Kantor Sewa Kualanamu

(1)

Daftar Pustaka

Administrator. 2014. Aerotropolis dan Masa Depan Kualanamu, (Online) , ( http://www.kualanamu-airport.co.id/id/information/news-detail/aerotropolis-dan-masa-depan-kualanamu-895, diakses 28 Februari 2016).

Badan Pusat Statistik Medan (2007) Medan Dalam Angka

Chiara, Joseph (editor). 1990. Time Saver Standard: Building System & Material. New York: McGraw Hill.

De Chiara. Joseph, and John Calender. 1981. Time Saver Standard for Building Types. Mcgraw Hill Book Company. New York.

Direktorat Jendral Perhubungan Udara-Kementerian Perhubungan

Fokusmedan. 2014. BANDARA KUALANAMU DITARGETKAN SEBAGAI KAWASAN

TERPADU, (Online) , (http://www.sumutprov.go.id/berita-lainnya/420- pengembangan-aerotropolis-kualanamu-terintegrasi-dengan-mp3ei-dan-ksn-mebidangro, diakses 28 Februari 2016).

Heryanto, Sani. 2004. ARSITEKTUR BANGUNAN HEMAT ENERGI, (Online),

(http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1178/2/jia-01-01-2004-arsitektur_bangunan_hemat_energi.pdf, diakses 28 Februari 2016).

Juwana Ir. Jimmy S., MSAE (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: Andi. Mechanical Electrical Equipments, 1980

Mukhtar. 2012. Pengertian Kantor, (Online) , (https://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-kantor/, diakses 28 Februari 2016).

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril. 1995. Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi. 1997. Data Arsitek, Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Erlangga.

Republik Indonesia, 1991 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan, Jakarta: Menteri Perhubungan.


(2)

Republik Indonesia, 2010 Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara Dan Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara Dan Orang Perseorangan, Jakarta: Menteri Perhubungan

Poerba, Hartono. 2002. Utilitas Bangunan, edisi ke-4. Jakarta: Djambatan.

Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. (1989) Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.

Sukawi. 2011. PENERAPAN KONSEP SADAR ENERGI DALAM PERANCANGAN

ARSITEKTUR YANG BERKELANJUTAN, (Online) ,

(http://eprints.unsri.ac.id/121/1/Pages_from_PROSIDING_AVOER_2011-16.pdf, diakses 28 Februari 2016).

Statistika Daerah Kabupaten Deli Serdang 2015 dan 2014

Tangoro, Dwi. 2004. Utilitas Bangunan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).


(3)

BAB III METODOLOGI

Bab III ini merupakan uraian tahapan-tahapan perancangan yang berisi mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik analisa yang akan digunakan untuk menghasilkan desain bangunan.

3.1. Metode Perancangan

Metode perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander, 1983). Ada dua jenis metode perancangan dalam arsitektur yaitu metode tradisional yang disebut sebagai black box dan metode rasional yang disebut sebagai glass box. Metode yang digunakan dalam perancangan Kantor Sewa Kualanamu adalah glass box, yaitu metode yang bersifat rasional, dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis, jelas, dan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan arsitektur.

Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode glass box, antara lain:

 Metode eksplorasi situasi/permasalahan desain (divergensi)

 Metode penelitian dan penemuan idea desain (divergensi dan transformasi)

 Metode eksplorasi pemecahan masalah (transformasi)

 Metode evaluasi (konvergensi)

Metode perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan perancangan yaitu merancang sebuah Kantor Sewa Kualanamu di kawasan Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.

3.2. Jenis data 3.2.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang dapat dengan cara mencari data langsung dari sumbernya (Sinulingga, 2011). Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam perancangan ini, yaitu:


(4)

1. Survei Kondisi Fisik Lapangan

a. Survei lapangan dilakukan di jalan ke Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang merupakan lokasi pembangunan kantor jasa pengiriman. Survei ini berfungsi untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan lokasi yang berupa:

 Luasan dan bentuk tapak.

 Batas-batas tapak dengan kawasan sekitar.

 Keadaan iklim dan geografis tapak.

 Sistem drainase tapak dan lingkungan.

 Sarana transportasi pada kawasan sekitar yang meliputi jalur dan besaran jalan, angkutan dan pengguna jalan, dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

 Sarana dan prasarana pada kawasan sekitar yang meliputi listrik (PLN), air (PDAM), persampahan, komunikasi, dan lain-lain.

 Vegetasi yang ada pada tapak.

 Dan lain-lain.

b. Pengamatan mengenai aktivitas, dokumentasi gambar kondisi tapak dan kawasan sekitar tapak, dilakukan dengan menggunakan kamera dan peta garis.

2. Wawancara dengan Instansi Terkait

Wawancara dilakukan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan, sehingga data-data yang diperoleh lebih detail lagi. Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan jasa pengiriman barang, yaitu PT. Apollo Kualanamu, PT. JNE Medan, PT. Indah Group Medan, PT. TIKI Medan, dan PT. Herona Ekspress Medan. Data-data yang diperoleh berupa keterangan mengenai sistem kerja, kebutuhan ruang, fasilitas penunjang pada bangunan, dan jenis kegiatan yang terjadi dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menyempurnakan perancangan kantor jasa pengiriman ini.


(5)

3.2.2 Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolah data tersebut sehingga peneliti tidak perlu mencarinya secara langsung (Sinulingga, 2011). Teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam proses perancangan adalah mencari data dan informasi mengenai kawasan site perancangan, literatur mengenai fungsi, dan tema sejenis fungsi bangunan. Berikut merupakan beberapa data sekunder yang diperoleh:

1. Studi Literatur

Studi literatur ini digunakan untuk mendapatkan data-data dan teori-teori yang berkaitan dengan tema dan konsep perancangan objek. Data-data ini bersumber dari buku, data internet, jurnal, dan data lainnya yang relevan atau sesuai dengan objek perancangan. Data literatur ini meliputi:

a. Literatur tentang tapak yang berupa peta kawasan aerotropolis Bandara Kualanamu milik PT. Angkasa Pura II, peta tata guna lahan Kabupaten Deli Serdang, KKOP mengenai ketinggian bangunan sekitar kawasan bandar udara, peta rencana sarana dan prasarana kawasan bandar udara, dan peta wilayah Sumatera Utara. Data ini digunakan untuk menganalisis tapak.

b. Literatur tentang bangunan kantor yang meliputi kebutuhan ruang dan fasilitas penunjang.

c. Literatur tentang bangunan arsitektur hijau. d. Literatur tentang bangunan hemat energi.

e. Kebijakan/peraturan pemerintah tentang pembangunan di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

2. Studi Banding

Studi banding untuk mendapatkan data yang terkait dengan objek dan tema perancangan. Studi ini dilakukan sebagai acuan pembanding perancangan objek pada bangunan yang sudah ada. Studi banding terkait dengan objek adalah Kantor Sewa Kualanamu, sedangkan terkait dengan tema adalah bangunan arsitektur hijau.


(6)

3.2.3 Analisa

1. Analisa Kawasan

Menganalisa batas-batas kawasan pembangunan objek dan kelegalan atas lahan yang akan digunakan.

2. Analisa Tapak

Menganalisa berbagai potensi dan kendala yang ada, lalu memberikan sebuah alternatif desain pada perancangan tapak. Analisa ini meliputi iklim, pencapaian, sirkulasi, kebisingan, vegetasi, dan penzoningan tapak. 3. Analisa Fungsi

Analisa fungsi digunakan untuk penentuan ruang dengan mempertimbangkan fungsinya dan aktivitas yang ada di dalamnya. Analisa ini meliputi analisa pengguna dan kegiatannya (ada kelompok kegiatan, tuntunan kegiatan, dan alur kegiatan), persyaratan ruang, besaran ruang, dan organisasi ruang.

4. Analisa Pengguna

Pada analisa pengguna/pelaku ini membahas tentang pihak yang terlibat, baik secara lansung maupun tidak langsung.

5. Analisa Kegiatan/Aktivitas

Pada analisa ini membahas tentang berbagai macam jenis kegiatan yang ada di dalam kantor sewa pengiriman secara terperinci, mulai dari kegiatan yang dilakukan karyawan sampai pengunjung kantor (masyarakat umum).

6. Analisa Ruang

Analisa ini membahas tentang kelompok ruang-ruang beserta karakteristiknya. Penggabungan antara ruang yang memiliki ukuran yang luas kemudian disekat menjadi beberapa ruang kecil serta penentuan kesan ruang sesuai fungsinya.

7. Analisa Bangunan, meliputi:

a. Analisa struktur: penerapan struktur bangunan yang mengambil dari bangunan hijau beserta material yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan bangunan hijau tersebut.

b. Utilitas: pengaturan sistem utilitas yang diperlukan oleh pengguna bangunan. Sistem utilitas ini meliputi sistem penyediaan air bersih, sistem drainase, sistem pembuangan sampah, sistem pencahayaan,


(7)

sistem penghawaan, sistem jaringan listrik, sistem keamanan, dan sistem komunikasi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi mengenai konsep kawasan yang akan direncanakan, memilih fungsi bangunan yang terkait dengan konsep kawasan, lalu masuk ke tahap pemilihan lokasi terkait dengan konsep kawasan, dan mengumpulkan data-data/informasi mengenai lokasi yang akan dirancang. Untuk data sekunder dapat diambil dengan penelitian arsip atau studi kepustakaan.

3.3.1. Metode Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah metode studi kepustakaan dan survei lapangan, dengan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

 Survei lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi perancangan dan untuk mengetahui kondisi lahan yang berhubungan dengan kasus perancangan.

 Studi literatur atau pustaka, untuk mendapatkan data dari teori-teori yang berhubungan dengan judul perancangan.

3.3.2. Prosedur / Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari beberapa keputusan perancangan yang akan dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan, lalu menentukan lokasi site perancangan, melakukan survey lokasi perancangan, wawancara dengan instansi terkait, dan terakhir mengumpulkan data aturan-aturan yang berkaitan dengan perancangan Kantor Sewa Kualanamu.

Survey yang sudah dilakukan sebanyak 2 kali, pada hari Kamis, 25 Februari 2016 dan hari Selasa, 15 Maret 2016 ke Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang Kayu Besar, Kabupaten Deli Serdang. Data-data primer dan sekunder seperti ukuran site, batas site, peraturan, dan lain sebagainya, juga dikumpulkan sebagai data yang digunakan dalam proses perancangan.


(8)

langsung dengan salah satu perusahaan yang memberikan layanan jasa pengiriman barang, yaitu perusahaan JNE cabang Medan yang berada di Jl. Brigjen Katamso No. 523 E Simpang Pelangi, Medan Maimun Sukaraja.

3.4. Lokasi Perancangan

Berdasarkan sumber website resmi Kualanamu, bandara ini terletak 39 km dari Kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Aerotropolis menjadi topik utama dalam perancangan proyek ini.

3.5. Rangkuman

Metode yang digunakan dalam perancangan Kantor Sewa Kualanamu adalah glass box, yaitu metode yang bersifat rasional, dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis, jelas, dan sesuai dengan tahapan- tahapan dalam proses perancangan arsitektur.

Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi mengenai konsep kawasan yang akan direncanakan, memilih fungsi bangunan yang terkait dengan konsep kawasan, lalu masuk ke tahap pemilihan lokasi terkait dengan konsep kawasan, dan mengumpulkan data-data/informasi mengenai lokasi yang akan dirancang (survei lapangan). Untuk data sekunder dapat diambil dengan penelitian arsip atau studi kepustakaan (literatur).

Berdasarkan Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang, lokasi perancangan berada di daerah kawasan pengembangan dengan fungsi kawasan rekreasi aktif dan perdagangan dan jasa. Lokasi site ini cocok untuk perkantoran dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.


(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan

4.1.1 Lokasi

Lokasi Kantor Sewa Kualananu berada di jalan menuju Bandara Kualanamu dekat dengan persimpangan Jl. Batang Kuis-Kualanamu.

Gambar 4.1 Lokasi Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi,2016

Luas : 1 ha (10.000� ) Kontur : Relatif rata

KDB : 70 %

GSB

Utara (Jalan Lingkungan) : minimal 3 meter dihitung

dari batas kavling


(14)

dari batas persil/kavling

Timur (Runah Penduduk) : minimal 2 meter dihitung

dari batas persil/kavling

Selatan (Jalan ke Bandara) : ½ n (lebar jalan) + 1

: ½ (24 m) + 1 = 13 meter

Pemilik : Persero

Batas-batas site :

Utara : Jalan Lingkungan (asumsi)

Barat : Perkebunan Jagung

Timur : Rumah Penduduk

Selatan : Jalan Raya ke Bandara Kualanamu

4.1.2 Tata Guna Lahan

Gambar 4.2 Tata Guna Lahan Sekitar Site


(15)

Lahan di sekitar site didominasi oleh lahan perkebunan dan lahan kosong. Bangunan sekitar site meliputi rumah penduduk lantai 1, bangunan komersil, dan bangunan pemerintah (lembaga pemerintah). Rata-rata penduduk di Kabupaten Batang Kuis, membuat rumahnya menjadi tempat usaha dan tempat tinggal. Usaha yang dilakukan berupa warung/kedai, tempat makan, salon, bengkel, dan penjualan material bangunan, dan sebagainya.

Dengan demikian, bangunan-bangunan tersebut menjadi area pelayanan bagi Kantor Sewa Kualanamu di kawasan ini sebagai jasa komersial bagi pengguna angkutan udara, khususnya dalam kegiatan pengiriman barang ke ataupun dari cargo bandara, karena lokasi site ini juga berada di jalan ke bandara sehingga menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

4.1.3 Analisa Sirkulasi

a. Kendaraan/Lalu lintas

Gambar 4.3 Keadaan Eksiting Sirkulasi Lalu Lintas Sekitar Site


(16)

Tabel 4.1 Keterangan Analisa Sirkulasi Lalu Lintas Sekitar Site

No. Nama Jalan Keterangan

1. Jalan Bandara Kualanamu (Jalan ke Bandara)

Jalan ini merupakan jalur akses utama ke site dengan tingkat kepadatan yang sedang. Jalan ini memiliki dua arah pergerakan kendaraan dengan lebar jalan sekitar 24 meter dan termasuk dalam jalan kolektor. Kepadatan di jalan ini terjadi pada saat-saat tertentu.

2. Jl. Batang Kuis Jalan ini bisa dijadikan akses sirkulasi kedua menuju site dengan tingkat kepadatan sedang. Jalan ini memiliki dua arah pergerakan kendaraan dengan lebar jalan sekitar 8 meter dan termasuk dalam jalan lingkungan. Kepadatan di jalan ini terjadi pada saat-saat tertentu.

3. Jalan Lingkungan Jalan ini belum terkondisikan dengan baik, karena jalan ini terlihat hanya dilalui warga dengan menggunakan kendaraan beroda dua untuk yang bekerja di perkebunan. Lebar jalan ini sekitar 3 meter. Jalan ini juga bisa menjadi akses sirkulasi ke site sehingga diperlukan pelebaran jalan.

Tabel 4.2 Kegiatan Lalu Lintas untuk 5 hari kerja (Senin-Jumat)

Pukul (WIB) Lalu Lintas Keterangan 06.30-08.30 Cukup Padat -pelajar pergi ke sekolah

-pegawai kantor ke kantor untuk bekerja -pedagang memeprsiapakan jualannya -perjalanan masyarakat ke bandara maupun dari bandara

08.30-11.30 Lancar -pelajar belajar

-pegawai bekerja di dalam gedung -pedagang berjualan


(17)

-perjalanan masyarakat ke bandara maupun dari bandara

11.30-14.00 Cukup Padat -sebagian pelajar dan pegawai beraktivitas di luar untuk makan, kendaraan bertambah -perjalanan masyarakat ke bandara maupun dari bandara

14.00-17.00 Lancar -pegawai kembali ke kantor

-perjalanan masyarakat ke bandara maupun dari bandara

17.00-20.00 Cukup Padat -pelajar pulang dari sekolah atau tempat les -pegawai kantor pulang

-perjalanan masyarakat ke bandara maupun dari bandara

Sumber: Perkiraan secara umum

b. Pejalan kaki

Tabel 4.3 KeteranganAnalisa Sirkulasi Pejalan Kaki

No. Nama Jalan Keterangan/Masalah

1. Jalan Bandara Kualanamu

Jalur pedestrian pada jalan ini tidak ada karena masih banyaknya lahan perkebunan dan jalan ini merupakan akses ke bandara sehingga banyak dilalui kendaraan daripada pejalan kaki, tetapi keadaannya masih ada beberapa rumah penduduk di pinggir jalan ini.

2. Simpang Batang Kuis-Kualanamu

Pedestrian ini hanya ada di persimpangan jalan Batang Kuis dengan jalan bandara. Pedestrian tersebut sudah cukup baik dengan lebar sekitar 1,5 meter, tetapi panjang pedestrian itu hanya sekitar 8 meter dari persimpangan.


(18)

3. Jl. Batang Kuis

Jalur pedestrian pada jalan ini tidak ada, padahal banyak pejalan kaki yang menggunakan jalan ini, ditambah dengan rumah penduduk dijadikan tempat usaha juga, maka banyak kendaraan yang akan lewat. Keadaan tersebut akan membahayakan bagi pejalan kaki.

4. Jalan Lingkungan

Jalur pedestrian pada jalan ini tidak ada, karena masih didominasi dengan lahan perkebunan dan kendaraan yang lewat hanya kendaraan beroda dua. Pejalan kaki yang lewat hanya yang bekerja di perkebunan.

Tanggapan/Solusi:

 Disediakan jalur pedestrian pada Jl. Batang Kuis untuk kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki, karena ada baiknya pembedaan jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan.

 Perpanjangan jalur pedestrian dari simpang Batang Kuis-Kualanamu di jalan bandara untuk pejalan kaki, khususnya pegawai kantor nantinya.

4.1.4 Analisa Pencapaian

Gambar 4.4 Pencapaian ke Site


(19)

Lokasi site dapat dicapai dari Jl. Batang Kuis dan jalan bandara. Jalan bandara merupakan jalan kolektor dan Jl. Batang Kuis merupakan jalan lingkungan. Keduanya memiliki volume kendaraan yang tinggi pada jam-jam tertentu.

 Pencapaian menuju site dapat dicapai dengan beberapa moda transportasi yang ada, melalui angkutan pribadi.

 Lokasi site terhadap pusat Kota Medan (Medan-Tembung-Batang Kuis-Aras Kabu-Lubuk Pakam (Kualanamu) sepanjang 33,8 kilometer.

 Lokasi site dapat dicapai melalui jalan bebas hambatan yaitu jalan tol Balmerah.

 Lokasi site terhadap simpang Kayu Besar sampai Kualanamu sepanjang 15 kilometer ditempuh selama sekitar 10 menit dengan kecepatan 60km/jam dengan kendaraan pribadi.

Tabel 4.4 Keterangan Analisa Pencapaian ke Lokasi Site

Titik Keterangan Kesimpulan

A Titik A berada pada jalan kolektor yang mudah dilalui angkutan pribadi dan

umum dan kondisi jalan baik dengan lebar 24 meter. View dari titk ini baik.

-Titik A jalan terbaik bagi penempatan pintu masuk Kantor Jasa Pengiriman Kualanamu yang langsung terintegrasi dengan bandara terutama untuk mobil pengiriman barang. Hal ini didasarkan atas jalan dan kemudahan pencapainnya. -Titik B sebagai side entrance.

-Titik C sebagai service entrance.

B Titik B merupakan jalan lingkungan yang dapat dilalui angkutan pribadi dan umum dan kondisi jalan ini baik. C Titik C diakses dari Jl. Batang Kuis

yang merupakan jalan lingkungan, cocok sebagai service entrance.


(20)

4.1.5 Analisa Kebisingan

Gambar 4.5 Tingkat Kebisingan Sekitar Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi,2016

Tingkat kebisingan jalan bandara lebih besar dibandingkan dengan jalan lingkungan di sebelah utara site karena lebih banyak kendaraan yang lewat di jalan tersebut. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan pengadaan buffer alamiah seperti vegetasi peredam kebisingan di jalan ke bandara.

Tabel 4.5 Keterangan Analisa Kebisingan

Titik Gambar Keterangan

A Jalan Lingkungan

Intensitas kebisingan dari jalan ini rendah karena jalan ini tidak banyak dilalui kendaraan. Kendaraan yang melalui jalan ini ada motor dan mobil (terlihat sesekali saja).

B Jalan Bandara

Intensitas kebisingan jalan ini tinggi yang disebabkan oleh banyaknya angkutan pribadi dan angkutan umum yang lewat, baik beroda dua maupun


(21)

empat atau lebih. Jalan ini juga sebagai akses jalan menuju Bandara Kualanamu sehingga tingkat kendaraan yang lewat sangat besar. C Jalan Lingkungan/Jalan

Kecil

Intensitas kebisingan dari jalan ini sangat rendah karena jalan ini hanya dilalui pejalan kaki dan motor yang hanya lewat sesekali disebabkan karena lebar jalan yang sempit.

Tabel 4.6 Deskripsi Penangan Kebisingan

Cara Jenis Sifat Kelemahan Keterangan

Bangunan menjauhi kebisingan

Ruang Luar Melemahkan/ memperkecil

Menghabiskan jarak antara bangunan dengan sumber kebisingan Sebagai ruang peralihan Munggunakan penyaring (buffer)

Vegetasi Meredam Menyaring hawa alami dan menghalangi view dari luar site

Dimulai dari area terdekat dengan kebisingan

Pagar Memantulkan Bangunan Memantulkan Kontur tanah Meredam dan memantulkan

Menambah biaya dan kerumitan konstruksi

Mengelompokkan kebisingan

Ruang dalam Melemahkan/ memperkecil

Penzoningan terbatas


(22)

Penyelesaian teknis

Bahan Bangunan Memantulkan dan meredam

Peralatan yang mahal

Pada selubung bangunan Area sosial (taman.

kolam, dsb)

Memantulkan Pada area sosial

4.1.6 Analisa Vegetasi

Gambar 4.6 Analisa Vegetasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

Pada sekitar lokasi site terdapat sejumlah vegetasi atau pepohonan yang sudah ditata dengan baik dan pada tempatnya, tetapi ada juga yang belum. Pohon yang sudah cukup tua dan rindang menjadi potensi yang harus dipelihara, karena dapat membantu penghematan energi bangunan dari efek pembayangan yang dimilikinya dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan.


(23)

Selain itu, pepohonan ini dapat menjadi buffer atau penyaring pertama terhadap polusi dan kebisingan yang berasal dari jalan Bandara Kualanamu. Beberapa jenis pohon yang dapat diterapkan, antara lain:

 Pohon peneduh (seperti pada lahan parkir dan gazebo)

 Pohon berdaun lebar dan rimbun, serta mempunyai dahan yang melebar. Warna daun diusahakan berwarna hijau gelap.

 Pohon pengarah (sebagai pengarah jalan)

 Pohon memiliki batang tinggi dari jenis palem-paleman.

 Perdu

 Dipilih dari kombinasi warna merah, hijau tua, hijau muda, dan kuning dengan batang yang rendah atau tidak berbatang.

 Vegetasi penutup tanah (seperti pada taman)

 Rumput yang berdaun lebar dan berakar merambat dengan warna hijau muda.

Tabel 4.7 Keterangan Analisa Vegetasi Sekitar Site

No. Lokasi Jenis Keterangan

1. Jalan ke bandara -Vegetasi atau pepohonan pada jalan ini pada bagian tengah ruas dua jalan sudah ditata dengan baik dan pada tempatnya.

-Vegetasi pada pinggir jalan kurang mendukung sebagai peneduh dan kurang untuk mengurangi polusi udara akibat padatnya lalu lintas kendaraan. Vegetasi tidak tertata dengan baik.


(24)

2. Jalan Lingkungan

-Vegetasi di sebelah utara, barat, dan timur lokasi site didominasi dengan perkebunan pohon jagung dan pepaya.

4.1.7 Analisa Iklim

a. Analisa Matahari

Gambar 4.7 Studi Bayangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan, karena orientasi yang salah akan menyebabkan pemakaian energi dalam bangunan menjadi


(25)

lebih banyak. Bentuk site yang sedikit memanjang ke arah utara-selatan, sehingga bagian timur dan barat menjadi lebih luas (menjadi lebih baik bagian yang terkena sinar matahari langsung timur dan barat ialah yang ukuran penampangnya kecil). Jadi, perlu mendapat perhatian khusus pada saat merancang masaa bangunan.

Tabel 4.8 Faktor Radiasi Matahari (SF, W/� ) untuk berbagai orientasi.

Orientasi U TL T TG S BD B BL

130 113 112 97 97 176 243 211

Sumber :Ukuran tingkat radiasi matahari

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat radiasi (solar factor) untuk orientasi barat dan barat laut adalah yang paling tinggi, sedangkan tingkat radiasi ke arah timur tidak ada setengah dari radiasi ke arah barat.

Gambar 4.8 Radiasi Sinar Matahari Pada Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016.


(26)

b. Analisa Angin

Gambar 4.9 Pergerakan Angin

Sumber : Dokumentasi Pribadi,2016

Angin sore dan pagi hari bisa dimaksimalkan menjadi potensi yang baik untuk dapat mengurangi pemakaian alat pendingin dalam gedung (bangunan), salah satunya solusinya yang dapat diterapkan dengan adanya sirkulasi silang atau kolam (area terbuka).

4.1.8 View Site

View ke Dalam dan ke Luar site

Gambar 4.10 Analisa View ke Dalam dan ke Luar Site


(27)

Tabel 4.9 Gambar View ke Dalam dan Luar

View Site Titik Gambar

View ke Dalam Site

A

B

C

D


(28)

View ke Luar Site

A

B

C

D

E


(29)

4.1.9 Prasarana

Gambar 4.11 Prasarana Sekitar Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016.

Prasarana yang mendukung pada site, diantaranya:

 Fasilitas riol kota.

Saluran riol kota di sekitar lokasi site tampak terbuka dan banyak sampah, seperti sampah dari daun-daun pohon yang sudah kering. Keadaan seperti itu menimbulkan pandangan dan bau yang tidak sedap. Terbukanya saluran drainase akan membuat masyarakat sekitar dengan mudah membuang sampah sembarangan yanga menyebabkan saluran menjadi tersumbat. Dengan demikian, perlu dilakukan penutupan saluran drainase sebagai salah satu solusi untuk mencegah tersumbatnya saluran tersebut.

 Fasilitas saluran air bersih

 Fasilitas listrik


(30)

4.2 Analisa Fungsional

Kelompok Kegiatan Kantor Sewa Kualanamu

Gambar 4.1 Diagram Kelompok Kegiatan

4.2.1 Analisa Hubungan Antar Ruang

Gambar 4.2 Diagram Antar Ruang Kelompok Pengelola

Kelompok Service Kelompok Pelengkap

Kelompok Kegiatan Utama Pengelola Kantor Sewa Kualanamu -Parkir -Keamanan -ME -Perawatan -Restoran/Cafetaria -Toko Buku -Swalayan/Mini Market -ATM Centre

-R. Serba Guna

Penyewa Kantor

Parkir Pintu Masuk Utama Food Court/Kantin

Lobby Kantor

Office Suite

R. Pameran/R. Serba Guna ATM Centre

Loading Dock

Pintu Masuk khusus

Pantry Toilet

R. Keamanan

R. Kontrol Utilitas


(31)

Keterangan:

: Publik : Privat

: Semi-Publik : Servis

4.2.2 Program Ruang

Luas Lantai Bangunan Efektif

Banyak program arsitektural hanya menghitung luas lantai bangunan yang dibutuhkan bagi kegiatan penghuni/pengguna bangunan (luas netto) dan tidak memperhatikan luas lantai yang dibutuhkan untuk sirkulasi (horizontal dan vertikal), penempatan perlengkapan/peralatan bangunan baik berupa peralatan mekanikal maupun elektrikal, dan luas lantai yang ditempati oleh struktur bangunan, baik berupa kolom maupun dinding geser/inti bangunan.

Tabel 4.10 Nisbah Luas Netto terhadap Luas Lantai Bruto

No. Fungsi Bangunan Koefision

1. Apartemen 0,64

2. Asrama 0,65

3. Auditorium 0,70

4. Balai Pertemuan Umum 0,58

5. Bank 0,72

6. Bangunan Institusional/Administrasi 0,67

7. Gedung Parkir 0,85

8. Gudang 0,93

9. Hotel 0,63

10. Museum 0,80

11. Pengadilan 0,61

12. Perbelanjaan/Pertokoan 0,81

13. Perkantoran 0,80

14. Perpustakaan 0,76

15. Restoran 0,70

16. Rumah Sakit 0,55

17. Sekolah (Laboratorium) 0,59 18. Sekolah (Ruang Peragaan Biologi) 0,62 19. Sekolah (Ruang Kelas) 0,66


(32)

Tabel 4.11 Program Ruang dan Besarannya

Luas Bangunan :10.000 meter persegi


(33)

Tabel 4.12 Program Ruang Pengelola Gedung Kantor Sewa

A. Kelompok Kegiatan: Pengelola Gedung Kantor Sewa

No. Nama

Ruang Kapasitas (org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber Aktif Tamu

1. Lobby dan R.Tunggu Pengelola

3 5 8 1 2,5� /org � DA

2. Bagian Pimpinan R.General

Manager

1 5 6 1 30� /ruang 30� AS R.Sekretar

is

1 1 2 1 2� /ruang 4� DA

R. Rapat 7 7 1 2� /org 14� DA

3. Bagian Umum (Administrasi dan Statistik) R. Kepala

Bag.

1 2 3 1 12� /ruang 12� DA

R. Staff 4 4 1 4� /org 16� DA

R. Arsip 5 1 0,6� /rak 3� DA

Gudang 1 15� /ruang 15� AS

4. Bagian Pemasaran R. Kepala

Bag.

1 2 3 1 12� /ruang 12� DA

R. Staff 2 2 1 4� /org 8� DA

R. Staff Personalia

2 2 1 4� /org 8� DA

5. Bagian Keuangan R. Kepala

Bag.

1 2 3 1 4� /org 12� DA

R. Staff 2 2 1 4� /org 8� DA

6. Bagian Teknisi (Ahli Mekanikal, Ahli Elektrikal, Ahli Bangunan, dan sebagainya) R. Kepala

Bag.

1 2 3 1 4� /org 12� DA

R. Staff 4 4 1 4� /org 16� DA

7. R.Istirahat & Loker

20 20 1 0.5� /org 10� DA

8. R. Makan dan Pantry

1 25� /ruang 25� AS

Total

Sirkulasi 30% , �


(34)

Tabel 4.13 Program Ruang Sewa

B. Kelompok Kegiatan:Kantor Sewa

No. Nama Ruang Kapasitas

(org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber

Aktif Tamu

1. Small Space 15 � /ruang � PPBK

2. Medium Space 10 150� /org 1.500� PPBK 3. Large Space 8 200� /ruang 1.600� PPBK 4. R. Pameran/

Serba Guna

1 500� /ruang 500� AS 5. Bank

Swata/Pemerintah

1 300� /ruang 300� AS

Total . �

Sirkulasi 30% 1.350�

Total Ruang Sewa . �

Tabel 4.14 Program Ruang Food Court/Kantn dan Coffee Shop

C. Kelompok Kegiatan: Food Court/Kantn dan Coffee Shop

No. Nama

Ruang Kapasitas (org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber

Aktif Tamu

1. Area Duduk 200 10 200 1 2, � /org 5 � DA

2. Kasir 1 1 1 3� /org 3� DA

3. Ruang Saji 1 20� /ruang 20� DA

4. Ruang Cuci 1 9� /ruang 9� DA

5. Dapur 1 40� /ruang 40� DA

6. R.Pendingin 1 8� /ruang 8� DA

7. Gudang 1 15� /ruang 15� DA

8. Loading Dock

1 30� /ruang 30� AS 9. R.Pengelola 1 2 3 1 15� /ruang 15� DA

10. R. Staff 10 10 1 2� /org � DA

11. Coffee Shop � /org � AS

Total . �

Sirkulasi 30%


(35)

Tabel 4.15 Program Ruang Resepsionis

D. Kelompok Kegiatan: Resepsionis

No. Nama

Ruang Kapasitas (org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber

Aktif Tamu 1. Hall

Penerima

5 95 100 1 , � /ruang � DA

2. Lobby dan R.tunggu

10 40 50 1 2,5� /org 125� DA 3. R.Informasi 2 2 4 1 20� /ruang 20� AS 4. R. Security 2 2 4 2 4� /ruang 4� AS

Total

Sirkulasi 30% , �

Total Resepsionis , �

Tabel 4.16 Program Ruang Servis dan Utilitas

E. Kelompok Kegiatan: Servis dan Utilitas

No. Nama

Ruang Kapasitas (org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber

Aktif Tamu 1. Toilet Pria

Closet 3 3 15 1,25� /ruang 18,75� DA

Urinoir 7 7 35 0,94� /ruang , � DA

Wastafel 3 3 15 1,35� /org 40,5� DA 2. Toilet Wanita

Closet 7 7 35 1,25� /ruang 43,75� DA Wastafel 4 4 20 1,35� /org 54� DA 3. R.

Janitor

5 2,4� /ruang 12� AS 4. R.

Istirahat Pekerja (OB)

10 10 1 2,5� /org 25� DA

5. Listrik

R. Trafo 1 15� /ruang 15� AS

R.

Genset & BBM


(36)

R. Panel Utama

1 15� /ruang 15� AS Distribusi Air Bersih

R. Tangki Bawah

1 60� /org 60� AS

R. Tangki Atas

1 30� /org 30� AS

R. Pompa

1 20� /org 20� AS Distribusi Air Kotor

Sewage Treatme nt Plant

1 30� /ruang 30� AS

Pembuangan Sampah R. Bak

Sampah

1 20� /ruang 15� AS Penghawaan (AC)

R. Chiller

1 30� /ruang 30� AS

R. AHU 5 15� /ruang 75� AS

Cooling Tower

1 50� /ruang 50� AS Telepon

PABX & Sounds

5 5� /ruang 25� AS Transportasi Vertikal

R. Panel Kontrol Lift

1 15� /ruang 15� AS

Lift Penumpa ng

2 32� SBT

Proteksi Kebakaran R.

Pengend. Kebakar an

1 9� /ruang 9� AS

Total 707,9�

Sirkulasi 30% 212,37�


(37)

Tabel 4.17 Program Ruang Tempat Parkir Kendaraan

F. Kelompok Kegiatan: Tempat Parkir Kendaraan

No. Nama

Ruang Kapasitas (org) Jumlah Kapasitas Jumlah Ruang Kebutuhan Ruang

Luas Sumber

Aktif Tamu

1. Mobil 80 1 12,5� /unit � DA

2. Motor 200 1 2� /unit � DA

Total . �

Sirkulasi 20%

Total Tempat Parkir . �

Keterangan: DA: Data Arsitek TS: Time Saver

SBT: Struktur Bangunan Tinggi AS: Analisa/AsumsI

PPBK: Panduan Perancangan Bangunan Komersial Kebutuhan Ruang

Analisis kebutuhan ruang kantor dan fasilitas pendukung didasarkan pada jumlah pengguna bangunan kantor. Pengguna kantor sekitar 248.945 orang (prediksi tahun 2025). Jumlah penghuni bangunan perkantoran adalah 1 setiap 2 � , luas bruto maka luas bangunan :

248.945 x 2 m = 497.890 m ,

karena ada batasan site luas bangunan maksimal 10. � , maka asumsikan sebesar 2% dari luas 497.890 �

� . = . , m

Jadi, penghuni bangunan kantor:

. , m


(38)

Fasilitas pendukung yang berada di Kantor Sewa Kualanamu seluruhnya diperuntukkan bagi penghuni bangunan.

A. Kebutuhan Kantor Sewa Kualanamu

Terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu small space, medium space, dan

large space.

B. Kebutuhan Ruang Bank

Dengan adanya Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Umum akan mempermudah karyawan, pebisnis, dan masyarakat sekitar dalam bertransaksi. Dalam kawasan ini bank yang akan direncanakan adalah Bank Swasta/Pemerintah.

C. Kebutuhan Ruang Food Court/Kantin

Dengan adanya kantin, karyawan dapat menghemat waktu dibanding bila harus pergi ke luar untuk makan setiap harinya. Penggunaan kantin mulai pagi jam 08.00-20.00 WIB. Jam sibuk/makan siang = jam 12.00-14.00 WIB = 2 jam. Rentang waktu berada di kantin/orang diasumsikan sekitar 45 menit/orang.

Jadi, frekuensi per kursi :

menit

menit = , orang/kursi Diasumsikan dari kapasitas total gedung sekitar 1.000 orang :

 60% makan di food court/kantin = 600 orang

 25% makan di coffee shop

 10% makan di luar  5% lain-lain

Jadi, dapat dihitung kapasitas kantin sebesar: orang

, orang/kursi = , kursi = kursi dibulatkan

Menurut buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi, luas bruto restoran: m / kursi. Dengan demikian luas bruto restoran di Kantor Sewa Kualanamu sebesar: 225 kursi x m /kursi = m


(39)

D. Kebutuhan Ruang Coffee Shop

Dari analisis kebutuhan food court/kantin di atas, didapat asumsi 25% pengguna bangunan makan di coffee shop pada jam makan siang, yaitu: 25% x 1.000 orang = 250 orang. Asumsi rentang waktu berada di coffee shop lebih singkat (±30 menit).

Jadi, frekuensi per kursi:

menit

menit = orang/kursi Jadi, dapat dihitung kapasitas kantin sebesar:

orang

orang/kursi = . kursi = kursi dibulatkan

Luas bruto restoran: , m /kursi. Dengan demikian luas bruto restoran di Kantor Sewa Kualanamu sebesar: 63 kursi x , m /kursi = m .

E. Kebutuhan ATM Centre

Diasumsikan sebesar 1% dari luas bruto kantor:

� . � = �

F. Kebutuhan Kantor Pengelola

Diasumsikan sebesar 5% dari luas bruto kantor:

� . � = �

G. Kebutuhan Ruang Parkir

Berdasarkan standar parkir menurut buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi, standar jumlah parkir ditentukan berdasarkan luas bruto kantor, yaitu setiap 1 unit mobil m luas bruto kantor. Luas kantor yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan mencapai . m , maka kapasitas parkir mobil mencapai 80 unit. Berdasarkan buku Data Arsitek, standar luas parkir mobil per unit adalah 2,5 m x 5 m = , m . Luas netto parkir mobil mencapai 80 unit x , m /unit = . m . Jika ditambah dengan sirkulasi sebesar 20%, maka luas parkiran mobil mencapai . m .

Perhitungan untuk parkir sepeda motor adalah setiap 1 unit motor m luas bruto kantor. Jumlah kapasitas parkir sepeda motor mencapai . m : m /unit = 200 unit. Berdasarkan buku Data Arsitek, standar luas


(40)

parkir motor per unit adalah 1 m x 2 m = m . Luas netto parkir motor mencapai 200 unit x m /unit = m . Jika ditambah dengan sirkulasi sebesar 20%, maka luas parkiran mobil mencapai m .

H. Kebutuhan Jumlah Lift

Office/Kantor

Jumlah lantai (n) : 5 lantai Ketinggian /lantai : 3.70 m Total penghuni : 1000 orang

Standart : 1.500 kg ~20 orang Waktu tunggu : 25-45 detik

Untuk Kapasitas (p) : 20 orang

Kecepatan Lift (s) : 400 fpm (2 m/s)

Waktu (T) = �+ � − +� +

� detik

= ( . + ) − + + detik

= . + + + detik

= . + detik

= . + detik = . detik = 94.8 detik

Waktu Tunggu (WT) =

N =

�� = . �

� = ,


(41)

I. Kebutuhan Peralatan Untuk Plambing

Office/Kantor

Tipe Bangunan Closet Urinal Wastafel Bangunan Umum

(Kantor dan sebagainya)

1-15 org = 1 unit

Sama dengan jumlah toilet

pria

1-15 org = 1 unit

16-35 org = 2 unit

16-35 org = 2 unit

36-55 org = 3 unit

36-60 org = 3 unit

56-80 org = 4 unit

61-90 org = 4 unit

81-110 org = 5 unit

91- 125 org = 5 unit

111-150 org = 6 unit

*>125 org, tiap tambahan 45 org = 1 unit

*>150 org, tiap tambahan 40 org = 1 unit

Sumber: Terjemahan Mechanical & Electrical Equipment for Building

Jadi, dengan total penghuni 1000 orang, maka dibutuhkan sebanyak 7 unit closet (PR), 3 unit closet (LK), 7 unit urinal, dan 7 unit westafel (per lantai).

Kesimpulan

No. Nama Ruang Luas (

1. R. Sewa Kantor . �

2. R. Pengelola Kantor , �

3. R. Resepsionis , �

4. Food Court/Kantin dan Coffee Shop

. �

5. R. Servis dan Utilitas , � Total Bangunan Kantor Sewa

Kualanamu

9.036,17

6. R. Parkir . �


(42)

4.2.3 Bentuk

4.2.3.1 Pola Masaa Bangunan

Pemilihan pola massa bangunan dipertimbangkan terhadap beberapa faktor seperti hubungan dan sifat kegiatan, penyesuaian bentuk tapak, luas lahan, struktur bangunan, pencapaian dan sirkulasi, orientasi bangunan, dan efisiensi pelayanan.

Tabel 4.18 Pola Massa Bangunan

Sumber :Bentuk dasar bangunan

4.3.2.2 Analisa Bentuk Dasar Bangunan a. Pengertian Bentuk

Dalam seni dan perancangan, istilah bentuk seringkali dipergunakan untuk menggambarkan struktur formal sebuah pekerjaan yaitu cara dalam menyusun dan mengkoordinasi unsur-unsur dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk menghasilkan suatu gambaran nyata. Bentuk dapat dihubungkan baik dengan garis internal maupun garis eksternal serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. b. Pada umumnya bentuk dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

 Bentuk beraturan

Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berhubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi dan konsisten. Pada


(43)

umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan.

 Bentuk tak beraturan

Bentuk tak beraturan adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dan bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dan komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan. Bentuk mempunyai wujud – wujud dasar yang terdiri dari, lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar.

Dari bentuk geometri kita dapat mengetahui wujud – wujud beraturan adalah lingkaran dan satu seri segi banyak beraturan ( yang memiliki sisi dan sudut – sudut yang sama ) yang tidak terhingga banyaknya yang dapat dilukiskan dalam lingkaran tersebut. Dari hal – hal diatas yang paling jelas adalah wujud – wujud primer : lingkaran, segitiga, dam bujur sangkar.

a. Lingkaran adalah serentetan titik – titik yang disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik.

b. Segitiga adalah sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut.

c. Bujur sangkar adalah sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama dan empat buah sudut 90 derajat

Tabel 4.19 Bentuk Dasar Bangunan


(44)

4.3 Analisa Teknologi 4.3.1 Struktur

Ketentuan yang perlu diperhatikan pada bangunan tinggi adalah perbandingan antara tinggi bangunan (H) dengan lebar bangunan (B), karena agar bangunan aman terhadap gaya lateral dan proporsional. Perkembangan teknologi struktur dengan baja dan beton bertulang, kemungkinan untuk merencanakan bangunan tanpa pertimbangan bagaimana struktur tersebut dapat didukung dan dibangun setidaknya pada proses tahap persiapan atau pendahuluan.

Berikut adalah jenis-jenis struktur gedung bangunan tinggi yang lazim dibangun dan menjadi acuan dalam perancangan.

Gambar 4.12 Struktur dengan Bahan Beton

Sumber : Buku Sistem Bangunan Tinggi

Gambar diatas memperlihatkan sistem struktur untuk bangunan tinggi yang menggunakan bahan beton (beton bertulang). Terlihat bahwa Portal Kaku (Rigid Frame) hanya dapat digunakan untuk bangunan dengan ketinggian maksimal 20 lantai. Jika bangunan ingin mencapai ketinggian sampai dengan 50 lantai, maka portal harus diperkaku dengan dengan dinding geser (Rigid-Frame-Shear Wall). Bangunan dengan struktur beton hanya dapat digunakan untuk maksimal ketinggian 80 lantai. Hal ini disebabkan oleh berat sendiri (beban mati) beton yang relatif lebih besar.


(45)

Gambar 4.13 Struktur dengan Bahan Baja

Sumber : Buku Sistem Bangunan Tinggi

Bangunan tinggi yang menggunakan bahan struktur baja (baja komposit) dapat digunakan sampai ketinggian 140 lantai. Dari kedua gambar diatas dapat disimpulkan bahwa bahan struktur baja lebih mampu mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan sistem yang sama pada struktur bahan beton. Pemisahan Bangunan (Dilatasi)

Dilatasi digunakan pada pertemuan antara bangunpraktek dalam an yang rendah dengan yang tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian bangunan lain yang mempunyai kelemahan geometris. Di samping itu, bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan pondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan atau keruntuhan sruktural.

Gambar 4.14 Pemisahan Bangunan


(46)

Dalam praktek terdapat beberapa bentuk pemisahan bangunan yang umum digunakan, diantaranya:

 Dilatasi dengan dua kolom

 Dilatasi dengan balok kantilever

 Dilatasi dengan balok gerber

 Dilatasi dengan Konsol

Gambar 4.15 Ragam Dilatasi pada Bangunan

Sumber : Buku Sistem Bangunan Tinggi

4.3.2 Konstruksi

a. Pondasi bangunan (Sub Structure)

Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Kantor Jasa Pengiriman Barang, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

 Keadaan tanah pondasi

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada 2-3 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak.

2. Bila tanah pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah maka pondasi yang dipakai ialah pondasi tiang / tiang apung.

3. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah maka pondasi yang dipakai ialah pondasi tiang pancang.


(47)

4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasi yang dipakai ialah tiang baja atau tiang yang dicor ditempat.

5. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan kondisi beban, sifat dinamis bangunan, dan kegunaan bangunan.

 Batasan-batasan dari sekelilingnya

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan perancangan.

b. Badan dan Atap Bangunan (Upper Structure)

 Struktur Badan

Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan dapat memenuhi fungsi bangunan serta ekonomis, tahan gempa, dan mudah dalam pelaksanaannya.

 Rangka Atap

Struktur atap merupakan struktur atap yang menggunakan truss atau rangka kaku yang ringan, efisien, dan dapat mengekspresikan bentuk bangunan dengan bebas.

4.3.3 Utilitas

a. Elektrikal

 Sumber arus dari PLN dan dari generator sebagai energi cadangan. Jika arus dari PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya bebas bangunan Uninterupted Power Supply (UPS).  Penempatan generator di basement.


(48)

Gambar 4.3 Diagram Skematik Elektrikal

b. Plumbing

1. Air limbah padat

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu.

Gambar 4.4 Diagram Skematik Air Limbah Padat 2. Air bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.

PLN Gardu Meteran Panel Main

Generator Panel Lighting Panel Power UPS Panel Panel Distribusi Distribusi Panel Pompa Panel AC Panel Fire Alarm a Pompa Mesin AC Distribusi


(49)

Gambar 4.5 Diagram Skematik Air Bersih 3. Air limbah cair

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui treatment.

Gambar 4.6 Diagram Skematik Air Limbah Cair c. Pengkondisian Udara

1. Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara :

 Penggunaan sun screen dan shading

 Penggunaan sistem kaca ganda

2. Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara :

 Penghawaan sistem AC Central

 Penghawaan sistem AC Packege (split)


(50)

d. Sistem Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga, yaitu:

1. Pencegahan, terdiri atas deteksi asap dan deteksi panas 2. Penanggulangan

Fire hydrant : melayani area seluas 500-800 m2

Fire extinguser : melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang merupakan alat kebakaran portabel.

Pilar hydrant : diletakan di luar bangunan

Sprinkler : melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara otomatis untuk memadamkan api sedini mungkin.

Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah:

 Terbuat dari bahan tahan api

 Terdapat penekanan asap

 Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas

 Radius penempatan kira-kira 40 m 3. Sistem Akustik

 Pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya adalah:

 Bahan berpori, Karakteristik akustik dasar semua bahan berpori adalah suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan.

 Penyerap Panel/Selaput, berfungsi untuk mengimbangi penyerapan frekuensi sedang dan tinggi yang agak berlebihan oleh penyerap berpori dan isi ruang.

 Karpet dan Kain, digunakan karena menyerap bunyi bising di udara yang ada di dalam ruang.

4.4 Analisa dan Penerapan Tema (pendekatan perancangan) a. Bekerja sama dengan iklim

 Proteksi terhadap bagian luar bangunan dengan penggunaan

shading and over hang dapat melindungi fasad bangunan dari panas yang berlebihan, double facade berfungsi sama dengan


(51)

penggunaan shading dan dapat memperindah fasad bangunan bila didesain dengan baik.

Roof garden dapat membantu merendahkan temperatur dan menyimbangkan udara dalam ruangan.

Natural Ventilation Design untuk sirkulasi udara secara alami denga cross ventilation.

Cool Pain for Facade untuk mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan.

b. Konservasi Energi

 Efesiensi terhadap energi cahaya (lampu) dengan penggunaan cahaya matahari alami.

 Penggunaan lampu hemat energi dapat menyediakan penerangan yang cukup besar dengan penggunaa energi yang sedikit.

 Penanaman tumbuh-tumbuhan.

 Tempat penyimpanan air hujan yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam bangunan.

 Tempat penampungan air hujan untuk dialirkan ke tanaman.

Sensor operated automatic flushing system Dapat mengatur jumlah air yang keluar dan mencegah terjadinya pemakaian yang berlebihan. dengan adanya sensor, maka air akan berhenti dengan sendirinya bila tidak digunakan.

4.5 Kesimpulan

a. Kantor Sewa ini menggunakan pola massa bangunan tunggal dengan hubungan kegiatan dan pengelompokan kegiatan jelas, mudah dikontrol, orientasi banguan jelas, dan efisiensi pelayanan lebih cepat.

b. Bentuk bangunan kantor adanya perpaduan bentuk bujur sangkar dengan lingkaran, karena dari kriteria kesesuaian bentuk site, orientasi bangunan, efisiensi ruang dan kesan yang ingin dicapai cukup cocok untuk bangunan kantor.

c. Kantor ini memakai struktur rigid frame dengan baja karena kantor ini memiliki lantai dibawah 30 lantai.


(52)

d. Kantor ini memiliki sistem utilitas yang meliputi elektrikal, plumbing, pengkondisian udara, dan sistem kebakaran.

e. Kantor ini menerapkan arsitektur hijau/tropis, seperti:

 Proteksi terhadap bagian luar bangunan dengan penggunaan

shading and over hang, double facade.

Roof garden.

Natural Ventilation Design untuk sirkulasi udara secara alami denga cross ventilation.

Cool Pain for Facade.

 Efesiensi terhadap energi cahaya (lampu) dengan penggunaan cahaya matahari alami.

 Penggunaan lampu hemat energi.

 Penanaman tumbuh-tumbuhan.

 Tempat penyimpanan air hujan yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam bangunan.

 Tempat penampungan air hujan untuk dialirkan ke tanaman.


(53)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak

5.1.1 Zona Ruang Luar

Dalam zona ruang luar, ada faktor-faktor yang menjadi perhatian utama dalam perancangan site, yaitu sirkulasi kendaraan, pedestrian (sirkulasi pejalan kaki), dan sirkulasi loading dock, vegetasi yang dirancang untuk pengarah jalan atau sebagai pembatas, dan lahan parkir untuk mobil dan motor.

 Pintu masuk utama gedung kantor melalui jalan raya ke bandara, dimana jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui oleh kendaraan dan aksesnya yang mudah dan terintegrasi dengan kargo bandara.

Gambar 5.1 Zona Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

5.1.2 Sirkulasi Ruang Luar

Jalur sirkulasi yang aman, nyaman dan menerus menjadi prioritas dalam perancangan sirkulasi pedestrian. Pedestrian yang demikian akan mendorong orang untuk berjalan kaki untuk menuju ke tempat-tempat publik di sekitar site sehingga mengurangi pemakaian kendaraan dan mengurangi polusi.


(54)

Sirkulasi kendaraan dirancang agar mudah dilalui pengguna kantor maupun pengunjung yang datang ke kantor . Sirkulasi kendaraan mulai masuk dan keluar sama-sama dari dan ke jalan raya bandara.

Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Luar

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

5.2 Konsep Perancangan Bangunan 5.2.1 Massa Bangunan

Gambar 5.3 Bentuk Massa Bangunan


(55)

Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah bentuk site yang memanjang dari arah selatan ke utara dan lokasi site yang berada di jalan raya ke bandara. Bangunan dirancang dengan tower plan dengan sistem open layout pada lantai-lantai sewanya yang memudahkan penyewa untuk mengolah ulang rancangan ruang sewanya.

Pada bentukan massa (Gambar 2.3) juga memudahkan pergerakan udara (sistem ventilasi alami), kemudian disusun bertingkat dengan jumlah 7 lantai bagi penghuni bangunan. Susunan bertingkat ini juga menguatkan orientasi awal bangunan terhadap jalan.

5.2.2 Zona Dalam Bangunan

Gambar 5.4 Zona Dalam Bangunan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

Gambar 5.5 Zona Pada Lantai 1


(56)

Gambar 5.6 Zona Pada Lantai 2 dan Lantai Tipikal 3-5

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

Fasilitas-fasilitas penunjang kantor sewa yang sifatnya lebih publik, seperti kantin/food court, coffee shop, terletak di lantai dasar atau lantai satu, sedangkan unit-unit kantor sewa yang sifatnya privat terletak di lantai-lantai di atasnya dua sampai tujuh.

5.2.3 Sirkulasi Dalam Bangunan

Pada bentuk ini, ruang-ruang di setiap lantai dicapai melalui suatu jalur sirkulasi vertikal yang terletak di bagian tengah bangunan, dengan pembagian ruang-ruang tipikal di setiap lantainya dengan akses yang merata ke semua bangunan atau untuk mendapatkan keseimbangan pencapaian ke semua sudut lantai dalam bangunan, sedangkan sirkulasi secara horisontal dirancang jelas dan terarah.

Gambar 5.6 Sirkulasi Horizontal Pada Lantai


(57)

Gambar 5.7 Sirkulasi Vertikal Pada Bangunan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

5.3 Konsep Perancangan Struktur Bangunan 5.3.1 Struktur dan Konstruksi

Struktur utama bangunan berupa kolom-kolom yang berpola grid. Sistem struktur ini dipilih karena ideal untuk bangunan 20 lantai ke bawah. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien. Pola grid yang digunakan dengan ukuran disesuaikan.

Gambar 5.8 Pola Grid


(58)

5.3.2 Pemilihan Jenis Struktur, Bahan, dan Sistem Struktur

Bangunan menggunakan structure rigid frame, yang memiliki kemampuan untuk menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur ini dipilih karena ideal untuk bangunan 20 lantai ke bawah. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien.

Struktur rigid bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom. Dan pada inti bangunan memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi secara vertikal. Keuntungan dari struktur ini mudah pelaksanaan, tahan gempa, dan ekonomis, bukaan dan pembagian ruang lebih bebas karena dinding hanya sebagai struktur pengisi.

5.3.3 Metoda Membangun dan Tahapan Pembangunan 5.4 Konsep Dasar (Penerapan Tema Pada Bangunan) 5.4.1 Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan menghadap ke arah selatan, karena adanya akses masuk bangunan dari jalan raya di depan site. Dari bentuk massa bangunan (Gambar 5.3) adanya sisi terluas bangunan/luas penampang bangunan di sisi timur dan barat yang akan banyak terkena sinar matahari, sehingga perlu dirancang dengan baik pada sisi timur dan barat bangunan sesuai dengan tema yang diterapkan.

5.4.2 Bekerja sama dengan iklim

 Proteksi terhadap bagian luar bangunan dengan penggunaan shading and over hang dapat melindungi fasad bangunan dari panas yang berlebihan,

double facade berfungsi sama dengan penggunaan shading dan dapat memperindah fasad bangunan bila didesain dengan baik.

Roof garden dapat membantu merendahkan temperatur dan

menyimbangkan udara dalam ruangan.

Natural Ventilation Design untuk sirkulasi udara secara alami denga

cross ventilation.

Cool Pain for Facade untuk mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan.


(59)

5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan

Sistem sentralisasi digunakan dalam bangunan kantor ini. Jaringan utilitas dipusatkan dalam suatu pusat distribusi yang bisa disebut “ core utility

( pusat utilitas ).

Gambar 5.9 Sistem Sentralisasi

Sumber: Stephen Mullin, Planning Office Space 1992

Core

Core didalam bangunan. Struktur core menjadi satu dengan bangunan, core menjadi struktur utama, sebagai pengaku bangunan. Selain itu, jarak pencapaian dari bagian-bagian bangunan relatif sama , menguntungkan dalam perencanaan jaringan utilitas.

Gambar 5.10 Core didalam bangunan


(60)

5.5.1 Sistem Penyediaan Air Bersih

Kebutuhan akan air bersih didasarkan atas pertimbangan dari kapasitas kebutuhan pemakai bangunan, sumber air bersih lingkungan yang ada, karakteristik pemakai air bersih, dan sistem distribusi yang digunakan.

Sistem penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan sumber air bersih PAM ( Perusahaan Air Minum). Untuk mendistribusi air bersih, air yang berasal dari sumber air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah kemudian dipompa ke atas, untuk selanjutnya disalurkan ke setiap lantai di bawahnya dengan memanfaatkan gravitasi dan dibantu dengan pompa tekan.

Gambar 5.1 Diagram Skematik Air Bersih

Sumber : www.google.com/diagram skematik utilitas

5.5.2 Pengolahan Limbah

Penanggulangan air kotor memerlukan pengolaha yang baik dengan mempertimbangkan kesehatan lingkungan dalam dan luar bangunan(terutama bau tidak sedap atau polusi udara), efektifitas dan efisiensi pengolahan, keamanan, dan kenyamanan pemakai bangunan.


(61)

Gambar 5.2 Diagram Skematik Air Limbah Padat dan Cair

Sumber : www.google.com/diagram skematik utilitas 5.5.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran

5.5.4 Ssitem Elektrikal

Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota.

Gambar 5.3 Diagram Skematik Sistem Elektrikal


(62)

Gambar 5.4 Diagram Skematik Sistem Telepon

Sumber : www.google.com/diagram skematik utilitas

5.5.5 Sistem Transportasi Vertikal

Transportasi vertikal pada bangunan kantor ini menggunakan lift yang terletak pada inti bangunan.

Gambar 5.11 Transportasi Vertikal

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016

5.5.6 Sitem Penangkal Petir

Prinsip dasar sistem penangkal petir adalah menyediakan jalur menerus dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada bangunan. Instalasi Penangkal Petir adalah instalasi suatu sistem dengan


(63)

komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkan ke tanah.

Gambar 5.12 Inti Pusat Bangunan

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah Penangkal Petir Sistem Thomas. Sistem Thomas mempunyai jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya. Penangkap petir adalah penghantar-penghantar di atas atap berupa eletroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar, sedangkan sistem pengebumian adalah suatu sistem dengan elektroda-elektroda pengebumian yang saling berhubungan dengan penghantar pengebumiannya, dan berfungsi untuk menyebarkan arus petir di dalam tanah.

Gambar 5.13 Penangkap Petir dan Pengebumian Sistem Thomas


(64)

BAB VI

GAMBAR PERANCANGAN 6.1 Gambar Arsitektural

6.1.1 Perspektif a. Ekterior

Gambar 6.1 Perspektif mata manusia


(65)

b. Interior

Gambar 6.3 Interior Coffee Shop

Gambar 6.4 Interior Kantin (kiri) dan Lobby Office (kanan)


(66)

6.1.2 Site Plan


(67)

6.1.3 Ground Plan


(68)

6.1.4 Denah

a. Denah Lantai 1


(69)

b. Denah Lantai 2


(70)

c. Denah Lantai 3-7


(71)

d. Denah Roof Top


(72)

6.1.5 Tampak

a. Tampak Depan (Selatan)


(73)

b. Tampak Belakang (Utara)


(74)

c. Tampak Samping Kanan (Timur)


(75)

d. Tampak Samping Kiri (Barat)


(76)

6.1.6 Potongan

a. Potongan A-A’


(77)

b. Potongan B-B’


(78)

6.2 Gambar Struktural 6.2.1 Pondasi


(79)

6.2.2 Pembalokan

a. Pembalokan Lantai 2


(80)

b. Pembalokan Lantai 3-7


(81)

6.2.3 Detail

a. Jendela


(82)

b. Core dan Lantai


(83)

c. Pondasi


(84)

6.3 Gambar Utilitas 6.3.1 Elektrikal

a. Elektrikal Lantai 1


(85)

b. Elektrikal Lantai 2


(86)

c. Elektrikal Lantai 3-7


(87)

d. Elektrikal Roof Top


(88)

6.3.2 Plumbing

a. Plumbing Lantai 1


(89)

b. Plumbing Lantai 2


(90)

c. Plumbing Lantai 3-7


(91)

d Plumbing Roof Top


(92)

6.3.3 Sistem Kebakaran

a. Sistem Kebakaran Lantai 1


(93)

b. Sistem Kebakaran Lantai 2


(94)

c. Sistem Kebakaran Lantai 3-7


(95)

6.3.4 Penghawaan

a. Penghawaan Lantai 1


(96)

b. Penghawaan Lantai 2


(97)

c. Penghawaan Lantai 3-7


(98)

d. Penghawaan Roof Top


(99)

6.3.5 Telepon

a. Telepon Lantai 1


(100)

b. Telepon Lantai 2


(1)

2.21

Meja dengan tempat untuk kertas yang lapang

... 51

2.22

Kebutuhan ruang untuk laci meja kerja

... 51

2.23

Kebutuhan ruang untuk unit filing lateral

... 51

2.24

Kebutuhan ruang dan sirkulasi berbagai peralatan kantor

... 52

2.25

Layout dan ruang sirkulasi meja dan rak file

... 52

2.26

Layout dengan kursi dan rak file, serta jalur sirkulasinya

... 52

2.27

Layout meja kerja dengan meja tambahan dan jalur sirkulasi

... 52

2.28

Layout meja kerja dengan meja tambahan yang digunakan bersama beserta

jalur sirkulasinya

... 52

2.29

Layout alternatif meja kerja dengan meja tambahan dan jalur sirkulasi

... 53

2.30

Layout meja kerja dengan meja tambahan bersama dan jalur sirkulasi

... 53

2.31

Meja gambar dengan front reference: luas 7

�2

... 53

2.32

Meja gambar dengan Back reference: luas 6,6

�2

... 53

2.33

Meja gambar dengan side reference: luas 7,1

�2

... 53

2 .34

Meja gambar yang dapat dipindahkan untuk sirkulasi: 6

�2

... 54

2.35

Kebutuhan ruang bagi pertemuan informal

... 54

2.36

Kebutuhan ruang bagi pertemuan formal

... 54

2.37

Konsep pada bangunan

... 65

2.38

Diagram Konsep Pada Pemakaian Material

... 65

2.39

Perspektif Bangunan

... 69

2.40

Ground Plan

... 70

2.41

Tampak dan Potongan Bangunan

... 70

2.42

Suasana Eksterior dan Interior Bangunan

... 71

2.43

Eksterior MEWC Building, Energy Elemen Design

... 71

2.44

Orientasi Bangunan MEWC Building

... 72


(2)

2.46

Fasad Utara dan Selatan

... 73

2.47

Atap Ganda MEWC Building

... 74

2.48

Jendela Punch Hole dengan Light Shelve

... 75

2.49

Elemen Pembayang dan Window Glazing

... 75

2.50

Penggunaan Cahaya Alami secara Optimal

... 75

2.51

Ventilasi dan Pencahayaan Alami pada Atrium

... 76

2.52

Ventilasi alami dengan Thermal Flue/Chimney Effect

... 76

2.53

Pencahayaan Alami pada MEWC Building

... 77

2.54

Landscaping pada MEWC Building

... 77

2.55

Eksterior BSD Office Park

... 77

2.56

Interior BSD Green Office Park

... 79

2.57

Pencahayaan Alami Bangunan

... 79

2.58

Roof Grden

... 80

2.59

Pasif Desain

... 80

2.60

Gambar Denah, Tampak, Potongan BSD Green Office Park, Sun Shading

... 81

2.61

Peghawaan Udara

... 81

2.62

Lighting

... 82

2.63

Natural Ventilation

... 82

2.64

Site Plan

... 83

2.65

Eksterior Bangunan

... 84

2.66

Interior Bangunan

... 84

4.1

Lokasi Site

... 91

4.2

Tata Guna Lahan Sekitar Site

... 92

4.3

Keadaan Eksiting Sirkulasi Lalu Lintas Sekitar Site

... 93

4.4

Pencapaian ke Site

... 96


(3)

4.6

Analisa Vegetasi

... 100

4.7

Studi Bayangan

... 102

4.8

Radiasi Sinar Matahari Pada Site

... 103

4.9

Pergerakan Angin

... 104

4.10

Analisa View ke Dalam dan ke Luar Site

... 104

4.11

Prasarana Sekitar Site

... 107

4.12

Struktur dengan Bahan Beton

... 123

4.13

Struktur dengan Bahan Baja

... 123

4.14

Pemisahan Bangunan

... 124

4.15

Ragam Dilatasi pada Bangunan

... 124

5.1

Zona Site

... 131

5.2

Sirkulasi Ruang Luar

... 132

5.3

Bentuk Massa Bangunan

... 132

5.4

Zona Dalam Bangunan

... 133

5.5

Zona Pada Lantai 1

... 130

5.6

Zona Pada Lantai 2 dan Lantai Tipikal 3-5

... 134

5.6

Sirkulasi Horizontal Pada Lantai

... 131

5.7

Sirkulasi Vertikal Pada Bangunan

... 135

5.8

Pola Grid

... 136

5.9

Sistem Sentralisasi

... 137

5.10

Core didalam bangunan

... 137

5.11

Transportasi Vertikal

... 140

5.12

Inti Pusat Bangunan

... 140

5.13

Penangkap Petir dan Pengebumian Sistem Thomas

... 140

6.1

Perspektif Mata Manusia

... 140


(4)

6.3

Interior Coffee Shop

... 140

6.4

Interior Kantin (kiri) dan Lobby Office (kanan)

... 140

6.5

Interior Kantor Pengelolah

... 140

6.6

Site Plan

... 140

6.7

Ground Plan

... 140

6.8

Denah Lantai 1

... 140

6.9

Denah Lantai 2

... 140

6.10

Denah Lantai 3-7

... 140

6.11

Denah Roof top

... 140

6.12

Tampak Depan (Selatan)

... 140

6.13

Tampak Belakang (Utara)

... 140

6.14

Tampak Samping Kanan (Timur)

... 140

6.15

Tampak Samping Kiri (Barat)

... 140

6.16

Potongan A-A'

... 140

6.17

Potongan B-

B’

... 140

6.18

Denah Rencana Pondasi

... 140

6.19

Pembalokan Lantai 2

... 140

6.20

Pembalokan Lantai 3-7

... 140

6.21

Jendela

... 140

6.22

Core dan Lantai

... 140

6.23

Pondasi

... 140

6.24

Elektrikal Lantai 1

... 140

6.25

Elektrikal Lantai 2

... 140

6.26

Elektrikal Lantai 3-7

... 140

6.27

Elektrikal Roof Top

... 140


(5)

6.29

Plumbing Lantai 2

... 140

6.30

Plumbing Lantai 3-7

... 140

6.31

Plumbing Roof Top

... 140

6.32

Sistem Kebakaran Lantai 1

... 140

6.33

Sistem Kebakaran Lantai 2

... 140

6.34

Sistem Kebakaran Lantai 3-7

... 140

6.35

Penghawaan Lantai 1

... 140

6.36

Penghawaan Lantai 2

... 140

6.37

Penghawaan Lantai 3-7

... 140

6.38

Penghawaan Roof Top

... 140

6.39

Telepon Lantai 1

... 140

6.40

Telepon Lantai 2

... 140

6.41

Telepon Lantai 3-7

... 140


(6)

DAFTAR DIAGRAM

No.

Judul

Hal.

1.1

Diagram Kerangka Berpikir

... 5

2.1

Diagram Klasifikasi Gedung Perkantoran

... 23

2.2

Diagram Struktur Organisasi Pengelola Gedung Perkantoran

... 26

2.3

Diagram Hubungan antar kelompok aktivitas di dalam gedung

... 41

2.4

Diagram Deskripsi Perilaku

... 42

2.5

Diagram Konsep Pada Pemakaian Material

... 66

4.1

Diagram Kelompok Kegiatan

... 109

4.2

Diagram Antar Ruang

... 110

4.3

Diagram Skematik Elektrikal

... 127

4.4

Diagram Skematik Air Limbah Padat

... 127

4.5

Diagram Skematik Air Bersih

... 128

4.6

Diagram Skematik Air Limbah Cair

... 128

4.7

Diagram Skematik Penghawaan Ruangan dengan AC Central

... 129

5.1

Diagram Skematik Air Bersih

... 139

5.2

Diagram Skematik Air Limbah Padat dan Cair

... 140

5.3

Diagram Skematik Sistem Elektrikal

... 141