Hubungan Kejadian Trauma Mata dengan penggunaan Alat Pelindung Mata pada Pekerja Konstruksi Perusahaan X

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau
menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata (Lubis, 2013). Trauma mata
merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda;
kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Dewasa
muda -terutama pria- merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami
trauma tembus mata (Vaughan & Asbury, 2014).
Berdasarkan National for The Prevention of Blindness (WHO) dalam Aldy
(2009) memperkirakan bahwa 55 juta trauma mata terjadi didunia setiap
tahunnya, 750.000 di rawat di Rumah Sakit dan lebih kurang 200.000 adalah
trauma terbuka bola mata. Insiden trauma mata mengalamai peningkatan secara
terus-menerus. Secara global, 1,6 juta masyarakat yang menjadi buta, 2,3 juta
mengalami penurunan penglihatan secara bilateral, dan 19 juta dengan kehilangan
daya penglihatan karena trauma mata. Saat ini trauma trauma merupakan
penyebab tersering kebutaan bilateral (Biradar, 2011).
Selain


menyebabkan

penurunan

penglihatan,

trauma

mata

juga

menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kerugian ekonomi karena kehilangan
gaji dan pelayanan kesehatan yang mahal. Pencegahan trauma mata dihalangi oleh
kurangnya data epidemiologi (Ko et al, 2000).
Pada 9717 pasien dengan kegawatdaruratan mata yang ada di Departemen
Mata Caritas Medical Centre, Sham Shai Po, Hong Kong, Cina, 1799 (18,5%)
kasus disebabkan oleh trauma mata. Trauma yang berhubungan dengan kerja
merupakan penyebab tersering trauma mata, dengan persentase 61,5%. Kemudian

diikuti oleh kecelakaan di rumah (20,4%), lalu lintas (7,3%), olahraga dan tempat
rekreasi (4,1%), sekolah (2,6%), tempat umum (2,5%). Trauma di tempat lainnya
1,6% (Ko et al, 2000).

Universitas Sumatera Utara

2

Hasil penelitian yang dilakukan di National University Hospital (NUH),
Singapura pada tahun 2005 menunjukkan bahwa penyebab tersering dari trauma
mata adalah aktivitas konstruksi dengan persentase 38,4%. Aktivitas tersebut
terdiri dari pennggerindaan, pengelasan, penempaan logam, pengelasan,
pemotongan logam, pengerjaan kayu, pemakuan (Woo & Sundar, 2006).
Departemen Kesehatan melalui Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa pembangunan nasional ditujukan
untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat Indonesia secara optimal. Mata
sebagai salah satu indera dari tubuh manusia termasuk dalam objek yang harus
ditingkatkan kesehatannya demi meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia karena akan mempengaruhi kecerdasan, produktifitas, dan
kesejahteraan masyarakat (Menkes, 2006). Undang-undang nomor 1 tahun 1970,

tentang keselamatan dan kesehatan kerja juga mengatur kewajiban tenaga kerja
untuk memakai alat pelindung diri secara jelas. Dalam bab IX pasal 13 dijelaskan
bahwa setiap orang yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan menaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindung kerja.
Salah satu faktor yang berperan untuk terjadinya cedera akibat kerja
adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dan benar cara
pakainya (Riyadina, 2008). Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja (Permenakertrans,
2010). Hasil penelitian menyatakan bahwa cedera akibat kerja 11% terjadi karena
kurangnya perhatian tenaga kerja untuk menggunakan alat pelindung diri pada
saat bekerja khususnya pada tenaga kerja bagian produksi (Riyadina, 2008).
Berdasarkan keadaan tersebut di atas, diperlukan upaya untuk mencegah
terjadinya trauma mata pada pekerja bangunan PT.X, maka penulis berkeinginan
untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Trauma Mata dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Konstruksi Perusahaan X”.

Universitas Sumatera Utara

3


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan kejadian
trauma mata dengan penggunaan alat pelindung mata pada pekerja konstruksi
Perusahaan X?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan kejadian trauma mata dengan alat
pelindung mata pada pekerja konstruksi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui jenis trauma mata tersering yang dialami pekerja
b) Mengetahui usia yang paling sering mengalami trauma mata
c) Mengetahui aktivitas pekerja yang paling sering menyebabkan trauma
mata
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada:
1.

Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai penyebab trauma
mata dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa pendidikan.

2.

Pemerintah
Sebagai masukan untuk pemerintah dalam upaya menurukan angka
kejadian trauma pada mata melalui penggunaan alat pelindung diri
(APD).

3.

Masyarakat dan Pekerja Konstruksi
Dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan bagaimana
pentingnya alat pelindung diri (APD) dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara