Implementasi ASI Eksklusif di Desa Lalang Kecamatan Sunggal

BAB II
DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

2.1 Deskripsi Umum Wilayah
2.1.1 Sejarah Desa Lalang
Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra
daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang dulunya merupakan satu kecamatan
yang belum dipecah-pecah menjadi beberapa desa tepatnya pada masa penjajahan.
Kecamatan tersebut bernama Kecamatan Serba Nyaman bukan nama Kecamatan
seperti sekarang ini yakni Kecamatan Sunggal. Pada masa itu yang memiliki
kuasa yang besar adalah seorang datuk bernama Datuk Serba Nyaman atau Datuk
Sunggal. Bentuk pemerintahan masih berbentuk kesultanan dan sebagian besar
tanah yang ada merupakan milik sultan.
Pada masa Datuk Serba Nyaman tersebut, semua keputusan yang
menyangkut tetang daerah ini harus izin darinya terlebih dahulu. Masyarakat
masih harus melakukan kerja paksa atau kerja rodi atas perintah Datuk Serba
Nyaman tersebut. Pada masa itu masih banyak rakyat yang belum dapat
mengenyam pendidikan. Dimana sekolah pada masa itu juga masih memakai batu
lai sebagai tempat menulis dan gerip sebagai alat menulisnya.
Sampai pada saat berakhirnya masa penjajahan kira-kira tahun 1950an,
pengaruh dari Datuk Serba Nyaman tersebut pun berkurang. Beberapa tokoh

masyarakat saat itu sepakat untuk memecah Kecamatan Serba Nyaman atau
Sunggal ini menjadi beberapa desa. Naiklah seorang Penghulu bernama Ishak

20
Universitas Sumatera Utara

Pada saat itu Penghulu adalah Kepala Desa dan yang mengangkatnya
bukan langsung dari masyarakat melainkan diangkat dari pemerintah. Masyarakat
yang tinggal di Desa Lalang adalah mayoritas suku Banten. Suku Banten
sebenarnya bukan penduduk asli Desa Lalang ini, akan tetapi karena ada
perpindahan yang terjadi pada tahun 1950-an dalam jumlah yang cukup besar
maka suku Banten menjadi mayoritas penduduk di Desa Lalang ini. Penghulu
Ishak memberikan tanah milik Perkebunan secara cuma-cuma kepada penduduk
yang saat itu pindah ke Desa Lalang. Tanah tersebut sebenarnya milik Perkebunan
Deli Maatschapaijj atau dikenal dengan Deli May. Perpindahan tersebut terjadi
karena adanya proses pembangunan. Pada saat itu sampai sekarang ini juga Desa
Lalang di kenal dengan Kampung Banten.
Desa Lalang pada tahun 1960-an juga masih penuh dengan pepohonan,
dimana pohon jadi tumbuh-tumbuh di pinggir-pinggir jalan untuk melindungi
perkebunan teh. Perkebunan tembakau merupakan tempat masyarakat desa Lalang

ini bekerja selain sebagai petani. Namun seiring pembangunan yang terjadi,
banyak pengusaha yang tertarik dengan wilayah Desa Lalang ini karena
pertambahan penduduknya yang cukup maju. Sampai pada saat ini Desa Lalang
tidak lagi di dominasi dengan suku Banten walau pun namanya masih Kampung
Banten, namun menurut data dari Badan Statistik tahun 2009 untuk Desa Lalang
bahwa suku Melayu adalah suku mayoritas di desa ini.

2.1.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terdapat di wilayah Kecamatan Sunggal, tepatnya

21
Universitas Sumatera Utara

berada di kawasan Desa Lalang, Desa Lalang pada awalnya merupakan satu
wilayah kecamatan yang bernama Kecamatan Serba Nyaman, dimana dahulunya
wilayah tersebut dikuasai oleh seorang datuk bernama Datuk Serba Nayaman atau
Datuk Sunggal. Pada perkembangannya kemudian wilayah Kecamatan Serba
Nyaman berubah menjadi Desa Lalang seiring perubahan era pemerintahan.
Masyarakat yang tinggal di Desa Lalang secara mayoritas adalah suku
Banten, walaupun suku Banten bukanlah suku asli di wilayah tersebut melainkan

terjadi karena migrasi yang terjadi pada sekitar tahun 1950 ketika wilayah tersebut
masih berupa lahan perkebunan.
Desa Lalang merupakan salah satu wilayah desa dari 17 wilayah desa yang
terdapat di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data
geografis, Desa Lalang berada pada ketinggian 50 meter diatas permukaan laut.
Wilayah Desa Lalang yang berada di Kabupaten Deli Serdang memiliki
jarak 3 Km menuju Kecamatan Sunggal, dan 25 Km menuju ibukota Kabupaten
Deli Serdang serta 12 Km menuju ibukota Propinsi Sumatera Utara.

22
Universitas Sumatera Utara

Peta Lokasi Penelitian

Sumber : googlemaps.com

Adapun batas-batas wilayah Desa Lalang adalah sebagai berikut :





Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paya Gelu Kecamatan Sunggal,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sei Beras Kata Kecamatan
Sunggal,



Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Medan Krio atau Suka Maju
Kecamatan Sunggal.
Berdasarkan data wilayah Desa Lalang tahun 2009, Desa Lalang memiliki

6 dusun yang terdiri dari 20 Rukun Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga (RW),
adapun penamaan dusun diurutkan menurut angka, yaitu Dusun I, II, III, IV, V dan
VI.

23
Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Kependudukan

Data kependudukan Desa Lalang yang menjadi bagian penulisan ini adalah
data kependudukan yang memiliki keterkaitan terhadap fokus penelitian, yaitu
pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif. Adapun data kependudukan
tersebut mencakup jumlah penduduk, tingkat pendididikan, agama, pekerjaan,
etnis dan lain sebagainya.
2.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga
Penduduk Desa Lalang berdasarkan data kependudukan tahun 2009
berjumlah 9.646 Jiwa, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 1
Data Kependudukan
Jenis Kelamin

Desa Lalang

Pria

Wanita

Jumlah


4.878 Jiwa

4.768 Jiwa

9.646 Jiwa

Sumber : Kecamatan Sunggal Dalam Angka, 2009.

Penduduk Desa Lalang menurut agama adalah bahwa mayoritas penduduk
menganut agama Islam, sedangkan komposisi penduduk menurut suku atau etnis
adalah etnis Melayu yang merupakan suku mayoritas di Desa Lalang.
2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur
Kepadatan penduduk Desa Lalang mencapai 7.403 Jiwa (data tahun 2009),
adapun komposisi penduduk menurut umur adalah :

24
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2
Komposisi Penduduk Menurut Umur

No

Golongan Umur

Jumlah (Jiwa)

1

0 – 2 Tahun

206 Jiwa

2

1 – 5 Tahun

735 Jiwa

3


6 – 7 Tahun

378 Jiwa

4

8 – 15 Tahun

1.233 Jiwa

5

16 – 56 Tahun

4.302 Jiwa

6

57 Tahun ke atas


549 Jiwa

Jumlah

7.403 Jiwa

Sumber : Profil Desa Lalang Tahun 2009.

2.2.3

Komposisi

Penduduk

Menurut

Mata

Pencaharian


dan

Kelompok Kerja
Mata pencaharian utama penduduk Desa Lalang adalah sebagai buruh tani
dan petani, sedangkan menurut data tahun 2008 sumber penghasilan utama
penduduk Desa Lalang adalah jasa angkutan, pergudangan dan jasa komunikasi.
Tabel 3
Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

1

PNS (Pegawai Negeri Sipil)

47 Jiwa


2

TNI

73 Jiwa

3

Polri

64 Jiwa

4

BUMN

37 Jiwa

5

Wiraswasta

479 Jiwa

6

Tani

7

Pertukangan

8

Buruh tani

9

Purnawirawan/pensiunan

10 Nelayan
11 Jasa

1.573 Jiwa
113 Jiwa
1.689 Jiwa
98 Jiwa
79 Jiwa

25
Universitas Sumatera Utara

12 Karyawan

189 Jiwa

13 DLL

135 Jiwa

Sumber : Profil Desa Lalang Tahun 2009.

Adapun komposisi penduduk Desa Lalang menurut usia kelompok kerja
adalah :
Tabel 4
Komposisi Penduduk Menurut Usia Kelompok Kerja
No

Umur

Jumlah (Jiwa)

1

10 – 14 Tahun

-

2

15 – 19 Tahun

74 Jiwa

3

20 – 26 Tahun

379 Jiwa

4

27 – 40 Tahun

1.709 Jiwa

5

41 – 56 Tahun

1.586 Jiwa

6

57 Tahun ke atas

1.274 Jiwa

Jumlah

5.022 Jiwa

Sumber : Profil Desa Lalang Tahun 2009.

2.2.4 Penduduk Desa Lalang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Adapun komposisi masyarakat secara umum dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, berikut komposisi penduduk Desa Lalang berdasarkan tingkat
pendidikan :

26
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah (Jiwa)

1

Taman Kanak-kanak

239 Jiwa

2

Sekolah Dasar (SD)

869 Jiwa

3

SMP/SLTP

412 Jiwa

4

SMA/SLTA

367 Jiwa

5

Diploma

76 Jiwa

6

Sarjana S1 s/d S3

3 Jiwa

Jumlah

1.966 Jiwa

Sumber : Profil Desa Lalang Tahun 2009.

2.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Adapun sarana kesehatan di Desa Lalang adalah di wilayah desa ini
terdapat 1 rumah sakit bersalin berjumlah 1 unit, Poliklinik atau Balai Pengobatan
berjumlah 1 unit, Poliklinik Desa (Polindes) 1 unit, Apotek terdapat 2 unit, toko
obat lainnya terdapat 2 unit. Untuk tenaga kesehatan di Desa Lalang terdapat 2
orang dokter pria, 1 dokter wanita, 3 orang dokter gigi dan bidan sebanyak 10
orang.
Kegiatan posyandu di Desa Lalang berlangsung secara aktif dengan
kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan berjadwal (seminggu
sekali, dua minggu sekali dan sebulan sekali) tergantung pada usaha kesehatan
yang akan dilakukan.

2.4 Program ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah ‗imunisasi pertama‘ dan penyelamat hidup paling
murah dan efektif di dunia. Anak – anak yang mendapat ASI Eksklusif 14 kali

27
Universitas Sumatera Utara

lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan
dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui pada hari pertama setelah
lahir dapat mengurangi resiko kematian baru lahir hingga 45 persen.
Menyusui juga mendukung kemampuan seorang anak untuk belajar dan
membantu mencegah obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari. Anak yang
mendapat ASI jatuh sakit jauh lebih jarang daripada anak yang tidak disusui.
Selain manfaat bagi bayi, ibu memberikan ASI Eksklusif juga kecenderungan
lebih kecil untuk menjadi hamil lagi dalam enam bulan pertama setelah
melahirkan, lebih cepat pulih dari persalinan, dan lebih cepat kembali ke berat
badan sebelum hamil. Bukti- bukti menunjukan bahwa mereka mengalami sedikit
depresi pasca melahirkan dan juga menurunkan resiko kanker ovarium dan
payudara di kemudian hari.
ASI Eksklusif memberikan banyak sekali manfaat bagi ibu dan bayi.
Dengan banyaknya manfaat yang diberikan, pemerintah membuat program untuk
mendukung pemberian ASI Eksklusif. Program ASI Eksklusif merupakan
program dari pemerintah agar bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur nasi, bubur susu, biskuit, dan lain –
lain selama 6 bulan pertamanya.
Program pemberian ASI Eksklusif dikeluarkan oleh pemerintah dalam
bentuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Ai Susu Ibu Eksklusif. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut Air
Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang

28
Universitas Sumatera Utara

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan
dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Didalamnya juga
disebutkan bahwa tenaga kesehatan wajib memberikan informasi dan edukasi ASI
Eksklusif kepada ibu dan anggota keluarga bayi yang bersangkutan sejak
pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Eksklusif selesai.
Dalam peraturan ini petugas kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi
atau produk bayi lainnya. Apabila terjadi pelanggaran peraturan tersebut akan
dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa teguran lisan
atau teguran tertulis.
Peraturan Pemerintah ini menjamin pemenuhan hak bayi dan perlindungan
ibu menyusui serta meningkatkan peran keluarga, masyarakat dan pemerintah
dalam pemberian ASI Eksklusif hingga bayi berusia enam bulan. Tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusui dini,
menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada juga keharusan
penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta pembatasan
promosi susu formula. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 mengenai
Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret 2012 ini merupakan tanda keseriusan
pemerintah bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus
bangsa dengan memberikan ASI sebagai makanan yang paling sempurna bagi
bayi.

29
Universitas Sumatera Utara