Analisis Pendapatan Tenaga Kerja Wanita pada Perkebunan Teh PTPN IV Kebun Bah Butong Kecamatan Sidamanik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pengertian dasar dari pembangunan adalah suatu usaha perubahan untuk

menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan kepada norma-norma tertentu.
Perubahan-perubahan yang direncanakan dengan menggunakan pendayagunaan
potensi alam, manusia, dan sosial budaya ilmiah disebut pembangunan.
Pendayagunaan potensi alam dengan menggali, mengembangkan dan
memanfaatkan sebaik-baiknya seperti tanah, hutan, sumber air mineral dan
sebagainya. Potensi manusia berupa penduduk yang besar jumlahnya harus
ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu menggali,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam tersebut dengan semaksimal
mungkin. Jadi pembangunan nasional suatu bangsa merupakan suatu usaha besar
dari bangsa itu untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
Pembangunan

ekonomi


selalu

ditujukan

untuk

mempertinggi

kesejahteraan dalam arti seluas-luasnya. Kegiatan pembangunan ekonomi selalu
dipandang sebagai bagian dari usaha pembangunan keseluruhan yang dijalankan
oleh suatu masyarakat. Pembangunan eknomi hanya meliputi usaha suatu
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi kegiatan
masyarakat, sedangkan keseluruhan usaha pembangunan itu meliputi juga usaha
pembangunan sosial, politik dan kebudayaan.
Dengan adanya pembatasan diatas maka pengertian pembangunan ekonomi
didefinisikan sebagai berikut :

9

Universitas Sumatera Utara


Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan bahwa pembangunan
ekonomi adalah :
“ Sebagai proses kenaikan pendapatan rill perkapita dalam suatu jangka waktu
yang panjang”.
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi
merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus menerus melalui serangkaian
kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya
peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka
panjang.
Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan
merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahanperubahan yang spontan dan tidak terputus-putus.
Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam
lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan
pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu
pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional
merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam
suatu perekonomian di dalam masa satu tahun.
Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke
masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga

perkembangan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat suatu daerah. Dalam
pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu

10

Universitas Sumatera Utara

proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang.
Sementara itu pembangunan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets
(dalam Jhingan, 2000:57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan
suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,
dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya
Menurut Sadono Sukirno, 1985, hal 13, pembanguan ekonomi adalah
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Dari definisi diatas jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga
sifat penting yaitu: suatu proses yang berarti adanya perubahan yang terjadi secara
terus menerus, dan usaha meningkatkan pendapatan perkapita serta menaikkan

pendapatan perkapita berlangsung dalam jangka panjang.
Prof. Sumitro memberikan pengertian pembangunan ekonomi :
Suatu usaha untuk memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan
produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah
keterampilan.(Prof. Sumitro, 1985, hal 39).
Bila kita perhatikan pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Sumitro
mengenai pembangunan ekonomi, ada dua faktor dalam pembangunan ekonomi
yaitu modal dan keterampilan atau skill. Menurut Prof. Sumitro, berdasarkan
kedua faktor inilah maka pendapatan dan produktivitas manusia akan naik.

11

Universitas Sumatera Utara

Modal yang dimaksud disini adalah modal yang berupa sumber daya alam yang
belum dirubah manusia, seperti hasil pertanian, hasil hutan dan sebagainya serta
modal yang merupakan hasil manusia itu sendiri seperti mesin, sedangkan skill
adalah keahlian manusia seperti pendidikan, manajemen dan disiplin. Maka
dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa pembangunan ekonomi adalah
merupakan serangkaian usaha untuk meningkatkan pendapatan nyata dalam

masyarakat yang berguna untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Rangkaian
usaha ini haruslah menjadi milik masyarakat bukan hanya milik sebagian kecil
masyarakat saja, sehingga dapatlah dikatakan pembangunan ekonomi dapat
mencapai sasaran.
2.2.

Pengertian Pendapatan dan Upah

2.2.1. Pengertian Pendapatan
Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah
satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat
pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan
ekonomi.
Dengan kata lain pendapatan juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang
diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik ataupun non fisik selama ia
melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan,instansi atau tempat ia bekerja.
Setiap orang yang bekerja berusaha untuk memperoleh pendapatan dengan jumlah
yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Maksud
utama para tenaga kerja yang bersedia melakukan pekerjaan tersebut adalah untuk


12

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan pendapatan yang cukup baginya dan keluarganya. Dengan
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidupnya ataupun rumah tangga nya, maka
kehidupan yang sejahtera akan tercapai.
Menurut kamus ekonomi, pendapatan adalah berhubungan dengan
pendapatan pemerintah dari pajak, bea impor dan sebagainya.
Dan istilah ini juga diterapkan terhadap pendapatan perusahaan dan pendapatan
individu-individu.
Menurut Wahyu Adji (2004 : 3) mengatakan bahwa “ pendapatan adalah
uang yang diterima oleh seseorang dari perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa,
bunga dan laba termasuk juga beragam tunjangan”. Sedangkan menurut Suyanto
(2000: 8) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor
produksi yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut meliputi:
1. Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya menyewakan
tanah, rumah dan lain-lain.

2. Upah atau gaji karena bekerja dengan orang lain ataupun menjadi
pegawai negeri.
3. Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan,
misalnya mendepositokan uang di bank dan membeli saham.
4. Hasil dari wiraswasta, misalnya berdagang, berternak, mendirikan
perusahaan ataupun bertani.
Menurut T. Gilarso (1992: 63) berpendapat bahwa “ pendapatan keluarga
adalah segala bentuk balas jasa atau karya yang diperoleh sebagai imbalan atau

13

Universitas Sumatera Utara

jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi”. Selain itu menurut
Slameto ( 2010: 63) berpendapat bahwa :
“ Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan,
minum, pakaian, perlindunagan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lainlain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup
uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok kurang

terpenuhi sehingga belajar anak terganggu. Akibat yang lain anak selalu
dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan anak yang lainnya, hal
ini juga pasti akan menganggu belajar anak”.
Pada awal abad ke-20, gagasan yang berkenaan dengan pendapatan
diperkenalkan oleh Fisher dan Hicks.
Fisher menegaskan bahwa pendapatan adalah sebagai serangkaian
kejadian yang berkaitan dengan beberapa tahap yang berbeda yaitu :
1. Kenikmatan pendapatan psikis
2. Pendapatan rill
3. Pendapatan uang (Richard G.Schrooder,Levi’s D.MC.Cullers,1987,hal
74).
Pendapatan psikis adalah barang dan jasa yang sungguh-sungguh
dikonsumsi oleh orang yang menciptakan kesenangan psikis dan kepuasan
kebutuhan. Pendapatan psikis merupakan konsep psikologis yang tidak dapat
diukur secara langsung namun dapat ditaksir oleh pendapatan rill. Sedangkan

14

Universitas Sumatera Utara


pendapatan rill adalah ekspansi kejadian yang menimbulkan kenikmatan psikis.
Pendapatan ini diukur dengan biaya hidup. Dengan kata lain kepuasan
yang diciptakan oleh kenikmatan psikis dari keuntungan yang diukur dengan
pengeluaran uang yang dilakukan untuk perolehan barang dan jasa sebelum dan
sesudah konsumsi. Jadi pendapatan psikis, pendapatan rill dan biaya hidup
merupakan tiga tahap yang berbeda bagi pendapatan.
Dari pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah uang yang diterima selama periode tertentu dari balas jasa dari perusahaan
yang bisa berupa bentuk gaji, upah, tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. Dan
pendapatan orang tua adalah seluruh pendapata yang diterima oleh seseorang baik
yang berasal dari keterlibatan langsung dalam proses produksi atau tidak, yang
dapat diukur dengan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun perorangan pada suatu keluarga dalam satu bulan
2.3.

Pengertian Upah
Upah merupakan harga yang dibayar untuk mereka yng menyelenggarakan

jasa-jasa,biasanya dibayar perjam, perhari, minggu.(Winardi SE, Kamus
Ekonomi, 1982). Dalam ilmu ekonomi semua jenis kompensasi untuk jasa-jasa

merupakan wages.
Sedangkan yang termasuk dengan upah adalah upah kotor yang berupa
uang termasuk tunjangan-tunjangan,upah tambahan atau premi untuk prestasi
lebih, serta harga dari barang-barang yang diberikan pekerja, yang tidak termasuk
dengan upah adalah upah lembur, non aktif selama istirahat atau sakit,
pembayaran untuk hari-hari libur, pembayaran surut misalnya mengenai masa

15

Universitas Sumatera Utara

pemogokkan, rapel, kenaikan upah, pembayaran satu atau beberapa bulan dalam
pemecatan, pembayaran lebaran.
Sedangkan pekerja yang tercatat dalam daftar pembayaran perkebunan
pekerja rombongan yang umumnya dipekerjakan oleh seorang pemborong
(berdasarkan kontrak tidak dimasukkan).
Perhitungan rata-rata upah pekerja setiap hari didasarkan pada banyaknya
upah yang diterima oleh pekerja dibagi dengan banyaknya hari bekerja dalam
periode waktu yang sama.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pada suatu

sektor adalah penggunaan faktor-faktor produksinya.
Secara khusus faktor-faktor produksi tersebut dikaitkan dengan usaha tani
perkebunan.
Faktor produksi yang dikenal adalah tanah, modal, tenaga kerja dan
enterpreneuship. Kemampuan petani mengkombinasikan faktor-faktor produksi
tersebut dengan baik maka akan meningkatkan pendapatan mereka dan
sebaliknya. Hal ini dapat dilihat melalui tugas produksi yang menunjukkan
hubungan antara output dan jumlah input sebagai berikut (Soekamto):
Y=fungsi(TK, K, N, E, T).
Fungsi diatas dapat diartikan output produksi nasional (Y) selama suatu periode
tergantung kepada aliran masukan tenaga kerja (TK), kapital (K), sumber daya
alam (N), kewirausahaan (E) dan teknologi (T).
1. Tanah (Sumber Daya Alam)
Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya

16

Universitas Sumatera Utara

hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dimana hasil
produksi keluar (Mubyarto,1989,hal 75).
Apabila terjadi kelemahan dari pengolahan sumber daya alam atau tanah
maka di negara-negara berkembang pertumbuhan ekonomi bekerja berdasarkan
dengan cara eksploitasi besar-besaran tanpa memperhatikan akibat sampingan.
Sedangkan dari fungsi produksi tersebut, sumber daya alam bersama
masukan lainnya menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
2. Kapital(Modal)
Modal merupakan faktor produksi kedua yang memberi sumbangan nilai
produksi pertanian setelah tanah.
Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan
tenaga kerja yang menghasilkan barang-barang baru dalam hal ini hasil pertanian.
3. Tenaga kerja
Faktor produksi ini mempunyai permasalahan yang kompleks. Ini ditandai
dengan masih banyaknya pengangguran yang dapat menimbulkan masalah
kerawanan dalam masyarakat. Pada sektor usaha tani,pengangguran tersembunyi
masih juga belum dapat teratasi. Dan ini mengakibatkan produktivitas rendah
pada sektor ini dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
4. Kewirausahaan (Enterpreneuship)
Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang yang ada dalam hal
melaksanakan produksi menanggung tanggung jawab organisasi, manajemen,
serta resiko. Seseorang ini dinyatakan sebagai elemen aktif yang artinya dapat
menciptakan

kombinasi

yang

baru.

Faktor-faktor

produksi

di

dalam

17

Universitas Sumatera Utara

kewirausahaan ini mencakup :
a.Pembuatan artikel baru dan perbaikan kualitas artikel yang ada
b.Digunakan suatu metode produksi baru
c.Dibuka nya pasar penjualan baru
d.Mengusahakan dicapainya bahan-bahan dasar atau bahan-bahan
pembantu
e.Menciptakan

organisasi

baru

(misalnya

menciptakan

posisi

monopolistis).
5. Teknologi
Di zaman sekarang berkembang teori pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang dipercaya akan mampu menangani masalah semakin menipisnya
sumber daya, sehingga kemajuan ekonomi dapat dicapai tanpa hentinya. Hal ini
disebabkan karena perkembangan teknologi yang akan selalu menyediakan
pengganti terhadap sumber daya alam yang semakin langka. Teknologi
merupakan jawaban dari semakin menipisnya sumber daya alam yang tersedia.
Adanya pengorbanan yang dikeluarkan tenaga kerja untuk perusahaan maka
tenaga kerja berhak atas balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja
tersebut berupa upah.
Sadono Sukirno (2005: 350-351), membuat perbedaan diantara dua pengertian
upah :
1. Upah Nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari
para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja
yang digunakan dalam proses produksi.

18

Universitas Sumatera Utara

2. Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah
tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan para pekerja.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian upah dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Malayu SP. Hasibuan (1997: 133), upah adalah balas jasa yang dibayarkan
kepada para pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati
membayarnya.
2. Moekijat (2007: 6), menyatakan bahwa upah adalah pembayaran yang
diberikan kepada karyawan produksi dengan dasar lamanya jam kerja.
3. Edwin B. Flippo (dalam As’ad, 2004: 92), “a wage a price for the service
human being”, yang mana artinya adalah upah merupakan harga yang
diberikan oleh pemilik perusahaan kepada para karyawan atas dasar jasa yang
telah diberikan oleh karyawan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Simanjuntak (1996:12), menyatakan
bahwa upah merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jasa yang
diberikannya bagi pihak lain, diberikan seluruhnya dalam bentuk uang atau
sebagian dalam bentuk uang dan sebagian dalam bentuk natural.Upah merupakan
faktor yang penting bagi pekerja, karena bagaimanapun juga upah bagi pekerja
merupakan tempat bergantung bagi kelangsungan hidup pekerja beserta
keluarganya.
Adapun yang dimaksud dengan upah menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak pekerja / buruh yang diterima
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi

19

Universitas Sumatera Utara

kerja kepada pekerja/buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan
jasa yang telah atau akan dilakukan.
Menurut Sadono Sukirno (2005), gaji adalah pembayaran kepada pekerja
tetap dan tenaga kerja professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru,
manajer, dan akuntan. Sedangkan upah adalah pembayaran kepada pekerjapekerja kasar seperti buruh, petani, tukang batu.
Sementara menurut Hadi Purwono (2003: 2), membedakan pengertian gaji
dan upah sebagai berikut: Gaji (salary) biasanya dikatakan upah (wages) yang
dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor atau
manajer lainnya.
Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada
pekerja upahan.
Sedangkan upah adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang
dibayar menurut lamanya jam kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya
tidak mempunyai jaminan untuk dipekerjakan secara terus-menerus.
Defenisi lain diungkapkan oleh Winarni dan Sugiyarso (2006), yang
menyatakan bahwa istilah gaji biasa digunakan pada instansi – instansi
pemerintah dan pembayarannya ditetapkan secara bulanan,
sedangkan upah biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan swasta dan
diberikan pada pekerja yang lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik,
serta pembayaran yang ditetapkan secara harian atau berdasar unit pekerjaan yang

20

Universitas Sumatera Utara

diselesaikan.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara gaji
dan upah terletak pada kuatnya ikatan kontrak kerja dan jangka waktu
penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan kontrak kerjanya kuat
dan memiliki jabatan yang bersifat administratif. Sedangkan orang yang
menerima upah, ikatan kontrak kerjanya kurang kuat dan biasanya diberikan
kepada pekerja pelaksana (buruh). Untuk jangka waktu penerimaan, gaji pada
umumnya diberikan secara periodik biasanya setiap akhir bulan,
sedangkan upah diberikan pada setiap hari atau mingguan.
2.3.1. Macam-Macam Upah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menurut Rivai (2004), upah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Upah menurut waktu, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja
menurut waktu kapasitas kerjanya.
2. Pembayaran upah tersebut bisa dilakukan secara harian, mingguan, dan
bulanan. Besarnya upah yang dibayarkan didasarkan kepada lamanya
bekerja bukan dikaitkan dengan prestasi kerjanya.
Kebaikan upah menurut waktu adalah :
a. Tata usaha yang mengurus soal pembayaran upah dapat
menyelenggarakan dengan mudah.
b. Perhitungan tidak menyukarkan.
Keburukan upah menurut waktu adalah :
a. Upah pekerja yang rajin dan yang malas disamakan.
b. Pimpinan perusahaan tidak mempunyai kepastian tentang kecakapan

21

Universitas Sumatera Utara

dan kemauan bekerja dari pekerja.
c. Buruh tidak mempunyai dorongan untuk bekerja keras demi perusahaan.
3. Upah menurut satuan hasil, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja
menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut. Artinya,
besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja,
seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
4. Besarnya upah yang diberikan selalu didasarkan kepada banyaknya hasil
yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu untuk mengerjakannya.
Kebaikan upah menurut satuan hasil :
a. Pekerja yang rajin akan mendapatkan upah yang tinggi daripada pekerja
yang malas.
b. Pekerja berusaha mendapatkan prestasi kerja, sehingga menguntungkan
perusahaan karena hasil produksi meningkat.
Keburukan upah menurut satuan hasil :
a. Kualitas barang yang dihasilkan turun karena pegawai bekerja dengan
tergesa-gesa.
b. Keinginan pegawai untuk mendapatkan upah yang besar menyebabkan
ia bekerja terus – menerus yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan
bagi pekerja.
5. Upah menurut borongan, yaitu suatu cara pengupahan yang penetapan
besarnya

jasa

didasarkan

atas

volume

pekerjaan

dan

lama

mengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan system
borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta banyak alat yang

22

Universitas Sumatera Utara

diperlukan untuk menyelesaikannya.
Buruh, pengusaha, Pemerintah, dan masyarakat pada umumnya samasama mempunyai kepentingan atas sistem dan kebijaksanaan pengupahan. Buruh
dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan, dan kebutuhan lainnya.
Sehingga upah menjadi masalah krusial, karena selalu menjadi selisih pendapat
antara pengusaha dengan buruh dalam menetapkan pengupahan.
Para buruh dan serikat buruh selalu mengharapkan upah yang lebih besar
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, para pengusaha sering melihat
upah sebagai bagian dari biaya pengeluaran semata, sehingga banyak pengusaha
yang sangat hati-hati untuk meningkatkan upah. Di kebanyakan perusahaan
keputusan menentukan tingkat besar kecilnya upah dipengaruhi oleh banyak hal.
Winarni dan Sugiyarso (2006), menyatakan bahwa faktor – faktor penting yang
dapat mempengaruhi tingkat upah antara lain :
1. Ketetapan Pemerintah
Dalam penentuan gaji dan upah yang perlu diingat adalah bahwa setiap
pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja.
Untuk menentukan tingkat upah di beberapa perusahaan digunakan
ketentuan pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah

23

Universitas Sumatera Utara

Minimum Sektoral Regional (UMSR). Namun ketentuan ini kebanyakan berlaku
untuk jabatan tingkat pelaksana saja.
Maksudnya bahwa upah yang diberikan oleh perusahaan harus ditinjau kembali
secara bertahap.
Hal ini penting karena adanya beberapa faktor yang terjadi pada upah yang
diberikan, yaitu :
a. Perubahan tingkat penduduk.
b. Perubahan Undang-Undang/ Peraturan tentang besarnya gaji dan upah.
c. Perubahan tingkat gaji dan upah yang diberikan perusahaan lain.
2.4.

Pengertian dan Konsep Tenaga Kerja

2.4.1. Angkatan Kerja
Di dalam mengetahui angkatan kerja,penulis mengemukakan beberapa
pendapat yaitu: Penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang mempunyai
pekerjaan tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi dan mereka yang tidak bekerja
tetapi sedang mencari pekerjaan.
( Payaman Simanjuntak,1985,hal 3).
Pengertian Angkatan kerja menurut Mulyadi S, (2003) adalah bagian dari tenaga
kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan
produksi yaitu produksi barang dan jasa (Mulyadi S, 2003).
Pengertian Angkatan kerja menurut DR.Soeroto. MA, 1992, hal 12
didefenisikansebagai berikut:
“Sebagian dari jumlah penduduk dalam usia kerja yang mempunyai dan
yang tidak mempunyai pekerjaan yang telah mampu dalam arti sehat fisik dan

24

Universitas Sumatera Utara

mental secara yuridis tidak kehilangan kebebasannya untuk memilih dan
melakukan pekerjaan tanpa ada unsur paksaan ”.
Untuk mempermudah ingatan terhadap pengertian angkatan kerja dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Angkatan kerja = (yang) Bekerja + Pengangguran
Golongan yang bekerja adalah angkatan kerja yang sudah aktif dalam
menghasilkankan barang atau jasa. Kelompok ini terdiri dari orang yang bekerja
penuh dan setengah menganggur.
Yang termasuk golongan bekerja penuh adalah orang yang cukup dimanfaatkan
dalam bekerja dalam jumlah jam kerja produktivitas dan penghasilan yang
diperoleh. Sedangkan golongan yang dimaksud setengah menganggur adalah
orang yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja baik dilihat dari segi jam kerja
produktivitas kerja maupun segi penghasilan. Selanjutnya yang disebut dengan
pengangguran

adalah angkatan kerja yang siap untuk bekerja

dan sedang

berusaha untuk mencari pekerjaan.
2.4.2. Tenaga Kerja
Pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang
bekerja,sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga (Payman Simanjuntak, 1985, hal 2).
Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya ditentukan
oleh umur/usia. Mampu bekerja berarti mampu juga melakukan kegiatan yang
mempunyai nilai ekonomis yaitu, bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

25

Universitas Sumatera Utara

Secara singkat tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja.
Pengertian tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau
sedang bersekolah atau mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut
terakhir, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan
sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Di Indonesia, semula dipilih batas umur
minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja
di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih.
Dengan bertambahnya, kegiatan pendidikan maka jumlah penduduk dalam
usia sekolah yang melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang.Mulai tanggal 1
Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk umur 15 tahun atau
lebih.Ketentuan ini juga mengacu pada ketentuan Internasional dalam hal ini
World Bank yang menyatakan batas usia kerja adalah 15-64 tahun. Jadi, tenaga
kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas )yang
berpotensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa tenaga kerja meliputi
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka
yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, para penyandang cacat, dan lanjut usia.

26

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No.
1.

2.

Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Yolan
Analisis Faktor
Cahyani Yang
(2016)
Mempengaruhi
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita di
Sektor Informal
Kecamata
Tanjung Karang
Timur, Kota
Bandar
Lampung

Hasil
Penelitian
Regresi
Usia (X1), Tingkat Usia tidak
Linier
Pendidikan (X2),
memiliki
Berganda Jam Kerja (X3),
pengaruh
signifikan
Jumlah
tanggungan (X4), terhadap
pendapatan.
Y= Pendapatan
Tenaga Kerja
Pendidikan,
Wanita
Jumlah
tanggungan,
dan Jam kerja
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
Pendapatan.

Dimas
Prasetia
(2015)

Regresi
Lama Bekerja
Linier
(X1), Tanggungan
Berganda Keluarga (X2),
Usia (X3), Curah
jam kerja (X4),
Pendidikan (X5),
Y= Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita

Analisis Faktor
yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita Pada
Industri ManikManik di Desa
Tutul
Kecamatan
Balung
Kabupaten
Jember

Metode

Variabel

Jumlah
Tanggungan
dan Usia
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
Pendapatan
Tenaga kerja
Wanita, dan
Lama bekerja,
Curah Jam
kerja,dan
Pendidikan
berpengaruh
terhadap
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita

27

Universitas Sumatera Utara

3.

2.6.

Trya
Adhelia
(2007)

Analisis FaktorFaktor yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita di
Sektor Informal
di Kota
Makasar

Regresi
Jam bekerja (X1),
Linier
Tingkat
Berganda pendidikan (X2),
Usia Pekerja (X3),
Jumlah
Tanggungan(X4),
Curah Jam
Kerja(X5),
Besarnya Modal
Kerja (X6),
Y= Pendapatan

Jam bekerja,
Jumlah
tanggungan,
Tingkat
Pendidikan,
dan Besarnya
Modal kerja
berpengaruh
terhadap
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita, dan
untuk Usia
tidak
berpengaruh
terhadap
Pendapatan
Tenaga Kerja
Wanita

Kerangka Konseptual

2.6.1. Hubungan Antara Variabel Usia dengan Pendapatan
Terdapat kesamaan persepsi tentang usia pekerja baik sektor formal
maupun informal. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Tujuan
dari pemilihan batasan umur tersebut adalah supaya definisi yang diberikan adalah
sedapat mungkin mengambarkan kenyataan yang sebenarnya (Simanjuntak,
1985). Hal ini sesuai dengan pengertian Tenaga Kerja menurut Badan Pusat
Statistik (BPS,2009)adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun
atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

28

Universitas Sumatera Utara

Pendapat bahwa para pekerja muda pada umunya mempunyai tingkat
harapan dan ambisi yang tinggi juga dikemukakan oleh Gellerman (1987)dimana
para pekerja yang berusia muda lebih mempunyai tantangan dalam pekerjaan dan
menjadi bosan dengan tugas-tugas rutin. Mereka tidak puas dengan kedudukan
yang kurang berarti. Hal ini juga terjadi pada pekerja usua menengah, status
menjadi sesuatu yang penting., sebaliknya, diusia lanjut, kompetisi biasa
dielakkan karena menurunya stamina.
Melihat perspektif usia pekerja wanita, Wambraw (2007) mengemukaan
bahwa dari sisi kelompok umur, diketahui bahwa tingkat partisipasi penduduk
wanita meningkat seiring dengan perkembangan umur.
Namun demikian pada umur tertentu tingkat partisipasinya mencapai titik
optimal kemudian menurun hingga titik terendah, terutama pada kelompok umur
yang tergolong kurang lebih enam puluh tahun keatas.
Dari beberapa pengertian dan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
usia sangat mempengaruhi stamina dan produktifitas tenaga kerja dalam
melakukan aktifitasnya (dalam hal ini bekerja yang memperoleh upah atau
pendapatan).
2.6.2. Hubungan Antara Variabel Jumlah Tanggungan dengan Pendapatan
Ciri khusus yang dimiliki pekerja wanita dalam system yang bersifat
patriarkal adalah masih melekatnya area domestik rumah tangga pada pembagian
dan peran kerjanya, oleh karena itu kehadiran dan pertumbuhan anak dalam suatu
keluarga juga dilekatkan pada peran kerja ibunya yang cenderung mengurangi
semangat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita bersuami. Kehadiran anak

29

Universitas Sumatera Utara

dalam rumah tangga yang menciptakan suatu permintaan bagi semacam produksi
rumah tangga yang dikenal sebagai perawatan anak. Lebih lanjut dapat dikatakan
bahwa perwatan anak merupakan suatu kegiatan produksi yang intensif.
Walaupun demikian terdapat barang-barang yang di hasilkan pasar serta
pelayanan, seperti pusat penitipan anak-anak, tempat perawatan anak-anak, dan
pembatu rumah tangga sebagai penggati waktu seorang ibu dalam produksi
perawatan anak, sehingga subtitusi semacam itu melepaskan waktu bersama anakanak dalam rumah tangga yang juga cenderung mengurangi partisipasi kerja
wanita yang telah menikah (Rachmiar, 2002).
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan
memiliki hubungan degan pendapatan karena bagaimana rumah tangga mengatur
siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga bergantung pada
jumlah tanggungan keluarga yang bersangkutan. Semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga maka semakin tinggi pula probabilitas perempuan yang telah
menikah untuk bekerja.
2.6.3. Hubungan Antara Variabel Tingkat Pengalaman dengan Pendapatan
Pengalaman kerja proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 2005: 15).
Pendapat lain mengemukakan pengalaman kerja adalah ukuran tentang
lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami
tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Ranupandojo,
1984:71).

30

Universitas Sumatera Utara

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja
adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilam seseorang dalam
pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan
serta keterampilan yang dimilikinya.
Pengalaman kerja merupakan kejadian-kejadian rill yang dialami oleh
seseorang yang bekerja sehingga pengalaman kerja sangat mendukung
keterampilan dan kecepatan para pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dimana semakin lama pengalaman kerja atau semakin terampil dan semakin cepat
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pendapatan yang
diperoleh seorag pekerja akan semakin meningkat.
Dari uraian diatas maka dapat digambarkan mengenai Analisis Pendapatan
Tenaga Kerja Wanita Pada Perkebunan Teh PTPN IV Kebun Bah Butong
Kecamatan Sidamanik adalah sebagai berikut :
Usia pekerja

Jumlah tanggungan

Pendapatan tenaga kerja
wanita

Tingkat pengalaman
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

31

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka konseptual penelitian dapat dirumuskan

dalam hipotesis penelitian :
1. Usia pekerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja
wanita, baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Jumlah tanggungan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga
kerja wanita, baik secara parsial maupun secara simultan.
3. Tingkat pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga
kerja wanita, baik secara parsial maupun secara simultan.

32

Universitas Sumatera Utara