EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Far
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Bernadetta Wenni Sukma Windarti NIM: 028114068
FAKULTAS FARMASI
Penelitian untuk Skripsi
Berjudul
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS
DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE 2005
Diajukan oleh:
Bernadetta Wenni Sukma Windarti
NIM: 028114068
Telah disetujui oleh:
Tuhan membuat segala sesuatu
indah pada waktu- – Nya
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan – Nya pada waktunya.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada – Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu. ( 1 Pet 5 : 6 – 7 )
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. ( Matius 6 : 34 )
Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bundaku yang selalu ada untukku.
Bapak, Ibu, dan ade’ku yang sangat aku cintai dan mencintaiku.
Keluarga besarku yang selalu ada di hatiku.
Teman-teman dan sahabat-sahabatku
yang sangat aku cintai, aku banggakan, dan aku kagumi.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atassegala kasih-Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Mellitus
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma dan dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan, saran, dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji skripsi atas
kesediaan untuk menguji dan masukan yang telah diberikan.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji skripsi atas kesediaan untuk
menguji dan masukan yang telah diberikan.
4. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik atas
segala bimbingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini.
5. Segenap direksi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas ijin dan kesempatan
yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan dan menyelesaikan6. Segenap karyawan Unit Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas segala bantuan, saran, waktu, dan dukungan yang telah diberikan.
7. Bapak Ismartoyo dan Ibu Rita Tri Purwaningsih atas segala doa, cinta,
perhatian, dan pengorbanannya.8. Peppy, Via, almarhum mbah kakung, mbah putri, dan keluarga besarku yang telah banyak memberikan doa, nasehat, saran, dorongan, dan perhatian.
9. Keluarga Bapak Supoyo atas doa, masukan, nasehat, dan perhatiannya.
10. Mas Edyn, Atik, Ria, Dek Ipung, dan Mas Dwi atas segala dukungan dan doanya.
11. Cecil, Isti, Rina, Novi, Astri, dan Astu atas kebersamaan dan perhatiannya.
12. Antok, Fretty, Ema, TP, Ulin, Sinta, Ayu, Meita, Puri, Peter, Rio, Nawa, Heri,
Bowo, dan teman-teman semua yang telah banyak membantu, mendukung,
dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
13. Mbak Fistra sekeluarga serta seluruh anggota koor lingkungan atas doanya.
14. Teman–temanku angkatan 2002 kelompok C atas kebersamaannya selama ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak memberikan perhatian dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Yogyakarta, Januari 2007
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
INTISARI
Ulkus DM adalah tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam yang terjadipada pasien DM berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah tungkai
bawah. Luka terbuka ini mengakibatkan bakteri mudah masuk melalui kaki
kemudian tumbuh, menyebar, dan akhirnya infeksi. Tujuan penelitian ini
mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta periode 2005.Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif. Metode pengumpulan data secara retrospektif. Data diambil
dari kartu rekam medik pasien kemudian dianalisis secara deskriptif. Jalannya
penelitian dibagi 4 tahap yaitu perencanaan, analisis situasi, pengumpulan data,
dan evaluasi data. Data diambil dan dianalisis berdasarkan umur, jenis kelamin,
komplikasi, penyakit penyerta, golongan obat, jenis obat, dan analisis Drug
Related Problems (DRP) terkait dengan penggunaan antibiotika.Hasil penelitian diperoleh 38 pasien dengan 42 kasus. Persentase
berdasarkan kelompok umur 31–50 tahun 21,43%, 51–70 tahun 64,29%, dan lebih
dari 70 tahun 14,28%. Berdasarkan jenis kelamin laki–laki dan perempuan sama
banyak yaitu 50%. Persentase kelas terapi obat adalah obat saluran cerna 40,48%,
obat kardiovaskular 66,67%, obat darah 2,38%, obat saluran napas 23,81%, obat
sistem saraf pusat 40,48%, infus 83,33%, obat lain–lain 16,67%, obat gizi
33,33%, obat analgesik 83,33%, obat otot skelet dan sendi 30,95%, obat
antidiabetik 90,48%, dan obat antiinfeksi 100%. Identifikasi DRP terkait dengan
permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP
dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP tersebut terdapat 2 kasus
termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi
obat tanpa indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP
reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi. Kata kunci: ulkus DM, antibiotika, Drug Related Problems (DRP)
ABSTRACT
Diabetic ulcer is an ulcer, wound or the damage in the internal tissuewhich happens to the DM patients. This opened wound makes the germs easily
enter the body by the legs, then growing, spreading, and finally they will infect all
of the body. The aims of this research is to evaluate the using of the antibiotics by
the diabetic ulcer patients in Panti Rapih Hospital Yogyakarta in 2005.This research is a nonexperimental research and done with the evaluative
descriptive design. The data were obtained by retrospective method. The data
were taken from the patient medical record’s then analized with descriptive
method. This research was divided into four steps: the planning, analize of the
situation, data collecting, and evaluation. The data being taken and analized were
based on the age, sex, complication, illness inverted, drug classification, type of
medicine, and also the analize of the Drug Related Problems (DRP) in case of
relation about the using of antibiotics.The results of this research showed that there were 38 patients with 42
cases. Percentage of the age 31–50 was 21,43%, 51–70 was 64,29%, and more
than 70 years was 14,28%. Result based on sex shows that there was an equality
of male and female. The percentage was 50%. The percentage of therapy class
was the gastrointestinal tract drugs 40,48%, cardiovascular drugs 66,67 %, blood
drugs 2,38%, inhalation tract drugs 23,81 %, central nerve system drugs 40,48%,
infusion 83,33%, another drugs 16,67%, nutrient drugs 33,33%, analgesic drugs
83,33%, skeletal muscle and hinge drugs 30,95%, antidiabetic drugs 90,48%, and
antiinfection drugs 100%. Identifying DRP related to the use of antibiotics yielded
4 DRP cases. One case of DRP could consist of some DRP. From those 4 cases of
DRP there were 2 cases of the DRP needed for additional drug therapy, 2 cases
included to DRP unnecessary drug therapy, 3 cases included to DRP wrong drug,
2 cases included to DRP adverse drug reaction, and 1 case included to DRP dose
too high. Key words : diabetic ulcer, antibiotics, Drug Related Problems (DRP)
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. v
PRAKATA ................................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... viii
INTISARI ................................................................................................... ix
x ABSTRACT .................................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xix
BAB I. PENGANTAR ...............................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian .....................................................................
1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................
4 C. Keaslian Penelitian ................................................................................
4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................
6 1. Manfaat teoritis ...................................................................................
6 2. Manfaat praktis ...................................................................................
6
1. Tujuan umum .....................................................................................
16
8
8
8
8
9
10
10
15
17
6
22
22
22
24
26
26
26
27
8
6
2. Tujuan khusus .....................................................................................
3. Faktor risiko amputasi alat gerak bawah ...........................................
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ A. Diabetes Mellitus ...................................................................................
1. Definisi dan tujuan terapi ..................................................................
2. Penggolongan DM .............................................................................
3. Diagnosis DM ....................................................................................
4. Perawatan pasien DM ........................................................................
B. Ulkus ......................................................................................................
1. Definisi dan epidemiologi .................................................................
2. Infeksi ulkus DM ...............................................................................
4. Penatalaksanaan ulkus DM ................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
C. Antibiotika .............................................................................................
1. Definisi ..............................................................................................
2. Terapi antibiotika ...............................................................................
3. Antibiotika ulkus DM ........................................................................
D. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................
1. Pengertian dan penggolongan DRP ...................................................
2. Penyebab–penyebab DRP .................................................................
E. Keterangan Empiris ...............................................................................
28
B. Definisi Operasional ..............................................................................
28 C. Subyek Penelitian ..................................................................................
30 D. Bahan Penelitian ....................................................................................
30 E. Lokasi Penelitian ....................................................................................
30 F. Tatacara Penelitian .................................................................................
30 1. Tahap perencanaan .............................................................................
30 2. Tahap analisis situasi ..........................................................................
31 3. Tahap pengumpulan data ....................................................................
31 4. Tahap evaluasi data ............................................................................
32 G. Analisis Hasil ........................................................................................
32 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................
34 A. Gambaran Umum ..................................................................................
34 1. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur ...............
34 2. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin ...................
35 3. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan komplikasi .......................
36 4. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan penyakit penyerta ............
36 B. Profil Pengobatan Pasien Ulkus Diabetes Mellitus ...............................
37 1. Obat saluran cerna ...........................................................................
38 2. Obat darah .......................................................................................
38 3. Obat kardiovaskular..........................................................................
39 4. Obat saluran napas ...........................................................................
40 5. Obat sistem saraf pusat ....................................................................
40
7. Obat lain–lain (suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata) ....
42 8. Obat gizi ..........................................................................................
42 9. Obat analgesik .................................................................................
43 10. Obat otot skelet dan sendi ................................................................
44 11. Obat antidiabetik .............................................................................
45 12. Obat antiinfeksi ...............................................................................
46 C. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................
50 D. Outcome Terapi Pasien Ulkus DM ........................................................
57 E. Rangkuman Pembahasan .......................................................................
58 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
61 A. Kesimpulan ............................................................................................
61 B. Saran ......................................................................................................
62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
63 LAMPIRAN ...............................................................................................
66 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................
96
DAFTAR TABEL
Halaman I. Pembagian tingkat keparahan ulkus DM secara klinis ....................24 II. Standar terapi antibiotika empirik pada pasien ulkus DM ..............
25 III. Standar terapi antibiotika berdasarkan kuman penginfeksi .............
25 IV. Drug Related Problems (DRP) ........................................................
27 V. Persentase kelas terapi obat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....
37 VI. Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
38 VII. Golongan dan jenis obat darah pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....
39 VIII. Golongan dan jenis obat kardiovaskular pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
39 IX. Golongan dan jenis obat saluran napas pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
40 X. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
XI. Golongan dan jenis larutan infusi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................
41 XII. Golongan dan jenis obat lain–lain pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................
42 XIII. Golongan dan jenis obat gizi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....
43 XIV. Golongan dan jenis obat analgesik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
44 XV. Golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ..........
44 XVI. Golongan dan jenis obat antidiabetik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
45 XVII. Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
46 XVIII. Persentase kultur dan sensitivitas tes pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................
48 XIX. Terapi antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .......................
49
inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...............
49 XXI. Kesesuaian terapi antibiotika dengan standar terapi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 .................................................................................................
50 XXII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM I di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................
51 XXIII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM II di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................
52 XXIV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM III di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................
53 XXV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM IV di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................
54 XXVI. Perlu terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)
55 XXVII. Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy) ..................
55 XXVIII. Salah obat (wrong drug) ..................................................................
56 XXIX. Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction) ....................
56 XXX. Dosis terlalu tinggi (dose too high) .................................................
57
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Bagan patogenesis ulkus DM ...............................................................13
57
37
36
35
34
16
15
14
11
2. Timbunan lemak pada dinding pembuluh darah kaki ..........................
11. Kondisi pasien ulkus DM keluar dari instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 setelah menjalani perawatan ......................
10. Persentase lama tinggal pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................
9. Persentase penyakit penyerta pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................
8. Persentase komplikasi pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ........................................
7. Persentase jenis kelamin pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................
6. Persentase kelompok umur pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................
5. Ulkus terinfeksi ....................................................................................
4. Amputasi alat gerak bawah pasien ulkus DM ......................................
3. Kaki pasien DM yang mengalami ganggren ........................................
58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta .........
2. Data Rekam Medik Pasien Ulkus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......
3. Arti Lambang dan Singkatan ..............................................................
4. Penggolongan Obat Pasien Ulkus DM di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......................................
66
67
91
92
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh
kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila tidak dikendalikan,
penyakit ini akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal
termasuk amputasi pada penyakit kaki diabetes (Misnadiarly, 2001). Komplikasi
diabetes terdiri dari 2 jenis yaitu komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut
meliputi ketoasidosis diabetik, hiperosmolar nonketotik, dan hipoglikemia.
Komplikasi kronis yang terjadi antara lain makroangiopati yaitu penyakit pada
pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak atau
strok; mikroangiopati yaitu retinopati diabetik dan nefropati diabetik; neuropati;
dan rentan infeksi. Kaki diabetik terjadi akibat gabungan dari komplikasi kronis
pada pasien DM (Misnadiarly, 2001).Diabetes merupakan penyebab utama amputasi alat gerak bawah. Kira-kira
14-24% pasien ulkus DM telah diamputasi (Anonim, 2006b). Risiko amputasi alat
gerak bawah 15-46 kali lebih tinggi pada pasien DM. Kejadian ulkus DM dapat
dicegah. Deteksi awal dan perawatan ulkus yang tepat dapat mencegah amputasi
sampai 85% (Armstrong & Lavery, 1998). Ulkus atau foot ulcer adalah kerusakan
atau luka terbuka di kulit. Kira-kira 15% pasien DM mengalami ulkus di telapak
kaki yang tampak seperti lubang-lubang dangkal atau lubang-lubang dengan Terbentuknya ulkus disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan rasa di kaki disebabkan oleh neuropati, sirkulasi darah yang tidak baik di kaki, kelainan bentuk kaki, adanya gangguan kulit yang disebabkan oleh gesekan atau tekanan, dan luka pada kaki (Anonim, 2006b).
Penderita DM selama beberapa tahun dapat mengalami neuropati yaitu berkurangnya atau hilangnya rasa di kaki secara menyeluruh karena kerusakan saraf. Kerusakan saraf diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah dalam jangka waktu lama. Keadaan ini sering terjadi tanpa rasa sakit dan kadang-kadang tidak disadari sebagai penyebab ulkus. Penyakit pembuluh darah dapat memperparah ulkus, mengurangi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka, dan meningkatkan risiko infeksi. Tingginya kadar glukosa darah mengurangi kemampuan tubuh menyingkirkan penyebab infeksi dan memperlambat penyembuhan (Anonim, 2006b).
Ulkus yang terbuka dan tidak dirawat mempunyai risiko infeksi lebih besar. Infeksi dapat terjadi karena luka terbuka pada kaki memudahkan bakteri masuk, tumbuh, dan menyebar. Tanda-tanda ulkus yang terinfeksi meliputi merah, bengkak, luka semakin mengering, glukosa darah meningkat secara tiba-tiba, demam, dan rasa kelelahan. Rasa sakit kemungkinan tidak terjadi karena neuropati (Kalla, 2006).
Perawatan ulkus dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan pada kulit
misalnya menggunakan sepatu longgar, pembalutan, dan perawatan luka.Pembedahan dan antibiotika penting untuk ulkus terinfeksi. Antibiotika
(cit., Juwono & Prayitno, 2003), biaya antibiotika dapat mencapai 50% anggaran
obat di rumah sakit. Terapi antibiotika yang tepat penting untuk mengatasi infeksi
dan mencegah amputasi (Shea, 1999). Namun penggunaan antibiotika yang tidak
tepat dapat menyebabkan kekebalan mikroba dan efek obat yang tidak
dikehendaki. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien
ulkus DM dan mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi.Pasien ulkus DM dalam penelitian ini adalah yang menjalani rawat inap di
RSPR Yogyakarta selama tahun 2005. Panti Rapih merupakan salah satu rumah
sakit swasta Katolik cukup besar terdiri dari berbagai kelas rawat inap mulai kelas
1, 2, 3, dan VIP dengan jumlah pasien cukup banyak dari berbagai golongan
masyarakat. Visi RSPR Yogyakarta yaitu sebagai rumah sakit yang siap melayani
selama 24 jam, mampu menerima rujukan dari rumah sakit lain di sekitarnya yang
memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan
memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih
dalam suasana syukur kepada Tuhan. Selain itu, RSPR Yogyakarta juga
memberikan bimbingan medik, keperawatan, dan nonmedik kepada rumah sakit
lain yang membutuhkan. Misi RSPR Yogyakarta menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang holistik atau menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan intelektual secara ramah (R), adil (A), profesional (P), ikhlas
(I), dan hormat (H) dalam semangat iman Katolik yang gigih membela hak hidup
insani dan berpihak kepada yang berkekurangan (Anonim, 1998). Unit Rekam
Medik RSPR Yogyakarta melaporkan selama tahun 2005 terdapat 568 pasien DM
yang menjalani rawat inap dengan berbagai komplikasi. Dari 568 pasien DM
tersebut terdapat 38 pasien ulkus DM dengan jumlah kasus sebesar 42 kasus.B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis
kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta?2. Seperti apakah profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat?
3. Apakah antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau
terdapat Drug Related Problems (DRP) meliputi perlu terapi obat tambahan
(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary
drug therapy ), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),
reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi
(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat (uncompliance)? 4. Seperti apakah outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumahsakit (length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang
paksa (atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal?
C. Keaslian Penelitian
Damayanti (2000) telah melakukan penelitian dengan judul “Gambaran
Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap yang meneliti jenis DM, komplikasi penyakit DM, rata-rata jumlah obat, golongan obat, dan cara pemberian obat. Penelitian yang lain berjudul “Gambaran
Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Triastuti (2004) yang meneliti kasus DM tipe 2 (bukan keseluruhan kasus DM di rumah sakit) serta mengikutsertakan seluruh obat yang ada dalam peresepan.Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Hardiknastuti (2006) dengan judul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada Pasien DM di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005”. Penelitian yang lain berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Dislipidemia di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta
Tahun 2005” oleh Priyani (2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh
Retnari (2006) juga mengevaluasi terapi pasien DM berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada Kasus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Periode 2005”.Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 belum pernah dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika dan mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi terkait dengan penggunaan antibiotika. Subyek penelitian ini adalah pasien ulkus DM bukan pasien DM secara umum atau pasien DM dengan komplikasi yang lain.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi
rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi menuju
penggunaan antibiotika yang rasional pada pasien ulkus DM di RSPR Yogyakarta
dan sebagai dasar dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi
pasien DM di rumah sakit tersebut.E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk mengevaluasi
penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR
Yogyakarta periode 2005.2. Tujuan khusus
a. Mengetahui profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis
kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta.
b. Mengetahui profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi kelas
terapi obat, golongan obat, dan jenis obat.
c. Mengetahui antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau
(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary
drug therapy ), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),
reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi
(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat (uncompliance).
d. Mengetahui outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumah sakit
(length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang paksa
(atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal.BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus
1. Definisi dan tujuan terapi Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik
terhambatnya aksi insulin, sekresi insulin yang tidak mencukupi, atau keduanya.
Manifestasi klinik penyakit ini adalah hiperglikemia. Diabetes mellitus
dihubungkan dengan ketidaknormalan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Tujuan terapi DM adalah mengurangi gejala hiperglikemia, mengurangi
muncul dan berkembangnya komplikasi seperti retinopati, nefropati, dan
neuropati, terapi intensif kardiovaskular sebagai faktor risiko, dan memperbaiki
kuantitas dan kualitas hidup pasien (Triplitt, Reasner, & Isley, 2005).2. Penggolongan DM Pasien DM digolongkan ke dalam 1 dari 2 kategori besar yaitu DM tipe 1
disebabkan kekurangan insulin secara absolut yaitu sel beta pankreas tidak
mampu memproduksi insulin sama sekali atau DM tipe 2 yang disebabkan oleh
sekresi insulin yang tidak mencukupi. Diabetes mellitus yang timbul pada wanita
selama kehamilan disebut gestational diabetes. Tipe DM yang lain disebabkan
oleh infeksi, endokrinopati, dan rusaknya kelenjar pankreas (Triplitt, et al., 2005).3. Diagnosis DM Diagnosis diabetes dibuat menjadi 3 standar yaitu kadar glukosa darah glukosa oral setelah 2 jam lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl, atau kadar
glukosa darah sewaktu lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl disertai
gejala-gejala diabetes yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan (Triplitt, et al., 2005). Keluhan lain yang juga dirasakan pasien untuk penegakan diagnosis klinis DM antara lain kesemutan, gatal-gatal, dan mata kabur (Misnadiarly, 2001).Sindrom prediabetes terjadi apabila pasien kehilangan kemampuan mengatur insulin secara efektif. Sindrom prediabetes juga dapat diketahui apabila terdapat gejala-gejala seperti peningkatan berat badan, tekanan darah, dan kolesterol darah yang tinggi. Kontrol diabetes sehingga mencapai kadar glukosa darah stabil penting untuk menghindari komplikasi-komplikasi buruk dan proses- proses akhir diabetes seperti penyakit jantung koroner, obesitas, atau penyakit ginjal yang memerlukan dialisis atau cuci darah. Beberapa klinik menggunakan kadar glukosa darah puasa 90 mg/dl atau lebih dari 5,0 mmol/l sebagai penanda risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2005a). Faktor genetik, terutama orang yang mempunyai riwayat keluarga DM, membuat seseorang lebih mudah menderita DM tipe 2. Sebagian besar DM terjadi pada usia pertengahan sampai 50 tahunan apabila tidak melakukan gaya hidup sehat (Anonim, 2005a).
4. Perawatan pasien DM
Perawatan utama diabetes dimaksudkan untuk mencapai kadar glukosa darah normal dan stabil. Hal ini dapat dicapai apabila pasien membatasi segala makanan yang digoreng, buah-buahan, kentang, dan terutama hasil olahan
meningkatkan kadar glukosa darah (Anonim, 2005a). Pasien sebaiknya makan
dengan porsi sedikit tetapi sering, mengkonsumsi daging yang aman seperti ikan
dan ayam, mengkonsumsi sayuran-sayuran seperti brokoli, asparagus, dan rutin
melakukan olahraga. Faktanya, 9 dari 10 kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah jika
seseorang mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara rutin,
berhenti merokok, dan melakukan pola hidup sehat yang lain (Anonim, 2005a).Terapi medis tidak tepat jika hanya ditujukan untuk mengontrol glukosa
darah. Obat-obatan yang digunakan diharapkan dapat mencegah krisis diabetes
yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Proses penyakit mendasar, yang diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah
yang tersimpan di dalam tubuh pasien, seringkali diabaikan oleh para tenaga
kesehatan. Apabila seorang penderita diabetes terlambat untuk memeriksakan dan
merawat kondisinya maka sesegera mungkin orang tersebut dapat mengalami
ulkus. Oleh karena itu, kontrol glukosa darah dan perawatan yang baik perlu
dilakukan oleh penderita DM (Anonim, 2005a).B. Ulkus
1. Definisi dan epidemiologi
Ulkus DM adalah adanya tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam
berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah yang diakibatkan oleh
DM pada tungkai bawah pasien DM. Masalah yang timbul pada kaki penderita
diabetes ini diakibatkan oleh gangguan atau kerusakan pada saraf, gangguan atau
terjadi di telapak kaki kira-kira 15% pasien DM (Anonim, 2006b). Ulkus atau foot
ulcer ini merupakan kerusakan atau perubahan yang terjadi di kulit. Jika hal ini
terjadi, bakteri mudah masuk melalui kaki kemudian akan tumbuh, menyebar, dan
dapat menyebabkan infeksi. Semakin lama ulkus tetap terbuka dan tidak dirawat
maka semakin besar risiko terkena infeksi (Kalla, 2006). Patogenesis ulkus DM
disajikan dalam bagan berikut.
Pasien DM
↓
Hiperglikemia
↓
Abnormalitas trombosit (reaktivitas bertambah)
↓
Tingginya agregasi sel darah merah
↓
Sirkulasi darah menjadi lambat terutama pada tungkai bawah (kaki)
↓
Mempermudah terbentuknya trombus pada dinding arteri
↓
Gangguan sirkulasi darah
↓
Mengurangi pasokan oksigen pada serabut saraf
↓
Degenerasi serabut saraf
↓
Neuropati
↓
Jika ada luka sekecil apapun dapat timbul ulkus
↓
Dapat berkembang menjadi nekrosis atau ganggren
↓
Jika sulit diatasi diperlukan tindakan amputasi
Gambar 1. Bagan patogenesis ulkus DM (Misnadiarly, 2001)
Lima puluh persen kasus ulkus atau ganggren diabetes akan mengalami
anaerob karena organ yang terinfeksi kekurangan pasokan oksigen akibat
berkurangnya aliran darah. Bakteri anaerob mempunyai peran sangat besar untuk
menimbulkan infeksi dan ganggren karena bekerja secara sinergis dalam
pembentukan gas kemudian menjadi gas ganggren (Misnadiarly, 2001).