Pengalaman Ibu Menyusui Asi Eksklusif Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

(1)

PENGALAMAN IBU MENYUSUI ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

TAHUN 2014

RIPKA MALA DONNA 135102027

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Pengalaman Ibu Menyusui Asi Eksklusif Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

ABSTRAK Ripka Mala Donna

Latar belakang : ASI eksklusif yaitu air susu ibu yang diberikan kepada bayi selama enam bulan, ASI eksklusif masih sangat minim diketahui oleh ibu-ibu yang menyusui, hal ini disebabkan karena masih banyaknya ibu yang menyusui belum mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif dan masih gencarnya promosi susu formula

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengalaman ibu menyusui ASI eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah partisipan ini adalah 7 orang, Teknik pengambilan partisipan dengan

purvosif sampling, Analisa data menggunakan metode colaizzi.

Hasil : penelitian metode ini meliputi tujuh kategori yaitu pengertian ASI eksklusif, ASI lebih sehat, masalah menyusui pada ibu, alasan pemberian ASI eksklusif, ASI eksklusif mencegah kehamilan, ibu bertekat untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sumber informasi yang didapatkan ibu tentang ASI eksklusif.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih banyak ibu yang belum mengerti tentang ASI eksklusif, diharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang menusui. Agar ibu menyusui mengerti tentang ASI eksklusif.

Kata kunci : Ibu Menyusui, ASI eksklusif


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis capkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengalaman Ibu Menyusui Tentang Asi Eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal”

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan Karya tulis ilmiah ini masih banyak dapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Peneliti mengharapkan keritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapatmenjadi perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah yaitu:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah sitohang, S,Kep.Ns.M.Kep, selaku ketua program studi D-IV bidan Pendidik fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Afidarti, SKP.M. Kep selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan pendidik fakultas keperawatan Universitas Sumatera utara

5. Kedua orang tua yang saya sayangi, yang selalu mendoakan dan selalu membarikan dukungan baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah in


(6)

Dengan segala keterbatsan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang di berikan,semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa

Medan, Juni 2014-04-30


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN... V BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

1. Bagi Pendidikan... 5

2. Bagi Peneliti Kebidanan... 5

3. Bagi Ibu Menyusui... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Pengalaman... 4

B. Asi Eksklusif... 4

C. Manfaat Asi Eksklusif... 5

D. Keuntungan Asi Eksklusif... 8

E. Langkah-langkah Menyusui Yang Benar... 10

F. Resiko Bila Memberikan Cairan tambahan... 10

G. Faktor Lain Penyebab Rendahnya Pemberian Asi Eksklusif... 12

H. Undang Undang Kesehatan Dengan Asi Eksklusif... 10


(8)

BAB III. METODE PENELITIAN... 20

A. Desain penelitian... 17

B. Populasi DanSampel... 17

C. Tempat Pennelitian... 18

D. Waktu Penelitian... 19

E. Etika Penelitian... 19

F. Alat Pengumpulan Data... 20

G. Pengumpuan Data... 21

H. Analisis Data... 22

I. Tingkat kepercayaan data... 22

DAFTAR PUSTAKA... 26 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Data Demoggrafi

Lampiran 3 : Panduan Wawancara

Lampiran 4 : Lembar Penjelasan Kepada Responden

Lampiran 5 : Lembar Persetujuan wawancara

Lampiran 6 : Surat Mohon Izin Data Pendahuluan


(10)

Pengalaman Ibu Menyusui Asi Eksklusif Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

ABSTRAK Ripka Mala Donna

Latar belakang : ASI eksklusif yaitu air susu ibu yang diberikan kepada bayi selama enam bulan, ASI eksklusif masih sangat minim diketahui oleh ibu-ibu yang menyusui, hal ini disebabkan karena masih banyaknya ibu yang menyusui belum mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif dan masih gencarnya promosi susu formula

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengalaman ibu menyusui ASI eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah partisipan ini adalah 7 orang, Teknik pengambilan partisipan dengan

purvosif sampling, Analisa data menggunakan metode colaizzi.

Hasil : penelitian metode ini meliputi tujuh kategori yaitu pengertian ASI eksklusif, ASI lebih sehat, masalah menyusui pada ibu, alasan pemberian ASI eksklusif, ASI eksklusif mencegah kehamilan, ibu bertekat untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sumber informasi yang didapatkan ibu tentang ASI eksklusif.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih banyak ibu yang belum mengerti tentang ASI eksklusif, diharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang menusui. Agar ibu menyusui mengerti tentang ASI eksklusif.

Kata kunci : Ibu Menyusui, ASI eksklusif


(11)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

ASI eksklusif adalah bayi hanya di beri ASI aja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi,dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI), ASI dapat di berikan sampai 2 tahun

Manfaat pemberian ASI Khususnya ASI secara eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga, Negara bahkan Dunia, sangat banyak untuk disebutkan satu persatu. Manfaat yang penting bagi bayi antara lain : ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh, ASI eksklusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh, ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan, dan pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang /bonding (Yunisa, 2010)

UNICF melaporkan sebanyak 30 ribu kematian bayi dan 10 juta kematian balita di seluruh dunia pada tiap tahun dapat dicegah melalui pemberian air susu ibu secara eksklusif selama 6 bulan sejak lahir tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan apapun kepada bayi. Pemberian air susu ibu dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan perkembangan emosional. WHO merekomendasikan insiasi menyusui dini sebagai tindakan life saving (Roseli, 2008) .

Cakupan ASI eksklusif yang ditargetkan dalam program pembangunan nasional dan strategi nasional adalah 80 persen. Sesuai dengan program Mellenium Development Goals (MDGS) membuat mengurangi kemiskinan, kelaperan angka kematian bayi (Anik ha 1, 20012)


(12)

Menurut data SDKI cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia sampai 4 bulan hanya 55 persen, dan sampai usia 6 bulan sebesar 39,5 persen padahal target Indonesia sehat 2010 sebesar 80 persen bayi diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan (Maryunani 2012). Menurut Dirjen Bina kesehatan Masyarakat Depkes tahun 2003 menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif pada 30 menit pertama bayi baru lahir 3,7 persen bayi yang memperoleh ASI eksklusif pada hari pertama (Apriliya, 2010).

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan meningkatkan kekebalan tubuh nya. Telah di temukan bahwa tidak ada susu lainya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu menyusui memberikan jutaan sel darah bagi bayiny, yang membantu dirinya melawan segala macam penyakit (Riski, 2013)

Oleh karena itu pengalaman ibu menyusui tentang ASI eksklusif penting untuk di teliti, terutama pada ibu yang mempunyai anak dari seluruh uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang Pengalaman Ibu menyusui ASI eksklusif .

Berdasarkan tersebut kondisi diatas maka akan dilakukan penelitian Pengalaman Ibu Menyusui ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimana Pengalaman Ibu Menyusui ASI Eksklusif”

C. Tujuan Penelitian


(13)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendidik kebidanan dan penelitian kebidanan dan praktek kebidanan

1. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan bahan acuan kepada mahasiswa kebidanan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu yang menyusui 2. Penelitian Kebidanan

hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber bagi peneliti yang akan datang sehingga menjadi bahan acuan dalam menerapkan pengalaman ilmiah

3. Bagi Ibu Menyusui

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi ibu menyusui agar lebih mengenal pentingnya ASI eksklusif


(14)

BAB II

TUJUAN PUSTAKA A. Pengalaman

Pengalaman adalah merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran berpengetahuan. Pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang lalu . (Notoatmodjo, 2010 hal 13) .

B. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, terkait itu ada satu hal yang perlu di tayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif tidak berlansung secara oktimal (Prasetyono, 2012).

ASI eksklusif adalah perilaku di mana hanya memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan ataupun minuman lain kecuali sirup obat (Siregar,A, 2004).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak di harapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih , pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit bubur nasi, bubur tim dan sebagainya. ASI eksklusif di harapkan dapat diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan pemberian ASI secara benar akan dapat mencapai kebutuhan bayi.


(15)

Sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping, diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat di lanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun (Maryunani, 2009).

C. Manfaat ASI Eksklusif

manfaat pemberian ASI Khususnya, ASI secara eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga, Negara, bahkan Dunia sangat banyak untuk disebut satu persatu. Manfaat yang terpenting bagi bayi antara lain. ASI dapat meningkatkan kecerdasan dan pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang/bonding.

a. ASI sebagai nutrisi, ASI yang di hasilkan seorang ibu yang melahirkan bayi prematur, komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan ibu yang cukup bulan. Demikian pula halnya ASI yang keluar pada hari-hari pertama atau kolostrum, berbeda komposisinya dengan ASI yang keluar pada hari-hari selanjutnya di sebut ASI mature, terdapat juga perbedaan antara komposisi ASI yang keluar pada saat permulaan ibu menyusui (fore milk) dengan komposisi ASI yang keluar pada saat-saat akhir ibu menyusui (Hind milk)

b. ASI bagi daya tahan tubuh dan kesehatan bayi, bayi lahir secara alamiah mendapat immunoglobuin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar jat tersebut dengan cepat akan menurun setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup sampai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang di bentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi terjadinya suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.

c. ASI eksklusif mengembangkan kecerdasan, perkembangan, kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan


(16)

pertama atau growth spourt sangat penting karena pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat.

d. ASI dan jalinan kasih sayang, bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapat rasa aman, tentram, dan terlindungi. Perasaan terlindungi dan di sayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri.

e. Keuntungan lain pemberian ASI

Tidak mudah tercemar ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara pembuatan susu formula yang benar dan baik. Bila botol tidak bersih, maka bakteri akan cepat tumbuh selain itu susu sudah berbahaya bagi bayi walaupun belum tercium basi.

Melindungi bayi dari infeksi ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan parasit yang menyerang manusia. Susu sapi tidak mengandung antibodi terhadap penyakit sehingga bayi susu formula lebih sering terserang muntah-berak dan batuk pilek serta infeksi saluran pernafasan.

Ekonomis memberikan ASI jauh lebih murah di banding memberikan susu formula. Ibu tidak perlu membeli susu kaleng dan peralatan susu botol, ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu kaleng dan memasak air untuk susu dan dan peralatan membuat susu. Ibu dari kelompok ekonomi lemah yang tidak mampu membeli susu formula untuk bayinya sering kali mengencerkan takaran susu formula sehinga bayi mereka sering menderita kurang gizi.


(17)

Vitamin, mineral dan zat besi yang terdapat dalam ASI akan di serap dengan baik oleh susu bayi. Sedangkan pada susu sapi zat-zat tersebut hanya sebagian saja yang diserap oleh susu bayi.

b. Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi

(Zat besi dari susu sapi tidak diserap secara sempurna sehingga bayi susu formula sering menderita anemia karena kekurangan zat besi. Peneliti membuktikan bahwa tingkat kecerdasan pada bayi atau anak yang kurang zat besi akan menurun

c. Mudah dicerna

ASI mudah di cerna, sedangkan susu sapi sulit di cerna karena tidak mengandung enzim pecernaan. Selain itu koponen kasein yang banyak terdapat susu formula mbentuk gumpalan – gumplan susu tebal sehingga susah di cernaoleh bayi. Selain itu bayi akan menderita sembelit (sukar buang air besar)

d. Menghindarkan alergi

Bayi yang di beri susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak masalah alergi misalnya asma dan eksmi (Priyono, 2010)

D. Manfaat ASI Eksklusif Selama Enam Bulan

Berikut ini adalah manfaat ASI eksklusif enam bulan dari pada hanya empat bulan. 1. Untuk bayi

a. Melindungi dari infeksi gastroin testinal

b. Bayi yang ASI eksklusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan

c. ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi. 2. Untuk ibu

a. Menambah panjangnya kembalinya kesuburan pasca melahirkan sehingga memberi jarak antara anak yang lebih panjang alias menunda ke


(18)

hamilanberikutnya. Karena kembalinya mensturasi tertunda, ibu meyusui tidak membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami mensturasi.

b. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian ini membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kilogram di banding ibu yang menyusui empat bulan

c. Lebih ekonomis (Maryunani,2012)

E. Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif Pada bayi

a. Enam hinga delapan kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia, limphositip, neuroblastoma, lympoma malingna)

b. Resiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan 3 kali lebih jarang dari bayi yang rutin komsumsi susu formula

c. Sebanyak 47 persen lebih jarang diare

d. Mengurangi resiko kekurangan giji dan pitamin e. Mengurangi resiko kencing manis

f. Lebih kebal terkena alergi

g. Mengurangi resiko penyakit jantung dan pembulu darah h. Mengurangi penyakit menaun seperti susu besar

i. Mengurangi kemungkinan terkena asma (penelitian yang di muat dalam Eropean Respiratori Jurnal itu menyebutkan, anak-anak yang tidak pernah di susui memiliki resiko asma dan penyakit ganguan nafas lain pada empat tahun pertama kehidupanya di banding dengan bayi yang menSatgas,dapat ASI selam enam bulan atau lebih ).

j. Mengurangi resiko terkena bakteri E sakajaki dari bubuk susu yang tercemar (Pratiwi,N, ASI, 2011/Vivanius) (Maryunanik, 2012)


(19)

F. Langkah –langkah Menyusui Yang Benar

1. Sebelum menyusui ASI di keluarkan sedikit, kemudian di oleskan pada puting dan sekitar kelang payudara cara ini mempunyai manfaat sebagai disenfektan dan menjaga kelembaban puting susu

2. Bayi diletakan menghadap perut ibu /payudara

a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu mengantung dan punggung ibu bersandar pada sandar kursi

b. Bayi di pegang di pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, kepala tidak boleh menegada dan bokong bai di tahan dengan telapak tangan

c. Satu tangan bayi di letakan di belakang badan ibu yang satu lagi di depan.

d. Perut bayi menempel pada badan ibu. Kepala bayi menghadap payudara, tidak hanya membelokan kepala bayi

e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus (Kristyan Sari ,2009). G. Beberapa Resiko Bila Memberikan Cairan Tambahan Sebelum Bayi Berusia Enam

Bulan, Memberi Cairan Sebelum Bayi Berusia Enam Bulan Beresiko Membahayakan Kesehatan. Resiko – resiko Tersebut Antara Lain.

Tambahan cairan meningkatkan kekurangan gizi menganti ASI dengan cairan dengan sedikit atau tidak bergizi, berdampak buruk dengan kondisi lain, daya tahan hidupnya, pertumbuhan dan perkembanganya. Komsumsi air putih atau cairan lain meskipun dengan jumlah sedikit akan membuat bayi merasa kenyang sehingga tidak mau menyusu, pada hal ASI kaya dengan gizi yang sempurna untuk bayi. Penelitian menunjukan bahwa memberi air putinh sebagai tambahan cairan sebelum bayi berusia enam bulan dapat mengurangi asupan ASI sehingga sattu persen. Pemberian air atau air


(20)

manis dalam minggu pertama usia bayi berhubungan turunya berat badan bayi yang lebih banyak dan tinggal di rumah sakit lebih lama.

Pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena penyakit pemberian cairan dan makanan dapat menjadi sarana maksudnya bakteri patogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare terutama di lingkungan yang kurang higenis dan sanitasi buruk. Di Negara-negara kurang berkembang dua diantara lima orang tidak memiliki sarana air bersih. Penelitian di pilipina menegaskan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif dan dampak negatif pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya penyakit diare. Seorang bayi tergantung usianya di beri air putih, teh atau minuman herbal lainya beresiko terkena diare dua sampai tiga kali lebih banyak dibanding bayi yang di beri ASI eksklusif.

Menunda pemberian MPASI hingga enam bulan melindungi bayi obesitas kemudian hari. Proses pemecahan sari-sari makanan yang belum sempurna. Ada beberapa kasus yang ekstrim ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainya mengapa MPASI baru boleh di perkenalkan pada anak setelah dia berumur enam bulan. Tidak ada untungnya memberikan makanan pendamping ASI sebelum enam bulan selain kelebihan berat badan yang tidak perlu. Malahan bisa jadi MPASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan, atau obesitas. (Linkaguntungnya esproject, 2001) (Maryunanik, 2012)

H. Faktor Lain Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif

Menurut selamet, selin masalah pada ibu dan bayi masih ada beberapa faktor lain mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif. Faktor- faktor itu adalah

a. Belum semua rumah sakit menerapkan supuluh LMKLM (langkah menuju keberhasilan menyusui), selamet memaparkan ketika era 1990an pemerintah perhan


(21)

membuat program yang di sebut friendly baby hospital. Kegiatan ini di maksudkan untuk meransang fasilitas layanan kesehatan untuk turut berpartisipasi dalam membantu upaya pemerintah menyukseskan pemberian ASI eksklusif dengan pemberian sebuah penghargaan.

b. Belum semua memperoleh IMD

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segerah setelah di lahirkan, dimana bayi di berikan mencari puting susu ibunya sendiri, tidang di sodorkan keputing susu. Inisiasi menyusui dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Tantangan justru datang dari eksternal yakni tenaga kesehatan yang harus di tingkatkan Awareness dan pemahamanya tentang IMD.

c. Jumlah konselor menyusui masih sedikit

Secara nasional, jumlah konselor menyusui masih terlalu kecil dari target yang di butuhkan pemerintah dalam peningkatan ASI eksklusif. Selamet mengatakan ketersediaan konselor menyusui di pasilitas pelayanan kesehatan turut mempengaruhi peningkatan keberhasilan pemberian ASI. Oleh karnanya Kemkes mengupayakan agar setiap pelayanan kesehatan terutama di puskesmas dan rumah sakit tersedia konselor menyusui untuk membantu pada ibu yang memiliki kendala dalam memeberikan ASI kepada bayinya karena faktanya ada beberapa ibu yang memiliki ASI yang cukup untuk di berikan kepada bayinya.tetapi ibu tersebut belum mengetahui manfaat ASI dan cara pemberian ASI pada bayinya. Pada situasi inilah para konselor di butuhkan.

d. Masih Gencarnya Promosi Susus Formula

Ini yang masih menjadi masalah besar dalam mempengaruhi rendahnya pemberian ASI kepada bayi. Kalaw kita perhatikan tidak jarang papan puskesmas menggunakan


(22)

sponsor pabrik susu. Lalu ada kelender cara menghitung tinggi badan yang di sponsori susu, selain itu masih banyak produsen susu yang membantu puskesmas untuk menyelenggarakan sosial kemasyarakatan seperti sunatan dan penyediaan infra struktur, padahal kita tau kegiatan itu tidak lebih adalah sebuah promosi yang tersembunyi. Yang di larang sebenarnya yang promosinya bukan penggunaan susunya. Ibu boleh memberikan susu formula kepada bayinya jika memang ada indikasi medis pada bayinya tapi jangan samapi ibu-ibu yang seharusnya bisa memberikan ASI kepada bayinya sehingga tidak memberikanya karna faktor-faktor promosi tadi.

e. Belum semua faktor dan fasilitas umum menyediakan ruang husus untuk ibu menyusui, belum semua kantor dan fasilitas umum dilaksanakan peraturan bersama menteri negara pemberdayaan perempuan, mentri tenaga kerja dan transmigrasi dan kesehatan tentang peningkata pemberian air susu ibu selam waktu kerja di tempat kerja. Dengan hadirnya PP 33/2012 tentang ASI tempat-tempat umum seperti kantor wajib hukumnya menyedikan tempat untuk menyusui dan memeras susu termasuk pabrik. Hal ini senapas dengan bunyi PP nomor 33 pasal 30 ayat 3 yang menyatakan pengurus tempat kerja dn penyelenggaraan tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan

I. Undang Undang Kesehatan Yang Berkaitan dengan ASI Eksklusif

Pemerintah sangat perhatian terhadap penggalangan pemberian ASI eksklusif, untuk itu pemerintah membuat undang-undang kesehatan nomor. 36 tahun 2009 tentang ASI eksklusif berikut ini (Wiji, 2013).


(23)

a. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak di lahirkan selama enam bulan, kecuali atas indikasi medis

b. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah daerah, dan masyarakat akan mendukung ibu bayi secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus

c. Penyediaan fasilitas khusus sebagai mana di maksud pada ayat 2 diadakan di tempat kerja dan saranan umum.

2. Pasal 129

a. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.

b. Ketentuan lebih lanjut sebagai mana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan pemerintah.

3. Pasal 200 : setiap orang yang dengan sengaja dengan menghalangi program pemeberian air susu ibu dimana di maksud dalam pasal 128 ayat 2 dipidanakan penjara paling lama 1 tahun dan denda paling bayak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

4. Pasal 201

a. Dalam hal tindak pidana sebagai mana dimaksud dalam pasal 190 ayat 1, pasal 191, pasal 199 dan pasal 200 dilakukan oleh korporsi, selain pidana penjara dan denda penggurusnya, pidana dapat dijatukan terhadap korporsi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 kali dari pidana denda sebagai mana di maksud dalam pasal 190 ayat 1, pasal 191, pasal 192, pasal 196, pasal 197, pasal 198, pasal 199, pasal 200.

b. Selain pidana denda sebagai mana di maksud pada ayat a. Korporsi dapat dijatuhi pidanan tambahan berupa


(24)

b. Pencabutan izin usaha

c. Pencabutan badan hukum (Maryunanik, 2009). J. Penelitian Fenomenologi

Menurut Kasali 2008 fenomenologi berakar pada falsafat tradisional yang di kembangkan oleh Husrer dan Heydegger yang pemikiranya yang bersumber dari pengalaman hidup manusia. Fenomenologi suatu penelitian tentang gejala dalam situasi yang alami dan kompleks, yang hanya mungkin menjadi bagian dari alam kesadaran manusia sekomperehensif apapun ketika telah direduksi kedalam suatu para meter yang terdefenisikan sebagai fakta, dan yang demikian terwujud sebagai realitas.

Fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukan pada pengalaman yang subyektif dari berbagai jenis tipe subjektif yang di temui. Fenomenologi juga digunakan sebagai pendekatan dalam metode kualitataif. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekan pada pokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interprestasi- interprestasi dunia.

Tiori fenomenologi terutama membagi ius-isu bahasa sejauh mana diberikan kepada peranan dalam membentuk pengalaman. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan terhadap orang-orang yang berasal dari situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui sesuatu bagi orang-orang yang diteliti mereka (Moleong, 2009).

Peneliti sosial merupakan pendekatan kualitatif diuraikan oleh utomoh merupakn penelitian sosial yang sumber datanya bersifat alamiah, artinya peneliti harus berusaha memahami fenomena sosial secara langsung dalam kehidupan masyarakat. Peneliti sendiri adalah merupakan instrumen peneliti yang paling penting dalam pengumpulan data dan peginterprestasian data. Peneliti kualitatif bersifat memberikan deskripsi artinya mencatat segala gejala (penomena) yang dilihat dan di Negar. Data dan informasi harus


(25)

berasal dari tangan pertama. Disamping itu kebenaran data harus dicetak dengan data lain, misalnya wawancara atau obserfasi mendalam (moleong, 2009).


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi yaitu studi yang berkaitan yang menyelidiki pengalaman kesadaran seseorang (Moleong, 2008) . desain ini sesuai tujuan peneliti untuk mengetahui Pengalaman Ibu Menyusui ASI eksklusif

B. Populasi Dan Sampel

Istilah populasi tidak digunakan dalam penelitian kualitatif namun oleh spratdley dinamakan “sosial situation” atau sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (aktivity) yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi sebenarnya obyek penelitian Kualitatif juga belum semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (sugiyono,2010)

Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kerjanya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel stastik, tetapi sampel teoritis.

Pada penelitian jenis ini, penelitian memasuki situasi soial tertentu dengan melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahutentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan dengan teknik purposive. Yaitu pilihan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil


(27)

penelitian tidak akan digeneralisasikan kepopulasi karena pengambilan sampel tidak diambil secara random (Sugiyono, 2008).

Menurut Creswell (1998), pada peneliti fenomenologi sampel yang diambil adalah sampel yang pernah mengalami substansi yang akan diteliti. Ukuran sampel tidak akan diarahkan pada jumlah tetapi ditentukan pada informasi berdasarkan azas kesesuaian dan kecakupan sampai mencapai saturasi data . artinya bahwa dengan menggunakan partisipan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasih baru yang berarti menggulang data yang sudah ada .

Umumnya penelitian fenomenologi menggunakan 10 atau kurang dari 10 sampel. Dengan sampel yang homogen, kurang dari 10 sampel mungkin cukup jika informasi dari masing-masing sampel diperoleh secara mendalam. Namun ketika sampel memiliki variasi yang banyak atau sampel hetrogen akan dibutuhkan sampel yang lebih besar (Pilot dan Hungler, 1999). Adapun asmpel yang diambil memenuhi kriteria sebagai berikut

a. Ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya b. Bersedia diwawancarai atau menjadi partisipan

c. Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dirumah partisipan dengan mengambil data dan sampel yang didapatkan pada penelitian di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal.

D. Waktu Penelitian


(28)

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penilitian akan berinteraksi langsung kepada masyarakat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka peneliti berpegang teguh pada etika penelitian dengan cara peneliti mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian kepada Ketua Jurusan Program Study D-IV Bidan Pendidik untuk memperoleh persetujuan penelitian. Setelah memperoleh surat penelitian tersebut peneliti mengajukan surat permohonan kepada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal, lalu peneliti akan mengajukan surat permohonan persetujuan peneliti yang di bagikan pada setiap partisipan dengan tetap menghormati hak setiap partisipan. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kepada partisipan bahwa maksud dan tujuan peneliti kepada setiap partisipan adalah untuk memperoleh informasi tentang pengalaman ibu menyusui ASI eksklusif. Setelah partisipan menyatakan bersedia menjadi partisipan maka peneliti akan memberikan surat persetujuan partisipan (infomed concent)dan partisipan akan diminta untuk menandatagani. Jika partisipan menolak atau tidak bersedia menjadi partisipan maka peneliti akan tetap menghormati hak dan tidak memaksa partisipan.

Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa tidak akan ada efek negatif yang akan menggangu kehidupan partisipan dimana peneliti akan tetap menjaga keberhasilan identitas partisipan dengan cara tidak mencantumkan nama dan alamat.partisipan pada lembar pengumpulan data (Kuesioner data demografi dan penelitian hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sepenuhnya. Peneliti juga akan menghargai setiap jawaban-jawaban yang diberikan oleh partisipan dan tidak akan menyalahkan jika teryata pendapat dari partisipan tidak sesuai.


(29)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti merupakan alat pengumpulan data utama yang bertemu langsung dengan sampel peneliti yang dimaksud. Agar proses penelitian berjalan dengan baik maka peneliti sebagai instrumen peneliti tetap menjaga hubungan baik dengan partisipan. Jika didapati kodisi partisipan yang tidak memungkinkan dilakukan wawancara, maka peneliti tidak memaksakan proses wawancara harus tetap berlangsung tetapi dapat dilakukan diwaktu lain dengan kondisi partisipan yang lebih baik dan berdasarkan kesepakatan bersama. Disamping itu peneliti menghargai setiap adat istiadat dan kebiasaan yang dijalankan oleh masing-masing partisipan. Lalu wawancara dilakhukan secara mendalam (indepth interview) untuk mendapatkan informasi yang luas dari partisipan.

Untuk mendapatkan data demografi partisipan, peneliti menggunakan kuesioner data demografi untuk mengetahui identitas secara umum yang berisi umur, agama, suku, pekerjaan dan tingkat pendidikan.

G. Pengumpulan Data

1. Setelah mendapatkan izin dari ketua program studi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan dan ijin dari Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal, peneliti melihat daftar ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

2. Pada penelitian ini, peneliti mengadakan pilot study dan memperlihatkannya kepada pembimbing yang bertujuan untuk mengetahui proses wawancara, panduan wawancara dan probing dalam wawancara kemudian melanjutkan penelitian.

3. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon partisipan (prolong engagement) untuk dapat saling mengenal dan saling mempercayai. Untuk setiap partisipan yang diperoleh di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Melakukan


(30)

pendekatan sebanyak 1 kali (lama kunjungan 40 menit) dan kemudian melakukan wawancara kepada partisipan. Setelah kunjungan awal tersebut, maka setelah tercapai kesepakatan antara peneliti dengan partisipan mengenai waktu wawancara, maka wawancara dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati.

4. Setelah peneliti merasa cukup dekat dengan partisipan, peneliti memberikan kuesioner data demografi kepada partisipan untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan. Partisipan diberi waktu untuk memahami pertanyaan dan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada waktu wawancara, partisipan dapat mengungkapkan hal-hal yang dialaminya secara jelas.

5. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan alat perekam suara seperti tape recorder.

6. Setelah selesai wawancara peneliti langsung membuat transkip hasil wawancara, tanpa harus menunggu wawancara berikutnya kemudian melakukan analisis data. 7. Peneliti mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 8. Pengumpulan data selesai karena saturasi data telah diperoleh peneliti. H. Analisa Data

Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti segera melakukan transkip hasil rekaman untuk salanjutnya dianalisa. Peneliti membaca transkip berulang-ulang kali dengan teliti, kemudian membuat Significan Statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahaminya.


(31)

I. Tingkat Keabsahan Data

Untuk menjaga derajat keabsahan data yang telah diperoleh dalam penelitian, peneliti berpegang pada 4 keabsahan data yakni :

1. Credibility

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian ini adalah peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekata kepada calon partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan 1 kali (lama kunjunga 40 menit) kunjungan ke rumah masing-masing partisipan. Hal ini dilakukan agar peneliti dan partisipan semakin akrab, semakin terbuka, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Kemudian peneliti melakukan member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Dependabiliy

Prinsip ini dipenuhi dengan peneliti mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep dan membuat penafsiran atas fenomena.

3. Tranferbility

Tranferbility merupakan faliditas eksternal dalam peneliti kualitatif. Faliditas eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiono, 2010).

4. Confimability

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan,


(32)

dengan tujuan agar, hasil dapat lebih objektif. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti telah menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing.


(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menggali pengalaman ibu memberikan ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (in depth interview) menggunakan alat perekam

Tape Recorder.

A. Karakteristik Partisipan

Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitan ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria : Ibu yang memberikan ASI Eksklusif, bersedia untuk di wawancarai serta menandatagani perjanjian sebelum in depth interview dimulai. Satu orang partisipan berusia 16-20 tahun, Tiga partisipan berusia 21-25 tahun, Dan tiga partisipan berusia 26-30 tahun. Tiga orang partisipan beragama Kristenprotestan dan Empat orang partisipan beragama Islam. Empat orang partisipan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan Tiga orang lainya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan berpendidikan terakhir SLTA dan dua orang lainya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi tentang ke tujuh partisipan dapat dilihat pada tabel 4.1


(34)

Tabel.4.1

Data Demograpi Partisipan ASI Eksklusif

Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

Karakteristik Jumlah 1. Umur ibu

16-20 21-25 26-30 1 orang 3 orang 3 orang 2. Agama :

Islam

Kristen Protestan

4 orang 2 orang

3. Suku : Batak Jawa Minang Nias 2 orang 3 orang 1 orang 1 orang 4. Pendidikan :

D-III SMA S1 1 orang 5 orang 1 orang

5. Pekerjaan : IRT


(35)

1. Partisipan 1

Partisipan 1 adalah berusia 24 tahun, beragama Islam, melahirkan anak pertama secara normal dengan jenis kelamin laki-laki pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga berasal dari suku Jawa.

2. Partisipan 2

Partisipan 2 adalah wanita berusia 26 tahun, beragama Islam , melahirkan anak ke dua secara normal dengan jenis kelamin laki-laki pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu, ibu rumah tangga. Berasal dari suku Jawa.

3. Partisipan 3

Partisipan 3 adalah wanita 27 tahun, beragama Islam, melahirkan anak pertama secara normal dengan jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA berasal dari suku Nias.

4. Partisipan 4

Partisipan 4 adalah wanita berusia 25 tahun beragama Kristen Protestan, melahirkan anaka pertama secara normal dengan jenis kelamin Laki-laki, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, berasal dari suku Batak.

5. Partisipan 5

Partisipan 5 adalah wanita berusia 26 tahun, beragama Islam, melahirkan anak ke dua secara normal dengan jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir D-III kebidanan, pekerjaan wirasuwasta berasal dari suku Minang

6. Partisipan 6

Partisipan 6 adalah wanita berusia 23 tahun, beragama Kristen Protestan melahirkan anak pertama secara normal dengan jenis kelmin laki-laki, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan wiraswasta, berasal dari suku Batak Karo.


(36)

7. Partisipan 7

Partisipan 7 adalah wanita berusia 29 tahun, beragama Islam melahirkan anak kedua secara normal dengan jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S1, pekerjaan pegawai swasta, berasal dari suku Batak.

B. Hasil Wawancara

Ibu menyusui memiliki pengalaman berbeda-beda dalam melaksanakan ASI eksklusif, pengertian ASI eksklusif, kendala memberikan ASI Eksklusif. Manfaat yang di rasakan saat memberikan ASI eksklusif, sumber informasi. Berikut paparannya :

1. Pengertian ASI Eksklusif

Dari hasil wawancara di peroleh tujuh pendapat ASI eksklusif dan ketujuh ibu tersebut mempunyai pendapat yang berbeda-beda pengertiannya. 4 ibu yang mengatakan ASI eksklusif itu selama 6 bulan dan 3 ibu yang mengatakan ASI eksklusif itu 4 bulan ASI eksklusif yaitu : ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan kepada bayinya.

2. ASI Lebih Sehat

Tiga pertisipan merasa anaknya lebih sehat saat memberikan ASI eksklusif, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini

“ Daya tahan tubuh bayi saya lebih kuat dan bayi saya jarang sakit ”

(Partisipan 2)

Bayi saya tidak kekurangan gizi karena saya menyusui selama enam bulan”

(Partisipan 3)

“Bayi saya jarang di rawat di Rumah Sakit”

(Pertisipan 4) a. Bayi cukup ASI eksklusif

Dua partisipan merasa bayinya cukup ASI eksklusif, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Bayi saya menyusui paling sedikit sepuluh kali dalam dua puluh empat jam ”

(Partisipan 6)

“Bayi saya kelihatanya puas sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup“


(37)

(Partisipan 7) b. ASI Eksklusif tidak bikin gemuk

Dua partisipan merasa bayinya tidak obesitas saat memberikan ASI eksklusif, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

“Sejak bayi saya minum ASI selama enam bulan bayi saya tidak obesitas”

(Partisipan 4)

“ASI Eksklusif membuat bayi saya tidak obesitas”

(Partisipan 5) 3. Masalah Menyusui Pada Ibu

Dari hasil wawancara diperoleh dua pendapat tentang masalah ibu saat memberikan ASI eksklusif yaitu: sindrom ASI kurang, bayi sakit, pemberian ASI sesering mungkin, a. Sindrom ASI kurang

Empat partisipan merasakan Sindrom ASI kurang, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

“Bayi saya nampaknya tidak puas setiap kali menyusui, ”

(Partisipan 1)

“Bayi saya menyusui dengan waktu yang lama jika di lepas bayi saya langsung menagis”

(Partisipan 2)

ASI saya tidak begitu deras makanya bayi saya sering menolak jika saya beri menyusu ”

(Partisipan 3)

“Peses bayi saya keras keringatan atau bahkan berwarna hijau”

(Partisipan 4

b. Bayi sakit

Dua partisipan merasa bayi sakit saat memberikan ASI Eksklusif hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

Ketika bayi saya sakit saya tidak harus berhenti untu memberikan ASI kepada bayi saya, saya harus memeras ASI sehingga lima atau enam kali sehari dengan cara manual atau menggunakan pompa ”

(Partisipan 3)

“Saya memberikan ASI kepada bayi saya yang sedang sakit saya berikan dengan mangkuk dan sendok ”


(38)

c. Pemberian ASI sesering mungkin

Dua partisipan memberikan ASI Eksklusif sesering mungkin, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

“Saya siap menyusui bayi saya kapan saja bayi saya membutuhkan ASI saya“

(Partisipan 6)

“Saya harus siap untuk menyusui bayi saya karena ini lah bayi peratama saya”

(Partisipan 7)

4. Alasan Pemberian ASI Eksklusif

Dari hasil wawancara diperoleh tiga pendapat alasan pemberian ASI Eksklusif, yaitu: a. ASI di berikan kepada bayi

Dua pertisipan alasan pemberikan ASI Eksklusif dengan ASI diberikan kepada bayi, hal tersebut sesuia dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Karena ASI banyak megandung manfaat misalnya menurunkan terjadinya penyakit pada bayi saya “

(Partisipan 1)

“ASI dapat pula meningkatkan kepintaran anak saya ”

(Partisipan 3)

b. ASI sebagai gizi

Dua partisipan merasakan ASI itu sebagai nutrisi, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

Jika bayi saya sakit bayi saya cepat sembuh karena saya memberikan ASI kepada bayi saya”

(Partisipan 4)

“Sepegetahuan saya didalam ASI itu banyak mengandung zat gizi yang tidak terdapat dalam susu formula”

(Partisipan 6)

c. Ibu mengerti tentang ASI Eksklusif

Tiga partisipan mengerti tentang ASI Eksklusif, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

“Saya mengerti tentang ASI Eksklusif dimana bayi saya hanya diberikan ASI selama enam bulan tanpa memberikan makanan lain”


(39)

“ASI Eksklusif itu Air susu ibu yang diberikan kepada bayi selam enam bulan pertama kelahiran bayi saya ”

(Partisipan 6)

“Ketika bayi saya baru lahir bayi saya langsung diberikan ASI selam bayi saya menyusui tidak diberikan makana tambahan ”

(Partisipan 7)

5. ASI Eksklusif Sebagai Pencegah Kehamilan

Dari hasil wawancara diperoleh tujuh pendapat tentang ASI Eksklusif sebagai pencegah kehamilan yaitu: terlambatnya mensturasi.

a. Keterlambatan mensturasi

Tiga partisipan merasakan keterlambatan mensturasi, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

“Saya memberikan ASI Eksklusif kepada bayi saya selama enam bulan saya merasakan keterlambatan mensturasai yang saya rasakan”

(Partisip 1)

“Saat memberikan ASI kepada bayi saya selama empat bulan saya jadi tidak memakai KB karena saya tidak mensturasi ”

(Partisipan 2)

“Saya menyusui bayi saya dengan ASI Eksklusif jadi mensturasi saya itu tidak datang makanya tidak menggunakan KB selama menyusui ”

(Partisipan 3)

b. Perhitungan sederhana manfaat pemberian ASI Eksklusif

Tiga partisipan merasakan manfaat dari ASI Eksklusif yaitu meghemat pegeluaran rumah tangga, hal tersebut sesuai dengan peryataan partisipan berikut ini:

“Pemberian ASI selama enam bulan menghemat pengeluaran rumah tangga”

(Partisipan 2)

“Pemberian ASI mengirit pengeluaran uang rumah tangga saya”

(Partisipan 3)

“Pemebrian ASI saya lebih irit karena uang tidak keluar lagi untuk beli susu formula ”

(Partisipan 5) c. Kriteria ibu menggunakan metode pemberian ASI selama enam bulan

Tiga partisipan merasakan manfaat dari metode pemberian ASI selama enam bulan, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:


(40)

“Bayi saya meghisap puting susu saya tanpa saya memberikan bantuan apapun pada saat itu saya tidak mensturasi makanya saya tidak mengunakan KB”

(Partisipan 4)

“Saya memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayi saya makanya saya tidak lagi harus ber KB cukup saya hanya mengunakan pemberian ASI saja”

(Partisipan 5)

“Dengan saya memberikan ASI Eksklusif kepada bayi saya, saya tidak lagi kahwatir hamil”

(Partisipan 6) d. Keuntungan mengunakan pemebrian ASI selama enam bulan bagi bayi

Dua partisipan merasakan keuntungan dari pemberian ASI selama enam bulan, hal tersebut sesuia dari peryataan pertisipan berikut ini:

“Bayi saya jadi kebal ya sehingga bayi saya tidak mudah kenak penyakit”

(Partisipan 1)

“Sangat menguntungkan sekali ya karena asupan gizi yang sempurna untuk tumbuh kembang bayi saya ”

(Partisipan 4)

e. Menyusui menurunkan berat badan

Tiga partisipan merasakan manfaat dari ASI Eksklusif, menyusui dapat menurunkan berat badan, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Semenjak saya menyusui lemak yang ada di tubuh saya berkurang sekali karena saya menyusui dengan cara ASI Eksklusif”

(Partisipan 2)

“Memberikan ASI kepada bayi saya merasakan berat badan saya turun, setengah kilo seh”

(Partisipan 4)

“Berkat ASI Eksklusif saya jadi kurusan dikit ya”

(Partisipan 7) 6. Ibu Bertekat Untuk Memberikan ASI Eksklusif Kepada Bayinya

Dari hasil wawancara di peroleh tiga pendapat partisipan bertekat untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yaitu:

a. Niat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

Tiga partisipan niat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, hal tersebut pendapat dari partisipan


(41)

“Saya senantiasa mencurakan perhatian kepada bayi saya selama saya menyusuinya dengan ASI eksklusif”

(Partisipan 5)

“Setelah bayi saya satu bulan, saya membelikan pompa ganda supaya bayi saya dapat minum ASI dengan botol di berikan pembantu saya dengan demikian saya bisa cukup istirahat ”

(Partisipan 6)

“Saya meghindari pemberian dodot sejak awal supaya bayi saya dapat meningkatkan meghisap legih kuat ”

(Partisipan 7) b. Makanan dan gizi ibu saat menyusui

Dua partisipan menyatakan pemberian ASI eksklusif memperhatikan makanan gizi ibu saat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Saya makan makanan yang bergizi yang megandung lemak agar produksi ASI saya tetap lancar”

(Partisipan 1)

“Saya harus menjaga makanan yang saya makan sedikit tapi bergizi dan sering dimakan supaya bayi saya tidak kekurangan ASI saya “

(Partisipan 2) c. Bayi menolak salah satu payudara

Tiga partisipan merasakan bayinya menolak salah satu payudara pada saat memberikan ASI eksklusif, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Pada saat bayi saya menolak payudara saya yang sebelah kanan saya tetap memberikan payudara yang di sukai bayi saya”

(Partisipan 3)

“Saya mencoba memberikan payudara saya yang tidak di sukai bayi saya, jika bayi saya juga tidak mau makanya saya harus memeras payudara saya agar ASI pada kedua payudara saya seimbang”

(Partisipan 4)

“Saya takut jika ada tonjolan di payudara saya, jadi saya memeriksakanya ke tenaga kesehatan.”


(42)

7. Sumber Informasi

Dari hasil wawancara diperoleh tiga partisipan megetahui ASI eksklusif dari sumber informasih

a. TV, Radio, Buku

Tiga partisipan menyatakan pemberian ASI Eksklusif diketahui dari TV Radio, Buku, bidan:

“Saya mengetahui sumber informasi dari bidan ya”

(Partisipan 2)

“Saya senag tuh baca buku tentang ASI eksklusif karena saya ingin megetahui apa isi dari ASI ekskluif”

(Partisipan 3)

“Sumber informasi yang saya dapat dari TV, Radio dan buku”

(Partisipan 4) C. PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini mengunakan literatur yang berhubungan dengan pengalaman ibu ASI eksklusif yang meliputi pemahaman ASI eksklusif, sumber informasi, ASI lebih sehat, manfaat ASI eksklusif, masalah saat memberikan ASI eksklusif, bertekat untuk memberikan ASI eksklusif, dan pelaksanaan dan upaya preventif.

1. Interprestasi dan Hasil Diskusi

Melahirkan merupakan pengalaman mengkagumkan. tetapi sekaligus menyenagkan. Ada suatu hal yang selama ini tidak di sadari dan tidaka dilakukan orang tua dan tenaga medis, tetapi begitu vatal bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata dalam satu jam pertama setelah melahirkan ada perilaku menyenagkan antara bayi dan ibunya, ternyata jika bayi setiap baru lahir di letakan di perut ibu segerah setelah lahir dengan kulit Ibu melekat pada kulit bayi, bayi mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri payudara ibu dan memutuskan waktunya untuk menyusui pertama kali (Roesli, 2008).


(43)

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat beragam pengalaman dari ibu yang memberikan ASI eksklusif yang terdiri dari pengertian ASI eksklusif , ASI lebih sehat, masalah menyusui bagi ibu, alasan pemberian ASI eksklusif, ASI eksklusif sebagai pencegah kehamilan, ibu bertekat untuk memberikan ASI eksklusif, sumber informasi. 1. Pengertian ASI eksklusif

Pada pemberian ASI ekskluif, terdapat perasaan ibu yaitu bayi cukup ASI, ASI tidak bikin gemuk, sindrom ASI kurang, bayi sakit, pemberian ASI sesering mingkin, ASI sebagai gizi menurut Kristiyansari (2009), bagi seorang wanita, kehamilan dan kelahiran anak biasanya memberikan arti emosional yang cukup berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan tekanan-tekanan perasaan yang kuat maka wanita akan menjadi sangat perasaan (emosional) sehingga mengakibatkan mudah terganggunya keseimbangan kejiwaan mentalnya.

2. ASI lebih sehat

Perasaan pertama, ketiga, keempat, keenam partisipan lebih merasakan ASI itu lebih sehat dari pada susu formula, Diane,E,etal (2007) wanita yang pertama kali melahirkan membutuhkan lebih banyak dukungan untuk kesiapan mentalnya menjadi ibu, perasaan cemas ada dan memeiliki kesan yang kuat terhadap apa yang akan dialaminya dikarenakan ini pengalaman awal baginya.

a. ASI lebih sehat menurut oleh tujuh partisipan, menurut Roesli (2008) kadar protein yang di kandung oleh kolostrum lebih tinggi ketimbang ASI matang atau matur. Adapun kandungan lemak dan laktosanya (gula darah) lebih rendah dari pada ASI mature

.kolostrum juga mengandung vitamin A, B6, B12, C, D dan K, serta mineral terutama zat besi dan kalsium sebagai zat pembentuk tulang. Inilah komposisi yang sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang baru lahir.


(44)

Ibu dan ayah sangat merasa senag karena kebutuhan gizi yang di dapatkan oleh bayinya sangat terpenuhi dan cukup karena ibu nya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan tidak memberikan apa-apa kepada bayinya selama enam bulan menyusu ASI eksklusif (Roesli, 2008).

Menurut peneliti ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, ibu merasakan betapa cukupnya vitamin yang di dapatkan oleh bayinya, dan ibu juga merasa ASI mengandung nutrisi yang lengkap dibutuhkan oleh bayi hingga enam bulan pertama kelahiranya, oleh karena itu kita harus memberikan ASI kepada bayi kita, agar bayi kita tercukupi dengan gizi yang di butuhkan oleh bayi kita.

3. Masalah menyusui bagi ibu

Berdasarkan keterangan empat partisipan bahwa selama memberikan ASI eksklusif ibu mengalami masalah berupa sindrom ASI kurang, bayi sakit, ibu mengkahwatirkan bayinya kekeurangan air susu ibu.

a. Sindrom ASI kurang

Menurut empat partisipan mereka merasakan ASI kurang saat menyusui sangat jarang adalah faktor kondisi bayi, misalnya penyakit abnormalitas dan lain-lain ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus memberikan isapan efektifitasnya, pada keadaan- keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih misalnya pada relatasi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainya yang di tempelkan pada puting untuk diisap bayi dan ujung lainya dihubungkan dengan ASI. Menurut Weni (2009), Air susu ibu kurang diakibatkan karena produksi ASI kurang. Menurut Roesli (2008).

Menurut penelitian kemungkinan air susu kurang yang dialami ibu saat menyusui sebagai kesinambungan rangkaian kurangnya produksi ASI yang bermula fase awal


(45)

menyusui dimana ibu yang baru pertama kali sebagai pengalaman awal baginya, membuat ibu lebih pekak terhadap kurangnya air susu ibu, termasuk pada saat bayi mengisap disatu payudara saja.

b. Pemberian ASI sesering mungkin

Dua dari tujuh partisipan memberikan ASI sesering mungkin memberikan ASI eksklusif hal ini agar bayinya tercukupi dengan gizi yang di butuhkan bayi. Menurut Roesli (2008) pemberian ASI eksklusif itu sangat penting karena ASI adalah sebagai asupan bagi bayi yang masih menyusui selama 6 bulan karena ASI sangat penting bagi bayi.

Menurut penelitian ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya agar bayinya tidak kekurangan gizi dan bayi ibu juga tumbuh sehat, dan pemikiran ibu yang memberikan ASI sesering mungkin karena ibu takut akan asupan makanan yang didapat bayinya akan kurang karena bayinya hanya minum ASI saja selama enam bulan, dan ibu juga merasakan jika ibu tidak memberikan ASI sesering mungkin ibu akan kahwatir keadaan bayinya.

c. Mengkhwatirkan bayinya kurang air susu ibu

Dua dari tujuh partisipan merasa khawatir dengan kurangnya air susu ibu, yaitu pada saat bayi mengisap dengan kuat, dan menagis terus-menerus, ibu khawatir akan kurangnya air susu ibu, dan ibu khwatir akan bayinya lemas tidak mempunyai tenaga karena tidak adanya asupan ASI.

1) Bayi tidak puas setelah menyusui, seringkali menyusu dengan waktu yang sangat lama, tetapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Menurut Weni (2009), Disingkat produksi ASI berkurang padahal dikarenakan bayi pandai menyusu.

2) Pendapat partisipan menyatakan bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu 3) Pendapat partisipan menyatakan tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau


(46)

4) Kekhawatiran partisipan Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak “datang paska lahir”

Menurut penelitian ibu merasakan khawatir saat memberikan ASI Eksklusif. Juga karena ibu belum mengetahui secara jelas walaupun ada tanda-tanda tersebut di periksa apakah ada tanda-tanda tersebut dapat di percaya, tanda bahwa ASI benar-benar kurang, sehingga merasa khawatir dan cemas dengan kondisi dan tigkah laku bayinya yang selalu menagis.

4. Alasan pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan keterangan tiga partisipan bahwa selama memberikan ASI Eksklusif ibu mendapatkan alasan karena memberikan ASI kepada bayinya

a. ASI diberikan kepada bayi

Menurut dua partisipan ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan, dan infeksi telinga, ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas kurang gizi, asma dan eksem, ASI dapat pula meningkatkan IQ dan EQ , menurut Varney (1997).

Menurut penelitian ibu memberikan ASI kepada anaknya agar anak ibu akan terpenuhi IQ dan EQ anaknya, dan ibu juga akan menghidarai penyakit yang di derita anaknya, agar anak dari ibu tidak terkenak penyakit, dan ibu juga senag memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

b. ASI sebagai gizi

Menurut partisipan ASI sebagai nutrisi, menurut Roesli (2008), ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah, ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi,


(47)

Menurut penelitian kemungkinan pemberian ASI bayi mendapatkan gizi yang seimbang bagi bayinya karena pemahaman ibu yang megerti tentang ASI eksklusif maka ibu akan membarikan ASI kepada bayinya, dan ibu juga merasakan bayinya terpenuhi dengan gizi yang seimbang.

c. Ibu mengerti tentang ASI eksklusif

Tiga partisipan menyatakan ibu mengerti tentang ASI eksklusif, menurut (Roesli, 2008) disarankan kepada ibu agar ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya ibu mengerti tentang ASI eksklusif yaitu air susu ibu yang di berikan kepada bayinya tanpa memberikan makanan apapun kepada bayinya seperti air jeruk, bubur biskuit, dan air teh.

Menurut penelitian ibu mengerti dengan ASI eksklusif maka ibu akan menyusui banyinya dengan ASI eksklusif tanpa memberikan makanan apapun kepada bayinya selama bayinya menyusui sampai dengan enam bulan.

5. ASI eksklusif sebagai pencegah kehamilan

Tiga partisipan menyataka biasanya ibu memberikan ASI eksklusif akan mengalami keterlambatan mensturasi.

a. Keterlambatan mensturasi diugkapkan oleh enam orang partisipan. Menurut Roesli (2008) biasanya ibu yang memberikan ASI eksklusif akan mengalami keterlambatan mensturasi termasuk salah satu teknik kontrasepsi atau KB alamiah, yang menerangkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif tidak mengalami mensturasi .

Menurut peneliti menjelaskan bahwa ibu yang memberi ASI eksklusif dan belum mengalami mensturasi, maka biasanya tidak akan hamil selama enam bulan setelah melahirkan.

b. Perhitungan sederhana pemberian ASI eksklusif oleh tiga partisipan menurut (Yunisa, 2010) pemberian ASI eksklusif meghemat biayaya dalam rumah tangga, dengan pemberian ASI eksklusif ibu bisa menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula


(48)

yang sebenarnya tidak lebih baik ketimbang ASI eksklusif berimplikasi terhadap penghematan biaya kesehatan nasional sebesar 3,6 miliar.

Menurut peneliti dengan pemberian ASI kesehatan bayi pun meningkat sehingga keluarga dapat memilih cukup waktu untuk megurus masalah keluarga yang lainya. Tak kalah pentingnya pemberian ASI sangat berdampak terhadap lingkungan sekitar yaitu penurunan pembuangan sampah botol dan kaleng bekas jika ibu menggunakan susu formula dan

c. Kriteria ibu memberikan metode pemberian ASI selama enam bulan diungkapkan Tiga partisipan. menurut Roesli (2008), ibu harus menyusui secara eksklusif, bayi harus menghisap dari puting susu ibu secara berlangsung, bayi disusui sesering mingkin selama 24 jam termasuk malam hari hendaknya ibu menghindari jarak menyusui yang lebih dari empat jam untuk menjarangkan kehamilan.

Menurut peneliti menyusui secara Eksklusif juga bisa membantu ibu untuk ber KB selama masih ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya selama enam bulan dan ibu tidak memberikan makanan tambahan kepada bayinya dan ibu juga harus sering-sering menusui bainya.

d. Keuntungan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan

Keuntungan memberikan ASI selama enam bulan diungkapkan oleh tiga partisipan menurut Mongan (2005) ibu bisa menggunakan kontrasepsi atau nonkontrasepsi dan ibu juga merasakan kontak batin antara ibu dan anak, megurangi kanker payudara. Dan megurangi pascapersalinan, memperoleh kekebalan (antibodi), sehingga bayi tidak mudah terkenak penyakit

Menurut peneliti kemungkinan dengan memberikan ASI Eksklusif ibu bisa merasakan keuntunggan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya adalah ibu bisa menggunakan


(49)

metode pemberian ASI selama enam bulan dan gizi bayi juga terpenuhi dan juga memberikan rasa aman bagi bayi

e. Menyusui menurunkan berat badan diungkapkan tiga partisipan menurut (Mongan, 2005) dengan menyusui secara eksklusif lebih cepat megembalikan berat badan ibu seperti kondisi semula karena penghisapan bayi dengan ASI ibu maka lemak yang terdapat di dalam tubuh ibu tidak menupuk karena adanya penghisapan yang di lakukan oleh bayi kepada ibunya.

Menurut penelitian ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif ibu akan merasakan berat badan ibu akan lebih cepat kembali seperti semula karena adanya bayi menyusui kepada ibu dan ibu juga harus mengontrol makan-makanan apa yang dimakan ibu agar badan ibu kembali seperti semula, ibu yang habis menysusui dia pingin badanyanya itu kembali seperti sebelum menyusui.

6. Ibu bertekat untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

Dua partisipan menyatakan bertekat untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal tersebut di ungkapkan oleh partisipan.

a. Bertekat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya diungkapkan oleh tiga partisipan menurut (Mongan, 2005) demi mencukupi kebutuhan bayi ibu bertekat untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan ibu meningkatkan suplain ASI. Untuk mewujudkan agar tercapainya ASI eksklusif kepada bayinya. Ibu tidak memberikan susu formula kepada bayinya dan ibu juga tidak megkomsumsi minuman yang megandung kafein dan alkohol bila merasa tidak ada aliran air susu.

Menurut peneliti, kemungkinan dengan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya ibu sangat betekat agar banyinya dapat hidup dengan sempurna dan mendapatkan gizi yang cukup kerena ketekatan ibu memberikan ASI kepada bayinya ibu tidak mau


(50)

memberikan susu formula kepada bayinya. Dan makanan apapun tidak akan di kasih ibu kepada bayinya selama enam bulan agar banya hidup dengan gizi yang cukup.

b. Makanan dan gizi ibu terpenuhi. Menurut (Roesli, 2008) ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya harus menjaga makan yang dimakan ibunya seperti sayur-sayuran dan buah-buan agar gizi yang terkandung didalam ASI ibu agar bagus dan pilihan lain ialah ibu membuat jadwal makan apa yang dimakan ibu agar apa yang dimakan ibu masuk kedalam ASI dengan bagus

Menurut peneliti, kemungkinan dengan memakan makanan yang bergizi, bayi akan juga mendapatkan asupan yang bergizi dari ibu, makanya ibu akan menjaga pola makan ibu yang seimbang dan yang memiliki protein yang tinggi dan makana yang mengandung vitamin, agar kebutuhan bayi juga terpenuhi dari makan apa yang di makan ibu, karena apa yang di makan ibu itu lah yang akan dimakan bayinya juga.

7. Sumber informasi ASI eksklusif yang di peroleh partisipan

Tiga partisipan mengemukakan mendapat informasi ASI eksklusif. Menurut (Roesli, 2008) memberikan ASI eksklusif merupakan proses menyusui alamiah tanpa mendatangkan efek samping melahirkan manfaat bagi ibu dan bayinya . menurut (Mongan, 2005) pemberian ASI eksklusif merupakan langkah mudah tanpa faktor resiko dan menghadirkan kenagan luar bias bagi ibu, pendamping dan bayinya.

Menurut (Roesli, 2008) hal-hal yang membuat ibu, keluarga, dan tenaga kesehatan mengabaikan ASI eksklusif dikarenakan banyaknya pendapat yang menghambat insiasi menyusui dini, dan gencarnya promosi tentang susu formula.

Menurut penelitian ibu mendapatkan informasi ASI Eksklusif, dari Radio, TV dan Buku, dengan ibu membaca buku ibu akan termotifasi untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, disamping itu partisipan akan megetahui banyak tentang ASI eksklusif.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari yang ketujuh partisipan mengnai pengalaman ibu yang memberikan ASI eksklusif yang di dapatkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif memiliki pengalam yang beragam-ragam tentang Pemberia ASI eksklusif yaitu:

Pengertian ASI Eksklusif dari hasil penelitian empat partisipan mengatakan bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sampai 6 bulan dan tiga ibu yang menyatakan ASI eksklusif diberikan selam 4 bulan, cukup dengan ASI aja memberikan ASI kepada bayi tanpa memberikan tambahan makanan lain,

Manfaat ASI eksklusif dari hasil penelitian khusunya ASI secara eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga, Negara, bahkan Dunia sangat banyak di sebutkan satu persatu, manfaat yang terpenting antara lain, ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik, ASI dapat menigkatkan daya tahan tubuh, ASI dapat meningkatkan kecerdasan, dan pemberian ASI dapat meningkatkan jalin kasih sayang/bonding.

Faktor yang mempengaruhi partisipan untuk tetap memberikan ASI eksklusif, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwah paktor pendukung adalah suami, ibu, keluarga dan sumber informasi,

Pemahaman ibu tentang ASI eksklusif yamg mereka alami gejala-gejala yang dialami antara lain pengertian ASI eksklusif, niat untuk memberikan ASI eksklusif, ASI lebih sehat, keuntungan pemberian ASI selama enam bulan, alasan memberikan ASI eksklusif, masalah enyusui pada ibu, sumber informasi.


(52)

E. SARAN

1. Bagi Petugas Keshatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar semakin meningkatkan program pendidikan kesehatan kepada klien khusunya pada ibu menyusui melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi selama kehamilan, sehingga ibu menyusui memiliki pengetahuan mengenai perubahan – perubahan tersebut.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Diharapkan kepada mahasiswa kebidanan agar berpartisipasi dalam penyuluhan-penyuluhan kebidanan terutama penyuluhan-penyuluhan yang di tujukan pada ibu yang menyusui, sehinga mahasiswa memperoleh pengalaman dalam memberikan penyuluhan pada ibu menyusui dan mendapatkan pengetahuan dan informasi tambahan dalam masa menyusui. 3. Bagi ibu menyusui

Diharapkan kepada ibu menyusui untuk terus berupaya mendapatkan informasi dengan cara megikuti setiap penyuluhan tentang ibu menyusui, sehingga ibu memiliki pegetahuan tentang ASI eksklusif yang terjadi pada masa menyusui dengan demikian ibu-ibu menyusui dapat membedakan ASI eksklusif dengan bayi yang tidak ASI eksklusif.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Kristiansary. (2009). Asi Menyusui Dan Sadari. Nuha Medika Jakarta

Maryunani. (2010). Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif Dan Menajemen Laktasi. DKI Jakarta

Moleong. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya

Natya Wiji. (2013). Asi Dan Panduan Ibu Menyusui. Nuha Medika, Jakarta

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Peneltian Kesehatan. Jakarta

Politt & Hungler. (1999). Nursing Research Principles And Methods, Phiadelphia; Liponcot

Priyono. (2002). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta

Retna. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra cendikia Offest

Roesli, Utami. (2008). Panduan Inisiasi Menyusui Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta, FABM

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif R & D. Alfabeta. Bandung

Sunar. (2012). Buku Pintar Asi Eksklusif Pengenalan, Praktek dan Kemanfaatannya.

Diva Press

Yohana. (2010). Kehamilan dan Persalinan Perkembangan Bayi dalam Kandungan. Garda Media .


(54)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bernama Ripka Mala Donna/135102027 adalah mahasiswa program study D-IV biadan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Uatara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang pengalaman Ibu Menyusui ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014. Penlitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV bidan pendidik fakultas Keperawatan Universitas Sumatera uatara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner data demografi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan saya ajukan dengan jujur dan apa adanya, jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai berikut kerelaan ibu

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas menggundurkan diri setiap saat tanpa sangsi apapun. Identitas peribadi ibu dan semua informasi ibu berikan akan di rahasiakan dan hanya di gunakan untuk keperluan penelitian ini. Terimakasih atas partisipan ibu dalam penelitian ini.

Medan, April 2014

Peneliti Partisipan


(55)

Lampiran 2

Lembar Kuesioner Data Demografi

Pengalaman Ibu Menyusui ASI Eksklusif di Kelurahan

Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

I.Petujuk pengisian

a. Isilah identitas anda pada tempat disediakan di bawah ini b. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan anda

c. Diharapkan mengisi identitas pada lembar kuesioner data demografi dengan jujur II. Identitas Partisipan

Nomor partisipan :

Umur :

Agama :

Suku :

Pendidikan :


(56)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN WAWANCARA

(INFORMED CONSENT

)

No. Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “Pengalaman Ibu Menyususi ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal ”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat semoga dapat dipergunakan semsetinya.

Medan, Maret 2014

Responden


(57)

Lampiran 4

PANDUAN WAWANCARA

1. Apakah ibu mengerti tentang ASI Eksklusif

2. dari mana informasi yang ibu dapat tentang ASI Eksklusif 3. adakah masalah saat memberikan ASI Ekskluisf

4. waktu pemberian ASI Eksklusif

5. adakah masalah yang ibu rasakan pada saat memberikan ASI Eksklusif

6. apakah ibu mendapat dukungan dari suami ibu saat memberikan ASI Eksklusif kepada bayi ibu


(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS

Nama : Rifka Mala Donna

Tempat/Tanggal Lahir : Tg. Leidong, 18 Juni 1989 Agama : Kristen Protestan Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

Suku Bangsa : Batak

Nama Ayah : Tupak Togatorop

Nama Ibu : Forjuni Derita Simanjuntak Alamat Rumah : Sei Dua simpang Empat

II.RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1996-2002 : SD Negeri Sei Dua Lulus dan Berijazah 2. Tahun 2002-2005 : SMP Hang Tua

Lulus dan Berijazah

3. Tahun 2005-208 : SMK Swasta Lubuk Pakam Jln. Siantar No. 80 Lulus dan Berijazah

4. Tahun 2009-2012 : Akademi Kebidanan Senior Medan Lulus dan Berijazah

5. Tahun 2013-2014 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(59)

(60)

(61)

(62)

(1)

Lampiran 4

PANDUAN WAWANCARA

1. Apakah ibu mengerti tentang ASI Eksklusif

2. dari mana informasi yang ibu dapat tentang ASI Eksklusif 3. adakah masalah saat memberikan ASI Ekskluisf

4. waktu pemberian ASI Eksklusif

5. adakah masalah yang ibu rasakan pada saat memberikan ASI Eksklusif

6. apakah ibu mendapat dukungan dari suami ibu saat memberikan ASI Eksklusif kepada bayi ibu


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS

Nama : Rifka Mala Donna

Tempat/Tanggal Lahir : Tg. Leidong, 18 Juni 1989 Agama : Kristen Protestan Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

Suku Bangsa : Batak

Nama Ayah : Tupak Togatorop

Nama Ibu : Forjuni Derita Simanjuntak Alamat Rumah : Sei Dua simpang Empat

II.RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1996-2002 : SD Negeri Sei Dua Lulus dan Berijazah 2. Tahun 2002-2005 : SMP Hang Tua

Lulus dan Berijazah

3. Tahun 2005-208 : SMK Swasta Lubuk Pakam Jln. Siantar No. 80 Lulus dan Berijazah

4. Tahun 2009-2012 : Akademi Kebidanan Senior Medan Lulus dan Berijazah

5. Tahun 2013-2014 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(3)

(4)

(5)

(6)