Buku Ajar Keperawatan Maternitas Konsep

Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

Moudy Lombogia,S.Kep.Ns,M.Kep

BUKU AJAR KEPERAWATAN MATERNITAS Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

Moudy Lombogia,S.Kep.Ns,M.Kep

Edisi Asli Hak Cipta © 2017, Indomedia Pustaka

Gebang No. 59 RT. 03 RW. 44 Wedomartani Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55583 Telp.

: (0274) 2830613 Website : www.indomediapustaka.com E-mail

: info@indomediapustaka.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Lombogia, Moudy Buku Ajar Keperawatan Maternitas/Moudy Lombogia

Edisi Pertama —Yogyakarta: Indomedia Pustaka, 2017

1 jil., 17 × 24 cm, 190 hal. ISBN 978-602-6417-08-4

1. Keperawatan

2. Buku Ajar Keperawatan Maternitas

I. Judul

II. Penulis

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat karunia- Nya Modul Praktikum Keperawatan Maternitas ini dapat kami susun. Modul praktikum ini disusun untuk memberikan gambaran dan panduan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai masalah pada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan gangguan sistem reproduksi serta bayi baru lahir dengan menitikberatkan pada berbagai keterampilan yang berhubungan dengan penanganan klien pada keperawatan maternitas. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa untuk pencapaian kompetensi.

Modul ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab itu saran dan masukan yang positif sangat kami harapkan demi perbaikan modul ini. Mudah-mudahan modul ini bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Manado, Januari 2017

Penyusun Penyusun

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

KEPERAWATAN MATERNITAS DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar Obstetri Ginekologi,Konsep dasar Keperawatan Maternitas, Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil,Persalinan,Bayi baru Lahir dan Ibu Nifas baik fisiologi maupun patologis, bedah kebidanan, keluarga berencana dalam konteks keluarga. Kesehatan perempuan pada masa subur sampai dengan masa menopause dan gangguan sistem reproduksi. Kegiatan belajar dilakukan melalui kuliah, diskusi, penugasan dan praktek laboratorium.

KOMPETENSI

Setelah mengikuti proses pembelajaran mata ajar keperawatan Maternitas diharapkan mahasiswa:

a. Melakukan pengkajian pada hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu dengan gangguan reproduksi, dan asuhan pada bayi baru lahir baik keadaan fisiologis maupun pathologis.

b. Merumuskan diagnose keperawatan pada hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu dengan gangguan reproduksi, dan asuhan pada bayi baru lahir baik keadaan fisiologis maupun pathologis.

c. Merencanakan tindakan keperawatan pada hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu dengan gangguan reproduksi, dan asuhan pada bayi baru lahir baik keadaan fisiologis maupun pathologis.

d. Melakukan tindakan keperawatan pada hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu dengan gangguan reproduksi, dan asuhan pada bayi baru lahir baik keadaan fisiologis maupun pathologis.

e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu dengan gangguan reproduksi, dan asuhan pada bayi baru lahir baik keadaan fisiologis maupun pathologis.

f. Membuat dokumentasi keperawatan maternitas f. Membuat dokumentasi keperawatan maternitas

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

STRATEGI PENCAPAIAN KOMPETENSI PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF

Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (Self Directed Learning) untuk mencapai kompetensi kognitif yang diharapkan. Kompetensi kognitif yang diharapkan dalam pembelajaran praktikum keperawatan Maternitas adalah

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur yang dilakukan

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur yang dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.

PENCAPAIAN KOMPETENSI AFEKTIF

- Penilaian pada aspek afektif akan dilakukan oleh fasilitator secara terintegrasi pada setiap kegiatan pencapaian kompetensi kognitif maupun pencapaian kompetensi psikomotor - Matrik atribut softskill yang digunakan pada pencapaian kompetensi afektif sebagai berikut

Book 1.indb 8

iii v

Atribut

SKOR

No softskill

Ketepatan waktu dalam

Kehadiran dikelas Tidak hadir di

Datang

Datang terlambat Datang tepat

mengikuti kegiatan

kelas

terlambat > 15

5-15 menit

Ketaatan dan

Penyerahan

Terlambat >

Terlambat 2 hari & Terlambat 1 hari

Tepat waktu &

kepatuhan dalam

tugas dan patuh

2hari & selalu

sering melanggar & yang melanggar tidak pernah

melaksanakan tugas dan

terhadap tata

melanggar

melanggar

tata tertib praktikum

tertib

2. Percaya diri Keberanian dan

Berani tampil

Tidak berani

Berani tampil

Berani tampil

Berani tampil

kepercayaan peserta didik

tampil mencoba

dalam melakukan

Kegia tan B u

praktikum

praktikum

praktikm dengan

praktikum ku A

dengan

sedikit

dengan tidak ja rK

canggung/

canggung/grogi

canggung/grogi

ep er aw

grogi

Selalu at aktif

3. Partisipasi

Keikutsertaan secara aktif

Penyampaian

Tidak pernah

pendapat baik

an M

setiap kegiatan praktikum

lisan maupun

at

tulisan melalui

er n

bertanya,mem

itas: K

berikan jawaban penyampaian ide

ons ep ,T

eo ri, d

an M od

lP u ra ik kt

Strategi Pencapaian Kompetensi

ix PENCAPAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR

Pencapaian kompetensi tindakan psikomotor yang diharapkan adalah mahasiswa mampu

1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil yaitu pemeriksaan Leopold

2. Melakukan tindakan Asuhan Pertolongan Persalinan

3. Melakukan perawatan payudara ibu nifas

4. Melakukan perawatan perineum ibu nifas

5. Memandikan bayi baru lahir

6. Merawat tali pusat bayi baru lahir

PETUNJUK PRAKTIKUM

Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan metode Practice Rahearsal Pears (praktek berpasangan) dimana tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Fasilitator menentukan topik pembelajaran praktikum yang akan dilakukan

2. Fasilitator menentukan pasangan dari masing-masing kelompok

3. Setelah fasilitator membentuk pasangan-pasangan, fasilitator meminta kepada penjelas atau demonstrator menjelaskan atau mendemontrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek/pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelasan atau demontrasi yang dilakukan temanya.

4. Fasilitator meminta kedua pasangan untuk bertukar peran, yaitu demonstrator kedua diberi keterampilan yang lain.

5. Fasilitator meminta mahasiswa untuk melakukan keterampilan atau prosedur tersebut dilakukan sampai selesai dan dapat dikuasai oleh peserta didik.

6. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh fasilitator, kelompok, dan masing-masing pasangan dalam kelompok.

7. Jadwal pengaturan kelompok dan fasilitatornya diatur oleh Tim mata kuliah

8. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum

TUGAS MAHASISWA

1. Mahasiswa wajib mempelajari materi praktikum sebelum pelaksanaan praktikum dilaksanakan bersama dengan pasangannnya yang telah ditunjuk oleh fasilitator sesuai dengan modul praktikum yang telah diberikan

2. Mahasiswa dalam kelompok wajib melakukan praktek secara berpasangan dan dapat menghubungi fasilitator jika diperlukan dalam penguatan pelaksanaan prosedur yang dilakukan

3. Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan keterampilan yang telah ditetapkan bersama kelompok pasangannya

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

TUGAS FASILITATOR

1. Menjelaskan keterampilan yang akan dilatih kepada mahasiswa pada awal pertemuan.

2. Memfasilitasi dan mendampingi mahasiswa dalam kelompok yang ditunjuk setiap kali melakukan keterampilan yang ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kelompok dan fasilitator (masing-masing kelompok maksimal 5x pertemuan sekaligus evaluasi)

3. Membagi pasangan mahasiswa dalam kelompok untuk berperan sebagai mahasiswa dan demonstrator dari setiap keterampilan yang diajarkan

4. Melakukan evaluasi dari masing-masing pasangan mahasiswa terkait dengan pencapaian keterampilan yang diharapkan.

IDENTITAS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah

: Keperawatan Maternitas I

Prasyarat

: KDM

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar Obstetri Ginekologi,Konsep dasar Keperawatan Maternitas,Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil,Persalinan,Bayi baru Lahir dan Ibu Nifas baik fisiologi maupun patologis,bedah kebidanan,keluarga berencana dalam konteks keluarga,Kesehatan perempuan pada masa subur sampai dengan masa menopause dan gangguan sistem reproduksi.Kegiatan belajar dilakukan melalui kuliah,diskusi,penugasan dan praktek laboratorium.

TUJUAN MATA KULIAH

Setelah mempelajari mata kuliah ini peserta didik mampu:

a. Memahami konsep dasar obstetri ginekologi

b. Menjelaskan konsep dasar keperawatan maternitas.

c. Memahami konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi.

d. Memahami konsep asuhan keperawatan ibu bersalin.

e. Memahami konsep asuhan keperawatan bayi baru lahir.

f. Memahami konsep asuhan keperawatan pada ibu nifas normal dan komplikasi.

g. Memahami konsep asuhan keperawatan ibu dengan bedah kebidanan.

h. Menjelaskan keluarga berencana.

i. Memahami konsep asuhan keperawatan ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

xii

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

STANDAR KOMPETENSI DAN SUB KOMPETENSI

NO KOMPETENSI

SUB KOMPETENSI

1 Melaksanakan asuhan a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil normal dan keperawatan pada ibu hamil

komplikasi.

normal dan komplikasi. b. Merumuskan diagnosa Keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi.

c. Merencanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi.

d. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu hamil normal dan komplikasi.

e. Melaksanakan program terapi pada ibu hamil normal dan komplikasi.

f. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi.

g. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil normal dan komplikasi. .

2. Melaksanakan asuhan a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada ibu keperawatan pada ibu

intranatal dan bayi baru lahir.

intranatal dan bayi baru lahir. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu intranatal dan bayi baru lahir.

c. Merencanakan tindakan keperawatan. pada ibu intranatal dan bayi baru lahir.

d. Melaksanakan manajemen nyeri persalinan. e. Melaksanakan pertolongan persalinan. f. Melaksanakan perawatan bayi baru lahir g. Melaksanakan kontak dini. h. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada ibu intranatal

dan bayi baru lahir.

i. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan. pada ibu intranatal dan bayi baru lahir.

3. Melaksanakan asuhan a. Melaksanakan pengkajian pada ibu post partum normal keperawatan pada ibu

dan komplikasi.

post partum normal dan b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu post komplikasi.

partum normal dan komplikasi.

c. Merencanakan asuhan keperawatan pada ibu post partum normal dan komplikasi. d. Melaksanakan pemantauan involusi e. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu post

partum normal dan komplikasi.

f. Melaksanakan program terapi pada ibu post partum normal dan komplikasi sebagai hasil kolaborasi. g. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada ibu post partum normal dan komplikasi

h. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu post partum normal dan komplikasi.

Identitas Mata Kuliah

xiii

NO

KOMPETENSI

SUB KOMPETENSI

4 Melaksanakan asuhan a. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan masalah keperawatan pada pasien

kesehatan reproduksi.

dengan masalah kesehatan b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan reproduksi.

masalah kesehatan reproduksi.

c. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi. d. Melaksanakan pelayanan KB.

e. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi.

f. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi.

g. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi.

METODE PEMBELAJARAN

Menggunakan metode ceramah,diskusi,seminar,pemberian tugas,simulasi,role play,demonstrasi dan redemonstrasi.

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN

Media penunjang pembelajaran adalah whiteboard,spidol,LCD(dikelas) ,laptop,skenario dan formulir pedoman praktek keperawatan.

EVALUASI

Penilaian dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran.Penilaian diambil dari ujian tengah semester(20%),Penugasan(10) semester(35%) dan ujian Laboratorium(35%).Peserta didik diperkenankan mengikuti ujian semester jika:

a. Memenuhi tatap muka perkuliahan minimal 80 %.

b. Memenuhi tatap muka praktek 100 %.

c. Menyelesaikan tugas . Peserta didik dinyatakan lulus mata kuliah jika hasil penilaian total mendapat nilai 2 (C)

keatas.

xiv

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

BUKU SUMBER

a. Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan,FK UNPAD (200),Obstetri Fisiologi Bandung

b. Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan,FK UNPAD (200),Ilmu Kebidanan, Bandung

c. Bobak,Jansen,Zalar,(2002),Maternity and Gynaecological Care,St Louis,Baltimore, Toronto,The C.V.Mosby Co.

d. Bobak,Lowdermilk,Jansen,Perry (2005)Maternity Nursing,Fourth Edition,By Mosby- Year Book,Inc.

e. Butranescu,Glebnda Fregia,Deligth Mokas Tilltson,(2000)Maternity Nursing theory To Practice,New York,Awiley Medikal,John Willey and Sons.

d. Doengoes,Marylin,(1991) Nursing Care Plans for Maternity,C.V.Mosby.

e. Hanifah W.(1991),Ilmu Kebidanan,Bagian Kebidanan FKUI-RSCM,Jakarta,Yayasan Bina Pustaka.

f. Hamilton,P.Mary,(1995)Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas,Jakarta,ECG.

g. Lowdermilk,D.L,Perry Shannon E.(2003),Maternity Nursing,6th edition,St Louis Mosby.

h. Pilliteri,Adele (2003),Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing & childrearing Family, 4 th edition,Philadelphia,Lippincott Williams & Wilkins.

i. Soelistyawati (2009)Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas,Jogjakarta,ANDI. j. Prawiroharjo S.(1994),Ilmu Kebidanan,Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo. k. Dep Kes RI,(2003) Asuhan Persalinan Normal dan Aman,Pegangan Pelatihan,Jakarta:

Dep.Kes.

xx

Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

Bab 1 ASUHAN KEPERAWATAN PRANATAL ASUHAN KEPERAWATAN PRANATAL

A. Pemeriksaan Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu).

c. Kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).

2. Jenis-jenis Kehamilan menurut Prawihardjo adalah:

a. Kehamilan matur , yaitu kehamilan 37-40 minggu

b. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu

c. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu

3. Diagnosa Kehamilan Kehamilan ditegakkan berdasarkan: gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui

riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.

4. Tanda Dugaan Hamil

a. Amenorea (tidak datang haid).

b. Payudara tegang

2 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

c. Mengidam (ingin makanan khusus)

d. Mual muntah pagi hari (morning sickness)

e. Hipersalivasi

f. Konstipasi

g. Pigmentasi kulit

5. Tanda Kemungkinan Hamil

a. Pembesaran rahim dan perut

b. Pada pemeriksaan dijumpai: Tanda hegar, Tanda chadwik,Tanda discasek, Teraba ballotement

c. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

6. Tanda Pasti Hamil

a. Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.

b. Pemeriksaan USG

c. Terdengar denyut jantung janin.

7. Nasihat-nasihat untuk Ibu Hamil

a. Diet dan Pengawasan Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi- komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagi pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai 16 kg.

b. Merokok Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara aktif maupun pasif.

c. Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada trimester pertama dan kedua kehamilan.

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

d. Kebersihan dan Pakaian Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk kebersihan atau hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

e. Koitus

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

f. Perawatan Gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya.

g. Imunisasi Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

h. Perawatan Payudara Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg susu masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.

i. Posisi Meneran

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahirkan memilih posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.

4 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu:

1) Memberi banyak manfaat

2) Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

3) Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit

4) Lebih membantu dalam meneran

5) Nilai APGAR lebih baik. Posisi untuk meneran:

 Posisi berjongkok, berlutut, merangkak  Posisi jongkok/setengah jongkok  Posisi merangkak  Posisi miring ke samping  Posisi berdiri

Cara Mengedan Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah membuka kira-kira 10 cm. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.

ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN IBU HAMIL)

A. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. (Prawirohardjo. S,2006).

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba IBG, 2001).

Antenatal Care adalah perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada ibu hamil (Ibrahim Cristina. S, 1993).

Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Mochtar, 1998).

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

B. Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) Tujuan Antenatal Care (ANC)

Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

C. Manfaat Antenatal Care (ANC)

Tujuh Manfaat Antenatal Care

1. Memastikan kehamilan Melalui alat konvensional atau yang modern seperti ultrasonografi (USG), bidan atau

dokter akan memastikan kehamilan Anda.

2. Mengetahui posisi kehamilan Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi sesuatu dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.

3. Mengetahui usia kehamilan Penting diketahui untuk memperkirakan kapan perkiraan melahirkan.

4. Mengetahui perkembangan janin Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan mental intelektual selanjutnya.

5. Meneropong kelainan Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocenesis, yakni mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.

6. Mengetahui posisi bayi Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bay i mendapat pertolongan yang tepat ketika saat persalinan tiba.

7. Penyakit kehamilan Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah. Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:

a. Kadar hemoglobin (Hb) rendah

b. Diabetes gestasional dan Pre-eklampsia/eklampsia

6 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

D. Sasaran Pelayanan Antenatal

Sasaran pelayanan antenatal adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Angka ini dapat diperoleh dengan berbagai cara:

1. Angka sebenarnya, yang diperoleh berdasarkan cacah jiwa.

2. Angka perkiraan

3. Angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat dengan pengambilan angka CBR dari propinsi, atau bila ada dari kabupaten setempat atau 3% dari jumlah penduduk setempat.

E. Pelaksana Antenatal Care

Adapun tenaga pelaksana dalam pelayanan antenatal care adalah:

1. Tenaga medis: dokter

2. Tenaga paramedis: perawat, bidan, kader, dukun

F. Lokasi Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care

Pelaksanaan pelayanan ANC dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Bersalin, tempat praktek swasta (bidan, dokter), RS pemerintah atau swasta, dan rumah penduduk.

G. Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan stándar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)

1. Pengetahuan Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

2. Ekonomi Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

3. Sosial Budaya Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam

memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

4. Geografis Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001).

I. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001).

1. Kunjungan ibu hamil Kl Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa

kehamilan.

2. Kunjungan ulang Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan

seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.

3. K4 K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

a. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).

b. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

c. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36). Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

8 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

J. Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:

1. Timbang berat badan Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-

ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Ukur tekanan darah Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali

tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

3. Ukur (tinggi) fundus uteri Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan

usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap. Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah tetanus neonatorum.Pemberian imunisasi ini

terdiri dari:

a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.

e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun/seumur hidup.

5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan

a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.

b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.

d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.

6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung

normal.Aspek-aspek pelayanan:

a. Reliability: Petugas memiliki kompetensi untuk melakukan tes PMS.

b. Responsiveness: Tes dilakukan secara cekatan dan tanpa menunggu waktu yang lama.

c. Assurance: Tes yang dilakukan hasilnya harus akurat.

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

d. Tangible: Tersedia peralatan tes yang memadai.

e. Empathy: Tes PMS dilakukan secara sopan dan santun.

7. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-

tanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)

PEMBERIAN IMUNISASAI (TETANUS TOKSOID) TT LENGKAP

A. Pengertian Tetanus Toksoid

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III (Dinkes Jateng, 2005)

B. Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil

1. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).

2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)

3. Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004)

C. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/ subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

D. Umur Kehamilan Mendapat Imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000)

E. Jarak Pemberian Imunisasi TT1 dan TT2

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.

10 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

F. Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan . TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.

Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000). Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT:

1. Puskesmas

2. Puskesmas pembantu

3. Rumah sakit

4. Rumah bersalin

5. Polindes

6. Posyandu

7. Rumah sakit swasta

8. Dokter praktik, dan

9. Bidan praktik Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

PEMBERIAN TABLET ZAT BESI (FE)

A. Pengertian Zat Besi

Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah.

B. Fungsi Zat Besi Bagi Ibu Hamil

Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat – zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi,jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala – gejala anemia.

C. Akibat Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan.

Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Gejala kekurangan zat besi

1. Lemah, lesu,dan tidak bergairah

2. Mudah pusing dan mata berkunang-kunang

3. Gelisah dan mudah pingsan

4. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa

5. Nafsu makan menurun

6. Badan tidak bugar dan mudah lemah

D. Kebutuhan Zat Besi pada Kehamilan

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah:

1. 200 – 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah

2. 200 – 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya

3. 150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal

4. 30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.

5. 90 – 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan. Kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580 hingga 1340 mg, dan

440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam tubuh pada saat melahirkan (hilman, 1996). Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil,memerlukan rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi perhari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata – rata 2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari.

Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi.

E. Mekanisme Tubuh Menangani Zat Besi

Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam didalam lambung. Keberadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan:

1. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi produksi asam lambung.

12 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

2. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) 200 mg atau bersama jus jerukVitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh.

F. Efek Samping Terapi Zat Besi pada Ibu Hamil

Peningatan absorpsi zat besi dapat menambah intensitas efek samping yang dialami pasien (Smith 1997).Efek samping gastrointestinal.

Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare).Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas

60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak bisa di terima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Jika mungkin, terapi mulai dengan dosis rendah, khususnya bila ibu hamil mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan timbulnya gejala gastrointestinal. Bagi banyak wanita, pemberian dengan dosis rendah sudah memadai

G. Dosis Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil

Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal di berikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan di berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.

1. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam

2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6 – 8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.

3. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besidengan segera.

4. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.

H. Mengkonsumsi Zat Besi Berlebihan

Hasil akhir yang merugikan pada kehamilan lebih cenderung terjadi bila kadar hemoglobin ibu turun sehingga berada di luar kesadaran 10,4 – 13,29/100 ml. kadar hemoglobin yang lebih tinggi akan meningkatkan Viskositas darah dan peningkatan Viskositas ini akan menggangu

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

aliran darah pada plasenta serta merupakan predis posisi untuk timbulnya koagulasi. Sekitar

12 – 13% wanita mungkin rentan terhadap kelebihan muatan zat besi.

I. Penyebab Anemia Defisiensi Zat Besi

1. Asupan yang tidak dekuat

2. Asupan zat makanan/gizi yang kurang, dimana makanan yang mengandung zat besi sepeti berasal dari daging hewani, buah dan sayuran hijau tidak dapat dikonsumsi secara cukup

3. Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih tinggi, sekitar 200 – 300% dari kebutuhan wanita tidak hamil.

Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentukan janin ibu, jika peningkatan kebutuhan tidak diimbangi intake yang tidak adekuat maka akan terjadi ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi Aspek-aspek pelayanan:

1. Reliability: Petugas dapat menjelaskan cara mengkonsumsi tablet besi secara benar.

2. Responsiveness: Pemberian tablet besi dapat diberikan secara langsung tidak perlu mengantri di ruang obat.

3. Assurance: Tablet besi yang diberikan tidak kadaluarsa.

4. Tangible: Tersedia tablet besi secara cukup.

5. Empathy: Dalam menyerahkan tablet besi lakukan dengan ramah.

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC)

Standar 1: Metode Asuhan

Asuhan keperawatan dilakukan dengan metode manajamen asuhan keperawatan dengan langkah: Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanan evaluasi dan dokumentasi.

Standar 2: Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.

Standar 3: Identifikasi ibu hamil

Perawat melakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.

14 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Perawat memberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Perawat juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual)/infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5: Palpasi Abdomenal

Perawat melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Perawat melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Perawat menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8: Pemeriksaan Persalinan

Perawat memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

A. Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu:

1. Satu kali trimester pertama

2. Satu kali trimester kedua

3. Dua kali trimester ke tiga

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

B. Kriteria Keteraturan ANC

Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan

2. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan

3. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan

4. Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal

melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika terdapatt kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur: pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan.

C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC

1. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan

2. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu

3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.

D. Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil

1. Trimester I (Minggu 1-15) berat badan naik tiap minggu 0,5 kg

a. Perubahaan payudara: rasa nyeri, lembek dan rasa geli.

b. Sering kencing dan tidak bisa ditunda.

c. Rasa letih, lesu, dan lemah

d. Mual dan muntah

e. Hidung tersumbat dan kadang-kadang terjadi mimisan keputihan

2. Trimester II (Minggu 16-27)berat badan tiap minggu 1 kg

a. Pigmentasi bertambah, jerawat dan kulit berminyak

b. Tai lalat bertambah dileher, dada, wajah, dan lengan

c. Kedua telapak tangan memerah

d. Sering pingsan

e. Perubahan kulit pada abdomen: linea nigra dan striae gravidarum

f. Sembelit

g. Varices pada tungkai, nyeri sampai vulva dan hemoroid

16 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

3. Trimester III berat badan naik tiap 1 kg gram selama 3-4 minggu

a. Sesak nafas

b. Insomnia

c. Rasa khawatir dan lemas

d. Rasa tidak nyaman dan tertekan pada perineum

e. Kontraksi Braxton his

f. Kram betis

g. Edema kaki sampai tungkai

4. Sembilan Tanda Bahaya Kehamilan

a. Sakit kepala yang menetap ditakutkan hipertensi.

b. Oedema pada wajah dan tungkai

c. Penglihatan kabur

d. Mual muntah

e. Pergerakan janin berkurang

f. Nyeri perut yang hebat

g. Keluarnya darah atau cairan dari jalan lahir

h. Demam

i. Kejang Berikut beberapa pemeriksaan kehamilan dan diantaranya yaitu:

1. Pemeriksaan Berat Badan. Bila kita berkunjung ke tenaga kesehatan baik itu dokter kebidanan dan kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang pertama kali dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini (timbang badan). Tujuan pemeriksaan kehamilan ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu hamil dalam setiap bulannya. Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada peningkatan berat badan berlebihan maka itu salah satu indikasi kehamilan sehat juga.

2. Pemeriksaan Perut. Pemeriksaan kehamilan ini selalu dilakukan setiap kali kontrol dan memeriksakan ibu hamil. Tujuan pemeriksaan perut pada kehamilan adalah melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Karena posisi janin juga berubah sesuai dengan umur kehamilan.

3. Pemeriksaan Detak Jantung Janin. Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seorang dokter kandungan atau pun bidan dilakukan dengan cara yang dinamakan tehnik doopler. Atau juga bisa dengan alat USG kehamilan. Mengetahui detak jantung janin ini juga berfungsi dan bermanfaat untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi sehat atau pun tidak

Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal

17 PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.

A. Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,refleks,serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu,dan pernapasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi,tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.

B. Pemeriksaan Kebidanan

1. Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya oedema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut intuk menilai apakah perut membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum,ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluour. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.

18 Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Konsep, Teori, dan Modul Praktikum

2. Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak janin dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni:

a. Leopold I Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang teraba pada fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk menggelilingi bagian atas fundus,lalu tentukan apa yang ada dalam fundus.(gambar). Bila kepala sifatnya keras, bulat dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak,lembek,dan tidak melenting. Tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan dengan gambar berikut.