Analisa Pewarna dan Pemanis Buatan pada Saus Cabai Bakso Bakar dan ‘Saus Gejrot Tahu Dangdut’ yang Dijajakan di Kawasan USU Tahun 2015
LAMPIRAN 1
A. Pewarna Alam (Natural Colour)
No
1
Nama Bahan Tambahan Pangan
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
Anato
Annato
CI Natural
Orange 4
L.Orange 3
2
Beta-Apo-8’karotenal
CI No. 75120
Beta-Apo-8’carotenal
CI No. 80820
3
4
Etil Beta-Apo-8’- Beta-Apo-8’karotenoat
carotenoic Acid,
Ethyl Ester, CI
No. 40825
Kantasantin
Canthaxanthine
Jenis Bahan Makanan
1. Es krim dan sejenisnya
Batas Maksimum Penggunaan
100 mg/kg produk akhir
2. Keju
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Betakaroten.
3. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
1. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
2. Jem dan jeli
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Betakaroten.
3. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Lihat Beta-Apo-8’-karotenal
Lihat Beta-Apo-8’-karotenal
1. Es krim dan sejenisnya
2. Jem dan jeli
CI No. 40850
3. Udang kalengan
60 mg/kg produk akhir.
60 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
60 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Udang beku
5.
5
Karamel, Amonia Caramel
Sulfit proses
Colour Ammonia
Sulphite Process
1.
2.
3.
Beverarage
caramel
4.
Beer caramel
6
Karamel
Caramel
(plain)
colour
5.
6.
1.
2.
Spirit caramel
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain khusus untuk produk yang
telah dipanaskan.
Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Jamur kalengan
Secukupnya, untuk penggunaan dalam
saos.
Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Yoghurt beraroma dan produk lain 150 mg/kg, berasal dari aroma yang
yang dipanaskan setelah fermentasi
digunakan.
Marmalad
1,5 gr/kg
Es krim
3 gr/kg
Jamur kalengan
Secukupnya, untuk penggunaan dalam
saos.
Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
3. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
4. Yoghurt beraroma dan produk lain 150 mg/kg, berasal dari aroma yang
yang dipanaskan setelah fermentasi
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
7
8
9
10
11
Karmin
Carmine,
Yoghurt beraroma dan produk lain yang 20 mg/kg, berasal dari aroma yang
Cochineal
and dipanaskan setelah fermentasi
digunakan
carminic Acid, CI
Natural Red 4, CI
No. 75470
Beta-Karoten
Beta-Caroten
1. Keju
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Anato.
CI Natural
2. Kapri kalengan
100 mg/kg, tunggal atau campuran
Yellow 26
dengan pewarna lain.
3. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
CI No. 75130
dengan pewarna lain.
4. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
5. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Klorofil
Chlorophyll, CI 1. Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
Natural Green 3,
dengan pewarna lain.
CI No. 75810
2. Sediaan keju olahan
Secukupnya
Klorofil tembaga Chlorophyll
1. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
komplex
copper complex
2. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
CI No. 75810
3. Sediaan keju olahan
Secukupnya
Kurkumin
Curcumin,
CI 1. Es krim dan sejenisnya
50 mg/kg pada produk akhir
Natural Yellow 3, 2. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
Turmeric Yellow,
kacang; minyak kelapa; dan minyak
CI No. 75300
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Universitas Sumatera Utara
12
13
Riboflavin
Riboflavin
Titanium Dioksida Titanium
Dioxide, Pigmen
White 6, CI No.
77891
1. Acar ketimun dalam botol
2. Keju dan sediaan keju olahan
3. Es krim dan sejenisnya
Kembang gula
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Secukupnya
50 mg/kg pada produk akhir
Secukupnya
Sumber : SNI 1995
B. Pewarna Sintetis (Synthetic Colour)
No
1
Nama Bahan Tambahan Pangan
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Biru Berlian
Brilliant Blue FCF
Jenis Bahan Makanan
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Blue 2
2. Kapri kalengan
FD & C Blue No. 1
3. Ercis kalengan
CI No. 42090
4. Acar ketimun dalam botol
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
6. Makanan lain
2
Coklat HT
Chocolate Brown
HT; CI No. 20285
1. Minuman ringan dan makanan cair
Batas Maksimum Penggunaan
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg)
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
70 mg/lt produk siap dikonsumsi
Universitas Sumatera Utara
2. Makanan lain
3
Eritrosin
Erythrosine
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Red 14
2. Buah pir kalengan
FD & Red No. 3
3. Buah prem (plum) kalengan
CI No. 45430
4. Jem dan jeli, saus apel kalengan
5. Udang kalengan
6. Udang beku
7. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
8. Irisan daging olahan
9. Makanan lain
4
Hijau FCF
Fast Green FCF
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Green 3
2. Buah pir kalengan
FD&C Green No. 3
3. Ercis kalengan
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Ponceau 4R, hanya untuk buah
prem merah atau ungu.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Ponceau 4R.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain, hanya pada produk yang
telah dipanaskan.
27 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan
15 mg/kg
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
20 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
Universitas Sumatera Utara
CI No. 42053
4. Acar ketimun dalam botol
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
6. Marmalad
7. Makanan lain
5
Hijau S
6
Indigotin
Food Green S, CI
Food Green 4, CI
No. 44090
Indigotine
Lihat coklat HT
Indigo Carmine
2. Jem dan jeli, saus apel kalengan
CI Food Blue 1
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
4. Makanan lain
FD&C Blue No. 2
7
Karmoisin
CI No. 73015
Carmoisine
1. Es krim dan sejenisnya
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
CI Food Red 3
CI No. 14720
8
Kuning FCF
Sunset Yellow FCF
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan tartrazin.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
6 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
57 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan
Lihat coklat HT.
100 mg/kg produk akhir (total campuran
Universitas Sumatera Utara
CI Food Yellow 3
3. Acar ketimun dalam botol
FD&C Yellow No.
6
Food Yellow No. 5
4. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
CI No. 15985
6. Marmalad
7. Udang kalengan
9
Kuning Kuinolin
10
Meran Alura
11
Ponceau 4R
Quinolin Yellow,
Food Yellow 13,
CI Acid Yellow 3,
CI No. 47005
Allura Red AC, CI
Food Red 17,
FD&C Red No. 40,
CI No. 16035
Ponceau 4R
CI Food Red 7
Brilliant Scarlet
1. Es krim dan sejenisnya
2. Makanan lain
Lihat coklat HT
1. Lihat kuning kuinolin
2. Minuman ringan dan makanan cair
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
4. Buah pir kalengan
CI No. 16255
5. Buah prem (plum) kalengan
pewarna 300 mg/kg).
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
12 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
Lihat coklat HT
Lihat kuning kuinolin
70 mg.lt produk siap dikonsumsi.
48 mg.kg, berasal dari aroma yang
digunakan
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Eritrosin, hanya pada prem
Universitas Sumatera Utara
6. Jem dan jeli
7. Udang kalengan
8. Udang beku
12
Tartrazin
Tartrazine
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
CI Food Yellow 4
FD&C Yellow No.
5
CI No. 19140
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah difermentasi
4. Buah pir kalengan, ercis kalengan
5. Kapri kalengan
6. Acar ketimun dalam botol
7. Jem dan jeli, saus apel kalengan
8. Marmalad
9. Udang kalengan
merah.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
18 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Hijau FCF.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain
Sumber : SNI 1995
Universitas Sumatera Utara
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 033 TAHUN 2012
TENTANG
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan
bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan;
b. bahwa pengaturan tentang bahan tambahan pangan
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999
sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pangan;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Bahan Tambahan Pangan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3656);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867);
5. Peraturan...
Universitas Sumatera Utara
-25. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
2005;
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
8. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG BAHAN
TAMBAHAN PANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan.
2. Asupan Harian yang Dapat Diterima atau Acceptable Daily Intake yang
selanjutnya disingkat ADI adalah jumlah maksimum bahan tambahan
pangan dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat
dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek
merugikan terhadap kesehatan.
3. Asupan...
Universitas Sumatera Utara
-33. Asupan maksimum harian yang dapat ditoleransi atau Maximum
Tolerable Daily Intake yang selanjutnya disingkat MTDI adalah jumlah
maksimum suatu zat dalam milligram per kilogram berat badan yang
dapat dikonsumsi dalam sehari tanpa menimbulkan efek merugikan
terhadap kesehatan.
4. Asupan mingguan sementara yang dapat ditoleransi atau Provisional
Tolerable Weekly Intake yang selanjutnya disingkat PTWI adalah
jumlah maksimum sementara suatu zat dalam miligram per kilogram
berat badan yang dapat dikonsumsi dalam seminggu tanpa
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.
6. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut
Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang pengawasan obat dan makanan.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pembinaan
kefarmasian dan alat kesehatan.
Pasal 2
BTP yang digunakan dalam pangan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau
tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan.
b. BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja
ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada
pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan dan/atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan
atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi
sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
c. BTP tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam
pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi.
BAB II...
Universitas Sumatera Utara
-4BAB II
PENGGOLONGAN BTP
Pasal 3
(1) BTP yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan
sebagai berikut:
1.
Antibuih (Antifoaming agent);
2.
Antikempal (Anticaking agent);
3.
Antioksidan (Antioxidant);
4.
Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5.
Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6.
Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7.
Humektan (Humectant);
8.
Pelapis (Glazing agent);
9.
Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
15. Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa...
Universitas Sumatera Utara
-523. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);
26. Propelan (Propellant); dan
27. Sekuestran (Sequestrant).
(2) Golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
beberapa jenis BTP.
(3) Selain golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
dapat menetapkan golongan BTP lainnya.
BAB III
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM BTP YANG DIIZINKAN
Pasal 4
(1) Jenis BTP yang diizinkan pada golongan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 5
(1) BTP hanya boleh digunakan tidak
penggunaan dalam kategori pangan.
melebihi
batas
maksimum
(2) Batas maksimum penggunaan dalam kategori pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 6
Penetapan penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), serta penetapan batas maksimum
penggunaan dalam kategori pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2) harus mempertimbangkan:
a. persyaratan kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang sahih;
b. ADI...
Universitas Sumatera Utara
-6b. ADI/MTDI/PTWI; dan
c. kajian paparan konsumsi produk pangan.
Pasal 7
Setiap penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2), serta penetapan batas maksimum penggunaan
dalam kategori pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
harus dilaporkan secara berkala kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal setiap 6 (enam) bulan.
BAB IV
BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI BTP
Pasal 8
(1) Bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Kepala Badan dapat menetapkan bahan lain yang dilarang digunakan
sebagai BTP setelah mendapat persetujuan Menteri.
BAB V
PRODUKSI, PEMASUKAN, DAN PEREDARAN BTP
Pasal 9
(1) BTP yang diproduksi, dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia, dan
diedarkan harus memenuhi standar dan persyaratan dalam Kodeks
Makanan Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Dalam hal standar dan persyaratan BTP belum terdapat dalam
Kodeks Makanan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan standar dan persyaratan lain.
(3) BTP hanya dapat diproduksi oleh industri yang mempunyai izin
industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Industri...
Universitas Sumatera Utara
-7(4) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus terdaftar di
Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat
dan makanan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai produksi, pemasukan,
peredaran BTP ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan.
dan
Pasal 10
(1) BTP hanya dapat dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia oleh
Importir setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasukan BTP ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Badan.
Pasal 11
BTP yang akan diproduksi, dimasukan ke dalam wilayah Indonesia, dan
diedarkan harus memiliki izin edar dari Kepala Badan yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
LABEL
Pasal 12
Pangan yang mengandung BTP atau sediaan BTP harus memenuhi
persyaratan label pangan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 13
(1) Untuk pangan yang mengandung BTP, pada label wajib dicantumkan
golongan BTP.
(2) Pada label pangan yang mengandung BTP golongan antioksidan,
pemanis buatan, pengawet, pewarna, dan penguat rasa, wajib
dicantumkan pula nama jenis BTP, dan nomor indeks khusus untuk
pewarna.
(3) Pada...
Universitas Sumatera Utara
-8(3) Pada label pangan yang mengandung pemanis buatan, wajib
dicantumkan tulisan ”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”.
(4) Pada label pangan untuk penderita diabetes dan/atau makanan
berkalori rendah yang menggunakan pemanis buatan wajib
dicantumkan tulisan "Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”.
(5) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan
aspartam, wajib dicantumkan peringatan “Mengandung fenilalanin,
tidak cocok untuk penderita fenilketonurik”.
(6) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis poliol, wajib
dicantumkan peringatan “Konsumsi berlebihan mempunyai efek
laksatif”.
(7) Pada label pangan olahan yang menggunakan gula dan pemanis
buatan wajib dicantumkan tulisan ”Mengandung gula dan pemanis
buatan”.
(8) Pada label pangan olahan yang mengandung perisa, wajib
dicantumkan nama kelompok perisa dalam daftar bahan atau
ingredient.
(9) Pada label pangan olahan yang mengandung BTP ikutan (carry over)
wajib dicantumkan BTP ikutan (carry over) setelah bahan yang
mengandung BTP tersebut.
Pasal 14
(1) Pada label sediaan BTP wajib dicantumkan:
a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan”;
b. nama golongan BTP;
c. nama jenis BTP; dan
d. nomor Pendaftaran Produsen BTP, kecuali untuk sediaan pemanis
dalam bentuk table top.
(2) Pada label sediaan pemanis buatan, wajib dicantumkan:
a. kesetaraan kemanisan dibandingkan dengan gula;
b. tulisan...
Universitas Sumatera Utara
-9b. tulisan "Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”;
c. tulisan ”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”; dan
d. jumlah mg pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg
bobot badan (Acceptable Daily Intake, ADI).
(3) Pada label sediaan pemanis poliol, wajib dicantumkan peringatan
“Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”.
(4) Pada label sediaan pemanis buatan aspartam, wajib dicantumkan:
a. peringatan ”Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita
fenilketonurik”; dan
b. tulisan “Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan
dipanaskan”.
(5) Pada label sediaan pewarna, mencantumkan:
a. nomor indeks (Color Index, CI);
b. tulisan pewarna pangan yang ditulis dengan huruf besar berwarna
hijau di dalam kotak persegi panjang berwarna hijau; dan
c. logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 15
(1) Pembinaan terhadap industri dan penggunaan BTP dilakukan oleh
Direktur Jenderal.
(2) Pedoman mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 16
(1) Pengawasan terhadap industri dan penggunaan BTP dilakukan oleh
Kepala Badan.
(2) Kepala...
Universitas Sumatera Utara
- 10 (2) Kepala Badan menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal secara berkala setiap 6 (enam) bulan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh
Kepala Badan.
Pasal 17
(1) Dalam rangka pengawasan, Kepala Badan dapat mengenakan sanksi
administratif terhadap pelanggaran Peraturan Menteri ini berupa:
a. peringatan secara tertulis;
b. larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah
untuk penarikan kembali dari peredaran;
c. perintah pemusnahan, jika terbukti tidak memenuhi persyaratan
keamanan atau mutu; dan/atau
d. pencabutan izin edar.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh Kepala Badan dengan atau tanpa usul dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
(1) Semua permohonan izin penggunaan Bahan Tambahan Makanan
yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini tetap
diproses berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88
tentang
Bahan
Tambahan
Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999.
(2) Pangan yang telah memiliki izin edar harus menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak
diundangkannya Peraturan Menteri ini.
(3) Pangan...
Universitas Sumatera Utara
- 11 (3) Pangan yang sedang diajukan permohonan perpanjangan izin edar
tetap diproses dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999 dengan ketentuan masa berlaku
izin edar untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkannya
Peraturan Menteri ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88
tentang
Bahan
Tambahan
Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1168/Menkes/Per/X/1999 masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Pasal 20
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan; dan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985
tentang Pemanis Buatan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal...
Universitas Sumatera Utara
- 12 Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Juli 2012
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR
Universitas Sumatera Utara
- 13 LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 033 TAHUN 2012
TENTANG
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
JENIS BTP YANG DIIZINKAN DALAM PENGGOLONGAN
1. Antibuih (Antifoaming Agent)
Antibuih (Antifoaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah atau mengurangi pembentukan buih.
No.
Jenis BTP Antibuih (Antifoaming Agent)
INS
1.
Kalsium alginat (Calcium alginate)
404
2.
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and di-glycerides
of fatty acids)
471
2. Antikempal (Anticaking Agent)
Antikempal (Anticaking Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah mengempalnya produk pangan.
No.
Jenis BTP Antikempal (Anticaking Agent)
INS
1.
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
170 (i)
2.
Trikalsium fosfat (Tricalcium orthophosphate)
341(iii)
3.
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
460(i)
4.
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
460(ii)
5.
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(Myristic, palmitic & stearic acids and their salts):
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(kalsium, kalium, dan natrium (Ca, K, Na) (Myristic,
palmitic & stearic acids and their calcium, potassium and
sodium (Ca, K, Na) salts)
470(i)
Magnesium stearat (Magnesium stearate)
6.
Garam-garam dari asam oleat dengan kalsium, kalium dan
natrium (Ca, K, Na) (Salts of oleic acid with calcium,
potassium, and sodium (Ca, K, Na))
470(ii)
7.
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
500(i)
8.
Magnesium karbonat (Magnesium carbonate)
504(i)
Universitas Sumatera Utara
- 14 No.
Jenis BTP Antikempal (Anticaking Agent)
INS
9.
Magnesium oksida (Magnesium oxide)
530
10.
Natrium besi (II) sianida (Sodium ferrocyanide)
535
11.
Kalium besi (II) sianida (Potassium ferrocyanide)
536
12.
Kalsium besi (II) sianida (Calcium ferrocyanide)
538
13.
Silikon dioksida halus (Silicon dioxide, amorphous)
551
14.
Kalsium silikat (Calcium silicate)
552
15.
Natrium aluminosilikat (Sodium aluminosilicate)
554
16.
Magnesium silikat (Magnesium silicate)
553(i)
3. Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi.
No.
Jenis BTP Antioksidan (Antioxidant)
INS
1.
Asam askorbat (Ascorbic acid)
300
2.
Natrium askorbat (Sodium ascorbate)
301
3.
Kalsium askorbat (Calcium ascorbate)
302
4.
Kalium askorbat (Potassium ascorbate)
303
5.
Askorbil palmitat (Ascorbyl palmitate)
304
6.
Askorbil stearat (Ascorbyl stearate)
305
7.
Tokoferol (Tocopherol):
d-alfa tokoferol (d-alpha-Tocopherol )
307a
Tokoferol campuran pekat (Mixed tocopherol concentrate)
307b
dl-alfa tokoferol (dl-alpha Tocopherol)
307c
Gama tokoferol (Gamma Tocopherol)
308
8.
Propil galat (Propyl gallate)
310
9.
Asam eritorbat (Erythorbic acid)
315
10.
Natrium eritorbat (Sodium erythorbate)
316
11.
Butil hidrokinon tersier/TBHQ (Tertiary butylhydroquinone)
319
12.
Butil hidroksi anisol/BHA (Butylated hydroxyanisole)
320
13.
Butil hidroksi toluen/BHT (Butylated hydroxytoluene)
321
Universitas Sumatera Utara
- 15 4. Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent)
Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk membentuk karbonasi di dalam pangan.
No.
1.
Jenis BTP Bahan Pengkarbonasi
(Carbonating Agent)
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
INS
290
5. Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt) adalah bahan tambahan pangan untuk
mendispersikan protein dalam keju sehingga mencegah pemisahan lemak.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Jenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Mononatrium fosfat (Monosodium orthophosphate)
Dinatrium fosfat (Disodium orthophosphate)
Trinatrium fosfat (Trisodium orthophosphate)
Monokalium fosfat (Monopotassium orthophosphate)
Dikalium fosfat (Dipotassium orthophosphate)
Trikalium fosfat (Tripotassium orthophosphate)
Gelatin (Edible gelatin)
Dinatrium difosfat (Disodium diphosphate)
Tetranatrium difosfat (Tetrasodium diphosphate)
Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium diphosphate)
Dikalsium difosfat (Dicalcium diphosphate)
Natrium tripolifosfat (Sodium Tripolyphosphate)
Kalium tripolifosfat (Potassium tripolyphosphate)
Natrium polifosfat (Sodium polyphosphate)
Kalium polifosfat (Potassium polyphosphate)
Kalsium polifosfat (Calcium polyphosphate)
Ester asam lemak dan asetat dari gliserol (Acetic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan laktat dari gliserol (Lactic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol (Citric and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol
(Diacetyltartaric and fatty acid esters of glycerol)
INS
331(i)
331(iii)
332(i)
332(ii)
339(i)
339(ii)
339(iii)
340(i)
340(ii)
340(iii)
428
450(i)
450(iii)
450(v)
450(vi)
451(i)
451(ii)
452(i)
452(ii)
452(iv)
472a
472b
472c
472e
Universitas Sumatera Utara
- 16 No.
25.
Jenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
INS
Natrium glukonat (Sodium gluconate)
576
6. Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas)
Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas) adalah bahan tambahan pangan
berupa gas, yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan sebelum, saat
maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankan mutu
pangan dan melindungi pangan dari kerusakan.
No.
1.
2.
Jenis BTP Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas)
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Nitrogen (Nitrogen)
7. Humektan (Humectant)
Humektan
(Humectant)
adalah
bahan
mempertahankan kelembaban pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tambahan
Jenis BTP Humektan (Humectant)
INS
290
941
pangan
untuk
INS
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalium laktat (Potassium lactate)
Natrium hidrogen malat (Sodium hydrogen malate)
Natrium malat (Sodium malate)
Gliserol (Glycerol)
Polidekstrosa (Polydextroses)
Triasetin (Triacetin)
325
326
350(i)
350(ii)
422
1200
1518
8. Pelapis (Glazing Agent)
Pelapis (Glazing Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk melapisi
permukaan pangan sehingga memberikan efek perlindungan dan/atau
penampakan mengkilap.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis BTP Pelapis (Glazing Agent)
Malam (Beeswax)
Lilin kandelila (Candelilla wax)
Lilin karnauba (Carnauba wax)
Syelak (Shellac)
Lilin mikrokristalin (Microcrystalline wax)
INS
901
902
903
904
905c(i)
Universitas Sumatera Utara
- 17 8. Pemanis (Sweetener)
Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami
dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan.
a. Pemanis Alami (Natural Sweetener)
Pemanis Alami (Natural Sweetener) adalah pemanis yang dapat ditemukan
dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik ataupun
fermentasi.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis BTP Pemanis Alami (Natural Sweetener)
Sorbitol (Sorbitol):
Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup)
Manitol (Mannitol)
Isomalt/Isomaltitol ((Isomalt /Isomaltitol)
Glikosida steviol (Steviol glycosides)
Maltitol (Maltitol):
Maltitol sirup (Maltitol syrup)
Laktitol (Lactitol)
Silitol (Xylitol)
Eritritol (Erythritol)
INS
420(i)
420(ii)
421
953
960
965(i)
965(ii)
966
967
968
b. Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Pemanis buatan (Artificial Sweetener) adalah pemanis yang diproses
secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis BTP Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Asesulfam-K (Acesulfame potassium)
Aspartam (Aspartame)
Asam siklamat (Cyclamic acid):
Kalsium siklamat (Calcium cyclamate)
Natrium siklamat (Sodium cyclamate)
Sakarin (Saccharin):
Kalsium sakarin (Calcium saccharin)
Kalium sakarin (Potassium saccharin)
Natrium sakarin (Sodium saccharin)
Sukralosa (Sucralose/Trichlorogalactosucrose)
Neotam (Neotame)
INS
950
951
952(i)
952(ii)
952(iv)
954(i)
954(ii)
954(iii)
954(iv)
955
961
Universitas Sumatera Utara
- 18 9. Pembawa (Carrier)
Pembawa (Carrier) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk
memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan bahan tambahan
pangan lain atau zat gizi di dalam pangan dengan cara melarutkan,
mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik bahan
tambahan pangan lain atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak
mempunyai efek teknologi pada pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis BTP Pembawa (Carrier)
INS
Sukrosa asetat isobutirat (Sucrose acetate isobutyrate)
Trietil sitrat (Triethyl citrate)
Propilen glikol (Propylene glycol)
Polietilen glikol (Polyethylene glycol)
444
1505
1520
1521
10. Pembentuk Gel (Gelling Agent)
Pembentuk Gel (Gelling Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
membentuk gel.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis BTP Pembentuk Gel
(Gelling Agent)
INS
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Rumput laut eucheuma olahan (Processed eucheuma
seaweed)
Gom gelan (Gellan gum)
Gelatin (Edible gelatin)
Pektin (Pectins)
400
401
402
404
406
407
407a
418
428
440
11. Pembuih (Foaming Agent)
Pembuih (Foaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan
berbentuk cair atau padat.
No.
1.
2.
3.
Jenis BTP Pembuih (Foaming agent)
Gom xanthan (Xanthan gum)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
INS
415
460(i)
465
Universitas Sumatera Utara
- 19 12. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Pengatur keasaman (Acidity Regulator) adalah bahan tambahan pangan
untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau mempertahankan derajat
keasaman pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
Asam asetat (Acetic acid)
Natrium asetat (Sodium acetate)
Kalsium asetat (Calcium acetate)
Asam laktat (Lactic acid)
Asam malat (Malic acid)
Asam fumarat (Fumaric acid)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalium laktat (Potassium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
L-amonium laktat (L-ammonium lactate)
Asam sitrat dan garamnya (Citric acid and its salts):
Asam sitrat (Citric acid)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium monohydrogen
citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Trikalsium sitrat (Tricalcium citrate)
Asam tartrat dan kalium hidrogen tartrat (Tartaric acid
and Potassium hydrogen tartrate):
Asam tartrat (Tartaric acid)
Kalium hidrogen tartrat (Potassium hydrogen tartrate)
Asam fosfat (Orthophosphoric acid)
Natrium hidrogen malat (Sodium hydrogen malate)
Natrium malat (Sodium malate)
Kalsium DL-malat (Calcium DL-malate)
Asam adipat dan garamnya (Adipic acid and its salts):
Asam adipat (Adipic acid)
Natrium adipat (Sodium adipates)
Kalium adipat (Potassium adipate)
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
Natrium hidrogen karbonat (Sodium hydrogen carbonate)
Kalium karbonat (Potassium carbonate)
INS
170(i)
260
262(i)
263
270
296
297
325
326
327
328
330
331(i)
331(ii)
331(iii)
332(i)
332(ii)
333(iii)
334
336 (i)
338
350(i)
350(ii)
352(ii)
355
356
357
500(i)
500(ii)
501(i)
Universitas Sumatera Utara
- 20 No.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Kalium hidrogen karbonat (Potassium hydrogen carbonate)
Amonium karbonat (Ammonium carbonate)
Amonium hidrogen karbonat (Ammonium hydrogen
carbonate)
Magnesium karbonat (Magnesium carbonate)
Asam hidroklorida (Hydrochloric acid)
Natrium sulfat (Sodium sulphate)
Kalium sulfat (Potassium sulphate)
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
Natrium hidroksida (Sodium hydroxide)
Kalium hidroksida (Potassium hydroxide)
Kalsium hidroksida (Calcium hydroxide)
Magnesium hidroksida (Magnesium hydroxide)
Kalsium oksida (Calcium oxide)
Glukono delta lakton (Glucono delta lactone)
Kalsium glukonat (Calcium gluconate)
INS
501(ii)
503(i)
503(ii)
504(i)
507
514(i)
515(i)
516
524
525
526
528
529
575
578
13. Pengawet (Preservative)
Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan
lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis BTP Pengawet (Preservative)
Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts):
Asam sorbat (Sorbic acid)
Natrium sorbat (Sodium sorbate)
Kalium sorbat (Potassium sorbate)
Kalsium sorbat (Calcium sorbate)
Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts):
Asam benzoat (Benzoic acid)
Natrium benzoat (Sodium benzoate)
Kalium benzoat (Potassium benzoate)
Kalsium benzoat (Calcium benzoate )
Etil para-hidroksibenzoat (Ethyl para- hydroxybenzoate)
Metil para-hidroksibenzoat (Methyl para hydroxybenzoate)
Sulfit (Sulphites):
Belerang dioksida (Sulphur dioxide)
Natrium sulfit (Sodium sulphite )
Natrium bisulfit (Sodium bisulphate)
Natrium metabisulfit (Sodium metabisulphite)
INS
200
201
202
203
210
211
212
213
214
218
220
221
222
223
Universitas Sumatera Utara
- 21 No.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis BTP Pengawet (Preservative)
Kalium metabisulfit (Potassium metabisulphite)
Kalium sulfit (Potassium sulphite)
Kalsium bisulfit (Calcium bisulphite)
Kalium bisulfit (Potassium bisulphite)
Nisin (Nisin)
Nitrit (Nitrites):
Kalium nitrit (Potassium nitrite)
Natrium nitrit (Sodium nitrite)
Nitrat (Nitrates):
Natrium nitrat (Sodium nitrate)
Kalium nitrat (Potassium nitrate)
Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts):
Asam propionat (Propionic acid)
Natrium propionate (Sodium propionate)
Kalsium propionate (Calcium propionate)
Kalium propionate (Potassium propionate)
Lisozim hidroklorida (Lysozyme hydrochloride)
INS
224
225
227
228
234
249
250
251
252
280
281
282
283
1105
14. Pengembang (Raising Agent)
Pengembang (Raising Agent) adalah bahan tambahan pangan berupa
senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas sehingga
meningkatkan volume adonan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis BTP Pengembang (Raising agent)
INS
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
Natrium hidrogen karbonat (Sodium hydrogen carbonate)
Kalium hidrogen karbonat (Potassium hydrogen carbonate)
Amonium karbonat (Ammonium carbonate)
Amonium hidrogen karbonat (Ammonium hydrogen
carbonate)
Natrium aluminium fosfat (Sodium aluminium phosphates)
Glukono delta lakton (Glucono delta lactone)
Dekstrin (Dextrins)
Pati asetat (Starch acetate)
500(i)
500(ii)
501(ii)
503(i)
503(ii)
541(i)
575
1400
1420
15. Pengemulsi (Emulsifier)
Pengemulsi (Emulsifier) adalah bahan tambahan pangan untuk membantu
terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fase yang tidak
tercampur seperti minyak dan air.
Universitas Sumatera Utara
- 22 No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
Lesitin (Lecithins)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium monohydrogen
citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Mononatrium fosfat (Monosodium orthophosphate)
Dinatrium fosfat (Disodium orthophosphate)
Trinatrium fosfat (Trisodium orthophosphate)
Monokalium fosfat (Monopotassium orthophosphate)
Dikalium fosfat (Dipotassium orthophosphate)
Trikalium fosfat (Tripotassium orthophosphate)
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
Propilen glikol alginat (Propylene glycol alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Gom kacang lokus (Locust bean gum)
Gom guar (Guar gum)
Gom tragakan (Tragacanth gum)
Gom arab (Arabic gum)
Gom karaya (Karaya gum)
Gliserol (Glycerol)
Gelatin (Edible gelatin)
Polisorbat (Polysorbates):
Polisorbat 20 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurate)
Polisorbat 40 (Polyoxyethylene (20) sorbitan
monopalmitate)
Polisorbat 80 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monooleate)
Polisorbat 60 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monostearate)
Polisorbat 65 (Polyoxyethylene (20) sorbitan tristearate)
Pektin (Pectins)
Ester gliserol resin kayu (Glycerol ester of wood Rosin)
170(i)
322(i)
325
327
331(i)
331(ii)
331(iii)
332(i)
332(ii)
339(i)
339(ii)
339(iii)
340(i)
340(ii)
340(iii)
400
401
402
404
405
406
407
410
412
413
414
416
422
428
432
434
433
435
436
440
445 (iii)
Universitas Sumatera Utara
- 23 No.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Dinatrium difosfat (Disodium diphosphate)
Trinatrium difosfat (Trisodium diphosphate)
Tetranatrium difosfat (Tetrasodium diphosphate)
Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium diphosphate)
Dikalsium difosfat (Dicalcium diphosphate)
Kalsium difosfat (Calcium Dihydrogen Diphosphate)
Natrium polifosfat (Sodium polyphosphate)
Kalium polifosfat (Potassium polyphosphate)
Natrium kalsium polifosfat (Sodium calcium polyphosphate)
Kalsium polifosfat (Calcium polyphosphates)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
Metil selulosa (Methyl cellulosa)
Hidroksipropil selulosa (Hydroxypropyl cellulose)
Hidroksipropil metil selulosa (Hydroxypropyl methyl
cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa (Sodium carboxymethyl
cellulose)
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(kalsium, kalium, dan natrium (Ca, K, Na)) (Myristic,
palmitic & stearic acids and their calcium, potassium and
sodium (Ca, K, Na) Salts)
Garam-garam dari asam oleat dengan kalsium, kalium
dan natrium (Ca, K, Na) (Salts of oleic acid with calcium,
potassium, and sodium (Ca, K, Na))
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and di-glycerides
of fatty acids)
Ester asam lemak dan asetat dari gliserol (Acetic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan laktat dari gliserol (Lactic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol (Citric and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol
(Diacetyltaric and fattya acid esters of glycerol)
Ester sukrosa asam lemak (Sucrose esters of fatty acids)
Ester poligliserol asam lemak (Polyglycerol esters of fatty
acids)
Ester poligliserol asam risinoleat terinteresterifikasi
450(i)
450(ii)
450(iii)
450(v)
450(vi)
450(vii)
452(i)
452(ii)
452(iii)
452(iv)
460(i)
460(ii)
461
463
464
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
465
466
470(i)
470(ii)
471
472a
472b
472c
472e
473
475
476
Universitas Sumatera Utara
- 24 No.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
(Polyglycerol esters of interesterified ricinoleic acid)
Ester propilen glikol asam lemak (Propylene glycol esters
of fatty acids)
Natrium stearoil-2-laktilat (Sodium stearoyl-2-lactylate)
Ester sorbitan asam lemak (Sorbitan esters of fatty acids):
Sorbitan monostearat (Sorbitan monostearat)
Sorbitan tristearat (Sorbitan tristearat)
Malam (Beeswax)
Lilin kandelila (Candelilla wax)
Polidekstrosa (Polydextroses)
Pati modifikasi asam (Acid treated starch)
Pati pucat (Bleached starch)
Pati oksidasi (Oxidized starch)
Pati modifikasi enzim (Enzymed treated starch)
Monopati fosfat (Monostarch phosphate)
Dipati fosfat (Distarch phosphate)
Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarch phosphates)
Dipati fosfat terasetilasi (Acetylated distrarch phosphate)
Pati asetat (Starch acetate)
Dipati adipat terasetilasi (Acetylated distarch adipate)
Hidroksipropil pati (Hydroxypropyl starch)
Hidroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyl distarch
phosphate)
Pati natrium oktenilsuksinat (Starch sodium octenyl
succinate)
Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidized starch)
Natrium kaseinat (Sodium caseinate)
477
481(i)
491
492
901
902
1200
1401
1403
1404
1405
1410
1412
1413
1414
1420
1422
1440
1442
1450
1451
-
16. Pengental (Thickener)
Pengental (Thickener) adalah bahan tambahan pangan untuk meningkatkan
viskositas pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
Kalsium asetat (Calcium acetate)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
INS
263
325
327
400
401
402
404
Universitas Sumatera Utara
- 25 No.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
INS
Propilen glikol alginat (Propylene glycol alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Rumput laut eucheuma olahan (Processed eucheuma
seaweed)
Gom kacang lokus (Locust bean gum)
Gom guar (Guar gum)
Gom tragakan (Tragacanth gum)
Gom arab (Arabic gum)
Gom xanthan (Xanthan gum)
Gom karaya (Karaya gum)
Gom tara (Tara gum)
Gom gelan (Gellan gum)
Gom gatti (Gum ghatti)
Gliserol (Glycerol)
Gelatin (Edible gelatin)
Pektin (Pectins)
Ester gliserol resin kayu (Glycerol ester of wood rosin)
Alfa-Siklodekstrin (alpha-Cyclodextrin)
Gama-Siklodekstrin (gamma-Cyclodextrin)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
Metil selulosa (Methyl cellulose)
Etil selulosa (Ethyl cellulose)
Hidroksipropil selulosa (Hydroxypropyl cellulose)
Hidroksipropil metil selulosa (Hydroxypropyl methyl
cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa (Sodium carboxymethyl
cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa hidrolisa enzim (Sodium
carboxymethyl cellulose, enzymatically hydrolysed)
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and diglycerides of fatty acids)
Kalium klorida (Potassium chloride)
Kalsium klorida (Calcium chloride)
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
Kalium hidroksida (Potassium hydroxide)
Bromelain (Bromelain)
Polidekstrosa (Polydextroses)
405
406
407
407a
410
412
413
414
415
416
417
418
419
422
428
440
445 (iii)
457
458
460(i)
460(ii)
461
462
463
464
465
466
469
471
508
509
516
525
1101(iii)
1200
Universitas Sumatera Utara
- 26 No.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
INS
Dekstrin (Dextrins)
Pati modifikasi asam (Acid treated starch)
Pati modifikasi basa (Alkaline treated starch)
Pati pucat (Bleached starch)
Pati oksidasi (Oxidized starch)
Pati modifikasi enzim (Enzymed treated starch)
Monopati fosfat (Monostarch phosphate)
Dipati fosfat (Distarch phosphate)
Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarch phosphates)
Dipati fosfat terasetilasi (Acetylated distrarch phosphate)
Pati asetat (Starch acetate)
Dipati adipat terasetilasi (Acetylated distarch adipate)
Hidroksipropil pati (Hydroxypropyl starch)
Hidroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyl distarch
phosphate)
Pati natrium oktenilsuksinat (Starch sodium octenyl
succinate)
Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidized starch)
Natrium kaseinat (Sodium caseinate)
1400
1401
1402
1403
1404
1405
1410
1412
1413
1414
1420
1422
1440
1442
1450
1451
-
17. Pengeras (Firming Agent)
Pengeras (Firming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
memperkeras, atau mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau
berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel.
No.
Jenis BTP Pengeras (Firming Agent)
INS
2.
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Trikalsium sitrat (Tricalcium citrate)
327
333(iii)
3.
Kalium klorida (Potassium chloride)
508
4.
Kalsium klorida (Calcium chloride)
509
5.
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
516
6.
Kalsium glukonat (Calcium gluconate)
578
1.
18. Penguat rasa (Flavour enhancer)
Penguat Rasa (Flavour enhancer) adalah bahan tambahan pangan untuk
memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang telah ada dalam
bahan pangan tanpa memberikan rasa dan/atau aroma baru.
Universitas Sumatera Utara
- 27 No.
1.
2.
3.
4.
Jenis BTP Penguat Rasa (Flavour Enhancer)
INS
Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its
salts):
Asam L-glutamat (L-Glutamic acid)
620
Mononatrium L-glutamate (Monosodium L-glutamate)
621
Monokalium L-glutamate (Monopotassium L-glutamate)
622
Kalsium di-L-glutamat (Calsium di-L-glutamate)
623
Asam guanilat dan garamnya (Guanylic acid and its salts):
Asam 5’-guanilat (5’-Guanylic acid)
626
Dinatrium 5’-guanilat (Disodium 5’- guanylate)
627
Dikalium 5’-guanilat (Dipotassium 5’- guanylate)
628
Kalsium 5’-guanilat (Calcium 5’- guanylate)
629
Asam inosinat dan garamnya (Inosinic acid and its salts):
Asam 5’- inosinat (5’-Inosinic acid)
630
Dinatrium 5’- inosinat (Disodium 5’- inosinate)
631
Dikalium 5’-inosinat (Dipotassium 5’- inosinate)
632
Kalsium 5’- inosinat (Calcium 5’- inosinate)
6
A. Pewarna Alam (Natural Colour)
No
1
Nama Bahan Tambahan Pangan
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
Anato
Annato
CI Natural
Orange 4
L.Orange 3
2
Beta-Apo-8’karotenal
CI No. 75120
Beta-Apo-8’carotenal
CI No. 80820
3
4
Etil Beta-Apo-8’- Beta-Apo-8’karotenoat
carotenoic Acid,
Ethyl Ester, CI
No. 40825
Kantasantin
Canthaxanthine
Jenis Bahan Makanan
1. Es krim dan sejenisnya
Batas Maksimum Penggunaan
100 mg/kg produk akhir
2. Keju
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Betakaroten.
3. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
1. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
2. Jem dan jeli
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Betakaroten.
3. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Lihat Beta-Apo-8’-karotenal
Lihat Beta-Apo-8’-karotenal
1. Es krim dan sejenisnya
2. Jem dan jeli
CI No. 40850
3. Udang kalengan
60 mg/kg produk akhir.
60 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
60 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Udang beku
5.
5
Karamel, Amonia Caramel
Sulfit proses
Colour Ammonia
Sulphite Process
1.
2.
3.
Beverarage
caramel
4.
Beer caramel
6
Karamel
Caramel
(plain)
colour
5.
6.
1.
2.
Spirit caramel
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain khusus untuk produk yang
telah dipanaskan.
Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Jamur kalengan
Secukupnya, untuk penggunaan dalam
saos.
Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Yoghurt beraroma dan produk lain 150 mg/kg, berasal dari aroma yang
yang dipanaskan setelah fermentasi
digunakan.
Marmalad
1,5 gr/kg
Es krim
3 gr/kg
Jamur kalengan
Secukupnya, untuk penggunaan dalam
saos.
Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
3. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
4. Yoghurt beraroma dan produk lain 150 mg/kg, berasal dari aroma yang
yang dipanaskan setelah fermentasi
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
7
8
9
10
11
Karmin
Carmine,
Yoghurt beraroma dan produk lain yang 20 mg/kg, berasal dari aroma yang
Cochineal
and dipanaskan setelah fermentasi
digunakan
carminic Acid, CI
Natural Red 4, CI
No. 75470
Beta-Karoten
Beta-Caroten
1. Keju
600 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Anato.
CI Natural
2. Kapri kalengan
100 mg/kg, tunggal atau campuran
Yellow 26
dengan pewarna lain.
3. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
CI No. 75130
dengan pewarna lain.
4. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
5. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
kacang; minyak kelapa; dan minyak
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Klorofil
Chlorophyll, CI 1. Jem dan jeli
200 mg/kg, tunggal atau campuran
Natural Green 3,
dengan pewarna lain.
CI No. 75810
2. Sediaan keju olahan
Secukupnya
Klorofil tembaga Chlorophyll
1. Es krim dan sejenisnya
100 mg/kg produk akhir
komplex
copper complex
2. Acar ketimun dalam botol
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
CI No. 75810
3. Sediaan keju olahan
Secukupnya
Kurkumin
Curcumin,
CI 1. Es krim dan sejenisnya
50 mg/kg pada produk akhir
Natural Yellow 3, 2. Lemak dan minyak makan; minyak Secukupnya
Turmeric Yellow,
kacang; minyak kelapa; dan minyak
CI No. 75300
lainnya; margarin; mentega; sediaan
keju olahan
Universitas Sumatera Utara
12
13
Riboflavin
Riboflavin
Titanium Dioksida Titanium
Dioxide, Pigmen
White 6, CI No.
77891
1. Acar ketimun dalam botol
2. Keju dan sediaan keju olahan
3. Es krim dan sejenisnya
Kembang gula
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Secukupnya
50 mg/kg pada produk akhir
Secukupnya
Sumber : SNI 1995
B. Pewarna Sintetis (Synthetic Colour)
No
1
Nama Bahan Tambahan Pangan
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Biru Berlian
Brilliant Blue FCF
Jenis Bahan Makanan
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Blue 2
2. Kapri kalengan
FD & C Blue No. 1
3. Ercis kalengan
CI No. 42090
4. Acar ketimun dalam botol
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
6. Makanan lain
2
Coklat HT
Chocolate Brown
HT; CI No. 20285
1. Minuman ringan dan makanan cair
Batas Maksimum Penggunaan
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg)
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
70 mg/lt produk siap dikonsumsi
Universitas Sumatera Utara
2. Makanan lain
3
Eritrosin
Erythrosine
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Red 14
2. Buah pir kalengan
FD & Red No. 3
3. Buah prem (plum) kalengan
CI No. 45430
4. Jem dan jeli, saus apel kalengan
5. Udang kalengan
6. Udang beku
7. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
8. Irisan daging olahan
9. Makanan lain
4
Hijau FCF
Fast Green FCF
1. Es krim dan sejenisnya
CI Food Green 3
2. Buah pir kalengan
FD&C Green No. 3
3. Ercis kalengan
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Ponceau 4R, hanya untuk buah
prem merah atau ungu.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Ponceau 4R.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain, hanya pada produk yang
telah dipanaskan.
27 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan
15 mg/kg
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
20 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
Universitas Sumatera Utara
CI No. 42053
4. Acar ketimun dalam botol
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
6. Marmalad
7. Makanan lain
5
Hijau S
6
Indigotin
Food Green S, CI
Food Green 4, CI
No. 44090
Indigotine
Lihat coklat HT
Indigo Carmine
2. Jem dan jeli, saus apel kalengan
CI Food Blue 1
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
4. Makanan lain
FD&C Blue No. 2
7
Karmoisin
CI No. 73015
Carmoisine
1. Es krim dan sejenisnya
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
CI Food Red 3
CI No. 14720
8
Kuning FCF
Sunset Yellow FCF
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan tartrazin.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
6 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
57 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan
Lihat coklat HT.
100 mg/kg produk akhir (total campuran
Universitas Sumatera Utara
CI Food Yellow 3
3. Acar ketimun dalam botol
FD&C Yellow No.
6
Food Yellow No. 5
4. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
5. Jem dan jeli, saus apel kalengan
CI No. 15985
6. Marmalad
7. Udang kalengan
9
Kuning Kuinolin
10
Meran Alura
11
Ponceau 4R
Quinolin Yellow,
Food Yellow 13,
CI Acid Yellow 3,
CI No. 47005
Allura Red AC, CI
Food Red 17,
FD&C Red No. 40,
CI No. 16035
Ponceau 4R
CI Food Red 7
Brilliant Scarlet
1. Es krim dan sejenisnya
2. Makanan lain
Lihat coklat HT
1. Lihat kuning kuinolin
2. Minuman ringan dan makanan cair
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah dipanaskan setelah
fermentasi
4. Buah pir kalengan
CI No. 16255
5. Buah prem (plum) kalengan
pewarna 300 mg/kg).
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
12 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
Lihat coklat HT
Lihat kuning kuinolin
70 mg.lt produk siap dikonsumsi.
48 mg.kg, berasal dari aroma yang
digunakan
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Eritrosin, hanya pada prem
Universitas Sumatera Utara
6. Jem dan jeli
7. Udang kalengan
8. Udang beku
12
Tartrazin
Tartrazine
1. Lihat coklat HT
2. Es krim dan sejenisnya
CI Food Yellow 4
FD&C Yellow No.
5
CI No. 19140
3. Yoghurt beraroma dan produk
yang telah difermentasi
4. Buah pir kalengan, ercis kalengan
5. Kapri kalengan
6. Acar ketimun dalam botol
7. Jem dan jeli, saus apel kalengan
8. Marmalad
9. Udang kalengan
merah.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain
Lihat coklat HT
100 mg/kg produk akhir (total campuran
pewarna 300 mg/kg).
18 mg/kg, berasal dari aroma yang
digunakan.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg
300 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
200 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan pewarna lain.
100 mg/kg, tunggal atau campuran
dengan Hijau FCF.
30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan
pewarna lain
Sumber : SNI 1995
Universitas Sumatera Utara
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 033 TAHUN 2012
TENTANG
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan
bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan;
b. bahwa pengaturan tentang bahan tambahan pangan
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999
sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pangan;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Bahan Tambahan Pangan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3656);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867);
5. Peraturan...
Universitas Sumatera Utara
-25. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
2005;
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
8. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG BAHAN
TAMBAHAN PANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan.
2. Asupan Harian yang Dapat Diterima atau Acceptable Daily Intake yang
selanjutnya disingkat ADI adalah jumlah maksimum bahan tambahan
pangan dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat
dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek
merugikan terhadap kesehatan.
3. Asupan...
Universitas Sumatera Utara
-33. Asupan maksimum harian yang dapat ditoleransi atau Maximum
Tolerable Daily Intake yang selanjutnya disingkat MTDI adalah jumlah
maksimum suatu zat dalam milligram per kilogram berat badan yang
dapat dikonsumsi dalam sehari tanpa menimbulkan efek merugikan
terhadap kesehatan.
4. Asupan mingguan sementara yang dapat ditoleransi atau Provisional
Tolerable Weekly Intake yang selanjutnya disingkat PTWI adalah
jumlah maksimum sementara suatu zat dalam miligram per kilogram
berat badan yang dapat dikonsumsi dalam seminggu tanpa
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.
6. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut
Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang pengawasan obat dan makanan.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pembinaan
kefarmasian dan alat kesehatan.
Pasal 2
BTP yang digunakan dalam pangan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau
tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan.
b. BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja
ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada
pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan dan/atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan
atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi
sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
c. BTP tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam
pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi.
BAB II...
Universitas Sumatera Utara
-4BAB II
PENGGOLONGAN BTP
Pasal 3
(1) BTP yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan
sebagai berikut:
1.
Antibuih (Antifoaming agent);
2.
Antikempal (Anticaking agent);
3.
Antioksidan (Antioxidant);
4.
Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5.
Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6.
Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7.
Humektan (Humectant);
8.
Pelapis (Glazing agent);
9.
Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
15. Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa...
Universitas Sumatera Utara
-523. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);
26. Propelan (Propellant); dan
27. Sekuestran (Sequestrant).
(2) Golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
beberapa jenis BTP.
(3) Selain golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
dapat menetapkan golongan BTP lainnya.
BAB III
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM BTP YANG DIIZINKAN
Pasal 4
(1) Jenis BTP yang diizinkan pada golongan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 5
(1) BTP hanya boleh digunakan tidak
penggunaan dalam kategori pangan.
melebihi
batas
maksimum
(2) Batas maksimum penggunaan dalam kategori pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 6
Penetapan penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), serta penetapan batas maksimum
penggunaan dalam kategori pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2) harus mempertimbangkan:
a. persyaratan kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang sahih;
b. ADI...
Universitas Sumatera Utara
-6b. ADI/MTDI/PTWI; dan
c. kajian paparan konsumsi produk pangan.
Pasal 7
Setiap penambahan dan pengurangan jenis BTP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2), serta penetapan batas maksimum penggunaan
dalam kategori pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
harus dilaporkan secara berkala kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal setiap 6 (enam) bulan.
BAB IV
BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI BTP
Pasal 8
(1) Bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Kepala Badan dapat menetapkan bahan lain yang dilarang digunakan
sebagai BTP setelah mendapat persetujuan Menteri.
BAB V
PRODUKSI, PEMASUKAN, DAN PEREDARAN BTP
Pasal 9
(1) BTP yang diproduksi, dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia, dan
diedarkan harus memenuhi standar dan persyaratan dalam Kodeks
Makanan Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Dalam hal standar dan persyaratan BTP belum terdapat dalam
Kodeks Makanan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan standar dan persyaratan lain.
(3) BTP hanya dapat diproduksi oleh industri yang mempunyai izin
industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Industri...
Universitas Sumatera Utara
-7(4) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus terdaftar di
Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat
dan makanan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai produksi, pemasukan,
peredaran BTP ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan.
dan
Pasal 10
(1) BTP hanya dapat dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia oleh
Importir setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemasukan BTP ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Badan.
Pasal 11
BTP yang akan diproduksi, dimasukan ke dalam wilayah Indonesia, dan
diedarkan harus memiliki izin edar dari Kepala Badan yang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
LABEL
Pasal 12
Pangan yang mengandung BTP atau sediaan BTP harus memenuhi
persyaratan label pangan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 13
(1) Untuk pangan yang mengandung BTP, pada label wajib dicantumkan
golongan BTP.
(2) Pada label pangan yang mengandung BTP golongan antioksidan,
pemanis buatan, pengawet, pewarna, dan penguat rasa, wajib
dicantumkan pula nama jenis BTP, dan nomor indeks khusus untuk
pewarna.
(3) Pada...
Universitas Sumatera Utara
-8(3) Pada label pangan yang mengandung pemanis buatan, wajib
dicantumkan tulisan ”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”.
(4) Pada label pangan untuk penderita diabetes dan/atau makanan
berkalori rendah yang menggunakan pemanis buatan wajib
dicantumkan tulisan "Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”.
(5) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan
aspartam, wajib dicantumkan peringatan “Mengandung fenilalanin,
tidak cocok untuk penderita fenilketonurik”.
(6) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis poliol, wajib
dicantumkan peringatan “Konsumsi berlebihan mempunyai efek
laksatif”.
(7) Pada label pangan olahan yang menggunakan gula dan pemanis
buatan wajib dicantumkan tulisan ”Mengandung gula dan pemanis
buatan”.
(8) Pada label pangan olahan yang mengandung perisa, wajib
dicantumkan nama kelompok perisa dalam daftar bahan atau
ingredient.
(9) Pada label pangan olahan yang mengandung BTP ikutan (carry over)
wajib dicantumkan BTP ikutan (carry over) setelah bahan yang
mengandung BTP tersebut.
Pasal 14
(1) Pada label sediaan BTP wajib dicantumkan:
a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan”;
b. nama golongan BTP;
c. nama jenis BTP; dan
d. nomor Pendaftaran Produsen BTP, kecuali untuk sediaan pemanis
dalam bentuk table top.
(2) Pada label sediaan pemanis buatan, wajib dicantumkan:
a. kesetaraan kemanisan dibandingkan dengan gula;
b. tulisan...
Universitas Sumatera Utara
-9b. tulisan "Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah”;
c. tulisan ”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak
dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui”; dan
d. jumlah mg pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg
bobot badan (Acceptable Daily Intake, ADI).
(3) Pada label sediaan pemanis poliol, wajib dicantumkan peringatan
“Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”.
(4) Pada label sediaan pemanis buatan aspartam, wajib dicantumkan:
a. peringatan ”Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita
fenilketonurik”; dan
b. tulisan “Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan
dipanaskan”.
(5) Pada label sediaan pewarna, mencantumkan:
a. nomor indeks (Color Index, CI);
b. tulisan pewarna pangan yang ditulis dengan huruf besar berwarna
hijau di dalam kotak persegi panjang berwarna hijau; dan
c. logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 15
(1) Pembinaan terhadap industri dan penggunaan BTP dilakukan oleh
Direktur Jenderal.
(2) Pedoman mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 16
(1) Pengawasan terhadap industri dan penggunaan BTP dilakukan oleh
Kepala Badan.
(2) Kepala...
Universitas Sumatera Utara
- 10 (2) Kepala Badan menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal secara berkala setiap 6 (enam) bulan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh
Kepala Badan.
Pasal 17
(1) Dalam rangka pengawasan, Kepala Badan dapat mengenakan sanksi
administratif terhadap pelanggaran Peraturan Menteri ini berupa:
a. peringatan secara tertulis;
b. larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah
untuk penarikan kembali dari peredaran;
c. perintah pemusnahan, jika terbukti tidak memenuhi persyaratan
keamanan atau mutu; dan/atau
d. pencabutan izin edar.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh Kepala Badan dengan atau tanpa usul dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
(1) Semua permohonan izin penggunaan Bahan Tambahan Makanan
yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini tetap
diproses berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88
tentang
Bahan
Tambahan
Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999.
(2) Pangan yang telah memiliki izin edar harus menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak
diundangkannya Peraturan Menteri ini.
(3) Pangan...
Universitas Sumatera Utara
- 11 (3) Pangan yang sedang diajukan permohonan perpanjangan izin edar
tetap diproses dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999 dengan ketentuan masa berlaku
izin edar untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkannya
Peraturan Menteri ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88
tentang
Bahan
Tambahan
Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1168/Menkes/Per/X/1999 masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Pasal 20
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan; dan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985
tentang Pemanis Buatan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal...
Universitas Sumatera Utara
- 12 Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Juli 2012
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR
Universitas Sumatera Utara
- 13 LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 033 TAHUN 2012
TENTANG
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
JENIS BTP YANG DIIZINKAN DALAM PENGGOLONGAN
1. Antibuih (Antifoaming Agent)
Antibuih (Antifoaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah atau mengurangi pembentukan buih.
No.
Jenis BTP Antibuih (Antifoaming Agent)
INS
1.
Kalsium alginat (Calcium alginate)
404
2.
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and di-glycerides
of fatty acids)
471
2. Antikempal (Anticaking Agent)
Antikempal (Anticaking Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah mengempalnya produk pangan.
No.
Jenis BTP Antikempal (Anticaking Agent)
INS
1.
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
170 (i)
2.
Trikalsium fosfat (Tricalcium orthophosphate)
341(iii)
3.
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
460(i)
4.
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
460(ii)
5.
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(Myristic, palmitic & stearic acids and their salts):
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(kalsium, kalium, dan natrium (Ca, K, Na) (Myristic,
palmitic & stearic acids and their calcium, potassium and
sodium (Ca, K, Na) salts)
470(i)
Magnesium stearat (Magnesium stearate)
6.
Garam-garam dari asam oleat dengan kalsium, kalium dan
natrium (Ca, K, Na) (Salts of oleic acid with calcium,
potassium, and sodium (Ca, K, Na))
470(ii)
7.
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
500(i)
8.
Magnesium karbonat (Magnesium carbonate)
504(i)
Universitas Sumatera Utara
- 14 No.
Jenis BTP Antikempal (Anticaking Agent)
INS
9.
Magnesium oksida (Magnesium oxide)
530
10.
Natrium besi (II) sianida (Sodium ferrocyanide)
535
11.
Kalium besi (II) sianida (Potassium ferrocyanide)
536
12.
Kalsium besi (II) sianida (Calcium ferrocyanide)
538
13.
Silikon dioksida halus (Silicon dioxide, amorphous)
551
14.
Kalsium silikat (Calcium silicate)
552
15.
Natrium aluminosilikat (Sodium aluminosilicate)
554
16.
Magnesium silikat (Magnesium silicate)
553(i)
3. Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi.
No.
Jenis BTP Antioksidan (Antioxidant)
INS
1.
Asam askorbat (Ascorbic acid)
300
2.
Natrium askorbat (Sodium ascorbate)
301
3.
Kalsium askorbat (Calcium ascorbate)
302
4.
Kalium askorbat (Potassium ascorbate)
303
5.
Askorbil palmitat (Ascorbyl palmitate)
304
6.
Askorbil stearat (Ascorbyl stearate)
305
7.
Tokoferol (Tocopherol):
d-alfa tokoferol (d-alpha-Tocopherol )
307a
Tokoferol campuran pekat (Mixed tocopherol concentrate)
307b
dl-alfa tokoferol (dl-alpha Tocopherol)
307c
Gama tokoferol (Gamma Tocopherol)
308
8.
Propil galat (Propyl gallate)
310
9.
Asam eritorbat (Erythorbic acid)
315
10.
Natrium eritorbat (Sodium erythorbate)
316
11.
Butil hidrokinon tersier/TBHQ (Tertiary butylhydroquinone)
319
12.
Butil hidroksi anisol/BHA (Butylated hydroxyanisole)
320
13.
Butil hidroksi toluen/BHT (Butylated hydroxytoluene)
321
Universitas Sumatera Utara
- 15 4. Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent)
Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk membentuk karbonasi di dalam pangan.
No.
1.
Jenis BTP Bahan Pengkarbonasi
(Carbonating Agent)
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
INS
290
5. Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt) adalah bahan tambahan pangan untuk
mendispersikan protein dalam keju sehingga mencegah pemisahan lemak.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Jenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Mononatrium fosfat (Monosodium orthophosphate)
Dinatrium fosfat (Disodium orthophosphate)
Trinatrium fosfat (Trisodium orthophosphate)
Monokalium fosfat (Monopotassium orthophosphate)
Dikalium fosfat (Dipotassium orthophosphate)
Trikalium fosfat (Tripotassium orthophosphate)
Gelatin (Edible gelatin)
Dinatrium difosfat (Disodium diphosphate)
Tetranatrium difosfat (Tetrasodium diphosphate)
Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium diphosphate)
Dikalsium difosfat (Dicalcium diphosphate)
Natrium tripolifosfat (Sodium Tripolyphosphate)
Kalium tripolifosfat (Potassium tripolyphosphate)
Natrium polifosfat (Sodium polyphosphate)
Kalium polifosfat (Potassium polyphosphate)
Kalsium polifosfat (Calcium polyphosphate)
Ester asam lemak dan asetat dari gliserol (Acetic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan laktat dari gliserol (Lactic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol (Citric and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol
(Diacetyltartaric and fatty acid esters of glycerol)
INS
331(i)
331(iii)
332(i)
332(ii)
339(i)
339(ii)
339(iii)
340(i)
340(ii)
340(iii)
428
450(i)
450(iii)
450(v)
450(vi)
451(i)
451(ii)
452(i)
452(ii)
452(iv)
472a
472b
472c
472e
Universitas Sumatera Utara
- 16 No.
25.
Jenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt)
INS
Natrium glukonat (Sodium gluconate)
576
6. Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas)
Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas) adalah bahan tambahan pangan
berupa gas, yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan sebelum, saat
maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankan mutu
pangan dan melindungi pangan dari kerusakan.
No.
1.
2.
Jenis BTP Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas)
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Nitrogen (Nitrogen)
7. Humektan (Humectant)
Humektan
(Humectant)
adalah
bahan
mempertahankan kelembaban pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tambahan
Jenis BTP Humektan (Humectant)
INS
290
941
pangan
untuk
INS
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalium laktat (Potassium lactate)
Natrium hidrogen malat (Sodium hydrogen malate)
Natrium malat (Sodium malate)
Gliserol (Glycerol)
Polidekstrosa (Polydextroses)
Triasetin (Triacetin)
325
326
350(i)
350(ii)
422
1200
1518
8. Pelapis (Glazing Agent)
Pelapis (Glazing Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk melapisi
permukaan pangan sehingga memberikan efek perlindungan dan/atau
penampakan mengkilap.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis BTP Pelapis (Glazing Agent)
Malam (Beeswax)
Lilin kandelila (Candelilla wax)
Lilin karnauba (Carnauba wax)
Syelak (Shellac)
Lilin mikrokristalin (Microcrystalline wax)
INS
901
902
903
904
905c(i)
Universitas Sumatera Utara
- 17 8. Pemanis (Sweetener)
Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami
dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan.
a. Pemanis Alami (Natural Sweetener)
Pemanis Alami (Natural Sweetener) adalah pemanis yang dapat ditemukan
dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik ataupun
fermentasi.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis BTP Pemanis Alami (Natural Sweetener)
Sorbitol (Sorbitol):
Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup)
Manitol (Mannitol)
Isomalt/Isomaltitol ((Isomalt /Isomaltitol)
Glikosida steviol (Steviol glycosides)
Maltitol (Maltitol):
Maltitol sirup (Maltitol syrup)
Laktitol (Lactitol)
Silitol (Xylitol)
Eritritol (Erythritol)
INS
420(i)
420(ii)
421
953
960
965(i)
965(ii)
966
967
968
b. Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Pemanis buatan (Artificial Sweetener) adalah pemanis yang diproses
secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis BTP Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Asesulfam-K (Acesulfame potassium)
Aspartam (Aspartame)
Asam siklamat (Cyclamic acid):
Kalsium siklamat (Calcium cyclamate)
Natrium siklamat (Sodium cyclamate)
Sakarin (Saccharin):
Kalsium sakarin (Calcium saccharin)
Kalium sakarin (Potassium saccharin)
Natrium sakarin (Sodium saccharin)
Sukralosa (Sucralose/Trichlorogalactosucrose)
Neotam (Neotame)
INS
950
951
952(i)
952(ii)
952(iv)
954(i)
954(ii)
954(iii)
954(iv)
955
961
Universitas Sumatera Utara
- 18 9. Pembawa (Carrier)
Pembawa (Carrier) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk
memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan bahan tambahan
pangan lain atau zat gizi di dalam pangan dengan cara melarutkan,
mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik bahan
tambahan pangan lain atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak
mempunyai efek teknologi pada pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis BTP Pembawa (Carrier)
INS
Sukrosa asetat isobutirat (Sucrose acetate isobutyrate)
Trietil sitrat (Triethyl citrate)
Propilen glikol (Propylene glycol)
Polietilen glikol (Polyethylene glycol)
444
1505
1520
1521
10. Pembentuk Gel (Gelling Agent)
Pembentuk Gel (Gelling Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
membentuk gel.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis BTP Pembentuk Gel
(Gelling Agent)
INS
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Rumput laut eucheuma olahan (Processed eucheuma
seaweed)
Gom gelan (Gellan gum)
Gelatin (Edible gelatin)
Pektin (Pectins)
400
401
402
404
406
407
407a
418
428
440
11. Pembuih (Foaming Agent)
Pembuih (Foaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan
berbentuk cair atau padat.
No.
1.
2.
3.
Jenis BTP Pembuih (Foaming agent)
Gom xanthan (Xanthan gum)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
INS
415
460(i)
465
Universitas Sumatera Utara
- 19 12. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Pengatur keasaman (Acidity Regulator) adalah bahan tambahan pangan
untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau mempertahankan derajat
keasaman pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
Asam asetat (Acetic acid)
Natrium asetat (Sodium acetate)
Kalsium asetat (Calcium acetate)
Asam laktat (Lactic acid)
Asam malat (Malic acid)
Asam fumarat (Fumaric acid)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalium laktat (Potassium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
L-amonium laktat (L-ammonium lactate)
Asam sitrat dan garamnya (Citric acid and its salts):
Asam sitrat (Citric acid)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium monohydrogen
citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Trikalsium sitrat (Tricalcium citrate)
Asam tartrat dan kalium hidrogen tartrat (Tartaric acid
and Potassium hydrogen tartrate):
Asam tartrat (Tartaric acid)
Kalium hidrogen tartrat (Potassium hydrogen tartrate)
Asam fosfat (Orthophosphoric acid)
Natrium hidrogen malat (Sodium hydrogen malate)
Natrium malat (Sodium malate)
Kalsium DL-malat (Calcium DL-malate)
Asam adipat dan garamnya (Adipic acid and its salts):
Asam adipat (Adipic acid)
Natrium adipat (Sodium adipates)
Kalium adipat (Potassium adipate)
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
Natrium hidrogen karbonat (Sodium hydrogen carbonate)
Kalium karbonat (Potassium carbonate)
INS
170(i)
260
262(i)
263
270
296
297
325
326
327
328
330
331(i)
331(ii)
331(iii)
332(i)
332(ii)
333(iii)
334
336 (i)
338
350(i)
350(ii)
352(ii)
355
356
357
500(i)
500(ii)
501(i)
Universitas Sumatera Utara
- 20 No.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Kalium hidrogen karbonat (Potassium hydrogen carbonate)
Amonium karbonat (Ammonium carbonate)
Amonium hidrogen karbonat (Ammonium hydrogen
carbonate)
Magnesium karbonat (Magnesium carbonate)
Asam hidroklorida (Hydrochloric acid)
Natrium sulfat (Sodium sulphate)
Kalium sulfat (Potassium sulphate)
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
Natrium hidroksida (Sodium hydroxide)
Kalium hidroksida (Potassium hydroxide)
Kalsium hidroksida (Calcium hydroxide)
Magnesium hidroksida (Magnesium hydroxide)
Kalsium oksida (Calcium oxide)
Glukono delta lakton (Glucono delta lactone)
Kalsium glukonat (Calcium gluconate)
INS
501(ii)
503(i)
503(ii)
504(i)
507
514(i)
515(i)
516
524
525
526
528
529
575
578
13. Pengawet (Preservative)
Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan
lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis BTP Pengawet (Preservative)
Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts):
Asam sorbat (Sorbic acid)
Natrium sorbat (Sodium sorbate)
Kalium sorbat (Potassium sorbate)
Kalsium sorbat (Calcium sorbate)
Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts):
Asam benzoat (Benzoic acid)
Natrium benzoat (Sodium benzoate)
Kalium benzoat (Potassium benzoate)
Kalsium benzoat (Calcium benzoate )
Etil para-hidroksibenzoat (Ethyl para- hydroxybenzoate)
Metil para-hidroksibenzoat (Methyl para hydroxybenzoate)
Sulfit (Sulphites):
Belerang dioksida (Sulphur dioxide)
Natrium sulfit (Sodium sulphite )
Natrium bisulfit (Sodium bisulphate)
Natrium metabisulfit (Sodium metabisulphite)
INS
200
201
202
203
210
211
212
213
214
218
220
221
222
223
Universitas Sumatera Utara
- 21 No.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis BTP Pengawet (Preservative)
Kalium metabisulfit (Potassium metabisulphite)
Kalium sulfit (Potassium sulphite)
Kalsium bisulfit (Calcium bisulphite)
Kalium bisulfit (Potassium bisulphite)
Nisin (Nisin)
Nitrit (Nitrites):
Kalium nitrit (Potassium nitrite)
Natrium nitrit (Sodium nitrite)
Nitrat (Nitrates):
Natrium nitrat (Sodium nitrate)
Kalium nitrat (Potassium nitrate)
Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts):
Asam propionat (Propionic acid)
Natrium propionate (Sodium propionate)
Kalsium propionate (Calcium propionate)
Kalium propionate (Potassium propionate)
Lisozim hidroklorida (Lysozyme hydrochloride)
INS
224
225
227
228
234
249
250
251
252
280
281
282
283
1105
14. Pengembang (Raising Agent)
Pengembang (Raising Agent) adalah bahan tambahan pangan berupa
senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas sehingga
meningkatkan volume adonan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis BTP Pengembang (Raising agent)
INS
Natrium karbonat (Sodium carbonate)
Natrium hidrogen karbonat (Sodium hydrogen carbonate)
Kalium hidrogen karbonat (Potassium hydrogen carbonate)
Amonium karbonat (Ammonium carbonate)
Amonium hidrogen karbonat (Ammonium hydrogen
carbonate)
Natrium aluminium fosfat (Sodium aluminium phosphates)
Glukono delta lakton (Glucono delta lactone)
Dekstrin (Dextrins)
Pati asetat (Starch acetate)
500(i)
500(ii)
501(ii)
503(i)
503(ii)
541(i)
575
1400
1420
15. Pengemulsi (Emulsifier)
Pengemulsi (Emulsifier) adalah bahan tambahan pangan untuk membantu
terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fase yang tidak
tercampur seperti minyak dan air.
Universitas Sumatera Utara
- 22 No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
Kalsium karbonat (Calcium carbonate)
Lesitin (Lecithins)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Natrium dihidrogen sitrat (Sodium dihydrogen citrate)
Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium monohydrogen
citrate)
Trinatrium sitrat (Trisodium citrate)
Kalium dihidrogen sitrat (Potassium dihydrogen citrate)
Trikalium sitrat (Tripotassium citrate)
Mononatrium fosfat (Monosodium orthophosphate)
Dinatrium fosfat (Disodium orthophosphate)
Trinatrium fosfat (Trisodium orthophosphate)
Monokalium fosfat (Monopotassium orthophosphate)
Dikalium fosfat (Dipotassium orthophosphate)
Trikalium fosfat (Tripotassium orthophosphate)
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
Propilen glikol alginat (Propylene glycol alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Gom kacang lokus (Locust bean gum)
Gom guar (Guar gum)
Gom tragakan (Tragacanth gum)
Gom arab (Arabic gum)
Gom karaya (Karaya gum)
Gliserol (Glycerol)
Gelatin (Edible gelatin)
Polisorbat (Polysorbates):
Polisorbat 20 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurate)
Polisorbat 40 (Polyoxyethylene (20) sorbitan
monopalmitate)
Polisorbat 80 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monooleate)
Polisorbat 60 (Polyoxyethylene (20) sorbitan monostearate)
Polisorbat 65 (Polyoxyethylene (20) sorbitan tristearate)
Pektin (Pectins)
Ester gliserol resin kayu (Glycerol ester of wood Rosin)
170(i)
322(i)
325
327
331(i)
331(ii)
331(iii)
332(i)
332(ii)
339(i)
339(ii)
339(iii)
340(i)
340(ii)
340(iii)
400
401
402
404
405
406
407
410
412
413
414
416
422
428
432
434
433
435
436
440
445 (iii)
Universitas Sumatera Utara
- 23 No.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Dinatrium difosfat (Disodium diphosphate)
Trinatrium difosfat (Trisodium diphosphate)
Tetranatrium difosfat (Tetrasodium diphosphate)
Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium diphosphate)
Dikalsium difosfat (Dicalcium diphosphate)
Kalsium difosfat (Calcium Dihydrogen Diphosphate)
Natrium polifosfat (Sodium polyphosphate)
Kalium polifosfat (Potassium polyphosphate)
Natrium kalsium polifosfat (Sodium calcium polyphosphate)
Kalsium polifosfat (Calcium polyphosphates)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
Metil selulosa (Methyl cellulosa)
Hidroksipropil selulosa (Hydroxypropyl cellulose)
Hidroksipropil metil selulosa (Hydroxypropyl methyl
cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa (Sodium carboxymethyl
cellulose)
Asam miristat, palmitat dan stearat dan garamnya
(kalsium, kalium, dan natrium (Ca, K, Na)) (Myristic,
palmitic & stearic acids and their calcium, potassium and
sodium (Ca, K, Na) Salts)
Garam-garam dari asam oleat dengan kalsium, kalium
dan natrium (Ca, K, Na) (Salts of oleic acid with calcium,
potassium, and sodium (Ca, K, Na))
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and di-glycerides
of fatty acids)
Ester asam lemak dan asetat dari gliserol (Acetic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan laktat dari gliserol (Lactic and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol (Citric and fatty
acid esters of glycerol)
Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol
(Diacetyltaric and fattya acid esters of glycerol)
Ester sukrosa asam lemak (Sucrose esters of fatty acids)
Ester poligliserol asam lemak (Polyglycerol esters of fatty
acids)
Ester poligliserol asam risinoleat terinteresterifikasi
450(i)
450(ii)
450(iii)
450(v)
450(vi)
450(vii)
452(i)
452(ii)
452(iii)
452(iv)
460(i)
460(ii)
461
463
464
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
465
466
470(i)
470(ii)
471
472a
472b
472c
472e
473
475
476
Universitas Sumatera Utara
- 24 No.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)
INS
(Polyglycerol esters of interesterified ricinoleic acid)
Ester propilen glikol asam lemak (Propylene glycol esters
of fatty acids)
Natrium stearoil-2-laktilat (Sodium stearoyl-2-lactylate)
Ester sorbitan asam lemak (Sorbitan esters of fatty acids):
Sorbitan monostearat (Sorbitan monostearat)
Sorbitan tristearat (Sorbitan tristearat)
Malam (Beeswax)
Lilin kandelila (Candelilla wax)
Polidekstrosa (Polydextroses)
Pati modifikasi asam (Acid treated starch)
Pati pucat (Bleached starch)
Pati oksidasi (Oxidized starch)
Pati modifikasi enzim (Enzymed treated starch)
Monopati fosfat (Monostarch phosphate)
Dipati fosfat (Distarch phosphate)
Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarch phosphates)
Dipati fosfat terasetilasi (Acetylated distrarch phosphate)
Pati asetat (Starch acetate)
Dipati adipat terasetilasi (Acetylated distarch adipate)
Hidroksipropil pati (Hydroxypropyl starch)
Hidroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyl distarch
phosphate)
Pati natrium oktenilsuksinat (Starch sodium octenyl
succinate)
Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidized starch)
Natrium kaseinat (Sodium caseinate)
477
481(i)
491
492
901
902
1200
1401
1403
1404
1405
1410
1412
1413
1414
1420
1422
1440
1442
1450
1451
-
16. Pengental (Thickener)
Pengental (Thickener) adalah bahan tambahan pangan untuk meningkatkan
viskositas pangan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
Kalsium asetat (Calcium acetate)
Natrium laktat (Sodium lactate)
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Asam alginat (Alginic acid)
Natrium alginat (Sodium alginate)
Kalium alginat (Potassium alginate)
Kalsium alginat (Calcium alginate)
INS
263
325
327
400
401
402
404
Universitas Sumatera Utara
- 25 No.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
INS
Propilen glikol alginat (Propylene glycol alginate)
Agar-agar (Agar)
Karagen (Carrageenan)
Rumput laut eucheuma olahan (Processed eucheuma
seaweed)
Gom kacang lokus (Locust bean gum)
Gom guar (Guar gum)
Gom tragakan (Tragacanth gum)
Gom arab (Arabic gum)
Gom xanthan (Xanthan gum)
Gom karaya (Karaya gum)
Gom tara (Tara gum)
Gom gelan (Gellan gum)
Gom gatti (Gum ghatti)
Gliserol (Glycerol)
Gelatin (Edible gelatin)
Pektin (Pectins)
Ester gliserol resin kayu (Glycerol ester of wood rosin)
Alfa-Siklodekstrin (alpha-Cyclodextrin)
Gama-Siklodekstrin (gamma-Cyclodextrin)
Selulosa mikrokristalin (Microcrystalline cellulose)
Selulosa bubuk (Powdered cellulose)
Metil selulosa (Methyl cellulose)
Etil selulosa (Ethyl cellulose)
Hidroksipropil selulosa (Hydroxypropyl cellulose)
Hidroksipropil metil selulosa (Hydroxypropyl methyl
cellulose)
Etil metil selulosa (Methyl ethyl cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa (Sodium carboxymethyl
cellulose)
Natrium karboksimetil selulosa hidrolisa enzim (Sodium
carboxymethyl cellulose, enzymatically hydrolysed)
Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and diglycerides of fatty acids)
Kalium klorida (Potassium chloride)
Kalsium klorida (Calcium chloride)
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
Kalium hidroksida (Potassium hydroxide)
Bromelain (Bromelain)
Polidekstrosa (Polydextroses)
405
406
407
407a
410
412
413
414
415
416
417
418
419
422
428
440
445 (iii)
457
458
460(i)
460(ii)
461
462
463
464
465
466
469
471
508
509
516
525
1101(iii)
1200
Universitas Sumatera Utara
- 26 No.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
Jenis BTP Pengental (Thickener)
INS
Dekstrin (Dextrins)
Pati modifikasi asam (Acid treated starch)
Pati modifikasi basa (Alkaline treated starch)
Pati pucat (Bleached starch)
Pati oksidasi (Oxidized starch)
Pati modifikasi enzim (Enzymed treated starch)
Monopati fosfat (Monostarch phosphate)
Dipati fosfat (Distarch phosphate)
Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarch phosphates)
Dipati fosfat terasetilasi (Acetylated distrarch phosphate)
Pati asetat (Starch acetate)
Dipati adipat terasetilasi (Acetylated distarch adipate)
Hidroksipropil pati (Hydroxypropyl starch)
Hidroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyl distarch
phosphate)
Pati natrium oktenilsuksinat (Starch sodium octenyl
succinate)
Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidized starch)
Natrium kaseinat (Sodium caseinate)
1400
1401
1402
1403
1404
1405
1410
1412
1413
1414
1420
1422
1440
1442
1450
1451
-
17. Pengeras (Firming Agent)
Pengeras (Firming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
memperkeras, atau mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau
berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel.
No.
Jenis BTP Pengeras (Firming Agent)
INS
2.
Kalsium laktat (Calcium lactate)
Trikalsium sitrat (Tricalcium citrate)
327
333(iii)
3.
Kalium klorida (Potassium chloride)
508
4.
Kalsium klorida (Calcium chloride)
509
5.
Kalsium sulfat (Calcium sulphate)
516
6.
Kalsium glukonat (Calcium gluconate)
578
1.
18. Penguat rasa (Flavour enhancer)
Penguat Rasa (Flavour enhancer) adalah bahan tambahan pangan untuk
memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang telah ada dalam
bahan pangan tanpa memberikan rasa dan/atau aroma baru.
Universitas Sumatera Utara
- 27 No.
1.
2.
3.
4.
Jenis BTP Penguat Rasa (Flavour Enhancer)
INS
Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its
salts):
Asam L-glutamat (L-Glutamic acid)
620
Mononatrium L-glutamate (Monosodium L-glutamate)
621
Monokalium L-glutamate (Monopotassium L-glutamate)
622
Kalsium di-L-glutamat (Calsium di-L-glutamate)
623
Asam guanilat dan garamnya (Guanylic acid and its salts):
Asam 5’-guanilat (5’-Guanylic acid)
626
Dinatrium 5’-guanilat (Disodium 5’- guanylate)
627
Dikalium 5’-guanilat (Dipotassium 5’- guanylate)
628
Kalsium 5’-guanilat (Calcium 5’- guanylate)
629
Asam inosinat dan garamnya (Inosinic acid and its salts):
Asam 5’- inosinat (5’-Inosinic acid)
630
Dinatrium 5’- inosinat (Disodium 5’- inosinate)
631
Dikalium 5’-inosinat (Dipotassium 5’- inosinate)
632
Kalsium 5’- inosinat (Calcium 5’- inosinate)
6