Kantor Sewa Kualanamu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Konsep aerotropolis diungkapan pertama kali oleh John Kasarda.
Menurut John Kasarda, “aerotropolis adalah tata kota yang terintegrasi pada
bandar udara”. Bandara sebagai sebuah kota baru yang memiliki fungsi
beragam untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Jadi, bandara akan
menjadi pusat kegiatan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung pada
kawasan sekitar bandara. Fasilitas pendukung itu dapat berupa perkantoran,
hotel, perumahan, rumah sakit, gudang logistik, pusat perbelanjaan, pusat
industri, pusat pendidikan, arena permainan, dan sebagainya.
Konsep aerotropolis ini mulai diterapkan pada negara maju maupun
negara berkembang, salah satu negara berkembang yaitu Indonesia, pada
Provinsi Sumatera Utara memiliki Bandara Internasional Kualanamu, yang
kawasannya sudah direncanakan menjadi kawasan aerotropolis. Pengembangan
bandara Kualanamu menjadi kawasan aerotropolis sejalan dengan program
pengembangan wilayah Sumatera Utara sebagai salah satu jalur ekonomi untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Lokasi bandara ini
terletak 39 km dari Ibukota Medan, tepatnya pada lahan bekas perkebunan

milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa di Kecamatan Beringin,
Deli Serdang, Sumatera Utara.
Bandara Kualanamu memiliki 2 lini terminal kargo

yang sudah

dioperasikan. Lini 2 terminal kargo yang terletak di depan lini 1 terminal kargo
dibuat memenuhi standar terminal kargo bandara internasional. Terbentuknya
lini 2 ini, karena adanya peningkatan kegiatan pengiriman barang dari satu
tempat ke tempat yang lain, sehingga bisnis jasa pengiriman barang melalui
angkutan udara (kargo) memiliki prospek usaha yang sangat strategis dan
menguntungkan. Jumlah peningkatan akan pengiriman atau pengangkutan
barang melalui angkutan udara naik 0,80 persen ( sekitar 22,1 juta ton dari
tahun sebelumnya).1
1���.

�� �

−���


� .

.�

1
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kegiatan tersebut, banyak perusahaan yang menyediakan
layanan jasa pengiriman barang dan bergabung di kargo Bandara Kualanamu.
Perusahaan-perusahaan pengiriman barang tersebut masuk dalam lembaga
ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress).
Bisnis jasa pengiriman atau pengangkutan barang memiliki prospek yang
menguntungkan sehingga banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan
bisnis ini, seperti perusahaan JNE, TIKI, Pos Indonesia, Indah Group, Herona
Ekspress, dan sebagainya. Perusahaan jasa tersebut melakukan kegiatan
pengiriman barang dari konsumen ke cargo bandara didukung

dengan

perusahaan yang dapat membantu kegiatan bisnis tersebut, seperti perusahaan

keuangan/ perbankan, perusahaan travel agent, dan sebagainya.
Usaha bisnis yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut,

menimbulkan adanya kebutuhan tempat/wadah yang memenuhi syarat sebagai
tempat menjalankan usaha secara komersial, dalam pengertian dapat diketahui
oleh masyarakat luas dan mampu memberikan keuntungan. Harga tanah yang
mahal di tempat-tempat yang dianggap strategis dan semakin terbatasnya lahan
yang tersedia, mengakibatkan sulitnya para pengusaha (perusahaan) untuk
membangun kantor sendiri, maka diperlukan gedung kantor/kantor sewa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, ditambah adanya fasilitas-fasilitas penunjang
dalam kantor sewa itu.

1.2

Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari proyek ini, yaitu:
1.


Menyediakan fasilitas pendukung kawasan Bandara Kualanamu, yaitu
Kantor Sewa Kualanamu.

2.

Merancang tampilan bangunan dengan karakteristik (tema) arsitektur
hijau.

3.

Memberikan dampak yang positif dengan meningkatkan kualitas
lingkungan sekitar tapak bangunan.

2
Universitas Sumatera Utara

1.3

Perumusan Masalah
Merancang sebuah bangunan tinggi dengan fungsi perkantoran di

kawasan bandara, secara umum mempunyai standar-standar perancangan yang
harus diperhatikan. Selain itu, lahan atau kawasan juga akan mempengaruhi
perancangan. Perumusan masalah dari proyek ini, yaitu:
1.

Bagaimana cara merancang bangunan kantor sewa?

2.

Bagaimana menerapkan tema arsitektur hijau pada bangunanan kantor
sewa?

1.4

Metode Pendekatan
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan gedung kantor sewa ini, dilakukan beberapa
pendekatan desain, yaitu:
1.


Melakukan survei dan analisa terhadap lokasi tapak perancangan.

2.

Mencari studi banding untuk memperoleh gambaran alur kegiatan
pengguna kantor sewa dan program ruang sebuah kantor sewa.

3.

1.5

Studi literatur mengenai kantor sewa dari buku dan internet.

Lingkup/Batasan Proyek
Batasan-batasan dalam merancang kantor sewa ini, yaitu:




Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam

merancang sebuah kantor sewa.
Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian proyek ini,
yaitu bangunan dengan tema arsitektur hijau.

3
Universitas Sumatera Utara

1.6

Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG


Adanya kegiatan bisnis komersial pada sektor layanan jasa pengirman ekspres,
keuangan/perbankan, travel agent, dan sebagainya, sehingga diperlukan suatu
wadah berupa kantor sewa untuk melaksanakan kegiatan bisnis tersebut.
JUDUL PROYEK
KANTOR SEWA KUALANAMU


MAKSUD DAN TUJUAN



Merancang kantor sewa sebagai fasilitas pendukung Bandara Kuaalanamu dalam
kawasan aerotropolis.
Merancang tampilan bangunan dengan karakteristik (tema) arsitektur hijau.

PERMASALAHAN



Bagaimana cara merancang bangunan kantor sewa?
Bagaimana menerapkan tema arsitektur hijau pada bangunan kantor sewa?

STUDI LITERATUR dan
STUDI BANDING




Kajian kantor
Kajian tema dengan
bentuk bangunan




PENGUMPULAN DATA




Studi literatur
Studi banding
Survei

STUDI SITE LOKASI





Ukuran site
Potensi
Peraturan Pemerintah

ANALISA
Analisa kondisi lingkungan tapak/site perancangan
Analisa fungsional
Analisa penerapan struktur/konstruksi pada bangunan

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

DESAIN

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

4
Universitas Sumatera Utara


1.7

Sistematikan Penulisan Laporan
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini, yaitu sebagai berikut:


BAB I Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang perancangan
kantor sewa, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan



batasan, dan metode pendekatan.
BAB II Tinjauan Pustaka, berisi terminologi judul, menggambarkan
keadaan wilayah tempat proyek berada dalam skala kota, meninjau
fungsi bangunan secara umum, struktur bangunan secara menyeluruh,



dan keterkaitan tema dengan bangunan.
BAB III Metodologi, berisi penjelasan kerangka pendekatan, metode,
dan teknik analisa yang akan digunakan untuk menghasilkan desain



bangunan.
BAB IV Analisa Perancangan, membahas dan menganalisa masalah
yang berkaitan dengan lingkungan tapak/site perancangan , analisa
fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dan penzoningan untuk



membuat program ruang.
BAB V Konsep Perancangan, membahas konsep dasar fisik tapak,
konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik bangunan, dan teknologi



struktur dan konstruksi bangunan yang akan dipakai.
BAB VI Gambar Perancangan, berisi gambar-gambar hasil desain
bangunan.

5
Universitas Sumatera Utara