7.1. RPJPD Kabupaten Sampang 7.1.1. Visi dan Misi - DOCRPIJM 78111afb17 BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMPANG

  K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMPANG

  7

  7

7.1. RPJPD Kabupaten Sampang

7.1.1. Visi dan Misi

  Visi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2006-2026 adalah : “Terwujudnya Kehidupan yang Agamis sebagai Landasan Kehidupan Masyarakat Kabupaten Sampang yang semakin Maju, Adil, dan Sejahtera dengan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim serta Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi Berdasarkan Wawasan Pembangunan Lestari” Secara singkat : “Masyarakat Sampang yang Agamis, Maju, Adil, dan Sejahtera Dalam Lingkungan yang Asri dan Lestari” Misi pembangunan Kabupaten Sampang, untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut adalah :

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan

  Berbudaya adalah menyuburkan nilai-nilai agama dalam rangka mendekatkan diri setiap insan Masyarakat Kabupaten Sampang kepada Tuhan yang Maha Esa, Tuhan Pencipta dan Pemelihara Manusianya dan alam semesta tempat huniannya semata- mata untuk mencari keridlaan-Nya dengan mengembangkan sikap ikhlas, sabar dan tawakal dalam berjuang (berjihad), berbuat ihsan untuk mewujudkan tatanan kehidupan alam semesta yang dijiwai rasa cinta dan kasih saying; K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  2. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Maju adalah menciptakan kualitas Masyarakat Kabupaten Sampang yang berwawasan keilmuan, berkepribadian, berbudaya tinggi dan dalam kehidupan yang aman;

  3. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis adalah menegakkan kehidupan demokratis dalam pengelolaan kepentingan dan aspirasi Masyarakat Kabupaten;

  4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera adalah meningkatkan kuatitas kehidupan masyarakat;

  5. Mewujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim adalah meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk-produk yang dihasitkan di sektor agraris dan maritime

  6. Mewujudkan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi adalah memanfaatkan peluang yang terbuka pasta pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) untuk pengembangan kawasan industri dan investasi balk bagi investor dalam negeri maupun luar negeri yang ingin mendapatkan lahan pembangunan industrinya dengan harga yang lebih murah dan jarak transportasi yang dekat dan lancar ke pusat kota Surabaya atau pelabuhan internasional;

  7. Mewujudkan Lingkungan yang Asri dan Sumber Daya Alam (SDA) yang Lestari Berbasis Pembangunan Berwawasan Lingkungan hidup adalah memperbaiki pengelolaan kawasan dan sumberdaya alam secara produktif yang bernilai kerindangan, sehat, indah dan terbaharui;

7.1.2. Arah Pembangunan Daerah

  Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2006 - 2026 adalah mewujudkan Masyarakat agraris, maritim, dan industri yang agamis, maju dan sejahtera sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju Masyarakat Kabupaten Sampang yang adil, makmur dan sejahtera dalam satu kesatuan NKRI yang berdasarkan Pancasita dan UUD 1945. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  Sebagai ukiran tercapainya visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sampang hingga 20 tahun mendatang, yang terdiri 4 (empat) periode pembangunan jangka menengah (PJM), diarahkan pada pencapaian secara bertahap sasaran-sasaran pokok sebagai berikut :

1. Terwujudnya Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan

  Berbudaya, ditunjukkan oleh :

  a. Berkembangnya kegiatan dakwah, majelis-majelis taklim dan jumlah jama'ah yang semakin banyak yang diikuti dengan semakin banyaknya para da'i yang sejuk dan naskah-naskah kajian yang memberi turitutan yang benar dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  b. Semakin kuatnya aqidah dalam menja[ankan syariat agama yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah tempat ibadah dan jama'ahnya yang disertai semaraknya kegiatan ibadahnya serta meningkatnya kesadarah dan inisiatif Masyarakat dalam penerapan syari'ah secara bijak dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya Masyarakat.

  c. Semakin banyaknya warga Masyarakat yang berketetapan hali bekerja istiqomah (bekerja sungguh-sungguh, tuntas dan berkesinambungan) dalam urusan duniawi yang dijiwai sifat syukur (memanfaatkan waktu, tenaga dan sumberdaya sebaik- baiknya), sabar (tahan uji terhadap berbagai permasalahan untuk tetap berdaya upaya dan mencari celahcelah atau kemungkinan-kemungkinan untuk daDat mencapai misi tujuannya), dan tawakal (setatu menggantungkan pertolongan dan petunjuk-Nya agar mengharapkan hash yang terbaik menurut pandangan Yang Maha Kuasa dan senang menerima apapun bentuk hash usahanya dengan segala akibatnya).

  d. Semakin berkembangnya rasa persaudaraan sesama ummat beragama yang disertai dengan sikap perilaku yang mencerminkan sikap kasihsayang, kejujuran dan keterbukaan, serta kesopanan dan keramahtamahan dalam pergaulan sosial yang disertai dengan menguatnya kegiatan gotong royong, tolong-menolong dan meningkatnya penunaian infaq, zakal dan sedekah kepada fakir-miskin secara melembaga.

  e. Semakin menguatnya budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah) dalam pergaulan Masyarakat yang ditandai dengan sikap penghormatan dan penyantunan kepada kedua orang tua, menguatnya kasih sayang orang tua kepada anak yang ditandai K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  dengan meningkatnya perhalian orang tua kepada pendidikan anak-anaknya baik untuk urusan agama maupun duniawi, menguatnya kedamaian rumah tangga yang ditandai dengan menurunnya angka talak dan perceraian, anak-anak ter[antar dan kriminalitas remaja.

  f. Terciptanya hubungan yang santun, menghargai dan toleran (emphaty) antar ummat beragama yang ditandai dengan meningkatnya interaksi g. antar ummat beragama dengan sikap yang simpatik, menurunnya provokasi, adu domba dan konflik antar ummat beragama. Terus menurunnya angka pelanggaran tindakan asusila, judi, minuman keras, kriminatitas dan penyatahgunaan narkoba.

2. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Maju, yang ditunjukkan oleh:

  a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang retatif merata dan berkesinambungan dengan laju pertumbuhan yang tebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk sehingga pendapatan perkapita terns meningkat secara signifikan hingga tahun 2026 dengan pengurangan tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin yang signifikan setiap periode pembangunan jangka menengah.

  b. Kuatitas SDM yang makin meningkat, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas SDM ditandai dengan meningkatnya Indeks Prestasi Murid (IPM) dan Indeks Prestasi Guru (IPG), meningkatnya peringkat Human Development Index (HDI) secara signifikan serta tercapainya pertumbuhan penduduk atami yang rendah dan pertumbuhan penduduk absolut terkendati dan seimbang, serta semakin banyaknya kreatifitas produk Masyarakat yang memperoleh hak paten.

  c. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berbasis sumberdaya lokal dan keunggulan kompetitif di berbagai bidang strategic baik menyangkut kelembagaannya, pelayanan publik maupun produk-produk unggulannya. Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, pesisir dan kelautan yang menjadi basis aktivitas ekonomi dikelota semakin efisien dan menghasilkan komoditi berkualitas baik untuk kebutuhan pokok lokal maupun komoditi-komoditi unggutan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih tugs, industri agrobis yang produk-produknya berdaya saing lokal, nasional dan sedapat mungkin K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  internasional menjadi motor pengge;-ak perekonomian daerah dan semakin intensifnya pengembangan kawasan industri dan investasi baik dalam negeri maupun acing yang berwawasan lingkungan hidup pasta pembangunan jembatan Suramadu.

  d. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang terintegrasi satu sama lain, maju, handal dan setaras dengan kebutuhan pengembangan kawasan industri dan investasi. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk keseluruhan elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi pedesaan dapat terpenuhi. Terse tengga ra nya pelayanan pas, internet dan telekomunikasi yang semakin efisien dan modern yang menjadi tandasan semakin kuat menuju Masyarakat informasi.

  e. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air, pengelotaan dan pemanfaatannya yang semakin efisien dengan jangkauan Masyarakat yang semakin tugas, dan tercukupinya kebutuhan air bersih layak minum untuk Masyarakat miskin dengan swakelola setiap periode pembangunan.

  f. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan (good Governance) yang baik, responsif, kemitraan, transparah dan akuntabel dengan pelayanan publik yang prima dan mampu mendukung pembangunan berkesinambungan Kabupaten Sampang.

3. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis, yang ditunjukkan oleh

  :

  a. Meningkatnya tingkat pemerataan pendapatan, kebutuhan pokok, pelayanan pendidikan dan kesehatan, sandang, perumahan, peluang mendapatkan pekerjaan, pemerataan peluang memperoleh modal, saraha produksi, teknologi dan manajerial dalam meningkatkan mutu kerja dan usaha Masyarakat.

  b. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional yang berpihak pada Masyarakat kecil, Masyarakat sipil, Masyarakat politik dan Masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian daerah. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  c. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya sistem hukum yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif dan aspiratif tanpa diwarnai diskriminasi.

  d. Meningkatnya frekuensi konsultasi dan dialog publik segenap kelembagaan demokrasi partai politik, legislatif, eksekutif, yudikatif termasuk kepolisian dan kejaksaan, dan media massa dalam memahami dan memperjuangkan aspirasi Masyarakat secara adil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

  e. Meningkatnya jumlah dan aktivitas, serta interaksi positif antar lembaga swadaya Masyarakat dalam pengelolaan urusan dan kepentingannya sendiri maupun urusan publik pada umumnya.

  f. Semakin banyaknya jumlah peraturan daerah, peraturan pemerintah daerah, peraturan pemerintah desa yang diundangkan dengan terlebih dahulu menyelenggarakan konsultasi publik dengan segenap pengemban kepentingan (stakeholders) terkait. Terus meningkatnya daya tanggap aparat pemerintah, transparansi dalam pengelolaan setiap urusan, terus meningkatnya publikasi dasar-dasar pertimbangan yang dibuat ketika para pejabat pemerintah mengambil penetapan kebijakan publik.

  g. Media masa terus berkembang sebagai sumber informasi, baik cetak maupun radio, televisi maupun telpon seluler, dan terus semakin banyaknya warga Masyarakat yar.g memiliki atau berlangganan media cetak, radio, televisi, dan telekomunikasi. Berkurangnya desas-desus campur tangan ataupun sensor atau tekanan yang mengurangi kebebasan media menyampaikan berita yang faktual.

  4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera, yang ditunjukkan oleh: a. Tercukupinya kebutuhan dasar Masyarakat yang meliputi pangan, sandang, dan papan; terns meningkatnya jumlah warga Masyarakat yang dapat memenuhi hak- haknya untuk mendapatkan penghasilan misimal sehingga dapat menyelenggarakan kehidupan yang layak.

  b. Tersedianya pusat-pusat pelayanan kesehatan yang memadai terutama posyandu, puskesmas, dan rumah sakit sehingga dapat terpenuhi hakhak warga Masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan dasar, memad,-inya penyuluhan K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  kesehatan dan terbebaskannya segenap fakir miskin dari semua biaya pelayanan kesehatan dasar termasuk obatobatan, serta terpenuhinya lingkungan hunian dan kawasan yang sehal. Misiniatnya peristiwa wabah penyakit menutar dan endemi; terjaminnya gizi dan kesehatan anak dan balita dari pemerintah sebagai tanggungjawab terhadap generasi; serta tersedianya ruang publik yang semakin memadai untuk kegiatan olah raga dan rekreasi.

  c. Segenap warga masyarakat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan dasar 9 tahun dan tersedia peluang yang memadai untuk pendidikan lanjut dengan tercukupinya saraha dan prasaraha sekolah mulai jenjang pra sekolah hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SETA); semakin meningkatnya Indeks prestasi murid (IPM) dan Indeks Prestasi guru (IPG) dan meningkatnya peringkat HDI setiap periode pembangunan jangka menengah.

  d. Telah melembaganya sistem keamanan lingkungan (siskamling) baik swakarsa maupun swadaya setiap kawasan pemukiman, perdagangan, perkantoran, maupun pada fasilitas-fasilitas publik ; Tenaga polisi pamong praja yang memadai dan profesional, tersedianya pos-pos polisi secara proporsional dengan jumlah dan sebarah masyarakat, terselenggarahya patron secara rutin dan pembinaan polisi sipil yang efektif.

  e. Tidak adanya penangkapan dan intimidasi terhadap warga Masyarakat dalam menyalurkan kemerdekaan dalam berkreasi dan mengenlUkakan pendapat secara sertanggungjawab.

  5. Terwujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim, yang ditunjukkan oleh : a. Meningkatnya jumlah dan kuatitas komoditi serta omset penjuatan produk- produk unggulan yang dihasilkan di sektor agraris dan maritim dengan tingkat yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

  b. Semakin kokohnya infrastruktur ekonomi yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah lembaga keuangan dan nasabah yang dilayani terutama bank-bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi Kredit dan lembaga- lembaga keuangan mikro swadaya Masyarakat serta tersedianya perusahaan asuransi yang memadai. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  c. Semakin meningkatnya jumlah saraha pasar dan perdagangan dalam tingkat yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

  d. Semakin kuat, dan kompetitifnya UMKM (Usaha Menengah, Kecil Dan Mikro) didalam merespon pasar lokal, regional, nasional maupun internasional sehingga mampu menjadi pondasi penguatan ekonomi lokal

  e. Semakin kokohnya kelembagaan sistem Master di dalam pengembangan sektor industri maupun sektor UMKM.

  f. Meningkatnya jumlah lembaga-lembaga konsuttan manajemen dan teknik, dan semakin berkembangnya telekomunikasi dan internet, serta terns meningkatnya tenaga-tenaga profesional di berbagai'bidang dalam tingkat yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

  g. Semakin efisiennya manajemen usaha yang ditandai dengan meningkatnya nilai keuntungan yang diperoleh, jangkauan pasar yang semakin Was, dan pendapatan kanyawan yang semakin tinggi dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

  h. Meningkatnya perkembangan penggunaan teknologi maju dan tepat guna dalam proses produksi, pelayanan jasa, dan admisistrasi secara signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

  6. Tercapainya Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi, yang ditunjukkan oleh : a. Adanya lembaga otoritas khusus daerah yang semakin efektif yang bertugas menyusun kebijakan daerah dan koordinasi instansi pemerintah baik vertikal maupun horisontal dalam pembangunan kawasan industri dan investasi yang berwawasan lingkungan hidup pasca pembangunan jembatan Suramadu.

  b. Terbitnya perda tentang pengembangan kawasan industri dan investasi yang mengatur penetapan kawasan, prinsip-prinsip pengelotaan, hakhak, kewajiban dan larahgan pengembang dan pengusaha pengguna, dan kesertaan Masyarakat dalam aktivitas pengembangan dan perusahaan pengguna kawasan, serta hal-hal lain yang dipandang pertu. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  c. Meningkatnya pembangunan kawasan industri dan investasi yang berwawasan lingkungan hidup baik dari segi lugs area maupun prasaraha kawasan secara signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka panjang.

  d. Meningkatnya nilai investasi secara signifikan dan satuan usaha industri yang di bangun setiap periode pembangunan.

  e. Meningkatnya angka partisipasi Masyarakat lokal dalam pembangunan kawasan industri dan investasi maupun perusahaan industri yang ada di kawasan tersebut.

7. Terwujudnya Sampang yang Asri dan Lestari, yang ditunjukkan oleh :

  a. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung. dan kemampuan pemulihannya kawasan lindung dan konservasi baik di darat maupun di laut.

  b. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA baik di darat maupun di laut untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing Masyarakat, serta modal pembangunan Kabupaten Sampang.

  c. Meningkatnya kesadarah, sikap mental, dan perilaku Masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan.

  d. Meningkatnya pemanfaatan SDA dan efisiensi pengelolaan proses produksi baik di darat dan laut yang berwawasan lingkungan hidup dengan penerapan teknologi organik yang semakin meluas ditandai dengan meningkatnya kesuburan dan berkurangnya tingkat pencemarah baik di darat, sungai, maupun laut serta meningkatnya pendapatan petani, nelayan dan para penambang.

7.2. RTRW Kabupaten Sampang

  Skenario pengembangan wilayah disusun berdasarkan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2009 – 2029. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019 7.2.1.

   Tujuan dan Kebijakan Umum Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sampang

  Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang adalah “Mewujudkan Kabupaten berbasis agropolitan ditunjang industri, pariwisata, dan potensi lokal bagi pemerataan pembangunan berkelanjutan” Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut, kebijakan umum penataan ruang, adalah sebagai berikut :

  1. Peningkatan agropolitan, industri dan pariwisata;

  2. Pemantapan struktur pusat pelayanan dan pengendalian perkembangan kawasan perkotaan;

  3. Pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah pada agropolitan, industri dan pariwisata;

  4. Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara berkelanjutan berbasis kearifan lokal;

  5. Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri berbasis pertanian, dan pariwisata;

  6. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan; 7. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

  Skenario pengembangan wilayah, dipaparkan menjadi 2 kelompok besar yaitu Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis.

7.2.2. Struktur Ruang 7.2.2.1. Kondisi yang Diharapkan

  Kondisi yang diharapkan pada struktur ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pusat Permukiman

  Pengembangan konsep growth pole dengan mengembangkan wilayah selatan (berpusat di Perkotaan Sampang) dan utara (berpusat di perkotaan Ketapang), K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  dengan harapan tercipta trickle down effect ke wilayah tengah, sehingga dapat mengurangi kesenjangan wilayah di Kabupaten Sampang.

2. Sistem Prasarana Wilayah :

  a. Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan di wilayah utara dan selatan guna mendukung pengembangan Jembatan Suramadu, dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung (terminal dan pelabuhan), diharapkan pula terjadi peningkatan jalan hingga ke desa-desa; b. Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa skala regional;

  c. Mengembangkan kawasan industri dan agropolitan sesuai dengan potensi lokal Kabupaten Sampang.

7.2.2.2. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

  Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah terdiri atas :

1. Kebijakan pengembangan sistem pusat permukiman :

  a. Mengarahkan struktur permukiman pusat perkotaan secara berhirarki dan mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung memusat ke arah kawasan metropolitan di Kabupaten Sampang

  b. Distribusi pemanfaatan ruang terbangun kawasan perkotaan secara merata untuk mencegah kawasan permukiman padat c. Pengembangan pusat-pusat perdesaan yang akan membentuk pusat-pusat pelayanan secara mandiri d. Peningkatan sistem perdesaan yang mendorong pembentukan pusat pelayanan kaawasan perdesaan secara mandiri untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan SDM di kawasan perdesaan.

  e. Peningkatan akses pelayanan sarana dan prasarana lingkungan di pusat permukiman kawasan perdesaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan SDM di kawasan perdesaan.

  f. Peningkatan keterkaitan antar kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan melalui pengembangan jalan-jalan desa dan peningkatan jalan local primer untuk K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan, khususnya yang berbasis pada sector pertanian dan industri.

g. Pembentukan sistem agropolitan banyuates-Sokobanah-Ketapang (Basoket) di kawasan perdesaan.

2. Kebijakan pengembangan sistem prasarana wilayah

a. Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata;

  b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi kegiatan antar satuan wilayah pengembangan, mendorong pemerataan pembangunan dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi.

7.2.2.3. Rencana Sistem Perkotaan

  Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki di Sampang dengan :

  1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Sampang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;

  2. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), yaitu perkotaan Kedungdung dan perkotaan Ketapang, serta;

  3. Pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang bukan sebagai PKLp, yaitu sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

  Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai dengan orde perkotaan masing-masing. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Gambar 7.1 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Arahan Fungsi Kegiatan

  Rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :

1. PKL (Perkotaan Sampang)

  Meliputi Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pangarengan, dengan perkotaan Sampang sebagai pusatnya. Fungsi kegiatan : perdagangan skala regional dan local, pertanian, pariwisata, perikanan, industri, jasa transportasi angkutan darat dan laut, jasa pemerintahan umum skala regional. Arah pengembangan WP selatan :

  a. Wilayah pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang, terutama pada sektor perdagangan, jasa pemerintahan dan kegiatan transportasi darat. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

b. Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah ibukota

  Kabupaten Sampang dengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke wilayah utara, barat dan timur keluar dari pusat kota untuk pemerataan pembangunan.

  c. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi pengembangan yang akan menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah. Infrastruktur yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI (Camplong), terminal tipe B (Torjun), pembangunan stadion olah raga (Kecamatan Sampang).

  d. Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang – Bangkalan yang tentunya membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemkab Bangkalan, tentunya dalam pengentasan backward region (kawasan tertinggal) yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan Torjun, terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana utilitas lainnya.

  e. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana kegiatan ekonomi antara wilayah.

2. PKLp I (perkotaan Ketapang) Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.

  Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan kawasan agroindustri, perikanan laut dan holtikultura. Fungsi kegiatan : industri dan pergudangan skala regional, perdagangan skala regional dan local, agroindustri, perkebunan dan holtikultura, perikanan, pariwisata, dan jasa transportasi darat. Arah pengembangan WP Utara :

  a. Wilayah pengembangan utara memiliki peran strategis karena terletak pada pengembangan jaaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada pengembangan pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang berskala internasional.

  b. Pengembangan kawasan agropolitan dengan mengembangkan keterhubungan antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan perkotaan dan perdesaan di kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah. Prioritas K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  pengembangan sector kegiatan di kawasan ini disesuaikan dengan perencanaan masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur wilayah dan prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk pembangunan terminal agribisnis berada pada Kecamatan Ketapang.

  c. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana kegiatan ekonomi antar wilayah di pulau ini.

  d. Optimalisasi sumber daya air melalui waduk Nipah di Kecamatan Banyuates yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan mendukung produksi untuk agropolitan.

3. PKLp II (perkotaan Kedungdung)

  Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Kedungdung, Robatal, Karangpenang, Omben dan Tambelangan. Fungsi pengembangan utama wilayah adalah sebagai pengembangan kawasan peternakan, tanaman pangan dan perkebunan, serta industri.

  Fungsi kegiatan : perdagangan skala lokal, industri kecil, peternakan, kehutanan dan konservasi, pertanian, perkebunan dan holtikultura, pertambangan dan migas. Arahan pengembangan WP Tengah :

  a. Wilayah pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi perkebunan dan holtikutura dengan komoditi yang akan dikembangkan diantaranya kedelai, tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai kawasna peternakan dan industry serta konservasi.

b. Pengembangan linkage system dengan bernasis pada konsep interaksi kota yang menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang.

  c. Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses jaringan jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara

  cluster II dengan Kecamatan Sampang, Kedungdung dan Robatal.

  d. Cluster tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada bagian tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK Kedungdung. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  e. Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di kawasan ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya.

  6. Omben Kecil PPK perdagangan skala kecamatan dan peningkatan akses ke Karangpenang- Omben dan Kedungdung-Omben

  Pengelolaan kawasan perdesaan adalah dengan meningkatkan fungsi kawasan sebagai pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

  Sumber : RTRW Kabupaten Sampang 2009-2029

  14. Sokobanah Cukup Kecil PPK

  Ketapang Sedang PKPl Perdagangan dan jasa regional, TPI, sub terminal

  12. Karangpenang Kecil PPK 13.

  11. Robatal Kecil PPK

  10. Banyuates Cukup kecil PPK

  9. Tambelangan Kecil PPK Peningkatan Akses ke Banyuates

  8. Jrengik Kecil PPK

  7. Kedungdung Cukup Kecil PKLp Perdagangan dan jasa regional dan peningkatan akses ke Tambelangan, Sub terminal

  5. Camplong Sedang PPK Pelabuhan dan TPI

  f. Pengembangan koridor kolektor primer sampan Ketapang dalam tujuan untuk mengoptimalkan fungsinya sebgai sarana kegiatan ekonomi di wilayah tengah Kabupaten Sampang.

  4. Sampang Besar PKL Perdagangan dan Jasa Regional

  3. Pangarengan Kecil PPK

  2. Torjun Cukup kecil PPK Terminal tipe B

  1. Sreseh Kecil PPK Peningkatan Akses ke Pangarengan dan Jrengik

  Perkotaan Usulan Pengembangan Sarpras

  Perkotaan Usulan Fungsi

  No. Kecamatan Klasifikasi

Tabel 7.1 Klasifikasi dan Sistem Permukiman

  Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota yang menghubungkan interaksi perkotaan Kedungdung dengan wilayah satelitnya.

  g. Optimalisasi sumberdaya di wilayah DAS Kemuning dan Waduk Klampis yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini.

7.2.2.4. Rencana Sistem Perdesaan

  K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  ekonomi berbasis pertanian. Strategi pengelolaannya tetap dengan menintensifkan keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kawasan agropolitan.

  Kegiatan pokok yang dilakukan untuk pengelolaan kawasan perdesaan adalah: 1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan potensial.

2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agribisnis dan agroindustri.

  3. Konsep pengelolaannya adalah dengan pola pengembangan agropolis pada area distrik/unit pedesaan di wilayah pusat-pusat desa pertumbuhan, dengan tetap dalam suatu jaringan sistem kota secara regional dan disertai dengan pembangunan dan perbaikan fasilitas perhubungan antara agropolitan distrik menuju kota-kota disekitarnya sebagai pusat pemasaran dan distribusi barang.

7.2.3. Pola Ruang

7.2.3.1. Kondisi yang Diharapkan

  Kondisi yang diharapkan pada pola ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut : a. Pengembangan potensi ekonomi lokal, antara lain berupa pengembangan sumberdaya kelautan, potensi migas di Selat Madura, potensi agropolitan, potensi pertambangan galian C (tanah liat, phosfat, batu gamping);

  b. Pembangunan infrastruktur, seperti jembatan, gedung olah raga, Waduk nipah, TPI dan pelabuhan;

  c. Memaksimalkan potensi air bersih untuk mencukupi kebutuhan masa mendatang; d. Mereduksi bencana, seperti banjir dan abrasi, yang sering terjadi.

7.2.3.2. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang

  Untuk mencapai kondisi pola ruang sesuai deng yang diharapkan, perlu adanya suatu kebijakan yang mendukung, Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah terdiri atas : K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

1. Kebijakan pemantapan kawasan lindung :

  a. Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

  b. Melindungi waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi waduk.

  c. Melindungi kawasan sempadan pantai dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kondisi lingkungan dan kelestarian hidup biota laut di sekitar pantai.

  d. Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

  e. Perlindungan pada kawasan rawan bencana alam untuk mengeliminasi dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa bencana alam.

2. Kebijakan pengelolaan kawasan budidaya :

  a. Memanfaatkan hasil hutan secara terbatas yang eksploitasinya dilakukan dengan cara tebang pilih; b. Memanfaatkan hasil hutan, yang eksploitasinya dilakukan baik dengan cara tebang pilih maupun tebang habis; c. Memanfaatkan potensi hutan pada kawasan yang pemanfaatannya dapat dialihkan untuk kegiatan lain.

  d. Mengembangkan areal produksi perkebunan terutama untuk komoditas utama dengan memanfaatkan potensi/kesesuaian lahan, serta mengembangkan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering.

  e. Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki obyek wisata, dengan harapan terjadi dampak positif bagi kawasan-kawasan lainnya.

  f. Kawasan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya.

  g. Mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk yang ditunjang oleh penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadahi sesuai dengan hirarki dan fungsinya. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

h. Mengembangkan kawasan pemukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang tersebar sesuai dengan potensi pertanian.

  i. Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital untuk kegiatan-kegiatan penyelidikan umum, dan eksploitasi yang termasuk dalam wilayah kuasa pertambangan.

7.2.3.3. Rencana Pola Ruang A.

  Hutan Lindung Berdasarkan data pada Kabupaten Dalam Angka Kabupaten Sampang tahun 2009 bahwa luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Sampang yaitu kurang lebih 58,40 Ha yang terletak Kecamatan Torjun seluas 20,80 Hektar dan Kecamatan Jrengik seluas 37,60 Ha.

  Adapun arahan pengelolaan kawasan ini adalah sebagai berikut :

  a. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air;

  b. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;

  c. Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan hutan lindung; d. Penetapan larangan untuk melakukan berbagai usaha dan/atau kegiatan kecuali berbagai usaha dan/atau kegiatan penunjang kawasan lindung yang tidak mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem alam; e. Pengaturan berbagai usaha dan/atau kegiatan yang tetap dapat mempertahankan fungsi lindung; f. Pencegahan berkembangnya berbagai usaha dan/atau kegiatan yang mengganggu fungsi lindung; g. Penerapan ketentuan yang berlaku tentang Analisis Mengenai Dampak

  Lingkungan (AMDAL) bagi berbagai usaha dan/atau kegiatan yang sudah ada di K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  kawasan lindung yang mempunyai dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup; h. Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk kriteria kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil hutan non- kayunya; i. Percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi lindung dengan sistem strip cropping; j. Penerapan ketentuan-ketentuan untuk mengembalikan fungsi lindung kawasan yang telah terganggu fungsi lindungnya secara bertahap dan berkelanjutan sehingga dapat mempertahankan keberadaan hutan lindung untuk kepentingan hidrologis. k. Melakukakan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan lindung dan kawasan rawan bencana.

  B.

  Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan yang berfungsi untuk melindungi kelestarian suatu manfaat atau suatu fungsi tertentu, baik yang merupakan bentukkan alami maupun buatan.

  Adapun kriteria kawasan perlindungan setempat, terdiri dari :

  a. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar mata air, ditetapkan dengan radius 200 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh Kabupaten Sampang

b. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar waduk/danau, yang lebarnya antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

  c. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan sungai terdiri atas sungai di kawasan bukan permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dan anak sungai sekurang-kurangnya 50 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Sampang.

  d. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan pantai secara umum ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi untuk kawasan pesisir, sedangkan sekurang-kurangnya 130 x rata-rata perbedaan pasang tertinggi dan surut air terendah, untuk pesisir pulau - pulau kecil. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  e. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sekitar sempadan pantai berhutan bakau minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah kearah darat yang merupakan habitat hutan bakau/mangrove. Adapun kawasan perlindungan mangrove meliputi sepanjang Pantai Selatan dikecamatan Sreseh, Jrengik, Pengarengan, Sampang dan Kecamatan Camplong. Sedangkan kawasan sempadan pantai berada di pantai utara berada di Kecamatan Banyuates, Kecamatan Ketapang dan Sokobanah.

f. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan, tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten

  Sampang, dan secara umum harus dilakukan perlindungan kawasan. Dalam beberapa kondisi atau untuk kepentingan tertentu maka sebagian kawasan lindung ini dapat digunakan untuk kawasan budidaya, tetapi harus dilakukan dalam batasan tertentu.

  C.

  Kawasan Sempadan Sungai Arahan pengelolaan sempadan sungai adalah bantaran sungai harus bebas dari bangunan kecuali untuk bangunan inspeksi.

  D.

  Kawasan Sempadan Pantai Kawasan sempadan pantai di wilayah utara Kabupaten Sampang sepanjang ± 38 km meliputi Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Banyuates, sedangkan wilayah pantai selatan sejauh ± 48 km meliputi Kecamatan Camplong, Sampang, Torjun dan Sreseh. Sehingga untuk luasan kawasan sempadan pantai di Kabupaten Sampang seluas ± 860 Ha.

  Arahan pengelolaan sempadan pantai adalah sebagai berikut :

  a. Perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari pasang tertinggi dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai; b. Pada sempadan pantai selatan dan sebagian kawasan pantai utara yang merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria harus dilindungi dari kerusakan;

  c. Hutan bakau yang ada di pantai selatan, alih fungsi bakau untuk tambak diijinkan maksimum 20% dari optimum luas hutan bakau. Pada kawasan yang potensial K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  untuk dilakukan penanaman bakau, maka dilakukan penanaman sehingga menambah area bakau di Kabupaten Sampang.

  d. Pada kawasan sepanjang pantai yang termasuk sebagai kawasan lindung memiliki fungsi sebagai kawasan budidaya seperti: permukiman perkotaan dan perdesaan, pariwisata, pelabuhan, pertahanan dan keamanan, serta kawasan lainnya. Pengembangan kawasan ini harus dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan yang telah ditentukan dalam rencana tata ruang kawasan pesisir;

e. Melakukan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana;

  f. Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan lindung pantai; g. Bangunan di pantai diarahkan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang harus ada di sempadan pantai seperti dermaga, tower penjaga keselamatan pengunjung pantai; E. Kawasan Sekitar Mata Air

  Arahan kegiatan pengelolaan sekitar mata air antara lain :

  a. Penetapan perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari-jari 200 meter dari sumber mata air tersebut jika di luar kawasan permukiman dan 100 meter jika di dalam kawasan permukiman. Terutama sungai Kemuning, sumber mata air Omben, sumber air Prajjan di Camplong dan Sumber air di Ketapang Timur (pajung). Dengan demikian di sekitar kawasan sumber air dapat ditanami dengan jenis tanaman yang dapat mengikat air, sehingga kawasan di sekitar sumber air juga dapat digunakan sebagai daerah resapan.

  b. Untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, maka perlindungan sekitarnya tidak dilakukan secara khusus, sebab pada kawasan lindung tersebut sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air.

  F.

  Kawasan Sekitar Danau/Waduk Pemantapan terhadap kawasan sekitar waduk dan mata air di wilayah Kabupaten Sampang adalah Waduk Klampis yang terdapat di wilayah Kecamatan Kedungdung dengan luas 6,40 ha dan Kecamatan Banyuates Waduk Nepa seluas 55,00, Kecamatan K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  Jrengik seluas 65,12 ha dan Torjun seluas 2,40 ha dengan demikian dapat ditentukan luas kawasan lindung setempat disekitar waduk adalah kurang lebih 128,92 ha. Arahan kegiatan pengelolaan waduk antara lain:

  a. Perlindungan sekitar waduk/danau Klampis dan Nipah untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;

  b. Waduk Klampis dan Waduk Nipah selain untuk irigasi, pengendali air, perikanan, sumber energi listrik juga untuk pariwisata. Untuk itu diperlukan pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;

  c. Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; serta d. Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi waduk.

  G.

  Sempadan Irigasi Arahan pengelolaan kawasan sempadan irigasi, melalui :

  a. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran irigasi dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas air irigasi;

  b. Bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan; c. Saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan dan perkotaan yang tidak langsung mengairi sawah maka keberadaannya dilestarikan dan dilarang untuk digunakan sebagai fungsi drainase;

  d. Melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;

  e. Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air; dan f. Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019 H.

  Cagar Alam Laut Kawasan cagar alam laut di Kabupaten Sampang berupa kawasan perlindungan terumbu karang terdapat hampir di sepanjang kawasan pesisir di Kabupaten Sampang khususnya di Pulau Mandangin. Rencana kawasan cagar alam laut sebesar kurang lebih 10 ha.

  Arahan pengelolaan terumbu karang adalah sebagai berikut:

  a. Pelestarian, perlindungan, perbaikan/rehabilitasi dan peningkatan kondisi/ kualitas ekosistem terumbu karang.

  b. Meningkatkan efektifitas penegakan hukum terhadap kegiatan yang dilarang oleh hukum (pengeboman, penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai, pembuangan Iimbah dan sebagainya),

  c. Memantau dan mengevaluasi kondisi terumbu karang untuk melihat adanya kecenderungan peningkatan atau penurunan prosentase karang hidup, d. Memetakan seluruh gugusan terumbu karang,

  e. Menetapkan kawasan konservasi terumbu karang, f. Melakukan rehabilitasi terumbu karang.

  g. Peningkatan partisipasi masyarakat untuk menciptakan mekanisme kerjasama, koordinasi dan kemitraan antara pemerintah Kabupaten Sampang dengan masyarakatnya. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi tersebut adalah: h. Meyakinkan masyarakat tentang manfaat jangka panjang yang berkelanjutan dari konservasi dan pengelolaan terumbu karang, i. Mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat pengguna atau yang kehidupannya bergantung pada ekosistem terumbu karang pada upaya konservasi dan pengelolaan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pengawasannya. j. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha ekonomi secara terpadu. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi tersebut adalah: Mengembangkan program-program penyuluhan mengenai konservasi terumbu karang dan mengembangkan mata pencaharian alternatif yang bersifat berkelanjutan bagi masyarakat pesisir. K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

  k. Pengembangan kapasitas dan kapabilitas pemerintah dan masyarakat daerah dalam menyusun dan melaksanakan program-program pengelolaan ekosistem terumbu karang berdasarkan keseimbangan antara eksploitasi sumberdaya dan lingkungan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan masyarakat maupun karakteristik biofisik dan ekonomi wilayah.

  I. Sempadan Hutan Bakau / Mangrove.

  Kawasan perlindungan hutan bakau/ mangrove meliputi pantai selatan Kabupaten Sampang antara lain di Kecamatan Sampang, Camplong, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Pengarengan, Kecamatan Jrengik.

  Arahan pengelolaan sempadan Hutan Bakau adalah sebagai berikut :