Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2, Sei Karang Galang

(1)

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN TARGET GROUP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III DELI SERDANG 2 SEI KARANG GALANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

IRA RAMADHANI SIREGAR 060903043

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Ira Ramadhani Siregar

NIM : 060903043

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2, Sei Karang Galang

Medan, Maret 2010 Ketua Departemen Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Drs. Robinson Sembiring, M.Si Drs. Marlon Sihombing, MA

NIP. 131 763 360 NIP. 131 568 391

DEKAN FISIP USU

Dr. M. Arif Nasution, MA


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Ira Ramadhani Siregar NIM : 060903043

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2, Sei Karang Galang

Yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal : Pukul :

Panitia Penguji,

Ketua : (

Anggota I : Drs. Robinson Sembiring, M.Si (………) (131 763 360)

Anggota II : (


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi ini berjudul “ Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun tutur bahasanya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menulis skripsi ini, Penulis banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun dengan usaha sesuai dengan kemampuan Penulis dan bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan yang baik, membantu, membimbing, dan membuka


(5)

pola berpikir Penulis serta dengan sabar mengarahkan Penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Kariono, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada Penulis selama duduk di bangku kuliah.

7. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega dan kak Dian yang telah mempermudah Penulis di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama Penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh perangkat di PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang Galang yang telah memudahkan dan membantu Penulis melakukan penelitian khususnya kepada Bapak Midi Akbar selaku Krani Administrasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Ibu Yulindra Sri Army, SH selaku staf bidang umum yang merupakan sekretaris Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Bapak Idris selaku staf bidang tanaman yang memudahkan Penulis melakukan penelitian, Bapak Syamsuddin yang telah meluangkan waktunya bagi Penulis, serta seluruh pihak di PTPN III baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Seluruh masyarakat penerima dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di sekitar wilayah Deli Serdang 2 Sei Karang Galang yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket dari penulis, terima kasih kerja samanya.


(6)

11. Buat kedua orang tua yang ku cinta karena-Nya. Ibuku yang tanpa lelah mendoakan ku di setiap sujudnya. Ayahku yang berjuang sepenuh hati bekerja demi kehidupan anaknya. Terima kasih ibu dan ayahku yang selalu menjadi sinar yang sangat terang sepanjang perjalanan hidupku.

12. Kakakku dan suaminya, terima kasih untuk dukungan dan motivasinya. Abangku, terima kasih untuk setiap bantuan moril maupun spiritualnya, semoga dilimpahkan berkah padamu. Dan untuk keponakanku yang paling cantik, tawamu menghilangkan segala kesusahanku…de’ inaa…..tetaplah jadi putri yang menawan. Serta untuk bujing dan hafis yang selalu mendoakanku.

13. Sahabatku, Nursyafitri (de2), Rani Soraya, dan Nurul Hafizah. Hampir 11 tahun kita bersama, terima kasih untuk semua yang kalian berikan padaku, untuk canda, untuk tangis, dukungan, bantuan, pengertian, dan semua kisah yang telah terajut bersama melintasi ruang waktu.

14. Teman-teman terbaikku di AN Fisip USU, anak-anak Macava, Santi Darwinanti (Teman seperjuangan meraih gelar sarjana,,,semangat san,…makasih ya untuk segalanya), Wira Agustin (makasih untuk lebih memperkenalkanku pada sang Khalik,,, makasih juga buat tumpangannya wir…), Nazlia Syafira Ardhani (doping 2 penulis,,, makasih buat masukannya dan dorongannya untuk menulis zie), Nia Laksita Rini (makasih buat bantuan yang secara ga langsung menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi) Agustina Muliati (makasih buat semuanya mak,, kapan karaokean lagi?), Rama Sri Dezani (semangat ya Julia Perez…), Yeni Siska (makasih buat kostnya yang sangat sejahtera ya yen,,, tempat istirahat yang mantep lah pokoknya), Esry Marliza Sofiana (makasih buat idenya dalam seminar penulis ya es,, ntar klo dah jadi orang sukses jangan lupa ma temenmu yang cute ini,,,hehhe), dan untuk Aida Fitrina (makasih buat ide-idenya da…).


(7)

15. Teman-teman kelompok magangku, santi, wira, nia, ida, sari, fadly dan rahmat (2 lelaki metroseksual), semangat teman,,, kita pasti bisa…!!!

16. Untuk kakak-kakak di UKMI As-Siyasah Fisip USU, Kak Yelmis (pementor yang baik hati, makasih kak), Kak Indah (makasih masukannya dalam skripsi ira kak), serta teman penulis di UKMI, Rini, Aini, Dwi, Fadlia, Vina, dan Dani (Makasih buat surprise ulang tahunnya dan pertemanan yang sangat berarti bagi penulis), tiwi, rena, fiqi, dan semuanya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

17. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Administrasi Negara stambuk 2006, terutama buat Ony (makasih infonya ny), teman 1 dosen wali (eva, marta, dll), rani, tina, yuni, nurvi, dan semuanya. Makasih buat cerita terindah selama penulis duduk di bangku kuliah, keep contact ya…

Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima Kasih.

Medan, Maret 2010


(8)

ABSTRAKSI

Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Tingkat Kesejahteraan Target Group di PT.Perkebunan Nusantara III Sei

Karang Galang Skripsi ini disusun oleh :

Nama : Ira Ramadhani Siregar

NIM : 060903043

Departeman : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Sesuai Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh seluruh BUMN sebagai bagian dari corporate action.

PT. Perkebunan Nusantara III adalah salah satu BUMN yang ada di Indonesia dan berkewajiban untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai wujud kepeduliannya kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perusahaan. Program kemitraan ini dimaksudkan agar terciptanya pemerataan perekonomian masyarakat sekitar dan terciptanya hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar sehingga tercapainya zero loss and zero conflick.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan program kemitraan terhadap peningkatan perekonomian /kesejahteraaan dari mitra binaannya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan analisis kuantitatif antara variabel implementasi kemitraan (X) dengan variabel kesejahteraan target group (Y). Sampel di dalam penelitian ini sebanyak 71 orang yang terdiri dari 1 penanggung jawab program dan 70 mitra binaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, kuesioner dan observasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan koefisien determinan.

Hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa program implementasi memiliki hubungan yang tinggi/kuat dengan tingkat kesejahteraan target group. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini berarti koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara implementasi kemitraan dengan tingkat kesejahteraan target group dimana nilai kritiknya untuk taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,235. Selanjutnya perhitungan koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Hal ini berarti kesejahteraan target group dipengaruhi oleh implementasi kemitraan di PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang Galang sebesar 37,21% dan sebesar 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAKSI ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 7

I.5 Kerangka Teori ... 8

I.5.1 Implementasi I.5.1.1 Pengertian Implementasi ... 8

I.5.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi ... 10

I.5.1.3 Model-Model Implementasi... 12

I.5.2 Program Kemitraan I.5.2.1 Pengertian CSR ... 20

I.5.2.2 Pengertian Kemitraan ... 22

I.5.3 Kesejahteraan Target Group ... 27

I.5.3 Hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dengan Tingkat Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang ... 31

I.6 Hipotesis ... 33

I.7 Defenisi Konsep ... 34

I.8 Defenisi Operasional ... 36

I.9 Sistematika Penulisan ... 39

BAB II METODOLOGI PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian ... 40

II.2 Lokasi Penelitian ... 40

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi ... 40

II.3.2 Sampel... 41

II.4 Teknik Pengumpulan Data... 42

II.5 Teknik Penentuan Skor ... 43

II.5 Teknik Analisa Data ... 44

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Ringkas Perusahaan ... 47

III.2 Makna Logo Perusahaan ... 50


(10)

III.4 Uraian Tugas ... 56 III.5 Program Kemitraan ... 58 BAB IV PENYAJIAN DATA

IV.1 Identitas Responden ... 63 IV.2 Tabel Distribusi Jawaban Responden ... 66 BAB V ANALISIS DATA

V.1 Implementasi Program Kemitraan ... . 109 V.2 Kesejahteraan Target Group... 117 V.3 Hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dengan Tingkat

Kesejahteraan Target Group ... 120 BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan ... 126 VI. 2 Saran... 128 DAFTAR PUSTAKA ... 130 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Implementasi Van Meter dan Van Horn ... 13 Gambar 2. Implementasi Kebijakan Menurut Sabatier dan Mazmanian ... 16 Gambar 3. Pembangunan Kesejahteraan Sosial dalam Konteks Pembangunan

Nasional ... 29 Gambar 4. Fokus Pembangunan Kesejahteraan Sosial ... 32 Gambar 5. Struktur Organisasi Distrik Deli Serdang 2 ... 55


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Manfaat Keterlibatan Komunitas-Perusahaan ... 26

Tabel 2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 64

Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 65

Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 65

Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Maksud Program Kemitraaan ... 66

Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Sasaran Program 67

Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Pelaksana Maksud Program ... 67

Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hak dan Tanggung Jawab Program ... 68

Tabel 10.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Informasi Awal Program Kemitraan ... 69

Tabel 11.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengadaan Sosialisasi Program 70 Tabel 12.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemudahan Memperoleh Informasi ... 70

Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ketepatan Waktu Penyajian Informasi ... 71

Tabel 14.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengadaan Komunikasi Program ... 71

Tabel 15.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sifat Tanggap Pelaksana Program ... 72

Tabel 16.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Sifat Tanggap Pelaksana Program ... 73

Tabel 17.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penambahan Personil Pelaksana Program ... 73

Tabel 18.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Anggaran yang Diberikan PTPN III ... 74 Tabel 19.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Bunga Dana Mitra Per Tahun 74 Tabel 20.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ketersediaan Sarana dan


(13)

Prasarana ... 75 Tabel 21.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Ketersediaan Sarana

dan Prasarana ... 76 Tabel 22.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemberlakuan Mitra Binaan 76 Tabel 23.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Perlakuan Pelaksana

Program ... 77 Tabel 24.Distribusi Jawaban Responden Tentang Proses Seleksi Mitra Binaan ... 78 Tabel 25.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persyaratan Menjadi Mitra

Binaan ... 78 Tabel 26.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengertian Prosedur-Prosedur

Pengajuan Proposal ... 79 Tabel 27.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemudahan dalam Pengajuan

Prosedur... 81 Tabel 28.Distribusi Jawaban Responden Tentang Perlunya Agunan Sebagai Syarat

Mitra Binaan ... 81 Tabel 29.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Proporsi Dana

Bantuan Kemitraan ... 83 Tabel 30.Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Porsi Dana Mitra

dengan Harapan Mitra Binaan ... 84 Tabel 31.Distribusi Jawaban Responden Tentang Jumlah Dana Mitra yang

Diterima... 84 Tabel 32.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pendapat Bahwa Dana Mitra

dapat Meningkatkan Volume Penjualan ... 85 Tabel 33.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perlunya Peningkatan Penyaluran Dana Mitra ... 86 Tabel 34.Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Mengenai Jalannya

Arus Anggaran Dana Mitra ... 86 Tabel 35.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelengkapan Informasi yang

Disajikan ... 87 Tabel 36.Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Mengenai Tugas dan

Fungsi Pelaksana Program Kemitraan ... 88 Tabel 37.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Tugas dan Fungsi


(14)

Tabel 38.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelibatan Mitra Binaan dalam Proses Pengambilan Keputusan Kemitraan... 89 Tabel 39.Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Mitra Binaan

Mengenai Cakupan Wilayah Kemitraan ... 90 Tabel 40.Distribusi Jawaban Responden Tentang Cakupan Wilayah Terhadap

Kebutuhan Keseluruhan Masyarakat ... 90 Tabel 41.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Cakupan Wilayah 91 Tabel 42.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mitra Binaan untuk

Memberikan Bantuan Sejenis Kepada Pihak Lain ... 92 Tabel 43.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keberlanjutan Pelaksanaan

Pemberian Dana Kemitraan... 93 Tabel 44.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Terhadap Rentang

Waktu Pemberian Dana Mitra Selama Setahun ... 93 Tabel 45.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Rentang Waktu

Pemberian Dana Mitra ... 94 Tabel 46.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Partisipasi Mitra Binaan Terhadap

Kegiatan PTPN III ... 94 Tabel 47.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keikutsertaan Mitra Binaan

Terhadap Pelatihan ... 95 Tabel 48.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jalannya Program Pelatihan 96 Tabel 49.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Melakukan

Usaha ... 96 Tabel 50.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keberlanjutan Pelaksanaan

Pelatihan ... 97 Tabel 51.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Modal Usaha Setelah Mendapat

Dana Mitra ... 98 Tabel 52.Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Pengadaan Modal

Usaha ... 98 Tabel 53.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Laba Usaha Setelah Mendapat

Dana Mitra ... 99 Tabel 54.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuian Laba Usaha dengan


(15)

Tabel 55.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pasar Sasaran Setelah Mendapat Dana Mitra ... 100 Tabel 56.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Omset Penjualan Mitra Binaan

Setelah Mendapat Dana Mitra ... 101 Tabel 57. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Omset Penjualan

dengan Target yang Ditetapkan oleh Mitra Binaan ... 102 Tabel 58.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Unit Usaha Mitra Binaan

Setelah Mendapat Dana Mitra ... 102 Tabel 59.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Perolehan Unit

Usaha ... 103 Tabel 60.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hasil Produksi Mitra Binaan

Setelah Mendapat Dana Mitra ... 103 Tabel 61.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Perolehan Hasil

Produksi... 104 Tabel 62. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Akademik Keluarga

Mitra Setelah Mendapat Dana Kemitraan ... 105 Tabel 63.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan Diri Mitra Untuk

Membuka Usaha Lain ... 105 Tabel 64.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mitra Binaan

Untuk Berorganisasi... 106 Tabel 65.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kesehatan Keluarga

Mitra Setelah Mendapat Dana Kemitraan ... 107 Tabel 66.Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mitra Binaan


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Rencana Skripsi

Lampiran II : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran III : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran IV :Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran V :Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan

Penelitian Mahasiswa FISIP USU

Lampiran VI : Berita Acara Seminar Usulan Penelitian Departemen Ilmu Administrasi Negara Fisip USU

Lampiran VII : Surat Pengantar Penelitian Lampiran VIII : Surat Disposisi dari PTPN III Lampiran VIIII : Angket/ Kuesioner Penelitian LampiranIX : Pedoman Wawancara

Lampiran X : Data Kuesioner Penelitian Variabel Program Kemitraan (X) Lampiran XI : Data Kuesioner Penelitian Variabel Tingkat Kesejahteraan

Target Group (Y)

Lampiran XII : Data Distribusi Hasil Kuesioner X2, Y2, XY Lampiran XIII : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran XIV : Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t Lampiran XV : Foto-Foto Hasil Observasi


(17)

ABSTRAKSI

Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Tingkat Kesejahteraan Target Group di PT.Perkebunan Nusantara III Sei

Karang Galang Skripsi ini disusun oleh :

Nama : Ira Ramadhani Siregar

NIM : 060903043

Departeman : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Sesuai Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh seluruh BUMN sebagai bagian dari corporate action.

PT. Perkebunan Nusantara III adalah salah satu BUMN yang ada di Indonesia dan berkewajiban untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai wujud kepeduliannya kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perusahaan. Program kemitraan ini dimaksudkan agar terciptanya pemerataan perekonomian masyarakat sekitar dan terciptanya hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar sehingga tercapainya zero loss and zero conflick.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan program kemitraan terhadap peningkatan perekonomian /kesejahteraaan dari mitra binaannya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan analisis kuantitatif antara variabel implementasi kemitraan (X) dengan variabel kesejahteraan target group (Y). Sampel di dalam penelitian ini sebanyak 71 orang yang terdiri dari 1 penanggung jawab program dan 70 mitra binaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, kuesioner dan observasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan koefisien determinan.

Hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa program implementasi memiliki hubungan yang tinggi/kuat dengan tingkat kesejahteraan target group. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini berarti koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara implementasi kemitraan dengan tingkat kesejahteraan target group dimana nilai kritiknya untuk taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,235. Selanjutnya perhitungan koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Hal ini berarti kesejahteraan target group dipengaruhi oleh implementasi kemitraan di PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang Galang sebesar 37,21% dan sebesar 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Tanggung jawab sosial dewasa ini sudah menjadi bagian dari orientasi bisnis. Prinsip ketergantungan dan manfaat bersama ternyata menjadi landasan utama implementasi program tanggung jawab sosial. Sejarah telah mencatat bahwa usaha kecil ternyata lebih tahan banting dan memiliki daya saing tinggi (survive) dalam menghadapi krisis ekonomi dibandingkan dengan para konglomerat dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1997.1

Fenomena yang sedang berkembang saat ini menuntut perubahan dalam tatanan kehidupan baru di berbagai bidang. Kecenderungan tersebut menjadi agenda perubahan besar masyarakat dan memunculkan berbagai opini dalam sistem sosial kemasyarakatan yang mengharapkan lebih adil dan memberi peluang untuk mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat (stakeholders). Masing-masing stakeholders

Suatu Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial seharusnya mempertimbangkan tidak hanya pada tingkat apa yang terbaik bagi perusahaannya saja, tetapi juga harus memikirkan apa yang terbaik bagi masyarakat umum. Bisnis-bisnis dalam pelaksanaanya memiliki tanggung jawab kepada beberapa pihak utama yang berkepentingan, termasuk kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan komunitas, minimal dalam radius operasi usaha.

1


(19)

melakukan perannya masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki. Dunia usaha sebagai salah satu stakeholders memegang peranan yang cukup penting dalam hal modal dan sumber daya.

Dalam hal ini partisipasi dunia usaha pada pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan kepada masyarakat di sekitarnya (program corporate social responsibility). Corporate social responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) merupakan salah satu upaya untuk menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup (tripple bottom line). Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa telah terjadinya perubahan paradigma perusahaan yang tidak lagi hanya mengedepankan orientasi memperoleh laba saja, namun juga keberadaan perusahaan mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya.2

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah salah produk yang dihasilkan CSR yang digunakan dalam menanggapi isu-isu sosial di BUMN. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini dibentuk untuk menangani langsung masalah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dengan cara memberikan bantuan dana bergulir dimana besaran alokasi program Kemitraan dan Bina lingkungan tersebut bernilai 2% dari laba bersih perusahaan.3

2

Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta :Gramedia. hlm : 30-32

3

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility (Transformasi Konsep Suistainability Management dan Implementasi di Indonesia). Bandung : Refika Aditama. Hlm : 78

Dengan memanfaatkan dana dari bagian laba, PTPN III melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Tujuannya berpartisipasi memberdayakan dan mengembangkan potensi ekonomi serta kondisi sosial masyarakat, agar menjadi tangguh dan mandiri.


(20)

Masyarakat yang menjadi sasaran pembinaan itu adalah mereka yang berada di sekitar wilayah usaha PTPN III.. Adapun latar belakang pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) itu ialah, untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat4

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masalah yang signifikan dan mendasar dalam PT. Perkebunan Nusantara III ini adalah seringnya terjadi penjarahan sawit dan penggarapan lahan oleh masyarakat. Kesenjangan perekonomian merupakan hal yang menjadi alasan dilakukannya tindakan ini

. Tujuan ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan sosial yang timbul antara para karyawan di PTPN III dengan masyarakat sekitar, serta menciptakan suatu rasa memiliki terhadap perusahaan oleh masyarakat.

5

PT. Perkebunan Nusantara III sendiri pertama sekali melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan pada tahun 2004. Awalnya, pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Pada saat itu, biaya pembinaan usaha kecil dibebankan sebagai biaya perusahaan. Dengan terbitnya keputusan Menteri Keuangan No.:1232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan

. Untuk itu, program kemitraan dan bina lingkungan yang dilaksanakan dengan cara pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah, serta stakeholder lainnya serta diharapkan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sekitar.

4

Modul Pelatihan Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang 5


(21)

Usaha Milik Negara, dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba sebesar 1%-5% dari laba setelah pajak. Nama program saat itu lebih dikenal dengan Program Pengembangan Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi (PEGELKOP). Pada Tahun 1994, nama program diubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (Program PUKK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.:316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara. Memperhatikan perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat, pedoman pembinaan usaha kecil tersebut beberapa kali mengalami penyesuaian, yaitu melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No.:Kep-216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.:Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.6

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan itu sendiri adalah suatu program yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.

.

7

6

Modul Pelatihan Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang 7

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing. hlm: 103

Perbedaan kemitraan dengan bina lingkungan dapat dilihat dari pelaksanaannya. Kemitraan bersifat philanthropy dan dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan sejumlah dana untuk keberlangsungan usaha-usaha yang dijalankan dan bersifat berkelanjutan (sustainbility), sedangkan bina lingkungan lebih bersifat charity dan berjangka pendek dan pelaksanaannya dilakukan dengan sistem hibah sosial, seperti


(22)

bantuan-bantuan untuk korban banjir, korban kebakaran, dll, yang ada di sekitar wilayah kantor.

Dari penjelasan ini maka penulis tertarik untuk memfokuskan diri pada penelitian di bagian kemitraannya saja. Karena nantinya peneliti ingin mengetahui apakah masyarakat yang telah diberdayakan tersebut memiliki perubahan dalam pola pikir sebagai pencipta lapangan pekerjaan bukan hanya sebagai pekerja saja. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah masyarakat yang telah diberdayakan tersebut mampu untuk meningkatkan kesejahteraannya terutama dalam hal pendapatan. Penelitian ini juga mengukur tingkat kesejahteraan berdasarkan periode tahun 2009, karena pada periode 2010 dana kemitraan belum memperlihatkan hasil yang cukup signifikan. Untuk itu penulis mengangkat tema penelitian dengan judul “Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang”.

I.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting dilakukan agar diketahui arah jalannya suatu penelitian. Seperti yang dinyatakan Arikunto bahwa agar suatu penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa8

8

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. hlm:17

.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis di dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :


(23)

1. Adakah hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan terhadap Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang?

2. Bagaimanakah perbedaan kondisi kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah mendapat dana bantuan Program Kemitraan dari PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang ?

I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan terhadap Kesejahteraan Target Group di PTPN III

Deli Serdang 2 Sei Karang Galang.

2. Untuk mengetahui perbedaan kondisi kehidupan masyarakat setelah menerima dana bantuan Program Kemitraan dari PTPN III.

3. Untuk mengetahui apakah Implementasi Program Kemitraan di PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang telah mencapai sasaran dan sesuai dengan harapan.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang baik untuk diri sendiri maupun pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.


(24)

1. Secara subyektif. Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. 2. Secara praktis. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi

perusahaan dalam upaya meningkatkan perkembangan program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

3. Secara akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lain yang tertarik untuk mengeksplorasi kembali tentang program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

I.5 Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan antar konsep.9

Selain itu kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.10

9

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Hlm :37 10

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hlm : 55

Untuk mempermudah penelitian, peneliti memakai beberapa teori. Teori-teori tersebut seperti yang terangkum di bawah ini:


(25)

1.5.1 Implementasi

1.5.1.1 Pengertian Implementasi

Solichin Abdul Wahab mengemukakan bahwa pelaksanaan atau implementasi kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.11

1) Pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana.

Dalam buku yang sama, Van Meter dan Van Horn menjelaskan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelopmok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Kemudian Lineberry menyatakan bahwa proses implementasi setidak-tidaknya memiliki elemen-elemen sebagai berikut :

2) Penjabaran tujuan ke dalam berbagai aturan pelaksana (standard operating procedures/SOP).

3) Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok sasaran, pembagian tugas di dalam dan di antara dinas-dinas atau badan pelaksana. 4) Pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan.12

Selanjutnya Mazmanian dan Sabatier menjelaskan tentang konsep implementasi kebijakan sebagaimana berikut:

Mengkaji masalah implementasi berarti berusaha memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan diberlakukan atau

11

Wahab, Solichin Abdul. 1990. Analisis Kebijaksanaan : dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm : 51

12

Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm : 81


(26)

dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang telah terjadi setelah proses pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-usaha mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau pada kejadian-kejadian tertentu.13

Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pada hakekatnya tidak hanya terbatas pada tindakan-tindakan atau perilaku badan-badan administratif atau unit birokrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan kepatuhan dari kelompok sasaran (target group). Namun demikian, hal itu juga perlu memperhatikan secara cermat berbagai jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang berpengaruh pada perilaku semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya membawa dampak yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Dengan demikian, implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta dampak apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa dampak yang timbul dari program kebijakan itu. Di samping itu, implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan tersebut.

1.5.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Menurut George C. Edward III ada empat faktor atau variabel kritis dalam mengimplementasikan kebijakan publik, yaitu :

13


(27)

1) Komunikasi

Agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang tanggung jawabnya adalah untuk mengimplementasikan sebuah keputusan harus tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komando untuk mengimplementasikan kebijakan mesti ditransmisikan kepada personalia yang tepat, dan kebijakan ini mesti jelas, akurat, dan konsisten. Komunikasi yang tidak cukup akan memberikan kewenangan kepada implementor untuk mencoba membalik kebijakan umum menjadi tindakan-tindakan khusus.

2) Sumber daya

Dalam faktor ini dinyatakan bahwa jika personalia yang bertanggung jawab dalam melaksanakan semua kebijakan kurang dalam hal sumber daya untuk melakukan sebuah pekerjaan efektif, maka implementasi tidak akan efektif pula. Sumber daya yang penting meliputi staf ukuran yang tepat dengan keahlian yang diperlukan, informasi yang relevan dan cukup tentang cara untuk mengimplementasikan kebijakan dan berbagai fasilitas di dalamnya.

3) Disposisi

Para implementor tidak selalu siap untuk mengimplementasikan kebijakan sebagaimana mereka para pembuat kebijakan. Konsekuensinya, para pembuat


(28)

keputusan sering dihadapkan dengan tugas untuk mencoba memanipulasi atau mengerjakan semua disposisi implementor atau untuk mengurangi opsi-opsinya.

4) Struktur Birokrasi

Walaupun sumber daya cukup dan para implementor tahu ke arah mana kebijakan akan dilaksanakan, implementasi mungkin masih dicegah dengan kekurangan dalam struktur birokrasi. Unit-unit organisasional yang dibuat untuk mengembangkan prosedur pengoperasian standar (SOP) untuk menangani situasi rutin pola hubungan yang beraturan sering tidak tepat bagi kebijakan-kebijakan baru dan mungkin menyebabkan perintangan terhadap perubahan, penundaan, pemborosan atau tindakan-tindakan lainnya. 14

Menurut Meter dan Horn ada 6 variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi,

1.5.1.3. Model-Model Implementasi

1. 5.1.3.1 Model Implementasi dari Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn

15

yaitu :

a. Standar dan sasaran kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antar para agen implementasi.

14

Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta : Lukman Offset. Hlm:11

15


(29)

b. Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia (human resources) maupun sumber daya non-manusia (non-human resources). Dalam berbagai kasus program, pemerintah kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksana.

c. Hubungan antar Organisasi

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

d. Karakteristik agen pelaksana

Agen pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program.

e. Kondisi sosial, ekonomi, dan politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.


(30)

Gambar 1

Model Implementasi Van Meter dan Van Horn

f. Disposisi Implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni a) respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan c) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

Ukuran dan tujuan kebijakan

Karakteristik badan pelaksana

Disposisi pelaksana

Kinerja Implementasi

Sumber daya

Lingkungan ekosospol

Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana


(31)

1.5.1.3.2 Model Top-Down yang dikemukakan oleh Sabatier dan Mazmanian Model Sabatier dan Mazmanian16

16

Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm : 86

mencoba mensitensiskan teori model top-down dan bottom-up menjadi enam kondisi bagi implementasi yang efektif, apabila : 1) tujuan-tujuan bersifat konsisten dan jelas sehingga mereka bisa memberi standar evaluasi dan sumber yang legal; 2) teori kausal yang memadai sehingga menjamin bahwa kebijakan memiliki teori yang akurat untuk melakukan perubahan; 3) struktur organisasi disusun secara legal guna mengupayakan kepatuhan bagi pelaksana kebijakan dan kelompok sasaran; 4) para implementer punya komitmen dan keterampilan dalam menerapkan kebebasan yang dimilikinya guna mewujudkan tujuan kebijakan; 5) dukungan dari kelompok-kelompok kepentingan dan kekuasaan dalam legislatif dan eksekutif; dan 6) perubahan kondisi sosial ekonomi yang tidak menghilangkan dukungan kelompok dan kekuasaan atau memperlemah teori kausal yang mendukung kebijakan tersebut.

Sehubungan dengan itu, Sabatier dan Mazmanian mencoba memperkirakan kondisi apa yang mendorong atau mengahambat implementasi kebijakan. Akhirnya mereka mengatakan implementasi yang efektif memerlukan adanya seperangkat kondisi yang optimal , yaitu kondisi dimana para implementator harus memiliki keahlian secara profesional di dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak mungkin implementasi bisa dilakukan jika kondisinya kurang optimal atau kurang ideal.


(32)

Gambar 2

Implementasi Kebijakan Menurut Sabatier dan Mazmanian

Mazmanian dan Sabatier melihat implementasi kebijakan merupakan fungsi dari tiga variabel yang berhubungan dengan : 1) karakteristik masalah; 2) struktur manajemen program yang tercermin dalam berbagai macam peraturan operasional kebijakan dan 3) faktor-faktor di luar peraturan. Namun demikian, tampaknya penekanannya masih sangat tergantung pada tipologi pelaksana, dan masih bersifat administrasi, dengan titik berat pada analisis hipotesis dan cara-cara untuk mencapai tujuan yang masih terpusat pada kompliansi dan kontrol yang efektif atau koordinasi.

Karakteristik masalah

1. Ketersediaan teknologi dan teori teknis 2. Keragaman perilaku kelompok sasaran 3. Sifat populasi

4. Derajat perubahan perilaku yang diharapkan

Daya Dukung Peraturan 1. Kejelasan/ konsistensi

tujuan/sasaran

2. Teori kausal yang memadai 3. Sumber keuangan yang

mencukupi

4. Integrasi organisasi pelaksana 5. Diskresi pelaksana

6. Rekrutmen dari pejabat 7. Akses formal pelaksana

organisasi

Variabel Non-Peraturan

1. Kondisi sosio ekonomi dan 2. Perhatian persoalan terhadap

masalah kebijakan 3. Dukungan publik 4. Sikap dan sumber daya 5. Dukungan kewenangan 6. Komitmen dan kemampuan

pejabat pelaksana

Proses Implementasi

Keluaran Kesesuaian Dampak Dampak yang diperkirakan

Kebijakan keluaran Keluaran

dari organisasi Kebijakan Kebijakan

Pelaksana dengan


(33)

Model ini menganggap bahwa suatu implementasi akan efektif apabila birokrasi pelaksananya memenuhi apa yang telah digariskan oleh peraturan (petunjuk pelaksana maupun petunjuk teknis). Model ini juga memandang bahwa implementasi kebijakan dapat berjalan secara mekanistis atau linier. Maka penekanannya terpusat pada koordinasi, kompliansi, dan kontrol yang efektif yang mengabaikan manusia sebagai target group dan juga peran dari aktor lain.

1.5.1.3.3 Model / Alur Proses Penyaluran Dana Kemitraan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dalam penyaluran dana kemitraan dan bina lingkungan di PT. Perkebunan Nusantara III khususnya daerah Deli Serdang 2 (DSER-2) Sei karang, Galang alur proses implementasi program dapat di lihat dari gambar di bawah ini :

1. Penerimaan Proposal di Kebun/Unit

a. Calon Mitra Binaan (CMB) mengajukan proposal permohonan peminjaman kredit lunak kepada kebun/ unit sesuai wilayahnya masing-masing dengan melampirkan kelengkapan dokumen.

b. Kebun/ unit mengkompilasi proposal CMB dan mengirimkannya ke distrik manajer.

c. Distrik manajer melalui Kepala Bidang Umum melakukan analisa data terhadap pengajuan Proposal dari Kebun/ Unit.

d. Distrik Manajer mengirim rekapitulasi hasil analisa atas kelayakan proposal yang diajukan untuk diproses di kantor direksi bagian kemitraan dan bina lingkungan.

e. Bagian kemitraan dan bina lingkungan merekapitulasi seluruh pengajuan yang layak dari distrik manajer sesuai alokasi dana yang tersedia.


(34)

f. Bagian kemitraan dan bina lingkungan dan distrik manajer (kepala bidang umum) mengadakan analisa bersama ke lapangan dengan menggunakan metode scoring sekaligus menetapkan calon mitra binaan yang akan diusulkan ke direksi untuk persetujuan pemberian pinjaman.

2. Penerimaan Proposal di Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan

a. Calon mitra binaan mengajukan proposal permohonan pinjaman kredit lunak kepada direksi bagian program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dengan melampirkan kelengkapan dokumen.

b. Bagian PKBL mengadakan analisa ke lapangan dengan menggunakan metode scoring.

c. Hasil analisa lapangan di evaluasi bersama oleh Tim dan Kepala Bagian PKBL.

3. Permohonan Persetujuan Direksi

Rekapitulasi hasil analisa yang dibuat oleh staf urusan, diusulkan kepala urusan perencanaan dan pembinaan dan di cek anggaran oleh kepala urusan administrasi keuangan dan umum kemudian diperiksa oleh Kepala Bagian PKBL dan disetujui Direksi.

4. Bagian kemitraan dan bina lingkungan mengajukan memorandum persetujuan penggunaan dana kepada direksi dengan melampirkan formulir penyaluran dana kemitraan dan bina lingkungan. Setelah memorandum disetujui direksi, kepala urusan administrasi keuangan dan umum membuat bukti pengeluaran kas/bank, giro yang diisi nomor rekening masing-masing calon mitra binaan.

5. Persiapan penyaluran dana kemitraan

a. Membuat surat perjanjian pengakuan hutang dan penyerahan jaminan oleh calon mitra binaan.


(35)

b. Membuat berita acara serah terima penyaluran dana kemitraan c. Membuat perencanaan pelatihan calon mitra binaan.

6. Pemanggilan calon mitra binaan melalui distrik manajer

Distrik manajer memanggil calon mitra binaan untuk hadir di kantor direksi dalam rangka penandatanganan kontrrak di hadapan notaris

7. Melaksanakan pelatihan calon mitra binaan bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan instansi terkait.

8. Penyerahan dana pinjaman kemitraan dilakukan oleh bagian PKBL dalam bentuk giro.17

Program kemitraan dan Bina Lingkungan adalah istilah Corporate Social Responsibility untuk BUMN di seluruh Indonesia. Dasar hukum program kemitraan dan bina lingkungan adalah Peraturan Menteri BUMN No.4 Tahun 2007, bahwa setiap BUMN wajib membentuk unit kerja khusus yang menangani langsung masalah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di mana besaran alokasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tersebut bernilai 2% dari laba bersih.

1.5.2 Program Kemitraan

18

Menurut Suhandari Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan 1.5.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility

17

Buku instruksi kerja PTPN III DSER- 2 Sei Karang, Galang 18

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility (Transformasi Konsep Suistainability Management


(36)

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.19

Ada beberapa komponen-komponen yang dimuat di dalamnya untuk menjalankan program Corporate Social Responsibility dengan lebih baik,

Selanjutnya menurut The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) (Wibisono, 2007:7) menyatakan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai ”Continuing commitment by business to behave ethically ang contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”, CSR adalah komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Sedangkan menurut Jurnal Transformasi Bisnis PT Perkebunan III menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan UU PT No.40/2007 pasal 1 ayat 3 adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung terjalinnya hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat guna meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya.

20

19

Untung, Budi Hendrik. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta : Sinar Grafika. hlm : 1

20

Ibid. hlm : 14


(37)

1. Economic Responsibilities

Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanngung jawab ekonomi, karena lembaga bisnis terdiri dari aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan.

2. Legal Responsibilities

Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan mentaati hukum dan peraturan yang berlaku yang pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif.

3. Ethical Responsibilities

Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. 4. Discretionary Responsibilities

Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka.

Ada beberapa pilar aktivitas corporate sosial responsibility yang gencar di kampanyekan oleh Indonesia Business Link (IBL), 21

1. Building Human Capital

yaitu :

Berkaitan dengan internal perusahaan untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat.

2. Strengtening Economies

Perusahaan harus memberdayakan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan.

21

Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility (Antara Teori dan Kenyataan). Yogyakarta : Media Pressindo. Hlm 13


(38)

3. Assesing Social Chesion

Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar, agar tidak menimbulkan konflik.

4. Encouraging Good Governance

Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

5. Protecting the Environment

Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

1.5.2.2. Pengertian Kemitraan

Upaya perusahaan dalam meningkatkan peran untuk peningkatan kesejahteraan sosial dan keselarasan lingkungan membutuhkan sinergi multipihak yang solid, baik dari pemerintah maupun komunitas atau masyarakat.

Menurut Tennyson22 kemitraan adalah kesepakatan antar sektor dimana individu, kelompok atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama-sama menanggung resiko maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerja sama.

Menurut buku Instruksi Kerja PTPN III, Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) agar menjadi tangguh dan mandiri dari pemanfaatan bagian laba dari BUMN. Program ini diberikan kepada sektor perdagangan, jasa, industri, pertanian dan perikanan.

22


(39)

Tujuan Program ini adalah :

1. Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat disekitar wilayah usaha PT Perkebunan Nusantara III sehingga tercapainya zero loss dan zero conflick.

2. Menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapai pemerataan pembangunan.23

Dalam membentuk kemitraan ada tiga prinsip penting yang harus diterapkan di dalamnya, yaitu :

1. Kesetaraan atau Keseimbangan (equity)

Pendekatan yang ada dalam kemitraan bukan pendekatan top-down atau bottom-up, bukan pula berdasar kekuasaan semata, namun hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya untuk dapat menghindari antagonisme yang terdapat di dalamnya.

2. Transparansi

Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antar mitra kerja 3. Saling Menguntungkan

Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Kemitraan antara perusahaan dengan pemerintah maupun komunitas/ masyarakat dapat mengarah ke tiga skenario, yaitu :

1. Pola Kemitraan Kontra Produktif

Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders yaitu mengejar profit sebesar-besarnya. Fokus perhatian perusahaan memang lebih tertumpu pada bagaimana

23


(40)

perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar pemanis belaka. Perusahaan Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah tidak peduli, dan masyarakat tidak mempunyai akses apapun kepada perusahaan.

Dalam skenario ini kemitraan dapat saja terjadi namun lebih bersifat semu dan bahkan menonjolkan kesan negatif. Terlebih hal ini juga dapat memicu terjadinya fenomena buruk, misalnya adanya unjuk rasa oleh komunitas atau masyarakat, pencemaran lingkungan, dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Keadaan terburuk juga mungkin terjadi yakni terhentinya aktivitas atau bahkan tutupnya perusahaan.

2. Pola Kemitraan Semi Produktif

Dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai obyek dan masalah diluar perusahaan. Perusahaan tidak tahu program-program pemerintah, pemerintah juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada dunia usaha dan masyarakat bersifat pasif. Pola kemitraan ini masih mengacu kepada kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak menimbulkan sense of belonging di pihak masyarakat dan low benefit di pihak pemerintah. Kerjasama lebih mengedepankan aspek public relations dimana pemerintah dan komunitas atau masyarakat masih lebih dianggap sebayai obyek. Dengan kata lain, kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan bersama antara perusahaan dengan mitranya.


(41)

3. Pola Kemitraan Produktif

Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek. Prinsip simbiosis mutualisme sangat kental pada pola ini. Perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan yang positif kepada perusahaan. Bahkan pada pola ini, mitra diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari shareholders.24

Dalam kemitraan ini, ada beberapa manfaat yang di dapat dalam pelaksanaannya. Rogovsky25

Komunitas pada Perusahaan

menyusun tabel tentang manfaat keterlibatan komunitas-perusahaan seperti berikut :

Tabel 1. Pemanfaatan Keterlibatan Komunitas Perusahaan Perusahaan pada Komunitas 1. Reputasi dan citra yang lebih baik

2. Lisensi untuk beroperasi secara sosial.

3. Bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal

4. Keamanan yang lebih besar

5. Infrastruktur dan lingkungan sosio-ekonomi yang lebih baik

6. Menarik dan menjaga personel yang kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi

7. Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu

8. Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi.

1. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan

2. Pendanaan investasi komunitas, pengembangan infrastruktur

3. Keahlian komersial

4. Kompetensi teknis dan personal individual yang terlibat

5. Representatif bisnis sebagai promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas.

(Sumber : Wibisono:115)

24

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik : Fascho Publishing. hlm : 103- 105

25


(42)

1.5.3 Kesejahteraan Target Group

Kesejahteraan bermula dari kata “sejahtera” yang berarti aman sentosa, makmur, terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.26

“Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.”

Istilah kesejahteraan ini bukan hal yang baru lagi baik dalam wacana global maupun nasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) misalnya, telah lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. PBB memberikan batasan kesejahteraan sebagai berikut :

“Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Defenisi ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.”

Di Indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, misalnya merumuskan kesejahteraan sosial yaitu:

27

Selain itu, Walter A. Friedlander mengemukakan kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan

26

Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 27 27

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm :1-2


(43)

kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.28

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial.

Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.

Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Pengertian kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktivitas pengorganisasian dan pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat, terutama kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups). Pengertian ini juga menempatkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan dari kegiatan pembangunan. 29

28

Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 27-29 29

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm : 2-3


(44)

Gambar 3

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dalam Konteks Pembangunan Nasional

(Sumber, Suharto:2005)

Dalam pelaksanaannya, kesejahteraan sosial memiliki fungsi-fungsi Sebagai berikut :

1. Fungsi penyembuhan, memberikan bantuan kepada orang yang mengalami masalah. Misalnya bantuan kepada orang yang mengalami bencana alam (gunung meletus, banjir, gempa bumi, kebakaran).

2. Fungsi pencegahan. Memberikan bantuan terhadap kemungkinan munculnya masalah-masalah sosial dengan melihat gejala-gejala sosial yang terjadi serta pengambilan tindakan untuk mennghindarkan masalah tersebut.

3. Fungsi pengembangan, yaitu pemberian bantuan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya.

4. Fungsi penunjang, bantuan ini diberikan guna mencapai tujuan-tujuan pelayanan dalam sektor lain.30

Kesejahteraan disini lebih di fokuskan kepada target group (kelompok sasaran). Target group adalah The specific individuals or organizations for whose benefit the

30

Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 36

Perawatan Masyarakat

(Kesehatan, Kesejahteraan Sosial) Pengembangan

Manusia (Pendidikan)

Pertumbuhan Ekonomi (Keuangan, Industri)


(45)

development intervention is undertaken (individu atau organisasi spesifik yang memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan). 31

Sebagai suatu kelembagaan administratif formal, kelompok sasaran adalah sekelompok warga masyarakat yang secara faktual mempunyai legalitas administratif sebagai suatu wadah/organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Apabila kelompok sasaran dilihat sebagai suatu tatanan aktivitas ekonomi produktif, maka kelompok sasaran adalah segala bentuk aktivitas warga masyarakat yang bersifat produktif, terlepas apakah dilakukan secara bersama ataupun perorangan.

Pengertian kelompok sasaran ini sesungguhnya bersifat dinamis, artinya kelompok sasaran termaksud dapat dilihat sebagai satu sistem, baik sebagai suatu sistem kelembagaan administratif formal maupun sebagai suatu tatanan aktivitas ekonomi produktif.

32

31

http://kormonev.menpan.go.id/?mod=addOnApps/glossary/ 32

http:// stie-stmy.tripod.com/brl.htm

Bila disimpulkan kesejahteraan target group adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok sasaran untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin serta meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan dan memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan.


(46)

1.5.4 Hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dengan Tingkat Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang

Kesejahteraan merupakan suatu kondisi/ keadaan yang sejahtera baik fisik, mental maupun sosial33

(Sumber, Suharto: 9) (Nurdin :30). Kondisi ini menunjukkan apakah seseorang itu makmur, aman, sentosa dan terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Kesejahteraan di sini juga dapat diartikan dengan mudahnya akses antara komunitas/ masyarakat dengan perusahaan dan pemerintah.

Untuk mencapai kondisi tersebut, maka perlu adanya pembangunan kesejahteraan sosial (social welfare development). Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan melembaga meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial. Pembangunan kesejahteraan sosial ini memfokuskan kegiatannya pada 3 bidang, yaitu : pelayanan sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial.

Gambar 4

Fokus Pembangunan Kesejahteraan Sosial

33

Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 30 Pembangunan

Kesejahteraan Sosial

Kebijakan/ Strategi 1.Pencegahan 2.Penyembuhan 3.Pengembangan

Pelayanan Sosial

Perlindungan Sosial

Pemberdayaan masyarakat


(47)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pemberdayaan merupakan salah satu fokus dari pembangunan kesejahteraan sosial. Pemberdayaan masyarakat/ sosial adalah penguatan kapasitas penerima pelayanan sosial sehingga memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, menjangkau pelayanan sosial, serta berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara mandiri.34

PT. Perkebunan Nusantara III melaksanakan program pemberdayaan dengan memberikan dana kemitraan bagi masyarakat yang ada di lingkungan sekitar wilayah kantor. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah agar menjadi mandiri. Program diberikan kepada kelompok sasaran yang terdiri dari sektor perdagangan, jasa, industri, pertanian dan perikanan. Program ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Program kemitraan juga merupakan usaha penumbuhkembangan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara setara dan dinamis. Dengan adanya pemberdayaan, masyarakat sekitar akan mengalami perubahan pola pikir, ekonomi masyarakat yang dinamis, serta terjadinya penguatan komunitas (community empowerment)35

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

yang nantinya akan memberikan dampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya target group yang mendapatkan dana kemitraan di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang tersebut.

I. 6 Hipotesis

34

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm : 22

35


(48)

relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.36 Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data37

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

Terdapat hubungan antara implementasi program kemitraan dan bina lingkungan dengan tingkat kesejahteraan target group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang

2. Hipotesis Nol (Ho)

TIdak terdapat hubungan implementasi program kemitraan dan bina lingkungan dengan tingkat kesejahteraan target group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang.

1.7 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial38

36

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hlm : 70 37

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hlm : 75

38

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Hlm : 33

.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, maka penulis menggunakan konsep seperti di bawah ini :


(49)

1. Implementasi adalah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Jadi, implementasi pada PTPN III dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) agar menjadi tangguh dan mandiri dari pemanfaatan bagian laba dari BUMN. Program ini diberikan kepada sektor perdagangan, jasa, industri, pertanian dan perikanan yang ada di sekitar wilayah Kantor Distrik PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang.

3. Kesejahteraan target group adalah adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok sasaran untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin serta meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan dan memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan.

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu varibel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel39.

39


(50)

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu : 1. Implementasi Program Kemitraan sebagai Variabel Bebas (X)

a. Implementasi dengan indikatornya yaitu : 1. Sasaran dan Maksud Program

Yaitu apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan sasaran yang ada dalam instruksi kerja serta maksud yang ingin dicapai.

2. Komunikasi

Program ini dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan dari top management perusahaan.

3. Sumber Daya, meliputi :

a. Sumber daya manusia, yaitu kemampuan pelaksana program untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Sumber anggaran, yaitu berapa dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program.

4. Disposisi Implementor

Yaitu respon implementor yang diwujudkan dalam tingkah laku, seperti keadilan, kesopanan, dll.

5. Struktur Birokrasi

Yaitu apakah struktur birokrasi telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program

6. Kendala dan Solusi Pemecahannya.

Yaitu untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam implementasi program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan bagaimana problem solvingnya.


(51)

b. Program Kemitraan dengan indikatornya yaitu : 1. Proporsi Bantuan

Program dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka anggarannya harus lebih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur, apabila anggaran besar pasti menghasilkan program yang bagus.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Terdapat laporan tahunan (annual report) dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program.

3. Cakupan Wilayah (Coverage Area)

Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan.

4. Keberlanjutan (Sustainability)

a. Terjadi alih-peran dari korporat ke masyarakat .

b. Tumbuhnya rasa memiliki (sense of belonging) program dan hasil program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga dan memelihara program dengan baik.

c. Adanya pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa tanpa keikutsertaan perusahaan, program bisa tetap dijalankan sampai selesai dengan partner tersebut.

5. Pemberdayaan (empowerment)

a. Penglibatan masyarakat, yaitu program dikatakan berhasil apabila terdapat partisipasi dari masyarakat.

b. Adanya respon dari masyarakat dalam setiap kegiatan yang ada dalam program kemitraan dan bina lingkungan.


(52)

2. Kesejahteraan Target Group sebagai Variabel Terikat (Y) dengan indikatornya adalah :

a. Adanya peningkatan rata-rata jumlah pendapatan rumah tangga

b. Peningkatan jumlah orang yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki kemampuan untuk memperluas usaha (perubahan pola pikir masyarakat).

c. Peningkatan aset usaha dari seluruh unit.

d. Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat sekitar (penguatan komunitas/ community empowerment)

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian, yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi.


(53)

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi seperti jawaban dari sampel dan data tertulis.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


(54)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Eksplanasi (Explanatory Research) yang mana penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan atau untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya40

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan

. Dan untuk memperkuat hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan analisis data kuantitatif, sehingga diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari lapangan.

II. 2. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Perkebunan Karet PTPN III Sei Karang Galang (DSER-2 Sei Karang, Galang).

II. 3. Populasi dan Sampel II. 3. 1 Populasi

41

40

Faisal, Sanapiah. 2000. Format-Format Penelitian Sosial (Dasar-Dasar dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Press. Hlm : 21

41

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hlm : 90

. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaksana dan masyarakat


(55)

yang mendapatkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) periode 2009 di DSER-2 Sei Karang Galang yang 72 berjumlah orang.

II. 3. 2 Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi42. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka di ambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 orang, maka dapat di ambil 10-15% atau 20- 25% sampel atau lebih43

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

. Oleh karena itu, merujuk pada pernyataan di atas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian seluruh populasi yang terdiri dari 2 orang penanggung jawab program kemitraan dan bina lingkungan serta 70 orang yang mendapatkan dana kemitraan di wilayah Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang.

II. 4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Adalah Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

42

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Hlm : 152 43

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. hlm : 104


(56)

a. Pengamatan atau Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

b. Kuesioner, yaitu berupa rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi. Selanjutnya angket/kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner akan diberikan kepada 50 orang penerima dana kemitraan.

c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait. Wawancara akan dilakukan pada penanggung jawab program kemitraan dan bina lingkungan di Sei Karang, Galang.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut ;

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.


(1)

Data Kuesioner Penelitian Variabel Kesejahteraan Target Group (Y) di PTPN III

No. Jawaban Responden Untuk Item No :

Jumlah Rata-Rata Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 52 3,25

2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 66 4,125

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 66 4,125

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4,06

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

9 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 66 4,125

10 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 65 4,06

11 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 61 3,81

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 66 4,13

13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 63 3,94

14 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 66 4,13

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 65 4,06

16 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 4,13

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 64 4

18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 3,94

19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 65 4,06

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

23 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 63 3,94

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

26 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4,06

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

28 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 69 4,31

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

31 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 64 4

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

33 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 68 4,25

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 65 4,06

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

36 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 57 3,56

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 65 4,06

40 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 70 4,38

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

44 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 64 4

45 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 71 4,44

46 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 59 3,69

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 65 4,13


(2)

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 65 4,13

49 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 64 4

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 63 3,94

51 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 65 4,13

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

53 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61 3,81

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

58 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 67 4,19

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 66 4,13

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 67 4,19

63 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4,06

64 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4,06

65 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 65 4,06

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 63 3,94

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4


(3)

Data Distribusi Hasil Kuesioner X

2

, Y

2

, XY

No X Y XY X2 Y2

1 152 52 7904 23104 2704

2 175 66 11550 30625 4356

3 198 64 12672 39204 4096

4 169 64 10816 28561 4096

5 191 66 12606 36481 4356

6 181 64 11584 32761 4096

7 177 65 11505 31329 4225

8 173 64 11072 29929 4096

9 187 66 12342 34969 4356

10 169 65 10985 28561 4225

11 168 61 10248 28224 3721

12 196 66 12936 38416 4356

13 168 63 10584 28224 3969

14 177 66 11682 31329 4356

15 172 65 11180 29584 4225

16 177 66 11682 31329 4356

17 177 64 11328 31329 4096

18 157 63 9891 24649 3969

19 184 65 11960 33856 4225

20 176 64 11264 30976 4096

21 177 64 11328 31329 4096

22 163 64 10432 26569 4096

23 164 63 10332 26896 3969

24 162 64 10368 26244 4096

25 181 64 11584 32761 4096

26 177 65 11505 31329 4225

27 185 64 11840 34225 4096

28 181 69 12489 32761 4761

29 172 64 11008 29584 4096

30 175 64 11200 30625 4096

31 168 64 10752 28224 4096

32 176 64 11264 30976 4096

33 182 68 12376 33124 4624

34 180 65 11700 32400 4225

35 173 64 11072 29929 4096

36 162 57 9234 26244 3249

37 164 64 10496 26896 4096

38 183 64 11712 33489 4096

39 164 65 10660 26896 4225

40 184 70 12880 33856 4900

41 185 64 11840 34225 4096

42 169 64 10816 28561 4096

43 172 64 11008 29584 4096

44 167 64 10688 27889 4096

45 185 71 13135 34225 5041

46 173 59 10207 29929 3481

47 191 65 12415 36481 4225

48 165 65 10725 27225 4225


(4)

49 163 64 10432 26569 4096

50 184 63 11592 33856 3969

51 174 65 11310 30276 4225

52 191 64 12224 36481 4096

53 166 61 10126 27556 3721

54 176 64 11264 30976 4096

55 185 64 11840 34225 4096

56 175 64 11200 30625 4096

57 177 64 11328 31329 4096

58 201 67 13467 40401 4489

59 188 64 12032 35344 4096

60 186 64 11904 34596 4096

61 181 66 11946 32761 4356

62 186 67 12462 34596 4489

63 164 65 10660 26896 4225

64 183 65 11895 33489 4225

65 170 65 11050 28900 4225

66 187 63 11781 34969 3969

67 168 64 10752 28224 4096

68 176 64 11264 30976 4096

69 174 64 11136 30276 4096

70 215 80 17200 46225 6400


(5)

Lampiran XV : Foto-Foto Hasil Observasi

Gambar 1 : Pintu Masuk PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang

Gambar 2 :Kantor Distrik PTPN III Deli Serdang 2 Sei Karang Galang

Gambar 3 : Ruang Kantor Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan


(6)

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

5 119 112

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt Perkebunan Nusantara III Deli Serdang- 2 Sei Karang Galang)

2 60 157

Dampak Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantauprapat Terhadap Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Labuhanbatu

0 41 10

Implementasi Kinerja Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt Perkebunan Nusantara V Pada Usahatani Patin Di Kabupaten Kampar.

0 11 93

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 1 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 1

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 15

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu) Chapter III V

0 0 59

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 3