Visi dan Misi Kelembagaan

  

PENDIDIKAN AGAMA ALTERNATIF:

STUDI KASUS SEKOLAH ALAM NURUL ISLAM

YOGYAKARTA

oleh: Wah d Khoz n

  Penel t Pusl tbang Pend d kan agama dan Keagamaan Jl. mH thamr n no. 06 Jakarta Pusat pusl tbangpenda@yahoo.co. d

  Abstract In the current age of information, it is increasingly difficult to find a moral bulwark for students

who are unsurprisingly still in the developmental age. Some experts indicate that the last bulwark is

in religious education. However, religious education yet still receives criticism, excessively oriented to

knowledge that has not been able to substantially change the behavior of students in accordance with

the religious education they have learned. In the context of taking the religious education closer to the

behavior of students in the society, alternative religious education could be an option of solution. In this

regard, this is what Sekolah Alam Nurul Islam (Nurul Islam Natural School) of Yogyakarta provides,

which is to integrate religious education into other subjects.

  Keywords: Natural schools, alternative education, integration Abstrak

  Di era informasi seperti sekarang ini semakin sulit menemukan benteng moral bagi anak didik

yang nota bene masih dalam usia perkembangan. Beberapa ahli mensinyalir bahwa benteng terakhir

berada pada pendidikan agama. Namun, pendidikan agama toh masih mendapat kritik, yang terlalu ber-

orientasi pada pengetahuan sehingga belum banyak bisa mengubah perilaku peserta didik sesuai dengan

pendidikan agama yang diperolehnya. Dalam konteks mendekatkan antara pendidikan agama dengan

perilaku peserta didik dalam masyarakat maka pendidikan agama alternatif bisa menjadi pilihan sebagai

solusi. Dan ini yang dilakukan Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta yaitu dengan mengintegrasikan

pendidikan agama ke dalam mata pelajaran lainnya.

  : Sekolah alam, pendidikan alternatif, integrasi Kata Kunci

  mengg r ng masyarakat untuk selalu men-

PENDAHULUAN

  jad yang terba k. Hal yang sama berlaku

  Latar Belakang

  dalam memperoleh pelayanan pend d kan agama d sekolah. J ka yang terjad seba- Pend d kan islam menghadap tan- l knya, maka masyarakat akan melakukan tangan yang t dak r ngan j ka d hadapkan protes dan mpl kas jangka panjangnya dengan perubahan sos al yang beg tu cepat akan mencar send r pend d kan agama sekarang n . Perubahan sos al ba k d sebab- yang d anggap dapat memenuh kebutuh- kan oleh ptek maupun s stem nformas , annya tu. Kond s n b la d makna secara

  

Naskah diterima 12 Mei 2012. Revisi pertama, 30 Mei 2012. Revisi kedua, 10 Juni 2012 dan revisi

terahir 20 juni 2012.

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012 EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  pos t f sebenarnya telah terjad perubahan d masyarakat bahwa kesadaran beragama semak n men ngkat. tetap b la d makna secara negat f, telah terjad ket dakmam- puan atau kelemahan pada lembaga pend - d kan terka t dengan pelayanan pend d k- an agama karena t dak mampu memenuh tuntutan masyarakat secara umum. yang menjad persoalan sekarang adalah apakah lembaga-lembaha pend d kan yang ada mampu merespon secara pos t f terhadap fenomena n atau memb arkannya seh ng- ga terjad tumpang t nd h antara ke ng nan masyarakat dengan kemampuan lembaga pend d kan untuk member kan pelayanan sesua dengan kebutuhan pemaka .

  Pada tataran masyarakat, sebenarnya telah memperoleh respon terhadap per- kembangan n secara pos t f, tentu dengan caranya mas ng-mas ng. Kelompok-kelom- pok masyarakat tertentu m salnya meres- pon dengan membangun sekolah-sekolah yang d anggap mampu memenuh kebu- tuhan masyarakat dalam hal pend d kan agama. munculnya full-day school, boarding-

  school, homeschooling, sekolah ter nggras

  dan sekolah alam, b sa d makna sebaga respon dalam konteks perubahan tersebut. sementara masyarakat la nnya dengan cukup menambah pend d kan agama bag anak-anaknya dengan mendatangkan guru pr vat atau meng r m ke lembaga pend d k- an agama sepert tPQ, tPa, D n yah, dan seterusnya. memang membangun lembaga pen- d d kan yang mem l k parad gma baru

  (kalau boleh d sebut dem k an), bukan per- kara mudah. baga manapun a berhadapan dengan segudang persoalan mula dar v s , m s , tujuan, kom tmen bersama, ketenaga- an, manajemen organ sas , dan sebaga nya. secara vert kal juga menghadap masalah m salnya dengan s stem yang telah berlaku selama n . terka t dengan s stem n yang pal ng nampak adalah masalah kur kulum dan pemb naan. Lembaga pend d kan yang ng n keluar dar ma nstream tentu akan d l hat pertama kal , dar kur kulum yang d sodorkan. Padahal persoalan kur kulum tersebut mem l k tata aturan yang d tetap- kan oleh pemer ntah (Kemend knas dan Kemenag). seh ngga, mesk pun lembaga pend d kan tersebut merumuskan kur ku- lum send r , mereka rata-rata mas h mene- rapkan kur kulum pemer ntah sebaga kon- sekwens bahwa mereka ng n masuk dalam s stem yang d aku . Problem pemb naan terjad karena lembaga pemb na cenderung kaku memakna “nomenklatur” kepend - d kan, yang sudah d kotak-kotak sesua dengan rumpun pelajaran. maka, ket ka b cara pend d kan agama, harus ada guru pend d kan agama. Padahal, bag kalangan tertentu, yang namanya pend d kan agama (b sa) ter ntegras dalam seluruh mata pe- lajaran, dan sebaga konsekwens nya, t dak ada lag yang namanya guru mata pelajar- an pend d kan agama. sementara, peng- awas-pengawas pend d kan agama (kasus) beg tu datang ke sekolah pertanyaan yang muncul pertama kal , mana guru agama- nya. s apa mengawas apa perlu d perjelas. Kalau pengawas pend d kan agama, mes- t nya yang d awas pend d kan agamanya, baga mana progres dan kual tas pend d k- an agama d sebuah lembaga pend d kan. in berbeda dengan pengawas guru agama, d mana yang akan d awas guru agamanya, berapa jumlah guru agama yang ada. D s n nampak ada kesenjangan pemahaman antara lembaga pemb na dengan p hak lembaga pend d kan sebaga pelaksana d lapangan.

  Perumusan Masalah

  berdasarkan latar belakang d atas, muncul masalah penel t an sebaga ber- kut: 1. apakah kelah ran lembaga pend d kan alternat f merupakan ekspres ket dak- puasan masyarakat terhadap lembaga pend d kan yang ada ?

  2. apakah ada perbedaan strateg pe- ngembangan pend d kan agama yang

  

W a h i d K h o z i n

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  d lakukan oleh lembaga pend d kan alternat f?

  

Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta

  yayasan nurul islam memula k prah- nya sejak tahun 1997 dengan menyeleng- garakan pend d kan pra-sekolah yang d namakan taman Kanak Kanak terpadu (tKit) nurul islam. sesua harapan, lemba- ga pend d kan n melakukan k prah sesua dengan c r khasnya dan ternyata d ter ma

  d. Pend d k dan kepend d kan; e. Peserta d d k.

  c. Wak l Kepala b dang Kur kulum;

  b. P mp nan Lembaga;

  d. Pengamatan, untuk mengumpulkan data yang terka t dengan proses pem- belajaran khususnya baga mana mple- mentas pembelajaran agama. informan penel t an n terd r dar un- sur-unsur sebaga ber kut: a. P mp nan yayasan;

  c. Kues oner, ber s daftar s an yang d s oleh stakeholders yang berguna untuk mengetahu leb h dalam tentang kon- d s tenaga pend d k d lembaga yang bersangkutan.

  b. Wawancara; d gunakan untuk memper- oleh data dar P mp nan yayasan, P m- p nan Lembaga, Wak l Kepala b dang Kur kulum, Pend d k dan Peserta d - d k. Wawancara d lakukan dengan dua cara; formal dan nformal. Wawancara formal yang d maksud adalah penel t melakukan wawancara dengan terleb h dahulu member tahukan kepada nfor- man bahwa akan d lakukan wawan- cara. sedangkan wawancara nformal d lakukan kapan saja ket ka penel t menemukan nforman dan b sa t dak member tahukan terleb h dahulu kepa- da nforman.

  a. stud Kepustakaan; d gunakan untuk menggal konsep, teor pendukung dan referens yang ada ka tannya dengan masalah pokok penel t an.

  Penel t an Pend d kan agama alter- nat f d laksanakan d prop ns , Di yogya- karta, dengan mangamb l kasus pada seko- lah alam nurul islam. sekolah n d p l h dengan memperhat kan bahwa: lembaga n mempunya kekhususan dalam pembe- lajaran pend d kan agama. D samp ng tu, d sekolah alam nurul slam juga mem l k kecenderungan pen ngkatan s swa yang relat f menonjol. berdasarkan karakter st k masalah yang d rumuskan, penel t an n menggu- nakan metode kual tat f. sedangkan pe- ngumpulan data d lakukan dengan meng- gunakan tekn k:

  2. menjad bahan rujukan dan pert m- bangan dalam merumuskan keb jakan dalam pemb naan pend d kan agama alternat f.

  Has l penel t an n d harapkan dapat: 1. melengkap kaj an-kaj an yang sudah ada dan memperkaya pengetahuan serta referens tentang penyelenggara- an pend d kan agama alternat f, dan

  Kegunaan Penelitian

  2. menggal strateg apa saja yang d kem- bangkan dalam upaya pen ngkatan kual tas pend d kan agama.

  Dar latar belakang dan masalah d atas, maka tujuan yang ng n d capa ada- lah: 1. mengungkap faktor-faktor yang mela- tarbelakang munculnya lembaga pen- d d kan agama alternat f

  Tujuan Penelitian

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN Visi dan Misi Kelembagaan

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  d hat masyarakat. ind katornya adalah se- mak n banyaknya masyarakat yang tertar k dengan lembaga n dengan memasukkan anak-anak mereka menjad s swa-s sw secara antus as. maka untuk merespon perkembangan tersebut yayasan nurul islam membuka kelas bay dan Kelompok berma n (Play Group). Kemud an, atas per- m ntaan sebag an besar wal mur d, pada tahun 2002, yayasan nurul islam membuka program pend d kan sekolah Dasar yang d namakan sekolah Dasar islam terpadu alam (sDita) nurul islam. Dalam perjalan- annya, sekolah mengalam perkembangan ya tu jumlah s swa yang terus men ngkat jumlahnya. Dalam kond s sekarang n da- pat d jelaskan bahwa s swa tKit sebanyak 199 orang, guru dan karyawan 33 orang. sementara, untuk sekolah Dasar 280 s swa dan 40 guru dan karyawan.

  Perkembangan jumlah s swa yang masuk ternyata jauh meleb h jumlah per- tumbuhan jumlah sarana terutama kelas, seh ngga sebag an terpaksa menempat bangunan sem permanen. Hal n mem- buat keg atan pembelajaran t dak dapat berlangsung secara opt mal karena kond s kelas yang belum memenuh syarat. Hal n merupakan tantangan sekal gus amanah bag yayasan. amanah menjad semak n besar dengan tuntutan para orang tua/wal untuk membuka sekolah lanjutan sebaga kes nambungan terhadap pola pembelajar- an yang d terapkan selama n . sebaga lembaga yang bergerak d b - dang keagamaan, pend d kan, sos al dan kemanus aan, yayasan nurul islam sela n menyelenggarakan pend d kan formal juga melakukan keg atan-keg atan la n. (1) b dang Keagamaan: majel s takl m dan pengaj an rut n m ngguan, menyelenggara- kan per ngatan har besar islam, mener ma dan menyalurkan zakat, nfaq, sadaqah, wakafdan kurban. (2) b dang Pend d kan: menyelenggarakan tra n ng kepem mp nan dan kepend d kan dan kursus keteramp l- an. melakukan penel t an d b dang lmu pengetahuan. (3) b dang sos al dan Kema- nus aan: member bantuan kepada korban bencana alam, member bantuan kepada anak yat m, fak r m sk n dan anak terlantar serta mengadakan bakt sos al pengobatan grat s untuk masyarakat kurang mampu.

  V s dar lembaga n adalah memb na dan mendamp ng anak dalam mengem- bangkan potens nya menuju kepr bad an slam dengan keteladanan melalu proses tadabbur al Qur’an dan tafakur alam. se- dangkan m s nya ya tu: 1. menanamkan ke manan dan ketakwa- an

  2. Membiasakan berfikir ilmiah 3. menumbuhkan s kap kepem mp nan 4. melat h j wa w ra usaha

  Kurikulum PAI

  standar s tetap menggunakan kur - kulum D knas, d tambah: ntegras , mulok (bhs. Jawa, arab, inggr s), pengembangan d r : (1) Untuk penguatan karakter ke-is- laman: (Tahfidz dua juz: 29 dan 30, baca tul s al Qur’an: Q ra’at , (2) untuk pengem- bangan aspek kepem mp nan: kepanduan, berkebun, beternak, berjualan, komputer, berenang.

  Ket ka berkebun, bukan untuk membe- r pemahaman baga mana menanam sema- ta, mela nkan baga mana anak bertanggung jawab dar awal sampa akh r (prosess ng), d ajak bekerja sama dalam melakukan prosedur-prosedur penanaman dar awal h ngga akh r. tujuan yang sama d berla- kukan pada keg atan beternak dan jualan. Pada akh rnya, tenaga pengajar menjad kunc utama dalam mewujudkan tujuan pend d kan secara menyeluruh. akan te- tap , untuk memperoleh tenaga pend d k yang berkual tas serta sesua dengan v s kelembagaan, bukanlah soal mudah. Per- soalan n juga yang d hadap sekolah alam nurul islam yogyakarta. baga manapun, tujuan pend d kan dan v s kelembagaan

  

W a h i d K h o z i n

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  harus d capa , maka, untuk menyamakan perseps perlu d lakukan sekuat tenaga.

  Rekru tmen tenaga pend d kan d la- kukan t dak jauh berbeda dengan lembaga la n, ya tu melalu seleks tes dan wawan- cara. sos al sas terhadap kebutuhan tenaga d lakukan melalu nternet, brosur, span- duk dan gethak-tular (dar mulut ke mulut). tetap yang terpent ng bukan pada sos al - sas nya, mela nkan baga mana tenaga yang sudah d ter ma d ber kan wawasan dan penyamaan perseps . Jad , setelah mereka d ter ma, d ber kan or entas secara khusus untuk member pemahaman terhadap v s , m s , tujuan dan hal la n yang terka t de- ngan pengembangan kelembagaan.

  Inovasi Pembelajaran

  inovas pembelajaran d lakukan mula dar pengembangan kur kulum. Kur ku- lum yang d gunakan (l hat d atas) lalu d kembangkan dengan cara meng ntegra- s kan antar mata pelajaran. Konsep utama yang d tuangkan adalah baga mana agama membingkai seluruh aktifitas pembelajaran. Dalam bentuk prakt s, d kembangkan ku- r kulum m ngguan, yang d sos al sas kan pada s swa, orang tua dan sekolah. Jad , semua unsur yang terl bat dalam proses belajar mengajar d ber kan copy kur kulum m ngguan. sarana yang d pergunakan dalam pro- ses pembelajaran adalah gabungan ya tu menggunakan alam secara langsung dan yang sengaja d c ptakan secara khusus. m - salnya, untuk melat h s swa supaya keber- an annya muncul, d s apkan sarana panjat teb ng dan mel ntas d tal d ket ngg an ter- tentu. sementara untuk melat h s swa man- d r dan bertanggung jawab, menggunakan alam sebaga sarananya. m salnya dengan mend d k anak menanam pohon sampa kepada baga mana bertanggungjawab agar pohon tersebut tetap h dup. orang ser ng terjebak dengan nama sekolah alam. yang d maksud alam d s n bukan alam dalam pengertian fisik/materi, mela nkan dalam pengert an sebaga tun- tunan h dup (obyek formal). maka, mesk - pun namanya sekolah alam, hamp r t dak kelihatan alam dalam pengertian fisiknya. ikl m pembelajaran d c ptakan dengan memadukan semua komponen pend d kan untuk menuju ke satu tujuan, pembentukan manusia yang utuh fisik dan mental.

  Manajeman

  manajemen yang d terapkan d seko- lah alam nurul islam adalah menajemen keterbukaan. Hamp r t dak ada sekat pem- batas dalam berkomun kas . Kepala seko- lah, guru, karyawan, s swa, orang tua s swa semua b sa berkomun kas secara terbuka. bahkan menurut penjelasan kepala seko- ahnya, kr t k dar s apapun b sa d ter ma. maka banyak wal santr yang member masukan, kr t k dan usulan, tu selalu kam ter ma.

  Dapat d katakan bahwa jar ngan se- kolah alam nurul islam belum terbentuk. Pada awal pend r an, mereka mencar n- formas ke sekolah alam C ganjur Jakarta. nampaknya de sekolah alam, muncul dar sekolah alam C ganjur tersebut. tetap t - dak seutuhnya de sekolah alam C ganjur d adops karena perbedaan s tuas dan k- lim geografisnya. Jaringan lain yang bisa d l hat adalah dengan orang tua s swa. Hu- bungan dengan orang tua selalu d bangun ba k melalu formal maupun t dak. secara formal d lakukan melalu pertemuan ber- kala. sedang secara t dak formal dengan pel batan orang tua dalam pembelajaran melalu program m ngguan.

  mencermat perkembangan dun a se- cara global, perlu merumuskan hari depan

  bersama, ya tu sebuah pesan yang mengajak

  umat manus a untuk merancang aks global yang d ber tema: Dar satu bum ke satu

  

Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta

ANALISIS Disorientasi Pendidikan

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  Dun a”. bermula dar kepr hat nan bersama bahwa faktanya bum n satu tetap dun a t dak, k ta h dup sal ng bergantung dengan b osfer. Pada saat yang sama masyarakat set ap bangsa berjuang bag kelangsungan h dup dan kesejahteraannya tanpa pedul dampaknya pada yang la n.

  Hujan mengak batkan eros yang ber- dampak pada tanah longsor, a r t dak dapat tertahan dan lahan t dak dapat menghas l- kan yang akh rnya kebutuhan h dup manu- s a t dak dapat terpenuh secara ba k. efek rumah kaca yang d ak batkan oleh keleb h- an penggunaan bahan bakar m nyak, telah mangak batkan men ngkatnya suhu global bum seh ngga mampu mem ndahkan dae- rah-daerah produks pertan an, mena kkan permukaan laut h ngga membanj r kota- kota panta . Rusaknya lap san ozon ak bat pembuangan gas ndustr , telah merusak pel ndung bum h ngga sampa pada t ng- kat terganggunya ranta makanan bahkan penyebaran penyak t yang sangat memat - kan sepert kangker. sementara tu d t ngkat nas onal, terjad d sor entas pend d kan dar mem- bangun manus a seutuhnya kepada mem- bangun p rant produks , sekolah gagal membangun positive attitude dan sekolah bukan tempat belajar yang menyenangkan. Dalam jangka panjang, hal n mengak - batkan kual tas sumber daya manus a in- dones a tert nggal dar negara-negara la n. oleh karenanya, d perluakn upaya ser us dan secara bersama-sama menc ptakan dan mengembangkan metode-metode, model- model pend d kan baru mer nc kr ter a moral, n la -n la keh dupan baru, pola- pola per laku baru dan model pembelajaran pend d kan islam baru. Kear fan dan kas h sayang adalah dasar bag terc ptanya har depan bersama, yang mampu mewujud- kan gagasan-gagasan tentang rahmat bag sekal an alam dalam bentuk perdama an, keamanan, kesejahteraan dan kelangsung- an h dup alam.

  Kenyataan penyelenggaraan pend d k- an beg tu bervar as d masyarakat. D satu s s , kenyataan n , d dasar oleh ket dak- berdayaan sebag an masyarakat untuk me- ngenyam pend d kan secara normal, d s s la n, tuntutan masyarakat terhadap pend - d kan yang semak n kompleks. Pemerataan ekonom yang h ngga k n belum terwu- jud mengak batkan sebag an masyarakat juga belum b sa men kmat kemakmuran seh ngga berdampak langsung terhadap peluang anak-anak mereka semak n kec l untuk mera h pend d kan yang bermutu. K sah-k sah anak jalanan, kaum marg nal perkotaan dan masyarakat m sk n la nnya, adalah fakta yang terbentang d depan mata k ta. masyarakat dem k an, memerlukan pelayanan pend d kan secara khusus ya - tu pendidikan yang bisa fleksibel dengan s tuas dan kond s mereka. anak jalanan m salnya, mereka sebag an waktunya d - hab skan untuk mencar makan dengan berbaga bentuknya. ada yang menjad pengamen, juru park r, penyapu term nal dan sebaga nya, yang tentu meny ta waktu beg tu banyak. sementara, kalau mereka t nggalkan pekerjaaan tersebut, t dak b sa makan. Kond s n d respon oleh seba- g an masyarakat yang konsern terhadap pend d kan dengan membuka pelayanan pend d kan dengan berbaga bentuknya. yang pent ng, pelayanan pend d kan n b sa member kan pend d kan anak-anak jalanan dengan tidak mengganggu aktifitas sehar -har . maka, b asanya format pen- didikan yang dijalankan adalah fleksibel dar seg waktu dan tempat, art nya, b sa d laksanakan pada malam har , sore atau bahkan kapan para anak jalanan tersebut sempat. tempat yang d pergunakan juga t dak tetap, terkadang d kolong jembatan tol, d rumah s nggah atau tempat la nnya yang memungk nkan. sementara, bag masyarakat yang ber- kecukupan secara ekonom , tuntutan pen- d d kan anak-anak mereka leb h var at f sesua dengan ke ng nan orang tua. bag masyarakat n , bahkan ada yang t dak cu-

  

W a h i d K h o z i n

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  kup puas dengan keberadaan lembaga pen- d d kan formal seh ngga perlu menc ptakan alternat f send r , ba k secara perorangan maupun kelompok. Contoh terba k untuk kasus n (perorangan) adalah fenomena

  homeschooling. mesk t dak terlalu meny ta

  perhatian, tetapi karena dianut oleh figur- figur publik, homeshooling pada akh rnya menjad penyelenggaraan pend d kan fe- nomenal. yang secara kelompok, b asanya berbentuk lembaga pend d kan dengan label-label tertentu sepert sekolah alam dan sekolah terpadu. yang menar k dar munculnya lembaga-lembaga pend d kan alternat f n adalah justru d anggap mam- pu memenuh kebutuhan pend d kan anak secara utuh termasuk pend d kan agama. memang, telah terjad perdebatan terka t dengan pemenuhan pend d kan agama bag peserta d d k d lembaga pend d kan formal. sebag an masyarakat menganggap pend d kan agama kurang dalam memben- tuk per laku peserta d d k sebaga manus a agam s d tengah keh dupan masyarakat. ind kator yang d pergunakan adalah ma- s h banyaknya kejad an-kejad an amoral yang d lakukan peserta d d k mula dar kekerasan, tawuran antar sekolah bahkan penggunaan narkoba. Per laku dem k an, bukan karena kurangnya pend d kan aga- ma semata, mela nkan juga d tentukan oleh faktor la n yang secara ka t menga t me- munculkan per laku amoral tersebut. tam- p lan-tamp lan kekerasan pada mas-med a elektron k yang set ap saat b sa d saks kan oleh peserta d d k, mungk n, menjad pe- m cu utamanya, tetap ket ka b cara mater pembelajaran, pend d kan agamalah yang secara langsung terka t dengan moral atau per laku peserta d d k. mater -mater la n, b sa d ka tkan tap dalam konteks sekolah sebaga lembaga pend d kan. bukankah lembaga pend d k- an berkewaj ban untuk mend d k? Dalam konteks n , secara kelembagaan, lembaga pend d kan adalah kewaj ban pertama da- lam mend d k. in yang harus d tanamkan bag seluruh tenaga kepend d kan seh ngga semua yang terka t dengan t ndak tanduk, per laku dan moral peserta d d k merupa- kan tanggung jawab lembaga, bukan guru secara perorangan. maka, apapun mater yang d saj kan kepada peserta d d k, harus- nya bertanggung jawab terhadap pemben- tukan karakter moral tas peserta d d k. D s n lah problema pend d kan yang mas h ters sa m salnya, mem sahkan antara mate- r pembelajaran satu dengan yang la nnya. K ta mengaku upaya mens nerg kan atau tepatnya meng ntegras kan antar mater pembelajaran telah d lakukan mesk pun belum maks mal. oleh karena tu, yang ter- jad kemud an, persoalan moral tas peserta d d k mas h d anggap menjad tanggung- jawab guru agama. masyarakat mengala- matkan terjad nya per laku amoral peserta d d k ak bat gagalnya pend d kan agama. Ke depan, format mater pembelajaran akan leb h menar k kalau d ntegras kan seh ngga semua unsur kepend d kan dan mater pembelajaran mem l k tanggung jawab yang sama terhadap pembentukan per laku peserta d d k. bukan hanya tu, dealnya, orang tua dan masyarakat juga perlu d l batkan dalam membentuk per - laku. tetap persoalannya, formulas ma- ter pembelajaran dan pemahaman seluruh unsur kepend d kan terhadap masalah n perlu d upayakan semaks mal mungk n. baga manapun, member kan pemahaman yang utuh terhadap seluruh unsur kepen- d d kan menjad fondas utama akan ter- laksananya pembelajaran ntegrat f. in lah yang d lakukan oleh “Sekolah Alam Nurul

  secara kelembagaan, sekolah alam nurul islam yogyakarta lah r dar adanya kepr hat nan terhadap lembaga pend d kan yang d selenggarakan pemer ntah. sekolah (pemer ntah) sudah mengalam d sor entas pend d kan. tujuan pend d kan sudah ber- geser dar membangun manus a seutuhnya (yang utuh) ke pend d kan yang pars al, ya tu hanya memenuh kebutuhan kogn - t f. D l ngkungan masyarakat juga sudah

  

Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta

Islam Yogyakarta” dalam rangka penyeleng- garaan pembelajaran ntegrat f

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  terdesa n atau terbangun pemahaman bah- wa menyekolahkan anak untuk bekerja. Fenomena-fenomena tersebut menggugah lah rnya sebuah gagasan suatu lembaga pend d kan yang utuh. oleh karena tu, de yang mendasar sekolah alam nurul islam adalah ng n mengembal kan lembaga pen- d d kan yang b sa membangun manus a utuh secara fisik dan mental. adanya faham sekuler d masyarakat dalam art mem sahkan agama dan dun a. agama d makna sebaga r tual per badat- an semata yang t dak ada ka tannya dengan persoalan-persoalan dun a. ak bat dar n semua, pend d kan agama maknanya ma- k n menyemp t ya tu hanya jam-jam agama saja. terus tergantung pada guru agama. Kalau guru agama t dak ada, berart t dak ada agama. antar guru t dak sal ng men- dukung. Padahal, n la -n la agama ada d mana-mana.

  Upaya n sudah ada dan mula d la- kukan, m salnya dengan mend r kan ma- drasah. tetap , mas h bers fat sekuler juga karena yang terjad hanya menambah pela- jaran agama saja. muatan agama dan mata pelajaran la n mas h terp sah. in problem- nya. Kond s n kalau d b arkan, dalam jangka panjang berbahaya dan b sa benar- benar sekuler. oleh karenanya harus d car alternat f pemecahannya. salah satu yang b sa kam tawarkan adalah “ide islam terpadu”, ya tu baga mana islam d ber kan bukan hanya lewat mata pelajaran pend d kan agama saja. agama bukan hanya d jad kan “obyek mater ” tetap menjad “obyek formal”. Penjelasannya adalah bahwa anak belajar tentang tanah, baga mana b sa d jelaskan bahwasannya tanah pada hakekatnya ada- lah c ptaan allah. ilmu Pengetahuan sos al juga beg tu. semua mata pelajaran harus ber ntegras dengan n la -n la ke-islaman.

  Dalam kontek n , sekolah alam d ang- gap leb h memungk nkan untuk ntegras semua aspek. Pola ntegras harus d l hat secara jel . m salnya, alam d makna bukan sebaga natural, tetap un vers. Ket ka alam d makna sebaga un vers, mengandung pengert an sebaga keh dupan. alam tu ya keh dupan. Keh dupan tu, manus alah yang mengendal kan. Dengan dem k an, anak d ajarkan tentang baga mana mem m- p n keh dupan. int dar pend d kan t dak la n adalah memb na anak mula dar akal, hat , dan pengetahuan mereka, dengan dem k an d harapkan anak akan b sa sur-

  vive dan mem mp n keh dupan. Langkah

  yang d tempuh: (1) membentuk karakter islam (anak saleh) ya tu: anak yang benar: aq dah, badah, akhlak dan berpengetahu- an luas. (2) Membiasakan berberfikir dan bers kap lm ah. (3) menanamkan karakter kepem mp nan, ya tu dengan mengajarkan: tanggungjawab, jujur dan kerja sama. baga mana islam d ajarkan. Pertama dengan menanamkan pada s swa untuk t dak fanat k terhadap satu pengert an. Ke- las satu sampa kelas t ga dengan menggu- nakan pendekatan tematik. Pertama-tama s swa d jelaskan tentang d r send r . s apa d r k ta. Dalam d r k ta akan memancar- kan n la -n la rel g ous (agama), bahasa, iPa, iPs dan kesen an. Pada kelas 4 sampa 6, d gunakan pendekatan tematik-inter-mata

  pelajaran. m salnya, dalam m nggu tertentu,

  d bahas tema Cahaya. Dalam tema cahaya tersebut terdapat n la -n la rel g , ada as- pek manfaat yang b sa d jelaskan dan ada juga aspek matemat ka, m salnya dengan h tungan kecepatan cahaya dan seterus- nya.

  Praktek pembelajaran d lakukan de- ngan cara membuat program pembelajaran m ngguan. Dalam program m ngguan n sudah d tuangkan tema, tujuan, pokok ba- hasan, buku referens dan target yang akan d capa . Program pembelajaran m ngguan n d sebarluaskan pada s swa sebelum m nggu berjalan. m salnya, program d buat untuk m nggu kedua bulan Desember 2009. Pada har Jumat m nggu pertama, s swa su- dah d bag kan program m nggu kedua ter- sebut, dan juga yang menar k, adalah orang tua s swa. Jad orang tua s swa harus me-

  

W a h i d K h o z i n

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  ner ma program m ngguan tersebut yang tujuannya untuk meny apkan s swa dan mengarahkan pada pokok-pokok bahasan yang akan d ber kan m nggu ber kutnya. J ka d har sabtu dan m nggu s swa berl - bur dengan orang tua, b sa samb l mencar bahan, apakah yang berupa buku atau ba- han la nnya yang mem l k ka tan dengan program m ngguan tersebut. D samp ng tu, pel batan orang tua dalam proses pembelajaran b sa d lakukan secara ba k. baga manapun, orang tua kut mem k rkan kebutuhan belajar anaknya sesua dengan tema yang telah d tentukan dan d ber kan pada orang tua s swa.

  Strategi Pendidikan

  sekolah alam nurul islam b sa d ka- takan sekolah kelas menengah. Kenyataan yang ada bahwa s swa yang belajar d seko- lah n merupakan anak orang yang secara ekonom berkecukupan. “segmen Pasar: Kelas menengah ke atas. mengapa segmen n , karena mereka mempunya kesamaan v s ”. Dem k an penjelasan yang d sampa - kan kepala sekolah muhammad Hamdan. J ka d l hat dar b aya, statemen tersebut ada benarnya, karena masyarakat yang mampu mngeluarkan b aya pend d kan sebesar tu adalah masyarakat menengah. Pengguna- an b aya pend d kan d nurul islam dapat d kelompokkan menjad biaya akomodasi: Rp 315.000/bln dengan r nc an untuk sPP, b aya keg atan, makan dan kesehatan. b a- ya masuk Rp. 2.000.000 – 3.400.000. D sam- p ng tu, nurul islam merupakan full-day

  school

  yang aktifitas sekolahnya dimulai 07.15 – 15.30 Wib. Fakta la n yang dapat d l hat adalah keadaan guru. Guru d nurul islam me- rupakan guru s ap bekerja sama dengan l ngkungan pembelajaran. “yang utama d - bangun dengan guru adalah rasa kebersa- maan. in d wujudkan melalu pertemuan rut n m ngguan set ap har Jum’at. Pada le- vel kelas, pertemuan m ngguan d lakukan untuk merencanakan evaluas ”, dem kan penjelasan kepala sekolah.

  L ngkungan belajar yang dem k an, mas h d dukung oleh kelengkapan fas l tas mula dar tempat badah, mCK, tempat sampah, olah raga, dan pengembangan bakat la nnya, merupakan kl m yang d - satukan ke dalam format penyelenggaraan pend d kan ntegrat f. Dengan fas l tas dan tenaga yang menyatu sepert tu, sangat d mungk nkan untuk membentuk per laku s swa, mula dar baga mana s swa belajar, ber badah, makan, olah raga, mencuc p - r ng dan membuang sampah. Per laku-pe- r laku sepert n terus menerus d lakukan d sekolah yang tujuan akh rnya adalah membentuk pemahaman yang utuh antara teor dan praktek. maka, yang pal ng nam- pak dar has l format pend d kan sepert tu adalah per laku s swa yang mand r , tanggung jawab dan d s pl n. yang mem- bedakan dengan lembaga pend d kan la n- nya adalah per laku-per laku tersebut b sa d l hat set ap har dan t dak.

  Pendidikan Agama sebagai Ruh

  sekolah alam nurtul islam b sa d - katakan lembaga pend d kan yang kaya novas dan pemanfaatan med a. betapa t - dak, mereka (tenaga pend d k) merupakan orang-orang kreat f dan novat f. sarana pembelajaran sepert gedung, lapangan olah raga, masj d dan alam sek tar menjad med a pembelajaran yang efekt f. sarana- sarana sepert tu d gunakan secara terpa- du, m salnya pend d kan tentang kebers h- an, s swa d ajarkan mencuc p r ng send r dan membuang sampah sesua dengan kla- sifikasi sampahnya. Sampah basah dan sampah ker ng d p sahkan dan sudah d - sed akan tempat mas ng-mas ng. Dem k an juga tentang alam sek tar, d gunakan seba- ga med a pembelajaran secara ba k. berke- bun, adalah contoh pemanfaatan alam n . anak yang belajar berkebun bukan hanya d ajarkan baga mana menanam tumbuhan mela nkan d ber kan pemahaman akan

  

Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  rahas a allah terhadap penc ptaan tum- buhan. D samp ng tu, anak juga d ber pe- mahaman untuk bertanggung jawab secara utuh. m salnya, tumbuhan yang a tanam harus d pel hara dengan cara meny ram set ap pag dan sore. bukan hanya tu, se- t ap m nggu juga harus d ber pupuk sesua dengan petunjuknya. Dengan pemb asaan n , peserta d d k benar-benar d tanamkan tanggung jawab baga mana menjaga tana- man tersebut agar t dak layu dan tumbuh dengan sempurna.

  Contoh la n adalah tentang baga mana memaham cahaya. D deskr ps kan bahwa cahaya merupakan c ptaan allah, karena manus a t dak dapat membuat cahaya. tetap baga mana cahaya tu d c ptakan, perlu penjelasan agama secara ba k. D s n penanaman agama melalu cahaya. D s s la n, cahaya juga bermanfaat bag kesehat- an manus a. oleh karena tu manus a harus berbag cahaya tersebut agar manus a la n juga sehat. in ajaran sos al kemasyarakatan. Cahaya punya kecepatan yang luar b asa untuk memancar dar pusatnya, matahar , h ngga ke bum . Kecepatan cahaya n b sa d h tung dengan matemat ka. maka d s n ajaran matemat ka juga b sa d masukkan. sebaga mana d jelaskan d atas bahwa kes apan guru, dalam art punya kesamaan v s dan juga fas l tas pendukung la nnya menjad kekuatan tersend r bag lembaga pend d kan nurul islam. Kekuatan la n yang b sa d l hat adalah baga mana orang tua s swa kut terl bat dalam keberhas lan pembelajaran. m salnya orang tua s swa yang sudah d ber kan program pembela- jaran satu m nggu, akan membantu men- car kan referens bag anaknya dan meng- arahkan keg atan yang b sa mendukung keberhas lan tersebut.

  D s s la n, lembaga semacam n , mo- del pembelajaran ntegrat f, sul t mengha- dap lembaga pemb na semacam D nas Pend d kan, lembaga akred tas dan peng- awas dar Kementer an agama. baga ma- napun, lembaga-lembaga tersebut menggu- nakan kaca mata pend d kan konvens onal dengan nd kator- nd kator tertentu yang seolah-olah sudah baku. m salnya, ket ka mendata tentang berapa guru agama yang d m l k , maka nurul islam t dak b sa men- jawab. Karena guru pend d kan agama tu, ada d set ap mata pelajaran. Dem k an juga ket ka menghadap pengawas pend d kan agama. Pertanyaan yang sama juga t dak b sa d jawab. tap , sekal lag , pend d kan agama bag nurul islam merupakan ruh dar semua mata pelajaran. maka, pend - d kan agama t dak hanya dalam proses pembelajaran formal mela nkan pada selu- ruh keg atan d sekolah.

  1. tujuan pend d kan adalah untuk mem- bangun manusia yang utuh secara fisik dan mental. akan tetap tujuan tersebut telah bergeser ke pend d kan pars al yang hanya membangun kemampuan kogn t f. Pend d kan alternat f lah r sebaga reaks terhadap s tuas pend - d kan konvens onal tersebut yang d - anggap telah meny mpang dar tujuan pend d kan sebenarnya.

  2. Pend d kan agama beror entas mem- bentuk per laku agam s yang t dak b sa hanya d ber kan melalu mata pelajar- an agama saja. n la -n la agama me- nyebar d seluruh mata pelajaran. oleh karena tu, format yang terba k pena- naman n la -n la agama adalah dengan meng ntegras kan pend d kan agama ke dalam seluruh mata pelajaran. teta- p format sepert n belum semuanya dapat d ter ma oleh lembaga-lembaga pemb na sepert Kementer an agama dan Kemend kbud.

  Rekomendasi

  1. t dak perlu penyeragaman penyeleng- garaan pend d kan sejauh lembaga ter- sebut t dak keluar dar kor dor s stem

  

W a h i d K h o z i n

PENUTUP Kesimpulan

SUMBER BACAAN

  agamaan dalam Sistem Pendidikan Nasional, makalah d sampa kan pada

  Educating , Holt, R nehard and W ston Ltd,London.

  neuman, Lawrence W, 1991, Social Re-

  search Methods Qualitative and Quantitative Approaches, allyn &

  bacon, Usa Postman, ne l. 2001, Matinya Pendidikan:

  Redefinisi Nilai-nilai Sekolah . yog- yakarta: Jendela.

  Rah m, Husn , 2001, Arah Baru Pendidik-

  an Islam di Indonesia, Logos Wacana

  ilmu, Jakarta Rosyada, Dede, 2005, Pendidikan Ke-

  Workshop “Pengembangan Lembaga Pend d kan Keagamaan”, Lembaga Penel t an Un vers tas neger Jakarta- badan L tbang dan D klat Departemen agama, 27 Jul 2005 sup ana, 2008, Sistem Pendidikan Madra-

  ternatif Sebuah Agenda Reformasi .

  sah Unggulan: Madrasah Aliyah Insan Cendekia Tangerang, Madrasah Aliyah Negeri I Bandung dan Madrasah Ali- yah Negeri Darussalam Ciamis, badan

  L tbang dan D klat Departemen agama Risanaky, Huja r aH., Mengembangkan

  Madrasah menjadi pendidikan Alterna- tif, Jurnal Pend d kan islam, Jurusan

  tarb yah, Fakultas ilmu agama islam Un vers tas islam indones a, Vol. Viii tH Vi Januar 2003. suroyo. Perbagai Persoalan Pendidikan;

  Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam di Indonesia , Jurnal Pend d kan

  islam, Vol. 1 tahun 1991, Fakultas tar- b yah iain, yogyakarta. t laar, HaR. 2002, Perubahan Sosial dan

  Pendidikan: Pengantar Paedagogik Transformatif Untuk Indonesia . Jakar-

  ta: Gras ndo.

  

Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta

  Jakarta: Jurusan teknolog Pend d kan UnJ. me ghan, Roland, 1981, A Sociology of

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012

  pend d kan nas onal, ya tu memba- ngun menus a seutuhnya.

  nas Creswell, John W., 1994, Research Design

  2. Perlu adanya pengaturan secara khusus terhadap lembaga-lembaga pemb na Kementar an agama dan Kemend k- bud terhadap format ntegras pend - d kan agama ke dalam mata pelajaran la nnya agar t dak terjad salah faham terhadap definisi guru agama.

  aG. muha m n dkk, 2007, Madrasah Ta-

  faq­q­uh Fiddin , Gaung Persada Press,

  Jakarta azra, azyumard ., 1999, Pendidikan Is-

  lam Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium Baru . Jakarta: Logo macana

  ilmu. bunga Rampa kaj an Pend d kan nas onal.

  1998, Pendidikan Alternatif sebagai

  Proses Pemanusiaan , Jakarta: Depd k-

  Qualitative & Quantitative Approa- ches, saGe Publ cat on, Cal forn a

  pasif .

  Darman ngtyas. 2005, Pendidikan Rusak-

  rusakan . yogyakarta: Pt Lk s Pelang aksara.

  Dewey, Jhon. 2004, Experience and Edu- cation , Jakarta: teraju m zan. Fre re, Paulo. 1985, Pendidikan Kaum Ter-

  tindas . Jakarta, LP3es, Jakarta

  ill ch, ivan. 2000, Bebaskan Masyarakat

  dari Belenggu Sekolah . Jakarta: ya- yasan obor indones a.

  Johar. 2008, Kurikulum yang Mencerdaskan.

  Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif .

  Jakarta: Penerb t buku Kompas. megawang , R. 2006, www.suarapemba- ruan.com, Sekolah membuat generasi

  m arso, yusufhad , 1999, Pendidikan Al-

  

W a h i d K h o z i n

  Woolfolk, a.e. 1993, Educational Psycholo- yusuf, Cho rul Fuad, 2006, Revitalisasi

  gy Madrasah , Pusl tbang Pne d kan aga- . needham He ghts: allyn & bacon.

  ma dan Keagamaan, badan L tbang steenbr nk, Karel a. 1994, Pesantren Ma- dan D klat departemen agama Ri

  drasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen , Cet. Kedua, Undang Undang Sistem Pendidikan Na-

  Jakarta: LP3es. sional Nomor 20 Tahun 2003, 2005, Sinar Grafika, Jakarta

  EDUKASI Volume 10, Nomor 2, Mei-Agustus 2012