T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Stereotip Etnis Ambon dalam Film Red Cobex T1 BAB IV

BAB IV
DESKRIPSI DAN PENYAJIAN DATA

1. Deskripsi Film Red Cobex
Red Cobex bercerita mengenai satu geng yang beranggotakan ibu-ibu dari
berbagai daerah, yaitu Mama Ana (Tika Panggabean) dari Ambon, Tante Lisa
(Indy Barends) dari Manado, Yu Halimah (Aida Nurmala) dari Tegal, Mbok
Bariah (Sarah Sechan) dari Madura, dan Cik Meymey (Cut Mini) Cina Keturunan.
Mereka adalah sekumpulan ibu-ibu yang membela kaum lemah dan sangat anti
kemaksiatan. Mereka tak segan-segan menyakiti orang-orang yang mengambil
keuntungan dari hasil bisnis kotor. Bersama Yopie (Lukman Sardi), anak tunggal
Mama Ana yang lugu, geng Red Cobex kerap beraksi preman dengan meringkus
dan main hakim sendiri memberantas para penjudi, penjual video porno, pemilik
Lapo Tuak sampai kebablasan menggasak perhiasan toko emas milik pak Albert
(Edo Kondolongit), mantan suami Mama Ana yang sudah menikah lagi. Suatu
hari geng Red Cobex ditangkap polisi dan dipenjarakan. Mereka dianggap
meresahkan masyarakat karena sering berbuat onar. Setahun setelah kejadian
ditangkapnya Geng Red Cobex, Yopie dibebaskan dari penjara. Sekeluarnya dari
penjara, Yopie tinggal menumpang pada Ramli (Irfan Hakim), temannya semasa
kecil. Namun Ramli yang kini telah memiliki seorang istri bernama Ipah (Shanty),
rupanya tak kuat menampung Yopie tinggal di rumahnya. Sang istri yang sangat

jengkel dengan kehadiran Yopie yang tak punya aturan, mengancam Ramli tidak
akan mendapat “jatah” selama Yopie ada di rumahnya. Alhasil Ramli melakukan
berbagai macam cara supaya Yopie berubah bahkan menyarankan Yopie untuk
tinggal bersama ayahnya.
Yopie bingung dengan hidupnya, di satu sisi dia yang lugu merasa bahwa
mamanya melakukan kejahatan untuk kebenaran, di sisi lain dia mulai menyadari
bahwa ia harus bersikap sewajarnya seperti orang lain. Ditengah kebingungannya
Yopie bertemu dengan Astuti (Revalia S Temat), gadis Jawa yang bekerja di
sebuah restoran. Astuti yang sempat mengira Yopie adalah pencopet, akhirnya

30

terkesan dengan kebaikan Yopie dan menawarkan pekerjaan sebagai pelayan di
tempat ia bekerja.
Keakraban Yopie dan Astuti mendapatkan sikap pro dan kontra dari keluarga
Astuti. Apalagi setelah mendengar latar belakang Yopie yang mempunyai ibu di
penjara. Bersamaan dengan itu, terjadi peristiwa kehilangan di restoran ditempat
mereka bekerja. Yopie pun dituduh mengambil dompet milik teman sekerja. Sikap
Astuti pun menjadi berubah terhadap Yopie. Yopie putus asa lalu memutuskan
untuk pergi dari rumah Ramli dan mengontrak di sebuah kontrakan yang sempit.

Di kemudian hari, Astuti mendapati bahwa ternyata Yopie tidak mengambil
dompet milik rekannya. Karena merasa bersalah dan menyadari bahwa Yopie
tidak seburuk yang dituduhkan, ia pun mencari Yopie di rumah Ramli, namun
Yopie sudah tidak ada disana. Dengan dibantu Ramli, Astuti mencari Yopie
kesana kemari sampai akhirnya menemukan Yopie.
Singkat cerita Yopie dan Astuti berniat untuk bertunangan dengan dihadiri
oleh kedua pihak keluarga, namun terjadi kericuhan di depan rumah Astuti oleh
kedatangan preman yang dibayar untuk melakukan penggusuran di daerah rumah
Astuti. Para preman yang ternyata mantan kekasih Mama Ana pun bertarung
melawan Mama Ana bersama Geng Red Cobex yang akan melaksanakan acara
pertunangan Yopie dan Astuti. Akhirnya pertarungan tersebut dimenangkan oleh
Geng Red Cobex.

2. Temuan Penelitian
Film Red Cobex ini menceritakan sebuah geng yang beranggotakan ibu-ibu
dan seorang anak lelaki, yang suka membela kaum yang lemah dan anti
kemaksiatan. Mereka seringkali beraksi preman dan suka main hakim sendiri. Di
dalam geng ini terdapat anggota dari berbagai macam suku, antara lain Ambon,
China keturunan, Madura, Manado, dan Tegal. Dalam penelitian ini, penulis ingin
membahas Mama Anna sebagai ketua geng dan Yopie anak kesayangannya yang

berasal

dari

Ambon.

Penulis

ingin

31

mengetahui

bagaimana

sineas

menggambarakan karakter Mama Anna dan Yopie dalam film ini, apakah seperti
stereotip yang ada di masyarakat atau berbeda.

Berikut adalah temuan-temuan yang berhasil peneliti kumpulkan dari film Red
Cobex, berdasarkan kode-kode televisi John Fiske yang terdiri dari level realitas,
representasi, dan ideologi:

Gambar 4.2.1
Adegan-1 Red Cobex di pasar

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Mama Anna menggunakan
kaos yang dipadukan dengan rompi jeans, rambut ikal dan
kulit berwarna gelap serta menggunakan sepatu boots
Kode lingkungan: Di pasar
Kode ekspresi: Mama Anna menatap tajam serta tangan
yang menunjuk ke satu arah sambil membawa cobek
berwarna merah
Dialog: “Red cobex datang…Red Cobex datang..!!!”

Level Representasi


Kode kamera: Menggunakan sudut long shot, pada jarak
ini tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar
belakang masih dominan, dan xtreme long shot, gambar
diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan
objek lagi tetapi latar belakangnya, dengan demikian dapat
diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
Kode pencahayaan: Berasal dari cahaya matahari (natural)

32

Kode musik: Menggunakan efek dramatic backsound

Gambar 4.2.2
Adegan-2 Yopie menumpang di rumah Ramli

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Ipah menggunakan daster
dengan koyo melekat di pelipisnya
Kode lingkungan: di rumah Ramli dan Ipah

Kode ekspresi : Terkejut dan takut
Kode dialog: “Dipenjara seng ada makan enak..tahu tempe
terus tiap hari, paling bosan-e. Beta ini anggota geng Red
Cobex.”

Level Representasi

Kode kamera: Medium close up, pada jarak ini
memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas
Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya lampu di ruang
makan rumah Ramli dan Ipah

33

Gambar 4.2.3
Adegan-3 Yopie memakai pemutih wajah

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan kaos

berwarna coklat dengan menggunakan krim pemutih
wajah
Kode lingkungan: Di dalam kamar, di rumah Ramli
Kode ekspresi: Yopie sedih
Kode dialog: “Beta ada pakai krim pemutih wajah. Biar
beta pung kulit jadi putih. Mungkin kalau beta pung kulit
putih, orang seng tuduh beta orang jahat. Mungkin kalau
beta pung kulit putih, orang-orang seng pandang beta
sebelah mata.”

Level Representasi

Kode kamera: Medium close up, pada jarak ini sosok
tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang
tidak lagi dominan
Kode pencahayaan: Cahaya lampu di dalam ruangan
Kode musik: Alunan suara piano yg lembut

34


Gambar 4.2.4
Adegan-4 Geng Red Cobex melamar Astuti

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Geng Red Cobex, ibu Astuti dan
Astuti menggunakan kebaya, sedangkan ayah Astuti, Yopie,
dan Ramli menggunakan setelan hem dan celana panjang
Kode lingkungan: Di dalam rumah Astuti
Kode ekspresi: Mimik wajah yg serius, ketakutan, dan
bahagia
Kode dialog: “Oke..jadi begini..bapak-bapak dan ibu-ibu,
tanpa berpanjang-panjang lai, maksud kedatangan katong
kemari, adalah untuk melamar bapak dan ibu pung anak.
Karena itu katong membawa beberapa bingkisan, tapi yang
terpenting adalah itu pung katong pung simbol keluarga
(sambil

menunjuk


kearah

cobek

berwarna

merah).

Bagaimana katong pung lamaran diterima kah seng?”
Level Representasi

Kode kamera: Frog level. sudut pengambilan gambar dengan
ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan
objek atau lebih rendah, dan medium close up, shot gambar
yang jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur
sebatas dada hingga sedikit ruang di atas kepala
Kode pencahayaan: Cahaya lampu di dalam ruangan

35


Gambar 4.2.5
Adegan-5 Yopie menyanyikan lagu Sio Mama

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan hem
putih sedangkan Mama Anna menggunakan kebaya putih
Kode lingkungan: Di teras rumah Astuti
Kode ekspresi : Yopie dan Mama Anna sedih bercampur
bahagia
Kode dialog : Yopie menyanyikan lagu Sio Mama untuk
Mama Anna

Level Representasi

Kode kamera: Big close up, teknik pengambilan gambar
ini mengambil area sedikit dibawah dagu sampai di atas
dahi (batas kepala)
Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya matahari


36

Gambar 4.2.6
Adegan-6 Red Cobex membantu warga dari gamgguan preman

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Menggunakan kebaya dan
sanggul
Kode lingkungan: Di kompleks rumah Astuti
Kode ekspresi dan ucapan: Penuh emosi dan semangat
Kode dialog: “Geng…panggilan tugas! Katong tegakkan
kebenaran! Red Cobex! Red Cobex! Sikaaaaat..!!!”

Level

Kode kamera

:

Group

Shoot,

Representasi

sekelompok

orang

dan

Extreme

pengambilan gambar
Long

Shot,

teknik

pengambilan ambar yang mencakup area yag sangat luas,
dengan maksud untuk mengikut-sertakan objek dan kondisi
di sekitar subjek utama ke dalam frame
Kode pencahayaan: Menggunakan cahaya matahari
Kode musik: Backsound musik yang penuh semangat dan
ditambah dengan suara keributan warga ketika sedang
berkelahi

37

Gambar 4.2.7
Adegan-7 Yopie bekerja sebagai pelayan restoran

Level Realitas

Kode make up dan kostum: Yopie menggunakan seragam
kerja berwarna orange
Kode lingkungan: Di restoran tempat Yopie dan Astuti
bekerja
Kode ekspresi: Terpana melihat Astuti ketika bekerja

Level Representasi

Kode

kamera:

Medium

shot,

pada

jarak

ini

memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas
Kode musik: Rock and roll

3. Pembahasan
Peneliti telah melakukan analisis dari tanda-tanda yang muncul pada tokoh
Mama Anna dan Yopie dalam film Red Cobex. Melalui tahapan tersebut, peneliti
melakukan analisa tanda menggunakan semiotika John Fiske terhadap unit
analisis kode televisi John Fiske, yang didapat dari tokoh Mama Anna dan Yopie
mengenai stereotip etnis Ambon. Dalam penelitian ini, peneliti membagi objek
penelitian menjadi 7 unit analisis dengan menggunakan analisis semiotika John
Fiske yang kemudian dibahas melalui level realitas, level representasi dan level
ideologi.

38

1. Orang Ambon memiliki kulit gelap dan berambut ikal

Film Red Cobex bercerita tentang sekumpulan ibu-ibu yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda, dan dalam berkomunikasi sehari-hari mereka
menggunakan bahasa daerah masing-masing. Mama Anna, seorang wanita
Ambon, merupakan ketua geng Red Cobex. Mama Anna menggunakan kaos yang
dipadukan dengan rompi jeans dan celana panjang serta sepatu boots, berusaha
membubarkan para penjudi, penjual minuman keras, dan kegiatan maksiat
lainnya. Mama Anna yang memiliki kulit gelap, berambut ikal, dan memiliki
postur tinggi besar. Orang suku Ambon umumnya memiliki kulit gelap, rambut
ikal, kerangka tulang besar dan kuat. Profil tubuh mereka lebih atletis
dibandingkan dengan suku lain di Indonesia dikarenakan aktifitas utama mereka
merupakan aktifitas laut seperti berlayar dan berenang.1
Dengan teknik pengambilan gambar long shot, tampak Mama Anna membawa
cobek berwarna merah, dengan tatapan tajam serta tangan yang menunjuk ke satu
arah, seolah mengancam dan membuat warga yang berada di situ ketakutan. dan
dari sudut xtreme long shot, kita dapat melihat bagaimana warga berlari ketakutan
sambil berteriak “ Red Cobex datang, Red Cobex datang!”. Kegaduhan pasar di
siang itu berganti sunyi ketika geng Red Cobex datang. Warga yang awalnya
sibuk dengan judi, pesta minuman keras, adu ayam, berlari dan menyimpan
barang-barang terlarang mereka. Efek dramatik backsound
menambah ketegangan dari adegan yang berlangsung.

1

https://id.wikipedia.org/wiki/Maluku

39

pada scene ini

2. Orang Ambon suka berterus terang

Setelah keluar dari penjara, Yopie menumpang hidup di rumah sahabatnya
Ramli dan istrinya Ipah. Ramli dan Ipah mengajak Yopie makan siang bersama.
Ipah adalah ibu rumah tangga, hal itu tampak dari daster yang digunakannya
seperti ibu rumah tangga pada umumnya, dengan koyo menempel di kedua
pelipisnya menandakan seolah Ipah pusing, mungkin memikirkan kondisi
keluarganya, hal tersebut tampak saat Ipah berkata kepada Yopie bahwa jatah
makan Yopie itu adalah jatah makan untuk nanti malam. Sedangkan Ramli
tampak mengenakan hem berwarna biru dan celana panjang. Yopie menggunakan
kaos coklat, baju yang sama saat dia masuk penjara. Dalam scene ini terlihat
Yopie makan dengan lahap dan Ipah pun penasaran kenapa Yopie begitu lahap
seperti tidak pernah makan. Yopie pun menjawab dengan muka polosnya “Su
lama beta seng makan enak. Dipenjara seng ada makan enak, tahu tempe terus tiap
hari..paling bosan-e. Beta ini anggota geng red cobex.” Orang Ambon memang
unik. Mereka suka bersikap terus terang. Jika suka, mereka secara terus terang
akan katakan suka. Jika tidak suka, mereka akan mengatakan tidak suka.
Spontanitas sikap itu alamiah, tidak dilandasi interest pribadi. Dalam hal
berkomunikasi, orang Ambon lebih high context, bukan lower context. Tidak
basa-basi dan sikapnya mudah dipahami.2 Ipah terkejut mendengar kata-kata
Yopie. Dengan teknik pengambilan gambar medium close up, terlihat ekspresi
Ipah yang terkejut sekaligus ketakutan, hal ini tampak dari mata Ipah yang
terbelalak dan mulut yang menganga. Tampaknya istilah penjara masih menjadi

2

https://satumaluku.com/2015/12/12/sisi-lain-tentang-ambon-5-fakta-yang-perlu-diketahui/

40

hal yang menakutkan untuk masyarakat, khususnya Ipah, ditambah lagi status
Yopi sebagai anak Mama Anna, ketua dari geng Red cobex menambah ketakutan
Ipah, karena geng Red Cobex tersebut terkenal dengan aksi premannya.
Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya lampu di ruang makan rumah
Ramli dan Ipah.
3. Orang berkulit gelap dipandang orang jahat

Setelah keluar dari penjara, Yopie mencoba hidup sebagaimana mestinya
tanpa geng Red Cobex yang melindunginya, tetapi semua itu tidak berjalan mulus,
banyak hal yang harus Yopie lalui. Yopie dituduh mencopet tas milik Astuti, dan
dia hampir babak belur dihajar massa, tapi dari kejadian itu dia bertemu dengan
Astuti. Setelah berkenalan dengan Astuti, Yopie bekerja di restoran tempat Astuti
bekerja, tapi Yopie pun dituduh mencuri dompet karyawan lain, dan Astuti pun
percaya hal itu. Beberapa kejadian tersebut membuat Yopie terpukul dan tidak
percaya diri. Saat Ramli menghampiri Yopie di kamarnya, Ramli begitu terkejut
melihat Yopie yang sedang menggunakan kaos berwarna coklat, memakai krim
pemutih di wajahnya. Yopie menceritakan alasannya kenapa dia menggunakan
krim pemutih wajah, “Beta ada pakai krim pemutih wajah. Biar beta pung kulit
jadi putih. Mungkin kalau beta pung kulit putih, orang seng tuduh beta orang
jahat. Mungkin kalau beta pung kulit putih, orang-orang seng pandang beta
41

sebelah mata.” Perilaku kriminal pun dipaksa memakai lebel warga Indonesia
Timur. Sementara warga Indonesia Timur serta mereka yang memiliki rambut
keriting dan kulit hitam dipaksa memakai label kriminal atau penjahat.3
Teknik pengambilan gambar pada scene ini adalah medium close up, penonton
dapat melihat bagaimana kesedihan Yopie ketika bercerita kepada Ramli.
Kesedihan Yopie tampak ketika dia bercerita kepada Ramli dengan cara
menunduk, tidak memandang lurus ke lawan bicara. Pencahayaan dalam scene ini
menggunakan cahaya lampu didalam ruangan yg sedikit redup. Musik yang
mendukung alunan piano yang lembut, membuat kesedihan Yopie ini mengena
dihati penonton.
4. Orang Ambon memiliki volume suara yang keras

Akhirnya geng Red Cobex keluar dari penjara. Mama Anna, Yopie, anggota
geng Red Cobex lainnya, dan Ramli serta Ipah, berkunjung ke rumah orang tua
Astuti untuk melamar Astuti. Mama Anna menggunakan kebaya putih beserta
sanggul, sedangkan Yopie menggunakan hem dan jas putih dipadukan celana
panjang hitam. Ibunda Astuti dan Astuti yang merupakan etnis Jawa tetap
mempertahankan budaya Jawa dengan menggunakan kebaya, pada acara tersebut.
Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya sebagai sebatas pakaian. Lebih dari itu
kebaya juga menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Sebuah filosofi yang mengandung
nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi
salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya
yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia.
Nilai filosofi dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang
harus serba lembut. Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang
3

http://www.sembirink.com/ketika-identitas-indonesia-timur-rambut-keriting-dan-kulit-hitamdipersoalkan/

42

membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat
siapapun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah
sebabnya mengapa wanita Jawa selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai. 4

Tanpa berbasa-basi, Mama Anna melamar Astuti, dengan cara berbicaranya
yang bernada tinggi Mama Anna berkata, “ Oke..jadi begini..bapak-bapak dan
ibu-ibu,tanpa berpanjang-panjang lai, maksud kedatangan katong kemari, adalah
untuk melamar bapak dan ibu pung anak. Karena itu katong membawa beberapa
bingkisan, tapi yang terpenting adalah itu pung katong pung simbol keluarga
(sambil menunjuk kearah cobek berwarna merah). Bagaimana katong pung
lamaran diterima kah seng??” Dengan muka ketakutan ibunda Astuti berbisik
pada suaminya, “Pak..ini lamaran to pak, kok kayak lelangan ikan?” Biasanya
orang luar sering menilai orang Ambon yang identik dengan marah-marah karena
aksen logat yang sering lantang (berteriak) padahal itu tidak setidikpun
mengandung amarah.5 Akhirnya keluarga Astuti menerima lamaran Yopie.
Dengan teknik pengambilan gambar medium close up, penonton dapat melihat
bagaimana mimik muka Mama Anna dan Yopie ketika melamar Astuti, dan
dengan teknik Frog level, penonton bisa melihat bagaimana suasana lamaran
tersebut, mereka duduk dilantai, berusaha menjalin keakraban satu sama lain.
Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya lampu ruang tamu rumah
Astuti.
5. Orang Ambon suka menyanyi

4

5

http://serba-serbi-dunia-fashion.weebly.com/mengenal-sejarah-kebaya.html

http://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

43

Setelah acara lamaran selesai, Mama Anna duduk di teras rumah Astuti, Yopie
pun menghampirinya. Mama Anna duduk bersandar di kursi dengan mimik muka
sedih. Rupanya Mama Anna sedih bercampur bahagia, karena Yopie akan
menikah. Mama Anna pun bercerita tentang masa kecil Yopie, sambil terisak.
Yopie pun menghibur Mama Anna dengan menyanyikan lagu Sio Mama.
Antropolog dari Universitas Pattimura, Ambon, Prof Dr Mus Huliselan,
mengatakan, kebiasaan menyanyi orang Ambon ada sejak sebelum bangsabangsa Eropa, seperti Portugis dan Belanda, menguasai Ambon.
Orang-orang tua menyampaikan pesan atau mengekspresikan perasaan dengan menyanyi.
Nyanyian rakyat atau disebut kapata yang masih ada di beberapa desa menjadi bukti
kebiasaan menyanyi itu sudah lama ada. Tak hanya menyampaikan pesan dan ekspresi
perasaan, nyanyian berfungsi sebagai alat perekat sosial. Dalam syair lagu yang tercipta,
nilai-nilai persaudaraan, kekerabatan atau kecintaan pada Ambon bahkan mama,
tertuang.6

Dengan teknik pengambilan gambar Big close up, penonton bisa melihat
Yopie sedang menghibur Mama Anna dan menyanyikan lagu Sio Mama, dan
tampak Mama Anna menangis mendengarkan Yopie menyanyi. Lagu Sio Mama
ini menceritakan tentang kerinduan seorang anak Ambon yang lama di tanah
perantauan dan tak berjumpa dengan ibu di kampung. Makna lagu ini ketika
seorang anak mengingat saat sang mama menggendongnya dengan penuh sayang
sambil masak sagu, masakan khas orang Ambon.7 Scene ini dilakukan di teras
depan rumah Astuti, pencahayaannya natural menggunakan cahaya matahari.

6

http://tekno.kompas.com/duniaoppo/new_design/read/2013/10/22/0829062/Ambon.Teruslah.Men
yanyi.
7

http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/03/14/sio-mama-buat-beta-kangenambon/39244/

44

6. Orang Ambon suka membantu kerabat yang kesusahan

Saat Yopie sedang menghibur Mama Anna, tiba-tiba sekerumunan orang
berlari ketakutan. Segerombolan preman datang meneror warga, agar warga tidak
nyaman tinggal disitu dan segera pindah. Akhirnya geng Red Cobex membantu
warga mengusir orang-orang yang akan membongkar paksa rumah warga
lingkungan rumah Astuti. Mama Anna dan geng nya, dengan menggunakan
kebaya mereka tetap memberantas ketidakadilan, karena mereka tidak suka orangorang itu mengusik warga di lingkungan itu dan keluarga dari Astuti yang
merupakan

calon

istri

Yopie.

Orang

Ambon

tidak

bisa

melihat

rekannya/kerabatnya dalam kesusahan. Istilahnya “sampe hati”. Mereka akan
merasa tidak berperi kemanusiaan jika tidak terlibat untuk membantu rekannya
yang sedang kesusahan.8
Dengan teknik pengambilan gambar Group Shoot, kita dapat melihat geng
Red Cobex bersama-sama dengan penuh emosi dan semangat melawan premanpreman itu, dengan teknik extreme long shot, bagaimana geng Red Cobex
bersama warga sekitar rumah Astuti berkelahi mengusir preman-preman itu.
Pencahayaan dalam scene ini menggunakan cahaya matahari, karena adegan
tersebut berada diluar ruangan, yaitu di lingkungan rumah Astuti. Scene ini juga
didukung backsound musik yang penuh semangat dan ditambah dengan suara
keributan warga ketika sedang berkelahi, menambah kericuhan dalam adegan ini.

8

http://www.mollucastimes.com/2016/04/karakter-nyong-ambon-yang-tak-banyak.html

45

7. Penggambaran karakter berbeda tentang Etnis Ambon dari tokoh Yopie

\
Yopie adalah anak ketua geng Red Cobex, Mama Anna. Yopie memiliki
karakter yang sedikit berbeda dangan Mama Anna, Yopie lebih kalem, cara
berbicaranya lebih sopan, berbeda dengan Mama Anna yang cara berbicaranya
keras dan suka melakukan kekerasan. Penggambaran tokoh Yopie yang berbeda
dengan karakter Mama Anna ini mungkin karena pengaruh latar belakang
sutradara film ini, Upi Avianto, perempuan kalahiran Jakarta. Dalam film ini,
sutradara ingin menggambarkan pada penonton bahwa ada orang Ambon yang
secara fisik seperti orang Ambon pada umumnya, tetapi memiliki karakter seperti
orang Jawa yang kalem, sopan, dan lembut. Yopie sejak kecil tinggal di Jawa
memiliki teman dari kecil yaitu Ramli, karena terbiasa berinteraksi dengan orang
Jawa, Yopie pun memiliki kesamaan karakter dengan orang Jawa. Dominasi
masyarakat Jawa yang ada di lingkungan Yopie membentuk Yopie memilki
karakter seperti orang Jawa. Yopie pun tidak malu bekerja sebagai pelayan
restoran meskipun dia adalah anak dari ketua geng Red Cobex yang ditakuti oleh
masyarakat. Yopie bisa bekerja di restoran itu atas bantuan Astuti,wanita yang
dikenalnya di bus kota. Yopie pun jatuh cinta dengan Astuti. Kesamaan karakter
Yopie dan Astuti yang kalem dan lembut inilah yang akhirnya membuat Yopie
nyaman dengan Astuti, karena sebelum geng Red Cobex di penjara Yopie lebih
banyak bergaul dengan karakter wanita yang keras seperti anggota geng Red
Cobex.
Dalam scene ini digambarkan bagaiamana Yopie bekerja sebagai seorang
pelayan di sebuah restoran. Yopie menggunakan seragam berwarna orange

46

tampak sedang menuangkan air minum ke gelas pelanggannya, tetapi Yopie
sedang melamun dan melihat sosok Astuti sedang lewat di depannya sehingga air
yang Yopie tuang ke gelas pelanggannya pun tumpah. Musik Rock and roll
mendukung scene. Lagu dalam scene ini berjudul Astuti yang di nyanyikan oleh
Candil, bercerita bagaimana sosok seorang Astuti yang cantik jelita, sederhana,
dan bersahaja membuat orang terpesona. Lirik lagu tersebut cocok dengan Astuti,
wanita yang di cintai Yopie, yang cantik, berpenampilan sederhana dan membuat
Yopie terpesona. Dari lagu ini penonton dapat melihat bahwa Astuti adalah sosok
perempuan cantik dan sederhana yang pantas membuat Yopie terpesona dan jatuh
cinta.
Dalam menganalisis level ideologi dari film Red Cobex, penulis menemukan
unsur rasisme dalam film tersebut. Menurut Wikipedia rasisme adalah suatu
sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa
suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang
lainnya.9 Sedangkan menurut Kamus Besar bahasa Indonesia rasisme diartikan
sebagai paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan
ciri-ciri fisik (seperti warna kulit) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan
sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras (SARA), golongan ataupun ciri-ciri
fisik umum untuk tujuan tertentu. Dikutip dari listotative.com, Orang-orang India
adalah orang yang paling rasis di dunia. Hingga hari ini, anak yang lahir di
keluarga India diajarkan untuk menghormati orang-orang berkulit putih dan
memandang rendah orang-orang berkulit gelap. Tak heran, orang India begitu
memuja orang asing berkulit putih. Perbedaan kasta juga menambah praktik
diskriminasi yang terjadi di negara ini.10 Dalam film Red Cobex ini juga terdapat
rasisme yang tampak dimana Yopie yang mempunyai kulit gelap sering dianggap
orang jahat. Yopie dituduh sebagai pencopet saat sedang menunggu bus di halte,
selain itu Yopie juga dituduh mencuri dompet teman kerjanya, bahkan Astuti
wanita yang dicintainya percaya kalau Yopie mencuri dompet itu. Kejadian9

https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme
http://citizen6.liputan6.com/read/2157195/12-negara-paling-rasis-di-dunia

10

47

kejadian itu membuat Yopie sedih hingga Yopie mencoba memutihkan wajahnya
dengan krim pemutih, Yopie berharap tidak lagi dipandang sebelah mata oleh
orang lain dan tidak dianggap sebagai orang jahat.
Berdasarkan

hasil

penelitian

Angelia

Karwur

tentang “Representasi

Feminisme Multikultural Dalam Film Red Cobex” dikatakan bahwa perempuan
dapat menjadi tolok ukur dalam hal pengambilan keputusan serta perempuan
dalam fenomena ini mendominasi kaum laki-laki. Penulis mengoreksi hasil
penelitian tersebut karena perempuan Ambon adalah seperti perempuan dari etnis
lain yang taat serta patuh pada laki-laki, dan laki-laki lah yang berhak mengambil
keputusan dan perempuan hanya bisa mendukung keputusan tersebut. Laki-laki
tetaplah kepala rumah tangga, sosok yang harus di hormati oleh perempuan.

48