Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi Indonesia yang diamanatkan oleh konstitusi harus

dilaksanakan dengan segenap potensi yang ada di masyarakat. Pasal 33 ayat (4)
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyebutkan bahwa perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 1
Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berjalan kurang lebih 45
tahun lamanya sejak dicanangkan oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1970.
Kurun waktu hampir seperempat abad itu membawa perubahan dalam masyarakat
Indonesia yang digerakkan oleh pembangunan ekonomi dengan berbagai eskalasi
dan dinamikanya. Tampak pertumbuhan signifikan yang telah dirasakan oleh
masyarakat

Indonesia


dimana

telah

banyaknya

proses

pembangunan,

meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sampai pada era
pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kabinet Revolusi
Mentalnya yang terus menggiatkan peningkatan penanaman modal di Indonesia
guna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai amanah dari konstitusi di
seluruh wilayah yang berpotensi di Indonesia.

1

Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal,
(Bandung : PT. Alumni, 2008), hlm. 1.


1

Universitas Sumatera Utara

2

Pelaksanaan pembangunan seperti diketahui memerlukan modal dalam
jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat
disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha
swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan
modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam
negeri sendiri, apakah itu oleh dana pemeritah atau dunia usaha swasta dalam
negeri. Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian sebab pada umumnya
negara-negara berkembang dalam hal ketersediaan modal yang cukup untuk
melaksanakan pembangunan secara menyeluruh mengalami berbagai kesulitan
yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain; tingkat tabungan (saving)
masyarakat yang masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien,
keterampilan (skill) yang belum memadai serta tingkat teknologi yang belum
modern. Kendala-kendala ini umumnya oleh negara-negara berkembang atau

sedang berkembang dicoba untuk diatasi dengan berbagai macam cara dan
alternatif di antaranya melalui bantuan untuk melengkapi modal dalam negeri
yang dapat segera dikerahkan. 2
Permodalan yang diperlukan oleh negara Indonesia untuk pencapaian
pembangunan ekonomi adalah dalam bentuk investasi dengan memanfaatkan
pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dan modal luar negeri
(penanaman modal) secara maksimal yang terutama diarahkan kepada usahausaha rehabilitasi, pembaharuan, perluasan dan pembangunan baru di bidang

2

Ibid., hlm. 3.

Universitas Sumatera Utara

3

produksi barang-barang dan jasa. Oleh karena itu, modal dari masyarakat umum
dimobilisasi secara maksimal. 3
Pemupukan modal merupakan cara efektif yang dilakukan oleh negara
dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Dapat dirasakan

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun pemupukan modal daripada investor
dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi angka pengangguran
hingga alih teknologi.
Walaupun penanaman modal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, namun tampaknya pengembangan investasi ke depan menghadapi
tantangan eksternal yang tidak ringan. Salah satunya adalah kecenderungan
berkurangnya arus masuk investasi global. Sementara itu daya tarik investasi pada
beberapa negara Asia Timur pesaing Indonesia, seperti RRC, Vietnam, Thailand,
dan Malaysia justru meningkat. 4 Fenomena ini menjadi tantangan ke depannya
untuk dapat memberikan insentif-insentif menarik dan kepercayaan kepada para
investor agar mau menanamkan modalnya di negeri ini. Fasilitas atau kemudahankemudahan yang akan diberikan kepada para investor menjadikan negeri ini dapat
berkompetisi dengan baik dengan negara lainnya sehingga menjadi tujuan utama
para investor luar negeri.

3

Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, (Jakarta: RajaGrafindo, 2007),

hlm. 6.

4

Ibid., hlm 6

Universitas Sumatera Utara

4

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketertarikan investor datang
ke sebuah negara, yakni :
1. Kepastian Hukum;
2. transparansi;
3. tidak membeda-bedakan investor; dan
4. memberikan perlakuan yang sama kepada investor dalam dan luar negeri ; 5
Disamping itu terdapat pula fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang
diberikan kepada para investor, yakni meliputi:
1. fasilitas PPh melalui pengurangan penghasilan neto;
2. pembebasan atau keringanan bea masuk impor barang modal yang belum
bisa diproduksi di dalam negeri;
3. pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan

produksi tertentu;
4. pembebasan atau penangguhan pajak penghasilan (PPn) atas impor barang
modal;
5. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat;
6. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
7. pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan;
8. fasilitas hak atas tanah;
9. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan
10. fasilitas perizinan impor. 6
5

Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada), hlm. 6.

Universitas Sumatera Utara

5

Pemberian kemudahan ini dimaksudkan agar investor, terutama investor
asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Manfaat adanya investasi itu

adalah

menggerakkan

ekonomi

masyarakat,

menampung

tenaga

kerja,

meningkatnya kualitas masyarakat yang berada di daerah investasi, dan lain-lain. 7
Sebagai bentuk implementasi upaya peningkatan penanaman modal
tersebut, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberlakuan Kawasan
Ekonomi

Khusus


di

berbagai

daerah

yang

berpotensi

yakni

dengan

dikeluarkannya UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus atau
disingkat dengan KEK. Sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pada Pasal 31 disebutkan bahwa untuk
mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis
bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi
khusus. Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus ini menjadi upaya nyata dalam
pemberian fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang terdapat di dalam kawasan
khusus tersebut sehingga dengan demikian akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
para calon investor. Hingga kini terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang
telah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di antaranya adalah KEK Sei
Mangkei (Sumatera Utara), KEK Tanjung Api-Api, KEK Tanjung Lesung, KEK
Mandalika, KEK MBTK, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Morotai.
Istilah KEK atau special economic zone (SEZ) sebagai suatu industrial
park diperkenalkan di Puerto Rico di tahun 1947. KEK saat itu dibangun dengan
6

Ibid.,hlm. 7.
Ibid., hlm. 6.

7

Universitas Sumatera Utara

6


tujuan menangkap peluang investasi dari daratan Amerika Serikat. Konsep ini
kemudian diadopsi oleh Irlandia dan Taiwan pada tahun 1960-an. Namun negeri
Cina-lah yang membuat KEK menjadi terkenal di seluruh dunia, yang berawal
dari kota Shenzhen. Saat ini KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan
yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategic untuk menampung
kegiatan industri, ekspor, import, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Untuk meningkatkan penanaman modal pada Kawasan Ekonomi Khusus,
yang selanjutnya disebut KEK, yang dapat menunjang pengembangan ekonomi
nasional dan pengembangan ekonomi di wilayah tertentu serta untuk
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, perlu memberikan fasilitas dan
kemudahan di KEK. Pada dasarnya investor, baik investor domestik maupun
investor asing yang menanamkan investasi di Indonesia diberikan berbagai
kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah dimaksudkan agar investor
domestik maupun asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Investasi itu
sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mempercepat proses
pembangunan. 8
Kegiatan investasi yang dilakukan dengan fasilitas dan kemudahankemudahan yang diberikan kepada calon investor bukan tidak mungkin akan
banyak mengundang banyak investor asing berdatangan ke Indonesia khususnya

kawasan ekonomi khusus yang ditawarkan tersebut. Dengan adanya kegiatan
ekonomi baru di kawasan tersebut akan menambah lapangan pekerjaan baru bagi
8

Ibid., hlm. 269.

Universitas Sumatera Utara

7

masyarakat-masyarakat yang membutuhkan pekerjaan disana maupun dari seluruh
wilayah Indonesia.
Menyediakan kesempatan kerja bagi Tenaga Kerja Indonesia merupakan
hal yang sangat mendasar dan menjadi prioritas pembangunan di Indonesia, yang
mana jumlah penganggur bisa dikatakan masih sangat banyak. Berikut disajikan
data berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Tabel 1. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia
dalam juta
2010 2011 2012 2013

2014

2015

2016

Tenaga Kerja

116.5

119.4

120.3

120.2

121.9

122.4

127.8

- Bekerja

108.2

111.3

113.0

112.8

114.6

114.8

120.8

8.3

8.1

7.3

7.4

7.2

7.6

7.0

- Menganggur
Sumber : BPS

Untuk membuka kesempatan kerja baru, Indonesia mendorong para
investor dalam negeri dan mengundang investor dari luar negeri. Melalui investor
luar negeri, Indonesia sekaligus mengundang teknologi maju. Namun karena
keterbatasan kualitas Sumber Daya Manusia dalam negeri, Indonesia masih
membuka kesempatan bagi tenaga ahli dari luar negeri untuk mengoperasikan
teknologi maju tersebut sekaligus untuk melakukan alih pengetahuan kepada
tenaga kerja Indonesia.
Dalam konteks ini, maka penggunaan tenaga kerja asing disatu pihak harus
dilihat dalam kaitannya dengan investor dan teknologi untuk membuka
kesempatan kerja baru, dan dilain pihak dijaga supaya tidak menjadi faktor
penghambat bagi tenaga kerja Indonesia sendiri.

Universitas Sumatera Utara

8

Tukar menukar informasi dan pengalaman dalam rangka kerjasama yang
diwujudkan dalam perjanjian bilateral baik antar Pemerintah dengan Pemerintah,
Pemerintah dengan Swasta, atau antar Swasta dengan Swasta bahkan sering
terjadi kesepakatan yang bersifat multilateral. Kondisi seperti inilah yang tidak
mungkin suatu negara dapat menolak kehadiran orang asing bahkan tenaga kerja
asing di negaranya. Dengan situasi demikian yang menjadi persoalan adalah
sebatas mana keberadaan dan kehadiran orang asing dan atau tenaga kerja asing
diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi negara. 9 Terkhusus dalam
pembahasan ini yakni seberapa berguna dan bermanfaat penggunaan Tenaga
Kerja Asing tersebut di Kawasan Ekonomi Khusus.
Izin penggunaan tenaga kerja asing tersebut harus sesuai dengan Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang telah disahkan oleh pejabat yang
ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:
a. alasan penggunaan tenaga kerja asing;
b. jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing dalam struktur organisasi
perusahaan;
c. jangka waktu penggunaan tenaga kerja asing;
d. penggunaan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping (counter
part) tenaga kerja asing yang dipekerjakan. Tenaga kerja pendamping ini tidak
secara otomatis menggantikan atau menduduki jabatan tenaga kerja asing yang
didampinginya tetapi lebih dititikberatkan untuk alih teknologi dan alih

9

Sumarprihatiningrum, Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, (Jakarta:
Himpunan Pembina Sumberdaya Manusia Indonesia, 2006), hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

9

keahlian agar tenaga pendamping memiliki kemampuan sehingga pada
waktunya

diharapkan

dapat

menggantikan

tenaga

kerja

asing

yang

didampingi. 10
Berdasarkan pemaparan di atas, merasa tertarik membahas tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus. Dengan tujuan
dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang bagaimana perkembangan
penanam modal di Indonesia saat ini serta fasilitas-fasilitas dan kemudahan yang
telah diberikan bagi para calon investor terkhusus dalam hal ini memilih judul
skripsi ini, yaitu “Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan
Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia.”
B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di uraikan diatas, maka

perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan penanaman modal di Indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan
kawasan ekonomi khusus di Indonesia ?
3. Bagaimana ketentuan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan Ekonomi
Khusus ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 ?

10

Maimun, Hukum Ketenagakerjaan,(Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), hlm. 19.

Universitas Sumatera Utara

10

C.

Tujuan Penulisan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disimpulkan yang

menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui pengaturan penanaman modal di Indonesia ditinjau dari peraturan
perundang-undangan nasional,
2. Mengetahui bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan
kawasan ekonomi khusus di Indonesia,
3. Mengetahui ketentuan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan Ekonomi
Khusus ditinjau dari PP No. 96 tahun 2015.
D.

Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang dapat di peroleh dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :
1.

Manfaat teoritis
Pembahasan terhadap masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini tentu

akan menambah pemahaman dan pandangan baru dalam kegiatan penanaman
modal asing di kawasan ekonomi khusus, di mana hal ini akan memberi gambaran
dan uraian yang komprehensif mengenai pemberian fasilitas dan kemudahan di
Kawasan Ekonomi Khusus, khususnya dalam hal penggunaan tenaga kerja asing
di Kawasan Ekonomi Khusus.

Universitas Sumatera Utara

11

2.

Manfaat Praktis
Dapat dijadikan pedoman dan bahan rujukan bagi rekan mahasiswa,

akademisi yang ingin membahas tentang pemberian Fasilitas dan Kemudahan dan
penanam modal dalam melakukan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan
Ekonomi Khusus.
E.

Keaslian Penulisan
Sepanjang yang telah di telusuri dan di ketahui di lingkungan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang “Kajian Yuridis
Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus dalam Upaya
Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia” belum pernah di tulis sebelumnya.
Terkait permasalahan Tenaga Kerja Asing memang sudah banyak mahasiswa
mengangkat judul tersebut di lingkungan Fakultas Hukum USU diantaranya
sebagai berikut :
1.

Kajian Yuridis Penempatan Tenaga Kerja Asing Pada Perusahaan
Penanaman Modal Asing di Indonesia. (Mira Wahyuni Siregar, Stb. 2006);

2.

Aspek Hukum Perlindungan Tenaga Kerja Asing di Perusahaan Indonesia
yang Berada Dalam Keadaan Pailit. (Yuyindri, Stb. 2009);

3.

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Sumatera
Utara. (Rendy Andaria Bangun);

4.

Penyederhanaan Prosedur Perizinan Bagi Tenaga Kerja Asing Ditinjau
Dari Hukum Ketenagakerjaan. (Elisa Veronika);

5.

Aspek Hukum Pajak Penghasilan Terhadap Tenaga Kerja Asing Di
Indonesia. ( Novica Mutiara R.).

Universitas Sumatera Utara

12

Namun, penelitian yang dilakukan kali ini tidak memiliki substansi
pembahasan yang sama dengan judul yang telah disebutkan di atas. Di dalam
pembahasan penulis akan berbicara tentang bagaimana perkembangan kemudahan
yang diberikan saat ini terkhusus di kawasan ekonomi khusus terkait penggunaan
tenaga kerja asing sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kegiatan
penanaman modal di Indonesia. Dengan demikian, di lihat dari permasalahan serta
tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini, maka dapat di katakan bahwa
skripsi ini adalah merupakan karya penulis yang asli.
F.

Tinjauan Kepustakaan

1.

Penanaman Modal
Modal (capital) adalah uang yang di pakai untuk berinvestasi. 11 Lebih

lanjut melalui kegiatan usaha yang bersifat ekonomis. 12 Sedangkan pengertian
modal asing (foreign capital) adalah alat pembayaran luar negeri yang bukan
kekayaan devisa Indonesia, serta hasil usaha perusahaan asing yang boleh transfer
ke luar negeri tetapi ditanam lagi di Indonesia. 13
Dalam pengertian yuridis, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
merinci pengertian modal asing sebagai berikut :
1.

Alat pembayaran luar negeri atau Valuta asing yang terdiri dari uang
kertas dalam bentuk mata uang asing, wesel, cek dan lain-lain yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran Internasional. Sesuai dengan
11

Kunarjo, Glosarium Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, (Jakarta : UI Press, 2003)

hlm. 205.
12

Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Malang: Media
Pulishing, 2004) hlm. 2.
13
Alimansyah Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan,(Bandung : Yrama Widya,
2003),hlm. 427.

Universitas Sumatera Utara

13

maksudnya, modal asing dalam bentuk yang pertama ini dapat disebut
dengan istilah modal financial atau dana.
2.

Alat-alat perusahaan, penemuan-penemuan, dan bahan-bahan perusahaan.

3.

Bagian hasil perusahaan yang tidak ditransfer dan digunakan untuk
membiayai perusahaan di Indonesia. 14
Penanaman modal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan

penanaman modal atau modal dalam suatu perusahaan/proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Pengertian penanaman modal atau investasi menurut
Kamus Hukum Ekonomi adalah penanaman modal yang biasanya dilakukan
untuk

jangka

panjang

misalnya

berupa

pengadaan

aktiva

tetap

perusahaan/memberi sekuritas dengan maksud untuk mencapai keuntungan. 15
Sedangkan penanaman modal asing berasal dari istilah asli “foreign
investment”. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Penanaman Modal Asing
memberikan definisi penanaman modal asing sebagai berikut :
“Pengertian penanaman modal dalam Undang-Undang ini hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut
atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang
digunakan untuk menjalankan perusahaan yang ada di Indonesia, dalam
arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman
modal tersebut.”
Dalam perkembangannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UUPM) dalam Pasal 1 ayat (3) mengartikan Penanaman
Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

14

Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit., hlm. 2.
A. F. Elly. Erawaty dan J. S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi,(Jakarta: Proyek ELIPS,
1996), hlm. 14.
15

Universitas Sumatera Utara

14

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.
Dari pengertian penanaman modal asing menurut UUPMA menjelaskan
bahwa penanaman modal oleh pihak asing dilakukan secara langsung karena
dalam definisinya dikemukakan bahwa pemilik modal (asing) secara langsung
menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Sedangkan pada pengertian
penanaman modal asing menurut UUPM menunjukkan adanya pengertian yang
lebih luas tentang penanaman modal, yakni penanaman modal yang dilakukan
dapat berupa secara langsung maupun tidak langsung. Penanaman modal langsung
merupakan segala bentuk kegiatan menanamkan modal oleh penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah NKRI. Penanaman modal langsung ini
dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal,
melakukan kerja sama operasi tanpa membentuk perusahaan baru dan lain-lain.
Sementara penanaman modal tidak langsung merupakan penanaman modal jangka
pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang.
2.

Kawasan Ekonomi Khusus
Sebagaimana Pasal 31 ayat (1) Bab XIV UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal yang menjadi dasar terbentuknya sebuah KEK menjelaskan
untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat
strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan
kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi
khusus.

Universitas Sumatera Utara

15

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu
yang tercangkup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. 16
Kawasan Ekonomi Khusus sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1)
UU No. 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan
dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh
fasilitas tertentu.
KEK

dikembangkan

melalui

penyiapan

kawasan

yang

memiliki

keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung
kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Hal ini dilatarbelakangi oleh karena Indonesia yang perlu memfokuskan
pada peningkatan ekspor dan investasi pada beberapa kawasan khusus yang
memang dapat dimanfaatkan. Beberapa keunggulan yang bangsa Indonesia miliki
yakni menjadi negara yang letak geografisnya sangat strategis atau ideal bagi
pengembangan logistik dan distribusi karena melewati jalur maritim internasional
dan Indonesia juga terletak di tengah pasar yang sangat besar yaitu ASEAN.
Di dalam sebuah KEK terdapat berbagai bentuk zona sebagaimana
disebutkan pada pasal 3 ayat (1) UU Tentang KEK yakni :
1. Pengolahan ekspor
2. Logistik;

16

https://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Ekonomi_Khusus

Universitas Sumatera Utara

16

3. Industri;
4. Pengembangan teknologi;
5. Pariwisata;
6. Energy; dan/atau
7. Ekonomi Lain.
Dalam hal pembentukan dan penetapan KEK terlebih dahulu diusulkan
oleh satu atau beberapa Badan Usaha kepada pemerintah kabupaten/kota terkait
rencana usaha membangun KEK dan kemudian akan disetujui oleh pemerintah
kabupaten/kota sampai pada akhirnya penetapan yang akan dilakukan oleh
Presiden dengan Peraturan Pemerintah. Badan Usaha merupakan perusahaan
berbadan hukum yang berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, koperasi, swasta, dan usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan
usaha KEK.
3.

Fasilitas dan kemudahan KEK
KEK memiliki sejumlah fasilitas dan kemudahan. Fasilitas dan kemudahan

ini sudah dituangkan dalam Undang-Undang tentang fasilitas dan kemudahan
KEK yang tujuan memberi intensif agar kegiatan ekonomi di wilayah ini berjalan.
Fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada Badan Usaha dan Pelaku
Usaha disebutkan pada Pasal 2 UU Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK
yakni

berupa

perpajakan,

kepabeanan

dan

cukai,

lalu

lintas

barang,

ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan, serta perizinan dan nonperizinan.

Universitas Sumatera Utara

17

4.

Tenaga Kerja Asing
Fasilitas yang diberikan dalam sebuah KEK salah satunya yakni

kemudahan dalam penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk mempunyai
jabatan sebagai direksi atau komisaris.
Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan
maksud bekerja di wilayah Indonesia. Menunjuk tenaga kerja warga Negara
Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing di pekerjakan untuk alih
teknologi dan ahli keahlian dari tenaga kerja asing, tenaga kerja pendamping
tenaga kerja asing tidak secara otomatis menggantikan atau menduduki jabatan
tenaga

kerja

asing

yang

didampinginya.

Pendampingan

tersebut

lebih

dititikberatkan pada alih teknologi dan ahli keahlian agar tenaga kerja
pendamping tersebut dapat memiliki kemampuan, sehingga pada waktunya yang
diharapkan dapat menggantikan tenaga kerja asing yang didampinginya.
G.

Metode Penelitian

1.

Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif karena masalah yang

terdapat di dalam judul ini dapat diteliti dari segi ilmu hukum dan dapat dianalisis
menggunakan norma-norma hukum dan peraturan yang berlaku dalam peraturan
perundang-undangan berdasarkan bahan primer, sekunder, dan tersier untuk
mendapatkan kesimpulan dari data-data yang diperoleh selama penelitian.
Sifat

penelitian

menggunakan

cara

deskriptif

dengan

berusaha

memberikan data secara sistematis dan melihat fakta-fakta yang ada pada saat ini
dalam perkembangan Penanaman Modal di Indonesia terkhusus di Kawasan

Universitas Sumatera Utara

18

Ekonomi Khusus dengan cara membandingkan kemudahan-kemudahan yang
diberikan dari tahun-tahun sebelumnya hingga yang sudah ada saat ini.
2.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini data sekunder

yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier
a.

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, UndangUndang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus,
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan
Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing.

b.

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa
buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain
yang berkaitan dengan materi penelitian.

c.

Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan
hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus
hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sebagainya.

3.

Teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

19

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.
Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research). Penelitian ini
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau disebut dengan penelitian
yuridis normative yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder di kenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang
hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Metode library research adalah
mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan
dalam penulisan skripsi ini dan rujukan dengan beberapa buku, wacana yang
dikemukakan oleh pendapat para sarjana.

4.

Analisa Data
Analisa Data dilakukan dengan cara :
a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti.
b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian
c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.
d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau
doktrin yang ada.
e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif artinya diawali dengan
mengemukakan secara umum kemudian diakhiri dengan menarik
kesimpulan yang bersifat lebih khusus.

Universitas Sumatera Utara

20

H.

Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan, penelitian ini

akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain memuat latar
belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
tinjuan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Kemudian akan dilanjutkan dengan Bab II. Bab II ini akan menjelaskan
Pengaturan Penanaman Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 Tentang Penanaman Modal. Bab ini akan membahas mengenai apa
pengertian dan jenis-jenis penanaman modal, tujuan penyelenggaraan penanaman
modal, kebijakan dasar penanaman modal, syarat-syarat dalam penanaman modal
dan terakhir tentang fasilitas penanaman modal.
Dilanjutkan dengan Bab III. Bab ini akan menjelaskan bentuk-bentuk
fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus di
Indonesia. Disini akan membahas mengenai bagaimana penyelenggaraan kawasan
ekonomi khusus di Indonesia, bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan yang
diterima oleh Investor di kawasan ekonomi khusus, pengawasan pemerintah
dalam pemberian fasilitas dan kemudahan di kawasan ekonomi khusus tersebut.
Kemudian Bab IV akan mengulas mengenai ketentuan penggunaan tenaga
kerja asing di kawasan ekonomi khusus yang ada di Indonesia. Bab yang menjadi
spesifikasi dalam permasalahan dalam skripsi ini yakni didalamnya akan
membahas tentang bagaimana perkembangan kemudahan tenaga kerja asing di
Indonesia, kewajiban perusahaan dalam pengajuan kemudahan tenaga kerja asing,

Universitas Sumatera Utara

21

kemudian persyaratan dalam rangka pemberian kemudahan penggunaan tenaga
kerja asing di kawasan ekonomi khusus.
Dan terakhir akan ditutup dengan Bab V. Bab ini merupakan bab terakhir,
yaitu sebagai bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai
permasalahan yang telah di bahas agar menjadi bahan pertimbangan bagi orangorang yang sedang membahas penggunaan tenaga kerja asing di wilayah Republik
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara