FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 4 TELAGA
KABUPATEN GORONTALO
Oleh :
Feni Amali
Pembimbing I : Dra.Hj.Hakop Walangadi, M.Si
Pembimbing II: Drs.H.Haris Mahmud, S.Pd, M.Si
(Mahasiswa Program Studi S1- PGSD)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo?
Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo.
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti yakni kualitatif deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 4 Telaga di antaranya yaitu

faktor intern (dalam diri siswa) yang meliputi kondisi siswa, kemampuan intelektual,
motivasi, kebiasaan belajar siswa. Dan faktor ekstern (dari luar diri siswa) yang meliputi
lingkungan, motivasi, kondisi guru, keluarga atau orang tua, serta keadaan ekonomi.
Kata kunci : Faktor-faktor rendahnya minat belajar siswa.
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar, minat sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki
minat belajar, tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Minat adalah "gejala yang tertarik
pada sesuatu yang selanjutnya minat seseorang akan mencerminkan tujuannya". Apabila
siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran tertentu dapat dilihat dan diamati partisipasinya
dalam menekuni pelajaran tersebut. Minat ini memegang peranan penting dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya minat maka ia tidak dapat menguasai pelajaran yang
diberikan gurunya.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa, minat merupakan salah satu faktor dalam
memperoleh hasil belajar. Sebab tanpa adanya minat yang tinggi, siswa merasa terpaksa dan

terbebani dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, di samping ini proses belajar akan
terwujud bila dalam dirinya terdapat keseriusan. Begitu juga kondisi fisiologis berupa
kesehatan, semangat dan potensinya yang normal. Akan tetapi semua ini tidak berjalan
dengan normal, seperti terganggunya kesehatan, mudah pusing atau adanya kelainan-kelainan
alat indera atau tubuhnya, maka tidak dapat membangkitkan minat belajar dengan baik.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat siswa terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi secara garis besar dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Dan faktor inilah yang akan di
teliti lebih lanjut. Sedangkan kaitanya dalam pembelajaran IPS yakni, kita tahu bersama
bahwa pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang diajarkan dari tingkat SD,
SMP,SMA bahkan sampai di bangku perkuliahan pun ada. Mata pelajaran IPS merupakan
salah satu mata pelajaran yang menurut siswa sangat membosankan untuk di pelajari karena
mata pelajaran ini membahas mengenai peristiwa-peristiwa sejarah, wawasan yang berkenaan
dengan wilayah-wilayah, mempelajari budaya, suku, fenomena-fenomena alam, nilai-nilai,
kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi
dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih, Ilmu politik
dan ekonomi.
Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa pada saat pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ini berlangsung masalah yang ditemukan antara lain strategi
pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa
jenuh atau bosan bahkan tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga
dapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak juga dapat
menyebabkan siswa malas untuk mempelajari materi tersebut. Metode yang kurang tepat dan
bersifat monoton juga dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Selain itu siswa
kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan oleh beberapa
faktor internal dari siswa. Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini

akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Hal tersebut di atas tentunya dapat
mengakibatkan para siswa akan merasa bosan dan menganggap bahwa pelajaran IPS itu
membosankan.
Dari masalah-masalah di atas masih banyak permasalahan-permasalahan lain yang
bisa ditemukan yang dapat menyebabkan menurunnya minat belajar peserta didik. Apabila
hal ini diabaikan dan tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak kurang baik terhadap
perkembangan intelektual, emosional dan kepribadian siswa yang masih berada pada fase
operasional-konkret. Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi bagaimana caranya agar siswa

mudah mengerti serta memahami materi yang diberikan, termotivasi dalam mengerjakan
soal-soal latihan, serta aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama
proses belajar yang dilakukan. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan
belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi.
Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan sangat
menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu
sendiri. Ketika siswa sudah tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang
dilakukan akan sia-sia. Peneliti memilih siswa yang kurang berminat dalam belajar dalam
kelas, karena prestasi anak sangat menurun dan ini akan mempengaruhi dan memperlambat
perkembangan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud melakukan

penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo”.

PEMBAHASAN
Pengertian Minat
Minat (http://kompasiana.com/wijayalabs.m) merupakan salah satu aspek psikis
manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih
besar kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa senang,
maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut.
Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih atau menolak suatu
kegiatan, sebenarnya yang dicari bukanlah kegiatan saja tetapi juga benda, orang maupun
situasi dengan pengertian yang lebih luas. Unsur-unsur yang menjadi pusat perhatian siswa di
sekolah dapat berupa bahan pelajaran, alat-alat pelajaran yang digunakan, situasi kelas dan
lingkungan bahkan gurunya sendiri apabila siswa tertarik mempunyai minat atau perhatian
terhadap sesuatu maka seluruh daya jiwa akan dicurahkan pada apa yang sedang
diperhatikan.
Pengertian Belajar
Belajar (Ikedevialanda.blogdetik.com) adalah suatu aktivitas yang di dalamnya
terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak

bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Saeful Zaman (2012: 39) yaitu pertama,
faktor guru; guru yang galak atau berpenampilan tidak menarik bisa membuat anak tidak
menyukai gurunya, dan biasanya rasa tidak suka tersebut berimbas pada pelajarannya. Jika
anak menyukai seorang guru, biasanya apa yang dikatakan guru betul-betul diserapnya.
Bahkan, jika apa yang dikatakan oleh orang tua tidak sesuai dengan yang dikatakan gurunya,
dia memilih menyepakati dengan yang diucapkan guru. “ mama, bukan begitu! Kata bu guru
begini caranya.” Jika ada sesuatu yang tidak menyenangkan yang diterima anak dari guru,
ketertarikan akan apa pun yang berhubungan dengan guru tersebut akan hilang. Kedua, cara
penyampaian yang sistematis, jelas, mudah dimengerti, pendekatan individual pada anak
yang terlihat belum paham, dan pengondisian yang nyaman dan menyenangkan oleh guru
terhadap anak didiknya, menentukan kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Sebaliknya,
jika guru tersebut asal selesai menyampaikan materi saja, tanpa memperhatikan kapahaman
anak didik atau membuat kondisi kelas yang menegangkan, akan membuat anak tidak
nyaman berada di kelas, apalagi untuk menyerap materi yang disampaikan. Kecuali bagi anak
yang very superior, semua anak dipastikan tidak akan menyukai pelajaran yang disampaikan.

Ketiga, konsep yang salah; dari factor guru dan cara penyampaian yang tidak disukai, anak
bisa menggeneralisir rasa tidak sukanya tersebut dengan pelajaran yang disampaikan.
Misalnya, walaupun anak sebenarnya mempunyai minat dan potensi dalam bidang IPS, anak
tetap mengatakan sulit untuk belajar IPS dan merasa tegang jika harus mengerjakan tugas
pelajaran itu walaupun di rumah. Hal ini mungkin terjadi karena ketidaksukaan terhadap
gurunya, bukan pelajarannya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Skinner

(http://kompasiana.com/wijayalabs.m)

mengungkapkan

bahwa

dalam

pembelajaran ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat
mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik harus dapat mengubah proses belajar
yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu secara garis besar dibagi dua.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor
dari luar diri siswa (eksternal).
Usaha Guru Dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa
beberapa hal penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat
belajar dalam diri seorang siswa yaitu pertama, suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai
yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. Kedua, suatu dorongan batin untuk memuaskan

rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. Ketiga, hasrat siswa untuk meningkatkan
siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Keempat, hasrat siswa
untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman. Kelima, gambaran diri dimasa
mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
Pembelajaran IPS
IPS SD Menurut KTSP (2006: 45) adalah Mata pelajaran yang memiliki tujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan
social, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan,
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, diringkas lokal nasional dan global.

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa :
1) Observasi
Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal
yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. Dalam pelaksanaan
observasi ini, peneliti dapat melihat langsung keadaan lokasi penelitian serta dapat
mengetahui proses pembelajaran di kelas.
2) Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dalam hal untuk memperoleh data dan informasi
dari objek yang akan diteliti atau pihak lain yang kompeten, sehingga informasi atau data
yang diperoleh tidak diragukan dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam kegiatan
wawancara ini dimaksudkan apakah peran guru

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi rendanya minat belajar siswa.
3) Dokumenter
Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan hasil- hasil penelitian, berupa data penelitian,
sumber data, agar dapat dipercaya keasliannya.
Tahap-tahap Penelitian

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
a. Melaksanakan observasi awal
b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
c. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan SD dan guru mitra untuk kerjasama dalam
pelaksanaan kegiatan

d. Pengkajian masalah sekaligus membuat lembar pengamatan berisi nama anak, juga
kegiatan yang dikembangkan.
Temuan Umum
Adapun gambaran umum yang ditemui peneliti yakni rendahnya minat belajar siswa
pada mata pelajaran IPS, adapun yang dimaksud disini yakni faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa, usaha guru dalam membangkitkan minat
belajar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo antara lain berasal dari dalam (internal)
dan dari luar diri siswa (eksternal). Faktor yang bersifat internal berupa kondisi siswa,
motivasi, kemampuan daya intelektual, kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal yang
berasal dari keluarga (orang tua), motivasi, lingkungan, keadaan ekonomi, kondisi guru.
Temuan Khusus
Dari hasil wawancara, ternyata hasil yang diperoleh dari 33 orang siswa hanya 5
orang siswa yang cukup dalam menerima pelajaran dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa alasan, diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar
siswa dan usaha guru dalam membangkitkan minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas V SDN 4 Telaga Kabupaten
Gorontalo, peneliti mendapatkan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran yang diberikan
pada saat proses pembelajaran. Peneliti mengajukan 13 pertanyaan kepada guru untuk
memperoleh informasi terkait proses pembelajaran. Dari 13 pertanyaan yang diberikan
peneliti menemukan gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 4 Telaga. Yaitu dari kondisi
guru yang belum maksimal memperhatikan gaya belajar siswa, dari kondisi siswa yang
mempunyai daya intelektual yang rendah, dari lingkungan, serta kurang motivasi yang
membangkitkan minat belajar siswa. Sedangkan dari hasil wawancara dengan siswa, peneliti
menemukan ternyata ada beberapa siswa yang kurang berminat pada mata pelajaran IPS
karena disebabkan beberapa factor yang berupa kemampuan intelektual siswa yang lemah,
lingkungan siswa, kondisi siswa, kurangnya motivasi dari diri sendiri serta dari guru dan
orang tua, dan keadaan ekonomi keluarga.
Adapun faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Belajar Siswa antara
lain faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
1. Kondisi siswa


Suasana hati (mood) yang baik. Ketika siswa sedang merasakan suasana hati yang
tidak menyenangkan karena berbagai perasaan negative (sedih, tertekan, kecewa, atau marah,
sakit), tentu saja ia akan merasakan kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar.
2. Kemampuan daya intelektual
Kemampuan dasar intelektual yang rendah dapat menyebabkan siswa susah untuk
mengerti materi yang diajarkan. Hal ini sama seperti sebuah pepatah mengerti tidak, bingung
iya.
3. Motivasi
Ketika siswa memiliki minat untuk belajar dan didukung oleh motivasi, sudah bisa
dipastikan bahwa siswa tersebut tidak akan mengalami kesulitan belajar pada saat
pembelajaran berlangsung. Tetapi jika siswa kurang berminat dalam belajar karena tidak ada
motivasi dalam diri siswa sendiri. Selain itu siswa mengetahui manfaat apa yang ia
mempelajari materi yang akan diajarkan. Sudah pasti siswa akan memotivasi diri sendiri
untuk belajar dengan giat di kelas.
4. Kebiasaan belajar
Setiap siswa memiliki gaya belajar atau kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Jika
guru tidak memperhatikan gaya belajar siswanya, tentunya guru tidak akan berhasil
membangkitkan minat belajar siswa. Selain itu kebiasaan belajar yang salah (belajar hanya
pada waktu aka nada ulangan) memungkinkan prestasi belajar yang dicapai siswa rendah.
Faktor Eksternal
1. Kondisi guru
Guru selaku pelaku pengajaran menjadi factor penentu berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang kondusif. Bagaimana suasana pembelajaran sangat tergantung pada
kemampuan dan kondisi guru (penguasaan materi, kesehatan, waktu dan kesibukan,
beban/masalah individu dan keluarga, suasana hati dan emosi, motivasi dan pengalaman).
2. Keluarga
Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar,
tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah
yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh
dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap.
Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat
mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD,
atau computer. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar
yang baik. dan Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau

sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tidak
cukup di situ, banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya
demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab
anak untuk belajar selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress
dan sering marah-marah sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan.
Parahnya lagi, tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak
mendapat nilai yang kurang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia
Sekolah Dasar dan sampai sekolah menengah jangan terlalu diorentasikan pada nilai (hasil
belajar), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan
berlatih dalam suatu aturan. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian (wawancara bersama
siswa), bahwa salah satu penyebab kesulitan belajar anak diakibatkan karena faktor keluarga,
ketika ada masalah di keluarga pasti akan terbawa pada saat proses pembelajaran berlangsung
sehingga untuk konsentrasi dengan mata materi yang diajarkan terlalu sulit di pahami.
3. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi orang tua maupun pendidikan orang tua yang rendah,
mengakibatkan kebanyakan orang tua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab belajar anak
kepada pihak sekolah. Padahal sekolah waktunya terbatas.
4. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan belajar, ketika
lingkungan mendukung serta factor lain mendukung, pasti pembelajarannya kan berhasil,
tetapi ketika lingkungan dalam keadaan suasana yang tidak baik, maka akan terjadi kesulitan
memahami materi. Siswa akan merasa nyaman belajar ketika keadaan lingkungannya dalam
keaadaan tenang, dan tidak kotor sehingga mendukung untuk proses belajar mengajar. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian siswa mengalami kesulitan belajar, salah satu factor karena
lingkungannya, pada saat proses belajar mengajar kadangkala ada siswa yang menanggapi
materi dengan penuh perhatian dan ada pula siswa yang hanya bercerita, sehingga berdampak
kepada siswa yang memiliki perhatian untuk belajar, konsetrasinya terganggu dan
menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
5. Motivasi
Salah satu upaya untuk menciptakan minat belajar siswa adalah motivasi dari orang
tua, guru dan lingkungannya. Motivasi sangat mendukung berhasilnya siswa dalam proses
belajar mengajar. Semakin guru mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo
peneliti menemukan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran IPS di kelas V yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) maupun faktor
ekstern (dari luar diri siswa), faktor lingkungan, orang tua, dan motivasi, kondisi siswa,
bahkan kondisi guru pun berpengaruh. Faktor dari dalam diri siswa merupakan kesadaran
dalam diri anak bahwa belajar saat ini adalah kepentingan dirinya pada masa mendatang.
Kondisi siswa yang diantaranya kesehatan, interaksi dengan guru, dan lain sebagainya.
Faktor dari luar adalah kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua untuk
mendorong anaknya dalam belajar. Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan pada
guru dan orang tua sibuk dengan mencari nafkah. Kondisi lingkungan yang tidak baik dalam
kelas yang ribut membuat siswa kesulitan memahami penjelasan guru. Lingkungan keluarga
pun turut andil dalam rendahnya minat belajar anak. Karena seorang anak tidak akan pernah
jauh dari yang namanya bermain. Jika lingkungannya mendukung untuk anak bermain terus,
tentunya belajar akan menjadi kegiatan yang sangat membosankan bagi siswa tersebut.
Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya
terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Ketika ada masalah di
keluarga pasti akan terbawa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga untuk
konsentrasi dengan mata pelajaran yang diajarkan terlalu sulit di pahami. Hal inilah mengapa
orang tua merupakan salah satu factor penyebab rendahya minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPS.
Di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah yang memiliki
Fasilitas belajar yang menunjang proses belajar-mengajar, hal ini sesuai dengan hasil temuan
kami di lapangan. Bahkan guru kelas V pun merupakan guru yang bisa dikatakan sudah
professional, tetapi mengapa demikian siswa SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo khususnya
kelas V masih ada beberapa siswa dalam jumlah sedikit yang mengalami kurang berminat
dalam belajar IPS. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat belajar anak, Untuk mengatasi rendahnya minat belajar siswa maka upaya
yang dilakukan adalah guru sangat berperan penting dalam meningkatkan minat belajar
siswa. Dan orang tua siswa menjadi faktor pendukung bagi guru dan siswa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Guru disarankan untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar agar tercipta
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Yaitu siswa dapat belajar dengan senang
dan nyaman. Sehingga dapat membangkitkan minat belajar siswa.
2. Siswa disarankan agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan prestasi yang memuaskan siswa, guru, serta orang tua siswa.
3. Sekolah diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendukung untuk lebih
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran disekolah.
4. Peneliti diharapkan dapat memetik pelajaran berharga serta menambah wawasan
dalam hal pengetahuan tentang mendidik yang profesionalisme.

Daftar Pustaka
Zaman, Saeful, S.Psi dan Aundriani Libertina, S.Psi. Membuat Anak Rajin Belajar Itu
Gampang. Jakarta: visimedia. 2012
Melvin, L, Silberman. Active Learning. Nusamedian dan Nuansa. 2010
Azis wahab Abdul. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Bandung: ALFABETA CV. 2007
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010
Raymond J. Wlodkowski, Judith H Jaynes. Hasrat Untuk Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2004
http://kompasiana.com/wijayalabs/apakah-minat-itu.html
http://ikedevialanda.blogdetik.com/2012/07/13/minat-belajar-siswa