T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Citra Tokoh Utama Perempuan pada Sastra Populer: Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills pada Novel Tetralogi 4 Musim Karya Ilana Tan T1 BAB II

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Komunikasi Sebagai Produksi dan Pertukaran Makna
Mahzab kedua memandang komunikasi sebagai produksi dan pemaknaan
makna yang mana berfokus pada bagaimana pesan atau teks. Pandangan ini
sangat memerhatikan peran teks di dalam budaya. Bagi Mahzab ini ilmu
komunikasi adalah kajian teks dan budaya.

Di dalam kelompok ini pesan

merupakan sebuah konstruksi dari tanda tanda yang akan memproduksi makna
melalui interaksi dengan penerima. Pengirim akan mengalami penurunan peranan
atau tingkat kepentingan. Penekanan berpindah ke teks dan bagaimana teks
“dibaca”.

Pembacaan adalah proses menemukan makna-makna yang terjadi

ketika pembaca berinteraksi atau bernegosiasi dengan teks. Negosiasi terjadi
ketika pembaca membwa aspek-aspek dari pengalaman budayanya untuk
menjelajahi tanda atau kode yang membangun teks (Fiske 2014:1-8)

2.2 Analisis Wacana Kritis
Menurut Fairclough dan Wodak (Eriyanto 2001 :8) analisis wacana kritis
melihat wacana-pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari
praktek sosial.Praktik wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi: ia dapat
memproduksi dan reproduksi hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara
kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas melalui
mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan.
Analisis wacana kritis melihat bagaimana bahasa sebagai faktor penting, yakni
bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam
masyarakat terjadi.
Berikut karakterteristik penting dari analisis Wacana Kritis (Eriyanto
2001: 8-13)

9

a

Tindakan
Wacana dipahami sebagai tindakan (action). Dengan pemahaman


semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Wacana bukan
ditempatkan dalam ruang tertutup dan internal. Orang-oraqng berbicara untuk
dirinya sendiri seperti kalau orang mengigau atau dihipnotis.
Disini wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan,apakah untuk
memengaruhi,

mendebat,

membujuk,menyangga,bereaksi,

dan

sebagainya.

Seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu baik besar maupun
kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar,
terkontrol,bukan sesuatu yang diluar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.
b

Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti

latar,

situasi,

peristiwa

dan

kondisi.Wacana

disini

dipandang

diproduksi,dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.Mengitkti Gy
Cook analisis wacana juga mrmrtiksa konteks dari komunikasi: siapa yang
mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak; situasi
apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan

komunikasi, dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Terdapat tiga hal
yang sentral alam pengertian wacana yaitu teks, konteks, dan wacana. Teks berarti
adalah bentuk bahasa. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di
luar teks dan memengaruhi pemaknaan bahasa. Kemudian wacana disini dimaknai
sebagai teks dan konteks. Titik perhatian dari analisis wacana adalah
menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses
komunikasi.
c

Historis

Salah satu aspek penting untuk mengerti teks adalah dengan menempatkan
wacana itu dalam konteks historis tertentu. Oleh karena itu ada waktu melakukan
analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau

10

dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu dan
seterusnya.
d


Kekuasaan
Di sini setiap wacana yang muncul tidak dipandang sebagai wajar,alamiah

dan netral. Tetapi mmerupakan bentuk pertarungan kekuasaaan. Konsep
kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dan masyarakat
seperti kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam laki-laki dalam wacana
mengenai seksisme dan sebagainya
e

Ideologi
Teori-teori klasik tentang ideologi di antaranya mengatakan bahwa

ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk
mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Wacana dalam pendekatan ini
dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi
dan mengkomunikasikan kepada khalyak produksi kekuasaan dan dominasi yang
mereka miliki,sehingga tampak absah dan benar.
2.3 Analisis Wacana Kritis model Sara Mills
Titik perhatian analisis wacana kritis Sara Mills adalah mengenai

feminisme :bagaimana wanita ditampilkan dalam teks baik novel,gambar, foto
maupun berita. Perspektif ini menunjukkan bagaimana teks bias dalam
menampilkan wanita. Wanita cenderung ditampilkan dalam teks sebagai pihak
yang salah, marjinal dibandingkan pihak laki-laki. Sara Mills juga memusatkan
perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks.
Bagaimana pembaca

mengidentifikasi dan menempatkan dirinya dalam

penceritaan teks. Psosisi semacam ini akan menempatkan pembaca pada salah
satu posi mempengaruhi bagaimana teks hendak dipahami dan bagaimana aktor
sosial ini ditempatkan.
Sebagai

contoh

pada

sebuah


peristiwa

pemerkosaan.

Laki-laki

ditempatkan sebagai subjek yang mana akan menceritakan sesuai dengan
11

kepentingan dan perspektif mereka mengenai proses perkosaan bahkan mengenai
wanita yang menjadi korban perkosaan sendiri. Analisis atas bagaimana posisi
posisi ideologi dan kepercayaan dominan bekerja dalam teks.
Sedangkan wanita ditampilkan sebagai objek, dalam hal ini ditampilkan
sebagai korban perkosaan. Karena sebagai objek representasi, maka wanita
posisinya selalu didefiniskan , dijadikan bahan penceritaan, dan tidak bisa
menampilkan dirinya sendiri.

Citra wanita yang harusnya melayani suami,

bekerja pada sektor domestik, tidak baik keluar rumah atau bergaul secara bebas,

umumnya lahir bukan dari mulut si wanita itu sendiri melainkan dari mulut tokoh
lain seperti suami atau orang tua. Di sini wanita ditampilkan bukan menampilkan
dirinya sendiri.
Dalam model Sara Mills, pembaca tidak dianggap sebagai konsumen teks
saja tetapi pembaca juga ikut melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat
dalam teks. Teks disini dianggap sebagai suatu hasil negosiasi antara penulis dan
pembaca.
Posisi aktor dapat dilihat sebagai bentuk pensubjekan seseorang; satu
pihak sebagai penafsir sementara pihak lain menjadi objek yang ditafsirkan.
Secara umum ada dua hal yang diperhatikan dalam analisis. Pertama bagimana
aktor sosial dalam teks tersebut diposisikan dalam teks. Kedua bagaimana
pembaca diposisikan dalam teks. Berikut tabel mengenai tingkatan subjek dan
objek serta posisi pembaca dan penulis pada model analisis wacana kritis Sara
Mills
Tingkat

Yang Ingin Dilihat

Posisi


Bagaimana peristiwa dilihat, dari kacamata siapa persitiwa itu

Subjek-objek

dilihat. Siapa yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) dan
siapa objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan
kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk menampilkan
dirinya sendiri, gagasannya, ataukah kehadirannya, gagasannya
ditampilkan oleh kelompok/orang lain.

12

Posisi Penulis
– Pembaca

Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks.
Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam teks yang
ditampilkan.

Kepada


kelompok

manakah

pembaca

mengidentifikasikan dirinya.
Sumber: Eriyanto. 2011. Analisis Wacana:Pengantar Analisis Teks
Media.Yogyakarta. LkiS.hlm 211
2.4 Novel Sebagai Media Komunikasi
Novel berasal dari bahasa novella , yang dalam Bahasa Jerman disebut
novelle dan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke

Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang
kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. (Burhan
Nurgiyanto dalam Royyatul Habibah: 2013) Novel menurut H. B. Jassin dalam
bukuny Tifa Penyair dan Daerahnya adalah suatu kejadian yang luar biasa dari
kehidupan orang-orang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu
pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib mereka. (Suroto dalam dalam

Royyatul Habibah :2013)1
Novel merupakan media komunikasi berupa teks yang menyampaikan
pesan

dari penulis terhadap pembaca. Novel berisikan konten yang bersifat

rekaan dan khayalan. Tetapi hal itu juga dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya
dan politik yang sedang berlangsung. Karena novel tak jarang juga merupakan
sebuah media penyampaian pesan untuk mengemukakan pendapat penulis, atau
kritik penulis terhadap sebuah fenomena. Oleh karena itu menurut Altenbernd dan
Lewis (1966:14) fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajiner,
namun

biasanya

masuk

akal

dan

mengandung

kebenarann

yang

mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.2

1
2

Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabhicara
Teks Sastra Sebagai Media Komunikasi Antar Bangsa oleh Tuti Kusniarti

13

2.5 Citra
Citra itu sendiri bagaikan “peta kita tentang dunia”. Tanpa citra kita akan
selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah gambaran tentang
realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut
persepsi kita. Demikian Jalaluddin Rakhmat menulis definisi citra dalam bukunya
“Psikologi Komunikasi'' (Rakhmat, 1986: 223). Sementara Walter Lippman
(1965) menyebutnya “pictures in our head”. (Rakhmat, 1986:221) Tak berbeda
jauh dengan Dan Nimmo yang mengartikan citra sebagai “gambaran subyektif
tentang realitas”. Beberapa gambaran subyektif tersebut seringkali cukup akurat,
gamblang dan kaya akan detail, gambaran itu membantu kita menyesuaikan diri
dengan realitas kongkrit pengalaman kita. (2000:113) 3
2.6 Perempuan
Pengertian perempuan secara etimologis berasal dari kata empu yang
berarti “tuan”, yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling
besar. Namun menurut Zaitunah Subhan (2004:19) kata perempuan berasal dari
kata empu yang artinya dihargai. Lebih lanjut Zaitunah menjelaskan pergeseran
istilah dari perempuan ke wanita. Kata wanita dianggap berasal dari bahasa
Sansekerta, dengan dasar kata Wan yang berarti nafsu, sehingga kata wanita
mempunyai arti yang dinafsui atau merupakan objek seks. 4
Tetapi dalam bahasa Inggris wan ditulis dengan kata want, atau men dalam
bahasa Belanda, wun dan schendalam bahasa Jerman. Kata tersebut mempunyai
arti like, wish,desire, aim. Kata want dalam bahasa Inggris bentuk lampaunya
adalah wanted(dibutuhkan atau dicari). Jadi, wanita adalah who is being wanted
(seseorang yang dibutuhkan) yaitu seseorang yang diingini. Para ilmuwan seperti
Plato, mengatakan bahwa perempuan ditinjau dari segi kekuatan fisik maupun

3

Dilansir dari
https://www.researchgate.net/publication/276918722_PEREMPUAN_DAN_CITRANYA_ANAL
ISIS_SEMIOTIK_PEMAKNAAN_CITRA_PEREMPUAN_DALAM_IKLAN_GARNIER_VAS
ELINE_REXONA_dan_GIV diakses tanggal 12 Februari 2017 pukul 21.48 WIB
4
Dilansir dari Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan dalam Pacaran

14

spiritual dan mental lebih lemah dari laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak
menyebabkan adanya perbedaan dalam bakatnya. 5
2.7 Penelitian Sebelumnya
Penelitian dengan tema perempuan dan novel sudah banyak dilakukan
oleh orang-orang sebelumnya. Seperti pada buku yang ditulis oleh Tineke Hellwig
yang menganalisis citra perempuan dalam sastra di Indonesia yang masih juga
berada pada sektor domestik. Hal ini tidak lepas dari keadaan sosial, politik dan
budaya yang saat itu masih berlaku di masyarakat. Penelitian ini meneliti buku
dari tahun 1930 hingga 1970 yang terbit pertama kali pada tahun 1994.
Selain itu juga terdapat penelitian mengenai perempuan dalam budaya
yang lebih modern milik Kartika Safitri mengenai konstruksi perempuan yang
bergaya hidup posmo dalam wanita karir pada Novel Cintappucino di tahun 2006.
Penelitian ini melihat bagaimana gaya hidup wanita karir pada kehidupan posmo.
Perbedaan penulis dalam hal ini terhadap penelitian sebelumnya yaitu, jika
melihat pada buku Tineke Hellwig dan membandingan, penelitian penulis akan
dilakukan pada novel populer pada tahun 2000 an, yang memiliki latar budaya
lebih modern. Sedangkan pada jika dibandingkan dengan penelitian Kartika
Safitri, penulis akan terfokus pada bagaimana citra perempuan yang dibentuk
melalui novel, sedangkan milik Kartika Safiri lebih mengamati bagaimana gaya
hidup perempuan pada masa posmo.
2.8 Kerangka Pikir Penelitian
Melalui kerangka di bawah ini penulis ingin meneliti bagaimana citra
perempuan yang digambarkan pada novel populer tahun 2000an yaitu novel
tetralogi 4 Musim karya Ilana Tan. Kerangka berikut ini juga merupakan kerangka
pikir mengenai analisis wacana kritis Sara Mills yang akan digunakan penulis
untuk menganalisis bagaimana wacana citra perempuan pada Novel Ilana Tan.

5

Ibid

15

Novel

Isi novel

Aktor perempuan
Teori analisis wacana kritis
Sara Mills
Citra Perempuan pada
Novel Tetralogi 4 Musim

16

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22