T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Paguyuban Drumblek Salatiga dalam Mengembangkan Kesenian Drumblek sebagai Identitas Budaya Kota Salatiga T1 BAB V

BAB V
STRATEGI PAGUYUBAN DRUMBLEK SALATIGA DALAM
MEMBANGUN IDENTITAS BUDAYA KOTA SALATIGA

Paguyuban drumblek salatiga belum lama terbentuk, namun paguyuban ini
telah memiliki cukup banyak anggota. Dengan visi “Salatiga Menuju Dunia”,
paguyuban drumblek salatiga memiliki cita-cita untuk mengangkat kesenian
drumblek agar dinikmati diseluruh wilayah, baik nasional maupun internasional.
5.1. Drumblek sebagai kebudayaan baru
Dalam suatu tahap perkembangan kebudayaan menurut Perseun (1976: 18),
terdapat tiga tahap dalam perkembangan kebudayaan, pertama adalah tahap mitis,
dimana manusia masih berada dalam kepungan kekuatan-kekuatan gaib
disekitarnya, tahap yang kedua ontologis, yaitu ketika manusia terlepas dari
kepungan kekuasaan mitis, dan secara bebas ingin meneliti segala hal ihwal, dan
tahap yang ketiga adalah fungsionil, pada tahap ini akan nampak pada manusia
modern, yang mulai menjalin relasi-relasi baru dengan sesamanya. Manusia
merupakan makhluk sosial yang menjalin suatu relasi dan melakukan interaksi,
baik dengan sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya. Pada tahap
pembentukan budaya drublek di Salatiga tentu saja sudah memasuki tahap
fungsionil dimana perkembangan yang diawali dari desa pancuran yang akhirnya


membentuk Paguyuban Drumblek Salatiga (PDS) sebagai wadah bagi drumblekdrumblek yang mulai berkembang di Salatiga.
Terdapat tiga aspek dalam tahap fungisionil (Van Peursen, 1976), pertama
yaitu bagaimana manusia ingin memperlihatkan daya-daya kekuatan sekitarnya
atau menjadikan semuanya itu sesuatu yang dialami, drumblek masuk pada tahap
fungsionil dalam strategi budaya, dimana manusia mulai melihat daya-daya
kekuatan sekitar baru nampak bila manusia memperlihatkan relasi langsung antara
dirinya sendiri dengan dengan dunia sekitar, disini manusia menganggap semua
benda, setiap peristiwa, tata masyarakat memiliki arti, hal ini terlihat ketika

36

masyarakat pancuran menggunakan barang-barang bekas sederhana untuk
menciptakan harmonisasi suara yang saat ini dikenal sebagai drumblek. Pada
awalnya masyarakat Pancuran menggunakan barang-barang bekas tersebut
sebagai barang pengganti alat musik drumband yang tidak mampu mereka beli
ketika mereka ingin menampilkan Marching Band untuk HUT RI pada masa itu.
Aspek kedua adalah bagaimana memberi dasar pada masa kini, pada pemikiran
fungsionil dijelaskan, situasi baru dibenarkan bila keadaan tersebut dapat dihayati
manusia, tidak melebihi kemampuannya. Pada bagian ini terlihat jelas bagaimana
masyarakat Pancuran menggunakan barang-barang substitusi dari barang bekas

untuk menampilkan Marching Band, serta lebih mendalami permainan “marching
band baru” yang mereka buat, sehingga terus berkembang hingga saat ini di

berbagai wilayah. Aspek yang terakhir adalah peran ilmu pengetahuan, peran ilmu
pengetahuan berperan penting dalam permainan perkusi Drumblek (terlebih
pengetahuan mengenai musik) karena apabila masyarakat pancuran sembarang
memilih peralatan atau sembarang memainkan peralatan, maka harmonisasi suara
dari peralatan yang mereka gunakan tidak akan mereka dapatkan, beruntung pada
saat itu di desa Pancuran terdapat banyak seniman yang tahu tentang musik,
koreografi dan keindahan seni.
Pada tahap fungsionil yang paling utama dalam bagian ini adalah bagaimana
manusia menjalin relasi, pak Budi atau warga desa Pancuran lainnya tidak akan
dengan sendirinya menemukan permainan perkusi dari barang bekas, dengan
bergotong-royong bersama mereka dapat menciptakan kebudayaan baru yang
dapat bertahan dan terus berkembang hingga saat ini, untu tugas kedepan hanya
bagaimana cara warga Pancuran bersama-sama dengan warga Salatiga tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian Drumblek.
5.2. Paguyuban Drumblek Salatiga
Paguyuban Drumblek Salatiga merupakan sebuah organisasi yang memiliki
fungsi atau tujuan sebagai wadah untuk bersilaturahim, bertukar pengetahuan


37

dan pengalaman bagi seluruh pelaku seni drumblek,1 seperti yang disampaikan
oleh ketua PDS, Muhammad Edi Kurniawan dalam wawancara sebagai berikut:
“Tujuan awal kita pengen guyub rukun, guyub rukun semua drumblek
yang ada di salatiga dan sekitarnya, yang pasti kita inginnya guyub rukun .. itu
awal.. terus yang kedua kita ingin saling sharing.. sharing tentang pastinya
pengalaman, ketukan, terus mayoret seperti itu, kita juga ingin seperti itu..
jadi saling menimba ilmu bareng-bareng.”2

Paguyuban Drumblek Salatiga merupakan lembaga independen yang
menjadi pemersatu bagi grup-grup drumblek, terutama bagi grup yang telah
tergabung menjadi anggota, memberi solusi bagi grup drumblek yang sedang
berkonflik,

forum

musyawarah


untuk

menyelesaikan

permasalahan-

permasalahan yang terjadi seputar drumblek, seperti yang disampaikan wakil
ketua PDS, Rian Eka Saputra berikut ini:
“Peran dan fungsi dari PDS itu sebagai wadah.. pemersatu, seandainya
ada konflik, seandainya ada apapun itu terkait tentang teknis drumblek misal
ada perlombaan, dulunya kan nggak puas, selalu di medsos itu timbul konflik
perpecahan gitu, lah kita bikin wadah.. ayo, yang menjadi permasalahan dari
kalian itu apa.. jadi sebagai penengah, permasalahannya misal permasalahan
A, yaudah kita cari solusinya bareng-bareng. Kalau perannya menurut saya
sendiri adalah sebagai penjembatan.. penjembatan antar grup drumblek misal
dengan EO (event organizer ) , atau dengan penyelenggara acara-acara
semacam itu adalah sebagai penjembatan. Penjembatan untuk mengurangi
konflik-konflik yang mungkin terjadi setelah perlombaan.. dulu kan setelah
perlombaan pasti ada.. wah kok jurinya seperti ini, wah kok panitianya
seperti ini.. la kita disitu adalah jembatannya biar tidak terjadi seperti itu lagi

itu seperti apa, kita bahas dalam sebuah forum.” 3

Dalam buku Musyawarah Akbar #1 Paguyuban Drumblek Salatiga tertulis
bahwa Paguyuban Drumblek Salatiga terbentuk pada 21 Februari 2016, namun
Paguyuban Drumblek Salatiga dideklarasikan pada hari Minggu tanggal 30
1

Pembukaan dalam buku ADART Paguyuban Drumblek Salatiga
Wawancara dengan Ketua Paguyuban Drumbek Salatiga, Muhammad Kurniawan Pada 18
januari 2017 pukul 18.15 WIB di Terminal Tingkir.
3
Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

2

38

Oktober 2016 di lapangan Brajan Kecamatan Argomulyo Salatiga.4 Latar
belakang terbentuknya Paguyuban Drumblek Salatiga tidak lain karena semakin

banyaknya jumlah grup-grup drumblek yang belum terorganisir, belum adanya
standarisasi dalam penilaian lomba, dan ketentuan-ketentuan lain seputar kesenian
drumblek, selain itu sebagai sarana untuk bertukar ilmu dan wawasan dalam
kesenian drumblek, seperti pernyataan mas Wawan dalam wawancara berikut ini:
”Latar belakang itu.. awal mungkin temen-temen drumblek se-Salatiga
awalnya Salatiga, keluh kesah tentang.. tentang perlombaan awalnya itu,
karena belum ada standarisasi, dan sedikitnya wadah di Salatiga belum ada.
Terus banyak rekan yang ingin membuat wadah drumblek.” 5

Tujuan dari Paguyuban Drumblek Salatiga telah tertulis dalam Anggaran
Dasar Paguyuban Drumblek Salatiga (pasal 6), yang menyebutkan bahwa:
a. Menjadi wadah untuk bersilahturahmi, bertukar pengetahuan
dan pengalaman bagi seluruh pelaku seni drumblek
b. Meningkatkan perkembangan kehidupan kesenian drumblek
sejalan dengan kebutuhan masyarakat
c. Mendorong dan mengembangkan karya seni drumblek
sejalan dengan meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap
kesenian
d. Meningkatkan, mengembangkan dan menampung peran serta
masyarakat dibidang pembangunan kesenian drumblek

e. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kesenian
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku seni
drumblek.
Selain itu dalam pasal 9 dalam Anggaran Dasar Paguyuban
Drumblek Salatiga tentang Fungsi dan Tugas Paguyuban Drumblek
Salatiga, yaitu:

http://www.salatigacity.com/deklarasi-paguyuban-drumblek-salatiga/. “Deklarasi Paguyuban
Drumblek Salatiga”. Diakses pada Jum’at, 26-5-2017, 20.30 WIB
5
Wawancara dengan Ketua Paguyuban Drumbek Salatiga, Muhammad Kurniawan Pada 18
januari 2017 pukul 18.15 WIB di Terminal Tingkir.

4

39

a. Sebagai wadah pemersatu grup-grup kesenian drumblek di
kota Salatiga khususnya dan di Kabupaten-kota lainnya
b. Sebagai pemikir dan konseptor kebijakan dalam pembinaan

dan pengembangan kesenian drumblek
c. Sebagai pelaksana pembinaan dan pengembangan kesenian
untuk membantu pemerintah melalui :
1) Peningkatan aktifitas kesenian drumblek
2) Peningkatan kualitas kesenian drumblek
3) Peningkatan apresiasi seni masyarakat drumblek

Sedang dalam pasal 10 disebutkan tugas dari PDS, antara lain:
a. Melakukan

pendataan

anggota,

mengkoordinir,

serta

melakukan pemetaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
akan kesenian drumblek

b. Membantu

dan

memberikan

pertimbangan

kepada

Pemerintah Daerah, instansi lain, instansi sejenis dalam
menyusun program pembinaan dan pengembangan keseniankesenian drumblek
c. Menggali, meningkatkan dan menumbuh

kembangkan

potensi dan apresiasi kesenian drumblek bersama-sama
dengan organisasi/lembaga kesenian yang lain
d. Menjembatani antara pemerintah daerah, instansi atau
lembaga profit dan non profit serta masyarakat dalam hal

pengembangan apresiasi kesenian drumblek.6

Anggota Paguyuban Drumblek Salatiga berasal dari kelompokkelompok kesenian drumblek yang berada di kota Salatiga dan wilayah
sekitar. Paguyuban drumblek Salatiga memiliki pengurus yang selanjutnya
disebut badan pelaksana harian (BPH), dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
6

Diperoleh dari Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADART) Paguyuban Drumblek Salatiga

40

Struktur organisasi Paguyuban Drumblek Salatiga

DEWAN
PEMBINA

DEWAN
PENASEHAT


KETUA

SEKRETARIS

BENDAHARA

SEKBID
PEMBERDAYAAN

SEKBID
KEKARYAAN

SEKBID
HUMAS

SEKBID
MEDIA

Bagan 3
Struktur organisasi Paguyuban Drumblek Salatiga

Anggota kelompok drumblek yang telah tergabung dalam Paguyuban
Drumblek Salatiga berjumlah sekitar 124 kelompok drumblek,7 namun tidak
menutup kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan
kemunculan kelompok-kelompok drumblek baru. Anggota resmi Paguyuban
drumblek tersebut antara lain Gempar, Garuda, Gebraak, Gareng’ 12, Noah,
Grace, DNW, Peace, Teksas 234, Drajat, Rekat, Gadalisa, Pungkursari of
Percussion, Cleopatra, Margoblek, Sakral, Mbetotong, Basoka dan masih banyak
lagi (dalam lampiran 1).
7

Data anggota resmi Paguyuban Drumblek Salatiga dalam buku Musyawarah Akbar #1
Paguyuban Drumblek Salatiga

41

5.3. Strategi Paguyuban Drumblek Salatiga Dalam Membangun Identitas
Budaya
Dalam bagian ini, peneliti menggunakan proses interaksi sosial (asosiatif dan
disasosiatif) dalam Soekanto (2014), untuk mengkaji strategi pengembangan

kesenian drumblek yang digunakan oleh PDS sebagai identitas Budaya kota
Salatiga. Bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut dapat berupa kerjasama
(cooperation), persaingan (competition), bahkan juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict).
5.3.1

Cooperation (kerjasama)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama baik antar individu,
individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok,
dalam mencapai tujuan atau kepentingan bersama. Menurut Soekanto
(2014) kerja sama biasanya muncul ketika pihak yang berkepentingan
menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan serta tujuan yang
sama dengan pihak lain. Dalam hal ini, beberapa kelompok Drumblek
di Salatiga dan daerah sekitar memiliki kepentingan, kesusahan
ataupun keluh kesah yang sama, baik dari aspek penilaian perlombaan
atau aspek lain yang masih berhubungan dengan permasalahan teknis
kesenian drumblek, sehingga perwakilan dari kelompok-kelompok
kesenian drumblek berkumpul, saling bertukar pikiran untuk membuat
wadah bagi kelompok-kelompok drumblek Salatiga dan sekitar, maka
lahirlah Paguyuban Drumblek Salatiga.
Dalam perjalanannya, Paguyuban Drumblek Salatiga dapat
diterima oleh para pelaku kesenian Drumblek sebagai lembaga
tertinggi bagi kelompok-kelompok pelaku kesenian Drumblek.
Kegiatan yang pernah dibuat oleh Paguyuban Drumblek Salatiga bagi
kelompok-kelompok drumblek antara lain deklarasi Paguyuban
Drumblek Salatiga, sebagai simbol lahirnya Paguyuban Drumblek
Salatiga serta kegiatan bagi Paguyuban Drumblek Salatiga untuk

42

menunjukan eksistensinya. Kegiatan selanjutnya adalah Musyawarah
Akbar pertama Paguyuban Drumblek Salatiga, kegiatan ini merupakan
kegiatan pemaparan serta sosialisasi Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) Paguyuban Drumblek Salatiga yang diikuti
oleh seluruh anggota Paguyuban, Steering Comitee Paguyuban,
pengamat dan sesepuh kesenian Drumblek, serta perwakilan dari
Pemerintah kota Salatiga. Dalam kegiatan ini Steering comitee (pihak
dari pengurus) Paguyuban Drumblek Salatiga meminta persetujuan
kepada pelaku kesenian drumblek atas rumusan-rumusan AD/ART.
Disini Paguyuban Drumblek Salatiga melakukan kerja sama dengan
para pelaku kesenian drumblek, guna memajukan kelompokkelompok drumblek dengan membuat standarisasi penilaian lomba,
panduan penyelenggaraan event, ketentuan-ketentuan lain dalam event
lomba maupun non lomba (dapat dilihat dalam lampiran 2) yang pada
akhirnya menjawab berbagai permasalahan dari kelompok-kelompok
drumblek yang belum pernah teratasi sebelum Paguyuban Drumblek
Salatiga ada.
Kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Paguyuban Drumblek
Salatiga adalah kegiatan bakti sosial penggalangan dana, salah satu
contoh ketika daerah Grabag, kab. Magelang terkena banjir,
Paguyuban Drumblek Salatiga bekerjasama dengan beberapa anggota
kelompok drumblek per-korwil, (pembagian Korwil dapat dilihat
dalam lampiran 3) melakukan pertunjukan perkusi drumblek untuk
aksi galang dana, yang mana seluruh penghasilan dari kegiatan
tersebut disumbangkan ke daerah yang terkena musibah banjir
tersebut.
Terakhir adalah latihan bersama bagi mayoret dari Korp
Mayoret paguyuban Drumblek Salatiga (KMPDS) seperti pernyataan
dari mas Wawan berikut ini :

43

“Ya yang pastinya kita baru deklarasi PDS, tanggal 30
Oktober.. itu baru kita ngadain deklarasi PDS, dan kemudian kita
juga punya induk KMPDS. KMPDS itu Korp Mayoret Paguyuban
Drumblek Salatiga, juga.. juga intinya dua minggu sekali ada
kepelatihan bareng yang diiringi tim drumblek yang ada di lokasi
sekitar, sementara itu.”8

Hal serupa disampaikan dalam wawancara dengan mas Ryan:
“kalau KMPDS itu ya sama, jadi kaya gimana ya..
kumpulan dari mayoret-mayoret disitu.. ya sama, tujuannya
sama.. biar skill atau kemampuan mayoret itu dari mayoret
itu sama rata. Jadi yang punya kemampuan yang menonjol
disitu biar bisa berbagi ilmu disitu..”9

Namun latihan bersama KMPDS ini tidak berjalan sesuai jadwal
dikarenakan kesibukan masing-masing dari personil anggota KMPDS.
Paguyuban

Drumblek

Salatiga

tidak

sendiri

dalam

mengembangkan kesenian drumblek sebagai identitas kota Salatiga,
PDS dibantu Lembaga Pemerintahan dan Pihak Sponsor sering
mengadakan festival, karnaval, serta perlombaan-perlombaan guna
lebih menonjolkan eksistensi kesenian drumblek, seperti contohnya
PDS mengikutsertakan anggota-anggotanya dalam pawai-pawai atau
karnaval peringatan hari jadi Kota Salatiga, HUT RI yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah kota Salatiga, pawai
Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) oleh UKSW yang diadakan setiap
tahun, festival drumblek dengan Atlantic Dreamland Salatiga,
perlombaan yang memperebutkan piala Walikota, perlombaan piala
DPRD kota Salaitga dan sebagainya.

8

Wawancara dengan Ketua Paguyuban Drumbek Salatiga, Muhammad Kurniawan Pada 18
januari 2017 pukul 18.15 WIB di Terminal Tingkir.
9
Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

44

Gambar 10. Musyawarah Akbar #1 Paguyuban Drumblek Salatiga
(Dokumentasi Pribadi, 18 April 2017)

Gambar 11. Bakti Sosial Paguyuban Drumblek Salatiga
(Dokumentasi Grup Facebook Paguyuban Drumblek Salatiga, Rabu 19 Juli 2017)

Paguyuban Drumblek Salatiga memiliki posisi sebagai lembaga
pemersatu para pekerja seni drumblek yang bertindak sebagai
mediator, pemikir dan konseptor strategi kebijakan dalam pembinaan

45

dan pengembangan kesenian drumblek,10 kerja sama Paguyuban
Drumblek Salatiga yang melibatkan pihak diluar Paguyuban terlihat
ketika ada lembaga yang ingin membuat acara dengan melibatkan
kesenian drumblek, namun posisi Paguyuban Drumblek Salatiga disini
berperan sebagai penjembatan kelompok-kelompok drumblek anggota
Paguyuban dengan pihak penyelenggara acara (entah dari lembaga,
event organizer, maupun pihak lain). Ketika ada pihak yang ingin

menyewa suatu kelompok drumblek, maka pihak penyewa tersebut
harus terlebih dahulu meminta ijin kepada Paguyuban Drumblek
Salatiga, sebagai contoh ketika suatu parusahaan ingin mengadakan
perayaan ulang tahun perusahaan dengan menampilkan sebuah grup
drumblek, maka perusahaan tersebut terlebih dahulu harus meminta
ijin kepada Paguyuban Drumblek Salatiga, dan membayar biaya sewa
atas kelompok drumblek tersebut, dimana biaya sewa yang dibayarkan
akan masuk pada kas kelompok drumblek yang bermain.
Paguyuban Drumblek Salatiga memiliki visi “Dari Salatiga
untuk Dunia”, dari sinilah Paguyuban Drumblek Salatiga berangkat
untuk mengelola kelompok-kelompok drumblek untuk mengangkat
kesenian drumblek ke mata Dunia, berikut adalah wawancara dengan
mas Ryan :
“Ya tentunya.. lewat.. ee.. kita mensupport perlombaanperlombaan itu, standarisasi perlombaan kita tingkatkan,
kreatifitas teman-teman terus kita pacu, kedepannya kan kita
pengen membawa itu, mungkin program-program PDS
kedepannya adalah seperti nanti kita adakan workshop, misal
nanti workshop musik dulu.. workshop musik berarti kita nanti
ambil dua orang perwalikan dari masing-masing grup, kita
kumpulkan jadi satu, kita nanti panggil akademisi atau guru
besar dari fakultas seni entah dari ISI atau entah dari mana,
jadi kita nanti bikin kaya sesi tanya jawab, sebagai perkusi
10

Diperoleh dari Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADART) Paguyuban Drumblek Salatiga

46

yang baik itu seperti apa to, pakem-pakemnya perkusi itu
bagaimana.. teknik-tekniknya itu bagaimana.. kita ulas disitu
agar visinya salatiga menuju dunia itu dapat tercapai.”11

Paguyuban

Drumblek

Salatiga

untuk

kedepannya

mengagendakan kegiatan workshop musik untuk anggota kelompok
Paguyuban, yang nanti akan bekerjasama dengan pengamat musik
atau akademisi (Guru besar) dari sebuah fakultas seni demi menaikkan
kualitas musik kesenian Drumblek menurut penjabaran mas Ryan di
atas.
Salah satu kegiatan Paguyuban Drumblek Salatiga dalam
membawa dan mempromosikan kesenian Drumblek ke wilayahwilayah lain adalah dengan mengikut sertakan kelompok Drumblek
untuk tampil mengisi acara-acara di luar kota Salatiga. Salah satu
contohnya adalah dari kelompok Drumblek Amigo ( Nobo Kulon,
Salatiga) yang tampil dalam Pekan Kesenian Rakyat Jawa Tengah
(PKRJT) 2017, di taman kota lama Semarang pada 16 Juli 2017 sesi
ke- 7.

Gambar 12. Penampilan Drumblek Amigo Salatiga di PKRJT)
(Dokumentasi grup facebook Paguyuban Drumblek Salatiga, Rabu 19 Juli 2017)

11

Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

47

5.3.2

Competition (persaingan)

Proses kedua adalah kompetisi atau persaingan, dalam hal ini
persaingan (competition) adalah interaksi yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok sosial yang saling bersaing untuk mendapatkan
keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan
(Soekanto, 2014). Persaingan terjadi apabila terdapat lebih dari satu pihak
yang berlomba atau berbuat sesuatu, dengan mengalahkan pihak lain tanpa
kekerasan tanpa kecurangan, untuk meraih suatu tujuan tertentu (menang).
Kompetisi atau perlombaan diselenggarakan untuk lebih mengakui
eksistensi dari satu pihak yang menang, hal ini juga berlaku bagi
kelompok-kelompok drumblek. Berbagai perlombaan baik dari Pemerintah
maupun kelompok drumblek Desa diselenggarakan untuk lebih mengakui
eksistensi atau keberadaan dari kesenian Drumblek. Salah satu contoh
ajang perlombaan atau kompetisi bagi kelompok-kelompok drumblek
adalah “Ngaglik Drumblek Festival” yang diselenggarakan drumbek
Gareng’ 12 (Ngaglik, Salatiga) pada hari Minggu, 21 Juli 2017 untuk
memperebutkan piala Walikota. Kegiatan ini diselenggarakan di lapangan
bola Damatex dari pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh puluhan kelompokkelompok Drumblek Salatiga dan sekitar yang telah menjadi anggota dari
Paguyuban Drumblek Salatiga dan mendaftarkan kelompok drumbleknya
untuk mengikuti perlombaan.

48

Gambar 13. Perlombaan Drumblek: Ngaglik Drumblek Festival
(Dokumentasi pribadi, Minggu 16 Juli 2017)

Perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan sebenarnya bukan
untuk mengejar hadiah atau keuntungan, namun lebih pada suatu ajang
untuk mengukur seberapa bagus kualitas suatu kelompok drumblek dalam
bermain musik, mengaransemen lagu, baik dalam penampilan, kostum,
koreografi serta sejauh mana kreatifitas dan inovasi dari sebuah grup
drumblek. Hal yang utama adalah seberapa kreatif sebuah kelompok
drumblek

dalam

mengembangkan

kesenian

drumblek,

khususnya

pengembangan kelompok tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan oleh
mas Ryan dalam wawancaranya :
” kalau lomba itu bagi kita bukan untuk ajang persaingan mas, tapi
untuk mengukur, sejauh mana kreatifitas atau atau inovasi dari masingmasing grup dengan lomba itu, apresiasi dari lomba itu kan hadiah,
juara itu.. adalah bonus dari kerja keras mereka.. jadi sejauh mana kerja
keras dari mereka kalau sudah jadi juara satu, dua atau tiga.. oh berarti
ini hasil jerih payah saya, kalau belum juara kan berarti latihan terus,
latihan terus.. seperti itu.”12

12

Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

49

5.3.3

Conflict (Pertentangan)

Konflik atau pertentangan merupakan bentuk interaksi antar
individu atau kelompok sosial yang berusaha mencapai tujuannya dengan
jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau tindakan kekerasan
(Soekanto, 2014), namun konflik yang sering terjadi pada kelompok
drumblek adalah kekecewaan dari pemain drumblek akibat kerja sama atau
kompetisi yang mereka lakukan, terlebih sebelum Paguyuban Drumblek
Salatiga terbentuk. Permasalahan-permasalahan yang dahulu muncul
adalah karena kelompok-kelompok drumblek tidak puas dengan sistem
penilaian dalam sebuah lomba, konflik yang muncul mereka saling sindir
dan adu argumen pada sebuah media sosial, tanpa ada pihak yang
menengahi. Permasalahan lain yang memicu konflik antar kelompok
drumblek misal dalam sebuah desa terdapat lebih dari satu kelompok
drumblek, kemudian salah satu kelompok drumblek dalam desa tersebut
merasa bahwa drumblek mereka telah ditiru (segi permainan, aransemen
lagu, koreografi dsb.) oleh kelompok drumblek lain dalam satu desa
tersebut, sehingga kelompok drumblek yang merasa ditiru tidak terima
hingga memunculkan konflik antar kelompok drumblek dalam satu desa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan mas Ryan dalam wawancara:
“Seperti itu ya.. masih ada di sebagian grup itu masih ada itu
sebagian grup yang berkonflik, dan rata-rata itu adalah dari yang
sedaerah, misal kampungnya itu sedaerah ada empat (kelompok)
drumblek seperti itu, ada yang empat-empatnya itu persaudaraannya
bagus.. ada yang saling selisih paham seperti itu.. dan rata-rata kan yang
menjadi permasalahan kan.. ahh.. nurun (mencontek) atau gimana dan
lain sebagainya.”13

Setelah hadirnya Paguyuban Drumblek Salatiga, konflik antar
anggota kelompok atau antar kelompok drumblek jarang terjadi, karena
peran Paguyuban Drumblek Salatiga adalah sebagai mediator dari

13

Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

50

permasalahan antar kelompok Drumblek anggota Paguyuban, sesuai
dengan pernyataan mas Ryan :
“Peran dan fungsi dari PDS itu sebagai wadah.. pemersatu,
seandainya ada konflik, seandainya ada apapun itu terkait tentang teknis
drumblek misal ada perlombaan, dulunya kan nggak puas, selalu di
medsos itu timbul konflik perpecahan gitu, lah kita bikin wadah.. ayo,
yang menjadi permasalahan dari kalian itu apa.. jadi sebagai penengah,
permasalahannya misal permasalahan A, yaudah kita cari solusinya
bareng-bareng. Kalau perannya menurut saya sendiri adalah sebagai
penjembatan.. penjembatan antar grup drumblek misal dengan EO, atau
dengan penyelenggara acara-acara semacam itu adalah sebagai
penjembatan. Penjembatan untuk mengurangi konflik-konflik yang
mungkin terjadi setelah perlombaan.. dulu kan setelah perlombaan pasti
ada.. wah kok jurine seperti ini, wah kok panitianya seperti ini.. la kita
disitu adalah jembatannya biar tidak terjadi seperti itu lagi itu seperti
apa, kita bahas dalam sebuah forum.”14

Cara Paguyuban Drumblek Salatiga dalam mengatasi konflik antar
kelompok Drumblek dengan menengahi kelompok drumblek yang sedang
berkonflik. Paguyuban Drumblek Salatiga tidak menanyai satu persatu
permasalahan apa yang sedang terjadi, namun Paguyuban Drumblek
Salatiga membiarkan kelompok drumblek yang sedang berkonflik datang
ke Paguyuban dam bercerita sendiri, agar konflik tidak berlarut dan tidak
ada kesalah pahaman antar kelompok drumblek yang sedang berkonflik
dengan Paguyuban Drumblek Salatiga. Sesuai dengan pernyataan mas
Ryan :
“Tindakan kita menengahi, tetapi kita tidak mau terlalu turun
ngopo ki permasalahane ki.. nggak. Nanti biar mereka sendiri yang ke

kita, kita takutnya nanti kalau kita langsung terjun, kita tanya sana
permasalahannya ini, kita Tanya sini permasalahannya ini.. mending
kalau ada permasalahan satu itu kita nanti biar dia yang mengajak

14

Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

51

mereka yang konflik itu ke kita, baru kita yang menengahi, takutnya
nanti ee.. jadinya rancu gitu lo.”15

15

Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.

52

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Strategi implementasi new wave marketing pada perbankan syariah

52 111 88