EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Far

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

  Oleh: Bernadetta Wenni Sukma Windarti NIM: 028114068

FAKULTAS FARMASI

  

Penelitian untuk Skripsi

Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS

DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE 2005

  

Diajukan oleh:

Bernadetta Wenni Sukma Windarti

NIM: 028114068

  

Telah disetujui oleh:

  

Tuhan membuat segala sesuatu

indah pada waktu

  • Nya

  

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,

supaya kamu ditinggikan – Nya pada waktunya.

  

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada – Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu. ( 1 Pet 5 : 6 – 7 )

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,

karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. ( Matius 6 : 34 )

  

Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bundaku yang selalu ada untukku.

  

Bapak, Ibu, dan ade’ku yang sangat aku cintai dan mencintaiku.

  

Keluarga besarku yang selalu ada di hatiku.

  

Teman-teman dan sahabat-sahabatku

yang sangat aku cintai, aku banggakan, dan aku kagumi.

  

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala kasih-Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Mellitus

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.

  

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma dan dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan, saran, dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji skripsi atas

kesediaan untuk menguji dan masukan yang telah diberikan.

  

3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji skripsi atas kesediaan untuk

menguji dan masukan yang telah diberikan.

  

4. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik atas

segala bimbingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini.

  

5. Segenap direksi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas ijin dan kesempatan

yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan dan menyelesaikan

  6. Segenap karyawan Unit Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas segala bantuan, saran, waktu, dan dukungan yang telah diberikan.

  

7. Bapak Ismartoyo dan Ibu Rita Tri Purwaningsih atas segala doa, cinta,

perhatian, dan pengorbanannya.

  8. Peppy, Via, almarhum mbah kakung, mbah putri, dan keluarga besarku yang telah banyak memberikan doa, nasehat, saran, dorongan, dan perhatian.

  9. Keluarga Bapak Supoyo atas doa, masukan, nasehat, dan perhatiannya.

  10. Mas Edyn, Atik, Ria, Dek Ipung, dan Mas Dwi atas segala dukungan dan doanya.

  11. Cecil, Isti, Rina, Novi, Astri, dan Astu atas kebersamaan dan perhatiannya.

  12. Antok, Fretty, Ema, TP, Ulin, Sinta, Ayu, Meita, Puri, Peter, Rio, Nawa, Heri,

Bowo, dan teman-teman semua yang telah banyak membantu, mendukung,

dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

  13. Mbak Fistra sekeluarga serta seluruh anggota koor lingkungan atas doanya.

  

14. Teman–temanku angkatan 2002 kelompok C atas kebersamaannya selama ini.

  15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak memberikan perhatian dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

  Yogyakarta, Januari 2007

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

INTISARI

Ulkus DM adalah tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam yang terjadi

pada pasien DM berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah tungkai

bawah. Luka terbuka ini mengakibatkan bakteri mudah masuk melalui kaki

kemudian tumbuh, menyebar, dan akhirnya infeksi. Tujuan penelitian ini

mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta periode 2005.

  Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan rancangan

deskriptif evaluatif. Metode pengumpulan data secara retrospektif. Data diambil

dari kartu rekam medik pasien kemudian dianalisis secara deskriptif. Jalannya

penelitian dibagi 4 tahap yaitu perencanaan, analisis situasi, pengumpulan data,

dan evaluasi data. Data diambil dan dianalisis berdasarkan umur, jenis kelamin,

komplikasi, penyakit penyerta, golongan obat, jenis obat, dan analisis Drug

Related Problems (DRP) terkait dengan penggunaan antibiotika.

  Hasil penelitian diperoleh 38 pasien dengan 42 kasus. Persentase

berdasarkan kelompok umur 31–50 tahun 21,43%, 51–70 tahun 64,29%, dan lebih

dari 70 tahun 14,28%. Berdasarkan jenis kelamin laki–laki dan perempuan sama

banyak yaitu 50%. Persentase kelas terapi obat adalah obat saluran cerna 40,48%,

obat kardiovaskular 66,67%, obat darah 2,38%, obat saluran napas 23,81%, obat

sistem saraf pusat 40,48%, infus 83,33%, obat lain–lain 16,67%, obat gizi

33,33%, obat analgesik 83,33%, obat otot skelet dan sendi 30,95%, obat

antidiabetik 90,48%, dan obat antiinfeksi 100%. Identifikasi DRP terkait dengan

permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP

dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP tersebut terdapat 2 kasus

termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi

obat tanpa indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP

reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi. Kata kunci: ulkus DM, antibiotika, Drug Related Problems (DRP)

  

ABSTRACT

Diabetic ulcer is an ulcer, wound or the damage in the internal tissue

which happens to the DM patients. This opened wound makes the germs easily

enter the body by the legs, then growing, spreading, and finally they will infect all

of the body. The aims of this research is to evaluate the using of the antibiotics by

the diabetic ulcer patients in Panti Rapih Hospital Yogyakarta in 2005.

  This research is a nonexperimental research and done with the evaluative

descriptive design. The data were obtained by retrospective method. The data

were taken from the patient medical record’s then analized with descriptive

method. This research was divided into four steps: the planning, analize of the

situation, data collecting, and evaluation. The data being taken and analized were

based on the age, sex, complication, illness inverted, drug classification, type of

medicine, and also the analize of the Drug Related Problems (DRP) in case of

relation about the using of antibiotics.

  The results of this research showed that there were 38 patients with 42

cases. Percentage of the age 31–50 was 21,43%, 51–70 was 64,29%, and more

than 70 years was 14,28%. Result based on sex shows that there was an equality

of male and female. The percentage was 50%. The percentage of therapy class

was the gastrointestinal tract drugs 40,48%, cardiovascular drugs 66,67 %, blood

drugs 2,38%, inhalation tract drugs 23,81 %, central nerve system drugs 40,48%,

infusion 83,33%, another drugs 16,67%, nutrient drugs 33,33%, analgesic drugs

83,33%, skeletal muscle and hinge drugs 30,95%, antidiabetic drugs 90,48%, and

antiinfection drugs 100%. Identifying DRP related to the use of antibiotics yielded

  

4 DRP cases. One case of DRP could consist of some DRP. From those 4 cases of

DRP there were 2 cases of the DRP needed for additional drug therapy, 2 cases

included to DRP unnecessary drug therapy, 3 cases included to DRP wrong drug,

2 cases included to DRP adverse drug reaction, and 1 case included to DRP dose

too high. Key words : diabetic ulcer, antibiotics, Drug Related Problems (DRP)

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. v

PRAKATA ................................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... viii

  

INTISARI ................................................................................................... ix

x ABSTRACT .................................................................................................

  

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xix

BAB I. PENGANTAR ...............................................................................

  1 A. Latar Belakang Penelitian .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................

  4 C. Keaslian Penelitian ................................................................................

  4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................

  6 1. Manfaat teoritis ...................................................................................

  6 2. Manfaat praktis ...................................................................................

  6

  1. Tujuan umum .....................................................................................

  16

  8

  8

  8

  8

  9

  10

  10

  15

  17

  6

  22

  22

  22

  24

  26

  26

  26

  27

  8

  6

  2. Tujuan khusus .....................................................................................

  3. Faktor risiko amputasi alat gerak bawah ...........................................

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ A. Diabetes Mellitus ...................................................................................

  1. Definisi dan tujuan terapi ..................................................................

  2. Penggolongan DM .............................................................................

  3. Diagnosis DM ....................................................................................

  4. Perawatan pasien DM ........................................................................

  B. Ulkus ......................................................................................................

  1. Definisi dan epidemiologi .................................................................

  2. Infeksi ulkus DM ...............................................................................

  4. Penatalaksanaan ulkus DM ................................................................

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

  C. Antibiotika .............................................................................................

  1. Definisi ..............................................................................................

  2. Terapi antibiotika ...............................................................................

  3. Antibiotika ulkus DM ........................................................................

  D. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................

  1. Pengertian dan penggolongan DRP ...................................................

  2. Penyebab–penyebab DRP .................................................................

  E. Keterangan Empiris ...............................................................................

  28

  B. Definisi Operasional ..............................................................................

  28 C. Subyek Penelitian ..................................................................................

  30 D. Bahan Penelitian ....................................................................................

  30 E. Lokasi Penelitian ....................................................................................

  30 F. Tatacara Penelitian .................................................................................

  30 1. Tahap perencanaan .............................................................................

  30 2. Tahap analisis situasi ..........................................................................

  31 3. Tahap pengumpulan data ....................................................................

  31 4. Tahap evaluasi data ............................................................................

  32 G. Analisis Hasil ........................................................................................

  32 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................

  34 A. Gambaran Umum ..................................................................................

  34 1. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur ...............

  34 2. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin ...................

  35 3. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan komplikasi .......................

  36 4. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan penyakit penyerta ............

  36 B. Profil Pengobatan Pasien Ulkus Diabetes Mellitus ...............................

  37 1. Obat saluran cerna ...........................................................................

  38 2. Obat darah .......................................................................................

  38 3. Obat kardiovaskular..........................................................................

  39 4. Obat saluran napas ...........................................................................

  40 5. Obat sistem saraf pusat ....................................................................

  40

  7. Obat lain–lain (suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata) ....

  42 8. Obat gizi ..........................................................................................

  42 9. Obat analgesik .................................................................................

  43 10. Obat otot skelet dan sendi ................................................................

  44 11. Obat antidiabetik .............................................................................

  45 12. Obat antiinfeksi ...............................................................................

  46 C. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................

  50 D. Outcome Terapi Pasien Ulkus DM ........................................................

  57 E. Rangkuman Pembahasan .......................................................................

  58 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

  61 A. Kesimpulan ............................................................................................

  61 B. Saran ......................................................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  63 LAMPIRAN ...............................................................................................

  66 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................

  96

  

DAFTAR TABEL

Halaman I. Pembagian tingkat keparahan ulkus DM secara klinis ....................

  24 II. Standar terapi antibiotika empirik pada pasien ulkus DM ..............

  25 III. Standar terapi antibiotika berdasarkan kuman penginfeksi .............

  25 IV. Drug Related Problems (DRP) ........................................................

  27 V. Persentase kelas terapi obat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

  37 VI. Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  38 VII. Golongan dan jenis obat darah pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

  39 VIII. Golongan dan jenis obat kardiovaskular pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  39 IX. Golongan dan jenis obat saluran napas pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  40 X. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

  XI. Golongan dan jenis larutan infusi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................

  41 XII. Golongan dan jenis obat lain–lain pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................

  42 XIII. Golongan dan jenis obat gizi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

  43 XIV. Golongan dan jenis obat analgesik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  44 XV. Golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ..........

  44 XVI. Golongan dan jenis obat antidiabetik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  45 XVII. Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  46 XVIII. Persentase kultur dan sensitivitas tes pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ....................................................................................

  48 XIX. Terapi antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .......................

  49

  inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...............

  49 XXI. Kesesuaian terapi antibiotika dengan standar terapi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 .................................................................................................

  50 XXII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM I di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

  51 XXIII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM II di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

  52 XXIV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM III di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

  53 XXV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM IV di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

  54 XXVI. Perlu terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)

  55 XXVII. Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy) ..................

  55 XXVIII. Salah obat (wrong drug) ..................................................................

  56 XXIX. Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction) ....................

  56 XXX. Dosis terlalu tinggi (dose too high) .................................................

  57

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Bagan patogenesis ulkus DM ...............................................................

  13

  57

  37

  36

  35

  34

  16

  15

  14

  11

  2. Timbunan lemak pada dinding pembuluh darah kaki ..........................

  11. Kondisi pasien ulkus DM keluar dari instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 setelah menjalani perawatan ......................

  10. Persentase lama tinggal pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................

  9. Persentase penyakit penyerta pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................

  8. Persentase komplikasi pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ........................................

  7. Persentase jenis kelamin pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................

  6. Persentase kelompok umur pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................

  5. Ulkus terinfeksi ....................................................................................

  4. Amputasi alat gerak bawah pasien ulkus DM ......................................

  3. Kaki pasien DM yang mengalami ganggren ........................................

  58

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman 1. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta .........

  2. Data Rekam Medik Pasien Ulkus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......

  3. Arti Lambang dan Singkatan ..............................................................

  4. Penggolongan Obat Pasien Ulkus DM di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......................................

  66

  67

  91

  92

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh

  

kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila tidak dikendalikan,

penyakit ini akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal

termasuk amputasi pada penyakit kaki diabetes (Misnadiarly, 2001). Komplikasi

diabetes terdiri dari 2 jenis yaitu komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut

meliputi ketoasidosis diabetik, hiperosmolar nonketotik, dan hipoglikemia.

Komplikasi kronis yang terjadi antara lain makroangiopati yaitu penyakit pada

pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak atau

strok; mikroangiopati yaitu retinopati diabetik dan nefropati diabetik; neuropati;

dan rentan infeksi. Kaki diabetik terjadi akibat gabungan dari komplikasi kronis

pada pasien DM (Misnadiarly, 2001).

  Diabetes merupakan penyebab utama amputasi alat gerak bawah. Kira-kira

14-24% pasien ulkus DM telah diamputasi (Anonim, 2006b). Risiko amputasi alat

gerak bawah 15-46 kali lebih tinggi pada pasien DM. Kejadian ulkus DM dapat

dicegah. Deteksi awal dan perawatan ulkus yang tepat dapat mencegah amputasi

sampai 85% (Armstrong & Lavery, 1998). Ulkus atau foot ulcer adalah kerusakan

atau luka terbuka di kulit. Kira-kira 15% pasien DM mengalami ulkus di telapak

kaki yang tampak seperti lubang-lubang dangkal atau lubang-lubang dengan Terbentuknya ulkus disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan rasa di kaki disebabkan oleh neuropati, sirkulasi darah yang tidak baik di kaki, kelainan bentuk kaki, adanya gangguan kulit yang disebabkan oleh gesekan atau tekanan, dan luka pada kaki (Anonim, 2006b).

  Penderita DM selama beberapa tahun dapat mengalami neuropati yaitu berkurangnya atau hilangnya rasa di kaki secara menyeluruh karena kerusakan saraf. Kerusakan saraf diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah dalam jangka waktu lama. Keadaan ini sering terjadi tanpa rasa sakit dan kadang-kadang tidak disadari sebagai penyebab ulkus. Penyakit pembuluh darah dapat memperparah ulkus, mengurangi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka, dan meningkatkan risiko infeksi. Tingginya kadar glukosa darah mengurangi kemampuan tubuh menyingkirkan penyebab infeksi dan memperlambat penyembuhan (Anonim, 2006b).

  Ulkus yang terbuka dan tidak dirawat mempunyai risiko infeksi lebih besar. Infeksi dapat terjadi karena luka terbuka pada kaki memudahkan bakteri masuk, tumbuh, dan menyebar. Tanda-tanda ulkus yang terinfeksi meliputi merah, bengkak, luka semakin mengering, glukosa darah meningkat secara tiba-tiba, demam, dan rasa kelelahan. Rasa sakit kemungkinan tidak terjadi karena neuropati (Kalla, 2006).

  

Perawatan ulkus dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan pada kulit

misalnya menggunakan sepatu longgar, pembalutan, dan perawatan luka.

  Pembedahan dan antibiotika penting untuk ulkus terinfeksi. Antibiotika

  

(cit., Juwono & Prayitno, 2003), biaya antibiotika dapat mencapai 50% anggaran

obat di rumah sakit. Terapi antibiotika yang tepat penting untuk mengatasi infeksi

dan mencegah amputasi (Shea, 1999). Namun penggunaan antibiotika yang tidak

tepat dapat menyebabkan kekebalan mikroba dan efek obat yang tidak

dikehendaki. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

ulkus DM dan mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi.

  Pasien ulkus DM dalam penelitian ini adalah yang menjalani rawat inap di

RSPR Yogyakarta selama tahun 2005. Panti Rapih merupakan salah satu rumah

sakit swasta Katolik cukup besar terdiri dari berbagai kelas rawat inap mulai kelas

1, 2, 3, dan VIP dengan jumlah pasien cukup banyak dari berbagai golongan

masyarakat. Visi RSPR Yogyakarta yaitu sebagai rumah sakit yang siap melayani

selama 24 jam, mampu menerima rujukan dari rumah sakit lain di sekitarnya yang

memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan

memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih

dalam suasana syukur kepada Tuhan. Selain itu, RSPR Yogyakarta juga

memberikan bimbingan medik, keperawatan, dan nonmedik kepada rumah sakit

lain yang membutuhkan. Misi RSPR Yogyakarta menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang holistik atau menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis,

sosial, spiritual, dan intelektual secara ramah (R), adil (A), profesional (P), ikhlas

(I), dan hormat (H) dalam semangat iman Katolik yang gigih membela hak hidup

insani dan berpihak kepada yang berkekurangan (Anonim, 1998). Unit Rekam

Medik RSPR Yogyakarta melaporkan selama tahun 2005 terdapat 568 pasien DM

  

yang menjalani rawat inap dengan berbagai komplikasi. Dari 568 pasien DM

tersebut terdapat 38 pasien ulkus DM dengan jumlah kasus sebesar 42 kasus.

B. Rumusan Masalah

  

1. Seperti apakah profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis

kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta?

  2. Seperti apakah profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat?

  3. Apakah antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau

terdapat Drug Related Problems (DRP) meliputi perlu terapi obat tambahan

(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary

drug therapy ), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),

reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi

(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat (uncompliance)? 4. Seperti apakah outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumah

sakit (length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang

paksa (atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal?

C. Keaslian Penelitian

  Damayanti (2000) telah melakukan penelitian dengan judul “Gambaran

Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap yang meneliti jenis DM, komplikasi penyakit DM, rata-rata jumlah obat, golongan obat, dan cara pemberian obat. Penelitian yang lain berjudul “Gambaran

Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Triastuti (2004) yang meneliti kasus DM tipe 2 (bukan keseluruhan kasus DM di rumah sakit) serta mengikutsertakan seluruh obat yang ada dalam peresepan.

  Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Hardiknastuti (2006) dengan judul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada Pasien DM di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005”. Penelitian yang lain berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Dislipidemia di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta

Tahun 2005” oleh Priyani (2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh

Retnari (2006) juga mengevaluasi terapi pasien DM berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada Kasus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Periode 2005”.

  Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 belum pernah dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika dan mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi terkait dengan penggunaan antibiotika. Subyek penelitian ini adalah pasien ulkus DM bukan pasien DM secara umum atau pasien DM dengan komplikasi yang lain.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi

mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi

rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi menuju

penggunaan antibiotika yang rasional pada pasien ulkus DM di RSPR Yogyakarta

dan sebagai dasar dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi

pasien DM di rumah sakit tersebut.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR

Yogyakarta periode 2005.

2. Tujuan khusus

  

a. Mengetahui profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis

kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta.

  

b. Mengetahui profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi kelas

terapi obat, golongan obat, dan jenis obat.

  

c. Mengetahui antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau

  

(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary

drug therapy ), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),

reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi

(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat (uncompliance).

  

d. Mengetahui outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumah sakit

(length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang paksa

(atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus

  1. Definisi dan tujuan terapi Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik

terhambatnya aksi insulin, sekresi insulin yang tidak mencukupi, atau keduanya.

  

Manifestasi klinik penyakit ini adalah hiperglikemia. Diabetes mellitus

dihubungkan dengan ketidaknormalan metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein. Tujuan terapi DM adalah mengurangi gejala hiperglikemia, mengurangi

muncul dan berkembangnya komplikasi seperti retinopati, nefropati, dan

neuropati, terapi intensif kardiovaskular sebagai faktor risiko, dan memperbaiki

kuantitas dan kualitas hidup pasien (Triplitt, Reasner, & Isley, 2005).

  2. Penggolongan DM Pasien DM digolongkan ke dalam 1 dari 2 kategori besar yaitu DM tipe 1

disebabkan kekurangan insulin secara absolut yaitu sel beta pankreas tidak

mampu memproduksi insulin sama sekali atau DM tipe 2 yang disebabkan oleh

sekresi insulin yang tidak mencukupi. Diabetes mellitus yang timbul pada wanita

selama kehamilan disebut gestational diabetes. Tipe DM yang lain disebabkan

oleh infeksi, endokrinopati, dan rusaknya kelenjar pankreas (Triplitt, et al., 2005).

  3. Diagnosis DM Diagnosis diabetes dibuat menjadi 3 standar yaitu kadar glukosa darah glukosa oral setelah 2 jam lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl, atau kadar

glukosa darah sewaktu lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl disertai

gejala-gejala diabetes yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan (Triplitt, et al., 2005). Keluhan lain yang juga dirasakan pasien untuk penegakan diagnosis klinis DM antara lain kesemutan, gatal-gatal, dan mata kabur (Misnadiarly, 2001).

  Sindrom prediabetes terjadi apabila pasien kehilangan kemampuan mengatur insulin secara efektif. Sindrom prediabetes juga dapat diketahui apabila terdapat gejala-gejala seperti peningkatan berat badan, tekanan darah, dan kolesterol darah yang tinggi. Kontrol diabetes sehingga mencapai kadar glukosa darah stabil penting untuk menghindari komplikasi-komplikasi buruk dan proses- proses akhir diabetes seperti penyakit jantung koroner, obesitas, atau penyakit ginjal yang memerlukan dialisis atau cuci darah. Beberapa klinik menggunakan kadar glukosa darah puasa 90 mg/dl atau lebih dari 5,0 mmol/l sebagai penanda risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2005a). Faktor genetik, terutama orang yang mempunyai riwayat keluarga DM, membuat seseorang lebih mudah menderita DM tipe 2. Sebagian besar DM terjadi pada usia pertengahan sampai 50 tahunan apabila tidak melakukan gaya hidup sehat (Anonim, 2005a).

4. Perawatan pasien DM

  Perawatan utama diabetes dimaksudkan untuk mencapai kadar glukosa darah normal dan stabil. Hal ini dapat dicapai apabila pasien membatasi segala makanan yang digoreng, buah-buahan, kentang, dan terutama hasil olahan

  

meningkatkan kadar glukosa darah (Anonim, 2005a). Pasien sebaiknya makan

dengan porsi sedikit tetapi sering, mengkonsumsi daging yang aman seperti ikan

dan ayam, mengkonsumsi sayuran-sayuran seperti brokoli, asparagus, dan rutin

melakukan olahraga. Faktanya, 9 dari 10 kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah jika

seseorang mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara rutin,

berhenti merokok, dan melakukan pola hidup sehat yang lain (Anonim, 2005a).

  Terapi medis tidak tepat jika hanya ditujukan untuk mengontrol glukosa

darah. Obat-obatan yang digunakan diharapkan dapat mencegah krisis diabetes

yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Proses penyakit mendasar, yang diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah

yang tersimpan di dalam tubuh pasien, seringkali diabaikan oleh para tenaga

kesehatan. Apabila seorang penderita diabetes terlambat untuk memeriksakan dan

merawat kondisinya maka sesegera mungkin orang tersebut dapat mengalami

ulkus. Oleh karena itu, kontrol glukosa darah dan perawatan yang baik perlu

dilakukan oleh penderita DM (Anonim, 2005a).

B. Ulkus

1. Definisi dan epidemiologi

  Ulkus DM adalah adanya tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam

berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah yang diakibatkan oleh

DM pada tungkai bawah pasien DM. Masalah yang timbul pada kaki penderita

diabetes ini diakibatkan oleh gangguan atau kerusakan pada saraf, gangguan atau

  

terjadi di telapak kaki kira-kira 15% pasien DM (Anonim, 2006b). Ulkus atau foot

ulcer ini merupakan kerusakan atau perubahan yang terjadi di kulit. Jika hal ini

terjadi, bakteri mudah masuk melalui kaki kemudian akan tumbuh, menyebar, dan

dapat menyebabkan infeksi. Semakin lama ulkus tetap terbuka dan tidak dirawat

maka semakin besar risiko terkena infeksi (Kalla, 2006). Patogenesis ulkus DM

disajikan dalam bagan berikut.

  

Pasien DM

Hiperglikemia

  

Abnormalitas trombosit (reaktivitas bertambah)

Tingginya agregasi sel darah merah

  

Sirkulasi darah menjadi lambat terutama pada tungkai bawah (kaki)

Mempermudah terbentuknya trombus pada dinding arteri

  

Gangguan sirkulasi darah

Mengurangi pasokan oksigen pada serabut saraf

  

Degenerasi serabut saraf

Neuropati

  

Jika ada luka sekecil apapun dapat timbul ulkus

Dapat berkembang menjadi nekrosis atau ganggren

  

Jika sulit diatasi diperlukan tindakan amputasi

Gambar 1. Bagan patogenesis ulkus DM (Misnadiarly, 2001)

  Lima puluh persen kasus ulkus atau ganggren diabetes akan mengalami

  

anaerob karena organ yang terinfeksi kekurangan pasokan oksigen akibat

berkurangnya aliran darah. Bakteri anaerob mempunyai peran sangat besar untuk

menimbulkan infeksi dan ganggren karena bekerja secara sinergis dalam

pembentukan gas kemudian menjadi gas ganggren (Misnadiarly, 2001).