Beberapa Permasalahan Ekonomi Indonesia (1)
Beberapa Permasalahan Ekonomi Indonesia
Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi
semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang
banyak
diatur
berhubungan
dan
dikendalikan
dengan
kebijakan
oleh
dan
pemerintah.
kelangsungan
Semua
hidup
hal
yang
masyarakat
Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali
padatahun
1997
dimana
pada
masa
itulah
terjadi
krisis.
Saat
itu
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen,
sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi
keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di
Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang
berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya.
Adanya
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
yang
diharapkan
akan
menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan
meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita
akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan
berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam
negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam
negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam
pemberantasan terorisme, serta
pemberantasan korupsi sangat turut
membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang
merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja
perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin
menunjukkan
kepada
pihak
lain
bahwa
berlangsung dengan baik pada negaranya.
aktivitas
ekonomi
sedang
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia
tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat
ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini
dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus
(G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara
yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa).
Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$
2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka
5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini
cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah
menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun.
Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia
untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti
jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran
(kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga
energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI
ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi
(belum ekspansif).
Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan
target pemerintah dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok
karena
dampaknya
yang
meluas
yaitu
tentang
permasalahan
ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah pengangguran dan
tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang
mendasari semua permasalahan – permasalahan sosial di Indonesia.
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Pengangguran
merupakan
masalah
utama
yang
harus
dihadapi
perekonomian indonesia. Ada beberapa penyebab tingginya pengangguran
diantaranya seperti tidak seimbangnya jumlah pekerja dan lapangan
pekerjaan yang tidak tersedia, Selain itu tidak cocoknya tenaga yang
tersedia dengan spesifikasi yang dicari penyedia lapangan pekerjaan.
Penyebab yang lain adalah pendidikan yang tidak cukup dengan standart
yang dibutuhkan.
Jenis-jenis Pengangguran :
-
Berdasarkan jam kerja :
1. Pengangguran Terselubung: Pengangguran disini adalah kumpulan
SDM yang tidak bekerja secara optimal desebabkan karena alasan
tertentu.
2. Setengah
Menganggur:
SDM
disini
tidak
bekerja
karena
tidak
tersedianya lapangan pekerjaan.
3. Pengangguran terbuka: SDM disini merupakan tenaga kerja yang tidak
punya pekerjaan sama sekali.
-
Berdasarkan penyebab terjadinya :
1. Pengangguran Friksionil: SDM disini menganggur karena mereka
memilih untuk menganggur karena menunggu pekerjaan yang lebuh
berkualitas atau lebih cocok dengan mereka.
2. Pengangguran Struktural: SDM disini diberhentikan oleh perusahaan
karena perusahaannya sudah bangkrut atau mengalami kemunduran.
3. Pengangguran Teknologi: SDM disini diberhentikan perusahaan atau
tidak
direkrut
karena
perusahaan
sudah
tidak
membutuhkan
tenaganya lagi, karena pekerjaannya sudah diambil alih oleh mesin
karena perkembangan teknologi.
4. Pengangguran
Siklikal:
SDM
menjadi
pengangguran
karena
pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh.
5. Pengangguran
pekerjaanya
musiman:
bersifat
SDM
musiman.
menjadi
Apabila
pengangguran
musimnya
sudah
karena
habis
pekerjaannya sudah tidak ada lagi.
6. Pengangguran Konjungtural: SDM menjadi pengangguran dipengaruhi
oleh perubahan perekonomian.
Penyebab Terjadinya Pengangguran
1. Penduduk yang relatif banyak
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia
kerja
4. Teknologi yang semakin modern
5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan-penghematan.
6. Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu Negara
Dampak-dampak dari Pengangguran
1. Pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih
rendah
daripada
pendapatan
potensial
(pendapatan
yang
seharusnya). Sehingga kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat
pun lebih rendah.
2. Pengangguran
menyebabkan
kegiatan
perekonomian
menurun
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah
daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
4. Jumlah penduduk miskin semakin bertambah.
5. Meningkatkan tindakan kriminalitas.
Upaya Mengatasi Pengangguran
1. Mengadakan program transmigrasi
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
3. Mendorong majunya pendidikan
4. Mengintensifkan program keluarga berencana
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Penyebab Inflasi
-
Inflasi
tarikan
permintaan
(demand
pull
inflation)
(kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi
full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan
volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar
juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan
bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga
bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri
keuangan.
-
Inflasi desakan biaya ( cost push inflation, terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan.
Ada beberapa dampak dengan terjadinya Inflasi yaitu:
Dampak Postif Inflasi
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha
bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan
nominal
bertambah,
tetapi
riil
berkurang,
karena
kenaikanpendapatan kecil.
Dampak Negatif Inflasi
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase
perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
-
Indeks harga konsume (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi.
IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena
perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian
akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
-
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
-
Indeks harga barang-barang modal
-
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Hubungan Antara Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan Kurva Phillips, menggambarkan adanya hubungan negatif
antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran
rendah. Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan
harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan
output
(produksi
pengangguran.
nasional)
Hubungan
dan
inflasi,
dengan
output
sendirinya
dan
meningkatkan
pengangguran)
sangat
ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap barangbarang dan jasa-jasa. Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan
terhadap tenaga kerja akan meningkat (dengan sendirinya pengangguran
berkurang).
Akan
tetapi,
sebaliknya
kenaikan
aggregat
permintaan
tersebut akan menaikkan harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang
dinamakan
hubungan
negatif
inflasi
dan
pengangguran.
Penurunan
penawaran dengan sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam
permintaan. Akibatnya harga-harga meningkat (inflasi meningkat). Akan
tetapi karena penawaran menurun ini berarti permintaan terhadap tenaga
kerja juga menurun yang dengan sendirinya menurunkan produksi nasional.
Akhirnya yang terjadi adalah inflasi tinggi dan pengangguran tinggi.
Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi
semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang
banyak
diatur
berhubungan
dan
dikendalikan
dengan
kebijakan
oleh
dan
pemerintah.
kelangsungan
Semua
hidup
hal
yang
masyarakat
Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali
padatahun
1997
dimana
pada
masa
itulah
terjadi
krisis.
Saat
itu
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen,
sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi
keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di
Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang
berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya.
Adanya
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
yang
diharapkan
akan
menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan
meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita
akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan
berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam
negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam
negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam
pemberantasan terorisme, serta
pemberantasan korupsi sangat turut
membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang
merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja
perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin
menunjukkan
kepada
pihak
lain
bahwa
berlangsung dengan baik pada negaranya.
aktivitas
ekonomi
sedang
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia
tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat
ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini
dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus
(G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara
yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa).
Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$
2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka
5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini
cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah
menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun.
Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia
untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti
jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran
(kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga
energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI
ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi
(belum ekspansif).
Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan
target pemerintah dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok
karena
dampaknya
yang
meluas
yaitu
tentang
permasalahan
ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah pengangguran dan
tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang
mendasari semua permasalahan – permasalahan sosial di Indonesia.
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Pengangguran
merupakan
masalah
utama
yang
harus
dihadapi
perekonomian indonesia. Ada beberapa penyebab tingginya pengangguran
diantaranya seperti tidak seimbangnya jumlah pekerja dan lapangan
pekerjaan yang tidak tersedia, Selain itu tidak cocoknya tenaga yang
tersedia dengan spesifikasi yang dicari penyedia lapangan pekerjaan.
Penyebab yang lain adalah pendidikan yang tidak cukup dengan standart
yang dibutuhkan.
Jenis-jenis Pengangguran :
-
Berdasarkan jam kerja :
1. Pengangguran Terselubung: Pengangguran disini adalah kumpulan
SDM yang tidak bekerja secara optimal desebabkan karena alasan
tertentu.
2. Setengah
Menganggur:
SDM
disini
tidak
bekerja
karena
tidak
tersedianya lapangan pekerjaan.
3. Pengangguran terbuka: SDM disini merupakan tenaga kerja yang tidak
punya pekerjaan sama sekali.
-
Berdasarkan penyebab terjadinya :
1. Pengangguran Friksionil: SDM disini menganggur karena mereka
memilih untuk menganggur karena menunggu pekerjaan yang lebuh
berkualitas atau lebih cocok dengan mereka.
2. Pengangguran Struktural: SDM disini diberhentikan oleh perusahaan
karena perusahaannya sudah bangkrut atau mengalami kemunduran.
3. Pengangguran Teknologi: SDM disini diberhentikan perusahaan atau
tidak
direkrut
karena
perusahaan
sudah
tidak
membutuhkan
tenaganya lagi, karena pekerjaannya sudah diambil alih oleh mesin
karena perkembangan teknologi.
4. Pengangguran
Siklikal:
SDM
menjadi
pengangguran
karena
pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh.
5. Pengangguran
pekerjaanya
musiman:
bersifat
SDM
musiman.
menjadi
Apabila
pengangguran
musimnya
sudah
karena
habis
pekerjaannya sudah tidak ada lagi.
6. Pengangguran Konjungtural: SDM menjadi pengangguran dipengaruhi
oleh perubahan perekonomian.
Penyebab Terjadinya Pengangguran
1. Penduduk yang relatif banyak
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia
kerja
4. Teknologi yang semakin modern
5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan-penghematan.
6. Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu Negara
Dampak-dampak dari Pengangguran
1. Pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih
rendah
daripada
pendapatan
potensial
(pendapatan
yang
seharusnya). Sehingga kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat
pun lebih rendah.
2. Pengangguran
menyebabkan
kegiatan
perekonomian
menurun
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah
daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
4. Jumlah penduduk miskin semakin bertambah.
5. Meningkatkan tindakan kriminalitas.
Upaya Mengatasi Pengangguran
1. Mengadakan program transmigrasi
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
3. Mendorong majunya pendidikan
4. Mengintensifkan program keluarga berencana
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Penyebab Inflasi
-
Inflasi
tarikan
permintaan
(demand
pull
inflation)
(kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi
full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan
volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar
juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan
bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga
bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri
keuangan.
-
Inflasi desakan biaya ( cost push inflation, terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan.
Ada beberapa dampak dengan terjadinya Inflasi yaitu:
Dampak Postif Inflasi
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha
bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan
nominal
bertambah,
tetapi
riil
berkurang,
karena
kenaikanpendapatan kecil.
Dampak Negatif Inflasi
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase
perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
-
Indeks harga konsume (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi.
IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena
perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian
akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
-
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
-
Indeks harga barang-barang modal
-
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Hubungan Antara Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan Kurva Phillips, menggambarkan adanya hubungan negatif
antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran
rendah. Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan
harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan
output
(produksi
pengangguran.
nasional)
Hubungan
dan
inflasi,
dengan
output
sendirinya
dan
meningkatkan
pengangguran)
sangat
ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap barangbarang dan jasa-jasa. Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan
terhadap tenaga kerja akan meningkat (dengan sendirinya pengangguran
berkurang).
Akan
tetapi,
sebaliknya
kenaikan
aggregat
permintaan
tersebut akan menaikkan harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang
dinamakan
hubungan
negatif
inflasi
dan
pengangguran.
Penurunan
penawaran dengan sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam
permintaan. Akibatnya harga-harga meningkat (inflasi meningkat). Akan
tetapi karena penawaran menurun ini berarti permintaan terhadap tenaga
kerja juga menurun yang dengan sendirinya menurunkan produksi nasional.
Akhirnya yang terjadi adalah inflasi tinggi dan pengangguran tinggi.