Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya Kesehatan dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai
lima tahun pertama untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sekaligus
meningkatkan kualitas anak agar

mencapai tumbuh kembang yang optimal

(Depkes, 2005).
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik
yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Secara tidak
langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi,
budaya dan politik. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan
suatu proses yang panjang dan berkesinambungan, harus dimulai sejak dini, yaitu
sejak manusia masih dalam kandungan. Dalam mempersiapkan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil, produktif dan kreatif
yang akan meneruskan pembangunan bangsa harus lebih memperhatikan aspek
tumbuh kembang balita, sehingga dalam jangka panjag tercipta kesehatan bangsa

Indonesia secara nyata (Depkes RI, 2010).
Pola asuh adalah cara orang tua mendidik anak dan membesarkan anak
yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor budaya, agama, kebiasaan
dan kepercayaan, serta kepribadian orang tua (orang tua sendiri atau orang yang
mengasuh anak). Macam-macam pola asuh yang biasa diterapkan antara lain
pelindung, penuntut, dominan, pemanja, permisif, rejektif, pengkritik, tidak

1

2

konsisten. Pola asuh pelindung membentuk anak menjadi penakut, tidak percaya
diri, merasa khawatir, ragu, tidak mandiri dan bila anak berontak akan melakukan
semua larangan orang tua . Pola asuh menuntut bila anak gagal memenuhi
tuntutan orang tua anak akan mengalami frustasi diikuti rasa bersalah dan dosa
serta bila anak berontak maka akan sengaja menggagalkan diri (Markum, 2007).
Perbedaan sifat dan perilaku anak menimbulkan respon orang tua yang
berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh anak terhadap orang tua
mempunyai peran yang sama pentingnya dengan pengaruh orang tua terhadap
anak. Keadaan perilaku akan mempengaruhi pola tumbuh kembang, perilaku yang

sudah tertanam pada masa anak akan terbawa dalam masa kehidupan selanjutnya.
Perubahan perilaku dan bentuk perilaku yang terjadi akibat pengaruh berbagai
faktor lingkungan yang akan mempunyai dampak luas terhadap sosialisasi dan
disiplin anak (Markum, 2007).
Pola asuh sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian serta
aspek-aspek pembentuk kepribadian diantaranya adalah emosi, sosial, motivasi,
intelektual, dan spritual. Orang tua juga harus menyesuaikan pola asuh dengan
situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk membentuk pola asuh anak agar perkembangan emosinya
berjalan normal. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut orang tua yang pantas
diteladani anak dengan mencontohkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang
mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan temantemannya, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal yang
baru dan kooperatif terhadap orang lain. Sedangkan pengaruh pola asuh otoriter

3

akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak
berinsiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian
lemah, cemas, dan terkesan menarik diri. Serta pola asuh permisif akan

menghasilkan karakteristik anak-anak yang implusif, agresif, tidak patuh, manja,
kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang
percaya diri (Dewi, 2013).
Menurut Dewi L (2013) dari penelitian yang dilakukan di PG-TK Terpadu
Gabungan Tanon Sragen pada 15 Desember 2012 terdapat 32 murid. Melalui
wawancara dengan beberapa orang tua murid didapatkan data mengenai
karakteristik pola asuh. Dari 9 orang tua yang dilakukan wawancara terdapat 4
keluarga yaang menerapkan pola asuh yang otoriter dengan keluhan anak sering
marah tanpa alasan, perasaan takut atau kecemasan berlebihan, menghindari
teman-temannya. 3 keluarga yang menerapkan pola asuh permisif mengeluh
anaknya suka melanggar dan membantah, mudah teralih perhatiannya , nafsu
makan berkurang dan terkadang sulit tidur. Sedangkan 2 orang tua yang
menerapkan pola asuh demokratis mengeluh anaknya terkadang suka mengompol
dan dekat dengan orang tuanya. Hal tersebut merupakan salah satu diantara
permasalahan perilaku pada anak yang dapat mengalami masalah mental
emosional dimana salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah pola asuh
orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian Harsiki (2002) bahwa pola pengasuhan anak
balita pada keluarga miskin pedesaan dan perkotaan di propinsi Aceh adalah 67,1 %
pada kategori kurang. Pola asuh anak yang kurang akan mempunyai resiko anak

balita KEP 1,5 kali dibandingkan dengan anak balita dengan pola asuh makan.

4

Daerah perkotaan sedikit lebih tinggi pola asuh anaknya daripada daerah
pedesaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2015”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah di atas maka rumusan penelitian ini adalah
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pola pengasuhan balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Bulan Medan Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, meningkatkan wawasan, serta salah satu
persyaratan untuk kelulusan dari D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan USU di Medan dan mengaplikasi ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi ilmu pengetahuan dan referensi tentang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2015.

5

3. Bagi Responden
Untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pola pengasuhan balita sehingga tercapailah pola asuh yang baik
4. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dan bahan
perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang demi
tercapainya hasil penelitian yang lebih sempurna.