajak Penerangan Jalan
10%
Pajak Parkir
20%
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20%
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI JASA
UMUM
Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi Atau badan;
RETRIBUSI JASA
USAHA
retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial karena
pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta
RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU
retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat;
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
Retribusi Tempat Pelelangan;
Retribusi Terminal;
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
Retribusi Penyedotan Kakus;
Retribusi Rumah Potong Hewan;
Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
Retribusi Penyeberangan di Atas Air;
Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Jenis-jenis Retribusi Izin Tertentu
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol;
Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi Izin Trayek.
PRINSIP DAN SASARAN
RETRIBUSI JASA
UMUM
kebijaksanaan Daerah dengan memperhatikan
biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.
RETRIBUSI JASA
USAHA
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak
sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh
pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien
dan berorientasi pada harga pasar.
RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU
tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelenggaraan
pemberian izin yang bersangkutan..
Azas
Sentralisasi
:
Penyelenggaraan
kewenangan
pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah pusat sendiri
tidak didelegasikan kepada pemerintah daerah.
Azas Desentralisasi: Terjadi pendelegasian atau penyerahan
kewenangan
untuk
penyelenggaraan
urusan-urusan
pemerintahan tertentu kepada daerah atau tingkat
pemerintahan yang lebih rendah sehingga urusan tersebut
kemudian sepenuhnya menjadi urusan rumah tangga daerah
yang bersangkutan dan tidak lagi menjadi kewenangan
pemerintah pusat atau tingkatan pemerintahan yang lebih
tinggi.
AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
Azas Dekonsentrasi : Dengan Azas ini berarti urusan-urusan
yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam
pelaksanaannya ditangani oleh aparat pusat yang berada
didaerah, instansi vertical.
Azas Tugas Perbantuan : Dalam Azas Tugas perbantuan
berarti pelaksanaan urusan-urusan tertentu yang seharusnya
menjadi urusan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi
dilakukan oleh tingkat pemerintahan yang berada
dibawahnya.
Konsep Desentralisasi erat kaitannya dengan
penyelenggaraan system pemerintahan dan
pelaksanaan proses pembangunan. Pelaksanaan
desentralisasi yang berwujud pada otonomi
daerah
merupakan
gejala
yang
tidak
terhindarkan dan diimplementasikan oleh
hamper seluruh negara di dunia dengan segala
variasinya sesuai kondisi dan karakteristiknya
Konsepsi Otonomi Daerah
UU No. 32 Thn 2004
Otonomi Daerah :
kewenangan Daerah Otonom untuk
mengatur & mengurus
kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dg Peraturan Per-UU-an
Daerah Otonom (Daerah) :
kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai batas Daerah tertentu
berwenang mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
ikatan NKRI
Pendekatan yang Memadukan Pembagian
Fungsi Pemerintahan dan Sumber Pembiayaan
Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan terlebih
dahulu baru berdasarkan sumber-sumber keuangan yang telah
dimilikinya kepada daerah diserahkan fungsi-fungsi atau
tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan ( function follow
money)
Fungsi-Fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih
dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumbersumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu ( Money
Follow Function)
Pembagian Daerah di Indonesia :
1.Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam
daerah Propinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota yang
bersifat Otonom.
2.Dalam rangka pelaksanaan azas Desentralisasi dibentuk dan
disusun Daerah Provinsi, Daerah Kota dan Daerah Kabupaten
yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa sendiri berdasarkan
apresiasi masyarakat.
Beberapa Jenis Alokasi Keuangan Pusat-Daerah
Alokasi Anggaran
Penambahan Modal
Bagi Hasil Pajak
Pinjaman
Hibah atau Bantuan
Pendapatan Transfer Antar Pemerintahan di
Indonesia
Transfer Pemerintah Pusat : 1. Dana Perimbangan 2. Dana
Otonomi Khusus 3. Dana Keistimewaan 4. Dana Desa
Transfer Antar daerah : Pendapatan Bagi Hasil , Bantuan
Keuangan.
Daerah
( UU No. 32 & 33 Thn 2004 )
PENERIMAAN DAERAH
PENDAPATAN DAERAH
PAD.
Dana Perimbangan.
Lain Pendapatan.
2
PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Daerah.
Penerimaan Pinjaman
Daerah.
Dana Cadangan Daerah.
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan.
Komponen Pendapatan
Daerah
PAD
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan
Lain-lain PAD yg sah :
> Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg tdk
Dipisahkan.
> Jasa Giro.
> Pendapatan Bunga.
> Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah thd Mata
Uang Asing.
> Komisi, Potongan, ataupun bentuk lain sbg akibat
dari
Penjualan dan/atau Pengadaan Barang
Dana
Perimbangan
dan/atau
Jasa oleh
Daerah).
Lain2 Pendapatan
Dana Bagi Hasil
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Bersumber dari Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pajak Penghasilan
Bersumber dari Sumber Daya Alam
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan Minyak, Gas Alam dan Panas Bumi
DANA BAGI HASIL
DANA
DANAYANG
YANGBERSUMBER
BERSUMBERDARI
DARIPENDAPATAN
PENDAPATAN
APBN
APBNYANG
YANGDIALOKASIKAN
DIALOKASIKANKEPADA
KEPADA
DAERAH
DAERAHBERDASARKAN
BERDASARKANANGKA
ANGKA
PERSENTASE
PERSENTASEUNTUK
UNTUKMENDANAI
MENDANAI
KEBUTUHAN
KEBUTUHANDAERAH
DAERAHDALAM
DALAMRANGKA
RANGKA
PELAKSANAAN
PELAKSANAANDESENTRALISASI
DESENTRALISASI
100
SUATU
SUATUSISTEM
SISTEMKEUANGAN
KEUANGANPEMERINTAHAN
PEMERINTAHANDALAM
DALAM
NEGARA
NEGARAKESATUAN,
KESATUAN,YANG
YANGMENCAKUP
MENCAKUPPEMBAGIAN
PEMBAGIAN
KEUANGAN
KEUANGANANTARA
ANTARAPEMERINTAH
PEMERINTAHPUSAT
PUSATDAN
DAN
PEMERINTAH
PEMERINTAHDAERAH
DAERAHSECARA
SECARAPROPORSIONAL,
PROPORSIONAL,
DEMOKRATIS,
DEMOKRATIS,ADIL,
ADIL,TRANSPARAN
TRANSPARANDENGAN
DENGAN
MEMPERHATIKAN
MEMPERHATIKANPOTENSI,
POTENSI,KONDISI
KONDISIDAN
DANKEBUTUHAN
KEBUTUHAN
DAERAH,
DAERAH,SEJALAN
SEJALANDENGAN
DENGANKEWAJIBAN,
KEWAJIBAN,PEMBAGIAN
PEMBAGIAN
KEWENANGAN
KEWENANGANDAN
DANTANGGUNG
TANGGUNGJAWAB
JAWABSERTA
SERTATATA
TATA
CARA
CARAPENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAANKEWENANGAN
KEWENANGANTERSEBUT
TERSEBUT
93
SKEMA BAGI HASIL PAJAK (TAX
SHARING)
I. PBB
I. PBB
II. BPHTB
II.
BPHT
B
III. PPh
III. PPh
10%
10%
PUSAT
PUSAT
90%
90%
DAERAH
DAERAH
20%
20%
PUSAT
PUSAT
80%
80%
DAERAH
DAERAH
80%
80%
PUSAT
PUSAT
20%
20%
DAERAH
DAERAH
PP. NO.16
TAHUN 2000
UU NO. 21
TAHUN 1997
JO
UU. NO.20
TAHUN 2000
PP.
PP.NO.115
NO.115TAHUN
TAHUN
2000
Khusus
2000 Khusus
Wajib
WajibPajak
PajakOrang
Orang
Pribadi
Dalam
Pribadi Dalam
Negeri
Negeridan
dan
Karyawan
Karyawan
SKEMA BAGI HASIL SUMBER
DAYA ALAM
I. SDA. SEKTOR :
KEHUTANAN
PERTAMBANGAN
UMUM
PERIKANAN
20%PUSAT
80%
DAERAH
II. SDA SEKTOR :
PERTAMBANGAN
MINYAK
85%
PUSAT
15% DAERAH
III. SDA SEKTOR :
PERTAMBANGAN
GAS ALAM
70%
PUSAT
30% DAERAH
DANA ALOKASI UMUM
DEFINISI :
DANA
YANG
BERSUMBER
DARI
PENDAPATAN APBN YANG DIALOKASIKAN
DENGAN
TUJUAN
PEMERATAAN
KEMAMPUAN KEUANGAN ANTAR DAERAH
UNTUK MENDANAI KEBUTUHAN DAERAH
DALAM
RANGKA
PELAKSANAAN
DESENTRALISASI.
DANA ALOKASI UMUM
Jumlah Keseluruhan DAU Ditetapkan 26% Dari
Pendapatan Dalam Negeri Netto.
Proporsi DAU Antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
Dihitung Perbandingan Antara Bobot Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
Apabila Proporsi Belum Dapat Dihitung Secara
Kuantitatif, Maka Ditetapkan 10% Untuk Provinsi dan
90% Untuk Kabupaten/Kota.
FORMULA DANA ALOKASI UMUM
DAU DIALOKASIKAN BERDASARKAN
CELAH FISKAL DAN ALOKASI DASAR.
CELAH FISKAL, SELISIH ANTARA
KEBUTUHAN FISKAL DAN KAPASITAS
FISKAL.
JUMLAH PENDUDUK
LUAS WILAYAH
INDEKS KEMAHALAN
KONTRUKSI
PDRB PERKAPITA
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
PAD
DANA BAGI HASIL
DANA ALOKASI KHUSUS
DEFINISI :
DANA YANG BERSUMBER DARI PENDAPATAN
APBN DAN DIALOKASIKAN KEPADA DAERAH
TERTENTU
DENGAN
TUJUAN
UNTUK
MEMBANTU MENDANAI KEGIATAN KHUSUS
YANG MERUPAKAN URUSAN DAERAH DAN
SESUAI DENGAN PRIORITAS NASIONAL
Dasar Hukum Pajak Daerah/Retribusi Daerah
UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah
PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
NO
JENIS
PERATURAN
1
KETENTUAN UMUM PAJAK DAERAH
Perda Nomor 4 Tahun 2002
2
PKB
Perda Nomor 4 Tahun 2003
3
BBN-KB
Perda Nomor 3 Tahun 2003
4
PBB-KB
Perda Nomor 7 Tahun 2002
5
P. HOTEL
Perda Nomor 7 Tahun 2003
6
P. RESTORAN
Perda Nomor 8 Tahun 2003
7
P. HIBURAN
Perda Nomor 6 Tahun 2003
8
P. REKLAME
Perda Nomor 2 Tahun 2004
9
P. PENERANGAN JALAN
Perda Nomor 9 Tahun 2003
10
P. AIR BAWAH TANAH
Perda Nomor 1 Tahun 2004
11
P. PARKIR
Perda Nomor 6 Tahun 2002
12
RETRIBUSI DAERAH
Perda Nomor 1 Tahun 2006
Salah Satu Instrumen
Penyelesaian
Tantangan & Permasalahan
Rp
Anggaran : APBD
(Pendapatan Daerah)
Kemandirian
Sumber Pendanaan Penyelenggaraan
Pemerintahan & Pembangunan Masyarakat di Daerah
Pajak Daerah & Retribusi Daerah
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2000
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997
TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
PAJAK DAERAH
PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 65 TAHUN 2001
TENTAN PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 66 TAHUN 2001
TENTAN RETRIBUSI
DAERAH
PAJAK DAERAH
PAJAK PEMERINTAH
PROPINSI
• Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air;
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air;
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
• Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
• Pajak Rokok.
PAJAK PEMERINTAH
KABUPATEN DAN KOTA
•
•
•
•
•
•
•
•
Pajak Hotel;
Pajak Restoran;
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C;
Pajak Parkir.
Pajak Bumi dan Bangunan
Definisi Pajak Daerah
(PP Nomor 65 Tahun 2001)
“Iuran Wajib Yang Dilakukan Oleh Orang Pribadi
Atau Badan Kepada Daerah Tanpa Imbalan
Langsung Yang Seimbang, Yang Dapat
Dipaksakan Berdasarkan Peraturan Perundangundangan Yang Berlaku, Yang Digunakan Untuk
Membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Dan Pembangunan Daerah”
Cara Pemerintah Daerah Memperoleh
Pajak Daerah
1.
2.
3.
Pungutan yang dikumpulkan oleh pemda
sendiri, sebagai refleksi desentralisasi
Pungutan Tambahan atas pajak pemerintah
daerah atasan
Bagi Hasil Pajak
Kriteria Pajak Daerah Yang Baik
1.
2.
3.
That easy to administer locally
That are imposed solely or mainly on local
resident
That do not raise problem of harmonization or
comptetion between sub national government
or between sub national and national
government.
Sistem Perpajakan daerah Menurut
Undang-Undang No 28 Tahun 2009
1.
2.
Daerah dilarang memungut pajak selain jenis
yang telah ditetapkan dalam undang-undang
( closed list system)
Jenis pajak yang tertera dalam undang-undang
dapat tidak dipungut apabila potensinya kurang
memadai dan atau disesuaikan dengan
kebijakan daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
1.
Kecukupan ( Adequacy) : Pajak yang dipungut
harus dapat membiayai pengeluaran daerah
untuk membiayai masyarakat. Yield atau hasil
Pendapatan yang diperoleh harus besar, stabil
dan dapat diprediksi sedangkan cost of
collectionnya rendah perbandingan antara hasil
pajak dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memungut.
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
2. Keadilan ( Equity ) : Beban Pengeluaran
pemerintah yang harus dipikul oleh seluruh
masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
(Vertical Equity, Horizontal Equity, Geographical
Equity)
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
3. Daya Guna Ekonomi :
1.Mendorong
Pendayagunaan
Sumberdaya
Ekonomi Secara Efisien tidak menghambat
perekonomian
2.Tidak Mempengaruhi Pola Konsumsi dan
Produksi
3.Tidak Mengurangi Motivasi Menabung.
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
4. Kemampuan Melaksanakan
Administratif berkaitan dengan kemampuan
aparat melaksanakan administrasi perpajakan
sedangkan secara politis artinya diterima dan
disetujui oleh masyarakat
Kriteria Pajak Daerah ( Nick Devas)
5. Suitable as a local revenue source
a.Harus jelas kepada daerah mana pajak tersebut
harus dibayarkan
b.Tidak mudah dihindari
c.Tidak menimbulkan beban berat bagi penataan
administrasi
d.Tidak mempertajam disparitas daerah
Daerah Provinsi :
>
>
>
>
Ta
x
PKB & Kendaraan di Atas Air (5%).
BBN-KB & Kendaraan di Atas Air (10%).
PBB-KB (5%).
Pajak PPABT-AP (20%).
Daerah Kabupaten/Kota :
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
> Pajak
(20%).
Hotel (10%).
Restoran (10%).
Hiburan (35%).
Reklame (25%).
Penerangan Jalan (10%).
Pengambilan Bahan Galian Gol. C
PERSENTASE BAGI HASIL PENERIMAAN
PAJAK DAERAH
NO
JENIS PAJAK DAERAH
PROVINSI
KABUPATEN/ KOTA
1
PKB
70%
30%
2
BBN-KB
70%
30%
3
PBB-KB
70%
30%
4
PABT
30%
70%
KABUPATEN/ KOTA
DESA
NO
JENIS PAJAK DAERAH
1
PAJAK HOTEL
90%
10%
2
PAJAK RESTORAN
90%
10%
3
PAJAK HIBURAN
90%
10%
4
PAJAK REKLAME
90%
10%
5
PAJAK PENERANGAN JALAN
90%
10%
6
PAJAK PENGAMBILAN BAHAN
GALIAN GOL C
90%
10%
7
PAJAK PARKIR
90%
10%
Fungsi Pajak
Fungsi Budgetair :
Pemungutan Pajak berfungsi sebagai sarana memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke dalam Kas Negara/Daerah.
Fungsi Regulerend :
Pemungutan Pajak berfungsi sebagai sarana untuk mengatur
Definisi Retribusi Daerah
(PP Nomor 66 Tahun 2001)
“Pungutan Daerah Sebagai Pembayaran Atas
Jasa Atau Pemberian Izin Tertentu Yang
Khusus Disediakan Dan/Atau Diberikan
Oleh Pemerintah Daerah Untuk Kepentingan
Orang Pribadi Atau Badan”
Golongan Retribusi Daerah
1. Retribusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Jasa Umum
“Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan”
Retribusi Jasa Usaha
“Retribusi atas Jasa Usaha
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
dengan mengaut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh
sektor Swasta”
Retribusi Perizinan Tertentu
“Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada Orang Pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentimngan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan ”
RD
Retribusi
Jasa
Kependudukan,
Umum,
antara
Retribusi
lain
Pelayanan
Retribusi
Kesehatan,
Pelayanan
Retribusi
Pelayanan Kebersihan, dll.
Retribusi Jasa Usaha, antara lain Retribusi Pelayanan Perparkiran,
Retribusi
Pelayanan
Perindustrian,
Retribusi
Pelayanan
Peternakan, dll.
Retribusi Perizinan Tertentu, antara lain Retribusi Pelayanan Izin
Undang-Undang
Gangguan
(UUG),
Retribusi
Pelayanan
Pengawasan Pembangunan Kota, Retribusi Pelayanan Lalu
Lintas & Angkutan Jalan, dll.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan :
LU
D
Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah :
*)
PDAM Jaya, PD. Dharma Jaya, PD. Pasar Jaya
PD. Pembangunan Sarana Jaya dll.
**) Penyertaan Moda pada Pihak Ke Tiga.
PT. Pembangunan Jaya Ancol, PT. Bank DKI, PT.
Jakarta Propertindo, PT. Kawasan Berikat Nusantara dll.
***) Badan Pengelola :
BP THR Lokasari, BP. Trans Jakarta dll.
Komponen Lain-lain PAD yg Sah :
LU
D
Sisa Uang yg harus dipertanggung jawabkan (UUDP),
meliputi Sisa UUDP Rutin tahun lalu, Sisa UUDP
Pembangunan & Sisa UUDP Pembangunan Tahun Lalu.
Hasil Penjuaan Kekayaan Daerah.
Jasa Giro, Pendapatan Bunga.
Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata
Uang Asing.
BAGI HASIL PAJAK PROPINSI
BAGIAN KAB/KOTA
• Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air;
• Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air;.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
• Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan.
MINIMUM 30%
MINIMUM 70%
MINIMUM 70%
KETENTUAN TARIF MAKSIMUM
PAJAK PROPINSI
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air 5%
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air 10%
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5%
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan 20%
KETENTUAN TARIF MAKSIMUM
PAJAK KAB/KOTA
Pajak Hotel
10%
Pajak Restoran
10%
Pajak Hiburan
35%
Pajak Reklame
25 %
Pajak Penerangan Jalan
10%
Pajak Parkir
20%
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20%
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI JASA
UMUM
Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi Atau badan;
RETRIBUSI JASA
USAHA
retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial karena
pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta
RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU
retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat;
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
Retribusi Tempat Pelelangan;
Retribusi Terminal;
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
Retribusi Penyedotan Kakus;
Retribusi Rumah Potong Hewan;
Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
Retribusi Penyeberangan di Atas Air;
Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Jenis-jenis Retribusi Izin Tertentu
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol;
Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi Izin Trayek.
PRINSIP DAN SASARAN
RETRIBUSI JASA
UMUM
kebijaksanaan Daerah dengan memperhatikan
biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.
RETRIBUSI JASA
USAHA
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak
sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh
pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien
dan berorientasi pada harga pasar.
RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU
tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelenggaraan
pemberian izin yang bersangkutan..