Pengembangan Aplikasi Text to Speech dal

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

B2. Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk Tunanetra
Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan

Pengembangan Aplikasi Text to Speech dalam Pembuatan
Kamus untuk Tunanetra
Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Email : dekndu@yahoo.com, kadexjus@yahoo.com
Abstrak
Saat ini pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris sangat penting untuk setiap orang,
tak terkecuali bagi mereka yang memiliki keterbatasan, seperti penyandang tunanetra. Secara
umum orang belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan kamus. Tetapi
bagi penyandang tunanetra, tidak memungkinkan untuk menggunakan kamus, seperti halnya
orang normal pada umumnya. Mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang
menggunakan format huruf Braille. Penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak
bisa dilakukan secara maksimal, karena untuk mencari terjemahan suatu kata, mereka harus

mencari kata tersebut secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari.
Dengan kemajuan IPTEK, khususnya dibidang komputerisasi, maka dibuatlah suatu
media, yakni berupa aplikasi kamus yang bertujuan untuk membantu penyandang tunanetra
dalam melakukan penerjemahan suatu kata dengan memanfaatkan indra pendengarannya.
Dalam pembuatan aplikasi ini, hardware yang digunakan adalah sebuah komputer desktop atau
laptop yang dilengkapi dengan speaker, sedangkan software-nya terdiri dari Borland Delphi dan
modul TTS (Text To Speech). Aplikasi kamus yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik dari
penyandang tunanetra, seperti pada rancangan interface-nya dibuat berupa shortcut-shortcut
atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Masukan yang
diberikan pada sistem, yaitu berupa teks, selanjutnya oleh modul TTS teks tersebut akan diubah
menjadi ucapan.
Aplikasi kamus ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi penyandang tunanetra
dalam mempelajari bahasa Inggris, tanpa perlu intensitas tinggi untuk melakukan penerjemahan
suatu kata, sehingga produktifitas pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah dapat terus
ditingkatkan.
Kata-kata kunci: aplikasi, kamus, TTS, speech, tunanetra.
1. Pendahuluan
Kamus yang umumnya banyak kita temui di pasaran adalah kamus yang hanya memuat
tulisan saja. Kamus biasanya memuat tulisan atau kata dalam bahasa Inggris dan terjemahannya
dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Bagi penyandang tunanetra kamus semacan ini, tidak

mungkin untuk digunakan. Dalam hal ini, mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus
yang menggunakan format huruf Braille. Namun penggunaan kamus dalam format huruf Braille
ini pun tidak bisa dilakukan sacara maksimal, karena untuk mencari terjemahan suatu kata
mereka masih melakukannya secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

1

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

ini tentu menghabiskan banyak waktu, akibatnya mereka menjadi cepat bosan, terlebih lagi bagi
mereka yang tidak suka membaca.
Melihat kondisi seperti ini, dibutuhkan adanya suatu media alternatif yang dapat membantu
mengatasi kondisi tersebut. Salah satu media alternatif yang mungkin dibuat, yaitu berupa
aplikasi kamus. Dengan pemanfaatan teknologi informasi, saat ini telah berkembang suatu

sistem TTS (Text to Speech) yang merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi
bahasa. TTS ini dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai
dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan. Pemanfaatan TTS ini, akan sangat
membantu terutama bagi pengguna yang memiliki keterbatasan dalam hal pembacaan teks atau
kata, seperti penyandang tunanetra. Dengan menggunakan indra pendengaran, pengucapan
kata akan sangat membantu penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata
tertentu. Dalam penelitian ini akan dikaji beberapa permasalahan, yaitu (1) rancangan aplikasi
kamus untuk penyandang tunanetra, (2) implementasi aplikasi kamus untuk penyandang
tunanetra.
TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang
dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan
teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisasi, yaitu penyusunan
fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Arry Akhmad Arman, 2008). Suatu sistem TTS pada
umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan konversi fonem ke
ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa teks dan
menghasilkan output berupa suara atau ucapan (Rommel, 2008).

Gambar 1 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008)
a) Konversi Teks ke Fonem
Bagian konversi teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam suatu

bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya
direpresentasikan dengan kode fonem, durasi serta pitch-nya. Untuk suatu bahasa baru, bagian
ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut.
Fonem merupakan unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia, dan suatu
ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Durasi adalah
lama waktu pengucapan untuk setiap fonem, dan pitch merupakan perubahan nilai frekuensi
dasar pada pengucapan fonem untuk menghasilkan intonasi yang diinginkan.
Proses konversi dari teks ke fonem terdiri dari beberapa tahap, yaitu normalisasi teks,
konversi setiap fonem menjadi kode fonem, dan penetapan durasi serta pitch untuk setiap fonem.
Normalisasi teks merupakan suatu proses yang merepresentasikan teks tertulis menjadi teks
yang sesuai dengan pengucapan oleh manusia. Contoh “rommel membangun aplikasi TTS mulai
tahun 2005”. Hasil normalisasinya adalah “rommel membangun aplikasi tetees mulai tahun
duaribulima”. Kemudian setiap teks hasil normalisasi tersebut dikonversi ke fonem. Tidak setiap
huruf sama dengan kode fonemnya. Hal ini karena, kode fonem yang digunakan harus sesuai
dengan standar kode fonem yang ditetapkan oleh Speech Synthesizer yang digunakan.
Untuk mendapatkan ucapan yang lebih alami, ucapan yang dihasilkan harus memiliki
intonasi (prosody). Prosodi adalah perubahan nilai pitch (frekuensi dasar) selama pengucapan

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

2

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

kalimat atau teks dilakukan. Pada prakteknya, informasi pembentuk prosodi berupa data-data
pitch serta durasi pengucapannya untuk setiap fonem yang dibangkitkan. Nilai-nilai yang
dihasilkan diperoleh dari suatu model prosodi. Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap
bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data-data prosodi menjadi
sangat spesifik juga untuk suatu bahasa.
b) Konversi Fonem ke Ucapan
Bagian konverter fonem ke ucapan berfungsi untuk membangkitkan sinyal ucapan
berdasarkan kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian konverter teks
ke fonem, sehingga akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat
yang ingin diucapkan (Arry Akhmad Arman, 2008). Teknik yang digunakan pada bagian ini
adalah teknik diphone concatenation, yang bekerja dengan cara menggabung-gabungkan
segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya. Setiap segmen berupa diphone

(gabungan dua buah fonem). Berikut gambaran detail mengenai proses konversi teks ke ucapan.

Gambar 2 Proses Konversi Teks ke Ucapan
(Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008)
2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang sistematik dalam
menyelesaikan sebuah penelitian. Penelitian dilakukan dengan proses pengumpulan data objek
penelitian dan proses pengembangan perangkat lunak. Dalam pengembangan perangkat lunak
ini metode yang digunakan adalah SDLC (Software/System Development Life Cycle). Berikut ini
gambaran dari pengembangan perangkat lunak dengan metode SDLC.

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

3

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010


Gambar 3 Pengembangan Perangkat Lunak dengan Metode SDLC
Pada gambar 3 dapat dijelaskan bahwa, langkah pertama yang dilakukan dalam
pengembangan perangkat lunak adalah melakukan analisis terkait dengan perangkat lunak yang
akan dibangun. Dalam analisis perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait,
yaitu kebutuhan perangkat lunak, tujuan pengembangan perangkat lunak, masukan dan keluaran
perangkat lunak, serta model fungsional dari perangkat lunak. Usai melakukan analisis perangkat
lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan perangkat lunak. Dalam
perancangan perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait, yaitu batasan
perancangan perangkat lunak, perancangan arsitektur perangkat lunak, perancangan struktur
data perangkat lunak, dan perancangan antarmuka perangkat lunak. Setelah selesai melakukan
perancangan perangkat lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi perangkat
lunak. Beberapa komponen yang terkait dalam implementasi perangkat lunak ini, yaitu
lingkungan implementasi perangkat lunak, batasan implementasi perangkat lunak, implementasi
arsitektur perangkat lunak, implementasi struktur data perangkat lunak, dan implementasi layar
antarmuka perangkat lunak. Langkah terakhir dari metode SDLC ini yaitu melakukan pengujian
perangkat lunak. Komponen yang terkait dalam pengujian perangkat lunak ini, yaitu tujuan
pengujian perangkat lunak, tata ancang dan teknik pengujian perangkat lunak, perancangan
kasus uji pengujian perangkat lunak, pelaksanaan pengujian perangkat lunak, dan evaluasi hasil
pengujian perangkat lunak.

3. Hasil dan Pembahasan
Kamus yang saat ini banyak ditemui di pasaran adalah kamus yang hanya memuat tulisan
atau teks saja. Bagi penyandang tunanetra, kamus semacam ini tidak memungkinkan untuk
digunakan. Mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang menggunakan format huruf
Braille. Penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

4

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

maksimal. Berdasarkan hal tersebut, dicoba dibuat suatu media alternatif berupa aplikasi kamus,
dimana aplikasi yang dibuat tidak hanya memuat tulisan atau teks saja, tetapi sudah dilengkapi
dengan suara atau cara pengucapan (pronounciation) untuk kata yang dimaksud. Berikut
gambaran mengenai masukan dan keluaran dari aplikasi kamus yang dibangun.


Gambar 4 Masukan dan Keluaran dari Aplikasi Kamus
Pada gambar 4 dapat dijelaskan bahwa, untuk memulai proses penerjemahan suatu kata
pengguna akan dihadapkan pada dua pilihan cara, yaitu penerjemahan kata berdasarkan
kategori dan non kategori. Untuk penerjemahan kata berdasarkan kategori, pengguna harus

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

5

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

memilih salah satu dari sekian kategori yang ada, sesuai dengan kategori dari kata yang akan
diterjemahkan. Dari kategori yang telah dipilih, pengguna akan disuguhi dengan beragam kata
yang termasuk dalam kategori tersebut beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari
kata yang akan diterjemahkan itu, dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang

terpilih akan disuarakan beserta padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari
kata tersebut. Sedangkan untuk penerjemahan kata berdasarkan non kategori, pengguna
kembali dihadapkan pada dua pilihan cara, yaitu pertama dengan mengetikan kata yang akan
dicari terjemahanya, baik kata dalam bahasa Inggris maupun kata dalam bahasa Indonesia
tergantung kebutuhan dari pengguna. Selanjutnya kata yang diketikan ini akan disuarakan
bersama padananya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Kata hasil
terjemahan ini nantinya dapat dicetak ke dalam format huruf Braille. Kedua, dengan mengetikan
satu huruf awal atau lebih dari kata yang akan diterjemahkan. Hasil dari proses ini, pengguna
akan disuguhi dengan beragam kata yang memiliki huruf awal sesuai dengan yang diketikan
beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari kata yang akan diterjemahkan itu,
dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang terpilih akan disuarakan beserta
padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut.
Untuk menghasilkan suara dari aplikasi kamus yang dibangun ini, peneliti memanfaatkan 2
modul TTS, yaitu IndoTTS sebagai TTS berbahasa Indonesia yang merupakan properti dari Arry
Akhmad Arman dan SAPI sebagai TTS berbahasa Inggris yang merupakan properti dari
Microsoft. Kedua modul TTS ini telah dilengkapi dengan diphone database yang berbeda. Berikut
ini gambaran detail dari arsitektur perangkat lunak yang dibangun.

Gambar 5 Detail Arsitektur Perangkat Lunak
Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa, dalam pengembangan arsitektur perangkat lunak

ini terdapat 3 komponen yang saling terkait. Ketiga komponen tersebut, yaitu aplikasi kamus,
modul TTS (IndoTTS dan SAPI) serta Mbrola sebagai pembangkit ucapan dan basisdata atau
database. Aplikasi kamus sebagai komponen sentral dalam pengembangan perangkat lunak ini
memulai proses penerjemahan kata dengan melakukan pengambilan data pada database,
selanjutnya data yang diambil ini akan diproses oleh modul TTS (IndoTTS atau SAPI) untuk

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

6

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

menghasilkan suara atau ucapan. Data yang diambil ini nantinya juga dapat diterjemahkan ke
dalam format huruf Braille. Sehingga output yang dihasilkan tidak hanya berupa suara saja, tetapi
juga berupa teks dalam format huruf Braille. Berikut ini, terdapat beberapa kemampuan yang
dimiliki oleh aplikasi kamus, diantaranya:
a. Aplikasi kamus dapat melakukan penerjemahan kata dalam dua arah, yaitu dari bahasa
Inggris ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.
b. Penerjemahan kata dapat dicari berdasarkan pilihan kategori atau non kategori.
c. Menerima input berupa teks (kata atau frase), dengan panjang maksimal 50 karakter.
d. Output yang dihasilkan berupa teks, suara dan teks dalam format huruf Braille.
e. Tidak menyertakan sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan.
f. Kata yang diterjemahkan beserta padanannya, dapat disimpan untuk selanjutnya dicetak
dalam format huruf Braille.
g. Menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalan suatu fungsi
tertentu.
h. Jenis keyboard yang digunakan tidak memiliki bentuk ataupun karakter khusus.
i. Jumlah kata pada aplikasi kamus dapat di-update secara dinamis, karena pada aplikasi ini
sudah dilengkapi dengan fasilitas tambah kata, dan yang bertugas untuk menambahkan kata
tersebut adalah guru pengajar bahasa Inggris atau guru lain yang bisa mengoperasikan
komputer.
j. Aplikasi kamus ini hanya khusus diperuntukan bagi penyandang tunanetra, bukan bagi
penyandang tunarungu maupun tunadaksa.
k. Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, minimal pengguna bisa mengoperasikan komputer.
Untuk mengetahui mampu tidaknya pengguna (penyandang tunanetra), dalam mengakses
atau menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus ini, peneliti melakukan
pengujian pada aplikasi kamus dengan melibatkan 20 orang siswa penyandang tunanetra.
Berikut ini tampilan dari aplikasi kamus beserta hasil pengujian yang telah dilakukan.

Gambar 6 Tampilan dari Aplikasi Kamus

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

7

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

Tabel 1 Hasil Pengujian Aplikasi Kamus untuk Siswa Penyandang Tunanetra
Siswa keN
Kasus Uji
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1 1 1 1 1 1
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
1. Membatalkan
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
perintah (Esc)
2. Memunculkan semua
kata/kata
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tertentu(F1)
3. Berpindah dari
kategori ke non
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kategori atau
sebaliknya(F2)
4. Menampilkan
kategori hasil
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penyetingan(F3)
5. Menampilkan semua
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kategori(F4)
6. Menutup aplikasi(F5) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Mengetahui petunjuk
penggunaan
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
aplikasi(F6)
8. Mencetak kata dalam
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
format Braille (F10)
9. Mengeja padanan
kata di non
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kategori(F11)
1 Menyimpan kata dan
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
0. padanannya(F12)
1 Menghapus huruf
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. (Backspace)
1 Membaca kata dan
2. padanannya (panah
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
atas atau panah
bawah)
1 Menampilkan kata
3. dan padanannya dari
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kategori yang dipilih
(Enter)
1 Mengeja kata dari
4. kategori yang dipilih
√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(Enter)
1 Menampilkan kata
5. dan padanannya
saat melakukan
√ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penerjemahan di non
kategori (Enter)

1 1 1 1 2
6 7 8 9 0
√ √ √ √ √

√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √

√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

8

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

Persentase Keberhasilan
=

1 7 0 7 1 1 1
0 % % % 0 0 0
0
0 0 0
%
% % %

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

1
0
0
%

Keterangan:

Persentase Keberhasilan =

Jumlah percobaan berhasil
x100%
Jumlah percobaan

............................(1.1)

Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengujian
perangkat lunak sudah baik dan berhasil dilakukan, hal ini terlihat dari tingkat persentase
keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa. Dari 20 orang siswa penyandang tunanetra yang
dilibatkan dalam pengujian perangkat lunak ini, 17 orang diantaranya sudah mampu menjalankan
atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi, menggunakan shortcut-shortcut atau
tuts khusus pada keyboard. Sedangkan 3 orang lainnya, masih belum mampu secara maksimal
menjalankan atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus. Hal ini terjadi,
bukan karena adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena ketiga siswa tersebut
memiliki cacat tambahan, selain menyandang tunanetra.
4. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal, yakni seperti berikut.
a. Perancangan aplikasi kamus ini dapat digunakan sebagai salah satu media alternatif,
khususnya bagi penyandang tunanetra dalam melakukan penerjemahan suatu kata, baik dari
bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris,
karena dalam aplikasi ini sudah dilengkapi dengan suara atau cara pengucapan untuk kata
yang dimaksud, sehingga akan mempermudah mereka untuk memahami arti suatu kata.
b. Pengimplementasian aplikasi kamus ini dibuat dengan menyesuaikan pada karakteristik dari
penyandang tunanetra, seperti pada pengimplentasian antarmukanya, dibuat berupa shortcutshortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, dimana
setiap fungsi yang dijalankan akan diucapkan atau disuarakan oleh komputer. Minimum
spesifikasi komputer yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aplikasi ini, yaitu Intel Pentium
III 1.2 GHz, Harddisk 1 GB, RAM 512 MB, Sistem Operasi Microsoft Windows XP, dan
Speaker. Untuk pengujian perangkat lunak yang dilakukan oleh siswa maupun guru secara
umum sudah baik dan berhasil dilakukan. Walaupun masih terdapat beberapa siswa yang
belum mampu menjalankan atau mengakses aplikasi kamus. Hal ini terjadi, bukan karena
adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena siswa tersebut memiliki cacat
tambahan, selain menyandang tunanetra.
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal, yaitu perlu
dicarikan sebuah software pengubah teks biasa menjadi teks dalam format huruf Braille yang
bisa include ke dalam aplikasi kamus ini, perlu ditambah sinonim untuk hasil padanan dari kata
yang diterjemahkan, dan untuk dapat menjalankan atau mengakses aplikasi ini minimal
pengguna bisa mengoperasikan komputer.

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

9

ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010
Singaraja - Bali, 21 September 2010

DAFTAR PUSTAKA
Arry Akhmad Arman, 2008. “Definisi Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”.
Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Definisi Text to Speech « Teknologi Bahasa.htm
(diakses tanggal 1 Agustus 2009).
-------, 2008. “Konversi Teks ke Ucapan (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia
pada http://indotts.melsa.net.id/Konversi dari Teks ke Ucapan.pdf (diakses tanggal 1
Agustus 2009).
-------, 2008. “First Indonesia Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”.
Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/ First Indonesia Text to Speech.htm (diakses
tanggal 1 Agustus 2009).
Rommel, 2008. “Aplikasi SMS dengan Text to Speech Bahasa Indonesia pada Sistem Operasi
Symbian (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB: Bandung)”. Tersedia pada
http://................./Final Paper - Rommel - [13202003].doc (diakses tanggal 10 Agustus 2009).

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

10