T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persidangan Kematian Mirna Salihin dalam Bingkai Media Online: detik.comompas.com T1 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Kajian Teori
2.1.1. Media Online (New Media)
Dalam buku Asep Syamsul (2012 : 34) Media Online disebut juga
dengan Digital Media adalah media yang tersaji secara online di
internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu
secara umum dan khusus:
a. Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format
media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto,
video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa
dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online, seperti email,
mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (sosial
media) masuk dalam kategori media online.
b. Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian
media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari
media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa
mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.
2.1.2. Keunggulan Media Online
Media online merupakan salah satu jenis media massa yang
popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada

keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dan menggunakan
perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang program
komputer untuk mengakses informasi/berita. Keunggulan media online
adalah informasi/berita bersifat up to date, real time, dan praktis. 1
1. Up to date, media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan)

suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak
melulu menggunakan bantuan komputer, Hal ini terjadi karena media
online memiliki proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah

dan sederhana.
1

Komunikasi praktis dalam http://www.komunikasipraktis.com/2014/12/jurnalistik-onlinepengertian-sejarah.html diunduh pada tanggal 26 November 2016 pukul 16:14 WIB

10

2. Real time, cara penyajian berita yang sederhana tersebut menjadikan

media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat

peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time.
Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke
meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas
internet seperti E-Mail dan lainnya.
3. Praktis, media online terbilang praktis karena kemudahan untuk

mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media
online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi

internet. Handphone yang memiliki fasilitas koneksi internet, komputer
yang memiliki sambungan internet baik di perkantoran atau di rumah,
dan dapat pula di warung internet (warnet).
Unsur-unsur multimedia adalah keunggulan lain media online,
yang membuat media ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi
yang lebih kaya dari pada media tradisional. keunggulan ini, terutama
sekali, berlangsung pada media online yang berjalan di atas web. Selain
itu, media online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan
memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya
jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan
sumber-sumber lain. Hal ini diartikan pengguna/pembaca dapat

menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan
didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih
luas—bahkan sama sekali berbeda.
2.1.3. Internet
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari
ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Misi
awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk
mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer.
Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi
yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari

11

misi pada awalnya. Pada saat ini internet tumbuh dan menjadi besar
dan mempengaruhi manusia untuk semakin mempergunakannya.
Pengguna internet mencakup berbagai kalangan, para pengelola
media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan
televisi), penerbit buku, guru dan dosen, pustakawan, penggemar
komputer dan pengusaha bahkan masyarakat biasa juga menggunakan
internet sebagai akses mereka untuk mendapatkan uang. Alasan

penggunaannyapun beraneka ragam, sehingga pada saat ini internet
menjadi konsumsi yang wajar dan dipergunakan dimanapun sebagai
sumber dari apa yang mereka inginkan.
2.1.4. Jurnalistik
a.

Pengertian Jurnalistik
Menurut Sumadiria (2005 : 3) jurnalistik merupakan kegiatan

menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan
menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluasluasnya dengan secepat-cepatnya. Selain itu, menurut Effendy 1993:94
dalam Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengatakan bahwa
jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari
mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan kepada khalayak.
Setiap orang membutuhkan berita sebagai sumber untuk
mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat
dipercaya. Dalam berita yang dapat dipercaya setidaknya harus
memiliki konsep yang menarik, seperti contohnya penting, actual,
factual serta di sukai oleh khalayak.
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam

bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara
sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan berhubungan dengan
pencatatan atau pelaporan. Dalam kamus bahasa inggris, journal
diartikan sebagai pelaporan, pencatatan, penulisan, atau perekaman
kejadian.
b. Produk Jurnalistik

12

Dalam buku Jurnalistik Indonesia produk Jurnalistik dijelaskan oleh
Sumadiria 2006 : 6 - 17 terdapat enam produk jurnalistik berikut adalah
enam produk tersebut:
1. Tajuk Rencana
Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap
resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan
actual, fenomenal dan mengetahui kontroversial yang berkembnag
dalam masyarakat.
2. Karikatural
Secara jenis jurnalistik, karikatur diartikan sebagai opini redaksi
media dalam bentuk gambar dengan muatan kritik sosial yang

memasukan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun
yang melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh atau objek yang
dikarikaturkan itu sendiri.
3. Pojok
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa
yang tentunya dianggap menarik atau kontroversal, untuk kemudian
dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang
mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif.
4. Artikel
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan mengetahui
kontroversial

dengan

tujuan

memberitahu

(informatif),


mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif) atau gambar khalayak
pembaca (rekreatif).
5. Kolom
Kolom adalah opini singkat seseorang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau
keadaan yang terdapat dalam masyarakat.
6. Surat Pembaca

13

Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca
dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca.
Produk Jurnalistik tersebut yang biasanya di tulis di sebuah media
yang tentunya dengan data dan fakta. Produk Jurnalistik biasanya
menjadi ciri khas sebuah media yang diterbitkan melalui rapat redaksi
terlebih dahulu.
2.1.5. Framing
a. Pengertian Framing
Framing merupakan suatu metode yang digunakan untuk

penelitian kualitatif.Framing secara sederhana dapat digambarkan
sebagai analisis untuk mengetahui berbagai realita yang dibingkai
oleh media, realita tersebut tidak lain terdiri dari (peristiwa, actor,
kelompok dan yang lainnya). Disini realita dimaknai dan dikonstruksi
dengan makna tertentu.Semua elemen tersebut tidak hanya bagian
dari teknik jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa
dimaknai dan ditampilkan. Bagaimana media memahami dan
memaknai realitas, dengan cara apa realitas itu ditandakan, hal inilah
yang menjadi perhatian dari analisis framing. Praktisnya, analisis ini
digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu, ditonjolkan atau
ditekankan oleh media. Analisis framing pada dasarnya adalah
metode yang digunakan untuk melihat gaya bercerita atau mengemas
media tentang suatu peristiwa atau realitas (Eriyanto, 2002:3-10).
Ada beberapa definisi framing menurut para ahli dalam Eriyanto,
2002 : 67-68:
Menurut Robert N. Entman (1993):
―Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian
tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek
lain. Ia juga menyatakan penempatan informasi – informasi
dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan

alokasi lebih besar dari pada sisi yang lain‖

Menurut William A. Gamson dan Andre Modigliani (1999):
―Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir
sedemikian rupa dan menhadirkan kontruksi makna peristiwa-

14

peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.Cara
bercerita terbentuk dalam sebuah kemasan.Kemasan itu
semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan
individu untuk mengkontruksi makna pesan-pesan yang ia
sampaikan serta untuk menafsirkan makna pesan –pesan yan
ia terima.‖

Menurut Todd Gitlin :
―strategi bagaimana realitas di bentuk atau disederhanakan
sedemikian
rupa untuk ditampilkan kepada khalayak
pembaca. Peristiwa-peristiwa di tampilkan dalam pemberitaan

agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak
pembaca. Itu di lakukan dengan seleksi, pengulangan,
penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.

Menurut William A. Gamson dan Andre Modigliani :
―pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi
yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan
dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu. Anak kalimat, citra
tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu.‖

Menurut Ami Binder ;
―Skema intepretasi yang digunakan oleh individu untuk
menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasikan, dan
melabeli peristiwa secara langsung.Frame mengorganisir
peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang
mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti
makna peristiwa.‖

Menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki :
―Strategi konstruksi dan memproses berita.Perangkat kognisi

yang digunakan dalm mengkode informasi, menafsirkan
peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi
pembentukan berita.‖

b. Proses Framing
Proses framing dibagi menjadi 4 bagian :
1. Frame Bulding (Bangunan Bingkai/Frame)
Studi-studi ini mencakup tentang dampak faktor-faktor seperti
pengendalian diri terhadap organisasi, nila-nilai profesional dari
wartawan, atau harapan terhadap audien terhadap bentuk dan isi
berita. Meskipun demikian, studi tersebut belum mampu
menjawab

bagaimanakah

media

dibentuk

atau

tipe

15

pandangan/analisis yang dibentuk dari proses ini. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah proses yang mampu memberikan pengaruhnya
terhadap kreasi atau perubahan analisa dan penulisan yang
diterapkan oleh wartawan.
2. Frame setting (Pengkondisian Framing)
Proses kedua yang perlu diperhatikan dalam framing sebagai teori
efek media adalah frame setting. Para ahli berargumen bahwa
frame setting didasarkan pada proses identivikasi yang sangat
penting.

Frame

setting

ini

termasuk

salah

satu

aspek

pengkondisian agenda (agenda setting). Agenda setting lebih
menitikberatkan pada isu-isu yang menonjol/penting, frame
setting, agenda setting tingkat kedua, yang menitikberatkan pada
atribut isu-isu penting. Level pertama dari agenda setting adalah
tarnsmisi objek yang penting, sedangkan tingkat kedua adalah
transmisi atribut yang penting. Namun, Nelson dalam Scheufele
(1999:116)

menyatakan

bahwa

analisa

penulisan

berita

mempengaruhi opini dengan penekanan nilai spesifik, fakta, dan
pertimbangan lainnya, kemudian diikuti dengan isu-isu yang lebih
besar, nyata, dan relevan dari pada memunculkan analisa baru.
3. Individual-Level Effect of Farming (Tingkat Efek Framing
terhadap Individu)
Tingkat pengaruh individual terhadap seseorang akan membentuk
beberapa variabel perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif
lainnya telah dilakukan dengan manggunakan model kota hitam
(black-box model). Dengan kata lain, studi ini terfokus pada input
dan output, dan dalam kebanyakan kasus, proses

yang

menghubungkan variabel-variabel kunci diabaikan.
4. Journalist as Audience (Wartawan sebagai Pendengar)
Pengaruh dari tata mengulas berita pada isi yang sama dalam
media lain adalah fungsi beragam faktor. Wartawan akan lebih
cenderung untuk

melakukan pemilihan konteks. Di sini,

16

diharapkan wartawan dapat berperan sebagai orang yang
mendengarkan analisa pembaca sehingga ada timbal balik
ide.Akibatnya, analisa wartawan tidak serta merta dianggap paling
benar dan tidak terdapat kelemahan.
c. Jenis Framing
Jenis framing secara umum:
1. Framing media (media frame)
Framing media adalah framing yang dilakukan oleh

wartawan.Framing ini berkaitan dengan perspektif atau cara
pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi dan
menulis berita. Gamson dan Modigli, penelitian yang konsisten
mengimplementasikan konsep framing

menyebutkan cara

pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung
konstruksi magna atau peristiwa yang diberitakan (Sobur, 2001:
162). Cara pandang atau perspektif ini pada akhirnya menentukan
fakta yang diambil.
2. Framing Individu (individual frames)
Framing individu didefinisikan sebagai kegiatan penyimpanan

ide yang membimbing proses informasi secara individu. Framing
ini akan menjadi dasar bagi kita khalayak untuk melakukan
interpretasi seleksi dari pesan yang disampaikan berita. Dari
framing individu inilah khalayak menangkap wacana yang

disampaikan wartawan.
d. Aspek Framing
Pada dasarnya ada 2 aspek framing dalam framing pemberitaan,
kedua aspek tersebut sebagai berikut (Eriyanto 2002:69-70):
1. Memiliki fakta atau realitas
Proses

pemilihan

fakta

adalah

berdasarkan

asumsi

bawasannya asumsi dari wartawan yang akan senantiasa
mendampingin dan mempengaruhi proses pemilihan realitas
berita. Setelah itu wartawan akan memilih angle dan fakta

17

tertentu untuk menentukan aspek tertentu akan menghasilkan
berita yang berbeda dengan media yang menekankan aspekyang
lain.
2. Menulis Fakta
Proses ini berhubungan dengan penyajian fakta yang akan
dipilih kepada khalayak, wawartawan biasanya memfokuskan
perhatian pada upaya penonjolan aspek tertentu sehingga aspek
tertentu mendapat alokasi dan perhatian. Cara penyajian itu
meliputi pemilihan kata, kalimat, preposisi, gambar dan foto
pendukung yang akan ditampilkan. Tahap menuliskan fakta itu
berhubungan dengan penonjolan realitas. Aspek tertentu yang
ingin ditonjolkan akan mendapatkan alokasi dan perhatian yang
lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak
dalam memahami suatu realitas.
e. Object Framing
Secara teknis tidak mungkin seorang wartawan untuk memframing
seluruh bagian berita. Menurut Abrar sekurangnya ada tiga bagian
berita yang bisa menjadi objek framing seorang wartawan (Sobur,
2001:173), ketiga bagian tersebut adalah:
1.Judul berita
Berita di framing dengan menggunakan teknik empati, yakni
menciptakan ―pribadi khalayak‖ dalam diri khalayak, sementara
khalayak seakan-akan berada seperti apa yang ada dalam berita,
jadi khalayak seperti di hipnotis untuk menjadi satu dengan berita
yang sedang berlangsung.
2. Fokus berita
Fokus berita di framing dengan menggunakan teknik asosiasi, yakni
menggabungkan kebijakan actual dengan fakus berita.
3. Penutup berita

18

Penutup berita di framing dengan menggunakan teknik packing.
Yaitu menjadikan khalayak tidak berdaya untuk menolak ajakan
yang dikandung berita.
f. Efek Framing
Menurut (Eriyanto, 2002: 139-142), ada empat efek framing:
1. Framing

mendefinisikan

realitas

tertentu,

dan

framing

menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk yang sederhana,
mudah dipahami dan dikenal oleh khalayak.
2. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu
dan mengaburkan aspek yang lain yang lebih penting.
3. Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi
tertentu melupakan sisi yang lain.
4. Framing yang dilakukan media akan menampilkan fakta tertentu
dan mengabaikan fakta yang lain. Efek yang segera terlihat dalam
pemberitaan yang memfokuskan pada satu fakta, menyebabkan
fakta lain yang mungkin relevan dan pemberitaan menjadi
tersembunyi.
2.1.6 Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Model framing yang diperkenalkan Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki (Eriyanto, 2002 : 252) ini adalah salah satu model yang paling
popular dan banyak dipakai. Menurut Pan dan Kosicki ada konsepsi
dari framing yang saling berkaitan, yakni konsepsi psikologi dan
konsepsi sosiologis. Dalam konsep psikologis, framing sesuatu yang
berkaitan dengan struktur internal dalam alam pikiran (kognisi)
seseorang. Framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu
konteks yang unik / khusus dan menempatkan informasi dalam suatu
peristiwa (isu) dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi
seseorang. Sedangkan dalam konsep sosiologis, framing dilihat sebagai
sesuatu yang melekat pada wacana social.Framing dilihat sebagai
proses mengklasifikasikan dan menafsirkan pengalaman sosial untuk
mengerti dirinya dan realitas yang diluar dirinya.

19

Keterkaitan antara dua konsep tersebut terlihat suatu berita
diproduksi dan dikonstruksi oleh wartawan. Pertama, proses konstruksi
tersebut melibatkan nilai sosial yang melekat pada diri wartawan.
Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksikan berita wartawan
mempertimbangkan karakteristik khalayak. Ketiga, proses konstruksi
tersebut sangat ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan
standar kerja, proses jurnalistik dan standar professional dari wartawan.
Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi menjadi empat
struktur (Sobur, 2009:175-177)

Sintaksis
(menyusun fakta)

Skrip
(mengisahkan
fakta)

Headline, lead, latar
informasi, kutipan,
sumber pernyataan,
penutup

Kelengkapan berita
(5W+1H)

Zhongdang Pan
dan
Gerald M. Kosicki
Tematik
(menulis fakta)

Retoris
(menekankan fakta)

Detail, koherensi, kata
ganti, bentuk kalimat

Leksikon/kata ganti,
idiom, grafis dan gambar

Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat
menunjukkan framing dari suatu media.Segala sesuatu yang berhubungan
dengan wartawan dalam pengemasan atau pembingkaian berita berhubungan
dengan keempat struktur tersebut.

20

2.2.Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menggunakan analisis framing sejauh ini semakin banyak
dilakukan, tetapi banyak penelitian dengan menggunakan analisis framing
pada media cetak atau surat kabar. Pada saat ini penulis mengambil penelitian
terdahulu dari media online seperti yang akan penulis laksanakan
NO

1

Nama Peneliti

Gema

Judul Penelitian

Mawardai analisis

Tujuan

Metode

Penelitian

Penelitian

framing menggambark

Penelitian

Hasil Penelitian

framing

yang
oleh

Universitas

mundurnya Surya an bagaimana kualitatif

dilakukan

Indonesia (2012)

Polah dari partai framing

dengan

mediaindonesia.com

Golkar

menggunakan

terhadap

berita

analisis framing

mundurnya

Surya

Polah

Partai

di pemberitaan

mediaindonesia.c
om

yang

dan dilakukan oleh

vivanews.com
tanggal
September 2011

media

dalam

7 menyampaika
n

sebuah

dari

Golkar

sangat

berpihak

pada

kepentingan pemilik

peristiwa dan

media

untuk

framing

mendapatkan

dilakukukanvivanews

gambaran

.com

masih

sampai sejauh

menunjukan

usaha

mana

media

untuk

pengaruh

melakukan

ideologi

dan

sementara
yang

pendekatan

politik

objektivitas

ekonomi

pemberitaan

media
terhadap
upaya

untuk

mendekati

21

pada

objektivitas
dan

posisi

netral

dalam

pemberitaan
2

Indri

Martyas analisis

Tresnaningati

pembingkaian

(2014) Universitas berita
Brawijaya Malang

framing melihat

perbedaan dan kualitatif

tentang gambaran

proses

evakuasi berita

kecelakaan
pesawat
sukhoi
100

Penelitian

penelitian ini
yang membedakan

frame

Detik.com

dalam
melihat

peristiwa

proses

evakuasi

dikemas oleh pengemasan dari kecelakaan
rusia detik.com dan kedua variable

superjet kompas.com

yang berbeda.

pada media

lebih

cenderung

pada

gambaran

situasi

proses

evakuasi.

online detik.com

Sedangkan

dan kompas.com.

Kompas.com melihat
peristiwa ini sebagai
masalah
tanggungjawab

tim

SAR
3

Sabila

Assami analisis

framing mengetahui

Penelitian

menggunakan

(2013) Universitas berita

presiden konstruksi

kualitatif

framing

Brawijaya Malang

menjabat berita

SBY
ketua
partai

yang

umum dilakukan oleh
demokrat Kompas.com

Pan

dan

Kosicki menunjukan
konstruksi
Kompas.com

dan

tahun 2013 pada dan

Tempo.com

yang

portal

mendukung

berita Tempo.com

kompas.com dan terhadap

terpilihnya

tempo.com

pemberitaan

menjadi

Ketua

SBY

Umum

Partai

yang

menjabat

Demokrat

sebagai Ketua

22

SBY

Umum Partai
Demokrat

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa analisis framing
banyak digunakan untuk menganalisis suatu berita yang sedang terjadi dan
menjamur di khalangan media dan masyarakat. Seperti halnya pada penelitian
ini, berkaitan dengan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, adalah kasus
yang pada tahun awal 2016 sangat gempar di media. Penulis menggunakan
penelitian ini untuk mengetahui pembingkaian dari kedua media (detik.com
dan kompas.com) Sehingga dalam hal ini penulis dapat menggunakan
penelitian terdahulu untuk menjadi referensi dalam mengerjakan penelitian
ini. Di balik penelitian penulis tersebut, memiliki keunggulan bahwa penulis
melihat kasus Kematian Mirna Salihin ini sangat complicated dan penelitian
penulis ingin menunjukan bahwa kedua media sama – sama berpihak kepada
kasus tersebut tetapi memilki sudut pandang yang berbeda.

23

2.3.Kerangka Berpikir
Berikut adalah kerangka pikir yang penulis buat untuk melanjutkan penelitian
ini:

Kasus kematian Mirna Salihi

Detik.com

Kompas.com

Analisis framing dari
Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki

Hasil analisis framing dari kasus
kasus kematian Mirna Salihin
Gambar 1.1 kerangka penelitian
Di atas adalah kerangka pikir yang penulis buat. Untuk menganalisis
pesan yang ada pada suatu berita menggunakan analisis framing dari Zhongdang
Pan dan Gerald M. Kosicki. Penulis akan menganalisis persidangan kematian
Mirna Salihin dalam bingkai media online yang pada saat ini sedang popular di
masyarakat dan penulis ingin mencari pesan-pesan yang menonjol dari kasus
tersebut.

24

25