Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya dengan UNEP

ABSTRAK
Syamsul Arifin *)
Jelly Leviza **)
Sepnida Amalya Putri.***)
Masalah lingkungan dan akibatnya yang terjadi di berbagai belahan dunia,
baik di Negara Maju maupun di Negara Berkembang, telah membuktikan apa
yang diperingatkan oleh Rachel Carson pada 1962 dalam Bukunya “The Silent
Spring” menjadi kenyataan. Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah
tentang Pengaturan hukum internasional tentang pembangunan berkelanjutan,
serta kewenangan UNEP dalam pembangunan berkelanjutan, kemudian dilanjut
dengan pengaturan hukum nasional tentang pembangunan berkelanjutan.
Penelitian ini menggunakan Metode hukum Normatif, yang digunakan
untuk meneliti norma hukum internasional yang berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup, khususnya masalah pembangunan berkelanjutan. Jenis
penelitian yang digunakan bersifat Deskriptif yaitu untuk memberikan data
tentang suatu gejala atau fenomena. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yaitu dengan melakukan penelitian kepustakaan (library
research).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaturan Hukum Internasional
mengenai Pembangunan Berkelanjutan dapat dilihat dari Deklarasi Stockholm,
yang terdapat dalam prinsip 4, 13, 15 sampai dengan prinsip 20. Kemudian

dilanjut dengan Deklarasi Rio 1992, yang terdapat pada prinsip 1, 4, 5, 7, 8, 12,
20, 21, 22, 24, 27. Selain itu, diatur juga dalam Konferensi-konferensi lainnya dan
dalam perjanjian-perjanjian internasional, seperti: Konvensi Keanekaragaman
Hayati, Konvensi Perubahan Iklim, Protokol Cartagena, UNCLOS, dan lain
sebagainya. Kewenangan UNEP adalah untuk melaksanakan program kerja
melalui departemen negara-negara khususnya negara berkembang. Selain itu,
UNEP juga memiliki wewenang untuk memperhitungkan pertimbangan
lingkungan kedalam pembangunan, pengambilan keputusan dibidang sosial dan
ekonomi. Pengaturan Nasional mengenai pembangunan berkelanjutan termuat
dalam UUD 1945 dalam pasal 28 A dan pasal 33 ayat 4, selain itu, juga terdapat
dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, terdapat dalam bagian menimbang huruf b, Pasal 1 ayat 3, ayat 10, Pasal
15 ayat 3 huruf c, dalam penjelasan umum angka 1, dan angka 3.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, seharusnya pengaturan internasional
tentang pembangunan berkelanjutan lebih mengikat secara hukum yang kuat.
Kewenangan UNEP juga seharusnya diberikan tanggungjawab yang besar serta
diberikan pendanaan yang cukup untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
Pengaturan hukum nasional juga diharapkan lebih mengatur tentang
pembangunan berkelajutan secara mendetail.
Kata Kunci : Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup Manusia,

Deklarasi Rio, United Nations Environment Programme (UNEP). 1

*) Dosen Pembimbing I
**) Dosen Pembimbing II
***) Mahasiswa Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU

iv

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Syamsul Arifin *)
Jelly Leviza **)
Sepnida Amalya Putri.***)

The Environmental problems and the consequently that occurred in the
various of world, both in the level of global, regional, and national level, both
progressive countries or in the developing countries, including Indonesia has
proved what was warned by Rachel Carson in 1962 in his book “The Silent
Spring” became reality. So, the issue that will research in this case is about

International Law setting on Sustainable Development, as well as the authority of
UNEP in Sustainable Development, then continue with the National Law setting
on Sustainable Development.
This research using Normative Law Method, which is use ti research the
norm of International Law relate to environmental issue, especially the issue of
Sustainable Development. The type of this research use Descriptive is to provide
the data on phenomenon or phenomena. The data sources use in this research is
secondary data that is by doing literature research (Library Research).
The result of this research show that the setting of International Law on
Sustainable Development can be seen in Stockholm Declaration with contain in
Principle 4, 13, 15 until Principle 20. Then continue with Rio Declaration with
found in Principle 1, 4, 5, 7, 8, 12, 20, 21, 22, 24, and principle 27. Beside that, it
also regulation other Conferences and in the International Treaties, such as the :
United Nations Convetion on Biological Diversity, United Nations Framework
Convention on Climate Change, Cartagena Protocol, UNCLOS, etc. The
authority of UNEP is to implement the program work though the countries
department, especially development country. Beside that, UNEP has the authority
to value the consideration the environment into development, making decision in
social and economic. The National arrangement of sustainable development
contain in the Contitution of 1945, article 28 A and article 33 in paragraph 4. In

addition contain in the UU No. 32 of 2009 on the Protection and Environmental
Management. Contain in the part of consider B letter, article 1 paragraph 3,
paragraph 10, article 15 paragraph 3 C letter, in the general explanation number
1, and number 3.
Based on the conclusion above, it should be the International Governance
about Sustainable Development is the robust legally binding. The authority of
UNEP also should give a great responsibility and sufficient funding to carry out
this responsibilities. The National legal arrangements are also expected to be set
on sustainable development in detail.
Keywords

2

: Sustainable Development, Human Environment, Rio Declaration,
United Nations Environment Programme (UNEP) 2.

*) Counselor I
**) Counselor II
***) Student of Law Faculty of USU


v

Universitas Sumatera Utara