MENGGALI MAKNA KHATAMAN AL-QUR‟AN DI PONDOK PESANTREN GIRI KESUMO DEMAK (STUDI LIVING QUR‟AN) SKRIPSI

  MENGGALI MAKNA KHATAMAN AL- QUR‟AN DI PONDOK

PESANTREN GIRI KESUMO DEMAK

  (STUDI LIVING QUR‟AN)

SKRIPSI

  Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

  Oleh: Samsul Arifin

  Nim: 215-14-023

  JURUSAN

  ILMU AL QUR‟AN DAN TAFSIR (IAT)

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Samsul Arifin NIM : 215-14-023 Fakultas : Ushuludin, Adab dan Humaniora.

  Pogram Studi : S1 Ilmu al- Qur‟an danTafsir

  Menyatakan bahwa penelitian yang kami tulis ini benar-benar hasil karya ilmiah sendiri, bukan jiplakan (plagiat) dari karya orang lain, Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam penelitian ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 04 April 2018 Yang menyatakan, Samsul Arifin NIM. 215-14-023

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  • “SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH MEREKA YANG BISA

  MEMBERI MANFAAT UNTUK ORANG LAIN” (Al-Hadist)

  “ANALISA KEBUDAYAAN BUKANLAH SATU ILMU

EKSPERIMENTAL YANG MENCARI SEBUAH HUKUM, TAPI

  ADALAH SATU PENAFSIRAN YANG MENCARI MAKNA” (Clifford Geertz)

  • *****

    Skripsi ini ku pesembahkan untuk bapak dan ibuku yang selalu berjuang untukku,

  Saudara – saudaraku yang selalu mendukungku, Teman-teman senasib seperjuangan yang setiap saat berbagi semangat dan kebahagiaan

  Dan almamaterku

IAIN SALATIGA

  • *****

  K ATA PENGANTAR

  

ييولبعلا ةس لله ذوحلا

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Menggali Makna Khataman al-Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo (Studi Li

  ving Qur‟an) .” yang disusun guna melengkapi syarat-syarat penyelesaian

  strata 1 Pada Program Studi Ilmu al- Qur‟an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam- dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1.

  Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Jajaran Dekanat fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Bapak Dr.

  Benny Ridwan, M.Hum., Bapak Dr. M. Gufron, M.Ag., Bapak Dr. H.Sidqon Maesur, Lc., M.A., dan Bapak Dr. Mubasirun, M.Ag., yang telah memberi dorongan dan motivasi.

  3. Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir (IAT), yang selalu memberi ilmu, motifasi, arahan, saran dan dorongan selama masa studi.

  4. Dr. Adang Kuswaya selaku dosen Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir yang telah memberi arahan, bimbingan serta motifasi kepada penulis selama mengikuti studi.

  5. Dr. Agus Ahmad Su‟aidi, L.c., M. A., Selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan, dorongan, semangat, dan inspirasi sejak awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini di tengah kesibukanya.

  6. Para dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang telah memfasilitasi dan memperlancar proses pendidikan.

  7. Orang tua, Bapak Rondi dan Ibu Sugiati yang selalu mendoakan dan mensuport dalam segala hal yang penulis lakukan. Kakak - kakak dan adek

  • – adeku, semoga kesuksesan selalu Allah berikan kepada kita, untuk senantisa berbakti kepada orang tua.

  8. KH. Nasihun dan Ibuk Lishoh selaku pengasu pondok pesantren as- Syafi‟iyah Salatiga. atas bimbingan dan nasihat-nasihat beliau.

  9. Kepada Pak Nilam dan Latif yang telah membantu dan memotifasi penulis dari awal sampai akhir.

  10. Keluarga IAT 2014, yang menjadi patner akademis dan teman diskusi, bunda Bicha, Latif, Da‟i, Sayfun, Neni Nenok, Fatimah, Novita, Laila, Trisna, Yusuf, Ochim, Abror, Fissabil, dek Anis, Wahyu, Amin dan semua teman-teman IAT yang belum bisa penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas motifasi dan dukungannya, tak lupa saya mohon maaf dengan setulus hati atas khilaf saya telah mendholimi diantara kalian semua, semoga Allah SWT memberikan yang terbaik bagi kita masing- masing.

11. Kepada teman-temanku Lu‟luil Mahnun, Latif, Da‟i, Inay, Bunda Bicha,

  Abror, Ocim, Neny, sayfun, Bunda Triyana, Ulik, Rima, Aryana, Leni, mas Sofi dan kepada teman-teman KKN posko 34 Sudimoro Fauzi, Andika, Riska, Tifa, Wahyuni, Zaki, Evi dan Laili terimakasih atas dukungan kalian, teruslah berjuang loyalitas tanpa batas.

  12. Serta kepada semua pihak yang barangkali belum tersebutkan, kami ucapkan terima kasih atas segala kontribusi, baik secara pikiran, waktu, motivasi, saran, materi, dukungan, serta doa. Akhirnya, kami menyadari bahwa, apa yang penulis kerjakan ini, bukanlah suatu hal yang sempurna dan tidak menuai kritik. Justru berbagai masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, adalah nutrisi bagi kami dalam rangka mendekatkan diri pada kesempurnaan, walaupun hal itu bersifat mustahil. Selamat membaca.

  Salatiga, 20 Maret 2018

  

ABSTRAK

  Arifin, Samsul. 2018. Menggali Makna Khataman al-

  Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo (Studi Living Qur‟an). Dr. Agus Ahmad Su‟aidi Lc, M.A. Keyword: Khataman, living Qur‟an, metode verstehen.

  Penelitian skripsi ini membahas tentang fenomena sosial living Qur‟an, yaitu khataman al-

  Qur‟an di pondok pesantren Giri Kesumo yang dilahirkan dari praktik- praktik komunal yang menunjukan resepsi masyarakat atau kelompok tertentu terhadapa al-

  Qur‟an. Dalam hal ini adalah pondok pesantren Giri Kesumo yang berada di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Kegiatan ini terbuka untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Adapun surat yang dibacakan dalam prosesi khataman al-

  Qur‟an yaitu dari surat ad-D uha hingga surat an-Nas, yang dibacakan oleh para khufadz. Fokus pembahasan dari penelitian skripsi ini, adalah terkait bagaimana praktik khataman al-

  Qur‟an dan bagaimana penulis dan partisipan memaknai praktik khataman al- Qur‟an di pondok pesantren Giri Kesumo, berdasarkan metode verstehen

  Max Weber, baik itu makna ekspresif maupun makna dokumenter. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dalam proses pengumpulan data peneliti mengunakan empat metode yaitu metode verstehen, observasi, interview dan dokumentasi. Mengenai analisa yang digunakan dalam skripsi ini penulis mengunakan metode vertehen, yaitu upaya memahami secara kejiwaan kelakuan orang lain serta karya cipta yakni upaya interpretatif untuk memberikan makna sesuatu yang dianggap pada hakikatnya bersifat fakta obyektif.

  Hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu menunjukan bahwa praktik khataman al- Qur‟an di pondok pesantren Giri Kesumo dilaksanakan rutin setiap satu minggu sekali yaitu setiap malam jum‟at. Dalam prosesinya diawali dengan tawasul, khataman al-Quran, doa khataman al-Quran, rotibul athos, maulid ad-

  dziba‟iy, mahalul qiyam , doa maulid ad- dziba‟iy, tausiah dan diahiri dengan doa penutup.

  Adapun makna yang diperoleh dari kegiatan khataman al- Qur‟an yaitu makna ekspresif dan makna dokumenter, makna ekspresif diataranya adalah ketenangan batin dan kenyamanan, mudah dalam berfikir dan memahami pelajaran, usaha batin dalam meraih sebuah cita-cita, sebagi kegiatan positif bagi kaum muda, suatu keberkahan tersendiri bagi para pedagang dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan makna dokumenternya adalah secara tidak sadar menghasilkan suatu kebudayaan dan mengambarkan persatuan dan kesatuan umat Muslim.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................................

  i HALAMAN KEASLIAN TULISAN........................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................... iii

  

HALAMANPENGESAHAN..................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................... v

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI.........................................................

  vii KATA PENGANTAR................................................................................................ ix ABSTRAK................................................................................................................... xi DAFTAR ISI............................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1 A. Latar Belakang……………………………………………….......................... 2 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 7 C. Tujuan………………………………………………………………………... 7 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………… 7 E. Penegasan Istilah……………………………………………………………... 8 F. Tinjauan Pustaka………………………………………................................... 9 G. Metodologi Penelitian………………………………………………………... 12 H. Sistematika …………………………………………………………………... 18 BAB II KERANGKA TEORI……………………………………………………….. 21 A. Pengertian Living Qur‟an…………………………………………………….. 21 B. Living Qur‟an dalam Lintasan Sejarah………………………………............. 22 C. Living Qur‟an dan Hadis Sebagai Bagian lived Texts, lived Islam…………… 24 D. Variasi Respon Umat Islam terhadap al-Qur‟an……………………………... 27 E. Living Qur‟an sebagai Religious Research………………………………………. 33

  BAB III SELAYANG PANDANG PONDOK PESANTREN GIRI KESUMO DEMAK DAN PELAKSANAAN KHATAMAN………………………………….

  44 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak………………….. 44 1.

  Letak Geografi dan Demografi.……………………………...................... 45 2. Sarana dan Prasarana………………………………………....................... 45 3. Sejarah Beririnya Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak………………. 45 4. Visi dan Misi………………………………………................................... 54 5. tujuan………………………………………............................................... 54 6. Struktur Organisasi……………………………………….......................... 55 7. Kondisi Pondok Pesantren………………………………………............. 59 a.

  Ustadz dan Ustadzah………………………………………................ 59 b. santri……………………………………….......................................... 59 c. Kondisi Perekonomian……………………………………….............. 61 d.

  Kondisi Sosial Budaya Masyarakat………………………………...... 61 e. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Giri Kesumo………............ 62 f. Materi Kegiatan dan Progam Pondok………………………………..

  63 B. Pelaksanaan Khataman………………………………………......................... 64 1.

  Sejarah Khataman al-Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak…………………………………………………………………….

  64 2. Pengertian Khataman……………………………...................................... 65 3. Praktik Khataman…………………………………………………............ 67 a.

  Waktu dan Tempat……………………………………….................... 67 b.

  Partisipan………………………………………................................... 67 c. Prosesi Khataman………………………………………...................... 68

  1) Tawasul ………………………………………............................. 68

  2) Khataman al-Qur‟an………………………………………........... 77

  3) Doa Khataman al-Qur‟an…………………………………........... 71

  4) Rotibul Athos………………………………………...................... 71

  5) Maulid ad-Dziba‟iy………………………………………............ 74

  6) Mahalul Qiyam………………………………………................... 74

  7) Doa Maulid ad-Dziba‟iy…………………………………............. 76

  8) Tausiyah oleh KH. Munif Zuhri…………………………............. 76

  9) Doa ……………………………………….................................... 77 d.

  Propert atau Alat yang digunakan……………………………...........

  78 e. Motifasi Pelaksanaan Khataman……………………………….......... 79

  BAB IV ANALISIS MAKNA TERHADAP KHATAMAN AL- QUR‟AN BERDASARKAN METODE VERSTEHEN MAX WEBER ………………............

  80 A. Makna Khataman al-Qur‟an…………………………………………….......... 80 1.

  Makna Ekspresif…………………………………………………............. 81 2. Makna Dokumenter………………………………………………............ 86

  BAB V PENUTUP……………………………………………………………........... 88 A. Kesimpulan………………………………………………………................... 88 B. Saran………………………………………………………………….............. 89 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………........... 96

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur'an adalah kitab suci Allah SWT yang terahir diturunkan, sebagai

  petunjuk dan pemberi pelajaran bagi manusia sekaligus pembeda dari yang haq maupun yang bathil. Ayat-ayatnya merupakkan jaminan hidayah bagi manusia dalam segala urusan dan setiap keadaan serta jaminan bagi mereka untuk memperoleh cita- cita tertingi dan kebahagiaan terbesar di dunia dan akhirat. Barang siapa mengamalkannya, mendapatkan pahala, dan barang siapa menyeru orang lain kepadanya, mendapatkan petunjukkejalan yang lurus. Rasulullah saw bersabda " Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al-

  Qur‟an) dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan

  1

  mengamalkan al- Qur‟an”. (HR. Muslim).

  Kajian terhadap al- Qur‟an, dapat menghasilkan pemahaman yang beragam sesuai kemampuan masing-masing. Pemahaman tersebut pada akhirnya akan melahirkan perilaku yang beragam pula. Berdasarkan catatan sejarah, perilaku atau praktik memfungsikan al-Q ur‟an dalam kehidupan praktis diluar kondisi tekstualnya telah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana dijelaskan M.

  Mansur bahwa Nabi SAW. pernah melakukan praktik seperti ini, yaitu ketika surat

1 Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim juz 1, (Lebanon, Beirut: Darul Fikri,1993), hlm 360.

  

al-fatihah dipakai sebagai media penyembuhan penyakit dengan cara ruqyah, atau

  2 ketika surat al-Muawadatain dibaca untuk menolak sihir.

  Untuk mendapatkan pemaknaan al-Qur ‟an terhadap makna hidup mereka, orang-orang terus ingin mencoba berinteraksi dengan al-

  Qur‟an tidak melalui pendekatan teks saja. Akan tetapi, perilaku orang tersebut dalam berinteraksi dengan al-

  Qur‟an, pada akhirnya akan memunculkan mode of conduct(pola perilaku). Pola perilaku ini didasarkan pada asumsi-asumsi orang tersebut terhadap objek yang dihadapi, yakni al-

  Qur‟an. Asumsi-asumsi inilah yang kemudian membentuk mode of

  trought (pola berfikir). Al-

  Qur‟an secara teologi diyakini sebagai kitab yang sangat istimewa dimata penganutnya. Hingga keragaman bentuk interaksi yang ada antara al-

  Qur‟an dan penganutnya adalah juga termasuk sebab keistimewaan selain

  

3

pemaknaan yang lahir dari teks itu sendiri.

  Living Qur‟an dalam penelitian agama merupakan suatu gejala sosial yang

  disemangati oleh al- Qur‟an. LivingQur‟an dimaksudkan sebagai suatu studi di mana individu atau sekelompok orang memahami al-

  Qur‟an (penafsiran). Living Qur‟an adalah tentang bagaimana al- Qur‟an itu disikapi dan direspon masyarakat muslim.

  Oleh karena itu maksud yang dikandung bisa sama, tetapi ekspresi dan ekspektasi

  2 Sahiron Syamsudin, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH-Pres Teras,2007),hlm.3 3 Ahmad Anwar, skripsi “Pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam prosesi Mujahadah di Pondok Pesantrenal-lukmaniyah Umbulharjo Yogyakarta . terhadap al- Qur‟an antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, begitu juga

  4 antar golongan, antar etnis, dan antar budaya.

  Salah satu fenomena sosial

  living Qur‟an yang terjadi dalam masyarakat Islam

  yang menjadi pembicaraan dalam penelitian ini terdapat di pondok pesantren Giri kesumoDemak. Pondok pesantren Giri Kesumo merupakan pondok yang melestarikan tradisi khataman al-

  Qur‟an, yang dilaksanakan secara rutin setiap seminggu sekali.

  Khataman al- Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak dilakukan setiap hari Jumat setelah sholat isya‟. Penyelengaraanya adalah para khufadz dengan membaca surat ad-Duha hingga surat an-Nas kemudian dilanjutkan pembacaan ad-

  

Dziba‟iy. Prosesinya memakan waktu kurang lebih empat jam. Prosesinya sebelum

  pelaksanaan khataman diawali terlebih dahulu dengan bertawasul kepada nabi Muhammad, kepada para sahabat dan para ulama. Setelah itu pembacaan ad-

  

Dziba‟iy, kemudian dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh pengasuh

pondok dan diahiri dengan pembacaan doa.

  Tradisi memang sudah melekat pada setiap individu maupun kelompok. Setiap individu maupun kelompok mempunyai tradisi yang mungin berbeda dari kelompok yang lain. Dapat kita lihat setiap malam Jumat di Pondok PesantrenGiri Kesumo Demak melaksanakan tradisi khataman al-

  Qur‟an sedangkan pondok pesantren yang lain melakukan yang berbeda, misalnya pondok pesantren Darusshalihin Demak 4 Muhammad yusuf, “pendekatan sosiologi dalam living qur‟an” dalam shahiron syamsuddin(ed), metodologi penelitian al- qur‟an (Yogyakarta, teras, 2007), hlm 49-50.

  setiap pagi setelah sholat subuh melaksanakan mujahadah. Pondok pesantren al-Itqon Semarang melaksanakan kajian kitab tafsir setiap minggu pagi setelah solat subuh dan Pondok Pesantren Miftahul Huda Demak melaksanakan pembacaan ad-

  Dziba‟iy

  setap malam Jumat. Semua itu berbeda pada kelompok atau komunitas satu dengan yang lain disebabkan karena maksud dan tujuan.

  Pelaksanaan khataman al- Qur‟an di pondok pesantren Giri Kesumo menjadi ciri khas tertentu dan berbeda di pondok pesantren lain. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap khataman al-

  Qur‟an di Pondok PesantrenGiri Kesumo Demak. oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui pemaknaan dari khataman al-

  Qur‟an serta memaparkan bagaimana prosesi khataman al- Qur‟an berlangsung.

  Dalam penelitian ini, untuk mengungkap pemaknaan khataman al- Qur‟an, serta bagaimana prosesi khataman berlangsung, maka peneliti mengunakan kajian living

  

Qur‟an. Living Qur‟an merupakan kajian atau penelitian tentang berbagai peristiwa

  sosial dan terkait dengan kehadiran keberadaan al- Qur‟an di komunitas muslim

  5

  tertentu. Selain itu pula

  living Qur‟anadalah salah satu kajian yang menangkap

  berbagai pemakanaan atau resepsi masyarakat terhadap al- Qur‟an. Fenomena yang hidup di tengah masyarakat muslim terkait dengan al-

  Qur‟an sebagai objek studi

  

6

  itulah yang dijadikan model living Qur‟an.

  5 Sahiron Syamsuddin, Metodologi penelitian Qur‟an dan Hadis ( Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm.8 6 Sahiron Syamsuddin,

  Metodologi penelitian Qur‟an dan Hadis ( Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm.7 Selanjutnya yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti khataman al- Qur‟an di Pondok PesantrenGiri Kesumo Demak adalah jumlah pesertanya yang relatif banyak yaitu mencapai ribuan orang. Peserta yang banyak tersebut datang dari berbagai daerah dan berbagai lapisan masyarakat. Masyarakat yang berasal dari sekitar pondok bisa datang dengan berjalan kaki. Bagi peserta yang dari jauh biasanya datang dengan sepeda ontel, sepeda motor, mobil dan bus. Banyak dari mereka yang datang dari jauh karena berasal dari daerah luar kota misalnya saja dari daerah kota Semarang, kab Semarang dan kab Purwodadi. Mereka tentunya tidak bisa di tampung dalam aula sebagai tempat khataman tersebut. Kebanyakan peserta berada didalam masjid dan sekitar masjid dan di depan rumah warga dengan beralas seadanya yang mereka bawa dari rumahnya masing-masing.

  Jamaah mulai datang se telah sholat Isya‟ usai, bahkan ada yang datang sebelum sholat Isya‟ dan berjamaah dimasjid dengan tujuan memperoleh tempat didalam masjid. Peserta mulai padat pada pukul 19.30, peserta terus berdatangan sapai pukul 21.00, begitu juga ada yang datang terlambat hingga pengajian hampir selesai.

  Namun demikian ternyata peserta yang datang ke pengajian tidak semuanya berniat untuk mendengarkan khataman akan tetapi ada juga yang tujuanya sekedar mendengarkan tausiyah dari sang kyai. Ada lagi yang tujuanya untuk berdagang. Biasanya barang yang dijual adalah kitab, buku, lauk pauk, jajanan, minyak wangi, pakaian dan lain-lain. Ada juga yang datang ke acara khatama al-

  Qur‟an untuk menjaga tempat parkir. Dari jumlah yang sebanyak itu dan dengan tujuan yang berbeda-beda tentunya mereka mempunyai persepsi dan penghayatan serta pemaknaan yang berbeda-beda terkadap khataman al-

  Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak. Dengan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti fenomena besar tersebut.

  B.

  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan agar penelitian ini dapat terarah,maka dibawah ini akan disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik khataman al-Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo

  Demak ? 2. Apa pemaknaan tradisi khataman al-Qur‟an dengan membaca surat ad-Duha sampai surat an-Nas di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak ?

  C.

  Tujuan

  1. Untuk mengetahui praktik khataman al- Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak.

  2. Untuk mengetahui pemaknaan tradisi khataman al-Quran dengan membaca surat ad-Duha sampai surat an-Nas di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak.

  D.

  Manfaat Penelitian 1.

  Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang

  living Qur‟an.

2. Kegunaan praktis

  Diharapkan menambah wawasan khususnya bagi penyusun dan para pembaca dan pada umumnya menjadi masukan dan acuan bagi para mufasir.

  E.

  Penegasan Istilah Untuk memudahkan pembahasan mengenai judul penelitian ini. Terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah yang terkandung dalam judul tersebut.

  1. Khataman : kha-tam, tamat; tamat; selesai; habis: al- Qur‟an telah dibaca sampai. Menghatamkan menamatkan; menyelesaikan (tt bacaan, mengaji). Kha-tam-an upacara selesai menamatkan al-

  Qur‟an: para santri diundang pada waktu khataman anaknya.

  2. : Pesantren/ asrama/ asrama tempat santri atau tempat Pesantren murid-murid belajar mengaji disebut; pondok.

  3. : Fenomena yang hidup di tengah masyarakat muslim Living Qur‟an

  terkait dengan al- Qur‟an sebagai objek studi, sedangkan menurut Sahiron

  Syamsuddinmenyatakan, teks al- Qur‟an yang hidup dalam masyarakat itulah yang disebutl

  iving Qur‟an, sedangkan manifestasi teks yang berupa

  pemaknaan al- Qur‟an disebut dengan living Tafsir, Adapun yang dimaksud dengan teks al-

  Qur‟an yang hidup ialah pergumulan teks al- Qur‟an dalam ranah realitas yang mendapat respons dari masyarakat dari hasil pemaknaan dan penafsiran.

  F.

  Tinjauan Pustaka Penelitian maupun karya tulis yang berkaitan dengan kajian

  living Qur‟an

  sejauh pengamatan penulis masih belum banyak dilakukan. Namun baru-baru ini mulai bermunculan dalam kalangan akademisi melakukan penelitian lapangan terkait dengan respon masyarakat terhadap al-

  Qur‟an (dan hadist) dalam praktik kehidupan di masyarakat tertentu.

  Di antara karya atau buku yang telah mengkaji fenomena dan resepsi masyarakat terhadap kehadiran al- Qur‟an dalam praktik kehidupan adalah Skripsi yang ditulis oleh Vitri Nurawalin dengan judul “Pembacaan al-Qur‟an dalam tradisi

  

Mujahadah Sabihah Jum‟ah ( Studi Living Qur‟an di pondok pesantren Sunan

Pandanaran Sleman Yogyakarta. Dalam skripsi tersebut dijelaskan mengenai sejarah

  praktik mujahadah Sabihah Jumu‟ah, dan dijelaskan Mujahadah tersebut memiliki perbedaan antara komplek satu dengan kompleks lainya. Dalam penelitian ini mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan penyajian data dengan perspektif emic, yaitu data dipaparkan dalam bentuk diskripsi menurut data dan cara pandang subyek penelitian. Metode analisa data dalam penelitian ini mengunakan tiga metode yaitureduksi, display dan verifikasiteori sosial yang digunakan yaitu mengunakan

  

7

teorinya Max Weber dan Karl Mennheim.

  Skripsi yang ditulis oleh Latif Nurkholifah, yang berjudul

  Tradisi Sima‟an

Jumat legi (studi living Qur‟an) Pondok Pesantren Ali Ma‟sum Krapyak Yogyakarta(

menurut teori fungsionalisme Emile Durkheim) . Jurusan Ilmu al-

  Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Di dalam penelitian ini penyusun ingin mengungkap prosesi sima‟an Jumat Legi Pondok Pesantren Ali Ma‟sum Krapayak Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitati. Dalam rangka mengumpulkan data peneliti mengunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. E fektifitas tradisi sima‟an Jumat Legi di Pondok Pesantren Ali Ma‟sum Krapayak Yogyakarta dapat diketahui dengan observasi kegiatan antara santri dan para jamaah sima‟an Jumat Legi bagai mana cara mereka

  8

  melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dalam prosesi s ima‟an pada Jumat Legi.

  Selanjutnya Skripsi yang ditulis olehAlifiya Fairuziyahyang berjudul al-

  Qur‟an

dan Seni Kaligrafi Perspektif Robert Nasrullah(Studi Living Qur ‟an tokoh seniman

kaligrafi Yogyakarta) Jurusan Ilmu al-

  Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. penelitian ini mengambil fokus pada salah satu seniman kaligrafi lukis Yogyakarta. Seniman disini adalah pengiat seni, khususnya 7 Vitri Nurawalin , “Pembacaan al-Qur‟an dalam tradisi Mujahadah Sabihah Jum‟ah ( Studi

  Living Qur‟an di pondok pesantren Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta)” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Yogyakarta 2014. 8 Latif Nurkholifah , Tradisi Sima‟an Jumat legi (studi living Qur‟an) Pondok Pesantren Ali Ma‟sum Krapyak Yogyakarta( menurut teori fungsionalisme Emile Durkheim) Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Yogyakarta 2016.

  dibidang seni kaligrafi lukis yang juga menyandang predikat hafidz. Maka tidak heran jika dalam berkarya seniman tidak meninggalkan ayat-ayat al- Qur‟an sebagai materi karya seni. Berangkat dari hal inilah perlu untuk mengetahui al-

  Qur‟an dan seni kaligrafi dalam perspektif seniman, lalu bagaimana al- Qur‟an mampu menjadi kekeuatan tersendiri dalam perilaku kehidupan seniman dan karya-karyanya.

  Penelitian ini mengunakan metode indeph-interview dan wawancara secara mendalam dengan mengunakan aestetic reception resepsi seorang seniman terhadap teks keagamaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), selanjutnya diolah dan dianalisis mengunakan teori resepsi estetis diakronik.

  Kemudian skripsi yang ditulis oleh Imam Nasichin dengan judul Tradisi Mitoni

  

Di Kelurahan Noyontaansari Pekalongan (Studi Living Qur‟an). Jurusan/Program

  Studi: Ushuludin dan Dakwah/S1 Tafsir Hadits Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan.Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan tradisi

  

mitoni di Kelurahan Noyontaansari Pekalongan dengan alasan bahwa masyarakat

  Kelurahan Noyontaansari Pekalongan percaya bahwa pasangan yang melakukan tradisi mitoni akan terhindar dari kesialan, bahaya kehamilan, calon bayi selamat, dan lain sebagainya dengan tujuan keselamatan. Namun sebaliknya jika pasangan yang tidak melakukan tradisi mitoni maka akan beranggapan terkena kesialan, calon bayi tidak selamat, dan hal-hal buruk lainnya. Sehingga mayoritas ibu hamil di Kelurahan Noyontaansari Pekalongan pasti akan melakukan tradisi mitoni atau yang lebih dikenal dengan “tingkeban”.Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field

  

research ). Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

  Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, wawancara dan

  9 dokumentasi. Data peneliti analisis menggunakan deskriptif kualitatif.

  Dari telaah yang telah di uraikan, penulis belum menemukan pembahasan mengenai Khataman al- Qur‟an berdasarkan metode Verstehen dari Max Weber. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti kajian Living Qur‟an di atas.

  G.

  Metode Penelitian Metode adalah cara yang telah diatur dalam berpikir baik-baik untuk mencapai

  10

  sesuatu maksut dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya. salah satu penggunaanya adalah dalam menyusun sebuah penelitian. Agar metode yang digunakan dalam penelitian ini menjadi tepat guna, maka peneliti akan menguraikan hal-hal yang terkaitdengan metodologi penelitianini. Di antaranya adalah:

1. Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini peneliti mengunakan pendekatan kualitatif diskriptif, yang artinya penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji dan meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa adanya manipulasi didalamya dan

  9 Imam Nasichin. Tradisi Mitoni Di Kelurahan Noyontaansari Pekalongan (Studi Living

Qur‟an). Jurusan/Program Studi: Ushuludin dan Dakwah/S1 Tafsir Hadits Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. 2016. 10 Suharso dan Ana Retnoningsih, kamus besar bahasa Indonesia edisi lux (Semarang: Widya Karya, 2009) hlm 321. tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode alamiah ketika hasil

  11 penelitian yang berdasarkan fenomena yang diamati.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengumpul data di lapangan dengan mengunakan alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangann. Peneliti yang dijadikan alat pengumpul data adalah dokumen- dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, serta kamera dan alat perekam.

  Oleh karena itu kahadiran peneliti di lokasi penelitian sangat menujang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang

  12 mutlak.

  3. Metode Pengumpulan Data Karena jenis penelitian kualitatif (studi kasus), maka dalam mengumpulkan data penelitian akan mengunakan metode verstehen, observasi (pengamatan mendalam), interview (wawancara) dan dokumentasi.

  11 Andi Prastowo, Metodologi Penelitian dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Yogyakarta, ar-Ruzz Media: 2012) hlm.24. 12 Dwi Maryawati, Skripsi den gan judul Mabda‟ ar-Ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan ditinjau dari Hukum Islam. (Salatiga: 2017), hlm. 14. a.

  Metode Verstehen Metode verstehenatau pemahaman merupakan sebuah pendekatan unik terhadap moral atau ilmu-ilmu budaya, yang lebih berurusan dengan manusia ketimbang dengan binatang atau kehidupan non

  13

  hayati. Verstehen dapat ditafsirkan sebagai arahan kepada kita untuk tidak pernah mengabaikan tujuan-tujuan atau sadar akan tujuan akhir dalam pikiran aktor, tidak pernah gagal untuk mengetahui bagaimana dia sendiri “mendefinisikan sesuatu”, dan untuk memperlakukan tujuan- tujuan dan penilaian-penilaianya sebagai relevan sebab akibat, atau

  14

  baik sebagai “variabel-variabel” kunci, dalam menjelaskan tindakanya. para pendukung atau para pengkritik verstehen sering melihatnya sebagai sebuah metode khusus untuk memperoleh pengetahuan yang khas bagi

  15

  disiplin-disiplin manusia. sedangkan menurut Dilthey, verstehen adalah upaya memahami secara kejiwaan, kelakuan orang lain serta karya ciptanya, yakni upaya interpretative untuk memberika makna kepada

  16 sesuatu yang dianggap pada hakikatnya bersifat “fakta obyektif”.

  13 14 Max Weber. Sosiologi.(,Yogyakarta: Pustaka pelajar Offiset, 2009).Hlm 66.

  Dennis Wrong. Max Weber Sebuah Khasanah, (Yogyakarta: Ikon Teralintera, 2003). Hlm 28-29. 15 Dennis Wrong, Max Weber Sebuah Khasanah 16 …,Hlm.27.

  Imam SuprayogodanTobroni. MetodologiPenelitianSosial Agama (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2003)Cet. II, Hlm. 63. b.

  Observasi (Pengamatan) Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagamaan terutama sekali penelitian kualitatif. Ia merupakan metode pengumpulan data yang alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmiahan tetapi juga dalam juga dalam berbagai aktifitas kehidupan.

  Arti umum observasi adalah pengamatan, penglihatan. Secara khusus adalah mengamati dan mendengar dalam rangaka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan selama beberapa waktu tampa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analaisis.

  Gunanya, menurut Black dan Champion: 1)

  Untuk mengamati fenomena sosial keagamaan sebagai peristiwa aktual yang memungkinkan peneliti memandang fenomena tersebut sebagi proses. 2)

  Untuk menyajikan kembali gambaran dari fenomena sosial keagamaan dalam laporan penelitian dan penyajian.

  3) Untuk melakukan ekplorasi atau socialsettingdimana fenomena itu

  17 17 terjadi.

  Muhamad Yusuf.

  Metodologi Penelitian Qur‟an dan Hadis.(Yogyakarta:Teras, 2007). hlm 57. Tujuan dari observasi ini mengadakan pengamatan pada pelaksanaan khataman al- Qur‟an di pondok pesantren Giri Kesumo Demak.

  c.

  Interview (Wawancara) Interviw merupakan cara mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada informan (subyek penelitian). Interview pada penelitian kali ini ditujukan kepada informan yang mengikuti kegiatan khataman secara langsung maupun yang diasumsikan mengetahiu seluk beluk dilaksanakanya tradisi tersebut.

  Adapun wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara etnografi dan wawancara terstruktur. Artinya wawancara etnografi bahwa wawancara ini dilakukan dengan cara percakapan atau obrolan biasa selayaknya persahabatan biasa, sehingga informan tidak menyadari, bahwa peneliti sedang mengali data atau informasi, hal tersebut sangatlah penting guna apa orang yang pikirkan dan rasakan mengenai praktik

  18

  khataman tersebut. yang menjadi informan pada wawancara tersebut adalah para santri, jamaah khataman, pedagang dan tukang parkir.

  Sedangkan wawancara terstruktur merupakan wawancara dengan mengunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapakan guna

18 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Sosial Lainya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 181.

  19

  ditanyakan kepada informan secara langsung. pada wawancara ini yang menjadi informan adalah pengasuh, pengurus, imam dan sebagian santi.

  d.

  Dokumentasi Pada tahap ini, peneliti akan mengambil gambar-gambar yang ada keterkaitanya dengan pelaksanaan khataman. Hal tersebut menjadi penting sebab sebagai penunjang dan penyempurna data-data yang diperoleh dari interview maupun observasi.

  4. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dalam skripsi ini adalah pondok pesantren Giri Kesumo yang terletak di desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

  Sedangkan waktu penelitian lapangan untuk skripsi dimulai bulan November sampai bulan Januari.

  5. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian sekaligus sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah pengasuh pondokpesantren, imam, pengurus, para santri, jamaah khataman, para pedagang dan tukang parkir. Itu semua merupakan orang-orang yang akan diwawancarai secara langsung guna memperoleh data dan informasi yang lebih detail. Sedangkan yang akan menjadi objek penelitian adalah Khataman al- Qur‟an di Pondok Pesantren Giri Kesumo Demak.

19 Muhamad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif, (Yogyakarta; UII Press, 2007), hlm.137.

  6. Sumber Data Sumber data yang diambil adalah berupa data primer dan data sekunder.