PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun) | Juniantoko | Jurnal Administrasi Bisnis 2203 8844 1 PB

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun)

Ardy Dwi Juniantoko
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Ardyjuniantoko18@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine: the influence of Word of Mouth variable on Buy Interest variable; the influence
of Word of Mouth variable on Purchase Decision variable; the effect of Buy Interest variable to the variable
of Purchase Decision. The type of research used is explanatory research (explanatory research) with
quantitative approach. Samples of this study were 116 respondents who are consumers Waroeng Latte and
The Cemiland. The sampling technique used purposive sampling technique. Data collection methods used in
this study is to spread the questionnaire research. Data analysis used is descriptive analysis and path analysis.
A significant influence on Buy Interest (Y1) with a beta path coefficient of 0.818: Word of Mouth variable (X1)
has significant effect on Purchase Decision (Y2) with a beta coefficient of 0.299; Buy Interest variable (Y1)
has a significant effect on Purchase Decision (Y2) with beta coefficient of 0,587. Based on the results of this
study it is advisable to Waroeng Latte dan The Cemiland in order to maintain and improve service and product

quality because consumers who feel satisfied with the service will promote through word of mouth. In addition,
word of mouth has a significant influence on Buying Interest and Decision.
Keywords: Word of Mouth, Buy Interest, Purchase Decision

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh variabel Word of Mouth terhadap variabel Minat Beli;
pengaruh variabel Word of Mouth terhadap variabel Keputusan Pembelian; pengaruh variabel Minat Beli
terhadap variabel Keputusan Pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan
(explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 116 orang responden
yang merupakan konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menyebar angket penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis jalur (path
analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa: variabel Word of Mouth (X1) memiliki pengaruh signifikan
terhadap Minat Beli (Y1) dengan koefisien jalur beta sebesar 0,818: variabel Word of Mouth (X1) berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y2) dengan koefisien beta sebesar 0,299; variabel Minat Beli (Y1)
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y2) dengan koefisien beta sebesar 0,587. Berdasarkan
hasil penelitian ini maka disarankan untuk Waroeng Latte dan The Cemiland supaya mempertahankan serta
meningkatkan pelayanan dan kualitas produknya karena konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan akan
mempromosikan melalui word of mouth. Selain itu, word of mouth mempunyai pengaruh signfikan terhadap
Minat Beli dan Keputusan.

Kata Kunci: Word of Mouth, Minat Beli, Keputusan Pembelian

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

11

PЕNDAHULUAN
Pemasaran mencakup semua kegiatan
perusahaan
untuk
beradaptasi
dengan
lingkunganya. Salah satu strategi pemasaran yang
harus dilakukan oleh perusahaan adalah promosi
atau iklan. Kegiatan promosi yang dilakukan
berfungsi untuk menginformasikan suatu produk
dan jasa terhadap permintaan konsumen dengan
cara mempengaruhi konsumennya dengan tujuan
yaitu membeli dan mengkonsumsi produk dan jasa

yang ditawarkan perusahaan. Namun, konsumen
semakin sadar akan pengaruh informasi dari iklan
atau promosi yang dilakukan pemasar. Konsumen
dapat mempelajari tentang produk apa, mereknya
apa, keunggulannya apa dan bagaimana cara
mendapatkannya.
Sebagian besar proses komunikasi antar
manusia dilakukan melalui berkomunikasi dengan
orang lain. Komunikasi tersebut dilakukan secara
mulut ke mulut dengan orang lain karena setiap
hari seseorang berbicara, bertukar pikiran, bertukar
informasi, saling memberikan pendapat. Proses
komunikasi tersebut merupakan sifat dari manusia
yang ingin bersosialisasi dengan orang lain. Word
of mouth communication atau komunikasi mulut ke
mulut tergantung pada penyebaran informasi yang
dilakukan seseorang kepada orang lain. Menurut
Brown et al (2005:125) word of mouth terjadi
ketika konsumen berbicara kepada orang lain
mengenai pendapatnya tentang suatu merek,

produk, layanan atau perusahaan tertentu pada
orang lain. Konsumen lebih memerhatikan
informasi yang berasal dari orang-orang yang
dipercaya, seperti teman, kerabat, maupun
keluarga. Ucapan atau perkataan dari mulut ke
mulut (word of mouth) dapat menjadi metode
promosi yang efektif. Pada umumnya word of
mouth (wom) disampaikan dari konsumen oleh
konsumen dan untuk konsumen, sehingga
konsumen atau pelanggan yang puas dapat menjadi
media iklan bagi perusahaan.
Komunikasi wom secara tidak langsung
membuat konsumen telah melakukan promosi
yang dapat menarik minat konsumen lain yang
menangkap informasi tersebut. Menurut Bone
(1992) dalam Kumala (2012:3) informasi word of
mouth dapat menyalurkan dua jenis informasi,
yaitu informasi positif dan informasi negatif
tentang produk atau jasa perusahaan. WOM
menghasilkan informasi positif jika produk yang

dibeli atau dikonsumsi konsumen menghasilkan
kepuasan. Konsumen akan secara spontan atau
tanpa diarahkan akan memberikan rekomendasi
kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Di

sisi lain, dampak negatif bagi pelaku bisnis ketika
orang merasa tidak puas terhadap produk yang
telah dikonsumsi yaitu konsumen tidak akan
melakukan keputusan pembelian.
Kartajaya (2007:130) berpendapat bahwa
pelanggan akan lebih percaya kepada sumber yang
lebih kredibel (orang yang dikenal) daripada
salesperson
pemasar.
Konsumen
lebih
mempercayai informasi dari WOM dalam menilai
sebuah produk, dan mempengaruhi keputusan
pembelian mereka dibandingkan iklan atau
promosi dari pemasar. Cerita dan pengalaman

seseorang menggunakan sebuah produk terdengar
lebih menarik
yang bisa memengaruhi
pendengarnya untuk ikut mencoba produk tersebut.
Melihat pengaruh pemasaran dari mulut ke mulut,
pemasar perlu untuk lebih fokus dalam
menjalankan wom. Pemasar harus mampu
membuat
bagaimana
para
konsumen
membicarakan, mempromosikan dan bahkan
menjual produk perusahaan.
Sebelum seorang konsumen melakukan
pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka
konsumen akan membutuhkan informasi mengenai
produk dan jasa tersebut. Pencarian informasi
dilakukan untuk memperoleh produk yang
berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Konsumen akan mencari informasi

tersebut ke sumber-sumber yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Ketika
informasi dari mulut ke mulut telah memberi
pengaruh, maka calon konsumen tersebut akan
mempertimbangkan untuk membeli suatu produk.
Hal ini merupakan tahap awal seorang konsumen
merasa berminat, ingin memiliki dan ingin
membeli produk tersebut.
Tingkah laku dalam minat konsumen
ditunjukkan dengan sikap atau keinginan seseorang
sebelum melakukan suatu tindakan pembelian.
Konsumen yang mulai merasa terstimulus atas
keinginan suatu produk atau jasa bisa disebut minat
beli. Minat beli merupakan faktor penting yang
mendorong dan mempengaruhi seseorang dalam
memutuskan pembelian terhadap suatu produk.
Menurut Setiadi (2003:217) minat beli dibentuk
dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri
dari kepercayaan terhadap merek dan evaluasi
merek, sehingga dari dua tahap tersebut muncul

minat untuk membeli.
Konsumen yang berminat akan memiliki
suatu kecenderungan untuk mencari informasi
lebih detail tentang produk atau jasa serta bersedia
untuk
membayar
dengan
tujuan
dapat
menggunakan barang atau jasa tersebut. Dorongan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

12

yang terjadi dalam diri konsumen setelah
mendapatkan informasi suatu produk baik itu
komunikasi dari iklan maupun komunikasi dari
orang lain, maka berhak untuk melakukan
pertimbangan sebelum mereka memutuskan

pembelian. Konsumen akan memutuskan sesuatu
setelah melihat evaluasi alternatif yang ada,
selanjutnya konsumen dapat membuat keputusan.
Jika keputusan yang diambil adalah membeli,
maka pembeli akan menjumpai serangkaian
keputusan yang menyangkut jenis pembelian,
waktu pembelian, dan cara pembelian.
Menurut Faisal (2002:64) konsumen
sebelum melakukan keputusan untuk membeli
suatu produk atau merek tertentu, maka pada
umumnya konsumen akan mencoba mencerna
terlebih dahulu informasi (iklan) yang diterimanya
melalui rangkaian proses tahapan kognitif tertentu
yang meliputi fase penginderaan, pemahaman,
penilaian, percobaan, dan fase penerimaan. Oleh
sebab itu, sebelum mengambil keputusan,
konsumen harus berminat untuk membeli produk
tersebut. Perilaku pembelian konsumen seringkali
diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan dari luar dirinya. Rangsangan inilah

yang membuat konsumen semakin berminat dan
ingin memiliki produk atau jasa.
Keputusan pembelian menjadi tahap akhir
yang akan dilakukan konsumen setelah memiliki
alternatif terhadap beberapa produk yang diminati.
Saat konsumen mempertimbangkan untuk
membeli maka konsumen tersebut berhak untuk
melakukan
proses
keputusan
pembelian.
Konsumen akan memutuskan produk yang akan
dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap
produk tersebut berkaitan dengan kemampuan
produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya.
Ketika konsumen telah mengonsumsi suatu produk
atau jasa, selanjutnya konsumen akan menentukan
apakah produk tersebut mampu memenuhi
kebutuhannya dan ekspektasi mengenai produk
atau jasa tersebut.

Kesempatan ini dijadikan peluang oleh para
pembisnis untuk menjalankan bisnis di bidang
kuliner, seperti cafe. Cafe menjadi tren bagi
masyarakat khususnya untuk anak muda. Cafe
menjadi tempat yang cocok berkumpul dengan
teman, saudara maupun keluarga. Pasar sasaran
yang memfokuskan pada pelajar, mahasiswa
maupun pekerja menjadikan peluang yang
menjanjikan bagi pengusaha cafe. Harga makanan
dan minuman yang ditawarkan juga sesuai dengan
kantong pelajar, yaitu mulai dari Rp.5.000 – Rp.
50.000. Bisnis di Kota Madiun telah mengalami

perkembangan, dan pertumbuhan ekonomi. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan adanya strategi
dari pemerintah kota yang membangun kawasan
bisnis dan keberadaan beberapa perguruan tinggi
juga menandakan banyaknya jumlah anak muda
yang ada. Pangsa pasar yang luas menjadikan cafe
tersebut selalu ramai, karena masyarakat di daerah
seperti Kabupaten Madiun maupun Kabupaten
Magetan biasa menghabiskan waktu di cafe-cafe
yang ada di Kota Madiun. Berdasarkan latar
belakang yang telah dibahas, objek penelitian yang
akan diteliti adalah cafe Waroeng Latte dan The
Cemiland di Kota Madiun, Jawa Timur. Kedua
cafe tersebut adalah café yang ramai di Kota
Madiun. Ada sekitar 200 pengunjung perhari di
hari biasa dan 300 pengunjung di akhir pekan.
Berkaitan dengan penelitian yang mengkaji
bahwa word of mouth penting dalam minat beli
serta keputusan pembelian calon konsumen atas
pengaruh maupun dari rekomendasi dari orang lain
dan secara relatif mempengaruhi konsumen untuk
membeli suatu produk yang ditawarkan, maka
judul skripsi yang diangkat oleh peneliti adalah
“Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli
serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian
Konsumen (Survei Pada Konsumen Cafe Waroeng
Latte dan The Cemiland di Kota Madiun)”.
KAJIAN PUSTAKA
Word of Mouth

Mowen dan Minor (2002:180) menjelaskan
word of mouth communication mengacu pada
pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide
diantara dua konsumen atau lebih yang tidak
satupun merupakan sumber pemasaran. Menurut
Kotler dan Armstrong (2001:128) word of mouth
merupakan komunikasi pribadi tentang sebuah
produk antara pembeli sasaran dan tetangga,
teman-teman, anggota keluarga dan rekannya.
Mayoritas orang-orang akan bercerita, bertukar
pikiran, dan saling tukar informasi tentang
pengalaman mereka kepada orang yang dikenal.
Komunikasi dari mulut ke mulut
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap
perilaku pembelian konsumen. Word of mouth
disebabkan oleh kebutuhan pengirim dan penerima
informasi. Mayoritas calon konsumen mungkin
menghendaki informasi dari mulut ke mulut karena
mereka mulai tidak percaya kepada iklan penjualan
yang dilakukan perusahaan atau mereka mencari
informasi sendiri untuk mengurangi kecemasan
mereka mengenai pembelian yang beresiko.
Terdapat dua (2) sumber yang menghasilkan word

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

13

of mouth communication, yaitu Reference Group
dan Opinion Leader.

H2 :

Minat Beli
Schiffman
dan
Kanuk
(2007:201)
menyatakan bahwa minat merupakan salah satu
aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup
besar terhadap sikap perilaku. Sedangkan menurut
Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang
pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu
yang berminat terhadap suatu obyek akan
mempunyai kekuatan atau dorongan untuk
melakukan serangkaian tingkah laku untuk
mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Menurut Ferdinand (2002:129) dalam
Dwiyanti (2008) minat beli dapat diidentifikasi
dengan cara, sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan
seseorang untuk membeli produk.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan
seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang
menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefrensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan
perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifatsifat positif dari produk tersebut.

H3 :

Keputusan Pembelian
Menurut Swasta dan Handoko (2012:102)
memaparkan bahwa keputusan untuk membeli
sebuah produk yang diambil oleh pembeli itu
sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah
keputusan. Setiap keputusan pembelian sebuah
produk mempunyai komponen sebagai berikut:
1) Keputusan tentang jenis produk
2) Keputusan tentang bentuk produk
3) Keputusan tentang merek
4) Keputusan tentang penjualnya
5) Keputusan tentang jumlah produk
6) Keputusan tentang waktu pembeliaan
7) Keputusan tentang cara pembayaran
Hipotеsis
H1 :

Variabel Word of Mouth (X1) berpengaruh
terhadap variabel Minat Beli (Y1).

Variabel Word of Mouth (X1) berpengaruh
terhadap variabel Keputusan Pembelian
(Y2).
Variabel Minat Beli (Y1) berpengaruh
terhadap variabel Keputusan Pembelian
(Y2).
Minat Beli
(Y1)

H2

H1

Word of
Mouth (X)

(X1)

Keputusan
Pembelian
(Y2)

H3

Gambar 1. Modеl Hipotеsis

MЕTODE PЕNЕLITIAN
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di
Waroeng Latte dan The Camiland di Kota Madiun.
Didapat sampеl 116 orang rеspondеn dеngan
pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang
dianalisis mеnggunakan analisis jalur.
HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1. Rekapitulasi Pengaruh Langsung, Tidak
Langsung dan Pengaruh Total

Var
Bebas

Var.
Intervening

X

Y1

X

Y1

Var
Terikat

Pengaruh
Langsung
0,818

Y2

0,299

Y2

0,587

Pengaruh
Tidak
Langsung
0
0,480
(0,818 x
0,587

Total
Pengaruh

Sig.

Ket

0,818

0,000

Sig.

0,779

0,002

Sig.

0

0,587

0,000

Sig.

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

Direct Effect (pengaruh langsung) Word of
Mouth terhadap Keputusan Pembelian melalui
Minat Beli sebesar 0,299.
Indirect Effect (IE)

= PY1X x PY2Y1
= 0,818 x 0,587
= 0,480
Total Effect (TE)
= PZX + (PYX x PZY1)
= 0,299 + 0,480
= 0,779
Ketetapan model hipotesis dari data
penelitian ini diukur dari hubungan koefisien

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

14

determinasi (R2) pada kedua persamaan. Hasil
model sebagai berikut:
R2
= 1 – (1 - R2 1) (1 - R2 2)
= 1 – (1 - 0,669) (1 – 0,720)
= 1 – (0,331) (0,28)
= 1 – 0,093
= 0,907 atau 90,7%
1. Pengaruh Word of Mouth terhadap Minat
Beli
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Word of Mouth memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap variabel Minat
Beli. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan
bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh
signifikan terhadap Minat Beli. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,818.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel Word of Mouth berpengaruh signifikan
dan positif terhadap Minat Beli. Hasil ini
mendukung penelitian dari Dwi Anggara Utomo
(2014) yang menyatakan Word of Mouth
Communication berpengaruh signifikan terhadap
Minat Beli, serta penelitian Nurvidiana (2015)
yang menyatakan bahwa Word of Mouth
berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli.
Hasil penelitian tersebut mendukung
pendapat dari Jalilvand dan Samiei (2012), adanya
rekomendasi ataupun review yang diberikan
konsumen lain misal dalam sebuah sharing review
platform ataupun komunitas akan mampu
mempengaruhi minat beli konsumen. Jika word of
mouth dilakukan oleh setiap konsumen maka dapat
memberikan pilihan bagi orang lain yang pada
akhirnya akan tertarik pada rekomendasi tersebut,
karena untuk menciptakan minat beli konsumen
harus memerlukan saran dan informasi dari orang
lain disekitarnya yang berguna sebagai pendorang
timbulnya minat membeli produk. Hasil penelitian
menunjukkan word of mouth yang berasal dari
reference group dan opinion leader akan
menciptakan minat beli konsumen sehingga
konsumen yang telah memperoleh rekomendasi
akan tertarik mengenai Waroeng Latte dan The
Cemiland. Hal ini dipertegas oleh pendapat
Sumarni (2008) dalam Kumala (2012) bahwa
fenomena word of mouth diyakini bisa mendorong
minat beli konsumen, bisa mempengaruhi
komunitas, efisien karena tidak memerlukan biaya
yang besar dan dapat menciptakan image positif
bagi produk dan bisa menyentuh emosi konsumen.
Komunikasi yang berasal dari reference
group yaitu komunikasi mulut ke mulut yang
dilakukan oleh lingkungan keluarga, teman dan

rekannya. Reference group menjadi informasi yang
dipercaya karena informasi tersebut berasal saran
keluarga, teman dan rekan. Sementara komunikasi
yang berasal dari pemimpin opini juga dipercaya
karena pemimpin opini memiliki pengetahuan
lebih, lebih dulu membeli, ataupun vocal
meyuarakan suaranya mengenai Waroeng Latte
dan The Cemiland. Pemimpin opini akan
memberikan saran bahkan akan mempromosikan
dan mengajak orang lain. Ketika seseorang merasa
bahwa saran yang diberikan oleh reference group
atau opinion leader lebih informatif dan
terpercaya, maka orang tersebut akan merasa
terangsang dan mulai berminat untuk mencoba.
Oleh karena itu, seseorang yang dipengaruhi akan
memiliki keinginan untuk mengunjungi Waroeng
Latte dan The Cemiland, dan apabila konsumen
yang telah mengunjungi café tersebut bisa jadi
lebih tertarik apabila café-cafe tersebut mampu
melayani dan memuaskan konsumenya dengan
baik.
2. Pengaruh Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Word of Mouth berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel Keputusan
Pembelian. Hipotesis kedua (H2) menyatakan
bahwa Word of Mouth berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.
Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0,299. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa Word of Mouth berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan
Pembelian.
Hasil ini mendukung penelitian dari Putra
(2015) yang menyatakan bahwa Word of Mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian dan serta penelitian
Nurvidiana (2015) yang menyatakan bahwa Word
of Mouth berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Pernyataan tersebut
mendukung pendapat dari Sernovitz (2009:31)
yang mengatakan bahwa konsumen cenderung
dalam memilih atau memutuskan membeli suatu
barang tergantung kepada konsumen yang telah
berpengalaman menggunakan produk atau jasa
tersebut sehingga mereka melakukan proses word
of mouth dengan orang terdekat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
proses word of mouth yang dilakukan konsumen
kepada orang lain akan terlebih dahulu
memberikan efek, yaitu memiliki rasa tertarik
terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

15

membeli. Dalam sebuah kelompok atau
lingkungan, terdapat seseorang yang bersosialisasi
dan membahas mengenai kelebihan dari sebuah
Waroeng Latte dan The Cemiland. Seseorang akan
memberikan saran dan rekomendasinya atas
pengetahuan dan pengalamanya mengenai
Waroeng Latte dan The Cemiland. Ketika
seseorang memberikan rekomendasi kepada orang
lain baik itu dari proses reference group maupun
opinion leader bahwa Waroeng Latte dan The
Cemiland cocok untuk berkumpul bersama teman
maupun keluarga, harga makanan dan minuman
terjangkau, serta desain tempatnya unik sehingga
hal tersebut akan mampu menarik perhatian minat
konsumen. Menurut Shimp (2003:374), ketika
keyakinan akan suatu produk menguat (positif),
maka akan menimbulkan keputusan untuk
melakukan pembelian. Minat tersebut timbul
karena stimulus yang didapatkannya, sehingga
merasa penasaran bahkan akan mencari informasi
lebih ketika memiliki minat untuk mencoba. Selain
itu, informasi mulut ke mulut yang tersebar antar
individu tentang Waroeng Latte dan The Cemiland,
baik informasi baik maupun buruk, informasi
tersebut dapat mempengaruhi minat beli
konsumen. Informasi yang baik akan meberikan
dampak yang baik, sebaliknya informasi yang
buruk akan menghambat tindakan seseorang dalam
melakukan keputusan pembelian untuk mencoba
mengunjungi Waroeng Latte dan The Cemiland.
Kepuasan konsumen merupakan poin penting
karena konsumen yang merasa puasa akan
menyebarkan sebuah informasi yang baik kepada
teman, keluarga dan rekannya, sedangkan
kekecewaaan konsumen akan menjadi sebuah
informasi yang buruk dan dapat merugikan cafe
tesebut.
3. Pengaruh Minat Beli terhadap Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Minat Beli berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.
Hipotesis ketiga (H3) yaitu menyatakan bahwa
Minat Beli berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian. Hal ini dibuktikan dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,587. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa Minat Beli
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Keputusan Pembelian.
Hasil ini mendukung penelitian dari Setyo
Prabowo (2007) yang menyatakan bahwa Minat
Beli berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian serta penelitian dari Nurvidiana (2015)

yang menyatakan bahwa Minat Beli berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Kinnear dan Taylor dalam
Thamrin (2003:142) yaitu minat beli merupakan
bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap
mengkonsumsi
dan
kecenderungan
konsumen untuk bertindak sebelum akhirnya
benar-benar melaksanakan keputusan pembelian.
Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh yang menyatakan bahwa minat beli
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, hal ini berarti konsumen yang memiliki
minat beli yang cukup bagus akan meningkatkan
keputusan pembelian yang dilakukan.
Setelah seseorang memperoleh informasi dan
merasa berminat untuk mencoba Waroeng Latte
dan The Cemiland, selanjutnya konsumen tersebut
berhak untuk mengambil sikap. Konsumen telah
mengevaluasi informasi dan alternatif pilihan,
sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian
di Waroeng Latte dan The Cemiland. Timbulnya
minat beli pada diri seseorang menjadikannya
sebagai dorongan untuk membeli produk yang
ditawarkan Waroeng Latte dan The Cemiland.
Minat beli seseorang timbul karena adanya
rangsangan dari luar dirinya. Pihak café juga
melakukan rangsangan untuk mencoba menarik
minat beli konsumen dengan cara, menawarkan
produk makanan dan minuman yang unik,
pelayanan yang cepat, dan tempat yang nyaman
sehingga calon konsumen akan merasa terangsang
dan semakin berminat. Tidak hanya itu, calon
konsumen yang semakin berminat untuk mencoba
Waroeng Latte dan The Cemiland akan mencari
informasi lebih. Ketika informasi yang dibutuhkan
cukup, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
keputusan pembelian.
KЕSIMPULAN DAN SARAN
Kеsimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Word of Mouth (X1) memiliki pengaruh secara
langsung terhadap Minat Beli (Y1). Hal ini
dibuktikan dengan nilai probabilitas (0,000) <
0,05 yang berarti ada pengaruh yang
signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel wom bisa timbul karena adanya wom
baik berasal dari reference group (teman,
keluarga dan rekan kerja) maupun opinion
leader. Seseorang akan memiliki rasa
penasaran terhadap Café di Kota Madiun,
sehingga konsumen akan mencari informasi
mengenai café ini serta tertarik untuk
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

16

mengunjungi hingga pada akhirnya akan
membeli makanan dan minuman yang
ditawarkan oleh café.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Word of Mouth (X1) berpengaruh positif
terhadap Keputusan Pembelian (Y2). Hal ini
dibuktikan dengan nilai probabilitas (0,001) <
0,05 yang berarti ada pengaruh yang
signifikan. Informasi mengenai café Waroeng
Latte dan The Cemiland tersebar melalui
proses komunikasi mulut ke mulut antar
individu maupun kelompok sehingga
seseorang yang mendengar informasi tersebut
akan merasa berminat. Ketika minat beli dari
individu muncul dan keyakinan terhadap cafécafe tersebut menguat, maka selanjutnya akan
memutuskan untuk melakukan pembelian atau
tidak.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Minat beli (Y1) berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian (Y2). Hal ini dibuktikan
dengan nilai probabilitas (0,000) < 0,05 yang
berarti ada pengaruh yang signifikan. Minat
beli seseorang bisa tumbuh karena adanya
rangsangan dari luar dirinya. Ketika seseorang
sudah mendapatkan rangsangan berupa
informasi mengenai suatu produk, maka orang
tersebut akan merasa memiliki minat terhadap
suatu produk. Minat beli konsumen yang
semakin tinggi akibat informasi yang terus
diperoleh membuat seseorang akan melakukan
keputusan pembelian. Setelah melakukan
keputusan pembelian, konsumen akan menilai
baik buruknya produk yang telah dikonsumsi.
Saran
1.

2.

Nilai mean dari kategori item referensi
berdasarkan Keluarga yaitu 3.7 dan item
referensi berdasarkan Rekan Kerja yaitu 3.4.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan
Waroeng Latte maupun The Cemiland supaya
meluaskan pasar sasarannya kepada keluarga
dan kalangan pekerja. Hasil tersebut
menandakan referensi berdasarkan keluarga
dan rekan kerja masih kurang memberikan
referensi dibandingkan referensi berdasarkan
Teman.
Item Lebih menyukai Produk Makanan dan
Minuman Waroeng Latte dan The Cemiland
memperoleh mean 3.7. Hasil tersebut paling
rendah dibandingkan item yang lainnya. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas, variasi, dan
keunikan makanan serta minuman yang

3.

disajikan lebih ditingkatkan. Kualitas
makanan
dan
minuman
menentukan
konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian. Diharapkan mampu menjaga
kualitas produk kepada konsumen agar
konsumen kembali lagi untuk melakukan
pembelian.
Mengingat keterbatasan dalam penelitian ini,
penulis memberikan saran bahwa variabel
bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang
sangat
penting dalam
mempengaruhi
Keputusan Pembelian. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi
peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ini dengan mempertimbangkan
variabel-variabel lain yang merupakan
variabel diluar variabel yang sudah masuk
dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
A. Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi &
Aspek
Tambahan
Komunikasi
Pemasaran.Terpadu, Jilid 1. Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga
Basu, Swastha, dan Irawan. 2001. Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Basu, Swastha, dan Irawan. 2008. Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Brown, et al., 2005. Spreading The Words:
Investigating Antecedents of Customer’s
Positive Word of Mouth Intention And
Behavior in Retailing Context. Academy
of Marketing Science Journals, Vol.33.
Putra. Endhar W. 2016. Pengaruh Diskon
Terhadap Minat Beli serta Dampaknya
pada Keputusan Pembelian (Studi pada
Konsumen yang Membeli Produk Diskon
di Matahari Department Store Pasar
Besar Malang. Jurnal Universitas
Brawijaya
Faisal, Affif. 2002. Persebaran Iklan Melalui Buah
Bibir Konsumen. Jurnal. Universitas
Paramadina
Kartajaya, Hermawan. 2007. Hermawan Kartajaya
on Segmentation. Bandung. Mizan
Pustaka.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

17

Kotler, Philip dan Gary, Armstrong, 2008. Prinsipprinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Keduabelas, Terjemahan Bob Sabran,
MM. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran.
Edisi 13. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip dan Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip
Manajemen, Jilid 1 Edisi Kedelapan,
Terj.Damos Sihombing, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip dan Armstrong. 2008. Dasar – Dasar
Pemasaran. Alih bahasa oleh Alexander
Sindoro dan Tim Mark Plus. Jakarta: PT.
Indeks Gramedia
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran,
MM. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi
Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran,
MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kumala, Oktaviantika. B. 2012. Pengaruh Word of
Mouth Terhadap Minat Beli Pada Tune
Hotel Bali. Jurnal. Universitas Indonesia
Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002.
Perilaku Konsumen. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2013. Perilaku
Konsumen Dan Strategi Pemasaran, Jilid
1, Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Putra. Diyos N.E. 2015. Pengaruh Word of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei
Pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis).
Jurnal. Telkom University
Schiffman, Leon.G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2007.
Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh.
Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip.
Jakarta: PT. Indeks Gramedia
Setiadi, Nugroho. J. 2003. Perilaku Konsumen.
Jakarta: Kencana.
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Surabaya: Pustaka Utama
Sutisna.

2002. Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Trizkia, Dynar Putri. 2014 Pengaruh Harga dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Toko Buku Togamas Buah
Batu Bandung. Jurnal. Universitas
Widyatama
Utomo, Dwi A. 2016. Pengaruh Word of Mouth
Communication Terhadap Minat Beli
Konsumen Kartu Seluler Prabayar IM3
(Studi Pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah
Purworejo).
Jurnal.
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002.
Perilaku Konsumen, Jilid 2, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Nurvidiana, Rahma. 2015. Pengaruh Word of
Mouth Terhadap Minat Beli serta
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian
(Studi Pada Konsumen Republika Café
Malang). Jurnal. Universitas Brawijaya
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000. Consumer
behavior: Perilaku Konsumen Dan
Strategi Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer
Behavior. Perilaku konsumen dan
Strategi Pemasaran. Jilid 2. Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

18

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25