Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Kelelahan Kerja
Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal dalam

kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya
tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini bukan satu-satunya gejala.
Secara umum, gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan
fisik (physical fatigue) dan kelelahan mental (mental fatigue). Kelelahan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan otot (muscular fatigue) dan
kelelahan umum (general fatigue). Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejela sakit
nyeri yang luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Sebaliknya
kelelahan umum terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan
lamban dan keengganan untuk melakukan aktivitas (Budiono, 2003).
Menurut Suma’mur (2009), kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan
tubuh fisik dan mental yang berbeda tetapi semuanya berakibat kepada penurunan
daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Terdapat dua jenis
kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan kelelahan umum. Kelelahan otot

ditandai antara lain oleh tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan
umum ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk bekerja yang penyebabnya
adalah keadaan persarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis. Akar masalah
kelelahan umum adalah monotonnya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja
mental serta fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja yang

Universitas Sumatera Utara

bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak
jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta
kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan yang menjadi
sebab kelelahan tersebut seperti berkumpul dalam tubuh dan mengakibatkan
perasaan lelah. Perasaan lelah demikian yang berkadar tinggi dapat menyebabkan
seseorang tidak mampu lagi bekerja sehingga berhenti bekerja sebagaimana
halnya kelelahan fisiologis yang mengakibatkan tenaga yang bekerja fisik
menghentikan kegiatannya karena merasa lelah bahkan yang bersangkutan tertidur
karena kelelahan.
Menurut Soedirman dan Suma’mur (2014), kelelahan didefinisikan
sebagai suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi
pada setiap individu yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya.

Kelelahan (kelesuan) adalah perasaan subjektif tetapi berbeda dengan
kelemahan dan memiliki sifat bertahap. Tidak seperti kelemahan, kelalahan dapat
diatasi dengan periode istirahat. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik dan
mental. Kelelahan fisik atau kelelahan otot adalah ketidakmampuan fisik
sementara otot untuk tampil maksimal. Permulaan kelelahan otot selama aktivitas
fisik secara bertahap, dan bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu dan
juga pada faktor-faktor lain seperti kurang tidur dan kesehatan secara keseluruhan.
Hal

ini

dapat

diperbaiki

dengan

istirahat.

Kelelahan


mental

adalah

ketidakmampuan sementara untuk mempertahankan kinerja kognitif yang optimal.
Permulaan kelelahan mental selama kegiatan kognitif yang optimal. Permulaan
kelelahan mental selama kegiatan kognitif secara bertahap dan bergantung pada

Universitas Sumatera Utara

kemampuan kognitif seseorang dan juga pada faktor-faktor lain seperti kurang
tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Kelelahan mental juga telah terbukti
menurunkan kinerja fisik. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai mengantuk, lesu,
atau diarahkan kelelahan perhatian (Kuswana, 2014).
Kelelahan kerja termasuk suatu kelompok gejala yang berhubungan
dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan
kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah,
output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas yang


berlebihan. Kelelahan akibat kerja juga sering kali diartikan sebagai menurunnya
performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus
melanjutkan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2008).

2.2

Jenis Kelelahan
Menurut Budiono (2003), kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu

kelelahan otot dan kelehan umum.
a. Gejala Kelelahan Otot
Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar
(external signs). Ini dikarenakan kinerja otot berkurang dengan
meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan
respon tertentu. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya
tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot
secara fisiologi dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa
berkurangnya tekanan fisik namun juga pada semakin rendahnya gerakan.

Universitas Sumatera Utara


Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang
kurang menguntungkan seperti melemahnya kemampuan tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam
melakukan kegiatan kerja serta akibat fatalnya adalah terjadinya
kecelakaan kerja.
b. Kelelahan Umum
Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa
dan terasa tidak biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat
karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk
bekerja baik secara fisik maupun psikis, semuanya terasa berat. Timbulnya
gejala kelelahan seperti ini dapat diatasi dengan menyediakan waktu
khusus untuk beristirahat dan bersikap lebih santai. Perasaan letih seperti
rasa haus, lapar, dan perasaan lainnya yang sejenis merupakan alat
pelindung alami sebagai indikator bahwa kondisi fisik dan psikis
seseorang sedang dalam keadaan menurun.
Disamping kelelahan yang murni merupakan kelelahan otot, kelelahan
secara umum dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kelelahan penglihatan, yang muncul dari terlalu letihnya mata.
b. Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya beban fisik

bagi seluruh organ tubuh.
c. Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang bersifat mental
dan intelektual.

Universitas Sumatera Utara

d. Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu bagian
dari sistem psikomotorik.
e. Terlalu monontonnya pekerjaan dan suasana sekitarnya.
f. Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan pada
jangka waktu yang panjang.
g. Kelelahan siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang dan malam
serta pertukaran periode tidur.

2.3

Penyebab Kelelahan Kerja
Faktor yang mempengaruhi kelelahan yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain adalah faktor somatis atau

faktor fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan gaya hidup. Faktor
eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja antara lain adalah kebisingan,
suhu, pencahayaan, faktor kimia, faktor biologis, faktor ergonomi, kategori
pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan
sosial dan posisi kerja atau kedudukan. Penyebab kelelahan dikelompokkan
menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Keadaan monoton.
b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.
c. Keadaan lingkungan kerja, seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan
di tempat kerja.
d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik.
e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. (Suma’mur, 2009)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Grandjean (Tarwaka, dkk., 2004) menjelaskan faktor penyebab
terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, untuk mempertahankan
kesehatan dan efisiensi proses penyegaran harus dilakukan. Penyegaran terjadi
terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu berhenti
disela-sela kerja juga dapat memberikan penyegaran. Kelelahan yang disebabkan

oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan
pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimal otot hanya dapat bekerja selama
1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga

Dokumen yang terkait

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

6 69 104

Identifikasi Sistem Produksi Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong

14 120 90

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong (Studi pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

1 24 117

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

4 34 104

PENGARUH PRODUKSI DAUN TEH KERING TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 8 18

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar BAB 0

0 0 10

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karangayar JURNAL. JURNAL

1 4 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 11 8

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 16

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 0 19