LOMBA KARYA TULIS ILMIAH LKTI

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI)
DESAIN PERUMAHAN MANDIRI KAWASAN PESISIR
15 -18 Desember 2014
DEDIKASI 2014
Universitas Hasanuddin, Gowa

Nama Tim

: TeknikSipil UMB2
- Ghivari Alkindy
- Indriani EkaWidiastuti
- Siti Putri Hasanah

Nama Institusi

: Universitas Mercu Buana

i

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga tim kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
dengan tema Inovasi Pemukiman Mandiri yang Berwawasan Lingkungan di
Wilayah Pesisir. Usaha dan doa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT,
semoga pengetahuan yang kami miliki dapat digunakan untuk tim kami dalam
mendesain perumahan di kawasan pesisir dan desain yang kami buat dapat
bermanfaat bagi penduduk di sekitar wilayah pesisir baik dari segi ekonomi
maupun dari segi kenyamanan dan juga tidak memberikan dampak buruk kepada
lingkungan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami Bapak Acep
Hidayat, S.T, M.T. yang telah memberikan bimbingan serta materi-materi yang
terkait dengan karya tulis yang kami buat sehingga dapat memberikan kemudahan
kepada kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga
kami ucapkan kepada orang tua kami , serta teman-teman Universitas atas doa dan
dukungan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan lancar.
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, kami menyadari banyak
kekurangan didalam karya tulis ilmiah yang kami buat. Untuk itu kritik dan saran
kami terima dengan besar hati jika ada kesalahan dan kekurangan pada karya tulis
ilmiah ini.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sasaran.

Jakarta, November 2014

(TeknikSipil UMB2)

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS2014

TeknikSipil UMB2

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Daftar Gambar .................................................................................................... iii
Daftar Tabel........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar belakang .......................................................................................... 1

1.2. Perumusan masalah ................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Definisi kawasan sekitar pesisir ................................................................ 5
2.2. Potensi ..................................................................................................... 5
2.3. Ketentuan Undang-Undang....................................................................... 8
2.4. Karakteristik perumahan di kawasan pesisir ........................................... 10
2.5. Bambu sebagai bahan bangunan ............................................................. 12
2.6. Serat ijuk ................................................................................................ 16
BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 18
3.1. Diagram alir ........................................................................................... 18
3.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Kawasan Pesisir ............................. 18
3.3. Pengumpulan data .................................................................................. 19
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 22
4.1. Analisa data dan desain perumahan kawasan pesisir ............................... 22
4.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah 1 unit ........................................ 26
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 27
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 27
5.1. Saran ...................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS2014

TeknikSipil UMB2

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Perumahan di kawasan pesisir di Indonesia ..................................... 3
Gambar 2.1. Daerah yang menjadi kawasan pesisi ............................................... 5
Gambar 2.2. Perikanan tangkap yang menjadi salah satu potensi laut .................. 6
Gambar 2.3. Pelabuhan kapal nelayan di Balikpapan ........................................... 6
Gambar 2.4. Contoh satu pantai yang dijadikan kawasan wisata .......................... 7
Gambar 2.5. Perumahan sederhana di Suku Bajo ................................................. 7
Gambar 2.6. Perumahan modern yang berada di pantai utara Jakarta .................... 8
Gambar 2.7. Pemukiman kumuh yang berada di pantai utara Jakarta .................... 8
Gambar 2.8. Zona pengelolaan wilayah pesisir. ................................................. 10
Gambar 2.9. Rumah di atas media tanah ............................................................ 11
Gambar 2.10. Rumah diatas media air ............................................................... 11

Gambar 2.11.Bambu Wulung ............................................................................ 13
Gambar 2.12. Bambu Petung ............................................................................. 13
Gambar 2.13. Bambu Peting ............................................................................. 14
Gambar 2.14. Bambu Apus ............................................................................... 14
Gambar 2.16. Bambu sebagai pondasi ............................................................... 15
Gambar 2.17.Bambu sebagai lantai ................................................................... 15
Gambar 2.18. Bambu sebagai dinding ............................................................... 16
Gambar 2.19. Serat Ijuk .................................................................................... 17
Gambar 3.1. Diagram Alir Penulisan ................................................................. 18
Gambar 4.1. Tata letak kawasan pesisir ............................................................. 22
Gambar 4.2. Detail rumah pesisir ..................................................................... 23
Gambar 4.3. Denah rumah penduduk ................................................................. 24

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS2014

TeknikSipil UMB2

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Bahan bangunan yang digunakan untuk rumah penduduk ................. 11

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS2014

TeknikSipil UMB2

1

BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dengan jumlah pulau lebih dari
18.000 pulau dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia yaitu sepanjang
95.181

km.Namun

dewasa

ini


Indonesia

memiliki

pembangunan

infrastruktur yang dilakukan dengan skala besar dan hanya terpusat di
wilayah daratan saja atau wilayah yang jauh dari perairan Indonesia.
Keterbatasan lahan yang disertai dengan kebutuhan akan daerah hunian
akibat urbanisasi mengakibatkan masyarakat dengan taraf ekonomi ke bawah
diharuskan mencari daerah hunian alternatif.

Kawasan pesisir pantai

menjadi daerah yang banyak dipilih karena biaya yang dibutuhkan untuk
membangun hunian di daerah ini relatif lebih rendah dibanding daerah
tengah perkotaan.
Dilihat dari Sumber Daya Alam yang dihasilkan dari perairan Indonesia,
seharusnya penduduk yang ada di kawasan pesisir memiliki sarana dan

prasarana yang cukup untuk menunjang kebutuhan mereka. Ditambah lagi
dengan potensi yang ada di wilayah pesisir, mengingat Indonesia memiliki
perairan yang luas dibanding negara lain dan kekayaaan yang di miliki
Indonesia sebagian besar berasal dari laut. Tetapi sayangnya, jumlah wilayah
perairan yang dimiliki Indonesia tak sebanding dengan infrastruktur yang
memadai untuk bisa mengolah dan memanfaatkan Sumber Daya Alam hasil
laut tersebut sebagai sumber penghasilan utama yang menjanjikan untuk
penduduk sekitar pesisir tersebut.
Perumahan mandiri yaitu perumahan yang memiliki infrastruktur yang
cukup untuk menjunjang kebutuhan penduduk di sekitar pesisir. Meskipun
ada sebagian kawasan pesisir yang memiliki infrastruktur memadai untuk
pemanfaatan Sumber Daya laut yang ada di sekitar wilayah pesisir tersebut,
tetapi hanya sedikit yang memiliki konsep menengah kebawah. Maksud dari
konsep menengah kebawah yaitu infrastruktur yang lebih memihak

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

2


penduduk. Sebagian besar bangunan di wilayah pesisir lebih mendukung
perekonomian menengah keatas, sedangkan untuk perekonomian mengengah
kebawah sama sekali tidak ada imbasnya. Sehingga kebutuhan rakyat
menengah kebawah yang tinggal di kawasan pesisir kurang terpenuhi.
Perumahan penduduk menengah kebawah yang tinggal di kawasan
pesisir selama ini sebagian besar kurang sesuai dengan peraturan tentang
pemukiman yang ditetapkan pemerintah, dan juga kurang layak sebagai
rumah hunian. Ditambah lagi untuk menjadi perumahan mandiri dikawasan
pesisir, dilihat dari pemukiman yang ada, antara kekayaan laut dengan sarana
yang mendukung masih terbilang kurang.
Perumahan

di

kawasan

pesisir

yang


ada

selama

ini

kurang

memperhatikan dampak bagi lingkungan sekitar serta keindahan alam yang
dimiliki kawasan pesisir pantai. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya
bangunan di sekitar pantai biasanya lebih kepada air laut tersebut dan juga
lingkungan di sekitar kawasan pesisir. Air laut yang tercemar bisa berasal
dari limbah rumah tangga di daerah pesisir maupun dari bahan bangunan
perumahan itu sendiri. Bukan hanya air laut yang terkena dampak, tetapi bisa
juga kepada ekosistem laut nya.
Karya tulis ilmiah ini akan membahas desain yang sesuai untuk
pemukiman di kawasan pesisir yang masih belum tertata dengan baik, Serta
bahan bangunan


yang cocok

digunakan di kawasan pesisir yang

mempunyai kondisi yang kerap kali mengalami air pasang sehingga
diperlukan bahan bangunan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Dewasa ini
permukiman di kawasan pesisir masih mengunakan bahan bangunan berupa
kayu (dapat dilihat pada gambar 1.1) ,namun kayu sebenarnya mudah rapuh
atau dalam arti lain cepat keropos, sehingga dalam karya tulis ini akan
membahas alternatif lain penggunaan bahan bangunan berupa bambu. Selain
itu kawasan pesisir dapat di desain menjadi kawasan perumahan mandiri
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat disekitar wilayah tersebut.
Selain desain yang sesuai dengan kondisi wilayah dan potensi yang ada,
desain dibuat sedapat mungkin tidak memberikan dampak yang buruk untuk
daerah sekitar kawasan pesisir tersebut.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

3

Gambar 1.1. Salah satu perumahan di kawasan pesisir di Indonesia yang
sekaligus menjadi pelabuhan kapal nelayan

1.2. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
a. Kondisi serta potensi apa yang terjadi di kawasan pesisir ?
b. Desain serta komponen struktur yang sesuai untuk rumah atau pemukiman
di kawasan pesisir ?
c. Bagaimana letak pemukiman di kawasan pesisir sehingga menciptakan
lingkungan mandiri?
d. Bagaimana mendapatkan rencana anggaran biaya yang ekonomis sesuai
dengan kemampuan masyarakat?

1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas karya ilmiah ini bertujuan untuk
memberi solusi sebagai tujuan yakni :
a. Menata kembali atau memperbaharui pemukiman yang ada di kawasan
pesisir.
b. Memanfaatkan potensi kawasan pesisir dengan memaksimalkan potensi
yang ada di wilayah tersebut.
c. Membuat atau membangun sentra ekonomi di kawasan pesisir yang kaya
akan hasil lautnya dan keindahan alam disekitarnya.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

4

1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
a. Mengutarakan gagasan dan ide dalam penataan serta desain pemukiman
yang sesuai dengan peraturan pemerintah.
b. Mengembangkan ide atau gagasan kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia khususnya dalam hal pembangunan pemukiman di kawasan
pesisir.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

5

BAB II
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi kawasan sekitar pesisir
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering
rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah
daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang
surut, angin laut dan perembesan air laut. Sedangkan pantai adalah daerah di
tepi perairan yang diperngaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut
terendah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kawasan pesisir dapat meliputi
daerah pantai beserta daratan di sekitar pesisir tersebut.

Gambar 2.1. Daerah yang menjadi kawasan pesisir

2.2. Potensi
Banyak potensi sumber daya yang bisa dikembangkan didaerah pantai
seperti perikanan laut, perikanan tambak, pariwisata,transportasi, sumber
energi, pendidikan, penelitian, pertahanan, dan potensi potensi lain.
Pengembangan potensi tersebut dapat menarik kepentingan yang lebih luas
sehingga daerah pantai menjadi maju.

2.2.1. Perikanan Tangkap
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai wilayah laut seluas lebih
dari 3,5 juta km2, yang merupakan dua kali luas wilayah daratan. Perairan

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

6

yang sangat luas tersebut mempunyai potensi sumber daya ikan yang besar.
Untuk menggali potensi tersebut diperlukan pelabuhan sebagai tempat
berlabuh kapal, pendaratan ikan, memperlancar operasi penangkapan,
pemasaran, dan pembinaan nelayan.

Gambar 2.2. Perikanan tangkap yang menjadi salah satu potensi laut

Pembangunan

pelabuhan

perikanan

untuk

menggali

potensi

sumberdaya perikanan laut akan memicu perkembangan perekonomian
daerah terutama yang berkaitan dengan industri perikanan dan kelautan
(maritim). Pengembangan pelabuhan tersebut selain berdampak pada
peningkatan produksi perikanan juga akan memacu pertumbuhan sektor
lainnya di daerah hinterland (multiplier effect).

Gambar 2.3. Pelabuhan kapal nelayan di Balikpapan

2.2.2. Kawasan wisata
Wisata pantai yang banyak dikembangkan di daerah pantai diantaranya
adalah wisata taman laut, wisata pantai untuk berjemur, berenang, selancar,
berlayar, dsb. Contoh taman laut yang ada di Indonesia diantaranya adalah

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

7

Kepulauan Bunaken, Kepulauan Banda, Kepulauan Seribu, dan Kepulauan
Karimun Jawa. Daerah pantai yang dikembangkan untuk pariwisata
biasanya dilengkapi dengan fasilitas perhotelan, perbelanjaan, restauran,
transportasi dan berbagai fasilitas pendukung wisata lainnya.

Gambar 2.4. Pantai Losari yang merupakan salah satu pantai di
Sulawesi yang dijadikan kawasan wisata

2.2.3. Kawasan permukiman
Daerah permukiman penduduk banyak berkembang di daerah pantai,
mulai dari perumahan nelayan yang sederhana sampai perumahan
mewah/modern. Permukiman nelayan kebanyakan merupakan permukiman
yang padat dan kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Perumahan
modern dilengkapi berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan, perkantoran
dan fasilitas umum lainnya. Contoh permukiman modern di kawasan pesisir
adalah Pantai Indah Kapuk, Pantai Mutiara, dan Pantai Hijau.

Gambar 2.5. Perumahan sederhana di Suku Bajo

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

8

Gambar 2.6. Perumahan modern yang berada di pantai utara Jakarta

2.3. Ketentuan Undang-Undang
2.3.1. Permukiman dan Perumahan
Pada umumnya permukiman dan perumahan memiliki ketentuan umum
yang telah ditetapkan Undang-Undang. Menurut Undang-Undang Nomor 1
tahun 2011 bahwa perumahan dan kawasan permukiman adalah satu
kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian
dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan
rumah yang layak huni.

Gambar 2.7. Pemukiman kumuh yang berada di pantai utara Jakarta

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

9

Perumahan dan kawasan

permukiman diselenggarakan dengan

berasaskan:
a. kesejahteraan;
b. keadilan dan pemerataan;
c. kenasionalan;
d. keefisienan dan kemanfaatan;
e. keterjangkauan dan kemudahan;
f. kemandirian dan kebersamaan;
g. kemitraan;
h. keserasian dan keseimbangan;
i. keterpaduan;
j. kesehatan;
k. kelestarian dan keberlanjutan; dan
l. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.

2.3.2. Pengelolaan Wilayah Pesisir
Menurut Undang-Undang nomor 27 tahun 2007, pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan,
pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil
antarsektor, antara pemerintah dan pemerintah daerah, antara ekosistem
darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber daya pesisir yang dapat
dimanfaatkan antara lain sumber daya hayati, sumber daya nonhayati,
sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan. Sumber daya hayati meliputi
ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut lain.
Sedangkan sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar
laut. Sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan
kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam,
permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan
kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di
wilayah pesisir.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

10

Gambar 2.8. Zona pengelolaan wilayah pesisir

Dalam pengelolaan wilayah pesisir dalam pemanfaatan sumber daya
pesisir perlu adanya kawasan pemanfaatan umum yang merupakan bagian
dari wilayah pesisir yang ditetapkan peruntukkannya bagi berbagai sektor
kegiatan. Kawasan pemanfaatan umum tersebut berarti adanya ruang yang
penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan
dan telah ditetapkan status hukumnya yang dapat disebut sebagai zona. Di
suatu zona tersebut perlu dibuat zonasi yang merupakan suatu bentuk
rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-batas
fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta
proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam
Ekosistem pesisir.

2.4. Karakteristik perumahan di kawasan pesisir
Desain rumah di kawasan pesisir di Indonesia dapat dibedakan menjadi
bebarapa jenis tipe bangunan, yaitu rumah panggung dan non-panggung.
Letak bangunan bisa di atas tanah langsung, di atas air atau mengapung.
Struktur utama bangunan rumah bisa menggunakan struktur kayu, struktur
beton atau struktur dinding pemikul.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

11

Gambar 2.9. Rumah di atas media tanah

Gambar 2.10. Rumah diatas media air

Umumnya bahan bangunan yang digunakan untuk rumah penduduk di
kawasan pesisir adalah
Komponen bangunan

Bahan Bangunan


Pondasi

Lantai
Dinding
Langit-langit / plafon
Atap





Pasangan batu kali, pasangan bata
Pondaasi umpak
Pondasi tiang kayu atau tiang beton

Ubin, plesteran, keramik, plywood atau kayu
Papan kayu, plywood, asbes, bilik, pasangan bata,
pasangan batako atau pasangan conblok
Plywood atau asbes
Penutup atap bisa menggunakan seng, genteng,
injuk atau sirap

Tabel 2.1. Bahan bangunan yang digunakan untuk rumah penduduk di
kawasan pesisir

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

12

2.5. Bambu sebagai bahan bangunan
Bambu banyak digunakan untuk berbagai bentuk konstruksi bangunan,
khususnya untuk perumahan di daerah pedesaan. Bambu merupakan sumber
daya terbarukan dan serbaguna, ditandai dengan kekuatan tinggi dan berat
volume rendah, dan mudah dikerjakan dengan menggunakan alat sederhana.
Dengan demikian, konstruksi bambu mudah untuk dibangun, sifat yang
ringan dan elastic membuat konstruksi bambu tahan terhadap gaya gempa
dan mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan. Produk terkait (panel berbasis
bambu dan beton bertulang bambu, misalnya) juga menemukan aplikasi
dalam proses konstruksi.
Kelebihan bambu sebagai bahan material :
o Mudah digunakan dan lebih ekonomis.
o Cara penyambungan cukup dengan paku dan serat ijuk yang kuat.
o Material yang sangat lentur dan dapat dengan mudah kita bentuk sesuai
dengan keinginan kita.

2.5.1. Jenis-jenis bambu untuk bahan konstruksi
Jenis-jenis bambu yang sering digunakan untuk konstruksi bangunan di
Indonesia, antara lain bambu wulung, bambu petung, bambu peting, bambu
apus, dan bambu duri/ori.



Bambu Wulung (Gigantochloa verticillata Munru)
Bambu wulung/hitam memiliki diameter 4-10 cm dengan panjang ruas
sampai 65 cm. Karena sifatnya yang tidak liat, bambu ini lebih cocok
untuk tiang dan palang bangunan. Warnanya yang hitam dengan garis
kuning menjadikannya sebagai pilihan yang menarik secara estitika.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

13

Gambar 2.11.Bambu Wulung


Bambu Petung (Dendrocalamus asper )
Relatif paling kokoh, keras, dengan serat besar. Berdiameter 10-15 cm,
tebal 50 mm, jarak antar ruas 40-60 cm, dan panjang batang mencapai
20-25 m, bahkan lebih. Karena relatif paling besar, bambu petung/betung
biasa dipakai sebagai elemen struktur bangunan. Kolom, balok cincin,
juga tiang pancang (dimasukkan ke dalam kolom struktur, diberi
tulangan dan dicor beton).

Gambar 2.12. Bambu Petung


Bambu Peting (Gigantochloa levis)
Mirip bambu petung, hanya lebih kecil, lebih bersih, dan tidak banyak
serabutnya dibanding bambu petung. Berdiameter 8-15 cm dengan
ketebalan 30 – 40mm.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

14

Gambar 2.13. Bambu Peting
 Bambu Apus
Bambu apus memiliki sifat yang sangat liat karena berdiameter kecil 40-80
mm dengan jarak ruas sampai 65 cm sehingga paling banyak dipilih untuk
bahan konstruksi secara umum.

Gambar 2.14. Bambu Apus

2.5.2. Bambu sebagai elemen struktur bangunan rumah
a) Bambu sebagai pondasi atau penopang bangunan
Jenis-jenis pondasi dari bambu yang umum digunakan antara lain bambu
kontak tanah secara langsung, bambu di atas pondasi batu atau beton,
bambu dimasukkan ke dalam pondasi beton (Gambar 2.16), dan bambu
sebagai tulangan beton. Secara umum, yang terbaik adalah menjaga
bambu agar tidak kontak langsung dengan tanah, karena bambu yang
tidak diobati dapat membusuk sangat cepat jika kontak dengan tanah.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

15

Gambar 2.16. Bambu sebagai pondasi

b) Bambu sebagai lantai
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka lantainya harus
ditinggikan (minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya
bangunan seperti ini berupa konstruksi panggung. Lantai bambu biasanya
terdiri dari balok bambu tetap untuk strip pondasi atau tumpuan ke
pondasi. Balok-balok dipasang di sekeliling bangunan. Balok dan kolom
umumnya berdiameter sekitar 100 mm.

Gambar 2.17.Bambu sebagai lantai

c) Bambu sebagai dinding
Penggunaan yang paling luas dari bambu dalam konstruksi adalah untuk
dinding dan partisi. Elemen utama dari dinding bambu umumnya
Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

16

merupakan bagian dari kerangka struktural. Dengan demikian bambu
harus mampu untuk menahan beban bangunan baik berat sendiri maupun
beban berguna, cuaca, dan gempa bumi.

Gambar 2.18. Bambu sebagai dinding

2.5.3. Ketersediaan bambu di Indonesia
Bambu merupakan bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan
banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1250 jenis bambu di dunia,140
jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia.

2.6. Serat ijuk
Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang yang
mengetahui kalau serat ini sangat istimewa di banding dengan serat lainya,
serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren ini memiliki banyak
keistimewaan , di antarnya :
1. Tahan lama hingga ratusan bahkan ribuan tahun lebih.
2. Tahan terhadap asam dan garam air laut.
3. Mencegah penembusan rayap tanah dan menyebabkan kematian
organisme perusak tinggi hingga 100%.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

17

Gambar 2.19. Serat Ijuk

2.6.1. Ketersediaan serat ijuk di Indonesia
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, ketersediaan serat
ijuk di alam sangat banyak, pada tahun 2010 luas tanaman aren di Indonesia
mencapai sekitar 59.388 ha (Balai Penelitian Tanaman Palma, 2010). Namun,
hingga saat ini serat ijuk belum digunakan secara luas.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

18

BAB III
3. Metode Penulisan
3.1. Diagram Alir
Diagram Alir yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut :

Gambar 3.1. Diagram Alir Penulisan
3.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Kawasan Pesisir
Identifikasi masalah biasanya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek
permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul karya tulis ilmiah atau
dengan masalah dan juga variabel yang akan diteliti.

Untuk dapat

mengidentifikasi masalah dengan baik maka penulis harus melakukan studi
pendahuluan pada objek yang menjadi permasalahan, menelusuri tinjauan
pustaka , sehingga semua permasalahan dapat diungkapkan.
Pada karya tulis ilmiah ini, tema yang dibahas tentang desain perumahan
mandiri di kawasan pesisir yang cocok untuk masyarakat menengah kebawah
yang tinggal dikawasan pesisir. Seperti yang kita ketahui, permasalahan pada
perumahan atau permukiman daerah pesisir pantai yaitu terletak pada potensi
yang ada pada daerah pesisir yang tidak terkelola dan juga perumahan atau
Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

19

permukiman masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir tersebut kurang
tertata dengan baik dan kurang sesuia dengan ketentuan perumahan atau
permukiman yang ada.
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah. Perumusan masalah sudah dijabarkan pada sub bab
1.2

3.3. Pengumpulan data
 Permasalahan utama kawasan pesisir pantai
Permasalahan utama kawasan pesisir pantai antara lain:
1. Adanya abrasi dan akresi menyebabkan pengikisan dan sedimentasi
sehingga garis pantai sering berubah, yang mengganggu aktivitas yang
sedang

maupun

akan

berlangsung.

Sedimentasi

mengakibatkan

pendangkalan sehingga transportasi air terganggu.
2. Muka air tanah tinggi dan merupakan fungsi retensi menyebabkan sering
terjadi genangan banjir, run-off rendah, lingkungan korosif, serta
tingginya intrusi air laut ke air tanah. Arus pasang surut menimbulkan
masalah pendaratan kapal.
3. Secara geologis, kawasan tersebut rawan bencana tsunami serta muka
tanah turun.
4. Tata guna lahan dan pembangunan fisik yang tidak sesuai karakteristik
area pantai akibat adanya kompetisi lokasi yang berhadapan dengan air.
Hal ini mengakibatkan konflik kepentingan antara kawasan konservasi
dan komersial.
5. Dilihat dari kondisi klimatologinya, kawasan tersebut mempunyai
dinamika iklim, cuaca, angin, dan suhu, serta mempunyai kelembaban
tinggi.
6. Pergeseran fungsi tepi laut/pantai mengakibatkan timbulnya :
- Gejala erosi tanah yang terus meningkat sehingga terjadi pedangkalan
perairan.
- Jumlah air permukaan menuju badan air naik, sehingga timbul banjir.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

20

- Pertentangan kepentingan.
- Meningkatnya pencemaran air berakibat pada penurunan hasil perikanan.
- Potensi perairan sebagai objek wisata sukar dimanfaatkan karena
kecenderung-an menurunnya estetika lingkungan.
- Terjadi kecenderungan kenaikan muka air laut sebagai bagian dari
pemanasan global (global warming) dan dampak pembangunan pada
kawasan tepi laut/pantai secara tidak berwawasan lingkungan.
- Potensi perairan sebagai sumber air bersih penduduk menjadi tidak
ekonomis lagi karena membutuhkan biaya tinggi untuk proses
penjernihannya.
 Beberapa syarat rumah sehat
1. Ventiasi Udara
Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar sirkulasi
udara lancar dan udara menjadi segar. Ventilasi udara membuat kadar
oksigen di dalam rumah tetap terjaga sekaligus menjaga kelembapan
rumah.
2. Pencahayaan
Umumnya, cahaya alami didapat lewat jendela, namun jika tidak
memungkinkan, cahaya bisa diperoleh dari genteng kaca. Kendati
demikian, pencahayaan rumah jangan terlalu berlebihan, karena dapat
membuat mata sakit dan ruangan menjadi gerah.
7. Lantai
Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa beragam
seperti ubin, semen, kayu, atau keramik. Lantai yang berdebu atau becek
selain tidak nyaman juga bisa menjadi sarang penyakit.
8. Atap dan Langit-langit
Bahan untuk atap bisa menggunakan atap berbahan seng atau metal
bergelombang. jenis atap ini dalam pemsasanganya mudah dan tidak
memerlukan rangka atap yang terlalu banyak.
9. Pembuangan Limbah

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

21

Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan
sampah. Rumah sehat harus memilikiseptic tank dan pembuangan limbah
air yang tidak mencemarkan tanah dan air tanah serta tidak berbau.
Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh mungkin dengan pompa air.
Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup
agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Buatlah dua tempat sampah
untuk sampah organik dan anorganik.
10. Air Bersih
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para
penghuninya, yakni minimal 60 liter per hari per orang—untuk minum,
mandi, mencuci, dan lain-lain.
11. Polusi dan Kontaminasi
Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap dapur.
Untuk itu, rumah sebaiknya memiliki pembuangan asap agar tidak
mencemari ruangan lain.
 Permasalahan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pesisir
Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir yang dilakukan oleh
masyarakat maupun Daerah sebagian belum memenuhi ketentuan
pemanfaatan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kondisi dan kelestarian pesisir dan
lingkungannya. Penyebab degradasi kondisi daerah pesisir secara tidak
langsung juga disebabkan oleh pengelolaan sumber daya alam di hulu
yang berpengaruh terhadap muara di pesisir.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

22

BAB IV
4. Pembahasan
4.1. Analisa data dan desain permukiman kawasan pesisir
Berdasarkan dari data di atas maka kami telah memiliki inovasi yang
diharapkan nantinya dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada.
Meninjau potensi yang dimiliki wilayah tertentu menjadi sangat penting. Pada
daerah pesisir potensi yang perlu diperhatikan adalah potensi niaga dari
produksi laut dan potensi wisata yang juga dapat bermanfaat besar. Dalam
upaya

menciptakan

pemukiman

pesisir

yang

mandiri

kita

perlu

mengidentifikasi potensi potensi yang perlu dimanfaatkan antara sektor niaga,
wisata atau mungkin kedua sektor tersebut. Pada desain penataan letak
kawasan pesisir yang kami buat mengasumsikan bahwa daerah tersebut
memiliki potensi yang sama antara kedua sektor tersebut, seperti yang dapat
di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Tata letak kawasan pesisir
Dari gambar 4.1. di atas dapat dilihat bahwa antara daerah niaga,
pemukiman warga, dan daerah wisata berdampingan satu sama lain. Hal
tersebut diharapkan dapat mengembangkan perekonomian warga sekitar.
Bagi penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan dapat dengan
mudah menjual hasil lautnya ke pasar ikan. Sedangkan warga lainnya dapat
memanfaatkan daerah wisata seperti menjadi pedagang atau yang lainnya.
Bagi wisatawan yang berkunjung juga dapat memanfaatkan daerah niaga
yang ada untuk mendapatkan hasil tangkapan laut yang masih segar juga
Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

23

harga yang relatif masih murah. Namun ada hal yang perlu diperhatikan
untuk menjaga kenyamanan para pengunjung atau wisatawan, yaitu
kebersihan serta kerapihan penataan kawasan niaga dan pemukiman warga
sekitar perlu menjadi perhatian agar tetap dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tersebut.
Kelestarian lingkungan adalah hal yang lebih penting dan utama pada
pembangunan perumahan terutama di kawasan pesisir laut yang identik
dengan pemukiman kuuh yang kerap mencemari lingkungan. Oleh karena itu
desain perumahan yang ramah dengan lingkungan sangatlah penting. Maka,
kami telah merencanakan konsep bangunan rumah yang diharapkan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan sekitar serta mampu menjangkau
masyarakat kalangan bawah.

Gambar 4.2. Detail rumah pesisir

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

24

Dengan mempertimbangkan ketahanan bangunan rumah terhadap air maka
dipilih bahan bambu sebagai material utamanya. Selain tahan jika terkena air
dalam jangka waktu lama, harga beli bambu yang relatif murah juga menjadi
nilai lebih. Untuk atap dapat menggunakan bahan seng atau asbes yang bobotnya
ringan.
Dengan mendesain rumah seperti Gambar 4.2 diatas, maka kami juga
membuat denah atau tata letak ruang didalamnya seperti yang dapat dilihat pada
gambar 4.3.

Gambar 4.3. Denah rumah penduduk

Sanitasi menjadi sangat penting karena berbeda dengan perumahan
umumnya seperti di darat, perumahan di kawasan pesisir tidak bisa sembarangan
dalam membuang air limbah. Maka kami merencanankan pembuatan saluran

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

25

penyaringan air limbah khusus tiap dua rumah agar nantinya limbah yang
dibuang tidak mencemari laut.
Pada desain yang kami buat, untuk tempat pembuangan kotoran atau septic
tank dibuat di lokasi yang tidak dekat dari rumah dan lokasi septic tank tersebut
berada di tanah yang muka air tanah tidak melebihi muka tanah. Dalam kata lain,
keberadaan septic tank bukan berada di wilayah pasang tertinggi air laut atau
wilayah yang tergenang air meskipun rumah tersebut berada di wilayah pasang
tertinggi air laut. Lokasi septic tank tersebut tentunya berjauhan dengan sumber
air bersih. Penempatan pipa atau saluran dari WC menuju septic tank, kami
tempatkan di bawah tanah meskipun rumah tersebut berada di wilayah pasang
tertinggi atau berada di wilayah yang tergenang air. Untuk rumah panggung,
pipa saluran dari WC diposisikan berdampingan dengan bambu penopang atau
kaki rumah panggung. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga nilai estetika
sebuah rumah.
Sanitasi untuk air bersih sistemnya sama dengan sanitasi untuk
pembuangan kotoran. Namun, lokasi pipa saluran air bersih tersebut diusahakan
untuk tidak berdekatan apalagi bersinggungan dengan pipa saluran pembuangan
kotoran. Dengan demikian, perlu dilihat terlebih dahulu dimana sumber air
bersih tersebut setelah itu bisa membuat jalur saluran pembuangan kotoran.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

26

4.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk 1 unit rumah penduduk
1. Pekerjaan pondasi/ penopang bangunan


6 pondasi umpak membutuhkan : ( sekaligus lantai kamar mandi dan
penyaringan air )
- Pasir







: 0,5 m3

Rp. 57.500,-

- Kerikil : 1,2 m3

Rp. 126.000,-

- Semen : 40 kg (1 sak) = 5 sak

Rp. 260.000,-

Bambu petung( diameter 15cm) = 15 buah

Rp. 2.100.000,-

Bambu peting( diameter 10 cm) = 24 buah

Rp. 720.000,-

Serat ijuk (untuk seluruh pekerjaan dari
pondasi atap)1000 kg :

Rp. 1.500.000,Total

Rp. 4.763.500,-

2. Pekerjaan dinding






Bambu Peting ( diameter 10 cm) dengan keliling
bangunan 24 m atau 2400 cm/10 cm yaitu 240 buah: Rp. 6.000.000,Kaca nako = 4 m2

Rp. 220.000,-

Triplek 4 mm (125 mm x 250 mm) = 5 buah

Rp. 300.000,-

Total

Rp. 6.520.000,-

3. Pekerjaan Lantai


plywood 9 mm ( 1,2 m x 2,5 m) = 12 buah

Rp. 1.320.000

4. PekerjaanAtap




Seng plat 90 cm ( 0,25 mm) = 24 lembar

Rp. 936.000

Plafon : Triplek 4 mm (125 mm x 250 mm)= 3buah Rp. 180.000
Total

Rp. 1.116.000

5. Pekerjaan kamar mandi






Bambu peting (diameter 10 cm) = 23buah :

Rp. 690.000

Pintu : 4 pintu (semua kamar dan ruang lainnya)

Rp. 336.000

Untuk penyaringan : drum bekas 2 buah

Rp. 200.000

Total

Rp. 1.226.000

Total rumah per unit : Rp. 14.945.500,Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

27

BAB V
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan melihat kawasan pesisir yang memiliki potensi di bidang niaga
dengan memanfaatkan hasil laut dan keindahan pantai, maka kami
desain tata letak kawasan pesisir yang dapat memanfaatkan potensi yang
ada agar potensi di kawasan pesisir tersebut dapat terkelola dengan baik
sehingga penduduk dikawasan tersebut bisa memperoleh keuntungan
dan perekonomian negara dapat berkembang.
2. Rumah panggung yang berada di dekat pantai yang umumnya
menggunakan kayu, kami ganti dengan bambu karena selain bambu
memiliki kekuatan yang baik serta tahan terhadap air, harga bambu
cukup terjangkau daripada kayu yang memiliki kualitas tinggi dan tahan
terhadap air.
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk bahan bangunan 1 unit rumah
sebesar Rp. 14.945.500,-

5.2. Saran
1. Perlu adanya kerja sama antara pemerintah setempat dengan penduduk
sekitar kawasan pesisir tersebut untuk bisa mengelola potensi yang dari
kawasan pesisir tersebut.
2. Diharapkan para pengunjung kawasan wisata pantai tersebut untuk bisa
menjaga kebersihan serta keindahan kawasan pesisir pantai agar desain
tersebut tetap dapat sesuai dengan kondisi awal setelah desain tersebut
diterapkan.
3. Adanya peran masyarakat untuk aktif ikut serta dalam mewujudkan desain
perumahan mandiri yang telah dibuat untuk kawasan pesisir tersebut.

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

28

DAFTAR PUSTAKA

Triatmojo,

Bambang.

2012.

PERENCANAAN

BANGUNAN

PANTAI .

Yogyakarta: Beta Offset.
Zainal, A.Z. 1983. RUMAH RAKYAT II Membangun Rumah Panggung Rencana
dan Bahan-bahan yang dipakai. Jakarta: PT Gramedia.

Undang-Undang RI nomor 27 tahun 2007
Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2011
http://img2.bisnis.com/makasar/photos/2014/06/20/175797/pelabuhannelayan.jpg
http://kepri.antaranews.com/foto/1047/rumah-panggung-pesisir-karimun
http://www.mongabay.co.id/2014/01/26/kearifan-suku-bajo-menjagakelestarian-pesisir-dan-laut/
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/09/21/17301114
sim.nilim.go.jp/GE/SEMI3/PROSIDING/07-WW.doc bahan bangunan untuk
rumah kawasan pesisir
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249590-R051051.pdf
http://yogoz.wordpress.com/2011/03/25/konstruksi-bambu/
http://dhannysurya.blogspot.com/2012/04/bontang-kuala-pemukiman-nelayanyang.html
http://piok.wordpress.com/2014/04/11/kondisi-perumahan-pinggir-pantai/
http://saddamarafat13026.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=14
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10624&val=750&title=
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=57398&val=1411&title=
infohargabahanbangunan.blogspot.com
www.sahabat bambu.com

Lomba Karya Tulis Ilmiah UNHAS 2014

TeknikSipil UMB2

Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk 1 unit rumah penduduk
1. Pekerjaan pondasi/ penopang bangunan


6 pondasi umpak membutuhkan : ( sekaligus lantai kamar mandi dan penyaringan air )
- Pasir







: 0,5 m3

Rp. 57.500,-

- Kerikil : 1,2 m3

Rp. 126.000,-

- Semen : 40 kg (1 sak) = 5 sak

Rp. 260.000,-

Bambu petung( diameter 15cm) = 15 buah

Rp. 2.100.000,-

Bambu peting( diameter 10 cm) = 24 buah

Rp. 720.000,-

Serat ijuk (untuk seluruh pekerjaan dari
pondasi atap)1000 kg :

Rp. 1.500.000,Total

Rp. 4.763.500,-

2. Pekerjaan dinding






Bambu Peting ( diameter 10 cm) dengan keliling
bangunan 24 m atau 2400 cm/10 cm yaitu 240 buah: Rp. 6.000.000,Kaca nako = 4 m2

Rp. 220.000,-

Triplek 4 mm (125 mm x 250 mm) = 5 buah

Rp. 300.000,-

Total

Rp. 6.520.000,-

3. Pekerjaan Lantai


plywood 9 mm ( 1,2 m x 2,5 m) = 12 buah

Rp. 1.320.000

4. PekerjaanAtap




Seng plat 90 cm ( 0,25 mm) = 24 lembar

Rp. 936.000

Plafon : Triplek 4 mm (125 mm x 250 mm)= 3buah Rp. 180.000
Total

Rp. 1.116.000

5. Pekerjaan kamar mandi






Bambu peting (diameter 10 cm) = 23buah :

Rp. 690.000

Pintu : 4 pintu (semua kamar dan ruang lainnya)

Rp. 336.000

Untuk penyaringan : drum bekas 2 buah

Rp. 200.000

Total

Total rumah per unit : Rp. 14.945.500,-

Rp. 1.226.000