T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efek Menonton Tutorial Dian Pelangi di Youtube terhadap Minat Menggunakan Hijab Modern pada Komunitas Hijabers Salatiga T1 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa
suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengaturan
atau menyediakan satu cetak biru untuk untuk melakukan beberapa tindakan
selanjutnya.1

2.1

Komunikasi
Pengertian komunikasi secara umum menurut Uchjana (1992:3) dapat

dilihat sebagai berikut:
1.

Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
bahasa latin communication, dan bersumber juga dari kata
communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna. Jadi


komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat
terdapat

kesamaan

makna

mengenai

suatu

hal

yang

dikomunikasikan.
2.

Pengertian komunikasi secara terminologis Komunikasi yang berarti

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut Everett
Rogers dalam Cangara (1998:20), komunikasi didefinisikan sebagai “proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut Arni (2005:5),
komunikasi didefinisikan sebagai “Pertukaran pesan verbal maupun non verbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan
penyampaian pesan baik berupa verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada
orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara
1

http://id.scribd.com/doc/88815648/teori#scribd

9

lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai
dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan
penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan.

Untuk memahami pengertian kmunikasi sehigga dapat dilancarkan secara
efektf, para peminat komunkasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structureand Function
of Communiction in Society, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says
What in Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari ertanyaan yang diajukan, yakni :
- Komunikator (communicator , source, sender )
- Pesan (Message)
- Media (channel, media)
- Komunikan (communicant, communicatee, receiver , recipient)
- Effect (effect, influence)
Dalam penelitian ini peneliti lebih fokuskan kepada unsur komunikator
(source) karena peneliti ingin melihat bagaimana komunikator disini adalah pihak
KPU Wonosobo dalam melakukan strategi komunikasi yang dilakukan untuk
mereka penyandang difabel. Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
komunikasi adalah komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Secara ilmu-ilmu lainnya , ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi,
tidak hanya dengan pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga
secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara
epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan).
Menurut Denis McQuail (dalam Sasa Djuarsa 2001:39), secara umum
kegiatan/ proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan
sebagai berikut :
-

Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication) yakni proses
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan

10

informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Misalnya berfikir,
merenung, menggambar, menulis sesuatu, dan lain-lain.
-

Komunikasi antar-pribadi yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya,

percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon
dan sebagainya.

-

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap
individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan
peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang
disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota, bukan
besifat pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu dan anak
dalam keluarga, diskusi guru dan murid dikelas.

-

Komunikasi antar-kelompok/asosiasi yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. jumlah
pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua tau beberapa orang, tetapi
masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari
kelompok/asosiasinya masing-masing.


-

Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi mencakup kegiatan
komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi.
Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi
lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam
melakukan kegiatan komunikasinya.

-

Komunikasi dengan masyarakat secara luas. Pada tingkatan ini
kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk
kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :


Komunikasi massa
Yaitu komunikasi melalui media massa sepeti radio, surat kabar,




TV, dan sebagainya.
Langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya ceramah, atau
pidato dilapangan terbuka.

11

2.2

Efek Media
Menurut Schramm (1990;110), efek Media adalah perubahan perilaku

manusia setelah diterpa pesan media massa. Sedangkan menurut McQuail (2002:
425-426), bahwa efek media massa memiliki typologi yang mana terdiri dari
empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang
direncanakan, sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa
sendiri ataupun orang yang menggunakan media massa untuk kepentingan
berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek media massa yang tidak
direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, sebagai efek yang benar-benar diluar
kontrol media, diluar kemampuan media ataupun orang lain yang menggunakan

media untuk penyebaran informasi melalui media untuk mengontrol terjadinya
efek media massa. Jadi pada efek kedua ini, efek media terjadi dalam kondisi
tidak dapat diperkirakan dan efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat
dikontrol. Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara
cepat, instan dan keras memengaruhi seseorang masyarakat. Keempat, efek media
massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga memengaruhi sikap-sikap
adopsi inovasi, kontrol sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan
persoalan-persoalan perubahan budaya.
Efek media massa yang tidak diharapkan (cenderung merusak) memiliki
andil dalam hal pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat
1.

Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari
tradisional ke modern, dari modern ke post-modern, dan dari taat
beragama ke sekuler.

2.

Media massa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian
dan budaya tradisional di masyarakat yang mestinya dipelihara.


3.

Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus ke hal-hal buruk dari
apa yang dilihat dan didengar dari media massa.

4.

Efek media massa sering secara brutal menyerang seseorang dan merusak
nama baik orang tersebut serta menjurus ke pembunuhan karakter
seseorang.

12

5.

Penyebaran pemberitaan pornomedia menyebabkan lunturnya lembaga
perkawinan dan norma seks keluarga di masyarakat bahkan memicu
terbentuknya perilaku penyimpangan seksual di masyarakat.


6.

Cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek media
massa menindas rakyat bahkan, dalam skala luas, media massa menjadi
alat kolonialisme modern, dengan memihak kepada suatu negara adidaya,
dan menjadi genderang perang untuk memerangi Negara-negara kecil dan
miskin.
Menurut Anderson (Rakhmat, 2005: 52) efek media dapat diukur melalui

indikator frekuensi, durasi, dan atensi. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Frekuensi penggunaan media
Frekuensi penggunaan media berkaitan dengan mengumpulkan
data khalayak tentang keajegan khalayak dalam menonton siaran
televisi, mendengarkan radio atau membaca sebuah berita di media
cetak, apakah itu berita harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
2. Durasi penggunaan
Pengukuran durasi penggunaan media menghitung berapa lama
khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari) atau
berapa lama (menit) waktu yang dihabiskan khalayak dalam membaca.

3. Atensi penggunaan media
Perhatian yang diberikan ketika menonton atau memperhatikan isi
pesan serta informasi melalui alat indra.

2.3

Minat
Menurut Ahmadi (2009: 148) “Minat adalah sikap jiwa orang seorang

termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan emosi), yang tertuju pada
sesuatu dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang kuat”. Menurut Slameto
(2003:180), “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan”. Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) “minat

13

adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh”.
Bedasarkan definisi tersebut, indikator minat mengacu pada Slameto
(2003) dan Djaali (2008). Adapun indikator minat meliputi :
1. Memperhatikan
2. Mengenang
3. Rasa lebih suka
4. Rasa ketertarikan.

2.4

Hijab
Pengertian hijab sendiri dalam kamus Bahasa Indonesia adalah: tirai,

tutup, penghalang, dsb (Kurniawan, 2001). Dalam kamus ilmiah (Burhani, 2000)
definisi kata hijab adalah suatu tirai atau tabir.
2.4.1

Karakteristik Hijab

Menurut Mutahari (1997), karakteristik suatu pelaksaan hijab pada
perempuan, yaitu:
1. Perempuan yang menggunakan sistem hijab memakai pakaian
muslim serta jilbab yang berukuran besar hingga menutupi dada dan
perut mereka serta longgar (tidak ketat/press body).
2. Perempuan yang menggunakan sistem hijab menjaga perilaku
mereka dengan tidak memamerkan perhiasan/bentuk tubuh mereka.
3. Perempuan yang menggunakan sistem hijab mempunyai batasan
wilayah kontak/bersinggungan (menghindari bersentuhan antar
tubuh/anggota tubuh dengan lawan jenis) dengan pihak pria lain
kecuali suami maupun sanak saudaranya.
2.4.2

Bentuk Hijab

Macam-macam hijab Kerudung/Hijab/Jilbab adalah istilah yang digunakan
oleh setiap muslim, dengan perkembangannya dengan banyak bahasa dan
kebudayaan yang mempengaruhi. Tentu akan membuat setiap orang bingung
apabila artiannya adalah sama dari ketiga istilah tersebut. Jikalau kita cermati,

14

jilbab yang dipakai oleh wanita muslimah bermacam-macam. Bisa kita bagi
secara umum menjadi 3 macam hijab, yaitu:
1. hijab Besar hijab besar adalah hijab syar‟i, yaitu hijab yang menutup
seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis,
tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir,
tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah
adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas
di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai
seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun
pakaian

yang

bernilai

rendah

(yang

dipakai

seseorang

untuk

menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya‟). (Imam Asy
Syaukani dalam Nailul Athar II/94).
2. Hijab Biasa Adapun hijab biasa adalah sama dengan di atas, namun
dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar hijab di atas. Hukum hijab
seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis
pertama (menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat
perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak
menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk
pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.
3. Hijab Gaul adalah hijab yang lagi booming tahun 2014 lalu. Contohcontohnya adalah ,memakai kerudung dengan menggunakan bawahan rok
yang hanya sebetis/kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang
hanya mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang
memakai bawahan hanya pas pada mata kaki dan tanpa kaos kaki, ada juga
yang memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan tangan ,tanpa
decker/kaos tangan, sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat
perhiasan yang ada di tangannya, ada yang pakai kerudung tetapi untaian
rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya, ada yang memakai
kerudung “saringan tahu” karena sangat tipisnyasehingga rambut dan ikat
rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang
mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada

15

yang menghiasi hijab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti
bros, yang terakhir, ada yang hijab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah
kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalamnya.

2.5

NO

Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1. Penulis : Erni Supriyanti

Program tayangan Grand Final Sunsilk Hijab
Hunt 2015 tidak merepresentasikan identitas

Judul : representasi identitas perempuan

perempuan muslim sesuai dengan ajaran

muslim didalam program tayangan Grand

agama Islam, karena ia menggambarkan hijab

Final Sunsilk Hijab Hunt 2016 di Trans7

berdasarkan

fashion.

Selain

itu,

media

menawarkan „identitas baru‟ bagi muslimah
dengan hijabnya yang sebenarnya berbeda
dengan ajaran Islam, yaitu hiperrealitas.
Hiperrealitas

tersebut

memberikan

kesenangan

dibangun
bagi

untuk

penonton,

terutama muslimah untuk menjadi lebih
fashionable.

2. Penulis : Puspa (2013)

Pengaruh

media

sosial

saat

ini

sangat

memberikan inspirasi, dari banyaknya media
Judul : Pengaruh Media sosial Terhadap

khususnya youtube sangat berperan untuk

Minat Menggunakan Hijab

mengeksplor tren baju maupun hijab gaya
terbaru saat ini, banyak pula sebagian orang
meniru dan memperagakan gaya berhijab yang
di contohkan pada media internet tersebut,
melalui video dari youtube yang berupa
beberapa foto yang di gabungkan menjadi
satu, sehingga terlihat gambar yang bergerak
yang memperlihatkan bagaimana caranya

16

menggunakan gaya berhijab.

2.6

Pembentukan Hipotesis
Pengaruh media sosial saat ini sangat memberikan inspirasi, dari

banyaknya media khususnya youtube sangat berperan untuk mengeksplor tren
baju maupun hijab gaya terbaru saat ini, banyak pula sebagian orang meniru dan
memperagakan gaya berhijab yang di contohkan pada media internet tersebut,
melalui video dari youtube yang berupa beberapa foto yang di gabungkan menjadi
satu, sehingga terlihat gambar yang bergerak yang memperlihatkan bagaimana
caranya menggunakan gaya berhijab. Berawal dari situlah banyak perempuan
awalnya tidak menggunakan hijab menjadi tertarik untuk menggunakannya entah
hanya ingin untuk bergaya ataupun terketuk harinya karena perintah ALLAH
SWT.
Salah satu tutorial hijab di Youtube yang saat ini sedang popular adalah
tutorial hijab Dian Pelangi. Dian Pelangi adalah seorang perancang muda yang
ikut ambil bagian dalam memperkenalkan mode jilbab modern atau hijab kepada
wanita-wanita muslim di Indonesia. Dian Pelangi resah setiap mendengar wanita
pemakai jilbab atau hijab dicitrakan kuno, tua, dan kampungan. Hal ini dilakukan
guna menumbuhkan minat kaum muslimah muda yang awalnya tidak tertarik
menggunakan hijab, karena telah terbentuk persepsi bahwa hijab adalah sesuatu
yang kuno, membosankan dan kampungan. Tetapi lewat tutorial hijab Dian
Pelangi di Youtube yang dibentuk oleh Dian Pelangi diharapkan semakin banyak
lagi kaum muslimah yang mau menutup auratnya dan mengikuti apa yang menjadi
syariat islam bagi seorang muslimah tetapi tetap kelihatan modis, cantik, dan
modern.

17

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat ditarik hipotesa penelitian
sebagai berikut:
Ha = Terdapat efek menonton tutorial hijab Dian Pelangi di Youtube terhadap
minat menggunakan hijab modern pada Komunitas Hijabers Salatiga
Ho = Tidak terdapat efek menonton tutorial hijab Dian Pelangi di Youtube
terhadap minat menggunakan hijab modern pada Komunitas Hijabers Salatiga

18

2.7

Kerangka Berfikir.

MEDIA

NEW
MEDIA

YOUTUBE
DIAN
PELANGI

MENONTON
 Durasi
 Frekuensi
 Atensi
PENGARUH

MINAT
MENGUNAKAN
HIJAB PADA KOMUNITAS
HIJABERS SALATIGA
 Memperhatikan
 Mengenang
 Rasa Suka
 Rasa Tertarik

Gambar 3
Bagan Kerangka Berfikir

Dengan adanya tutorial hijab di Youtube seperti yang dilakukan Dian
Pelangi akan menyebabkan perempuan awalnya tidak menggunakan hijab menjadi
berminat untuk menggunakannya entah hanya ingin untuk bergaya ataupun
terketuk harinya karena perintah ALLAH SWT. Selain itu perempuan yang
mempunyai gaya hijab yang biasa saja menjadi lebih lebih trendi untuk berhijab
dan tidak kuno karena adanya tutorial yang di lihat melalui akses-akses internet
khususnya youtube yang mereka buka dan mereka contoh.

19

20

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24