Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Net Interest Margin (Nim), Non Performing Loan (Npl) Terhadap Return On Asset (Roa)

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998
pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Dari definisi diatas terlihat jelas bahwa fungsi utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat
dalam bentuk kredit atau pinjaman.
Menurut Ismail (2010:144) bank dikatakan sebagai nyawa perekonomian
suatu negara, semakin maju suatu negara semakin besar pula peranan perbankan
dalam membangun negara tersebut. Hampir semua sektor usaha yang memiliki
kegiatan keuangan membutuhkan jasa keuangan, sehingga negara tidak bisa
terlepas dari bank untuk menunjang perekonomian. Oleh karena itu, kem ajuan
suatu bank di suatu negara dapat pula menjadi tolak ukur kemajuan negara yang
bersangkutan.
Kasmir (2010:97) berpendapat bahwa bank adalah lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
lainnya. Selanjutnya menurut Dendawijaya (2008:121) berpendapat bahwa bank
adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,

8
Universitas Sumatera Utara

9

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.
Dalam Booklet Perbankan Indonesia tahun 2009 yang dimaksud dengan
perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Perbankan Indonesia dalam menjalanjan fungsinya berasaskan
demokrasi ekonomi menggunakan prinsip kehati-hatian. Bank dapat melakukan
kegiatan usahanya apabila masyarakat percaya pada bank tersebut dalam
menempatkan uangnya
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan

lembaga keuangan sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran dan
pencapaian stabilitas keuangan.

Bank mengelola dana tersebut dengan cara

meminjamkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dan dalam bentuk
simpanan.
Lebih lanjut lagi dalam pasal 1 ayat 3 UU No. 10 Tahun 1998 dijelaskan
bahwa: “Bank Umum adalah bank yang menjelaskan kegiatan-kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Lubis (2010:240) berpendapat
bahwa Bank Umum merupakan salah satu institusi keuangan yang sangat
berperan dalam perekonomian setiap negara. Berbagai jasa dan fasilitas yang
disediakan oleh Bank Umum sangat menentukan kelancaran produksi, distribusi,
dan konsumsi di tengah masyarakat sehingga bank dianggap sebagai agent of
development, agent of trust, dan agent of services.

Universitas Sumatera Utara

10


Begitu luasnya aktivitas dan peranan bank sehingga hampir semua pihak
mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan bank baik di kota
maupun dipedesaan. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, aktivitasaktivitas Bank Umum antara lain adalah:
1.

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain.

2.

Memberikan kredit kepada unit defisit.

3.

Memberikan surat pengakuan hukum.

4.

Membeli, menjual atau menjamin surat-surat atas resiko sendiri atau untuk

kepentingan dan atas nama perintah nasabah. Surat-surat berharga tersebut
antara lain:
a. Surat-surat wesel.
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya.
c. Kertas perbendaharaan dan surat jaminan pemerintah.
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
e. Obligasi.
f. Surat yang berjangka waktu sampai 1 tahun.
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka sampai 1 tahun.

5.

Memindahkan uang (transfer) untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.

6.

Menempatkan dana pada atau meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada pihak lain dengan menggunakan berbagai sarana.


7.

Melakukan kegiatana penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
dibidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,

Universitas Sumatera Utara

11

asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan dengan
memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
8.

Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk menanggulangi atau
mengatasi kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dengan ketentuan harus menarik kembali penyertaannya sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.

9.


Menerima pembayaran dari tagihan.

10. Melakukan kegiatan piutang, usaha kertu kredit dan kegiatan wali amanat.
11. Menyediakan tempat menyimpan barang dan surat berharga.
12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing sesuai ketentuan Bank Indonesia.
13. Menyediakan pembiayaan atau kegiatan berdasarkan prinsip syariah.
14. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun, menjamin dan mengelola dana
pensiun sesuai dengan undang-undang dan pensiun yang berlaku.
15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank dengan syarat tidak
bertentangan dalam undang-undang tentang perbankan dan peraturan
perundangan yang berlaku.
2.2 Fungsi Bank
Menurut Ismail (2010:122) fungsi utama bank adalah menghimpun dana
dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan
pelayanan dalam bentuk perbankan. Dengan modal kepercayaan masyarakat bank
dapat menarik masyarakat untuk menghimpun dananya pada bank tersebut lalu
menyalurkan dananya bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara


12

Lebih lanjut lagi Ikatan Bankir Indonesia (2013) menjelaskan fungsi bank
sebagai berikut:
1.

Agent of trust
Merupakan lembaga yang landasannya adalah kepercayaan, baik dalam
menghimpun dana ataupun dalam penyaluran dana.

Masyarakat percaya

bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, begitu pula sebaliknya
pihak bank percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya
dan mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman besserta kewajiban
lainnya pada saat jatuh tempo. Dari fungsi ini harus dibangun kepercayaan
yang bergerak ke dua arah, yaitu dari dan ke masyarakat.
2.

Agent of development

Merupakan lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi di
suatu negara. Kegiatan bank berupa menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan hal yang sangat diperlukan bagi lancarnya perekonomian di sektor
riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan
investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan konsumsi barang dan jasa,
mengingat kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan
uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

3.

Agent of service
Bank memberikan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada
masyarakat. Jasa tersebut antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan
surat berharga, pemberian jaminan bank, penyelesaian tagihan, ATM,
transaksi tunai, e-banking, kartu kredit dan pelayanan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

13


Menurut Januarti (Ayuningrum, 2011:48) dari fungsi yang ada dapat
dikatakan bahwa dasar beroperasinya bank adalah kepercayaan, baik kepercayaan
bank kepada masyarakat maupun sebaliknya. Oleh karena itu untuk tetap menjaga
kepercayaan tersebut kesehatan bank perlu diawasi dan dijaga.
2.3 Kinerja Keuangan Perbankan
Menurut Gunawan dan Dewi (Puspitasari, 2009:156) bank sebagai sebuah
perusahaan wajib mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank
yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan transparansi atau pengungkapan
informasi laporan keuangan bank yang bertujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan, serta
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Selanjutnya Febryani dan Zulfandi (Jhohannes, 2012:180) mendefinisikan
kinerja keuangan bank sebagai gambaran kondisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu dimana informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa
lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja di masa depan. Penilaian kinerja keuangan bank dapat dinilai dengan
analisa rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang dilaporkan di masa
depan.
Menurut Abdullah (2005:97) tujuan dari penilaian kinerja keuangan bank

yaitu:
a.

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi
likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun
berjalan maupun tahun sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

14

b.

Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset
yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

2.4 Rasio Keuangan Bank
Menurut Hery (2016:68) Analisis rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau
antar pos yang ada dilaporan keuangan.
Tolak ukur yang sering dipakai menurut Hariyanti (2010:89) adalah rasio,
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis
dari rasio dapat memberikan pandagan yang lebih baik tentang kondisi keuangan
dan prestasi perusahaan. Selain itu, dengan analisis rasio keuangan akan dapat
diketahui jika suatu perusahaan bank melakukan penyimpangan.
Jadi, dengan adanya rasio keuangan yang disusun dalam laporan
keuangan, pihak yang menggunakan laporan keuangan tersebut dapat mempelajari
komposisi perubahan dalam perusahaan.

Komposisi yang dimaksud adalah

adanya kemajuan atau kemunduran kondisi keuangan dan kinerja dari waktu ke
waktu.

Rasio keuangan juga bisa digunakan untuk memproyeksikan kondisi

perusahaan ke depan dengan melihat rasio pada masa lalu.
2.4.1 Laporan Keuangan sebagai Sumber Informasi Rasio Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu akan
melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen
maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

15

Laporan keuangan menurut Suwardjono (Sudarini, 2005:78) merupakan
salah satu sumber informasi yang menggambarkan secara menyeluruh tentang
kondisi dan perkembangan perusahaan, sehingga dapat menjadi salah satu sarana
menilai tingkat profesionalisme perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan
kegiatan pengusaha.
Tujuan laporan keuangan menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK)
yang dikutip oleh Sawir (2005:77) adalah sebagai berikut:
1.

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi manfaat
bagi sejumlah besar pemakai (stakeholders) dalam pengambilan keputusan
ekonomi.

2.

Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
dari kejadian di masa lalu.

3.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang akan dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Menurut Kasmir (2010:148) secara umum tujuan pembuatan laporan

keuangan suatu bank adalah sebagai berikut:
1.

Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva
yang dimiliki bank.

2.

Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis
kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.

Universitas Sumatera Utara

16

3.

Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal
bank pada waktu tertentu.

4.

Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh bank dan sumber-sumber pendapatan bank.

5.

Memberikan

informasi

keuangan

tentang

jumlah

biaya-biaya

yang

dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6.

Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

7.

Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari
hasil laporan keuangan yang disajikan.
Dengan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan maka akan

diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan
perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.4.2 Return on Asset (ROA)
Menurut Hanafi dan Halim (2016:157) Return On Assets (ROA)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.
Sedangkan menurut Bank Indonesia, Return On Assets (ROA) merupakan
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu
periode.
Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini
sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat
mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Dalam kerangka penilaian

Universitas Sumatera Utara

17

kesehatan bank, BI akan memberikan score maksimal 100 (sehat) apabila bank
memiliki ROA > 1,5% .
2.4.3 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio menurut Kasmir (2010:119) adalah rasio
permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengembangkan usaha
dan menampung risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan operasional
perusahaan. Semakin banyak modal yang dihimpun bank maka operasional bank
dapat berjalan lancar. CAR juga dapat digunakan sebagai rasio permodalan yang
digunakan untuk melindungi nasabah sehingga mempertahankan kepercayaan
terhadap bank. Setiap bank diwajibkan untuk memelihara rasio kecukupan modal
atau CAR.
Masalah kecukupan modal merupakan hal penting dalam bisnis
perbankan. Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal yang baik,
menunjukkan indikator sebagai bank yang sehat. Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia, kecukupan modal minimum yang wajib dipenuhi oleh setiap bank
adalah sebesar 8% (PBI No.15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum).
Modal bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia terdiri atas modal inti
dan modal pelengkap sebagai berikut:
1. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh
pemegang saham. Modal ini terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan
umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan
bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

Universitas Sumatera Utara

18

2. Modal pelengkap yang terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan
penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman
subordinasi.
Puspitasari (2009:49) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin
besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga
kemungkinan timbulnya resiko kerugian kegiatan usahanya sehingga kinerja bank
juga meningkat.
2.4.4 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Dendawijaya (2008:176) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini
merupakan salah satu penilaian likuiditas bank. LDR ditentukan dengan cara
membandingkan total kredit yang diberikan dengan dana yang dapat dihimpun
dari masyarakat. Total kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan pada
masyarakat bukan termasuk kredit yang diberikan pada bank lain, sementara dana
yang dihimpun dari pihak ketiga dapat berupa simpanan, deposito yang tidak
termasuk giro dan deposito antar bank.
Pada umumnya aktivitas suatu bank menurut Imam (Januarti, 2010:137)
diarahkan pada usaha untuk meningkatkan pendapatan dengan meminimalkan
risiko. Secara konvensional banyak bank mengutamakan aktivitas perkreditan
sebagai sarana mencapai tujuan tersebut, namun ternyata banyak bank yang
mengalami kepailitan karenanya.

Aktivitas perkreditan dapat mendominasi

penggunaan dana suatu bank karena perkreditan mempengaruhi aktivitas bank,
penilaian atas tingkat kesehatan bank, tingkat kepercayaan nasabah serta tingkat
pencapaian laba. Permasalahan yang sering timbul dalam penanaman dana di

Universitas Sumatera Utara

19

bidang perkreditan akan menyangkut: besarnya dana yang dapat digunakan
(sensitive atau tidak), pengaturan komposisi jenis kredit (pihak luar, pihak dalam,
dijamin atau tidak), komposisi berdasarkan jatuh temponya (pendek, menengah
atau panjang), penyiapan sumber dana manusia dalam Assets Liability
Management Commitee (ALCO) yang menampung kebersamaan proses
manajemen untuk mencapai level tinggi serta pola yang stabil dalam pertumbuhan
NIM, ROA,ROE, ROI.
Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi atau membayar kewajiban (simpanan masyarakat) yang harus
segera dipenuhi. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendek
keuangannya tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
Menurut Hasibuan (2007:125) bank dikatakan likuid jika bank tersebut
mempunyai: (1) cash asset sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk
memenuhi likuiditasnya, (2) cash asset lebih kecil dari butir (1), tetapi bank juga
mempunyai aset lainnya (khususnya surat-surat berharga) yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan (3) kemampuan
untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk utang.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan kepada
pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank
lain, terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan
deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank.
Ketentuan batas bawah untuk LDR adalah sebesar 78% dan batas atas yang dapat
ditoleransi adalah 100% (SE BI No.15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013). Di

Universitas Sumatera Utara

20

mata bank sentral aturan ini dibuat untuk mendorong perbankan lebih giat
menyalurkan kredit untuk menggerakkan ekonomi.
2.4.5 Net Interest Margin (NIM)
Menurut Dendawijaya (2008:158) kegiatan utama perbankan pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat maka biaya dan pendapatan operasional bank
didominasi oleh biaya dan hasil bunga. Menurut Herdaningtyas (2007:78) NIM
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Hasibuan (2007:97) NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga
terhadap rata-rata aktiva produktif.

Pendapatan diperoleh dari bunga yang

diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber
dana yang dikumpulkan. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat
berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.
Menurut Riyadi (2009:29), NIM adalah perbandingan antara Interest
Income (pendapatan bunga bank yang diperoleh) dikurangi Interest expenses
(biaya bunga bank yang menjadi beban) dibagi dengan Average Interest Earning
Assets (rata-rata aktiva produktif yang digunakan). Rasio ini menggambarkan
tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Semakin besar rasio ini maka semakin
meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah
semakin kecil.

Universitas Sumatera Utara

21

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, nilai
minimum NIM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kerangka kesehatan
bank adalah 1%.
2.4.6 Non Performing Loan (NPL)
Menurut Ghozali (2007:139) Non Performing Loan (NPL) adalah rasio
keuangan yang menggambarkan risiko kredit. Risiko kredit didefinisikan sebagai
kemungkinan kegagalan nasabah untuk membayar kewajibannya atau dengan kata
lain debitur tidak dapat melunasi hutangnya. Oleh karena itu bank memiliki risiko
terhadap bunga dan pokok pinjaman yang tidak dapat dibayar oleh nasabah.
Riyaldi (2006:85) Rasio NPL merupakan perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan kurang lancar, diragukan dan macet dibandingkan dengan
total kredit yang diberikan oleh bank. Total kredit bermasalah merupakan selisih
antara jumlah kredit bermasalah dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP), dimana PPAP yang dimaksudkan adalah PPAP khusus untuk
kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan serta macet. Tingkat resiko kredit
diproksikan dengan NPL dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur
sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva
produktif yang dimiliki oleh suatu bank.
Menurut Ismail (2013:124) kredit non performing atau kredit bermasalah
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Kredit kurang lancar
Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan
dengan kriteria sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

22

a) Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaan
pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari 180 hari.
b) Pada kondisi ini hubungan debitur dan bank memburuk.
c) Informasi keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh bank.
2)

Kredit diragukan
Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran

pokok dan/atau bunga dengan kriteria sebagai berikut:
a. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga 270 hari.
b. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank semakin memburuk.
c. Informasi keuangan sudah tidak dapat dipercaya.
3)

Kredit macet
Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau

lebih. Peraturan BI No 15/2/PBI/2013, NPL tidak lebih dari 5 % total kredit dan
penyelesaiannya bersifat kompleks. Kredit bermasalah adalah kelompok debitur
yang tidak mampu dan atau dengan sengaja tidak melunasi kewajibannya terhadap
bank. Semakin tinggi risiko kredit bermasalah yang dihadapi bank maka semakin
tinggi pula NPL.

Bank dengan NPL tinggi akan memperbesar biaya aktiva

poduktif, sehingga berpotensi mengakibatkan kerugian pada bank.
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh CAR,
LDR, NIM, dan NPL terhadap ROA. Hasil dari beberapa penelitian akan
digunakan sebagai bahan refrensi

dan perbandingan dalam penelitian ini,

diantaranya sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

23

1.

Lya Chaidir (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Kondisi Permodalan,
Efisiensi Operasional, Likuiditas, Resiko Kredit Dan Resiko Pasar Terhadap
Tingkat Profitabilitas Bank (Studi Kasus Sepuluh Bank Dengan Aset
Tertinggi Di Indonesia Periode 2009-2014)”.

Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen
berupa CAR (Capital Adquacy Ratio) sebagai indikator permodalan, Beban
Operasional terhadap pendapatan perasional (BOPO) sebagai indikator
efisiensi operasional, Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi tingkat
kredit macet, Cash Ratio (CR) sebagai indikator likuiditas, dan Net Interest
Margin (NIM) sebagai indikator resiko pasar. Analisis yang digunakan adalah
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NIM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO dan NPL
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan CR
negatif tidak signifikan terhadap ROA.
2.

Fenny Tan (2014) dengan judul “Analisis Faktor yang mempengaruhi
Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2009-2013” variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen
dalam penelitian ini adalah CAR, LDR, NPL, NIM dan BOPO. Analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa CAR dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
ROA, sedangkan NPL, NIM, dan BOPO berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA.

3.

I Putu Agus Atmajaya Negara dan I Ketut Sujana (2014) dengan judul
“Analisis Pengaruh CAR, Penyaluran Kredit dan NPL terhadap Profitabilitas

Universitas Sumatera Utara

24

Bank Umum di Indonesia”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Return On Asset (ROA), Sedangkan variabel independen berupa CAR,
Penyaluran Kredit dan NPL. Analisis yang digunakan adalah model regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan NPL berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan penyaluran kredit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
4. Mario Christiano dkk (2014) dengan judul “Analisis Terhadap Rasio-Rasio
Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas pada Bank-Bank Swasta Yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen berupa CAR,
BOPO, NPL dan NIM. Analisis ini menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. Secara parsial CAR, NIM,
dan LDR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan
BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
5.

Meryta Wityasari (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh
CAR, NPL, LDR, terhadap profitabilitas dengan LDR sebagai variabel
intervening. Studi kasus pada Bank Umum Go Public periode 2009-2013.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR,
DPPK, NPL t-1, LDR.

Sedangkan variabel dependen adalah Return On

Assets (ROA). Teknik analisis yang digunakan adalah Amos 21. Hasil dari
penelitian CAR, DPK tidak berpengaruh signifikan pada LDR dan ROA,
sedangkan NPL t-1 berpengaruh positif signifikan terhadap LDR, tetapi
berpengaruh negatif signifikan pada ROA.

Universitas Sumatera Utara

25

6.

Rifqi Nur Wahyudi (2014) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh
Capital Adequacy Ratio Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas
Pada Bank Go Public Di Indonesia”. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Return On Asset (ROA). Sedangkan variabel indepen berupa CAR
dan LDR. Analisis ini menggunakan model regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
ROA.

7.

Dwihilda Rezha Mitasari (2014) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh
CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Studi pada
Bank Umum Go Public tahun 2009-2013), variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen
dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO. Analisis
dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan
LDR, BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

2.6 Kerangka Konseptual
2.6.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset
(ROA)
Puspitasari (2009,199) CAR adalah rasio yang digunakan unntuk melihat
seberapa besar aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh modal bank. CAR minimal
yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah 8%, jadi bank yang mempunyai

Universitas Sumatera Utara

26

CAR dibawah 8% menandakan bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian
yang timbul dari kegiatan usaha bank, tetapi jika CAR yang dimiliki bank lebih
dari 8 % maka bank tersebut dinyatakan sebagai bank solvable, karena semakin
besar CAR yang dimiliki bank maka risiko bank akan semakin kecil dan
keuntungan bank akan semakin besar. CAR menunjukkan sejauh mana penurunan
aset bank masih dapat ditutupi oleh equity bank yang tersedia. Sehingga semakin
besar CAR bank akan semakin baik kondisi bank tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hilda (2014) dan Mario
Christiano (2014) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positi terhadap ROA.
2.6.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset
(ROA)
Lesmana (2008:187) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu
penilaian likuiditas bank. Likuiditas bank adalah salah satu penilaian tingkat
risiko kesehatan bank bagian dari risiko bank.

Likuiditas mencerminkan

kemampuan bank dalam mengelola dananya untuk memenuhi kewajiban secara
tepat waktu dan kewajiban lainnya. Rumus LDR dihitung dengan perbandingan
total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga yang dihimpun bank.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam menyalurkan
kembali dana yang berhasil dihimpun untuk kegiatan ekonomi. Besarnya LDR
menunjukkan kemampuan bank mengelola likuiditas sehingga bank dalam kondisi
tidak bermasalah.
Penelitian yang dilakukan oleh Meryta (2014), menunjukkan bahwa LDR
berpengaruh positif terhadap ROA.

Universitas Sumatera Utara

27

2.6.3 Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA)
Menurut Mahardin (Puspitasari, 2009:131) NIM merupakan kemampuan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat
pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang
disalurkan Mahardin. Semakin besar NIM yang dicapai oleh suatu bank maka
akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh
bank yang bersangkutan, sehingga laba bank (ROA) akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Mario Christiano (2014), Fenny Tan
(2014), Dwi Hilda (2014) dan Lya Chaidir (2015) menunjukkan bahwa NIM
berpengaruh positif terhadap ROA.
2.6.4 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Asset
(ROA)
Puspitasari (2009:85) Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah.

Kredit

dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Peraturan Bank
Indonesia menyatakan bahwa NPL bank tidak lebih dari 5%, sehingga Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) harus disediakan bank untuk menutup
kerugian yang timbul dari aktiva produktif. Dalam pemberian kredit bank harus
melakukan analisis kemampuan debitur untuk membayar kembali dengan cara
peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan.
Apabila NPL tinggi maka menandakan banyak masalah kredit yang dialami
bank bersangkutan, sehingga kemungkinan bank mengalami masalah semakin

Universitas Sumatera Utara

28

besar dalam menyalurkan kredit. Maka dalam hal ini semakin tinggi NPL maka
semakin rendah ROA yang dihasilkan bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Mario Christiano (2014), Fenny Tan
(2014), Dwi Hilda (2014) dan Lya Chaidir (2015) menunjukkan pengaruh negatif
NPL terhadap ROA.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
CAR (X1)
+
LDR (X2)
NIM (X3)

+

ROA (Y)

+

NPL (X4)
Sumber: Penulis (2016).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

0 6 100

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Net Interest Margin (Nim), Non Performing Loan (Npl) Terhadap Return On Asset (Roa)

0 0 13

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Net Interest Margin (Nim), Non Performing Loan (Npl) Terhadap Return On Asset (Roa)

0 0 2

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Net Interest Margin (Nim), Non Performing Loan (Npl) Terhadap Return On Asset (Roa)

0 0 7

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Net Interest Margin (Nim), Non Performing Loan (Npl) Terhadap Return On Asset (Roa)

0 0 2