Kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa kelas VI SD Negeri 1 dan 2 Pataman Tanggamus - Lampung tahun ajaran 2006/2007 : sebuah studi kasus - USD Repository

  

KESALAHAN KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA

KELAS VI SD NEGERI 1 DAN 2 PATOMAN TANGGAMUS-LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2006/2007: SEBUAH STUDI KASUS

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  

Disusun oleh :

Theresia Evi Kusuma Dewi

021224059

PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

  

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  MOTO Bila kekacauan mengguncang jiwa Dan hari seakan berat menimpa,

  Kubuka hati dan merasakan Damai Tuhan menenangkan pikiran (Hess)

  

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk :

  1. Allah Bapa di surga

  2. Bapak dan Ibu tercinta

  

3. Sayangku Antonius Soebiyantoro yang selalu menemaniku

dalam suka dan duka

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 Maret 2007 Theresia Evi Kusuma Dewi

  

ABSTRAK

Dewi, Theresia Evi Kusuma. 2007. Kesalahan Kalimat pada Karangan Narasi Siswa

Kelas VI SD Negeri 1 dan 2 Patoman Tanggamus-Lampung Tahun Ajaran

  2006/2007: Sebuah Studi Kasus . Skripsi Program Sarjana (S-1). Yogyakarta: PBSID, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini meneliti Kesalahan Kalimat pada Karangan Narasi Siswa Kelas

  

VI SD Negeri 1 dan 2 Patoman Tanggamus-Lampung Tahun Ajaran 2006/2007: Sebuah

Studi Kasus . Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan menghitung jenis-

  jenis kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa kelas VI SD Negeri 1 dan 2 Patoman, (2) mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan kalimat yang paling banyak dilakukan siswa, dan (3) mendeskripsikan sebab-sebab ke-salahan kalimat yang dilakukan siswa.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pe-nelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 dan 2 Patoman yang berjumlah 66 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes menceritakan kembali berdasarkan cerita yang telah diperdengarkan, mengisi angket, dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia.

  Berdasarkan hasil dari penelitian ini kesimpulannya adalah: (1) jenis kesalahan unsur subjek 108 kesalahan, kesalahan unsur predikat 95 kesalahan, kesalahan unsur subjek dan predikat 9 kesalahan, kesalahan unsur objek 39 ke-salahan, kesalahan unsur pelengkap 15 kesalahan, dan kesalahan unsur keterangan 76 kesalahan, (2) kesalahan kalimat yang paling banyak dilakukan adalah jenis kesalahan unsur subjek 108 kesalahan, kesalahan unsur predikat 95 kesalahan, kesalahan unsur keterangan 76 kesalahan, kesalahan unsur objek 39 kesalahan, kesalahan unsur pelengkap 15 kesalahan, kesalahan unsur subjek dan predikat 9 kesalahan, dan (3) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan kalimat siswa ialah : (a) pemakaian bahasa siswa, (b) pemakaian bahasa dalam keluarga, (c) pemakaian bahasa dalam masyarakat, dan (d) pemakaian bahasa di sekolah.

  Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran (1) bagi guru bahasa Indonesia hendaknya memberikan teori tentang pembentukan dan pe-nerapannya dalam kalimat serta memberikan pelatihan soal kepada siswa, (2) bagi pihak sekolah diharapkan meningkatkan kualitas guru dengan mencari evaluasi dan metode yang tepat sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, (3) bagi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, diharapkan mahasiswa calon guru dapat mengoptimalkan pengetahuannya untuk mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik di dunia pendidikan sehingga dapat meminimalkan kesalahan yang sering dilakukan siswa, dan (4) bagi peneliti lain, hasil penelitian dapat dipakai untuk pengembangan penelitian sejenis atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kesalahan bahasa di sekolah-sekolah yang lain. Penulis juga mengharapkan agar penelitian selanjutnya menemukan metode-metode pengajaran tentang struktur kalimat yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

  

ABSTRACT

Dewi, Theresia Evi Kusuma, 2007. Sentence’s Errors on Narration Composition at

Sixth Grade Students of Public Elementary School 1 and 2 Patoman

  Tanggamus-Lampung Academic Year 2006/2007: A Case Study.

  Undergraduate Thesis (S-1). Yogyakarta: PBSID, Faculty of Teaching and Education Sanata Dharma University.

  The title of the research is

  Sentence’s Errors on Narration Composition at Sixth

Grade Students of Public Elementary School 1 and 2 Patoman Tanggamus-Lampung

Academic Year 2006/2007: A Case Study . The purposes of the research are (1) to

  describe and count the kinds of sentence’s errors on sixth grade student’s of Public Elementary school 1 and 2 Patoman narration composition, (2) to describe students’ mostly done errors on sentences, and (3) to describe the causes of sentence’s errors which is done by the students.

  This is a quantitative descriptive research. The population of the research are 66 persons who are the Sixth Grade Students of Public Elementary School 1 and 2 Patoman. The techniques of gathering data are by giving retelling test, filling up the questionnaire, and interviewing the bahasa Indonesia teachers.

  Based on the results of this research, the conclusions are: (1) there are 108 errors of subject, there are 95 errors of predicate, there are 9 errors of subject and predicate, there are 39 errors of object, there are 15 errors of complement, and there are 76 errors of adverb, (2) students’ mostly done errors are 108 subject errors, 95 predicate errors, 76 adverb errors, 39 object errors, 15 complement errors, 9 subject and predicate errors, and (3) the causes of sentence’s errors which is done by the students are: (a) the use of the language by the students, (b) the use of the language in the family, (c) the use of the language by the society, and (d) the use of the language at school.

  Based on the result of the research, the researcher give advices: (1) Indonesian language teacher should gives the theory about sentence formation and its application and also give enough exercises to the students, (2) school should increase the teachers’ quality by evaluation and appropriate method so it will give a comforting learning condition for students, (3) all teacher candidates have to optimize their knowle dge in teaching bahasa Indonesia so it will minimize student’s errors, and (4) hopefully, the result of the research can be used in developing another kind of research or other cases which are related to language errors at other schools. The researcher is expecting that the next other researcher will be able to find the more understandable teaching methods in the structure of sentence.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kesalahan Kalimat pada

  

Karangan Narasi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 dan 2 Patoman Tanggamus-Lampung

Tahun Ajaran 2006/2007: Sebuah Studi Kasus. Penyusunan skripsi ini merupakan salah

  satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. J. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar membimbing, meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyusun skripsi ini.

  2. Bapak Drs. G. Sukadi, selaku dosen pembimbing II yang banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  3. Drs. J. Prapta Diharja, SJ. M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  4. Seluruh Dosen PBSID yang telah memberikan bekal ilmu kepada peneliti.

  5. Fx. Sudadi, karyawan PBSID yang telah memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis.

  6. Bapak dan Ibu karyawan perpustakaan.

  7. Kedua orang tuaku, bapak dan ibu yang tercinta. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan cinta kasih kepada penulis.

  8. Adik-adikku Eva, Erri, Ela, dan Inez, mbak sayang kalian.

  9. Yang terkasih, Mas Aan. Terima kasih atas dukungan, perhatian, kasih sayang dan doanya.

  10. Keluarga besar penulis di Lampung dan di Yogyakarta, terima kasih atas doa dan dukungannya.

  11. Keluarga besar Bapak Soedibyo, Ibu Y. Supalmi, dan Mbak Wiwin di Wonosobo, terima kasih atas dukungannya.

  12. Sahabatku Mbak Deri, Restu, Erry, Nietha, Andee, Doni, Desy, Prima, Novra terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

  13. Teman-teman PBSID yang telah memberikan semangat kepada penulis.

  14. Keluarga di Brojowikalpo 24A Yuni, Yani, Mbak Ita, Mbak Rini, Mbah Putri dan Mbah Kakung terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya.

  15. Teman-teman kos asrama tengah Gejayan 14B, khususnya Mbak Erlin.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, terima kasih atas bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  Skripsi ini tentu masih mengandung berbagai kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak.

  Penulis

  DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL

  i

  PERSETUJUAN

  ii

  PENGESAHAN

  iii

  MOTO

  iv

  PERSEMBAHAN

  v

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  vi

  ABSTRAK

  vii

  ABSTRACT

  viii

  KATA PENGANTAR

  ix

  DAFTAR ISI

  xi

  DAFTAR TABEL

  xiv

  DAFTAR GRAFIK

  xv

  DAFTAR LAMPIRAN

  xvi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

  1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3

  1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4

  1.5 Variabel ...............................................…………………………………………. 5

  1.6 Batasan Istilah ...................................................................................................... 5

  1.7 Sistematika Penyajian ………………………………………………………….. 6

  BAB II LANDASAN TEORI

  2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................................................7

  2.2 Kerangka Teori ....................................................................................................9

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 32

  3.2 Populasi Penelitian .............................................................................................. 32

  3.3 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 33

  3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 33

  3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 34

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Data...................................................................................................... 35

  4.2 Analisis Data........................................................................................................ 37

  4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................... 50

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 58

  5.2 Implikasi .............................................................................................................. 59

  5.3 Saran .................................................................................................................... 60

  

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62

LAMPIRAN

  Lampiran 1 Data Kesalahan Kalimat……………………………………………….. 64 Lampiran 2 Data Hasil Angket……………………………………………………... 75 Lampiran 3 Data Hasil Wawancara………………………………………………… 81 Lampiran 4 Soal Tes Karangan……………………………………………………... 83

  Lampiran 5 Teks Cerita Rakyat “Malin Kundang si Anak Durhaka”………………. 84 Lampiran 6 Hasil Karangan Narasi…………………………………………………. 85 Lampiran 7 Kisi-

  Kisi Angket……………………………………………………….. 108 Lampiran 8 Soal Angket…………………………………………………………….. 110 Lampiran 9 Hasil Angket Siswa…………………………………………………….. 118 Lampiran 10 Lembar Wawancara………………………………………………….... 150 Lampiran 11 Surat Izin Penelitian……………………………………………………152 Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian…………………………………………... 154 Lampiran 13 Daftar Riw ayat Hidup………………………………………………… 156

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel 1 Jumlah Kalimat dan Kesalahan Siswa Kelas VI SDN 1 Patoman

  36 Tabel 2 Jumlah Kalimat dan Kesalahan Siswa Kelas VI SDN 2 Patoman

  37 Tabel 3 Persebaran Kesalahan Struktur Kalimat Siswa SDN 1 dan 2 Patoman

  38 Tabel 4 Kesalahan Struktur Kalimat Siswa Kelas VI SDN 1 Patoman

  39 Tabel 5 Kesalahan Struktur Kalimat Siswa Kelas VI SDN 2 Patoman

  40 Tabel 6 Hasil Angket Siswa SDN 1 dan 2 Patoman

  46

  

DAFTAR GRAFIK

Halaman

  Gambar 1.Jumlah Kesalahan Kalimat Siswa SD 1 dan 2 Patoman

  53

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 Data Kesalahan Kalimat

  64 Lampiran 2 Data Hasil Angket

  75 Lampiran 3 Data Hasil Wawancara

  81 Lampiran 4 Soal Tes Karangan

  83 Lampiran 5 Teks Cerita Rakyat “Malin Kundang si Anak Durhaka”.

  84 Lampiran 6 Hasil Karangan Narasi

  85 Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket 108

  Lampiran 8 Soal Angket 110

  Lampiran 9 Hasil Angket Siswa 118

  Lampiran 10 Lembar Wawancara 150

  Lampiran 11 Surat Izin Penelitian 152

  Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian 154 Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup 156

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan bahasa negara milik bangsa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua setelah bahasa daerah (bahasa pertama/bahasa ibu). Meskipun demikian, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukan bahasa Indonesia yang penting itu bukan karena mutunya se- bagai bahasa, bukan karena besar-kecilnya jumlah kosakatanya atau keluwesan dalam tatar kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya (Alwi, 2003: 2).

  Menurut Nababan (1988: 94) sebagai bahasa kedua, bahasa Indonesia perlu dipelajari anak-anak dari SD hingga SLTA, agar mereka mampu meng- gunakannya dalam komunikasi segala situasi dan keperluan, termasuk (meng- gunakan bahasa Indonesia) dalam keperluan interaksi kelas dan komunikasi sopan-santun. Kegiatan berbahasa yang diajarkan di sekolah meliputi empat ke- terampilan berbahasa: berbicara, menyimak, menulis, dan membaca (Nababan, 1988: 90). Menurut Alwi (2003: 8), pokok pengajaraan bahasa di sekolah pada hakikatnya berkisar pada peningkatan keterampilan berbicara dan menulis.

  Bahasa Indonesia diajarkan dan digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah. Namun, kesalahan yang dilakukan siswa masih sering terjadi. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat berupa kesalahan ejaan (pemakaian huruf, pengguna- an huruf kapital, dan pemakaian tanda baca), kesalahan ucapan, ketidaktepatan pemilihan kata, kesalahan struktur kalimat, dan pemborosan penggunaan kata. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, peneliti hanya mengambil permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan struktur kalimat. Penelitian dilakukan pada karangan narasi karena materi tentang narasi sudah diajarkan sejak kelas II sekolah dasar. Selain itu, materi narasi bagi siswa mudah dipelajari.

  Penelitian ini diadakan di SD Negeri 1 dan 2 Patoman Kabupaten Tanggamus-Lampung khususnya siswa kelas VI. Peneliti memilih lokasi di Lampung karena adanya keragaman bahasa yang digunakan siswa di sekolah (di dalam kelas atau di luar kelas), misalnya ada bahasa Jawa, Lampung, Sunda, dan sebagainya. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda dapat mempengaruhi siswa dalam membuat kalimat baku. Peneliti memilih siswa kelas VI SD karena materi narasi terdapat dalam kurikulum 2004 dan sampai saat ini kurikulum 2004 masih digunakan. Di SD Negeri 1 dan 2 Patoman Kabupaten Tanggamus-Lampung belum pernah dilakukan penelitian. Hal ini perlu diteliti untuk mengetahui seberapa jauh kesalahan yang dilakukan siswa dan sebab-sebab (kesalahan yang dilakukan siswa).

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

  1. Apa saja jenis kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa kelas VI SD Negeri 1 dan 2 Patoman Kabupaten Tanggamus-Lampung?

  2 Jenis kesalahan kalimat apa yang paling banyak terdapat pada karangan narasi siswa?

  3. Apa sebab-sebab kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

  1. Mendeskripsikan dan menghitung jenis-jenis kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa kelas VI. Jenis-jenis kesalahan kalimat meliputi kesalahan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan kesalahan keterangan.

  2. Mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan kalimat yang paling banyak dilakukan siswa kelas VI. Deskripsi dilakukan dari kesalahan kalimat yang paling tinggi sampai kesalahan kalimat yang paling rendah.

  3. Mendeskripsikan sebab-sebab kesalahan kalimat yang dilakukan siswa kelas

  VI. Sebab-sebab kesalahan kalimat yang dilakukan siswa diperoleh melalui angket dan wawancara. Angket diberikan kepada siswa dengan jumlah soal sebanyak 22 soal. Garis besar angket meliputi faktor siswa, faktor keluarga, faktor lingkungan, dan faktor sekolah. Wawancara dilakukan bersama guru bahasa Indonesia SD negeri 1 dan 2 patoman.

1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

  1. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia agar mereka dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa dan mengupayakan perbaikannya. Selain itu, guru diharapkan dapat mencegah atau menghindari kesalahan yang akan datang sehingga siswa dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.

  2. Bagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas guru. Peningkatan kualitas guru dapat dilakukan dari segi metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga tercipta suatu pem- belajaran yang menyenangkan dan dapat memberikan motivasi bagi siswa.

  3. Bagi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (Universitas Sanata Dharma) Dengan penelitian ini diharapkan mahasiswa calon guru dapat mengoptimal- kan pengetahuannya agar memperoleh bekal untuk mengajarkan mata pelajaran

  Bahasa Indonesia dengan baik di dunia pendidikan.

  4. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian dapat memberikan informasi untuk pengembangan penelitian sejenis atau hal-hal lain yang masih dapat diteliti lagi.

  1.5 Variabel

  Variabel dalam penelitian ini adalah kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa kelas 6 SD Negeri 1 dan 2 Patoman Kabupaten Tanggamus- Lampung.

  1.6 Batasan Istilah

  a. Kesalahan Menurut Tarigan (1988: 75-76) kesalahan lebih disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang di- gunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan dapat berlangsung lama jika tidak diperbaiki.

  b. Kekeliruan Kekeliruan (mistake) adalah penyimpangan-penyimpangan yang tidak sistematis seperti kekeliruan ucapan karena faktor keletihan, emosi, dan sebagai- nya (Corder via Baradja, 1990: 94).

  c. Analisis kesalahan berbahasa Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan yang terdapat pada sampel tersebut, pendeskripsian ke- salahan, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesis- kan, serta pengevaluasian keseriusannya (Ellis, 1987: 296 via Tarigan, 1988: 170). d. Kalimat Kalimat yaitu satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda seru (!), atau tanda tanya Alwi (2003: 311).

  e. Narasi Narasi adalah suatu bentuk wacana tertulis yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf,

  2001: 136).

1.6 Sistematika Penyajian

  Skripsi ini terdiri atas 5 bab. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan variabel dan batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II Landasan Teori, berisi tentang penelitian yang relevan dan teori-teori yang mendukung untuk me- lakukan penelitian. Bab III Metodologi Penelitian yang terdiri atas jenis peneliti- an, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup meliputi kesimpulan, implikasi, dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

  Peneliti menemukan empat penelitian yang relevan masing-masing dilaku- kan oleh Nurul Musrifah (1999), Dwi Mardawiningsih (1999), Diana Anggreani Kumalasari (2004), dan Maria Helena Dane Namang (2005).

  Penelitian Nurul Musrifah (1999) diberi judul Analisis Kesalahan

  

Sintaksis pada Karangan Siswa Kelas III SLTP Negeri 13 Yogyakarta Tahun

Pelajaran 1998/1999 . Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan kesalahan diksi pada

  karangan siswa kelas III SLTP Negeri 13 Yogyakarta, (2) mendeskripsikan ke- salahan penyusunan frase, (3) mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi (kata depan), dan (4) mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi (kata penghubung). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) kesalahan diksi sebesar 75 buah, (2) kesalahan penyusunan frase se- besar 15 buah, (3) kesalahan preposisi sebesar 35 buah, dan (4) kesalahan konjungsi sebesar 66 buah.

  Kesalahan kosakata dan ketidakefektifan kalimat diteliti oleh Dwi Mardawiningsih (1999) dengan judul Analisis Kesalahan Kosakata dan Ketidak-

  

efektifan Kalimat pada Karangan Siswa Kelas II SLTPN 1 Playen Gunungkidul

  Yogyakarta. Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan seberapa besar kesalahan penggunaan kosakata pada karangan siswa kelas II SLTPN 1 Playen Gunungkidul Yogyakarta dan (2) mendeskripsikan seberapa besar ketidakefektifan kalimat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah

  (1) kesalahan penggunaan kosakata sebesar 211 butir (65,73%) dan (2) kesalahan ketidakefektifan kalimat sebesar 110 butir (34,27%).

  Penelitian yang dilakukan oleh Diana Anggreani Kumalasari (2004) berjudul Kesalahan Berbahasa Bidang Sintaksis pada Karangan Argumentasi

  

Siswa Kelas II Kejar Paket C di Kecamatan Kotagede Yogyakarta tahun ajaran

2003/2004 (Sebuah Studi Kasus). Tujuan penelitiannya adalah (1) mendeskripsi-

  kan kesalahan kekurangan unsur kalimat pada karangan argumentasi siswa kelas

  II kejar paket C di Kecamatan Kotagede Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004, (2) mendeskripsikan kesalahan urutan unsur kalimat, dan (3) mendeskripsikan ke- salahan urutan kata dalam frasa. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 123 kesalahan, meliputi: (1) ke- salahan kekurangan unsur kalimat ada 117, (2) kesalahan urutan unsur kalimat ada 1, dan (3) kesalahan urutan kata dalam frasa ada 5.

  Penelitian Maria Helena Dane Namang (2005) diberi judul Analisis

  

Kesalahan Sintaksis dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas II SMAK

Frateran Podor Larantuka Tahun Ajaran 2003/2004 . Tujuan penelitian (1) men-

  deskripsikan kesalahan frase, (2) mendeskripsikan kesalahan klausa, (3) men- deskripsikan kesalahan kalimat, dan (4) mendeskripsikan penalaran dalam karang- an argumentasi siswa. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian (1) kesalahan frase ada 10, (2) kesalahan klausa ada 137, (3) kesalahan kalimat ada 54, dan (4) aspek penalaran ditemukan 4 karangan yang tidak menujukkan hubungan yang tegas antara fakta-fakta atau evidensi dengan kesimpulan.

  Dari keempat penelitian di atas, dapat diketahui bahwa semua yang diteliti berkaitan dengan kesalahan berbahasa khususnya di bidang sintaksis pada karang- an secara umum dan argumentasi. Tidak satu pun yang meneliti kesalahan sintak- sis pada karangan narasi. Untuk itu, kesalahan sintaksis pada karangan narasi secara khusus perlu diteliti. Yang diteliti adalah kesalahan sintaksis khususnya struktur kalimat pada karangan narasi siswa. Selain itu, diteliti juga sebab-sebab kesalahan kalimat pada karangan narasi siswa.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Analisis Kesalahan Berbahasa

  Ditemukan dua pendapat dari ahli bahasa tentang kesalahan dan kekeliru- an. Menurut Corder (via Baradja, 1990: 94), kesalahan (error) adalah pe- nyimpangan berbahasa yang sifatnya sistematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan siswa pada tahap tertentu. Sedangkan kekeliruan (mistake) adalah penyimpangan-penyimpangan yang tidak sistematis seperti kekeliruan ucapan karena faktor keletihan, emosi, dan sebagainya.

  Menurut Tarigan (1988: 75-76) kesalahan lebih disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang di- gunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan dapat berlangsung lama jika tidak diperbaiki. Perbaikan yang dapat dilakukan guru misalnya melalui peng- ajaran remedial, latihan praktik, dan sebagainya. Jika tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang digunakan ternyata kurang, kesalahan sering terjadi dan kesalahan akan berkurang jika tahap pemahaman semakin meningkat. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam meng- ingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan dapat diperbaiki oleh siswa apabila lebih sadar atau memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakan, namun karena sesuatu hal dia lupa akan sistem tersebut. Kelupaan ini biasanya tidak lama, karena itu pula, kekeliruan itu sendiri tidak bersifat lama. Dari dua pendapat di atas diambil pendapat Tarigan tentang kesalahan dan pendapat Corder (via Baradja) tentang kekeliruan, karena masing-masing tepat untuk dijadikan dasar teori.

  Untuk memperhitungkan kesalahan yang dilakukan siswa, diperlukan suatu analisis kesalahan berbahasa. Ellis (via Tarigan, 1988: 170) mendefinisikan analisis kesalahan berbahasa sebagai “suatu prosedur yang digunakan para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan yang terdapat pada sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan, peng- klasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya”. Pateda (1989: 32) mengemukakan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi, meng- klasifikasi, dan menginterprestasi kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pem- belajar yang sedang belajar bahasa kedua secara sistematis berdasarkan teori dan prosedur linguistik.

2.2.2 Daerah Kesalahan Berbahasa

  Pateda (1989: 51-61), menyebutkan empat daerah kesalahan berbahasa :

  1. Daerah Kesalahan Fonologis Kesalahan ini berkaitan dengan pelafalan dan penulisan bunyi bahasa.

  Daerah kesalahan ini meliputi pemakaian huruf kapital, penulisan kata, dan tanda baca.

  2. Daerah Kesalahan Morfologis Kesalahan bidang morfologis berkaitan dengan tata bentuk kata. Dalam bahasa Indonesia kesalahan bidang morfologi meliputi derivasi, diksi, konta- minasi, dan pleonasme.

  3. Daerah Kesalahan Sintaktis Kesalahan sintaktis berhubungan dengan kalimat dan berkaitan dengan daerah morfologi karena kalimat berunsurkan kata-kata. Oleh karena itu, kesalah- an ini mencakup (1) kalimat yang berstruktur tidak baku, (2) kalimat yang ambigu, (3) kalimat yang tidak jelas, (4) diksi yang tidak tepat dalam membentuk kalimat, (5) kontaminasi kalimat, (6) koherensi, (7) kalimat mubazir, (8) kata se- rapan yang digunakan dalam kalimat, dan (9) logika kalimat.

  4. Daerah Kesalahan Semantis Kesalahan semantik berhubungan dengan studi tentang makna. Makna ber- hubungan dengan bayangan imajinasi kita tentang sesuatu, apakah benda, peris- tiwa, proses atau abstraksi sesuatu.

  Tarigan (1988: 198-200) mengemukakan empat daerah kesalahan berbahasa:

  1. Kesalahan Fonologis Kesalahan fonologis meliputi dua jenis kesalahan yaitu kesalahan ucapan dan kesalahan ejaan. Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna. Kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.

  2. Kesalahan Morfologis Kesalahan morfologis adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.

  3. Kesalahan Sintaktis Kesalahan sintaktis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa atau kalimat serta ketidaktepatan pemakaian partikel.

  4. Kesalahan Leksikon Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat.

  Penelitian ini hanya berfokus pada kesalahan sintaksis, khususnya peng- gunaan kalimat. Jadi, daerah kesalahan berbahasa lainnya tidak dibahas. Teori yang digunakan lebih berfokus pada pendapat Tarigan karena teori kesalahan sintaktis dibagi dengan tepat yaitu frasa, klausa atau kalimat serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Sedangkan teori tentang kesalahan sintaktis yang dikemuka- kan oleh Pateda, kurang tepat. Misalnya, menurut Pateda kesalahan sintaktis men- cakup kesalahan koherensi (yang seharusnya masuk pada analisis wacana).

2.2.3 Pengertian Kalimat

  Jika seseorang menggunakan ragam tulisan untuk mengungkapkan pendapatnya, kalimat yang digunakan dalam ragam tulisan harus lebih cermat sifatnya. Empat pendapat berikut dapat memberikan gambaran apa yang dimaksud dengan kalimat. Kridalaksana (1993: 92) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa.

  Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa (Cook 1971: 39- 40; Elson dan Pickett, 1969: 82 via Tarigan, 1985: 8).

  Ramlan (2001: 23) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.

  Pengertian kalimat juga diungkapkan oleh Alwi (2003: 311) yaitu satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

  Dalam wujud tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda seru (!), atau tanda tanya.

  Dari beberapa pendapat di atas, pendapat yang akan digunakan yaitu pendapat yang diungkapkan oleh Alwi. Beliau mendefinisikan kalimat secara lengkap karena diwujudkan pada bahasa lisan dan bahasa tulis.

  2.2.4 Kalimat Efektif

  Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan (Razak, 1985:2).

  Menurut Badudu (1989: 129) sebuah kalimat dikatakan efektif bila men- capai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif haruslah memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik: strukturnya teratur, kata yang di- gunakan mendukung makna secara tepat, dan hubungan antarbagiannya logis.

  2.2.5 Unsur-unsur Kalimat

  Menurut Alwi (2003: 312-313) klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi. Kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dari klausa. Baik kalimat maupun klausa merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi. Dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.

  Menurut Ramlan (2001: 80) klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yaitu S, P, O, PEL, dan Ket. Unsur fungsional yang cenderung selalu ada dalam klausa adalah P, unsur-unsur yang lain mungkin ada, mungkin juga tidak ada. Berdasarkan struktur internnya, klausa lengkap dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P (klausa lengkap su- sun biasa), dan klausa yang S-nya terletak di belakang P (klausa lengkap susun balik) (Ramlan, 2001: 124). Perbedaan klausa dan kalimat adalah bahwa klausa sebagai satuan gramatik terdiri dari S P (O) (PEL) (KET), namun belum me- ngandung intonasi yang lengkap sedangkan kalimat terdiri satu kata atau lebih dan sudah mengandung intonasi final atau selesai.

  Menurut Alwi (2003: 326) terdapat lima unsur kalimat yaitu predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Predikat merupakan konsituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan/ atau keterangan wajib di sebelah kanan. Abdul Chaer (1988: 377) mengemukakan bahwa subjek dan predikat merupakan unsur yang harus ada di dalam setiap kalimat, sedangkan unsur objek dan keterangan tidak harus selalu ada. Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu kalimat unsur yang terpenting adalah subjek dan predikat.

  Di bawah ini berturut-turut dibicarakan fungsi predikat, subjek, objek, pelengkap dan keterangan menurut pendapat Alwi (2003: 326-331).

2.2.5.1 Predikat

  Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival. Perhatikan contoh : a. Ayahnya guru bahasa Inggris (P=N)

  b. Adiknya dua (P=FNum)

  c. Ibu ke pasar (P=FPrep) d. Dia sedang tidur (P=FV)

  e. Gadis itu cantik sekali (P=FAdj)

2.2.5.2 Subjek Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting yang kedua setelah predikat.

  Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa seperti tampak pada contoh berikut : a. Harimau binatang liar.

  b. Anak itu belum makan. Subjek sering juga berupa frasa verbal. Misalnya contoh berikut : a. Membangun gedung bertingkat mahal sekali.

  b. Berjalan kaki menyehatkan badan. Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek lebih panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek dapat diletakkan di akhir kalimat seperti tampak pada contoh berikut : a. Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.

  b. Tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian. Subjek pada kalimat imperatif adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Perhatikan contoh : a. Tolong (kamu) bersihkan meja ini.

  b. Mari (kita) makan. Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan seperti tampak pada contoh berikut : a. Anak itu [S] menghabiskan kue saya. b. Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu [Pel].

2.2.5.3 Objek

  Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu di belakang pre- dikat. Verba transitif biasanya ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks

  • –kan

  dan

–i serta prefiks –meng umumnya merupakan pem-bentuk verba transitif.

Pada contoh berikut Icuk merupakan objek yang dapat dikenal dengan mudah oleh kehadiran verba transitif bersufiks

  • –kan: menundukkan.

  Contoh: Morten menundukkan Icuk. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronominal

  • –nya; dan jika berupa pronomina aku atau kamu (tunggal), bentuk
  • –ku dan –mu dapat digunakan. Perhatikan contoh : (1) a. Adi mengunjungi Pak Rustam.

  b Adi mengunjunginya. (2) a. Saya ingin menemui kamu/-mu.

  b. Ibu mengasihi aku/-ku. Selain satuan berupa nomina dan frasa nominal, konstituen objek dapat pula klausa , perhatikan contoh :

  Pemerintah mengumumkan (bahwa) harga BBM akan naik. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan, contohnya : a. Pembantu membersihkan ruangan saya. [O] b. Ruangan saya [S] dibersihkan (oleh) pembantu.

  2.2.5.4 Pelengkap

  Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba. Perbedaannya ialah objek selalu terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan.

  Perhatikan kalimat berikut : a. Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.

  b. Dia berdagang barang-barang elektronik di Glodok. Pada kedua contoh di atas tampak bahwa barang-barang elektronik adalah frasa nominal dan berdiri di belakang verba mendagangkan dan berdagang. Akan tetapi, pada kalimat (a) frasa nominal itu dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap, yang juga dinamakan komplemen. Pelengkap biasanya berupa frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa preposisional, atau klausa. Pelengkap tidak dapat diganti dengan

  • –nya kecuali dalam kombinasi pre- posisi selain di, ke, dari , dan akan.

  2.2.5.5 Keterangan

  Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial.

  Perhatikan contoh : a. Dia memotong rambutnya.

  b. Dia memotong rambutnya di kamar. c. Dia memotong rambutnya dengan gunting.

  d. Dia memotong rambutnya kemarin. Unsur di kamar, dengan gunting, dan kemarin merupakan keterangan yang sifatnya manasuka.

  Fungsi keterangan dapat pula diisi oleh klausa berikut:

  a. Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah .

  b. Dia memotong rambutnya segera setelah dia diterima bekerja di bank. Makna keterangan ditentukan oleh perpaduan makna unsur-unsurnya. Dengan demikian, keterangan di kamar mengandung makna tempat, dengan gun-

  

ting mengandung makna alat, kemarin menyatakan makna waktu, dan sebelum dia

mendapat peringatan dari sekolah serta segera setelah dia diterima bekerja di

bank juga mengandung makna waktu.

2.2.6 Jenis Kesalahan Kalimat

  Penelitian ini akan membahas jenis kesalahan kalimat berdasarkan unsur- unsurnya.

2.2.6.1 Kesalahan Unsur Predikat

  Menurut Arifin (2001: 120-122) kalimat yang tidak mempunyai predikat terjadi, antara lain, akibat adanya keterangan subjek yang beruntun, kemudian ke- terangan itu diberi keterangan lagi sehingga penulisnya lupa bahwa kalimat yang dibuatnya itu belum lengkap, belum berpredikat, misalnya sebelum predikat ter- sebut dicantumkan kata yang atau dan sehingga predikat kalimat menjadi hilang. Perhatikan contoh berikut : Objek wisata yang ada di daerah-daerah itu yang merupakan modal dasar atau barang dagangan yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa. Contoh kalimat di atas merupakan kalimat yang belum berpredikat. Kalimat akan menjadi berpredikat setelah kata yang pada kelompok kata yang me-

  

rupakan modal dasar dibuang. Atau, kata yang kedua pada kelompok kata yang

harus kita kelola . Perbaikannya sebagai berikut :

  Objek wisata yang ada di daerah-daerah itu merupakan modal dasar atau barang dagangan kita, yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa.

2.2.6.2 Kesalahan Unsur Subjek

  Arifin (2001: 116-119) kalimat yang subjeknya tidak jelas terdapat pada kalimat rancu (kacau), antara lain, kalimat yang berpredikatkan kata kerja aktif, tetapi sebjeknya didahului kata depan, atau pada kalimat pasif yang subjeknya di- awali kata depan. Kata depan yang sering mengawali subjek, antara lain pada, di, dari, kepada, untuk, ke, bagi, dalam, sebagai, tentang, melalui, dengan, demi, ter- hadap, daripada, dan antara. Perhatikan contoh berikut :

  Di Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan selama bulan Agustus ini.

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Interferensi bahasa Betawi pada karangan narasi siswa kelas XI (SMK) Miftahul Falah Ciputat-Kebayoran Lama Jakarta Selatan

5 38 88

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Penggunaan diksi dalam karangan narasi siswa kelas VIII MTs Fathul ‘Ibaad Mekarbakti Panongan, Tangerang

6 30 95

Analisis kesalahan penggunaan huruf kapital pada karangan narasi siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darul Abror, Jatisampurna, Bekasi

0 7 101

Hubungan ketaatan menjalankan ajaran agama Islam dengan perilaku seksual pra nikah di kalangan remaja : studi kasus siswa kelas 2 MAN Parung Panjang Bogor

0 22 110

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Campur kode dalam karangan siswa kelas III SD Negeri Kereo 02 Tangerang tahun pelajaran 2014/2015

0 20 121

Penerapan strategi card sort dalam meningkatkan pengawasan mufradat pada siswa kelas VIII A di MTs Negeri 1 Tanggamus tahun ajaran 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 2 125

Penggunaan media visual berbasis slide dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VII MTs Mathla'ul Anwar Gisting Tanggamus tahun ajaran 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 1 305